Anda di halaman 1dari 13

JURNAL HIDRODINAMIKA KAPAL

JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN


Universitas Hangtuah
Surabaya, 5 Febuari 2021

ANALISIS STABILITAS STATIS TERHADAP GERAK ROLLING


PADA PERANCANGAN KAPAL BARU

STATIC STABILITY ANALYSIS OF ROLLING MOTION ON NEW


SHIP DESIGN
Devin Wijaya

Teknik perkapalan, Fakultas Teknik dan Ilmu Kelautan, Universitas Hang Tuah, Jl. Arif Rahman Hakim No.
105, Surabaya 60111, email: devin.wijaya@hangtuah.ac.id

ABSTRAK

Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pembangunan sebuah kapal adalah
Stabilitas kapal tersebut. Stailitas kapal terus diteliti hingga saat ini, kapal dengan
nilai stabilitas yang baik memiliki kesempatan lebih besar untuk bertahan dalam
kondisi pelayaran yang buruk. Terdapat 3 gerakan osilasi kapal yang dipengaruhi
faktor luar. Besarnya nilai stabilitas mempengaruhi daya pembalik kapal apabila
mengalami gerakan osilasi. Banyak sekali kasus yang terjadi dimana kapal
tenggelam atau terbalik karena memiliki nilai stabilitas yang tidak baik. Oleh karena
itu dirasa penting oleh penulis untuk menganalisis stabilitas kapal sejak tahap
perancangan khususnya perancangan kapal baru. Dengan mengumpulkan,
mengkaji, memodelkan, melakukan perhitungan, dan menganalisis penelitian-
penelitian yang sudah ada terhadap kondisi rolling sarat penuh dan kosong,
diperolehlah perbedaan besar nilai stabilitas antara kondisi I dan II yang kemudian
dibandingkan dengan kriteria IMO. Dimana nilai stabilitas dari kondisi I dan II
sudah memenuhi standard IMO.

Katakunci : Stabilitas Statis, Olah gerak Kapal, Rolling, Sudut oleng, Lengan GZ.

The important thing to consider in building a ship is the stability of the ship. Ship
stability continue to be investigated until now, ships with good stability value have a
greater chance of surviving in poor sailing conditions. There are 3 oscillation
movements of ships affected by external factors. The amount of stability affects the
ship's reversal power when it experiences oscillation movements. There are many
cases where the ship sinks or overturns because it has a bad stability value.
Therefore it is considered important by the author to analyze the stability of the ship
since the design stage, especially the design of new ships. By collecting, reviewing,
modeling, calculating, and analyzing existing researches on full and empty rolling
conditions, there is a big difference in stability value between conditions I and II
which is then compared to the IMO criteria. Where the stability value of conditions I
and II have met IMO standards.

Keywords : Static Stability, Ship’s maneuver, Rolling, Rolling’s angle, Righting


lever (GZ).

1
JURNAL HIDRODINAMIKA KAPAL
JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN
Universitas Hangtuah
Surabaya, 5 Febuari 2021

