Anda di halaman 1dari 8

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/43329761

"CROSS-SECTIONAL VS LONGITUDINAL": PILIHAN RANCANGAN WAKTU DALAM PENELITIAN PERUMAHAN


PERMUKIMAN

Article  in  DIMENSI (Journal of Architecture and Built Environment) · January 2006


Source: OAI

CITATIONS READS
8 10,466

1 author:

Allis Nurdini
Bandung Institute of Technology
16 PUBLICATIONS   34 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Resilience, Redevelopment, Kampung View project

All content following this page was uploaded by Allis Nurdini on 25 April 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR Vol. 34, No. 1, Juli 2006: 52 - 58

“CROSS-SECTIONAL VS LONGITUDINAL”: PILIHAN RANCANGAN


WAKTU DALAM PENELITIAN PERUMAHAN PERMUKIMAN

Allis Nurdini
Departemen Arsitektur, Institut Teknologi Bandung
Jl. Ganesha 10 Bandung
e-mail: allisnurd@yahoo.com

ABSTRAK
Cross-sectional dan longitudinal adalah istilah yang berkaitan dengan penetapan rancangan waktu dalam pelaksanaan
penelitian. Kedua pilihan rancangan ini memiliki karakteristik serta implikasi yang berbeda bila digunakan dalam
penelitian, khususnya penelitian perumahan dan permukiman. Namun, perbedaan kedua rancangan ini seringkali tidak
dipahami atau tidak disadari oleh para peneliti perumahan permukiman ketika merencanakan maupun melaksanakan
penelitiannya, terutama implikasinya terhadap pengumpulan serta analisis data yang diperolehnya. Tulisan ini bermaksud
menjelaskan perbedaan kedua rancangan waktu penelitian tersebut serta implikasinya bagi penelitian, menampilkan
preseden penggunaannya pada penelitian perumahan dan permukiman, serta memaparkan petunjuk pemilihan rancangan
waktu penelitian sesuai dengan tujuan dan kondisi-kondisi yang mempengaruhi jalannya penelitian.

Kata kunci: rancangan waktu penelitian, cross-sectional, longitudinal, perumahan dan permukiman.

ABSTRACT
Cross-sectional and longitudinal are terminology related to assessment of time-design in research process. Both of
them have different characteristics and implication when used in research, especially in housing and settlement research.
However, the differences between them rarely understood or unrealized by the researcher when they plan or do the
research, especially on its implication to the data collection and analysis. This paper explain the distinction of them and its
implication to the researches, show the implementation precedent on housing researches, and descript how to define
appropriate research time-design according to its goal and its influence condition.
Keywords: research time-design, cross-sectional, longitudinal, housing and settlement.

PENDAHULUAN dan kelemahannya, implikasi metodologisnya, serta


sumbangannya terhadap bangun pengetahuan peru-
Pilihan rancangan waktu dalam penelitian peru- mahan permukiman.
mahan permukiman merupakan faktor yang memi-
liki konsiderasi metodologis yang sangat penting,
RANCANGAN WAKTU PENELITIAN
namun masih kurang mendapat perhatian, bahkan
CROSS-SECTIONAL DAN ONGITUDINAL
kurang dipahami prinsip dasar penetapannya. Istilah
rancangan dimensi waktu seperti cross-sectional, Rancangan waktu dalam penelitian ilmiah
longitudinal, time-series, cohort, studi panel, merujuk pada cara bagaimana pengambilan data
retrospektif dan lain sebagainya, sangat berpengaruh akan diambil dan dianalisis, apakah dalam satu waktu
terhadap validitas dan kemanfaatan hasil penelitian di atau snapshot saja ataukah lebih dari satu waktu.
bidang perumahan dan permukiman. Penentuan pilihan dimensi waktu sangat tergantung
Rancangan cross-sectional dan rancangan pada pertanyaan penelitian yang ingin dijawab atau
longitudinal dapat memberikan implikasi dan tujuan penelitian yang ingin dicapai.
kontribusi yang berbeda bagi penelitian di bidang
perumahan dan permukiman, terutama dalam hal Karakteristik Penelitian Cross-Sectional
kategori penelitian serta teknis pelaksanaan pengum-
pulan dan analisis data. Pemahaman mengenai Penelitian cross-sectional lebih banyak dilaku-
implikasi dan kontribusi ini akan sangat membantu kan dibanding penelitian longitudinal, karena lebih
peneliti di bidang perumahan dan permukiman dalam sederhana dan lebih murah. Dalam penelitian cross-
memposisikan hasil penelitiannya terhadap bangunan sectional, peneliti hanya mengobservasi fenomena
pengetahuan perumahan permukiman yang multidi- pada satu titik waktu tertentu. Pada penelitian yang
mensional. Dalam artikel ini akan dibahas pengertian bersifat eksploratif, deskriptif, ataupun eksplanatif,
dari setiap rancangan dimensi waktu, keunggulan penelitian cross-sectional mampu menjelaskan

