Anda di halaman 1dari 41

COVID-19

Skrining dan Triase

Tim Pengulas:
dr. Aziza Ariyani, SpPK
dr. Asep Purnama, SpPD-FINASIM
dr. Rima Melati, MKK, SpAk, SpOk
Dr. dr. Rita Kusriastuti, MSc
Prof. Dr. dr. Rizanda Machmud, M.Kes, FISPH, FISCM
dr. Yohanes Agus Sudarmanto, MKes

Di kembangkan dengan hibah dari Project HOPE.


Copyri ght © Brown University, 2020. Di rilis di bawah
Crea tive Commons l icense Attribution-NonCommercial-
NoDerivatives 4.0 International (CC BY-NC-ND 4.0
Tujuan

1. Memahami konsep dan prinsip skirining dan triase, serta mampu


mengidentifikasi keadaan pasien yang membutuhkan intervensi dan/atau
isolasi.
2. Mengetahui Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) dengan benar,
termasuk cara penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai.
3. Mengidentifikasi dan menerapkan PPI dengan benar, terutama saat petugas
kesehatan melakukan skrining dan triase pasien terduga atau terkonfirmasi
COVID-19.
Tujuan

4. Memakai dan melepas Alat Pelindung Diri (APD) dengan benar.


5. Memahami cara melakukan proses skrining dan triase jarak jauh untuk
mengurangi ‘beban pasien’ dan rujukan yang tidak tepat, serta
memaksimalkan penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes)
dengan tepat.
6. Memahami sistem pelaporan kasus terduga dan terkonfirmasi COVID-19
di tingkat lokal (situasi khusus), nasional dan global.
4

Latar Belakang
• COVID-19 menyebar dari ‘orang ke orang’
melalui droplet.
• Penularan dapat terjadi karena menyentuh
permukaan yang terkontaminasi virus,
kemudian menyentuh wajah sendiri
• Penularan juga dapat terjadi karena tindakan
yang potensial menghasilkan aerosol (AGP).
• Tujuannya untuk membatasi penyebaran virus
melalui droplet ke pasien lain atau ke petugas
kesehatan saat pasien tiba di fasyankes anda.
Skrining
6

Sebelum Kedatangan Pasien di Fasilitas Kesehatan


• Rumah sakit/fasyankes perlu mempersiapkan sarana untuk kebersihan tangan, poster
etika batuk dan alur skrining.
• Memastikan semua petugas kesehatan dan bagian penerimaan pasien memahami cara
dan alur skrining dan definisi kasus terduga untuk melindungi diri mereka sendiri dan
petugas kesehatan lain saat kedatangan pasien
• Pisahkan poli COVID dan non-COVID. Jika kasus terduga atau pasien mengalami
perburukan /gangguan pernapasan, petugas kesehatan harus menghubungi Rumah
Sakit sebelum merujuk.
• Hal ini memungkinkan untuk melakukan persiapan dan antisipasi risiko pada saat
kedatangan pasien (melaksanakan tindakan kewaspadaan dan APD yang sesuai).
7
Skrining Virtual/ Jarak Jauh
Skrining Virtual (mis. melalui telepon, WhatsApp) dapat membantu mengurangi beban sumber daya
dalam situasi lonjakan kasus dan mengurangi kemungkinan transmisi virus dalam rumah
sakit/fasyankes.
Beberapa strategi untuk skirining virtual meliputi:
• Meminta pasien untuk memantau suhu mereka sendiri dengan thermometer rumah, untuk memeriksa laju
pernapasan atau detak jantung mereka sendiri.
• Mendengarkan tanda/gejala ketika berbicara dengan pasien melalui telepon (mendengarkan keluhan pasien
jika mereka menderita batuk, suara serak, dll).
• Meminta pasien untuk mengucapkan kalimat yang panjang untuk menilai sesak napas dan atau kesulitan
bernapas.
Perlu dibuat jalur komunikasi yang sangat baik dan disosialisasikan (seperti hotline, obrolan teks
online (misalnya WA) dengan komunitas, terutama bagi masyarakat yang melakukan isolasi
mandiri*. Pasien isolasi mandiri perlu di edukasi tentang langkah pencegahan dan pengendalian
infeksi, bagaimana mencari pertolongan jika gejala muncul atau memburuk.

