PROPOSAL PENELITIAN
KARYA TULIS ILMIAH
Disusun oleh :
Telah disetujui :
…………………………..
…………………………..
DAFTAR ISI
COVER ……………………………………………………………………………………….i
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………………ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL...................................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................................vi
DAFTAR SINGKATAN......................................................................................................vii
BAB 1......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian...................................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian.................................................................................................3
1.5 Keaslian Penelitian.................................................................................................4
BAB 2......................................................................................................................................9
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................................9
2.1 Transfusi darah......................................................................................................9
2.2 Pemeriksaan Infeksi Menular Lewat Transfusi Darah (IMLTD)....................11
2.3 Metode Chlia (Chemiluminescence Immuno Assay).........................................11
2.4 Human Immunodeficiency Virus (HIV).............................................................19
BAB 3....................................................................................................................................29
KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP & HIPOTESIS......................................29
3.1 Kerangka Teoeri...................................................................................................29
3.2 Kerangka Konsep.................................................................................................29
3.3 Hipotesis................................................................................................................30
BAB 4....................................................................................................................................31
METODOLOGI PENELITIAN.........................................................................................31
4.1 Jenis dan Desain Penelitian.................................................................................31
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian.............................................................................31
4.3 Populasi, Sampling dan Sampel..........................................................................32
4.4 Variabel Penelitian...............................................................................................34
4.5 Teknik Pengumpulan Data dan Intrumen Penelitian........................................34
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................36
DAFTAR TABEL
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Transfusi darah adalah pemindahan darah dari pendonor ke orang
sakit/penerima (resipien) yang memerlukannya. Darah yang dipindah dapat
berupa darah lengkap atau komponen darah. Tindakan transfusi darah merupakan
salah satu bentuk intervensi penyelamatan jiwa penderita, yang dapat
menyebabkan reaksi transfusi dan komplikasi akut atau tertunda, yang juga
mengandung kebahayaan tertular penyakit infeksi melalui transfusi tersebut.
[CITATION Nur12 \l 1033 ]
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 91 Tahun
2015, Pelayanan transfusi darah merupakan upaya pelayanan kesehatan yang
memanfaatkan darah manusia sebagai bahan dasar dengan tujuan kemanusiaan
dan tidak untuk tujuan komersial. Pengamanan pelayanan transfusi darah harus
dilaksanakan pada tiap tahap kegiatan mulai dari pengerahan dan pelestarian
pendonor darah, pengambilan dan pelabelan darah pendonor, pencegahan
penularan penyakit, pengolahan darah, penyimpanan darah dan pemusnahan
darah, pendistribusian darah, penyaluran dan penyerahan darah, serta tindakan
medis pemberian darah kepada pasien.
Pelayanan transfusi darah merupakan upaya pelayanan kesehatan dalam
rangka penyembuhan dan pemulihan penyakit yang memanfaatkan darah manusia
sebagai bahan dasarnya, sehingga membutuhkan produk darah dan komponen
darah yang aman. Salah satu upaya pengamanan darah yang dilakukan di
laboratorium pada unit donor darah meliputi uji golongan darah donor, uji saring
IMLTD, dan skrining antibodi donor.[ CITATION Per \l 1033 ]
Tindakan transfusi darah bukan merupakan tindakan tanpa risiko. berbagai
risiko dapat terjadi termasuk salah satunya adalah risiko Infeksi Menular Lewat
Transfui Darah (IMLTD). Salah satu upaya pengamanan darah adalah uji saring
‘
2
Nama Jenis
pula uji
saring
anti-
HCV
reaktif
yaitu pada
tahun
2012
didapatkan
persentase
0,19 %,
ditahun
2013
dengan
persentase
0,20 %,
dan
ditahun
2014
dengan
persentase
0,10 %.
Rajagukgu Karakteristi Jenis Meru 75 pendonor yang Jenis Dari
k Pendonor dianggap penelitian 75 sampel
k Merlina, Kelami pakan
Darah berisiko di lokasi ini adalah darah
et al dengan HIV n, variab pendonoran yang uji berisiko
Reaktif berbeda-beda diagnostik didapat 19
(2018) pekerja el
Positif sejak bulan dengan sampel
Melalui an, usia bebas Desember 2015 menggunak darah
Rapid Test sampai Juni 2016. (0,25%)
an rapid
HIV Tiga reaktif
Metode test HIV positif
‘
8
HIV dan 6
sampel
(0,08%)
indetermin
ate
dan reagen
yang
paling
efektif
memeriksa
adalah
oncoprobe
.
Simpulan,
pendonor
dengan
hasil
reaktif
positif
HIV
secara
rapid test
HIV tiga
metode
memiliki
karakterist
ik perilaku
berisiko
lebih dari
satu.