52 Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=ARS
“CROSS-SECTIONAL VS LONGITUDINAL”: PILIHAN RANCANGAN WAKTU DALAM PENELITIAN PERUMAHAN PERMUKIMAN
(Allis Nurdini)

hubungan satu variabel dengan variabel lain pada populasinya dijaga tetap. Jika data cross-sectional
populasi yang diteliti, menguji keberlakuan suatu diulang dengan konsistensi yang tinggi pada
model atau rumusan hipotesis serta tingkat perbedaan setiap pertanyaannya, maka dimungkinkan bagi
di antara kelompok sampling pada satu titik waktu peneliti untuk melihat suatu trend perubahan.
tertentu. Namun penelitian cross-sectional tidak Peneliti dapat mengamati stabilitas atau peru-
memiliki kemampuan untuk menjelaskan dinamika bahan dari bentuk unit tertentu, atau melacak
perubahan kondisi atau hubungan dari populasi yang situasi dan kondisinya dari masa ke masa.
diamatinya dalam periode waktu yang berbeda, serta 2) Rancangan prospektif
variabel dinamis yang mempengaruhinya. Data temporal yang paling sering dijumpai dalam
Kelemahan rancangan cross-sectional lainnya hasil penelitian sosial adalah data panel, yang
adalah ketidakmampuannya untuk menjelaskan diambil dari sejumlah individu yang sama, yang
proses yang terjadi dalam objek/variabel yang diteliti diwawancarai secara berulangkali dari waktu ke
serta hubungan korelasionalnya. Rancangan cross- waktu selama periode tertentu. Rancangan pros-
sectional mampu menjelaskan hubungan antara dua pektif ini lebih unggul daripada tipe longitudinal
variabel, namun tidak mampu menunjukkan arah lain, namun lebih sulit dilakukan. Dalam studi
hubungan kausal di antara kedua variabel tersebut panel peneliti mengamati individu-kelompok-atau
(Shklovski, et.al., 2004). organisasi yang sama persis, selama rentang
periode waktu tertentu. Rancangan ini menuntut
Karakteristik Penelitian Longitudinal peneliti untuk mengikuti perjalanan orang yang
sama (sama persis responden dan kriterianya)
Penelitian longitudinal memiliki cakupan pe- dalam beberapa waktu. Terkadang orang yang
ngertian serta karakteristik sebagai berikut (Ruspini, diamati telah meninggal atau tidak dapat dijumpai
2000; Taylor et.al., 2000): lagi karena sudah berpindah lokasi. Hasil pene-
a. Data dikumpulkan untuk setiap variabel pada dua litian ini sangat bermanfaat, bahkan penelitian
atau lebih periode waktu tertentu. panel secara singkat sekalipun dapat memberikan
b. Subjek atau kasus yang dianalisis sama, atau gambaran jelas tentang dampak suatu peristiwa
setidaknya dapat diperbandingkan, antara satu tertentu terhadap individu-kelompok-organisasi
periode dengan periode berikutnya. yang sama. Rancangan panel memiliki variasi
c. Analisis melibatkan perbandingan data yang sebagai berikut (Buck et.al. 1994: 21-22):
sama dalam satu periode dan antar berbagai a. Panel Representatif
metode yang berbeda. Sampel ditetapkan secara random untuk
individu yang sama, pada interval yang tetap
Penelitian longitudinal biasanya lebih kompleks (misal tiap 2-3 bulan atau tiap tahun).
dan membutuhkan biaya lebih besar daripada Pengamatan dilakukan pada kebiasaan waktu
penelitian cross-sectional, namun lebih andal dalam tertentu. Tujuan utama panel representatif
mencari jawaban tentang dinamika perubahan. Selain adalah untuk mendeteksi dan memastikan
itu, penelitian longitudinal berpotensi menyediakan perubahan yang dialami individual.
informasi yang lebih lengkap, bergantung pada b. Panel Cohort (atau biasa disebut rancangan
operasionalisasi teori dan metodologi penelitiannya. cohort)
Termasuk dalam rancangan penelitian longi- Cohort didefinisikan sebagai sekelompok
tudinal adalah cross-sectional berulang (repeated orang dalam populasi dan geografis tertentu,
cross-sectional) atau time-series, rancangan pros- yang didelineasi mengalami peristiwa hidup
pektif, dan rancangan retrospektif (Ruspini, 2000 dan yang sama dalam periode waktu tertentu.
Neuman, 2002). Tiga cara penelitian longitudinal ini Tujuan panel cohort adalah untuk meneliti
dapat dipahami berikut ini: perubahan dalam jangka panjang dan proses
1) Cross-Sectional Berulang (repeated cross- perkembangan individual. Sampel biasanya
sectional) atau Time-Series diinterview ulang setiap lima tahunan.
Dalam penelitian sosial, observasi cross-sectional Studi cohort dapat menjadi serial studi panel
bila sampel diambil dengan kriteria yang tetap
sering digunakan untuk menilai faktor pengaruh
sama (misal usia yang sama bukan kelompok
(determinan) perilaku, namun tidak memadai
orang atau unit yang sama) dan pengamatan
untuk analisis diakronis tentang perubahan sosial.
ditujukan pada sekumpulan orang yang
Untuk mengatasi kendala tersebut maka dapat
memiliki kategori pengalaman hidup yang
dilakukan pendataan cross-sectional pada
sama dalam periode waktu tertentu.
beberapa periode waktu, dengan sampel berbeda Fokus analisis cohort adalah pada cohort atau
di setiap pengambilan datanya, namun jumlah kategori tertentu, bukan pada individu

Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra 53
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=ARS
DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR Vol. 34, No. 1, Juli 2006: 52 - 58

spesifiknya. Biasanya cohort yang digunakan PRESEDEN RANCANGAN CROSS-


adalah semua orang yang lahir pada tahun SECTIONAL DAN LONGITUDINAL DALAM
yang sama (disebut birth cohort), semua orang PENELITIAN PERUMAHAN DAN
yang dipekerjakan pada waktu yang sama, PERMUKIMAN
semua orang yang pensiun pada rentang satu
atau dua tahun, atau orang yang lulus pada Berikut ini akan dipaparkan beberapa contoh
tahun yang sama. Tidak seperti studi panel preseden penerapan rancangan waktu penelitian
murni, sampel penelitian ini tidak perlu orang cross-sectional maupun longitudinal di bidang
yang persis sama tetapi kelompok yang perumahan dan permukiman. Dalam preseden
mengalami peristiwa hidup sehari-hari yang penelitian tidak secara eksplisit dinyatakan rancangan
sama. waktu yang digunakan. Oleh karena itu, paparan
c. Panel Terhubung (linked panel) akan didasarkan pada analisis penulis terhadap tujuh
Dalam rancangan ini data yang semula karakteristik penelitian akibat penggunaan rancangan
terkumpul (misal data sensus) bukan untuk waktu yang berbeda, yaitu berdasarkan relevansinya
maksud studi panel, dicoba dihubung- terhadap tujuan dan manfaat penelitian, jumlah dan
hubungkan dengan menggunakan pengiden- periode waktu, waktu pengamatan, teknik sampling,
tifikasi personal yang khusus. teknik pengambilan data, variabel penelitian, dan
3) Rancangan retrospektif (rancangan observasi skala penelitian.
berorientasi pada peristiwa)
Dalam rancangan retrospektif, data tentang Preseden Penerapan Rancangan Cross-Sectional
periode waktu di masa lampau dihimpun pada dalam Penelitian Perumahan dan Permukiman
masa kini dengan menggunakan cara studi
sejarah hidup (life- histories event) dan Preseden penelitian dengan rancangan cross-
menandainya dengan peristiwa-peristiwa yang sectional yang pertama berjudul “Assessment of the
dianggap signifikan. Rancangan retrospektif Effect of an External Factor For Dwelling
seringkali disebut rancangan quasi-longitudinal, Occupants’ Satisfaction: Acces to Basic Facilities”
karena memiliki banyak kelemahan, pendekatan- (Berk, 2003). Tujuan penelitian ini pertama,
nya kualitatif dan sangat mengandalkan pada menjelaskan hubungan antara kepuasan penghuni
rekonstruksi peristiwa masa lampau. dengan mobilitas terhadap fasilitas dasar; dan kedua,
menemukan indikator yang mengukur hubungan
Secara umum perbedaan karakteristik kedua kepuasan dengan mobilitas tersebut yang selanjutnya
rancangan waktu tersebut dapat dilihat pada Tabel 1. disebut ABA (Access to Basic Activities).
Tahap dalam penelitian ini meliputi dua
Tabel 1. Deskripsi Rancangan Penelitian Cross- langkah. Tahap pertama, menentukan indikator ABA
Sectional dan Longitudinal yang menunjukkan hubungan kepuasan dan
mobilitas penghuni terhadap fasilitas dasar. Indikator
Tipe Rancangan Deskripsi Waktu Keterangan ini dicari melalui studi literatur, setelah didapatkan
Cross-Sectional O Data dikumpulkan pada
1
satu waktu meliputi
kemudian diuji awal ke sejumlah kecil sampel
beberapa variabel. responden dengan menggunakan kuisioner.
Longitudinal Tipe Data dikumpulkan dengan Pada tahap kedua dilakukan uji coba indikator
I (Time-Series dan O O O
1 2 ... n
jangka waktu tertentu tersebut pada dua penelitian, yaitu satu penelitian
Prospektif) dengan arah waktu sebelumnya yang telah ada serta pada saat penelitian
menuju ke depan meliputi
beberapa variabel.
terbaru dilakukan. Kedua penelitian tersebut
menggunakan teknik pengumpulan data kuisioner
dan sama-sama dilakukan pada penghuni perumahan
Longitudinal Tipe O O O Data dikumpulkan dengan
T-n ... T-1 T menengah di tiga lokasi dalam Kota Ankara. Hasil
II (Retrospektif) jangka waktu tertentu
yang meliputi masa dari uji coba indikator tersebut kemudian dianalisis
lampau hingga kini dengan menggunakan analisis statistik korelasional
meliputi beberapa dan analisis faktor. Dari pengujian ini didapatkan
variabel.
bahwa indikator ABA yang ditelah ditentukan
Sumber: rangkuman dari berbagai literatur
tersebut memang valid untuk menunjukkan
Keterangan: O = pengumpulan data baik variabel hubungan antara kepuasan penghuni dengan
independen, variabel kontrol, maupun variabel mobilitas ke fasilitas dasar. Mobilitas yang diukur
dependen. n = periode pengumpulan data untuk ada empat yaitu perjalanan ke tempat kerja, ke
rancangan longitudinal. T = waktu saat ini. fasilitas perbelanjaan, ke fasilitas rekreasi sosial, dan
ke sekolah.

54 Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=ARS
“CROSS-SECTIONAL VS LONGITUDINAL”: PILIHAN RANCANGAN WAKTU DALAM PENELITIAN PERUMAHAN PERMUKIMAN
(Allis Nurdini)