* Kontak erat, kasus konfirmasi tanpa gejala , kasus konfirmasi gejala ringan tanpa komorbid ( KMK No. HK.01.07. Menkes 413.2020. Rev.5 hal.198)
Skrining 8

1. IDENTIFIKASI
Pemeriksaan thermal scan. Pelaku perjalanan dari daerah terpapar Covid-19?
Kontak erat dengan kasus probable atau terkonfirmasi Covid-19? Gejala ISPA?
Masuk kriteria kontak erat/suspek/probable? Diperiksa di ruang Covid-19?

2. ISOLASI
Pasien memakai masker bedah dan menjaga jarak dengan petugas
Pasien ditempatkan di ruang tersendiri atau terpisah.
Pemeriksaan pasien, pemeriksaan laboratorium & radiologi
Pastikan kriteria: kontak erat, suspek, probable

3. INFORMASI
Petugas jaga (perawat, dokter, koordinator).
Kontak erat, kasus suspek gejala ringan, kasus konfirmasi tanpa gejala atau
dengan gejala ringan tanpa komorbid dapat diisolasi mandiri*;
* KMK No. HK.01.07.
Menkes 413.2020. Rev.5 Untuk perawatan di Fasyankes merujuk pada tabel di slide berikutnya
hal.198
9
RINGKASAN MANAJEMEN KESMAS BERDASARKAN KRITERIA KASUS
Suspek dan Kontak Erat

KMK No. HK.01.07. Menkes 413.2020. Rev.5 hal.188


RINGKASAN MANAJEMEN KESMAS BERDASARKAN KRITERIA KASUS 10

Probabel dan Konfirmasi

KMK No. HK.01.07.


Menkes 413.2020.
Rev.5 hal.188
11
Bagan Alur untuk Identifikasi dan Penilaian Novel Coronavirus 2019 12
Untuk mengevaluasi pasien yang mungkin terkena penyakit atau
terpapar Novel Coronavirus 2019 (2019-nCoV)

Skrining IDENTIFIKASI

Apakah pasien mengalami demam atau gejala


penyakit pernapasan bawah seperti batuk
Bagan Alur dari Pusat
atau sesak napas?
Pengendalian Penyakit
COVID-19 (dimodifikasi
untuk lokasi dengan ISOLASIKAN
Pa s angkan masker pada pasien

penyebaran virus di Is oasikan pasien di ruangan privat atau a rea terpisah


Kena kan APD ya ng sesuai

Nilai status medis pasen


masyarakat) Apakah ada demam? Apakah mengalami sakit pernapasan?
PERIKSA Subjektif Ba tuk?
Terukur? _____◦C/F Ses ak napas?

Informasikan
1. Identifikasi Hubungi kementerian kesehatan untukmelaporkan pasien berisiko dan status klinisnya
Perhatikan apa saja yang dibutuhkan untuk mengumpulkan spesimen dalam rangka pengujian 2019-nCoV

2. Isolasi Tunjuk disposisi

Jika dipulangkan ke rumah

3. Instruksi
INSTRUKSIKAN Pasien
Sesuai kebutuhan, tergantung pada tingkat keparahan penyakit dan hasil konsultasi dengan kementerian kesehatan
Pa nduan perawatan di rumah
Pa nduan isolasi di rumah
Sarankan Pasien
Jika pasien baru mengalami demam atau demamnya semakin memburuk atau muncul penyakit pernapasan
Hubungi klinik untuk menentukan apak perlu evaluasi ulang
Ji ka perlu evauasi ulang, hubungi segera dan gunakan masker wajah
FORM DETEKSI DINI COVID-19 (SESUAI DENGAN PEDOMAN PPI REV=5) 13
Tempat
Perawatan
Pasien*

* KMK No. HK.01.07.


Menkes 413.2020. Rev.5
hal.198
15

Kedatangan Pasien di Rumah Sakit


Tanda/banner di pintu masuk harus memuat informasi mengenai:
✓ Meminta pasien untuk memberikan informasi yang benar secara jujur
✓ Anjuran pasien untuk segera memberi tahu staf mengenai riwayat perjalanan terakhir.
✓ Anjurkan pasien yang mengalami batuk, bersin untuk menerapkan etika batuk.
✓ Anjurkan pengunjung yang mengalami gejala demam, gangguan pernapasan untuk tidak masuk
ke dalam fasyankes
✓ Pasien wajib menggunakan masker
Jika masker tidak tersedia, siapkan area yang berventilasi baik (12 ACH), dengan jarak antar pasien
lebih dari 1 meter
• Alternatif: Mintalah pasien untuk menunggu di luar fasyankes, terpisah dari pasien lain dengan
cara menelpon pasien ketika kamar sudah siap (misalnya: menghubungi ponsel pasien).
Wastafel cuci tangan wajib disediakan beserta perangkat kebersihan tangan.
Contoh
Poster
*Contoh KIE yang ditempatkan
di area skrining
17