(gerakan rolling) pada perancangan kapal


1. PENDAHULUAN baru. Dengan menganalisa stabilitas dan
membandingkannya dengan kriteria IMO
Sejak dahulu hingga sekarang,
diharapkan dapat memperoleh nilai
umat manusia tidak pernah lepas dari
stabilitas yang baik dalam perancangan
industri kemaritiman. Teknologi
kapal baru.
kemaritiman sudah ditemukan sejak lama
dan akan terus berkembang dimasa
2. LANDASAN TEORI
hingga yang akan datang. Salah satu hasil
dari industri kemaritiman ialah kapal. 2.1 Olah Gerak Kapal
Kapal terus menerus berkembang dan
semakin banyak jenisnya. Dalam dunia
perkapalan, terdapat banyak sekali bentuk
gerakan kapal sepertu maju, mundur,
berputar, oleng, dan lain-lain
Kapal tidak hanya bergerak karena
dikemudikan. Gerakan - gerakan tersebut
juga sangat dipengaruhi oleh kondisi
perairan. Besarnya ombak di laut
membuat kapal terombang-ambing. Tidak
sedikit kasus kapal yang terbalik akibat Gambar 1. Enam derajat kebebasan kapal
terhempas kerasnya ombak. Salah satu Gerakan kapal terdiri dari gerakan
penyebab kapal oleng adalah kurang translasi dan rotasi yang masing -masing
baiknya kemampuan stabilitas kapal. bergerak terhadap sumbu X, Y, dan Z.
Dengan kemampuan stabilitas yang Seakeeping adalah gerakan kapal yang
baik, kapal dapat Kembali keposisi semua dipengaruhi oleh gaya-gaya luar yang
setelah mengalami oleng. Dalam disebabkan oleh kondisi air laut.
perancangan kapal baru sangat penting Seakeeping dibedakan menjadi 3
untung menghitungan kemampuan berdasarkan pergerakan kapal terhadap
stabilitas kapal yang akan dibangun agar sumbunya:
sesuai dengan syarat minimum stabilitas • Gerakan terhadap sumbu Z
kapal yang ditetapkan oleh IMO Heaving adalah Gerakan translasi
(International Maritime Organization). kapal yang sejajar sumbu Z dan saat
Stabilitas kapal sangat berpengaruh terjadi kapal naik turun secara
tehadap olah gerak kapal khususnya vertical. Sedangkan Yawing adalah
gerakan osilasi. Ada 3 macam gerakan gerakan rotasi kapal terhadap sumbu
yang merupakan gerakan osilasi murni Z, gerakan yawing sangat umum
yaitu heaving, pitching, dan rolling, karena dilakukan, yaitu belokan ke kanan
gerakan ini bekerja di bawah gaya atau atau ke kiri.
momen pengembali Ketika struktur itu • Gerakan terhadap sumbu Y
terganggu dari keseimbangannya Pitching adalah rotasi gerakan kapal
(Parlindungan M. , 2007).Dari hasil yang memutari sumbu Y, Ketika
peneltian jurnal [3] dapat dianalisis bahwa terjadi pitching kapal mengalami
semakin tinggi kecepatan kapal, maka perubahan trim by bow atau trim by
semakin kecil sudut rolling maksimum. stern. Swaying adalah gerakan
Artinya jika kapal mengalami rolling translasi kapal terhadap sumbu Y
melebihi sudut maksimum pada kecepatan • Gerakan terhadap sumbu X
tersebut, kapal akan kehilangan gaya Rolling adalah gerakan rotasi kapal
pembalik dan terbalik. terhadap sumbu X, Ketika terjadi
Selain itu, stabilitas kapal juga rolling bagian sisi kanan kapal
berperan penting dalam keselamatan bergerak ke sebelah bagian sisi kiri
kapal beserta awaknya. Stabilitas yang kapal yang terulang secara
tidak baik menimbulkan gerakan kapal bergantian. Surging adalah gerakan
yang berlebihan juga mengganggu translasi kapal terhadap sumbu X,
kenyamanan penumpang atau kru kapal yaitu gerakan maju mundurnya kapal.
saat bekerja. Oleh karena itu penulis
merasa penting untuk melakukan analisis
stabilitas khususnya stabilitas melintang
2
JURNAL HIDRODINAMIKA KAPAL
JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN
Universitas Hangtuah
Surabaya, 5 Febuari 2021

