Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI

(P-2)

KAJIAN MIKROSKOPI SIMPLISIA FOLIUM


Erica Novia Putri (19020200110), Moch Berlian Adi Satria (19020200079),
Hamdan Sholeh (19020200078), Istiqomah Fatmala (190202003411)
S1 Farmasi 2019
B2

ABSTRAK
Beraneka makhluk hidup menghuni alam ini salah satunya adalah tumbuhanyang
banyak ditemui disekitar kita. Ilmu tumbuhan pada saat ini telah mengalami
kemajuan yang demikian pesat sehingga bidang-bidang pengetahuan yang semula
merupakan cabang-cabang ilmu tumbuhan saja sekarang ini telah menjadi ilmu
yang telah berdiri sendiri. Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang
tumbuh dari batang,umumnya berwarna hijau dan terutama berfungsi sebagai
penangkap energi dari cahaya matahari melalui fotosintesis. Daun merupakan alat
yang penting bagi kelangsungan hidup tumbuhan, sebab disitu terjadi proses
fotosintesis yang akan menghasilkan makanan bagi tumbuhan. Hasil
fotosintesis akan didistribusikan ke seluruh organ untuk pertumbuhan dan
perkembangan. Daun tidak seperti organ lain dari tumbuhan karena umumnya
bersifat sementara. Pada Folium yang akan di uji mikroskopik dan makroskopik
yaitu Daturae Folium, Elephantopi Folium, Guazumae Folium, Sericocalycis
Folium.

Kata Kunci : uji makroskopis dan mikroskopis, Daturae Folium, Elephantopi


Folium, Guazumae Folium, Sericocalycis Folium.
Pendahuluan (introduction)
Sumbu bersama itu disebut rakis. Jika anak daun muncul disisi lateral dari
rakis, daun disebut majemuk bersirip, dan kalau semua anak daun muncul di
ujung rakis yang amat pendek sehingga dapat dikatakan melekat di ujung tangkai
daun bersama, maka daun seperti itu disebut daun majemuk menjari
(Tjitrosoepomo,1993).
Morfologi Daun Morfologi daun sangat bervariasi pada group tanaman
yang berbeda, beberapa tanaman primitif daunya merupakan perluasan secara
lateral dari tumbuh dimana epidermis batang dan pada beberapa tanaman paku-
pakuan dan tanaman berbiji kemungkinan merupakan sistem cabang dengan
komponen yang bergabung sebagian besar daun tanaman dikotil dan monokotil
pasti phyllase yaitu: berupa petiole yang pipih dan meluas dan disokong dengan
petiole (Heddy, 1987).
Terdapat 3 struktur jaringan penyusun dari daun, diantaranya jaringan
epidermis, jaringan mesofil, dan jaringan pengangkut. Epidermis berupa satu lapis
sel yang dindingnya mengalami penebalan dari zat kutin (kutikula) atau kadang
dari lignin. Pada epidermis terdapat stomata (mulut daun) yang diapit oleh dua sel
penutup. Stomata ada yang terletak dipermukaan atas saja, misalnya pada
tumbuhan yang daunnya terapung (pada daunteratai), ada yang di permukaan
bawah saja, dan ada pula yang terdapat di kedua permukaan daun (atas dan
bawah).Epidermis daun dari tumbuhan yang berbeda beragam dalam hal jumlah
lapisan, bentuk, struktur, susunan stomata, penampilan, dan susunan trikoma,
sertaadanya sel khusus. Struktur dalamnya biasanya berbentuk pipih. Daun
memiliki dua jenis jaringan epidermis yaitu permukaan atas daun disebut
permukaan adaksial dan permukaan bawah disebut permukaan abaksial. Pada
lapisan ini tidak ada ruang antar sel.
Metodologi
1. Bahan
Bahan yang digunakan meliputi Daturae Folium, Elephantopi Folium,
Guazumae Folium, Sericocalycis Folium dan aquadest.
2. Alat
Alat yang digunakan meliputi Kaca Preparat, Cover glass, Pipet tetes, batang
pengaduk, Mikroskop.
3. Prosedur Uji Mikroskopik
Mengambil serbuk Folium secukupnya dan amati organoleptisnya (bau,rasa
dan warna) ,kemudian dibuat sediaan dalam air dan masing-masing serbuk
Folium diamati dibawah mikroskop.