‘
9
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Transfusi darah
Transfusi darah merupakan suatu proses memindahkan darah dari
donor yang sehat kepada resipien. Darah yang dipindahkan dapat berupa
darah lengkap dan komponen darah. Sedangkan, Pelayanan transfusi darah
adalah upaya pelayanan kesehatan yang meliputi perencanaan, pengerahan
dan pelestarian pendonor darah, penyediaan darah, pendistribusian darah, dan
tindakan medis pemberian darah kepada pasien untuk tujuan penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan.[ CITATION Per \l 1033 ]
Transfusi darah merupakan salah satu bagian penting pelayanan
kesehatan modern. Bila digunakan dengan benar, transfusi darah dapat
menyelamatkan jiwa pasien dan meningkatkan derajat kesehatan. Kegiatan ini
hanya diselenggarakan oleh Palang Merah Indonesia (PMI) melalui peraturan
pemerintah nomor 7 periode 2011 tentang pelayanan darah. Transfusi darah
berhubungan dengan kondisi medis seperti kehilangan darah dalam jumlah
besar disebebkan perdarahan pasca melahirkan, trauma, operasi, demam
berdarah, kelainan darah, dan bebagai macam indikasi lainya. [ CITATION
Teu18 \l 1033 ]
Agar transfusi tidak membahayakan donor dan juga dapat memberikan
manfaat yang optimal pada resipien maka darah donor harus dipastikan
berasal dari donor yang sehat. Serangkaian pemeriksaan pre transfusi
dilakukan untuk memastikan bahwa produk darah yang ditransfusikan kepada
resipien benar-benar aman. Pemeriksaan Pre Transfusi merupakan
serangkaian prosedur yang dilakukan sebelum darah donor diberikan kepada
resipien. Tujuan pemeriksaan pre transfusi adalah memilih darah atau
komponen darah yang kompatibel, sehingga dapat menyelamatkan jiwa
seseorang dengan tidak merusak darah pasien atau merugikan pasien.
‘
10
Rekrutmen Donor
Seleksi donor
3. Lebih stabil dan memiliki emisi cahaya lebih tinggi, proses kimia lebih
stabil terhadap suhu dan pH,
4. Dapat mengurangi kontaminasi pada sampel darah dibandingkan dengan
penanganan secara manual,
5. Mampu mendeteksi pada fase infeksi, saat titer antibodi tinggi.
Sedangkan kekurangan dari metode Chlia meliputi : [ CITATION Lui17 \l 1033 ]
1. Tidak mampu mendeteksi infeksi pada fase akhir, dimana tubuh penderita
sudah tidak bisa membentuk antibodi,
2. Tidak mampu mendeteksi pada masa window periode, dimana antigen dan
atau antibodi belum terdeteksi,
3. Membutuhkan alat khusus dan harus dilakukan perwatan berkala serta
harga relatif mahal,
4. Membutuhkan petugas yang kompeten.
Di UDD PMI Kota Semarang, pemeriksaan Chlia menggunakan 2 alat
diantaranya adalah Architect i2000SR yang merupakan alat analisis
immunoassay yang telah memenuhi standar dengan memberikan hasil yang
akurat serta mempermudah dalam peningkatan alat kerja dengan hasil laporan
yang dapat dipercaya. Alat ini dapat melakukan tes skrining sebanyak 200 tes
per jamnya dengan kapasitas muatan sampel 135 sampel.
‘
13
Berikut merupakan peralatan dan bahan serta cara pengoprasian alat Chlia
:
i. pilih done
j. tekan add order
k. letakkan sampel carrier di system sampel handler (SSH)
l. letakkan F1 (Exit) hingga kembali ke layar main menu
10. Print hasil
a. pilih results
b. pilih stored result
c. tekan find
d. masukkan tanggal pemeriksaan dan jam mulai pemeriksaan
e. tekan done
f. tekan C/P
g. tekan select All /F2
h. tekan print / F4, pilih result list report
i. tekan done
j. tekan exit / F1
(p51) serta protein lainnya terutama p24. Lapisan envelope terdiri dari lemak
ganda yang terbentuk dari membrane sel pejamu serta protein dari sel pejamu.