2.2 Stabilitas Kapal


Stabilitas kapal adalah kemampuan Letak atau kedudukan titikberat suatu
kapal untuk Kembali ketitik semula atau kapal akan tetap bila tidak ada
titik stabil saat mengalami rolling atau trim penambahan, pengurangan, atau
di dalam air. Berdasarkan arahnya, pergeseran bobot. Bila ada
stabilitas kapal dibagi menjadi 2 jenis penambahan bobot, maka titik berat
yaitu: kapal akan berpindah sejajar dengan
• Stabilitas melintang, adalah titik berat bobot yang dimuat. Bila ada
kemampuan kapal untuk menegak pengurangan bobot, maka titik berat
Kembali sewaktu kapal mengalami sebuah kapal akan berpindah kearah
oleng dalam arah melintang (rolling) berlawanan dari bobot yang diangkat.
• Stabilitas membujur, adalah Sedangkan bila terjadi pergeseran
kemampuan kapal untuk menegak bobot, maka titik berat sebuah kapal
Kembali sewaktu kapal mengalami akan bergeser bergeser sejajar
oleng dalam arah membujur (trim by dengan titik berat bobot yang
bow atau trim by stern) digeserkan.
Sedangkan stabitilas awal adalah • Titik tekan kapal / Bouyancy (B)
kemampuan kapal untuk Kembali ke posisi Titik Apung kapal ( B ) adalah titik
tegaknya semula sewaktu kapal oleng stabilitas kapal Centre of buoyency
pada sudut-sudut kecil (≤ 60°) [6]. Pada sebuah titik di kapal yang merupakan
umumnya stabilitas awal ini hanya titik tangkap Resultante semua gaya
terbatas pada pembahasan stabilitas tekanan keatas air yang bekerja pada
melintang saja. bagian kapal yang terbenam didalam
air. Arah bekerjanya gaya tekan
2.3 Titik yang Mempengaruhi Stabilitas adalah tegak lurus keatas.
Dalam membahas stabilitas kapal, Kedudukan titik tekan sebuah kapal
terdapat titik-titik penting yang senantiasa berpindah pindah searah
menentukan besar kecilnya nilai stabiitas dengan olengnya kapal, maksudnya
Berikut titik penting pada perhitungan nilai bahwa kedudukan titik tekan itu akan
stabilitas kapal: berpindah kearah kanan apabila
• Titik berat kapal (G) kapal menyenget ke kanan dan akan
Adalah sebuah titik di kapal yang berpindah ke kiri apabila kapal oleng
merupakan titik tangkap dari resultan ke kiri, sebab titik berat bagian kapal
semua gaya berat yang berkerja di yang terbenam berpindah-pindah
kapal itu, dan dipengaruhi oleh sesuai dengan arah sengetnya kapal.
konstruksi kapal. Arah gaya kerja titik Jadi dengan berpindah-pindahnya
berat kapal adalah tegal lurus kedudukan titik tekan sebuah kapal
kebawah. Titik berat kapal terletak sebagai akibat menyengetnya kapal
pada bidang simetris kapal yaitu tersebut akan membawa akibat
bidang yang dibuat melalui depan berubah-ubahnya stabilitas kapal
tersebut.

Gambar 2. Titik-titik penting Stabilitas kapal

linggi belakang dan lunas kapal.


3
JURNAL HIDRODINAMIKA KAPAL
JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN
Universitas Hangtuah
Surabaya, 5 Febuari 2021

• Titik metasentra (M) karena perubahan letak yang sangat


Stabilitas kapal adalah sebuah titik kecil, maka dianggap tetap.
dikapal yang merupakan titik putus Dengan berpindahnya kedudukan
yang busur ayunannya adalah titik tekan sebuah kapal sebagai
lintasan yang dilalui oleh titik tekan akibat olengnya kapal tersebut akan
kapal. Titik Metasentrum sebuah membawa akibat berubah-ubahnya
kapal dengan sudut-sudut senget kemampuan kapal untuk menegak
kecil terletak pada perpotongan garis kembali. Besar kecilnya kemampuan
sumbu dan, arah garis gaya tekan sesuatu kapal untuk menegak
keatas sewaktu kapal oleng. Untuk kembali merupakan ukuran besar
sudut-sudut senget kecil kedudukan kecilnya stabilitas kapal itu. Jadi
Metasentrum dianggap tetap, dengan berpindah-pindahnya
sekalipun sebenarnya kekududkan kedudukan titik tekan sebuah kapal
titik itu berubah-ubah sesuai dengan sebagai akibat dari olengnya kapal
arah dan besarnya sudut oleng. Oleh tersebut akan membawa akibat
berubah-ubahnya stabilitas kapal
tersebut.
2.4 Kriteria Stabilitas IMO masalah yang akan dibahas. Lietratur
dapat berupa jurnal internasional, jurnal
nasional, paper, maupun tugas akhir.
Pengumpulan dan pembandingan
data, Penulis mengkaji dan mengumpulkan
data dari literatur yang telah dikumpulkan.
Kemudian dilakukan pembandingan data
terhadap data- data yang telah
dikumpulkan tersebut. Kemudian dari
perbandingan data-data tersebut dilakukan
Grafik 1. Grafik stablitas menurut IMO analisis.
Proses pemodelan kapal. Proses
Keterangan: pemodelan menggunakan aplikasi
A : Luas area di bawah kurva stabilitas AutoCad.
statis sampai sudut oleng 30º tidak boleh Analisis dan Perhitungan.
kurang dari 0,055 meter radian; Perhitungan dilakukan secara manual
B : Luas area di bawah kurva stabilitas dengan bantuan software Ms. Excel.
statis sampai sudut oleng 40º tidak boleh Kemudian hasil perhitungan dianalisis dan
kurang dari 0,09 meter radian; dibandingkan dengan kriteria IMO.
C : Luas area antara sudut oleng 30º Penarikan kesimpulan, setalah
sampai 40º tidak boleh kurang dari 0,03 menganalisis dan membandingkan data-
meter radian, dimana ruangan di atas dek data yang diperoleh barulah dicari
akan tenggelam dengan sudut keolengan manakah yang mempunyai nilai hambatan
tersebut. total yang terbaik sebagai jawaban dari
D : Nilai maksimum righting lever (GZ) permasalahan atau isu yang dibahas.
sebaiknya dicapai pada sudut tidak kurang
dari 30º serta bernilai minimum 0,20 meter;
E : Sudut maksimum stabilitas sebaiknya
lebih dari 25º;
F : Nilai initial GM tidak boleh kurang dari
0,35 meter.

