Anda di halaman 1dari 6

HASIL TINDAKAN PERCUTANEOUS CORONARY INTERVENTION

PADA PASIEN CHRONIC TOTAL OCCLUSION

Hanifah Mardiyyah1, Bagus Rachmat F2, Difa Raisatul Ummah3


hanifahmardhiyyah@gmail.com
1,2
Mahasiswa Semester V Program Studi Teknik Kardiovaskuler, FIKES UHAMKA
3
Alumni Program Studi Teknik Kardiovaskuler, FIKES UHAMKA

ABSTRACT

Chronic Total Occlusion is usually found in CAD patients. Percutaneous Coronary


Intervention (PCI) is good intervention in handling CTO. PCI is done in 30% CTO
patients with a success rate of 70%.
Using primary case report with Descriptive cases, age 59 year with characteristics
and CAD suspect.
PCI was successfully done with predilatory insertion in LAD, no problems, no
hemodynamic changes, no life-threatening ECG changes and no complications
Keywords: Percutaneous Coronary Intervension, Chronic Total Occlusion, Left
Anterior Descending
ABSTRAK
Oklusi total kronis koroner biasanya ditemukan pada pasien dengan penyakit arteri
koroner. Tindakan Percutaneous Coronary Intervension (PCI) merupakan salah satu
tindakan yang baik dalam menangani CTO. PCI dilakukan pada 30% pasien CTO
dengan tinghkat keberhasilan 70%.
Metode laporan kasus menggunakan narasi deskriptif dengan studi kasus data
primer, pada pasien 59 tahun dengan karakteristik dan adanya dugaan CAD.
Intervensi PCI berhasil dilakukan dengan pemasangan predilatasi pada LAD, tidak
mengalami kendala, tidak ada perubahan hemodinamik, tidak ada perubahan EKG
yang mengancam jiwa dan tidak timbul komplikasi

Kata Kunci: Percutaneous Coronary Intervension, Chronic Total Occlusion, Left


Anterior Descending.

PENDAHULUAN beberapa arteri koroner epikardium


Arteri koroner adalah pembuluh yang cukup(3).
darah yang menyuplai oksigen dan Data World Health Organization
nurtisi ke otot jantung yang (WHO) tahun 2012 menunjukkan 17,5
mempunyai kebutuhan metabolisme juta orang di dunia meninggal akibat
yang tinggi terhadap kedua hal penyakit kardiovaskuler atau 31% dari
tersebut(1). Jantung mempunyai 70–80 56,5 juta kematian di seluruh dunia.
% oksigen yang diangkut melalui arteri Lebih dari 3/4 kematian akibat
koroner dan suplai tersebut akan penyakit kardiovaskuler terjadi di
berkurang ketika aliran darah negara berkembang yang
(2) berpenghasilan rendah sampai
terhambat . Penyebab paling sering
dari terhambatnya suplai darah sedang(4).
koroner adalah penyakit Berdasarkan proyeksi besarnya
aterosklerosis pada salah satu atau peningkatan PJK di seluruh dunia, PJK
mungkin menjadi penyebab kematian

168
terbesar di seluruh dunia pada tahun telah terbukti baik pada penyakit
2020(5). jantung koroner stabil yang
Data Riskesdas tahun 2013 disebabkan aterosklerotik koroner(9).
menunjukkan, prevalensi tertinggi Penatalaksa naan secara medis dari
untuk penyakit Kardiovaskuler di penyakit jantung koroner ditujukan
Indonesia adalah PJK, yakni sebesar untuk stabilisasi plak dan mencegah
1,5%. Survei Sample Regristration perkembangannya, serta mengem-
System (SRS) pada 2014 di Indonesia balikan aliran darah koroner yang
menunjukkan, Penyakit Jantung efektif sehingga mengatasi iskemik
Koroner (PJK) menjadi penyebab miokardial serta gejala-gejala yang
kematian tertinggi pada semua umur terjadi(9).
setelah stroke, yakni sebesar 12,9%(4). PCI dilakukan pada 30%
Aliran darah di sistem koroner pasien CTO dengan tinghkat
yang normal biasanya diatur hampir keberhasilan 70%. Meskipun secara
sebanding dengan kebutuhan oksigen historis pasien CTO lebih banyak
otot jantung. Sekitar 70% oksigen di ditangani dengan CABG daripada PCI,
dalam darah arteri koroner kemajuan teknik dalam PCI
dipindahkan selagi darah mengalir diharapkan dapat lebih banyak
melalui otot jantung. Suplai oksigen mendorong pasien ditangani dengan
yang seharusnya seimbang dengan PCI(10).
kebutuhan oksigen yang ada, pada Laporan kasus ini bertujuan
penyakit jantung koroner, terganggu untuk meninjau kembali pertumbuhan
karena adanya sumbatan akut yang CTO-PCI sebagai salah satu
dapat disebabkan oleh berbagai hal. penanganan yang efektif untuk
Penatalaksanaan medis yang dapat meredakan angina, mengurangi
dilakukan mencakup pemberian terapi iskemia dan memperbaiki
farmakologi dan revaskularisasi kelangsungan hidup dengan
arteri(6). keberhasilan dan profil keselamatan
CTO (Chronic Total Occlusion) yang meningkat harus dianggap
yang biasa disebut dengan Oklusi total sebagai alat integral untuk mencapai
Kronik didefiniisikan sebagai 100% revaskularisasi fungsional penuh.
oklusi dengan pdnilaian TIMI
(Thrombolysis Myocardial Infarct) LAPORAN KASUS
selama tiga bulan. CTO arteri koroner Pasien bernama Tn, GR, usia
terjadi pada 15-30% pasien yang 59 tahun, dengan nomor rekam medis
menjalani angiografi coroner(7). Dalam 00007xxx datang dengan keluhan
registri prospektif Kanada 14.439 nyeri dada, pusing, serta lemas.
pasien yang dilakukan angiografi Pasien diperiksa dengan denyut nadi
koroner CTO terdapat pada 18,4% dari 60x/mnt dan tekanan darah pasien
semua pasien dengan penyakit arteri 135/80 mmHg. Jenis tindakan yaitu
koroner yang signifikan CAD(8). Sekitar tindakan Angiografi Koroner dengan
sepertiga hingga setengah pasien indikasi APS dengan dugaan CAD.
yang menjalani CTO PCI telah Hasil kesimpulan dari tindakan
memiliki infark miokard akut Angiografi koroner adalah CAD 2VD
sebelumnya (MI)(7). dengan CTO pada pembuluh darah
PCI merupakan salah satu cara LAD.
revaskularisasi selain CABG yang