Hasil dan Pembahasan


Praktikum ini dilakukan identifikasi terhadap simplisia, dengan tujuan
praktikan mampu melakukan identifikasi simplisia secara makroskopik
maupun mikroskopik. Secara makroskopik maksudnya dengan percobaan
organoleptis melalui bau, rasa, warna, dan juga bentukan secara luar, yang dapat
dilihat dengan indra. Sedangkan secara mikroskopik maksudnya dilakukan
dengan bantuan mikroskop sehingga praktikan dapat melihat bentukan spesifik
yang dimiliki oleh simplisia tersebut sehingga nantinya kita dapat membedakan
antara yang satu dengan yang lainnya yang kemudian akan dibandingkan antara
simplisia yang ada dalam hasil pengamatan dengan literature.

Pada uji mikroskopik folium ini,digunakan simplisia Daturae Folium,


Elephantopi Folium, Guazumae Folium, Sericocalycis Folium. Pada pengamatan
uji mikroskopik ini dilakukan dengan dilarutkan simpilisia menggunakan aquades.
Hal yang pertama dilakukan untuk melakukan pengamtan adalah disiapkan dahulu
kaca objek yang akan digunakan, kemudian dibersihkan dan dikeringkan dengan
menggunakan tissu, supaya tidak terjadi kontaminasi. Setelah itu, diteteskan
aquades,lalu ditutup preparat dengan kaca penutup, kemudian diletakkan dimeja
mikroskop dan dijepit dengan penjepit mkroskop setelah itu diamati .
Datura folium atau daun kecubung tanaman asal (Datura metel L)
pemerian serbuk berwarna hijau tua abu-abu, berbau tidak enak dan khas
(memabukkan), rasa pahit tidak enak. Mikroskopik kalsium oksalat berbentuk
Roset atau bintang terdapat dalam satu lapis jaringan mesofil dengan berkas
pengangkut bercabang kristal, sel parenkim bunga karang kecuali sel yang
berbatasan dengan urat ,daun atau tulang daun rambut kelenjar dan rambut
penutup bersel banyak atau multiseluler, Jumlahnya tidak banyak Pada Stomata
dikelilingi oleh 3 atau 4 sel tetangga yang 1 lebih kecil dari yang lain yang
dimaksud stomata tipe anisositik.

A DATURA FOLIUM
PADA LITERATUR MMI
Pada gambar (A) Kalsium oksalat
Berbentuk roset atau bintang terdapat dalam
satu lapis jaringan mesofil dengan
pengangkut bercabang ,kristal.

DATURA FOLIUM
PADA PENGAMATAN
Pada gambar (1) Kalsium oksalat berbentuk
bintang dengan perbesaran P100x

Elephantopi Folium ( Elephantopus scaber (L) ) merupakan daun tapak


liman mempunyai pemerian tidak berbau, rasa, mula-mula tidak berasa, lama-
lama agak pahit. Makroskopik daun tunggal warna hijau tua sampai hijau kelabu
rapuh bentuk Jorong sampai bundar telur Sungsang ujung runcing pangkal daun
mengecil panjang daun 5 cm sampai 25 cm umumnya 20 cm lebar 2 cm sampai 7
cm umumnya 5 cm tepi daun tidak berlekuk atau berlekuk Tidak beraturan
bergerigi tidak rata permukaan daun berambut pada permukaan bawah tulang
daun lebih menonjol dari pada permukaan atas tangkai daun panjang lebih kurang
2 cm berbentuk seperti pelepah bagian pangkal membungkus batang. Mikroskopik
epidermis atas jernih pada penampang tangensial berbentuk persegi panjang
sampai polygonal dengan dinding samping lurus atau agak bergelombang sel
epidermis bawah lebih kecil dari sel epidermis atas stomata tipe anomositik
terdapat lebih banyak di epidermis bawah dari pada epidermis atas rambut
penutup terdiri dari rambut penutup berdinding tebal dan lembut penutup
berdinding tipis rambut penutup berdinding tebal mempunyai sel pangkat lebar.
( MMI JILID I-IV hal 22 )