3. METODOLOGI
Studi literatur dan kajian pustaka,
merupakan metode yang dipakai penulis
untuk membahas dan mencoba
permasalahan diatas. Penulis
mengumpulkan mengkaji beberapa
literatur ilmiah yang berhubungan dengan

4
JURNAL HIDRODINAMIKA KAPAL
JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN
Universitas Hangtuah
Surabaya, 5 Febuari 2021

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Pemodelan Kapal
Pemodelan kapal dilakukan dengan bantuan software AutoCad. Kapal yang di
modelkan memiliki ukuran utama sebagai berikut:
• Lpp: 119 m
• Breadth: 18,3 m
• Depth: 9,9 m
• Draught: 7,757 m
• Sarat kosong: 2,057 m

Gambar 3. Model Bodyplan Kapal

Gambar 4.Model Sheerplan Kapal

Gambar 5. Model Halfbreadth Kapal


2. Pemodelan gerak rolling pada tiap derajat
Pemodelan gerak rolling dilakukan terhadap 2 kondisi. Kondisi pertama adalah kondisi sarat
kapal kosong. Kondisi kedua adalah kondisi sarat kapal penuh.

Kondisi I (sarat kosong):

5
JURNAL HIDRODINAMIKA KAPAL
JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN
Universitas Hangtuah
Surabaya, 5 Febuari 2021

• Rolling 0 derajat

Gambar 6. Kondisi I (Sarat kososng), 0 derajat

• Rolling 10 derajat

Gambar 7. Kondisi I (Sarat kosong), 10 derajat

• Rolling 20 derajat

Gambar 8. Kondisi I (Sarat kosong), 20 derajat

• Rolling 30 derajat

Gambar 9. Kondisi I (Sarat kososng), 30 derajat

• Rolling 40 derajat

6
JURNAL HIDRODINAMIKA KAPAL
JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN
Universitas Hangtuah
Surabaya, 5 Febuari 2021

Gambar 10. Kondisi I (Sarat kosong), 40 derajat

• Rolling 50 derajat

Gambar 11. Kondisi I (Sarat kosong), 50 derajat

• Rolling 60 derajat

Gambar 12. Kondisi I (Sarat kosong), 60 derajat

• Rolling 70 derajat

Gambar 13. Kondisi I (Sarat kosong), 70 derajat

• Rolling 80 derajat

7
JURNAL HIDRODINAMIKA KAPAL
JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN
Universitas Hangtuah
Surabaya, 5 Febuari 2021

Gambar 14. Kondisi I (Sarat kosong), 80 derajat

• Rolling 90 derajat

Gambar 15. Kondisi I (Sarat kosong), 90 derajat

Kondisi II (Sarat penuh):


• Rolling 0 derajat

Gambar 16. Kondisi II (Sarat penuh), 0 derajat

• Rolling 10 derajat

Gambar 17. Kondisi II (Sarat penuh), 10 derajat

• Rolling 20 derajat

8
JURNAL HIDRODINAMIKA KAPAL
JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN
Universitas Hangtuah
Surabaya, 5 Febuari 2021

