PADA
JUNI 1969 S/D DES 1977 JANUARI 1978 S/D SEPT 1988 JUNI 1989 S/D
SEKARANG
KELANCARAN
INPRES 4/85
ARUS BARANG DI
TANGGAL 04-04-1985
PELABUHAN
Di samping itu pula dari Primer Koperasi TKBM Pelabuhan telah mengadakan pendidikan tersendiri
dengan koordinasi instansi setempat misalnya Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Pelabuhan
Banjarmasin, Pelabuhan Batam dan lain sebagainya.
Potensi Anggota Induk Koperasi TKBM Pelabuhan
No Jumlah Primer P o t e n s i
Koperasi TKBM
Pengurus Pengawas Karyawan Anggota
82 Koperasi TKBM 330 241 924 42.602
Induk Koperasi TKBM Pelabuhan yang mempunyai tugas juga sebagai fasilitator dan
advokasi telah menyelesaikan permasalahan sebanyak 19 Kasus yang ada.
Kendala – Kendala Yang Ada Pada Koperasi TKBM
1. Pada setiap Primer Koperasi TKBM Pelabuhan masih banyak / terdapat usia
lanjut/ tidak produktif yang sampai saat ini belum menemukan solusi nya, apabila
mereka dikeluarkan harus diberikan pesangon yang besar, dimana dalam hal ini
Koperasi TKBM Pelabuhan tidak mempunyai dana yang cukup untuk keperluan
pesangon tersebut.
2. Dalam kegiatan hari kerja setiap bulannya jumlah hari yang tersedia pada
Koperasi – Koperasi Primer TKBM Pelabuhan seluruh Indonesia tidak sama ada
yang 10 hari dan 12 hari kerja maka take home pay TKBM juga sedikit, sehingga
dapat mempengaruhi kesejahteraan anggotanya.
3. Pendidikan dan latihan yang dilaksanakan oleh Inkop TKBM Pelabuhan masih
sangat terbatas apabila dibandingkan dengan jumlah anggota yang ada karena
setiap Primer Koperasi TKBM Pelabuhan yang mengirimkan untuk diklat masih
memperhitungkan biaya karena biaya pendidikan mahal dan pendapatannya
sesuai KM. 35 tahun 2007 tanggal 31 Juli 2007 tentang Pedoman perhitungan
tarif pelayanan jasa bongkar muat barang dari dan ke kapal di pelabuhan
dianggap belum mencukupi.
4. Pada saat ini hampir seluruh Koperasi TKBM Pelabuhan di Indonesia ada
kelebihan jumlah anggota TKBM yang tidak seimbang dengan volume kegiatan
bongkar muat.
5. Sehubungan adanya SKB Dirjen Perhubungan Laut, Dirjen Pembinaan dan Pengawasan
Ketenagakerjaan dan Deputi Bidang Kelembagaan Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah No. UM.
008/41/2/DJPL-11, No.93/DJPPK/XII/2011 tanggal 29 Desember 2011 tentang Pembinaan dan
Penataan Koperasi TKBM di Pelabuhan pada Pasal 9 ayat (3) yang menyatakan kegiatan bongkar
muat di terminal Khusus dilakukan oleh PBM yang didirikan oleh pengelola terminal khusus atau
Perusahaan Bongkar Muat lainnya yang ditunjuk oleh pengelola terminal khusus dengan
menggunakan TKBM yang ditunjuk oleh pengelola terminal khusus untuk keperluannya sendiri.
Bahwa sampai saat ini sudah ada Koperasi TKBM yang bekerja di terminal khusus, dan pasal tersebut
juga bertentangan dengan Bab I Ketentuan Umum pasal 1 ayat (2) yang menyatakan Tenaga Kerja
Bongkar Muat yang selanjutnya disebut TKBM adalah pekerja yang memenuhi persyaratan
teknis tertentu bekerja dibidang kegiatan bongkar muat yang dikelola dalam wadah Koperasi
Tenaga Kerja Bongkar Muat (Koperasi TKBM).
6. Ada beberapa masalah dengan Perusahaan Bongkar Muat yang menyangkut operasional antara lain :
a. Adanya Perusahaan Bongkar Muat yang mempunyai piutang kepada Koperasi
TKBM yang cukup besar sehingga dapat mengganggu kelancaran keuangan
Koperasi
b. Adanya Perusahaan Bongkar Muat yang melaksanakan kegiatan dengan
menggunakan alat bantu bongkar muat yang tidak memenuhi syarat/ tidak
sesuai dengan barang yang di bongkar
c. Adanya Perusahaan Bongkar Muat memotong upah TKBM sebesar 13% dari tarif yang ada
sehingga sangat merugikan anggota TKBM dengan alasan untuk dana Asosiasi APBMI
7. Pada umumnya saat ini anggota TKBM Pelabuhan tempat tinggalnya masih menyewa/ mengontrak
rumah karena kondisi pendapatan yang masih rendah, sedangkan KM. 35/2007 belum dapat
memenuhinya.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH