Anda di halaman 1dari 8

Fitrawan Mufly Haskari – F3501202012

Tugas Terstruktur 2

1. Jelaskan spesies bisnis, ekosistem bisnis, dan bentuk interaksi di dalam ekosistem bisnis yang akan
anda konstruksikan ke dalam Digital Business Ecosystem.
- Spesies Bisnis
1. Petani Sawit sebagai penyuplai bahan baku
2. Industri Kimia sebagai penyuplai bahan pendukung
3. PPIC sebagai perencana proses produksi dan pengelolah persediaan
4. Manufaktur sebagai industri pengolahan biosolar
5. PT Pertamina sebagai penyedia ketersediaan biosolar
6. Pertashop sebagai penyalur untuk distribusi penjualan biosolar
7. Litbang/Developer sebagai peneliti untuk riset dan pengembangan produk biosolar
8. Petani/Produsen Minyak Atsiri sebagai pemasok ketersediaan bioaditif
9. Dinas ESDM dan Dinas Pertanian sebagai pembuat kebijakan atau regulasi mutu biosolar
10. Konsumen sebagai pengguna biosolar pada mesin diesel
- Bentuk Interaksi
1. Pengadaan Bahan Baku untuk ketersediaan bahan baku
2. Pengadaan Bahan Pendukung untuk ketersediaan bahan pendukung
3. Production Plan untuk membuat rencana produksi
4. Inventory untuk mengoelolah persediaan
5. Sistem Produksi untuk proses produksi
6. Perancangan Sensor untuk membuat sensor identifikasi mutu biosolar
7. Persiapan Biosolar untuk menyiapakan biosolar yang akan diidentifikasi mutunya
8. Pendeteksian Mutu 1 untuk mengidentifikasi kadar air dan partikel pada biosolar sebelum
penambahan bioaditif
9. Penambahan Bioaditif untuk meningkatkan mutu biosolar
10. Pendeteksian Mutu 2 untuk mengidentifikasi kadar air dan partikel pada biosolar setelah
penambahan bioaditif
11. Separasi untuk memisahkan kadar air dan partikel pada biosolar jika kadar air dan partikel
pada biosolar belum sesuai standarisasi setelah penambahan bioaditif
12. Pelabelan Biosolar untuk memberikan tanda label spesifikasi mutu biosolar
13. Distribusi Penjualan untuk penyaluran biosolar ke pengguna
14. Penggunaan Bosolar untuk penggunaan biosolar pada mesin diesel
- Ekosistem Bisnis
1. Supplier yang meliputi interaksi pengadaan bahan baku dan pengadaan bahan pendukung
2. Industri yang meliputi interaksi production plan, inventory, dan proses produksi
3. Quality Control yang meliputi interaksi perancangan sensor, persiapan biosolar, pendeteksian
mutu 1, penambahan bioaditif, pendeteksian mutu 2, dan separasi
4. Packaging yang meliputi interaksi pelabelan biosolar
5. Logistic yang meliputi interaksi distribusi penjualan
6. User yang meliputi interaksi penggunaan biosolar pada mesin diesel.
Secara garis besar, berikut ini merupakan diagram ekosistem bisnis dari proyek yang akan dikerjakan
dan dikontruksikan ke dalam digital business ecosystem.
Ekosistem Bisnis yang akan Dikontruksikan ke dalam Digital Business Ecosystem
2. Tentukan judul analisis dan sistem DBE yang menurut anda prospektif untuk dikerjakan selama satu
semester
Analisis dan Desain Sistem Standarisasi Kelayakan Mutu untuk Distribusi Penjualan Biosolar pada
Pertashop

Secara umum, berikut ini merupakan rancangan sistem yang akan dikerjakan selama satu semester

Start

Perancangan Sensor Pembacaan Sensor Tampilan di App Mobile

Persiapan Biosolar

Air < 500 mg/kg & Tidak


Pendeteksian Mutu Pengembalian Biosolar
Partikel < 5 mg/l

Ya

Penambahan Bioaditif

Air < 100 mg/kg & Tidak


Pendeteksian Mutu Partikel < 1 mg/l Separasi

Ya

Pelabelan Biosolar Scan QR Code Spesifikasi

Distribusi Penjualan

End
3. Tentukan latar belakang, tujuan, dan pengertian dari judul sistem yang anda ajukan.

Latar Belakang
Bahan bakar minyak (BBM) merupakan energi yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat
di dunia. Menurut Kementrian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tahun 2012, kapasitas kilang minyak
di Indonesia hanya mampu memenuhi 50% dari kebutuhannya, sisanya dipenuhi dengan subsidi impor.
Oleh karena itu, perlu adanya upaya mencari energi alternatif yang bersifat terbarukan (renewable).
Energi terbarukan yang dapat menggantikan BBM ialah biofuel. Biofuel adalah energi terbarukan
yang terbentuk dari materi hidup. Inpres No. 1 dan Perpres No. 5 Tahun 2006 mengartikan biofuel
sebagai bahan bakar nabati (BBN). Bahan bakar nabati atau biofuel adalah setiap bahan bakar baik
padatan, cairan ataupun gas yang dihasilkan dari bahan-bahan organik. Biofuel dapat dihasilkan secara
langsung dari tanaman atau secara tidak langsung dari limbah industri, komersial, domestik atau
pertanian. Biofuel terdiri dari bioetanol, biogas, dan biodiesel/biosolar.
Menurut Candra (2016) dari ketiga jenis biofuel tersebut, bidoesel/biosolar merupakan energi
terbarukan yang dapat menggantikan BBM. Biosolar merupakan bahan bakar nabati untuk aplikasi
mesin/motor diesel berupa ester metil asam lemak (fatty acid methyl ester/FAME) yang terbuat dari
minyak nabati atau lemak hewani melalui proses esterifikasi/transesterifikasi dan untuk saat ini, di
Indonesia bahan baku biosolar berasal dari Minyak Sawit (CPO). Selain dari CPO, tanaman lain yang
berpotensi untuk bahan baku biosolar diantaranya tanaman jarak, kemiri sunan, kemiri cina, nyamplung
dan lain-lain (EBTKE, 2019).
Biosolar dapat digunakan sebagai alternatif energi pengganti Bahan Bakar Minyak untuk jenis
diesel/solar. Biosolar bahkan dapat diaplikasikan dalam bentuk 100% (B100) atau campuran dengan
minyak solar pada tingkat konsentrasi tertentu seperti B30 artinya 30% biodiesel dan 70% diesel.
Program mandatori biodiesel sudah diimplementasikan sejak tahun 2008 dengan kadar campuran
biosolar sebesar 2,5%. Secara bertahap kadar biosolar meningkat hingga 7,5% pada tahun 2010. Pada
periode 2011 hingga 2015 persentase biosolar ditingkatkan dari 10% menjadi 15%. Selanjutnya pada
tanggal 1 Januari 2016, ditingkatkan kadar biosolar hingga 20% (B20). Selanjutnya dikembangkan lagi
dengan kadar sebesar 30% (B30). Penerapan B30 ini diharapkan dapat mengurangi laju impor BBM
sehingga meningkatkan devisa Negara Peningkatan pencampuran tersebut terus dilakukan karena
selaras dengan target pencampuran yang tertuang pada Peraturan Menteri ESDM Nomor 12 Tahun
2015. (EBTKE, 2019).
Beberapa permasalahan yang timbul dari penggunaan biosolar untuk bahan bakar mesin terkait
dengan keterandalan atau performa mesin. Menurut GAIKINDO (2020) penyebabnya adalah kadar air
dan partikel pada biosolar. Masalah pada mesin yang dapat terjadi seperti proses pembakaran yang
tidak sempurna, mengakibatkan korosi pada mesin, suara mesin lebih kasar, dan filter solar cepat rusak.
Menurut Kadarrohman (2015) untuk mengurangi kadar air dan partikel pada biosolar dapat
menggunakan bioaditif minyak atsiri. Sementara itu, menurut ETBK (2020) keberhasilan dari
penggunaan biosolar tergantung dari tiga faktor yaitu kualitas biosolar, handling/penanganan biosolar
dan juga kompatibilitas material terhadap biosolar tersebut.
Salah satu yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan pengguaan biosolar adalah
dengan perancangan sistem untuk kelayakan standarisasi mutu biosolar yang layak didistribuiskan pada
pertashop sebagai penyalur biosolar. Sistem yang akan dikembangan menggunakan sensor untuk
mengidentifikasi atau mendeteksi kadar air dan partikel pada biosolar sebelum biosolar di distribusika
pada pertashop. Selain itu, pada rancangan sistem ini juga akan menggunakan label QR code yang
dipasang pada pertashop sehingga dapat memudahkan untuk mengetahui spesifikasi mutu biosolar.
Rancangan sistem ini akan menggunakan sistem IoT berupa detector sensor dan QR code yang dapat
terintegrasi dengan app mobile. Sistem ini diharapkan dapat menunjang pengambilan keputusan
kelayakan mutu untuk penjualan biosolar sebelum biosolar di distribusikan pada pertashop.

Tujuan
Menganalisa kebutuhan sistem untuk standarisasi kelayakan mutu biosoloar sebelum dilakukan
distribusi penjualan pada pertashop dan mengembangkan sistem sensor menggunakan IoT yang dapat
melakukan identifikasi kadar mutu biosolar serta mengetahui mutu biosolar untuk dapat menunjang
pengambilan keputusan dalam distribusi penjualan.