Secara implisit dapat diketahui bahwa periode lainnya yaitu yang menengah dan atas. Namun,
waktu yang diambil oleh peneliti untuk mengamati keluaran sosial budaya dari para penerima bantuan
keberlakuan indikator ABA ini adalah satu waktu, program tersebut lebih tinggi daripada keluaran
bukan masa lalu tapi masa saat penelitian tersebut sejenis di kelompok penghuni perumahan swasta
dilakukan. Sampel yang diambil adalah masyarakat yang tidak menerima bantuan program. Sehingga
penghuni perumahan kelas menengah di tiga lokasi dapat disimpulkan bahwa bantuan program
dalam satu kota, yaitu di Kota Ankara dengan perumahan memang cukup signifikan bagi perbaikan
memanfaatkan hasil penelitian sebelumnya diper- kondisi sosial budaya terutama bagi masyarakat
bandingkan dengan hasil penelitian yang terbaru. berpenghasilan rendah.
Preseden penelitian cross-sectional kedua
berjudul “Examining the Link between Housing and Preseden Penerapan Longitudinal dalam Pene-
Nine Key Socio Cultural Factors” (Mullins dan litian Perumahan dan Permukiman
Western, 2001). Penelitian ini bertujuan menjelaskan
Contoh preseden rancangan longitudinal yang
hubungan antara keberadaan bantuan program
pertama adalah penelitian berjudul “A Synthetic
perumahan pada suatu komunitas dengan kondisi
Cohort Analysis of Canadian Housing Careers”
sosial budaya komunitas yang terjadi. Penelitian ini
(Crossley dan Ostrousky, 2003). Penelitian ini
hendak menguji hipotesis bahwa peningkatan kondisi
bertujuan: pertama, mengkonstruksikan housing
rumah akan memberikan dampak (keluaran) pada
career atau riwayat perjalanan kepemilikan rumah
peningkatan kondisi penghuni ditinjau berdasar
warga di Canada menurut perbedaan kategori usia
aspek sosial budayanya. Kondisi sosial budaya yang
yang ada, berdasarkan data time series yang
diukur meliputi sembilan faktor, yaitu kemasya-
diperoleh secara cross-sectional berulang; kedua,
rakatan, kejahatan, kemiskinan, relasi sosial, pan-
menganalisis pola kepemilikan, modal perumahan,
dangan tentang kualitas hidup, kepedulian, kese-
mobilitas penghuni, dan proses transisi kepemilikan;
hatan, pendidikan, dan partisipasi tenaga kerja.
ketiga, menyusun model sederhana siklus hidup
Hubungan antara perumahan dengan keluaran
penghunian rumah berdasarkan pada pola dalam
non-perumahan ini dilakukan dengan cara survey
butir kedua.
kuisioner pada para kepala keluarga di South East
Penelitian ini memanfaatkan data sekunder
Queensland. Sampel responden berjumlah 1347.
