Anda di halaman 1dari 26

PERAN APOTEKER DALAM

PELAYANAN KEFARMASIAN
DI MASA PANDEMI COVID-19

By: Prof. Dr. Apt. Keri Lestari., M.Si.


Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Apoteker Indonesia (IAI)
Guru Besar Bidang Farmakologi dan Farmasi Klinik Unpad
1 OPERASIONAL DAN FASILITAS

Adanya Apoteker/
Apoteker Jam Buka Apotek
Pendamping

Pasien/ Costumer Suplai Obat-


Service Obatan

Pengantaran Obat
ke Rumah Pasien
Adanya Apoteker/Penanggung Jawab

Jika Apoteker penanggung jawab tidak dapat praktik maka harus


digantikan oleh Apoteker pendamping.

Jam Buka

Jika apotek tidak dapat memastikan apakah akan buka


tepat waktu seperti waktu normal buka dikarenakan tidak
tersedianya staf, maka jam buka baru harus ditampilkan di
tempat yang terlihat setidaknya di luar apotek.
Pasien/Costumer
Service

• Untuk memastikan kesinambungan pasokan obat-obatan dan layanan kepada


masyarakat, jika hanya ada satu apotek di suatu komunitas, maka kontak dengan
pasien / pelanggan harus diminimalkan dengan dispensing obat-obatan melalui
jendela kecil pada fasad atau pintu, seperti yang sering digunakan untuk layanan
malam. Di apotek
• Apotek pada umumnya juga disarankan untuk mengeluarkan obat-obatan melalui
jendela kecil untuk meminimalkan kontak dan memastikan kesinambungan layanan.
• Pelindung plastik transparan juga dapat diletakkan di atas meja atau di depan area
pengeluaran, dan berikan tanda di lantai untuk menunjukkan jarak 1 atau 2m yang
harus dijaga antara customer dan staf.
• Jika langkah-langkah diatas tidak mungkin dilakukan, maka pasien / pelanggan
tidak boleh memasuki apotek dan apoteker disarankan untuk menggunakan alat
pelindung diri yang sesuai.

Untuk menghindari terlalu banyak orang di dalam apotek, pasien / pelanggan harus menunggu di luar
apotek. Pasien / sesama customer harus menjaga jarak 1 hingga 2 meter.
Suplai Obat-Obatan
Jika memungkinkan, pengiriman obat-obatan ke apotek harus dilakukan tanpa kurir
masuk ke apotek (atau setidaknya area non-publik apotek). bungkus yang digunakan
oleh distributor harus dibersihkan dan didesinfeksi sebelum dibawa ke dalam fasilitas
farmasi.

Pengantara Obat Ke Rumah Pasien


Untuk memastikan pasokan obat yang tepat kepada pasien dan masyarakat, dan
terutama di kota-kota kecil di mana apotek lain mungkin telah tutup, apotek yang buka
dapat mengatur pengiriman obat ke rumah pasien. Apotek yang dapat menawarkan
layanan ini didorong untuk melakukannya, terutama untuk pasien yang PDP atau ODP
yang mengisolasi diri di rumah, yang termasuk dalam kelompok risiko tinggi (faktor
usia dan adanya komorbid) atau yang kesulitan dalam mobilitas (cth : disabilitas).

Dalam prakteknya, pengirim obat (kurir)harus menghindari kontak langsung dengan


pasien dan benda-benda pribadi pasien. Obat-obatan dan barang-barang lainnya
dapat ditinggalkan di luar pintu pasien / pelanggan atau di tempat lain yang ditunjuk,
dan pengirim harus menjaga jarak aman 1 hingga 2 meter sementara secara visual
memastikan bahwa obat-obatan telah diterima oleh pasien atau orang yang berwenang.
2 LAYANAN KEFARMASIAN & KONSELING

1. Di banyak negara, komunitas lokal menjadi sumber penularan


penyakit. Riwayat perjalanan dari daerah yang sudah terpapar
covid-19 merupakan catatan yang penting bagi negara dengan
kasus yang sedikit; tetapi bagi negara yang sudah outbreak
maka riwayat perjalanan bukan suatu hal yang relevan tetapi
lebih cenderung kepada penularan melalui komunitas local.