169
Tabel 1. Hasil Laboratorium Pasien
Jenis pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Hematologi
Hemoglobin 13,5 g/dl Laki-laki : 13.2—17.3
Perempuan : 11.7—15.5
Leukosit 7.41 10/ul Laki-laki : 3.8—10.6
Perempuan : 3.6—11
Hematokrit 40% Laki-laki : 40-52
Perempuan : 35—47
Trombosit 333 10/ul 150—440
Kimia (Fungsi Ginjal)
Ureum 29 Mg/dl 10—50
Creatinin 1.6 Mg/dl Laki-laki : 0 < 1,5
Perempuan : 0 < 1,3
Kimia (Fungsi Jantung)
CKMB 2.5 U/L 0.0 – 25.0
CK 69 U/L 38 -- 174
Kimia (Lemak)
Kolesterol total 180 Mg/dl 0 < 200
Trigliserida 127 Mg/dl 70 –140
Kolesterol LDL 115 Mg/dl 0 < 130
Kolesterol HDL 42 Mg/dl Laki-laki : 30—65
Perempuan : 33—79
Hepatitis
HbsAg (Rapid) Negatif Negatif

Gambar 1. Hasil Elektrokardiogram Pasien


Laju : 73 bpm
Irama : reguler
Gelombang P : normal
PR interval : 0.16 s
Durasi QRS : 0.08 s
Gelombang T : T inverted di V2, V3, V4 dan V5
Segmen ST : ST elevasi di V3, V4
Kesimpulan : Old anterior miocard infark

170
Gambar 2. Hasil Gambaran Angiografi setelah dilakukan PCI

pada CTO LAD


Sheath ukuran 6F masuk ke
dalam pembuluh darah arteri radialis PEMBAHASAN
kanan Tekanan aorta di awal harus Dari hasil studi kasus di atas
direkam Kanulasi RCA dengan kateter maka dapat disimpulkan bahwa
BL 1/6 F Wire angioplasti (Guide Wire terdapat CTO pada LAD, setelah di
pilot 50) masuk melewati lesi pada ketahui tempat CTO dilakukan
pembuluh darah koroner dan berhasil pemasangan predilatasi di LAD
menembus oklusi. Dokter Melakukan dengan balon minirek 1.2 x 12 mm dan
predilatasi dengan ballon minitrek 1.2 stent DES Biomatrix flex 3.0 x 35 mm
x 12 mm, inflate sampai 16 atm hasil baik dan tidak terjadi komplikasi.
(teknisi mencatat tekanan dan durasi Chronic Total Occlusion (CTO) adalah
stent atau baloon) serta hasil baik suatu keadaan dimana pembuluh
Dokter melakukan stenting, stent yang darah koroner telah tertutup
digunakan adalah DES biomatrix flex sepenuhnya oleh tumpukan lemak dan
3.0 x 35 mm. Teknisi mencatat kapur yang mengeras dalam waktu
tekanan dan durasi serta memantau lama. Kondisi tersebut akan
gambaran hemodinamik. menyulitkan para dokter dalam usaha
untuk menembus dan melebarkan
sumbatan yang ada(7).

171
Gambar 3. A dan B Arteri Koroner Kiri pada LAO caudal, C gambaran arteri coroner kiri pada
RAO cranial, E dan F arteri coroner kanan pada view LAO cranial

CTO biasanya timbul akibat perkutan (akses radial ataupun


oklusi trombolitik pada pembuluh femoral)(11).
darah serta kumpulan trombus. Hal ini Indikasi dari PCI adalah Infark
mungkin bisa terjadi setelah gagal Miokard Akut (IMA), Unstable Angina
revakularisasi berikutnya dari Pectoris (UAP), Acute Coronary
pembuluh darah pada pasien yang Syndrome (ACS), penyakit jantung
telah memiliki infark miokard. Tetapi koroner yang bukan kriteria untuk di
pasien dengan CTO (60%) tidak bedah, gejala restenosis setelah PCI,
memiliki riwayat Infark Miokard. dan Stenosis arteri koroner >70%.
Percutaneous Coronary Interventions Kontraindikasi dari PCI adalah CHF
(PCI) adalah suatu prosedur terapi yang tidak terkontrol, BP tinggi,
PJK untuk memperbaiki aliran darah aritmia, infeksi (demam), gangguan
ke miokard dengan menempatkan elektrolit, gagal ginjal, pendarahan
balon kateter atau stent koroner pada saluran cerna akut/ anemia., stroke <1
daerah penempitan koroner setra bulan, intoksikasi obat-obatan, dan ibu
mengembangkannya, dngan demikian hamil <3 bulan. Komplikasi dari
penyempitan akan terbuka dan aliran PCI adalah diseksi aorta, tamponade,
darah menjadi lancar. PCI adalah stroke, miokard infark, aritmia serius
prosedur diagnostik invasif non bedah (VT/VF), alergi zat kontras, infeksi, dan
dengan menggunakan kateter secara kematian(12).

172
KESIMPULAN Cardiology/American Heart
Berdasarkan hasil dan Association Task Force on
pembahasan maka laporan kasus Practice Guidelines: developed
mempunyai kesimpulan penting : in collaboration w.
1. PCI pada Tn. GR berhasil 6. Guyton A, Hall J. Textbook of
dilakukan dengan pemasangan Medical Physiology Elsevier
predilatasi pada LAD, tidak Saunders. In: 11th ed.
mengalami kendala, tidak ada Philadelphia, USA; 2006.
perubahan hemodinamik, tidak ada 7. Galassi, Alfredo. Percutaneous
perubahan EKG yang mengancam Treatment of Coronary Chronic
jiwa dan tidak timbul komplikasi. Total Occlusions Part 1:
2. Tersedianya alat-alat yang lengkap Rationale and Outcomes. In
sebelum tindakan PCI serta Interv Cardiol; 2014.
persiapan pasien. 8. Fefer P, Knudtson ML CA.
3. Kelancaran tindakan PCI didukung Current perspectives on
oleh tim yang terdiri dari dokter, coronary chronic total
scrub nurse, teknisi kardiovaskuler occlusions: the Canadian
dan radiografer. Multicenter Chronic Total
4. Tidak terdalat kesenjangan antara Occlusions Registry. .
teori dan praktek pada tindakan 2012;59:991–7. J Am Coll
PCI pada kasus Cardioi. :59:991–7.
9. Majid A. Penyakit jantung
DAFTAR PUSTAKA koroner: Patofisiologi,
1. Rilantono, Lili. Penyakit pencegahan, dan pengobatan.
Kardiovaskular (PKV). Jakarta: USU e-Repository [Internet].
Badan Penerbit FK UI; 2013. 2007; Available from:
2. Ramanathan, Tamilselvi, www.repository.usu.ac.id/bitstre
Skinner H. Coronary blood flow. am/123456789/705/1/08E00124.
Board Manag Trust Br J pdf?origin=publication_detail
Anaesth. 2005;5:2. 10. Brilakis ES, Karmpaliotis D,
3. Loscalzo, Joseph. Harrison Werner GS, Spratt JC, Uretsky
Kardiologi dan Pembuluh Darah. BF, Luna M BS. Developments
2nd ed. Pent) (Huriawati in coronary chronic total
Hartanto; Ajeng Sekartiwi;, occlusion percutaneous
editor. Jakarta: Penerbit Buku coronary interventions: 2014
Kedokteran ECG; 2015. state-of-the-art update. J
4. Kemenkes RI. Penyakit Jantung Invasive Cardiol. 2014;26:261–6.
penyebab kematian tertinggi, 2014;(26):261–6.
Kemenkes ingatkan CERDIK. 11. PERKI. Panduan Praktik Klinis
2018; Available from: (PPK) dan Clinical Pathway (CP)
http://www.depkes.go.id/pdf. Penyakit Jantung dan Pembuluh
php?Id =17073100005 Darah. In 2016.
5. Antman EM, Hand M, Armstrong 12. Kern, J M. Cardiac
PW, Bates ER, Green LA, Catheterization Handbook. In:
Hochman JS. Focused update of 6th ed. Philadelphia: Elsevier;
the ACC/AHA 2004 guidelines 2011.
for the management of patients
with ST-elevation myocardial
infarction: a report of the
American College of

173

Anda mungkin juga menyukai