yang telah ada, yaitu dari survey tentang: 1) Family
Periode waktu yang diambil oleh peneliti adalah satu
Expenditure (FAMEX), 2) Household Income,
waktu, dan bukan masa lalu, tapi masa kini saat
Facilities, and Equipment (HIFE), dan 3) Household
penelitian dilakukan.
Spending. Data-data tersebut meliputi hasil dari
Karena menggunakan rancangan cross-
delapan survey tahunan yang dilakukan sepanjang
sectional untuk menilai perbedaan keluaran sosial
tiga puluh tahun lalu. Perbandingan antara tiga data
budaya di antara para penghuni, maka penelitian
survey tersebut dimungkinkan karena masing-masing
difokuskan untuk melihat keluaran berdasarkan
memiliki kerangka sampling populasi yang sama,
perbedaan kepemilikan rumah. Fokusnya adalah
yaitu warga negara yang telah berusia 15 tahun ke
apakah terdapat perbedaan atau persamaan antara
atas.
kelompok yang memperoleh bantuan program
Rancangan longitudinal ini dapat disebut juga
perumahan dengan kelompok kepemilikan rumah
quasi-panel, atau quasi-cohort atau linked-panel.
lainnya yang tidak memperoleh program bantuan.
Skala penelitian ini sama dengan skala dari data
Maka sampel yang diambil adalah kelompok
sekunder yang digunakan, yaitu skala nasional
penghuni perumahan publik yang didirikan atas
Canada, terfokus pada pola-pola kepemilikan,
bantuan pemerintah, kelompok penghuni perumahan
modal/dana untuk mendapatkan rumah, mobilitas
swasta berpenghasilan rendah yang mendapat penghuni dan transisi kepemilikan rumah berdasar
bantuan program pemerintah, serta penghuni kategori strata usia kepala keluarga (cohort age).
perumahan swasta berpenghasilan rendah yang tidak Hasil dari penelitian ini menjadi pendukung terhadap
mendapat bantuan program perumahan. Ketiga prediksi model sederhana siklus kehidupan para
kelompok ini diperbandingkan pula dengan sampel penghuni rumah di Canada.
penghuni di kelompok penghasilan menengah dan Contoh preseden yang kedua adalah berjudul
atas. ”The Impact of Assisted Housing Development on
Penelitian ini menyimpulkan bahwa keluaran Concentrated Poverty” (Freeman, 2003), yang
sosial budaya dari para penerima bantuan program, bertujuan mengetahui hubungan antara keberadaan
baik yang berada di perumahan publik maupun program bantuan perumahan, seperti peremajaan
perumahan swasta, lebih rendah dibandingkan perumahan, terhadap konsentrasi kemiskinan di
dengan kondisi sejenis di kelompok penghasilan sekitarnya. Penelitian ini hendak menguji ulang tesis

Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra 55
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=ARS
DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR Vol. 34, No. 1, Juli 2006: 52 - 58

sebelumnya yang menyatakan bahwa keberadaan KONTRIBUSI CROSS-SECTIONAL DAN


program perumahan akan meningkatkan daya tarik LONGITUDINAL DALAM PENELITIAN
mobilitas orang ke lokasi tersebut, sehingga justru PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
meningkatkan konsentrasi kemiskinan di sekitar
lokasi program perumahan itu berada. Seperti telah diuraikan di bagian awal, peru-
Data penelitian diambil dari data sekunder yang mahan dan permukiman merupakan pengetahuan
ada, yaitu dari Panel Study of Income Dynamic yang multidimensional. Karena lingkup yang
(PSID). PSID merupakan survey longitudinal tentang multidimensi inilah maka pemaknaan dan sudut
pendapatan individu atau keluarga berdasarkan area pandang terhadap perumahan dan permukiman
tempat tinggalnya. Sampling PSID adalah individu menjadi sangat beragam. Ada yang memaknai
yang tetap sama, dalam rentang waktu tahun 1980 perumahan dan permukiman sebagai suatu produk
hingga 1990. (fisik) dan sebagai proses (berhuni/bermukim)
Penelitian ini memetakan konsentrasi penduduk (Turner, 1972). Ada pula yang melihat dan mema-
berdasarkan pendapatan pada area-area yang men- knai berdasar sudut pandang lingkungan makro
dapat program bantuan, dan mengujikannya dengan maupun mikro (Newmark dan Thompson, 1977).
menerapkan model berdasar kontrol mobilitas keluar Perumahan dan permukiman dalam bahasan makro
dikaitkan dengan pandangan perspektif manusia,
dan masuk area di sekitar lokasi program perumahan
perspektif budaya, dan perspektif perkotaan.
berada. Program perumahan didefinisikan sebagai
Sedangkan dalam bahasan mikro, perumahan dan
program pengadaan perumahan yang dibangun oleh
permukiman dikaitkan dengan proses pasar (market),
pemerintah (Department of Housing and Urban tipe perumahan, investasi perumahan, proses
Development) dan program pemberian kredit peru- perancangan-pembangunan-serta perawatan bangun-
mahan (Low-Income Housing Tax Credit). Skala an perumahan/hunian. Selain itu, perumahan dan
penelitian meliputi beberapa neighborhood/ling- permukiman dapat dipandang sebagai dua hal
kungan perumahan yang mendapat program berdasarkan struktur (komponen lingkungan statis
pembangunan perumahan publik dan lingkungan dan dinamis) dan mekanismenya (mekanisme
yang mendapat bantuan kredit perumahan di kota- internal dan eksternal) (Foldi, 2003).
kota di Amerika Serikat. Berdasarkan beberapa pandangan tersebut dapat
Penelitian ini menyimpulkan bahwa program ditarik benang merah bahwa perumahan dan
bantuan perumahan di suatu lingkungan tidak selalu permukiman pada prinsipnya memiliki dua makna
menghasilkan konsentrasi kemiskinan bagi sekitar yaitu pertama, sebagai suatu produk atau struktur
lingkungan tersebut. Oleh karena itu, reaksi negatif dan kedua, sebagai suatu proses atau mekanisme.
terhadap program bantuan perumahan dapat Perumahan dan permukiman sebagai suatu produk
diabaikan. atau struktur meliputi: 1) komponen lingkungan statis
Dari contoh preseden penelitian perumahan dan (disebut juga dengan place ) yaitu lingkungan alam
permukiman dengan rancangan longitudinal, amat dan lingkungan buatan; dan 2) komponen lingkungan
jarang digunakan rancangan panel murni atau cohort dinamis (disebut juga dengan people) yaitu ling-
kungan sosial. Sedangkan sebagai suatu proses atau
murni yang secara langsung diterapkan untuk
mekanisme, perumahan dan permukiman dapat
memperoleh data primer. Untuk melihat berdasarkan
ditinjau dalam dua lingkup meliputi: 1) lingkup
panel atau cohort, peneliti biasanya menggunakan
mekanisme internal atau primer yaitu administrasi
data cross-sectional berulang atau data survey panel kepemerintahan, lingkungan pasar (market), dan
bidang sosial atau kependudukan yang telah ada. masyarakat (ketiga hal ini disebut governance dalam
Data cross-sectional berulang maupun data survey perumahan dan permukiman); dan 2) lingkup
panel ini kemudian dimodifikasi kerangka analisis- eksternal atau sekunder yaitu skala nasional dan
nya berdasarkan cohort atau pembagian panel sesuai regional serta kaitannya dengan proses politik,
dengan data sekunder yang tersedia, untuk dikaitkan ekonomi, dan budaya global.
dengan berbagai aspek kajian perumahan dan Dalam situasi yang demikian, penelitian bidang
permukiman. Beberapa peneliti menilai bahwa perumahan dan permukiman dapat menyentuh aspek
teknik longitudinal yang memanfaatkan rangkaian produk/struktur, aspek proses/mekanisme, atau
data cross-sectional pada masa lampau relatif lebih hubungan antara keduanya (Foldi, 2003). Berdasar
unggul daripada teknik retrospektif murni yang beberapa contoh preseden yang telah diuraikan sebe-
sangat tergantung pada penuturan saksi hidup saja lumnya, penelitian yang berorientasi pada “produk”
(life-event history). adalah penelitian tentang hubungan kepuasan
penghuni dengan akses kepada fasilitas dasar oleh