Buatlah kelompok kecil, luangkan waktu 15 menit untuk bertukar ide tentang
area tunggu di Fasyankes Anda.
1.Apakah Anda dapat memberikan masker atau memisahkan pasien yang
berpotensi menularkan penyakit?
2.Apakah Anda membutuhkan tanda penunjuk? Bahasa apa yang digunakan?
Apakah perlu ada petunjuk gambar untuk mereka yang tidak dapat membaca?
3.Bagaimana cara Anda menyediakan fasilitas kebersihan tangan?
4.Ada pertimbangan lainnya?

Aktivitas
18
Skrining
Kewaspadaan standard oleh petugas kesehatan di area skrining/penapisan

• Buat jarak 1-2 meter antar pasien/pengunjung.


• Gunakan masker dan pelindung wajah atau kacamata pelindung
saat jarak dengan pasien kurang dari 2 meter.
• Petugas penapisan harus menghindari menyentuh wajah, mulut
atau mata
• Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien!!!
• Lakukan pelepasan APD dengan benar dan pisahkan APD
disposable atau reuse.
• Sebagai alternatif gunakan tempat terbuka sebagai ruang skrining.

Buat tim skrining khusus untuk membatasi jumlah petugas kesehatan yang
kontak dengan kasus terduga, sekaligus menghemat pemakaian APD.
Skrining:
Identifikasi
20

Identifikasi
Tanda dan Gejala
Antara lain:

→ Demam (suhu tubuh -> 38°C)


→ Batuk, pilek.
→ Infeksi saluran pernapasan ringan (paling umum ~80% kasus)
→ Pneumonia
→ Sindrom gagal napas akut
→ Syok septik
21

Identifikasi
Tanda dan Gejala
Sakit kepala
Bersin
Batuk
Sesak / sulit
bernapas

Gejala awal dimulai dengan


demam, diikuti dengan batuk
kering dan, seminggu Demam
kemudian sesak napas dan
sebagian pasien membutuhkan
perawatan inap
Definisi kasus COVID-19 (Rev.5)* 22

SUSPEK a. Orang dengan ISPA DAN pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat
perjalanan atau tinggal di negara/wilayah Indonesia yang melaporkan transmisi lokal**.
b. Orang dengan salah satu gejala/tanda ISPA DAN pada 14 hari terakhir sebelum timbul
gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus konfirmasi/probable COVID-19.
c. Orang dengan ISPA berat/pneumonia berat yang membutuhkan perawatan di rumah
sakit DAN tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan

PROBABLE Kasus suspek dengan ISPA Berat/ARDS/meninggal dengan gambaran klinis yang meyakinkan
COVID-19 DAN belum ada hasil pemeriksaan laboratorium RT-PCR

KASUS Seseorang yang dinyatakan positif terinfeksi virus COVID-19 yang dibuktikan dengan
KONFIRMASI pemeriksaan laboratorium RT-PCR.
Kasus konfirmasi dibagi menjadi 2:
a. Kasus konfirmasi dengan gejala (simptomatik)
b. Kasus konfirmasi tanpa gejala (asimptomatik)

*KMK NOMOR HK.01.07/MENKES/413/2020 tentang PEDOMAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN


CORONAVIRUS DISEASE 2019 (COVID-19). Juli 2020
** Wilayah yang memiliki transmisi lokal dapat dilihat di https://infeksiemerging.kemkes.go.id/
Identifikasi Menentukan Daerah Berisiko Tinggi 23

Laporan Situasi Website Gugus Tugas COVID-19 https://covid19.go.id/peta-sebaran


Identifikasi Menentukan Daerah Berisiko Tinggi 24

Website dari Kementerian Kesehatan https://infeksiemerging.kemkes.go.id/ , di akses 27 Juli 2020, 0.29


Skrining:
Isolasi
26

Isolasi
Elemen Kunci
Terapkan tindakan kewaspadaan transmisi droplet dan kontak terhadap pasien
• Gunakan masker bedah.
Masker bedah untuk petugas kesehatan dan pasien bila persediaan cukup. Saat
persediaan masker bedah tidak mencukupi, pasien dan pengantar bisa memakai
masker kain.
• Isolasi pasien di ruang terpisah
• Alternatif: tempatkan pasien di ruang isolasi secara kohorting*
• Alternatif: tempatkan pasien di ruang tunggu terpisah dari ruang tunggu pasien lain
dan dihubungi melalui ponsel

