Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN TERMOREGULASI

OLEH:

GREGORIUS GELU

181111052

PROGRAM STUDI NERS

UNIVERSITAS CITRA BANGSA

KUPANG

2021
1.1Definisi kebutuhan termoregulasi

Termoregulasi adalah suatu pengaturan fisiologis tubuh manusia mengenai


keseimbangan produksi panas dan kehilangan panas, sehingga panas dalam tubuh
dipertahankan secara konstan. Termogulasi manusia berpusat pada hipotalamus interior. Suhu
atau termoregulasi merupakan suatu perbedaan antara jumlah panas yangdihasilkan oleh tubuh
dengan jumlah panas yang hilang kelingkunganeksternal atau substansi panas dingin atau
permukaan kulit tubuh.

1.2 KLASIFIKASI

1.Penilaian Hipotermi Bayi Baru Lahir


a.Gejala Hipotermi Bayi Baru Lahir
Bayitidak mau minum atau menetek
Bayi tampak lesu atau mengantuk saja
Tubuh bayi teraba dingin
Dalam keadaan berat, denyut jantung bayi menurun dan kulit tubuh bayi
mengeras(Skleremia)
b.Tanda-Tanda Hipotermi Sedang (Stress Dingin)
Aktifitas berkurang, letargis
Tangisan lemah
Kulit berwarna tidak rata
Kemampuan menghiisap lemah
Kaki teraba dingin
c.Tanda-Tanda Hipotermi Berat (Cedera Dingin)
Sama dengan hipotermi sedang
Bibir dan kuku kebiruan
Pernafasan lambat
Pernafasan tidak teratur
Bunyi jantung lambat
Selanjutnya mungkin timbul hipoglikemi dan asidosis metabolik
d.Tanda-Tanda Stadium Lanjut Hipotermi
Muka, ujung kaki dan tangan berwarna merah terang
Bagian tubuh lainnya pucat
Kulit memgeras dan timbul kemerahan pada punggung, kaki dan tangan
(Sklerema)

2.Fase –FaseTerjadinyaHipertermi
a.Fase I : awal
Peningkatan denyut jantung .
Peningkatan laju dan kedalaman pernapasan .
Menggigil akibat tegangan dan kontraksi obat .
Kulit pucat dan dingin karena vasokonstriksi .
Merasakan sensasi dingin .
Dasar kuku mengalami sianosis karena vasokonstriksi .
Rambut kulit berdiri .
Pengeluaran keringat berlebih .
Peningkatan suhu tubuh
b.Fase II : proses demam
Proses menggigil lenyap .
Kulit terasa hangat / panas .
Merasa tidak panas / dingin .
Peningkatan nadi & laju pernapasan .
Peningkatan rasa haus .
Dehidrasi ringan sampai berat .
Mengantuk , delirium / kejang akibat iritasi sel saraf .
Lesi mulut herpetik .
Kehilangan nafsu makan .
Kelemahan , keletihan dan nyeri ringan pada otot akibat katabolisme protein .
c.Fase III : pemulihan
Kulit tampak merah dan hangat .
Berkeringat .
Menggigil ringan .
Kemungkinan mengalami dehidrasi .

1.3 TANDA DAN GEJALAH


Menurut Nurarif (2015) tanda dan gejalah terjadinya febris adalah:
a) Anak rewel ( suhu lebih tinggi dari 37,5 C- 39 C
b) Kulit kemerahan
c) Hangat pada sentuhan
d) Meningkat frekuensi pernafasan
e) Menggigil
f) Dehidrasi
g) Kehilangan napsu makan
1.4 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
 Pemeriksaan elektrolit
Tidak seimbang dapat berpengaruh atau menjadi predisposisi pada
aktivitas kejang
 Ureum
Dapat meningkatkan resiko timbulnya aktifitas kejang atau mungkin
sebagai indikasi nefrotoksik yang berhubungan dengan pengobatan
 Laboratorium
Mengetahui nilai leukosit sebagai indikasi terjadinya infeksi
 MRI: melokalisasi lesi-lesi fokal
1.5 KOMPLIKASI
1. Heat stress

Kondisi ini dapat terjadi ketika proses pengaturan suhu tubuh mulai
terganggu, umumnya terjadi saat keringat tidak bisa keluar akibat pakaian terlalu
ketat atau karena bekerja di tempat yang panas dan lembap. Gejala yang bisa
timbul di antaranya, pusing, lemas, haus, mual, dan sakit kepala.
2. Heat fatigue

Kondisi ini bisa terjadi ketika seseorang terlalu lama berada di tempat
yang panas, sehingga muncul lemas, haus, rasa tidak nyaman, kehilangan
konsentrasi, bahkan kehilangan koordinasi.

3. Heat syncope

Kondisi ini terjadi ketika seseorang terlalu memaksakan diri tetap berada
di lingkungan yang panas, sehingga memicu kurangnya aliran darah ke otak.
Akibatnya akan muncul gejala, seperti pusing, berkunang-kunang, dan pingsan.

4. Heat cramps

Kondisi ini terjadi ketika penderita sedang berolahraga dengan intensitas


yang berat atau bekerja di tempat yang panas. Gejalanya berupa kejang otot yang
disertai rasa nyeri atau kram di otot betis, paha, bahu, lengan dan perut.

5. Heat edema

Kondisi ini ditandai dengan pembengkakan pada tangan, kaki, dan tumit
akibat penumpukan cairan. Heat edema terjadi akibat terlalu lama duduk atau
berdiri di tempat yang panas yang selanjutnya memicu ketidakseimbangan
elektrolit.

6. Heat rash

Kondisi ini ditandai dengan munculnya ruam pada kulit akibat berada di
tempat yang panas dan lembab pada waktu yang lama.

7. Heat exhaustion
Kondisi ini terjadi ketika tubuh tidak bisa menyeimbangkan suhu tubuh
akibat kehilangan air dan garam dalam jumlah besar yang keluar dalam bentuk
keringat berlebih. Gejalanya berupa sakit kepala, pusing, mual, lemas, kehausan,
peningkatan suhu tubuh, keringat berlebih, produksi urine berkurang, detak
jantung meningkat, sulit menggerakan anggota tubuh. Heat exhaustion yang tidak
segera ditangani dapat berkemba menjadi heat stroke
.
1.6. PENATALAKSAAN

Pada dasarnya menurunkan demam dapat dilakukan secara fisik, obatobatan


maupun kombinasi keduanya.