Deskripsi Sistem
Sistem identifikasi kelayakan mutu biosolar menggunakan sensor yang terintegrasi pada app
mobile melalui IoT. Tujuan dari sistem ini adalah untuk menunjang pengambilan keputusan distribusi
penjualan biosolar pada pertashop. Rencana pengembangan sistem yang akan dilakukan dengan
membuat alat detector menggunakan TDS dan turbity sensor yang kemudian akan dintegrasikan
menggunakan IoT dengan menampilkan hasil pembacaan sensor pada App mobile smartphone. Selain
itu, terdapat pelabelan pada pertashop menggunakan QR code yang dapat menampilkan spesifikasi
mutu biosolar pada app mobile ketika dilakukan scanning pada QR code tersebut.
4. Jelaskan project anda dalam konsep Digital Business Ecosystem.
Konsep digital business ecosystem yang direncanakan pada project ini berjudul “Anlisis dan Desain
Sistem Standarisasi Kelayakan Mutu untuk Distribusi Penjualan Biosolar pada Pertashop”. Rencana
pengembangan sistem yang akan dilakukan dengan membuat alat detector menggunakan TDS dan
turbity sensor yang kemudian akan dintegrasikan menggunakan IoT dengan menampilkan hasil
pembacaan sensor pada App mobile smartphone. Tujuan dari pendeteksian tersebut untuk
mengidentifikasi kelayakan mutu (kadar air dan partikel) dari biosolar sebelum dilakukan distribusi
penjualan pada pertashop. Sistem ini juga dapat membantu pengambilan keputusan untuk
penambahan bioaditif pada biosolar apabila setelah dilakukan pendeteksian mutunya masih belum
sesuai standarisasi. Luaran dari sistem ini berupa spesifikasi mutu biosolar menggunakan label QR
code yang dipasang pada pertashop. Sistem pelabelan yang dirancang menggunakan QR code yang
akan terintegrasi dengan app mobile ketika dilakukan scanning. Melalui sistem yang dikembangkan
ini diharapkan mutu biosolar yang didistribusikan telah memenuhi standarisasi mutu sehingga
masalah penggunaan biosolar yang berakibat pada penggunaan mesin diesel dapat diminimalisir.

Secara umum, berikut ini merupakan rancangan Sistem Standarisasi Kelayakan Mutu untuk
Distribusi Penjualan Biosolar pada Pertashop.
5. Jelaskan layer penyusun Digital Business Ecosystem sesuai dengan kasus yang diusulkan oleh
kelompok anda.

Pendeteksian Pelabelan
Mutu Spesifikasi

Real World Layer

Pengadaan Penambahan
Biosolar Bioaditif

Object Sccanning
Detecion Code

Design Layer

Identification Calculate
Sensor Quality

TDS & Turbidity QR


Sensor Code

Environement Layer

Modul View App


IoT Mobile
6. Berikan contoh adopsi konsep DBE pada inovasi aplikasi sistem yang diusulkan
Inovasi aplikasi sistem pada adopsi konsep DBE yang diusulkan terdiri atas penggunaan detector
sensor untuk melakukan identifikasi terhadap mutu biosolar. Hasil pembacaan sensor akan
ditampilkan pada app mbile. Perancangan sistem tersebut menggunakan basis IoT. Selain itu, pada
perancangan sistem ini juga akan menggunakan QR code yang dapat di scanning untuk
menampilkan hasil spesifikasi mutu biosolar pada smartphone di app mobile.

Rancangan sistem DBE ini tentunya dapat berjalan melalui jaringan kolaborasi yang oleh Pertamina
sebagai produsen biosolar. Kolaborasi tersebut dapat dilakukan dengan kolaborasi pertamina antara
petani sawit sebagai penyedia bahan baku, industri kimia sebagai penyedia bahan pendukung, dan
penyuling minyak atsiri sebagai penyedia bahan bioaditif. Sementara itu untuk sistem ekobisnis
digital dapat terwujud melalui litbang sebagai quality control biosolar serta tersedianya dukungan
platform IoT yang dapat mendukung kinerja dari developer untuk menghasilkan sistem. Dalam
mewujudkan sistem ini tentunya regulasi dari dinas terkait juga dibutuhkan seperti dinas ESDM
sebagai pengambil kebijakan terhadap standarisasi biosolar dan dinas Pertanian sebagai pengambil
kebijakan untuk penggunaan sawit sebagai alterntif bahan baku biosolar. Sistem ini bisa saja
diwujudkan dengan membangun sinergi antara pihak terkait. Diharapkan jika sistem ini dapat
direalisasikan mutu biosolar yang didistribusikan dapat memenuhi standarisasi mutu sehingga
masalah penggunaan biosolar yang berakibat pada penggunaan mesin diesel dapat diminimalisir.

Berikut ini merupakan rancangan sistem DBE yang diusulkan.


litbang Platform IoT

provide by

petani sawit penyuling atsiri pengembang

applies to applies to provide innovation facilitate interaction

jaringan kolaborasi pertamina ekosistem bisnis digital regulasi


operate in catalyze
is part of is part of
applies to has role

industri kimia ESDM dan pertanian

ekosistem bisnis ekosistem digital

Anda mungkin juga menyukai