2. Penularan dapat terjadi melalui pasien yang tidak bergejala atau


pasien dengan gejala awal, maka pencegahan penularan
adalah penting terhadap semua customer dan pasien yang
datang ke apotik ( APD Apoteker dan TTK, mencegah
penumpukan pasien di apotik dg mengatur antrian, pemesanan
online & delivery obat swamedikasi, ukur suhu sebelum masuk
dan siapkan tempat cuci tangan/ hand sanitiser)
JIKA PASIEN TIDAK BERGEJALA (BATUK, PANAS DAN KESULITAN
BERNAFAS/ SESAK) DAN TIDAK DIKETAHUI APAKAH PERNAH KONTAK
DENGAN PASIEN SUSPECT ( PDP & ODP) DAN TIDAK MEMILIKI RIWAYAT
PERJALANAN KE DAERAH YANG WABAH.

Pelayanan Kefarmasian yang dapat dilakukan:

Sarankan social distancing, usahakan tetap


Berikan perasaan
Berikan edukasi dirumah, tidak keluar rumah jika Memberikan informasi dasar
tentram dan aman
tentang langkah memungkinkan dan tidak melakukan berdasarkan fakta dan saran
(tidak ditakut-takuti)
pencegahan perjalanan keluar kota/keluar negeri bila bukan (secara lisan atau tulisan)
“offer reassurance”
suatu hal yang sangat mendesak

8
JIKA PASIEN DENGAN SYMPTOMS (BATUK, PANAS DAN SESAK); TIDAK DIKETAHUI
APAKAH PERNAH KONTAK DENGAN PASIEN YANG SUSPECT (PDP DAN ODP);
TIDAK MEMILIKI RIWAYAT PERJALANAN DARI DAERAH YANG WABAH.

Pelayanan Kefarmasian yang dapat dilakukan:

Offer reassurance ( diberikan perasaan tenang dan aman) Informasikan resiko covid-19

Jangan melakukan kontak fisik dengan pasien, termasuk Jika memungkinkan, isolasi pasien diruangan terpisah
dengan alasan pemeriksaan
Untuk individu dengan rsiko tinggi ( factor usia dan
Mengambil tindakan proteksi diri ( pemakaian respirator, komorbid), sarankan untuk menghubungi nomor
sarung tangan dan pelindung mata dengan benar) emergency atau hotline covid-19 (119#9) untuk pengujian,
perawatan dan pengobatan.
Tegaskan untuk pencegahan penularan lebih lanjut,
pastikan pasien menggunakan masker secara tepat. Memberikan informasi berdasarkan fakta dan saran (secara
lisan / tulisan)
sarankan agar melakukan social distancing dengan ketat
(termasuk dari keluarga dan orang terdekat), karantina dirumah Desinfeksi area yang diperkirakan terkontaminasi selama
dan jangan keluar kota/ keluar negeri selama 14 hari. melakukan pelayanan kefarmasian.
9
JIKA PASIEN TIDAK BERGEJALA ( BATUK, PANAS ATAU SESAK) DAN
DIKETAHUI ADA KONTAK DENGAN KASUS YANG SUSPECT (PDP DAN
ODP) DAN ATAU ADA RIWAYAT PERJALANAN KE DAERAH YANG WABAH.

Pelayanan Kefarmasian yang dapat dilakukan:

Diperlukan mendata dengan siapa aja bertemu dan melakukan


Offer reassurance (berikan perasaan tenang dan aman) kontak.

Jika gejala muncul dalam 14 hari sejak kontak Dengan


pasien yang suspect, maka disarankan untuk mengkontak
Berikan informasi resiko covid-19 mungkin terjadi nomor emergency/ hotline covid (119#9) dan ikuti instruksi
yang diberikan.