* Penempatan beberapa pasien dengan diagnosis yang sama dalam satu ruangan (jarak antar tempat tidur 1-2 m)
Skrining:
Instruksi
28

Instruksi

Petugas triase memberi tahu siapa yang memfasilitasi


tindakan pencegahan dan membantu penegakan
diagnosis dalam klinik, fasyankes.
29

Instruksi
• Pasien yang dicurigai COVID-19 akan menjalani pemeriksaan, uji
laboratorium dan radiologi selagi penempatan pasien ditentukan
(contoh: ruang isolasi IGD)

• Pasien kontak erat, kasus suspek gejala ringan, kasus konfirmasi tanpa
gejala, kasus konfirmasi gejala ringan tanpa komorbid yang melakukan
isolasi mandiri: diminta memonitor gejala yang terjadi, bila terjadi
perburukan diminta menghubungi hotline 119 dan Dinkes setempat.
Informasi lebih lanjut tentang pelaporan dapat dilihat dalam modul Surveilans

• Kenakan masker saat kembali ke rumah sakit.


Triase
31

Sistem Triase
Definisi
Sistem untuk mengidentifikasi pasien menjadi risiko tinggi, sedang dan
rendah serta memprioritaskan perawatan berdasarkan kategori risiko.
Skor triase juga dapat menunjukkan sumber daya yang mungkin diperlukan.
Pada tindakan yang menimbulkan aerosol (AGP; seperti intubasi) berisiko
lebih. Peralatan tambahan mungkin dibutuhkan untuk waspada transmisi
airborne. Sesuaikan pemakaian APD.
Kenali pasien risiko tinggi dan koordinasikan, beri waktu tim untuk
melakukan perawatan yang aman.

. [Kemenkes RI Pedoman Pencegahan dan Pengendalian COVID-19, Revisi 4].


32

Sistem Triase
Pertimbangan COVID-19
Manfaat:
• Pasien yang sakit dikenali dengan cepat dan diprioritaskan.
• Kewaspadaan tindakan AGP (seperti intubasi) berisiko transmisi
airborne, sehingga membutuhkan APD dan bahan pembersihan
lingkungan sebagai tambahan.
• Mengenali pasien berisiko tinggi dan memberi informasi
kepada tim, untuk menyiapkan perawatan yang aman.

[Kemenkes RI Pedoman Pencegahan dan Pengendalian COVID-19, Revisi 4].


33

Contoh Skoring untuk Penapisan Cepat COVID-19 di RSUD Dr. Soetomo


34

Contoh Alur Tatalaksana Pemeriksaan Penapisan Cepat COVID-19 di RSUD Dr. Soetomo
35
Sistem Triase

Contoh Skala
Triase Afrika
Selatan
36

Triase
Contoh Penggunaan Tanda dan Gejala
DARURAT SANGAT MENDESAK
Jalan napas terhambat - tidak bernafas Transfer energi
Kejang - saat ini yang tinggi Netrologi fokus - akut Luka bakar -
Terbakar - wajah / inhalasi (memutus mekanisme (stroke) circumferential
cedera)
Hipoglikemia - glukosa kurang dari 3 mmol/L
Napas tersengal - akut Agresi Luka bakar - bahan kimia
Gagal jantung
Tingkat kesadaran
Anggota tubuh terancam Keracunan / Overdosis
MENDESAK berkurang/bingung
Diabetes - glukosa lebih
Perdarahan terkontrol Batuk darah Cedera mata
dari 11 dan ketonuria
Dislokasi jari atau jari kaki Dislokasi sendi yang
Fraktur – tertutup (tidak ada retak di kulit) Sakit dada lebih besar (bukan jari Muntah darah segar
Luka Bakar – lainnya atau kaki)
Sakit perut Fraktur - gabungan Kehamilan dan trauma
Leher seperti ditusuk
Diabetes – glukosa lebih dari 17 (tanpa ketonuria) (dengan kulit pecah) perut
Muntah terus menerus Pendarahan - tidak
Luka Bakar lebih dari Kehamilan dan sakit
terkontrol
Kehamilan & trauma 20% perut
(pendarahan arteri)
Kehamilan & Pendarahan PV Kejang - pasca ictal Bakar - listrik Sakit parah
Nyeri Sedang
37
Triase
Contoh Penggunaan Triage Early Warning Score (TEWS)