Gambar 18. Kondisi II (Sarat penuh), 20 derajat

• Rolling 30 derajat

Gambar 19. Kondisi II (Sarat penuh), 30 derajat

• Rolling 40 derajat

Gambar 20. Kondisi II (Sarat penuh), 40 derajat

• Rolling 50 derajat

Gambar 21. Kondisi II (Sarat penuh), 50 derajat

• Rolling 60 derajat

9
JURNAL HIDRODINAMIKA KAPAL
JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN
Universitas Hangtuah
Surabaya, 5 Febuari 2021

Gambar 22. Kondisi II (Sarat penuh), 60 derajat

• Rolling 70 derajat

Gambar 23. Kondisi II (Sarat penuh), 70 derajat

• Rolling 80 derajat

Gambar 24. Kondisi II (Sarat penuh), 80 derajat

• Rolling 90 derajat

Gambar 25. Kondisi II (Sarat penuh), 90 derajat

10
JURNAL HIDRODINAMIKA KAPAL
JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN
Universitas Hangtuah
Surabaya, 5 Febuari 2021

3. Perhitungan Stabilitas Statis


• Stabilitas Statis Kondisi I
Berdasarkan perhitungan secara manual dibantu dengan software MS. Excel. Maka
diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut.

Tabel 1. Perhitungan Lengan Stabilitas Statis Kondisi I

Tabel 2. Perhitungan Nilai GM Kondisi I Grafik 2. Grafik Lengan Stablitas Statis


Kondisi I

Pada Grafik 2 .Dari hasil perhitungan


tersebut diperoleh, sudut maksimum pada
kondisi I ialah sebesar 70°, artinya lebih dari 70°
kapal tidak memiliki daya pembalik. Nilai initial
GM sebesar 12,96 m.

• Stabilitas Statis Kondisi II


Berdasarkan perhitungan secara manual dibantu dengan software Ms. Excel. Maka
diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 3.Perhitungan Lengan Stabilitas Statis Kondisi II

Tabel 4. Perhitungan nilai GM Kondisi II


11
JURNAL HIDRODINAMIKA KAPAL
JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN
Universitas Hangtuah
Surabaya, 5 Febuari 2021

Pada Grafik 3. Dari hasil perhitungan


tersebut diperoleh sudut maksimum pada
kondisi II ialah sebesar 70°, artinya lebih
dari 70° kapal tidak memiliki daya
pembalik. Nilai initial GM pada kondisi II
adalah 2,322 m

Grafik 3. Grafik Lengan Stabilitas Statis Kondisi II

4. Analisa Hasil

Tabel 5. Perbandingan dengan Kriteria kondisi II. Hal ini sangat dipengaruhi oleh
IMO sarat kapal tersebut sebagai mana dalam
penelitian jurnal [8].
Setelah dilakukan seluruh Jika dianalisis dari grafik lengan
perhitungan Stabilitas statis baik pada Stabilitas statis, pada kondisi I terjadi
kondisi I maupun kondisi II. Maka peningkatan lengan GZ terbesar pada
diperoleh table perbandingan sudut oleng 60° menuju 70° dengan besar
sebagaimana ditunjukan pada Tabel 5. kenaikan 0,77 m. Dan kenaikan lengan GZ
Dapat dilihat bahwa semua kriteria terkecil pada sudut 20° menuju 30° yang
stabiitas IMO terpenuhi baik pada kondisi I hanya sebesar 0,029 m.
maupun kondisi II. Margin atau selisih Sedangkan pada kondisi II,
pada sarat kosong jauh lebih besar kenaikan lengan GZ terbesar terjadi pada
dibandingkan dengan sarat penuh. Itu sudut oleng 50° menuju 60° sebesar 0,22
artinya nilai Stabilitas pada kondisi I lebih m. Sedangkan kenaikan lengan GZ
baik daripada kondisi II. terkecil pada sudut 10° samapi 20° yang
Kedua kondisi sarat kapal juga besarnya hanya 0,024 m. Pada kondisi II
memiliki sudut rolling maksimum yang sempat terjadi penurunan nilai GZ pada
sama, yaitu sebesar 70 derajat. Berarti sudut 30°, nilai GZ turun sebesar 0,009 m.
baik pada kondisi I dan II, setelah
melewati sudut 70° maka kapal akan mulai
kehilangan daya pembalik dan kapal dapat 5. KESIMPULAN
terbalik. Setelah melakukan kajian dari
Righting lever atau lengan GZ beberapa sumber ilmiah dan menganalisa
terbesar pada kondisi I terletak pada hasil dari penelitian-penelitian yang telah
rolling sudut 70° sebesar 1,99 m. dilakukan sebelumnya. Maka dapat ditarik
Sedangkan lengan GZ terbesar pada beberapa kesimpulan sebagai berikut:
kondisi II juga terletak pada rolling sudut • Dari hasil perhitungan Kondisi I
70° dengan besar GZ 0,677 m. Terjadi diperoleh nilai kriteria A: 0,468;
perbedaan yang cukup signifikan antara kriteria B: 1,113; kriteria C: 0,645;
panjang GZ maksimum kondisi I dengan
12
JURNAL HIDRODINAMIKA KAPAL
JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN
Universitas Hangtuah
Surabaya, 5 Febuari 2021