Sarankan social distancing, karantina dirumah dan jangan keluar Memberikan informasi berdasarkan fakta dan saran (lisan atau
kota atau keluar negeri setidaknya 14 hari. tulisan)

1
JIKA TERDAPAT SYMPTOMS ( BATUK, PANAS ATAU SESAK) DAN DIKETAHUI
RIWAYAT KONTAK DENGAN KASUS YANG SUSPECT (PDP DAN ODP) DAN
ATAU MEMILIKI RIWAYAT PERJALANAN KE DAERAH YANG WABAH.

Pelayanan Kefarmasian yang dapat dilakukan:

Offer reassurance ( diberikan perasaan tenang dan aman) Informasikan resiko covid-19

Jangan melakukan kontak fisik dengan pasien, termasuk Jika memungkinkan, isolasi pasien diruangan terpisah
dengan alasan pemeriksaan
Untuk individu dengan rsiko tinggi ( factor usia dan
Mengambil tindakan proteksi diri ( pemakaian respirator, komorbid), sarankan untuk menghubungi nomor
sarung tangan dan pelindung mata dengan benar) emergency atau hotline covid-19 (119#9) untuk pengujian,
perawatan dan pengobatan.
Tegaskan untuk pencegahan penularan lebih lanjut,
pastikan pasien menggunakan masker secara tepat. Memberikan informasi berdasarkan fakta dan saran (secara
lisan / tulisan)
Sarankan agar melakukan social distancing dengan ketat
(termasuk dari keluarga dan orang terdekat), karantina dirumah Desinfeksi area yang diperkirakan terkontaminasi selama
dan jangan keluar kota/ keluar negeri selama 14 hari. melakukan pelayanan kefarmasian.
1
3
Area Publik di Apotek Di Konter

1. jika memungkinkan, alokasikan satu karyawan per konter dan


Akses ke produk untuk pemilihan sendiri oleh pelanggan hindari bersentuhan.
harus dibatasi untuk menghindari ada kontak fisik 2. Simpan hanya benda-benda penting di konter.
(dikhawatirkan terjadi penularan). Untuk pengambilan akan 3. Bersihkan dan desinfeksi meja setelah selesai melayani 1 pasien.
dilakukan oleh petugas farmasi dan area public harus 4. Gunakan hand sanitizer dengan kandungan alcohol 70% untuk
diakses hanya oleh petugas farmasi. mensterilkan tangan setelah menangani setiap pasien /
pelanggan.
5. Jika memungkinkan, edukasi dan ajak pasien untuk memesan
obat-obatan mereka melalui halaman web apotek dan obat
tersebut akan dikirimkan ke rumah atau ke tempat yang telah
disepakati.
Social Distancing Mengunjungi Apotek

1. Batasi jumlah pasien / pelanggan yang memasuki apotek


pada satu waktu.
2. Jaga jarak setidaknya 1 meter – 2 meter saat memberi 1. Anjurkan pasien / pelanggan untuk menghindari berlama-
pelayanan pada pasien. lama di apotek.
3. Jika perlu, gunakan baki untuk mengumpulkan resep, 2. Anjurkan pasien / pelanggan untuk menghindari
menyerahkan obat-obatan dan memproses pembayaran mengunjungi apotek jika mereka berusia lanjut atau memiliki
dengan tujuan untuk menjaga jarak. komorbid. Bilamana memungkinkan, pasien seperti itu harus
4. Anjurkan pasien untuk menjaga jarak setidaknya 1 meter di meminta anggota keluarga, teman atau tetangga untuk pergi
antara sesama pasien saat menunggu, dan berikan tanda di ke apotek sebagai ganti mereka.
lantai (cth: lakban) untuk menunjukkan di mana pasien harus
berdiri.
Social Distancing Mengunjungi Apotek

