Anda di halaman 1dari 8

ANALISA TINDAKAN KASUS

Nama Mahasiswa : Fitria

Nim : R014201018

Judl tindakan : tranfusi darah

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
Deskripsi kasus :
Ny. N umur 40 tahun, masuk RS dengan keluhan lemas dan perdarahan pervaginam. Hasil
pemeriksaan darah rutin memperlihatkan leukositosis dengan nilai WBC 31x10 UL dan HGB 5.7
gr/dl (anemia). Hasil pemeriksaan USG abdomen memeperlihatkan adanya asites dan Caservix.
Untuk menghentikan perdarahan saat ini pasien terpasangan larutan Coctail pada lengan kiri per
IV. Setelah melakukan visite dokter menyarankan untuk pemberian obat antibiotic levofloxacin
dan ceftriaxone dengan terlebih dahulu melakukan skin test. Identifikasi dan analisis tindakan
apa yang dilakukan pada kasus diatas.

A. Proses keperawatan
a. DO (data dari perawat)
Pemeriksaan darah rutin memperlihatkan leukositosis dengan nilai WBC 31x10 UL
HGB 5.7 g/dl (anemia)
USG abdomen memperperlihatkan adanya asites dan Caservix
b. DS ( keluhan pasien)
Lemas dan perdarahan pervaginam
c. Diagnose keperawatan

d. Tindakan
Tindakan yang dikerjakan adalah transfusi darah pada Ny. N
e. Tujuan :
1. Untuk menggantikan kehilamgam darah yang banyak sewaktu pembedahan dalam
kasus perdarahan
2. Menggantikan kekurangan komponen darah yang spesifik contohnya, Platelet,
RBC, faktor2 pembekuan darah
3. Umtuk memepertahankan dan meningkatkan volume darah dalam sirkulsasi pada
kasus2 syok akibat perdarahan
4. Untuk meningkatkan kandungan oksigen dalam darah pada kasus anemia
f. Di lakukan pada:
1. Klien yang kehilangan darah
2. Klien yang penyakit kelainan darah tertentu (misalnya anemia, leukemia)
Peralatan :
1. Selain alat-alat yang diberika dalam pemeberian infus
2. Larutan normal saline 0,9%/ Nacl 0,9%
3. Set infus dengan filter
4. IV khateter (Diemeter 18 G/19G)
5. produk darah yang benar
6. Sarung tangan
7. Kapas alkohol
8. plester
9. Nierbekken
10. Format persetujuan pemberian transfusi yang ditandatangani
11. Penghangat darah

Prosedur sebelum transfusi darah

1. Dokter
 Memberika instruksi
 Berapa unit darah tergantung pada keadaan anemia pasien
 Tanda tangan format golongan darah (Group cross match)
2. Pasien Pengambilan darah krg lebih 3 ml untuk tes golongan darah ini bertujuan
untuk tes kesesuaian dara untuk menghindari kejadian aglutinasi dan hemolisis
3. Perawat
 Mengambil sampel darah pasien
 Mengisi format pengambila darah dengan lengkap
 Mengantar sampel darah ke bank darah/PMI  Komfirmasi darah telah
disediakan oleh bank darah/PMI sesuai instruksi dokter di dalam format.

prosedur Rasional
1. Pastikan pasien dengan betul cek Untuk menghindari resiko terjadinya
statusnya/panggil namanya kesalahan yang bisa menyebabkan reaksi
yang lebih serius
2. Jelaskan prosedur pada klien. Klien yang pernah mendapatkan transfusi
Tentukan apakah klien pernah darah pada masa lalu dapat merasakan
mendapatkan transfusi dan catatan ketakutan yang lebih besar terhadap
reaksi, jika ada transfusi
3. Pastikan bahwa klien telah Beberapa institusi memerlukan klien
menandatangani format persetujuan untuk menandatangani surat persetujuan
sebelum menerima transfusi komponen
darah
4. Suruh klien berkemih atau Bila terjadi reaksi transfusi, spesimen
kosongkan wadah penampungan urine yang diambil harus merupakan
urine urine yang dibentuk setelah pemberian
transfusi
5. Dapatkan data dasar tanda – tanda Memastikan suhu, nadi, tekanan darah,
vital dalam 30 menit sebelum dan pernafasan pra-transfusi klien dan
pemberian transfusi darah. memungkinakan deteksi reaksi transfusi
Laporkan adanya peningkatan suhu dengan memperhatikan perubahan pada
pada dokter tanda – tanda vital
6. Minta klien untuk dengan segera Gejala – gejala ini dapat merupakan
melaporkan gejala-gejala berikut : tanda- tanda reaksi transfusi. Pelaporan
mengigil, sakit kepala, gatal, dan penghentian transfusi dengan cepat
kemerahan jika ada. akan membantu meminimalkan reaks
7. cuci tangan Mengurangi transmisi mikro organisme
8. Kenakan sarung tangan sekali transmisi patogen darah, sarung tangan
pakai harus dipakai bila menangani cairan
tubuh (CDC, 1987;OSHA, 1991).
9. Buat jalur IV dengan kateter besar Memungkinkan infus darah lengkap dan
(diameter 18-G atau 19-G) mencegah hemolisis.
10
10. Gunakan slang infus yang Filter dapat menyaring debris dan bekuan
memiliki filter. darah yang lembut
11. Memberi infus normal saline/Nacl Mencegah hemolisis sel darah merah
0,9% sebelum memberi darah (50
cc) Jangan memeberikan larutan
yang ada kandungan glukosa Bisa menyebabkan aglutinasi dan
menyekat salur darah
12. . Ikuti protokol institusi dalam Darah lengkap atau kemasan sel – sel
mendapatkan produk darah dari darah merah harus tetap dalam
bank darah. Minta darah bila anda lingkungan dingin (10 - 60 C). →
telah siap menggunakannya letakkan dalam kotak darah yang berisi es
batu.
13. Dengan perawat lain, indentifikasi Satu perawat membaca dengan keras saat
kebenaran produk darah dan klien: perawat lainnya mendengarkan dan
 Pemeriksa kompatibilatas yang mengecek ulang informasi. Memastikan
tertera pada kantung darah dan bahwa golongan ABO, tipe Rh, dan
informasi pada kantung itu sendiri. jumlahnya cocok.