PADA LITERATUR MMI


ELEPHANTOPI FOLIUM
2 3
1

5
6
8

9
7

PADA LITERATUR MMI (ELEPHANTOPI FOLIUM)


1. Fragmen epidermis bawah dengan stomata rambut penutup
2. Hablur kalsium oksalat
3. Rambut penutup dinding tebal
4. Rambut penutup dinding tipis
5. Pembuluh kayu dengan penebalan tangga dan spiral
6. Fragmen epidermis atas
7. Fragmen mesofil
8. Serabut sklerenkim
9. Fragmen parenkim
PADA PENGAMATAN (ELEPHANTOPI FOLIUM)

A B C

PADA PENGAMATAN (ELEPHANTOPI FOLIUM)


A. Hablur kalsium oksalat (P40X)
B. Pembuluh kayu (P100X)
C. Rambut penutup (P40X)

Guazumae folium atau guazuma ulmifolia (daun jati Belanda) terdapat sel-
sel epidermis dengan rambut penutup yang berbentuk bintang dengan jaringan
mesofil dan kristal kalsium oksalat berbentuk prisma serta stomata tipe
anomositik.

PADA LITERATUR MMI HAL 99 (GUAZUMAE FOLIUM)

5
6
PADA LITERATUR MMI HAL 99 (GUAZUMAE FOLIUM)
1. Pembuluh kayu dengan penebalan
2. Tangga epidermis atas
3. Rambut kelenjar
4. Rambut penutup bentuk bintang
5. Epidermis bawah
6. Hablur kalsium oksalat

PADA PENGAMATAN (GUAZUMAE FOLIUM)

A B C

PADA PENGAMATAN (GUAZUMAE FOLIUM)


A. Rambut penutup Seperti Bintang (P40X)
B. Pembuluh kayu dengan penebalan tangga (P100X)
C. Epidermis bawah (P40X)

Melaleuca folium atau daun kayu putih (Melaleuca leucadendra) kadar


minyak atsiri tidak kurang dari 0,4% v/b.Pemerian bau aromati, khas rasa pahit.
Makroskopik daun tunggal bertangkai pendek, panjang tangkai 5 mm sampai 7
mm, helai Daun berbentuk Jorong atau berbentuk langset, pangkal dan ujung daun
umumnya meruncing, tepi daun rata, panjang helai daun 3,5 cm sampai 10 cm,
lebar 0,5 cm sampai 1,7 cm. tulang-tulang daun hampir sejajar, daun tidak
menonjol dari permukaan daun, permukaan daun berambut warna hijau kelabu
sampai hijau kecoklatan. Mikroskopik susunan daun adalah isolateral , epidermis
atas dan bawah terdiri dari satu lapis sel pipih, pada penampang tangensial
berbentuk poligonal, dinding samping lurus, kutikula agak tebal, stomata tipe
anomositik. ( MMI JILID I-IV hal 60 )

PADA LITERATUR MMI HAL 60 (MELALEUCA FOLIUM)


3
2
1
6
7

5 9 8
4

PADA LITERATUR MMI HAL 60 (MELALEUCA FOLIUM)


1. Epidermis bawah dengan stomata
2. Rambut penutup
3. Fragmen pembuluh kayu dengan penebalan spiral
4. Epidermis atas dengan stomata
5. Serabut hablur
6. Hablur kalsium oksalat bentuk prisma
7. Jaringan bunga karang dengan sel yang membatu
8. Kelenjar minyak lisigen dengan butir minyak
9. Serabut sklerenkim

PADA PENGAMATAN (MELALEUCA FOLIUM)

A B C D

PADA PENGAMATAN (MELALEUCA FOLIUM)


A. Rambut penutup (P40X)
B. Epidermis (P40X)
C. Kelenjar minyak (P40X)
D. Serabut Hablur (P40X)

Anda mungkin juga menyukai