1. Batasi jumlah pasien / pelanggan yang memasuki apotek pada satu


1. Anjurkan pasien / pelanggan untuk
waktu.
menghindari berlama-lama di apotek.
2. Jaga jarak setidaknya 1 meter – 2 meter saat memberi pelayanan
2. Anjurkan pasien / pelanggan untuk
pada pasien.
menghindari mengunjungi apotek jika
3. Jika perlu, gunakan baki untuk mengumpulkan resep, menyerahkan
mereka berusia lanjut atau memiliki
obat-obatan dan memproses pembayaran dengan tujuan untuk
komorbid. Bilamana memungkinkan,
menjaga jarak.
pasien seperti itu harus meminta anggota
4. Anjurkan pasien untuk menjaga jarak setidaknya 1 meter di antara
keluarga, teman atau tetangga untuk
sesama pasien saat menunggu, dan berikan tanda di lantai (cth:
pergi ke apotek sebagai ganti mereka.
lakban) untuk menunjukkan di mana pasien harus berdiri.

Rekomendasi untuk Layanan dan Kegiatan Farmasi di Apotek

1. Saat melakukan tes kesehatan di tempat perawatan (mis., Pengukuran tekanan darah, kolesterol, glukosa, tes
kehamilan),, pemberian vaksin atau injeksi, atau menyediakan layanan lain yang memerlukan kontak langsung dengan
pasien, tindakan perlindungan tambahan, seperti penggunaan masker dan sarung tangan, harus digunakan.
2. Layanan ini mungkin perlu dibatasi atau diinterupsi jika dapat menimbulkan risiko bagi tim medis (mis., Jika pasien
memiliki gejala infeksi pernapasan).
1
Rekomendasi untuk Farmasis dan Staff

1. Untuk memastikan kelangsungan operational apotek, bagi tim menjadi beberapa shift (misalnya, pagi
dan sore), dengan adanya jeda waktu penutupan singkat di antara penggantian shift untuk
mendisinfeksi seluruh apotek, serta memastikan bahwa anggota setiap shift tidak memiliki kontak satu
sama lain pada perubahan shift.
2. staff dengan kondisi gangguan sistem imun ( immunocompromise) wajib menggunakan masker dan
lebih baik melakukan tugas-tugas administrasi. Hal menjaga kebersihan tangan perlu selalu
diperhatikan.
3. Farmasis dan staff harus lebih sering mengganti pakaian. (mengurangi kemungkinan droplet
menempel di pakaian)
4. Harus menghindari penggunaan aksesoris, seperti gelang, jam tangan dan cincin.
5. Setiap saat perlu memakai masker, kebersihan dan desinfeksi tangan harus dilakukan sebelum dan
sesudah memberikan pelayanan kefarmasian kepada pasien atau customer.

1
4
1. Biasakan diri dengan protokol untuk isolasi dan rujukan kasus suspect COVID-19 yang dikeluarkan oleh
otoritas kesehatan nasional, regional atau lokal Anda. Ikuti prosedur ini dan berkolaborasi dalam
implementasinya.

2. Bila memungkinkan, isolasi pasien yang suspect di ruang terpisah di apotek dan segera menghubungi
layanan darurat yang sesuai atau hotline COVID19.

3. Ruang isolasi di apotek idealnya memiliki kamar mandi pribadi dan perabot minimum dan benda-benda
yang diperlukan untuk kenyamanan orang tersebut sambil menunggu, untuk menghindari keharusan
mendekontaminasi barang-barang yang tidak perlu.

4. Selama dalam isolasi, pasien diharuskan untuk memakai masker medis.

5. Selama isolasi, hanya satu anggota personel apotek yang harus melakukan kontak dengan pasien,
mengenakan peralatan perlindungan pribadi yang sesuai (masker, sarung tangan dan kacamata).