TEWS UNTUK DEWASA


Usia di atas 12 tahun / tinggi badan di atas 150 cm

Berjalan Dengan Tandu /


Mobilitas Bantuan Lumpuh

Kurang dari Di atas 29


9
Kurang dari Di atas 129
41

Kurang dari Di atas 199


71

Dingin ATAU Panas ATAU


Suhu di bawah di atas 38,4◦
35◦
Kebingungan Beraksi ke Beraksi ke Tidak dapat
suara rasa sakit merespon

Tidak Ya
Durasi keseluruhan prosedur: 40-60 detik

Basahi tangan dengan air; Ambil sabun secukupnya untuk Gosok kedua telapak tangan ;
menutupi seluruh permukaan
tangan;

6 Langkah
Kebersihan Gosok punggun dan sela-sela
jari tangan kiri dan kanan dan
Gosok kedua telapak tangan
dan sela-sela jari;
Jari-jari sisi dalam dari kedua
tangan saling mengunci;

Tangan
sebaliknya;

Gosok ibu jari kiri berputar Gosokkan tangan dengan memutar Bilas tangan dengan air;
dalam genggaman tangan ujung jari-jari tangan kanan di
kanan dan lakukan sebaliknya; telapak tangan kiri dan sebaliknya;

Keringkan tangan sampai Gunakan tisu atau handuk Tangan anda sekarang sudah
benar-benar kering dengan tisu untuk menutup keran; bersih.
atau handuk sekali pakai;
39

Dalam kelompok kecil, berlatih cara


mengenakan dan melepaskan APD.

Video cara mengenakan dan melepaskan APD

Aktivitas
40

1. Saat pasien tiba, petunjuk di layanan harus mengarahkan pasien untuk menjaga jarak,
menerapkan etika batuk, menyediakan sarana kebersihan tangan (pasien mencuci
tangan dengan sabun dan air mengalir atau alcohol handrub), dan menggunakan
masker sesuai petunjuk.
2. Skrining: IDENTIFIKASI, ISOLASI, INFORMASI.
3. Sistem Triase: akan memungkinkan perawatan yang dibutuhkan bagi pasien dengan
COVID- 19 dan perlu tindakan hati-hati oleh petugas kesehatan
4. Jaga Kebersihan tangan.
5. Mengenakan dan melepaskan APD dengan baik dan benar sesuai urutan.

Rangkuman
Skrining, Triase, Kebersihan Tangan
Referensi

• Kementrian Kesehatan, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (COVID 19). Maret 2020. Diakses
pada: https://covid19.kemkes.go.id/download/REV-04_Pedoman_P2_COVID-19__27_Maret2020_TTD1.pdf
• 2019 Novel Coronavirus Toolkit; Dapat diakses pada: https://www.massgeneral.org/assets/MGH/pdf/disaster-medicine/2019-Novel-Coronavirus-(2019-nCoV)-Toolkit-version-
1.29.2020.pdf
• Situasi Novel coronavirus (COVID-19) ; Dapat diakses pada: https://experience.arcgis.com/experience/685d0ace521648f8a5beeeee1b9125cd
• Novel coronavirus (COVID-19); epidemiologinya, factor risiko; Dapat diakses pada: https://openwho.org/courses/COVID-19-IPC-EN/items/5JusqqDuv43kkIl5vEa0j
• Cheema B, Twomey M. The South African Triage Scale (SATS): Training Manual 2012. Dapat diakses pada: https://emssa.org.za/wp-content/uploads/2011/04/SATS-Manual-A5-LR-
spreads.pdf
• WHO | CARA MEMASANG DAN MENGAMBIL ALAT PELINDUNG DIRI (APD). WHO; Dapat diakses pada: https://www.who.int/csr/resources/publications/putontakeoffPPE/en/
• Pencegahan dan Kontrol Infeksi (COVID-19). OpenWHO; Dapat diakses pada: https://openwho.org/courses/COVID-19-IPC-EN
• COVID-19: Pedoman Perencanaan Operasional dan Platform Mitra COVID-19 untuk mendukung kesiapsiagaan dan respon negara. OpenWHO; Dapat diakses pada:
https://openwho.org/courses/UNCT-COVID19-preparedness-and-response-EN

Anda mungkin juga menyukai