 Untuk darah lengkap, pemeriksa


golongan ABO, dan tipe Rh (pada Memastikan bahwa golongan ABO dan
catatan klien) Rh cocok dengan tag kompabilitas dan
kantung darah.
 Periksa ulang produk darah dengan
pesanan dokter. Memastikan komponen darah yang benar.
 Periksa tanggal kadaluawarsa pada Setelah 21 hari, darah hanya mengandung
kantung. 70% sampai 80% sel – sel aslinya dan 23
 Periksa darah terhadap adanya mEq/L kalium. Antikoagulan, dekstrosa
bekuan. sitrat – fosfat (CPD), ditambahkan ke
dalam darah dan memungkinkan darah
 pemeriksaan di atas perlu di disimpan selama 21 hari. Antikoagulan
lakukan di bank darah/PMI baru, adenin – dekstrosa – sistrat – fosfat
bersama dengan petugas jaga. (CPD – A), memungkinakan
Ketika di dalam bangsal/ruangan penyimpanan selama 35 hari. Bila
perlu dicek lagi(double cek) terdapat bekuan, kembalikan darah ke
dengan perawat lain atau dokter bank darah
sebelum darah diberikan ke pasien.
14. Darah disimpan pada suhu ruangan Agar darah yang diberikan sesuai dengan
kurang lebih 30 menit setelah suhu badan.
dikeluarkan dari kotak darah
dengan cara :  Dialirkan pada air
kran  Direndam dengan air
tetapi pastikan selang
penyambungnya tidak bocor
15. Dengan perlahan balikkan kantung Mencegah sel – sel menggumpal, yang
darah 1 sampai 2 kali untuk dapat menyumbat pintu bawah kantung
mencampur sel – sel tetapi tidak atau menimbulkan bekuan. Sel darah
digoncang yang rapuh mungkin akan rusak bila
terbentur filter yang tak berisi normal
salin.
16. Untuk pemberian darah: Menyiapkan filter dan selang terisi darah
a. Tusuk unit darah Membantu mempercepat hubungan dari
b. Pencet bilik drip; biarkan filter selang infus yang telah disiapkan ke
terisi darah. kateter IV. Mengisi slang
c. Buka klem pengatur dan biarkan
selang infus terisi darah.
Masukkan darah dan atur kadar Kebanyakan reaksi transfusi terjadi
tetesan : selama 15 sampai 30 menit transfusi.
 Dimulai dengan kecepatan aliran Menginfus sejumlah kecil darah pada
yang perlahan 2-5 ml/menit ( 10-15 awal meminimalkan volume darah yang
tetes)dalam 10 menit pertama terpajan oleh klien, yang membatasi
 Tambahkan jumlah tetesan jika beratnya reaksi. Tindakan ini juga
tiada tanda-tanda reaksi memungkinkan tindakan cepat terhadap
 transfusi darah, antara 28-30 reaksi transfusi
tetes /menit (jumlah tetesan
tergantung pada keadaan pasien
dan jenis darah yang di berikan)
 Tetap bersama klien selama 15
sampai 30 menit masa transfusi
17. Pantau tanda – tanda vital klien: Waspadalah terhadap setiap perubahan
tiap 5 menit selama 15 menit tanda – tanda vital yang dapat merupakan
pertama : tiap 15 menit selama satu tanda awal reaksi transfusi
jam berikutnya; tiap jam sampai
unit darah terinfuskan; selama satu
jam setelah infus selesai.
18. Atur infus sesuai pesanan dokter.
Kemasal sel – sel darah biasanya
diberikan 1 ½ sampai 2 jam
sementara darah lengkap diberikan
2 sampai 3 jam.

19. Pastikan tidak memberikan obat Mencegah reaksi obat terhadap darah.
melalui aliran transfusi darah

kecuali pemberian diuretik (lasix) Untuk mencegah terjadinya overload


jika ada instruksi. dalam aliran darah.
20. Jika terdapat tanda-tanda reaksi Meminimalkan reaksi darah yang
darah pada pasien : Maka hentikan
transfusi darah dan ganti dengan
Nacl 0,9%dan beritahu dokter dgn
cepat untuk tindakan selanjutnya
21. Setelah darah diinfuskan , bersih Menginfus sisa darah di dalam selang IV;
selang dengan normal salin 0,9% normal salin 0,9% mencegah hemolisis
dan letakkan kantung darah pada sel – sel darah merah
kantung plastik untuk dikembalikan
ke bank darah.
22. Buang semua bahan yang telah Mengurangi transmisi mikro organisme
digunakan di tempat yang telah
disediakan. Lepaskan sarung
tangan dan cuci tangan
23. Catat tipe dan jumlah komponen Mencatat pemberian komponen darah
darah yang diberikan, tanggal dan reaksi klien
pemberian, waktu dimulai, waktu
habis, dan raspons klien terhadap
terapi darah. Biasanya digunakan
catatan transfusi terpisah.
24. Teruskan pemerhatian tanda-tanda Untuk mengesan reaksi yang lambat
vital pasien dan keadaan pasien
25. Cek hemoglobin setelah 24 jam Untuk mengetahui kadar hemoglobin
pemberian transfusi darah diberikan setelah transfusi apakah ada perubahan
kepada pasien atau tidak

B. Hasil tindakan

Selesai transfusi darah 1 kantong dan selama transfusi tidak terlihat adanya efek samping
yang timbul pada klien. Pemberian darah (transfusi darah) pada Ny. N bertujuan untuk
meningkatkan sirkulasi darah pada klien. Hal-hal yang harus diperhatikan saat melakukan
tindakan transfusi darah adalah pemberian obat pre medikasi yaitu dexamethasone untuk
mengurangi alergi pada saat pemberian darah. Pemberian cairan NaCl 0,9 % sebelum
melakukan transfusi darah diperlukan untuk membantu agar tidak terjadi hemolisis.
Selain itu, mengecek setiap 15 menit selama 30 menit pertama saat pemberian darah
sangat penting dilakukan karena dapat membantu mengidentifikasi reaksi transfusi secara
dini. Darah tidak boleh disuhu ruangan setelah 4 jam.

C. Analisis tindakan
Secara keseluruhan prosedur pemberian transfusi darah sudah sesuai dengan teori yang
ada, tetapi ada hal yang tidak diperhatikan oleh perawat. Perawat hanya mengukur suhu
pada 15 menit pertama setelah dimulai transfusi dan mengukur suhu 4 jam setelah
transfusi. American Red Cross (2018) menjelaskan bahwa sebelum melakukan tindakan
tranfusi darah, penting untuk dilakukan sebuah observasi dasar dan memastikan untuk
memonitor pasien selama proses transfusi untuk mendeteksi lebih awal kejadian-kejadian
yang tidak diinginkan. Kejadian yang merupakan pertanda terjadinya hal yang tidak
diinginkan, yaitu ketika darah masuk kedalam tubuh, pasien akan merasakan menggigil,
badan gatal-gatal hingga memerah, terjadi nyeri dan sesak nafas.
Menurut Wahidiyat & Adnani (2016) Pemantauan pelaksanaan transfusi idealnya
dilakukan sebelum dimulai transfusi, 15 menit pertama setelah dimulai transfusi, setiap
jam setelah dimulai transfusi, saat selesai transfusi, dan 4 jam setelah selesai tranfsusi
untuk pasien rawat inap. Pemantauan pelaksanaan transfusi, mencakup keadaan umum
pasien, suhu tubuh, frekuensi nadi, tekanan darah, frekuensi nafas, serta keluhan yang
dirasakan oleh pasien.
D. Hambatan

E. Kesimpulan dan saran


Tindakan transfusi darah yang dilakukan di rumah sakit pada Ny. N sudah sesuai dengan
teori, tetapi ada beberapa prosedur yang tidak dilakukan yaitu observasi TTV selama
transfusi darah dilakukan sehingga untuk kedepannya diharapkan prosedur tersebut tetap
dipertahankan dan dapat ditingkatkan.

Anda mungkin juga menyukai