a. Secara fisik

1) Anak demam ditempatkan dalam ruangan bersuhu normal

2) Pakaian anak diusahakan tidak tebal

3) Memberikan minuman yang banyak karena kebutuhan air meningkat

4) Memberikan kompres

b. Obat-obatan

Pemberian obat antipiretik merupakan pilihan pertama dalam menurunkan


demam. Obat-obat anti inflamasi, analgetik dan antipiretik terdiri dari golongan
yang bermacam-macam dan sering berbeda dalam susunan kimianya tetapi
mempunyai kesamaan dalam efek pengobatannya.Tujuannya menurunkan set
point hipotalamus melalui pencegahan pembentukan prostaglandin dengan jalan
menghambat enzim cyclooxygenase. Asetaminofen merupakan derivate para-
aminofenol yang bekerja menekan pembentukan prostaglandin yang disintesis
dalam susunan saraf pusat. Dosis terapeutik antara 10-15 mg/kgBB/kali tiap 4 jam
maksimal 5 kali sehari. Dosis maksimal 90 mg/kgBB/hari. Turunan asam
propionat seperti ibuprofen juga analgetik dan antiinflamasi. Dosis terapeutik
yaitu 5-10 mg/kgBB/kali tiap 6 sampai 8 jam. Metamizole (antalgin) bekerja
menekan pembentukkan prostaglandin. Mempunyai efek antipiretik, analgetik dan
antiinflamasi. Dosis terapeutik 10mg/kgBB/kali tiap 6-8 jam dan tidak dianjurkan
untuk anak kurang dari 6 bulan. Pemberiannya secara per oral, intramuskular atau
intravena. Asam mefenamat suatu obat golongan fenamat. Khasiat analgetiknya
lebih kuat dibandingkan sebagai antipiretik
2.1 PENGKAJIAN
Hipertermia adalah keadaan meningkatnya suhu tubuh di atas rentangnormal
tubuh,(Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016). Menurut,(Arif Muttaqin, 2014) hipertermia
adalah peningkatan suhu tubuh sehubugan dengan ketidakmampuan tubuh untuk
meningkatkan pengeluaran panas atau menurunkan produksi panas.
a. Keluhan utama berupa perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing, kurang
bersemangat, dan nafsu makan kurang (terutama selama masa inkubasi).
b. Kasus demam yang khas berlangsung tiga minggu, bersifat febris remiten, dan tidak
tinggi sekali. Selama minggu pertama, suhu tubuh berangsur-angsur naik setiap hari,
biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat lagi pada sore dan malam hari.Dalam
minggu kedua, pasien terus berada dalam keadaan demam.Pada minggu ketiga suhu
berangsur turun dan normal kembali pada akhir minggu ketiga.
c. Pemeriksaan fisik.
Pada pemeriksaan fisik yang harus di kaji adalah terdapat nafas berbau
tidak sedap, bibir kering, dan pecah-pecah (ragaden) Lidah tertutup selaput putih
kotor (coated tongue), ujung dan tepinya kemerahan, jarang disertai tremor, pada
bagian abdomen dapat ditemukan keadaan perut kembung (meteorismus), bisa
terjadi konstipasi dapat juga diare atau normal dan pada hati dan limpa membesar
disertai nyeri pada perabaan
d. Pemeriksaan laboratorium.
Pada pemeriksaan laboratorium dapat ditemukan darah tepi gambaran
leukopenia, limfositosis relatif, dan aneosinofilia pada permukaan sakit, darah
untuk kultur (biakan, empedu) dan widal, biakan empedu basil salmonella typhosa
terdapat dalam darah pasien pada minggu pertama sakit, selanjutnya lebih sering
ditemukan dalam urine dan feses. Pada pemeriksaan widal untuk membuat
diagnosis yang diperlukan ialah titer zat anti terhadap antigen O Titer yang
bernilai 1/200 atau lebih menunjukkan kenaikan yang progresif.
2.2.DIAGNOSA

Hipertermi b/d proses infeksi


2.3 INTERVENSI

DX TUJUAN INTERVENSI
Hipertermi b/d anastesi Goal : hipertermi dapat Intervensi
teratasi NIC
Objektif: anastesi dapat Fever treatment
teratasi/tercapai  Monitor suhu
Tujuan dan Kriteria Hasil sesering mungkin
NOC  Monitor IWL
Thermoregulation  Monitor warna dan
suhu kulit
Kriteria Hasil:  Monitor tekanan
 Suhu tubuh dalam darah, nadi dan RR
rentang normal  Monitor penurunan
 Nadi dan RR dalam tingkat kesadaran
rentang normal Monitor WBC, Hb, dan Hct
 Tidak ada  Monitor intake dan
perubahan warna output
kulit dan tidak ada Berikan anti piretik
pusing
 Berikan pengobatan
untuk mengatasi
penyebab demam
          Selimuti
pasien
DAFTAR PUSTAKA

Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta:  MediAction.

Safitri Wulandari, S. (2021). ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DEMAM TIFOID DENGAN


PEMENUHAN KEBUTUHAN TERMOREGULASI (Doctoral dissertation, Universitas
Kusuma Husada Surakarta).

Mirza Rosyana Agatha, M. (2021). Asuhan Keperawatan Anak Gastroenteritis Dalam


Pemenuhan Kebutuhan Fisiologis: Termoregulasi (Doctoral dissertation, Universitas
Kusuma Husada surakarta).

Zurimi, S. (2019). PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES HANGAT DALAM


PEMENUHAN KETIDAKEFEKTIFAN TERMOREGULASI PADA PASIEN DEMAM
TYPOID DI RSUD dr. PP MAGRETTI SAUMLAKI. GLOBAL HEALTH SCIENCE
(GHS), 4(3), 131-136.

Wahyuningsih, D. (2019). ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN DEMAM


TYPOID DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN TERMOREGULASI (Doctoral
dissertation, STIKes Kusuma Husada Surakarta).

Priyanto, H. (2016). ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN KEAMANAN


DAN PERLINDUNGAN: TERMOREGULASI DENGAN HIPERTERMIA PADA AN. F
DI RUANG MELATI RSUD dr. SOEDIRMAN KEBUMEN (Doctoral dissertation,
STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG).

Anda mungkin juga menyukai