Pada lapisan ini tertanam glikoprotein 41. Pada bagian luar glikoprotein ini
terikat molekul gp21.[ CITATION Ali18 \l 1033 ]
sampai dalam sirkulasi sistemik, 4-11 hari sejak paparan pertama HIV dapat
dideteksi di dalam darah.[ CITATION Nas14 \l 1033 ]
BAB 3
Rapid Test
Uji Saring
Uji Serologi ELISA / EIA
IMLTD
Antigen p24
CHLIA / CMIA
Antibodi HIV-
1 & HIV-2
Reaktif Terhadap
HIV
Pemeriksaan IMLTD
Metode Chlia
Non Reaktif
Terhadap HIV
3.3 Hipotesis
Hipotesis atau kesimpulan sementara yang dapat diambil oleh peneliti
adalah : hasil Non reaktif terhadap HIV-1 maupun HIV-2 lebih banyak
dibandingkan dengan hasil reaktif terhadap HIV-1 maupun HIV-2.
‘
31
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Jenis dan Desain Penelitian
4.1.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, dimana
menurut Sugiyono penelitian kuantitatif adalah penelitian yang digunakan
untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu yang diangkakan. [ CITATION
Sug19 \l 1033 ]
Penelitian yang berjudul “Prevalensi Hasil Pemeriksaan Skrining HIV
Metode Chlia Pada Pendonor di UDD PMI Kota Semarang Tahun 2020”,
merupakan penelitian kuantitatif karena nantinya akan mengambil data
berbentuk angka dalam penelitiannya.
4.1.2. Desain Penelitian
Penelitian yang berjudul “Prevalensi Hasil Pemeriksaan Skrining HIV
Metode Chlia Pada Pendonor di UDD PMI Kota Semarang Tahun 2020”
mengguna desain penelitian survei deskriptif.
Survei deskriptif dilakukan terhadap sekumpulan objek yang biasanya
bertujuan untuk melihat gambaran fenomena yang terjadi di dalam suatu
populasi tertentu. Survei deskriptif juga dapat didefinikan suatu penelitian
yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena
yang terjadi di dalam masyarakat.[ CITATION Suk18 \l 1033 ]
populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan starta yang ada dalam
populasi itu.[ CITATION Sug19 \l 1033 ]
Dalam penelitian ini, untuk menentukan ukuran sampel penelitian
digunakan rumus yang dikemukakan oleh Slovin yaitu sebuah rumus atau
formula untuk menghitung jumlah sampel minimal apabila sebuah populasi
diketahui jumlahnya dengan taraf kepercayaan 95% akan kebenaran hasil dan
taraf kesalahan 5%. Rumus yang ditemukan oleh Slovin adalah sebagai
berikut :
N
n= 2
1+ N ( e )
Keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah Populasi
e = Tingkat Kesalahan
Diketahui :
N = 60000
e = 5% = 0,05
60000
n= 2 = 397
1+60000 ( 0,05 )
4.3.3. Sampel
Berdasarkan perhitungan yang sudah dilakukan diatas, jumlah
populasi adalah 60000 pendonor maka didapati minimal sampel yaitu 397
pendonor dengan taraf kesalahan 5%.
Dalam penelitian ini, nantinya akan diambil data pendonor sebanyak
397 pendonor secara acak, kemudian data akan diolah dengan memperhatikan
hasil reaktif dan hasil non reaktif terhadap HIV.
‘
34
DAFTAR PUSTAKAx
4. Kementrian Kesehatan RI. Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI.
5. Akbar TIS, Siregar SR, Amris RN. Gambaran Hasil Skrining Infeksi Menular Lewat
Transfusi Darah (IMLTD) Pendonor di Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Kabupaten Aceh
Utara Periode 2017-2018. 2018.
6. Murniasih A. Perbedaan Kadar HBsAg Sampel Serum dan Plasma Metode Clia pada
Pendonor. scholar. 2018.
10. Hidayati AN, Rosyid AN, Nuroho CW, Asmarawati TP, Ardhiansyah AO, Bakhtiar A, et al.
Manajemen HIV/AIDS Terkini, Komprehensif dan Multidisiplin. In. Surabaya: Airlangga
University Press; 2019.
11. Nasronudin. HIV & AIDS Pendekatan Biologi Molekuler, Klinis, dan Sosial Edisi 2. In.
Surabaya: Airlangga University Press; 2014.
‘
37
12. Elisanti AD. HIV AIDS,Ibu Hamil dan Pencegahan Pada Janin. In. Yogyakarta: Cv. Budi
Utama; 2018.
13. Blut A. Humen Imunodeficiency Virus. Transfution Medicine and Hemotherapy. 2016
may.
14. Kementrian Kesehatan RI. Pedoman Pelaksanaan Pencegahan Penularan HIV dan Sifilis
dari Ibu ke Anak bagi Tenaga Kesehatan Jakarta: Direktorat Jendral Bina Gizi dan
Kesehatan Ibu dan Anak; 2015.
16. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D Bandung: Alfabeta; 2019.
18. Rachman FS & Aditya R. Question & Answer Donor Darah. - ed. - , editor. Jakarta: PT.
Gramedia; 2013.