6. Setelah pasien yang suspect dipindahkan ke fasilitas kesehatan atau rumah pasien untuk karantina,
ruang isolasi dan area yang berpotensi terkontaminasi, seperti toilet, harus dibersihkan dan
didesinfeksi.
Algoritma
Dengan gejala
Admin • Demam Isolasi
• Mobile PCR • Batuk RS
• Rumah sakit Positif • Sesak rujukan
• Labkesda • Komorbid

Tanpa Isolasi Tata cara


Registrasi Penjadwalan gejala mandiri isolasi mandiri
Hasil
Online & Pengujian Followed up by
MTAC
Data untuk
Ya-
pengiriman
vaksinasi
vaksin

Negatif

Tidak-
Sarankan 3 M
vaksinasi
Site Map
Sitemap
Sitemap
Biodata Te
st
Sitemap
Trac Isolation
e
5
1. Saat ini, tidak ada obat khusus atau vaksin pencegahan untuk COVID-19 dan tidak ada obat atau
vaksin yangtelah sepenuhnya diuji untuk keamanan dan efektifitas.
2. Terapi antivirus terutama digunakan, serta pengobatan simtomatik dan suportif berdasarkan
kondisi klinis pasien. Perawatan pendukung termasuk terapi oksigen, hidrasi, kontrol demam dan
nyeri, dan antibiotik jika ada koinfeksi bakteri. (perlu diperhatikan beberapa obat yang
memiliki kontraindikasi terhdapap COVID-19)
3. Beberapa obat antivirus yang telah digunakan termasuk alpha-Interferon, lopinavir / ritonavir,
ribavirin dan umifenovir. Pada beberapa pasien, gejala membaik secara signifikan dengan
remdesivir. (perlu di cek antivirus ada di Indonesia)
4. Chloroquine phosphate dan hydroxychloroquine secara efisien menghambat infeksi SARS-CoV-2
secara in vitro, dengan hydroxychloroquine menunjukkan toksisitas yang lebih rendah daripada
chloroquine phosphate. (efek samping qt-prolong action perlu diperhatikan).
5. Regimen dosis untuk obat-obatan yang disebutkan di atas harus diformulasikan dengan hati-hati
dan penggunaannya dimonitor secara ketat untuk keamanan dan efektivitas.
6. Saat ini tidak ada bukti konklusif untuk membangun hubungan langsung antara penggunaan obat
antiinflamasi non-steroid (termasuk ibuprofen) dan peningkatan risiko infeksi atau keparahan
penyakit. Namun demikian, obat lain seperti parasetamol / asetaminofen dapat dipertimbangkan
untuk manajemen demam pada pasien COVID-19.
7. Tidak ada bukti konklusif bahwa ACE inhibitor dapat mempengaruhi individu terhadap hasil yang
merugikan jika mereka terinfeksi COVID-19. Pasien yang menggunakan obat-obatan ini harus
melanjutkan perawatan kecuali disarankan secara khusus untuk berhenti oleh dokter.
8. Kortikosteroid tidak selalu direkomendasikan untuk pneumonia virus atau sindrom gangguan
pernapasan akut dan harus dihindari karena berpotensi memperpanjang replikasi virus; kecuali
diindikasikan karena alasan lain (cth: Eksaserbasi COPD, syok septik refrakter mengikuti petunjuk
Surviving Sepsis Campaign Guidelines).
9. Untuk pasien COVID-19 dengan perkembangan penyakit yang cepat, parah dan kritis, terapi
plasma konvalesen dapat dicoba.
10.Vaksin terhadap pneumonia, seperti vaksin pneumokokus dan vaksin Haemophilus influenza tipe
B; tidak memberikan perlindungan terhadap COVID-19.

2
6
Desinfektan tangan Anda saat memasuki apotek

Pastikan menjaga jarak 1 hingga 2 meter antara Anda dan pelanggan lain atau staf
farmasi.

Jangan berjalan di luar petunjuk langkah yang telah dipasang di lantai

Jika bersin atau batuk, tutupi hidung dan mulut dengan tissue (yang harus segera
dibuang) atau batuk / bersin ke siku. (Perhatikan etika batuk dan bersin)

Hindari berjabatan tangan (kontak fisik) saat berada di apotek.

Siapkan segera resep yang dibutuhkan. (jangan masih membongkar tas dan mencari
resep saat sudah berada di dalam apotek)
Terima
Kasih!

Anda mungkin juga menyukai