Jenis kerusakan perkerasan lentur

No Jenis kerusakan Satuan pengukuran

01 Retak buaya (alligator cracking) m2
02 Retak tepi (edge crack) m1
03 Retak melintang/memanjang (longitudinal / transverse crack) m1
04 Retak lainnya (others crack) m2
05 Lubang (pothole) Jumlah lubang
06 Tambalan (patching) m2
07 Alur (rutting) m2
08 Keriting (corrugation) m2
09 Sungkur / amblas (shoving / depression) m2
10 Pelapukan / pelepasan butir (weathering / raveling) m2
11 Kegemukan (Bleeding) / permukaan licin m2

Catatan:

1. Jika retak buaya dan alur terjadi pada area yang sama, masing-masing harus dilaporkan
secara terpisah.
2. Jika ada retak terdiri atas beberapa tingkat kerusakan yang berbeda, laporkan masing-
masing bagian secara terpisah.
3. Kerusakan yang terjadi pada tambalan, termasuk retak dan lubang-lubang, tidak direkam;
namun demikian, pengaruh adanya kerusakan tersebut ikut menentukan tingkat kerusakan
tambalan.

Jenis kerusakan perkerasan kaku

No Jenis kerusakan Satuan pengukuran

21 Retak sudut (Corner break) Satu plat
22 Pelat terbelah (Divided slab) Satu plat
23 Pelat patah (Faulting) Satu plat
24 Retak linier (Linear cacking) Satu plat
25 Remuk (punched out) Satu plat
26 Retak susut dan retak lainnya (Shrinkage and other cracking) Satu plat
27 Pemompaan (Pumping) Dua plat
28 Terkelupas pada sudut (Spalling corner) Satu plat
29 Terkelupas pada sambungan (Spalling joint) Satu plat
30 Tambalan (Patching) Satu plat
31 Rusak penutup sambungan (Joint seal) Kondisi keseluruhan
per area

Catatan:
Jika plat beton terbelah pada tingkat sedang sampai tinggi, jenis kerusakan lain pada plat ybs tidak
perlu diperhitungkan lagi.

Untuk jenis kerusakan “patah” (faulting) pada sambungan dihitung sebagai satu plat. Hanya plat
yang terpengaruh yang diperhitungkan. Patah pada retak tidak tidak diperhitungkan sebagai
kerusakan tetapi diperhitungkan dalam menyatakan tingkat kerusakan retak plat,

Kerusakan penutup sambungan (joint seal) tidak diperhitungkan per plat tetapi ditetapkan secara
keseluruhan area unit sampel.