kriteria D: 1,99; kriteria E: 70°; dan [7] Putranto Teguh dan Aries
kriteria F: 12,962. Sulisteyono. 2015. “Analisa Numerik
• Dari hasil perhitungan Kondisi II Gerakan dan Kekuatan Kapal Akibat
diperoleh nilai kriteria A: 0,0878; Slaming pada Kapal Perang Tipe
kriteria B: 0,218; kriteria C: 0,13; Corvette”. Jurnal Teknik ITS. 12 (3):
kriteria D: 0,6778; kriteria E: 70°; dan 158-164.
kriteria F: 2,322. [8] Rosmani dan Lukman Bochary.
• Dalam analisis terhadap data kapal 2016. “Studi Pengaruh Sarat
yang diperoleh, disimpulkan bahwa Terhadap Olah Gerak Kapal di Atas
kapal tersebut sudah memiliki nilai Gelombang”. Jurnal RIset dan
stabilitas yang sesuai dengan kriteria Teknolog Kelautan. 14 (1): 23-38.
IMO. Nilai stabilitas dinilai sangat baik [9] Susanto Adi, Budhi H. ,Mohammad
dengan margin yang berkisar antara Imron . 2010. “Stabilitas Statis Kapal
70% - 95%. Static Gear di Pelabuhan Ratu (Studi
• Besarnya nilai stabilitas kapal sangat Kasus KM PSP 01)”. Marine Fisheries.
dipengaruhi banyak faktor, salah Vol 2 (1): 65-73.
satunya adalah tinggi sarat kapal.
• Perhitungan stabilitas pada saat
perancangan kapal baru sangat
penting dilakukan. Nilai stabilitas
yang baik akan menjamin
keselamatan kapal saat berlayar.

6. DAFTAR PUSTAKA
[1] Barrass, C. B. dan D. R. Derrett.
2006. ”Ship Stability for Masters and
Mates”. Burlington, MA: Butterworth-
Heinemann.
[2] IMO. 2009. “Explanatory Notesto The
SOLAS Chapter II-1”. Human
Environment and Transport
Inspectorate, Ministry of Infrastructure
and Water Management. 28 (85): 1-
36.
[3] Manik Parlindungan. 2007. “Analisa
Gerakan Seakeeping Kapal pada
Gelombang Reguler”. Jurnal KAPAL. 4
(1): 1-10.
[4] Marjoni, Budhi H. , Mohammad
Imron. 2010. “Stabilitas Statis dan
DInamis Kapal Purse Seine di
Pelabuhan Perikanan Pantai Lampulo
Kota Banda Aceh Nanggroe Aceh
Darusalam”. Marine Fisheries. Vol 1
(2): 113-122.
[5] Nurdin Hery Sutrawan, dkk. 2017.
“Pengaruh Distribusi Muatan
Terhadap Stabilitas Kapal Purse Seine
Modifikasi di Kabupaten Bulukumba”.
Jurnal IPTEKS PSP. 4 (7): 39-48.
[6] Pamuji R. Ikhsan, Dr. Eng. Deddy
C., S.T., M.T., Ir. Kiryanto, M.T. .
“Analisa Stabilitas dan Equilibrum
Kapal Selam Midget 150 untuk
Perairan Indonesia”. Fakultas Teknik,
Universitas Diponegoro.

13

Anda mungkin juga menyukai