56 Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=ARS
“CROSS-SECTIONAL VS LONGITUDINAL”: PILIHAN RANCANGAN WAKTU DALAM PENELITIAN PERUMAHAN PERMUKIMAN
(Allis Nurdini)

Berk (2003). Penelitian tersebut menggunakan ran- KESIMPULAN


cangan cross-sectional. Preseden penelitian lainnya
seperti penelitian riwayat kepemilikan rumah Pilihan rancangan waktu dalam suatu penelitian
(Crossley dan Ostrousky, 2003) merupakan pene- sangat bergantung pada apa yang hendak dicapai atau
litian tentang “proses” yang menggunakan rancangan dihasilkan dari penelitian tersebut serta kemampuan
longitudinal. dan keterbatasan teknis dari penelitinya. Dalam
Penelitian tentang pengaruh program bantuan bidang perumahan dan permukiman, apa yang dapat
rumah dengan peningkatan kehidupan sosial budaya dihasilkan dari penelitian intinya terbagi menjadi tiga
di antara berbagai status kepemilikan rumah pada kategori, yaitu: pertama, pendeskripsian perumahan
satu waktu (Mullins dan Western, 2001), dan studi dan permukiman sebagai suatu produk bermukim;
tentang pengaruh program bantuan perumahan kedua, pendeskripsian-penjelasan perumahan permu-
terhadap konsentrasi kemiskinan (Freeman, 2003), kiman sebagai suatu proses yang dinamis sesuai
merupakan penelitian yang berorientasi pada men- dengan perjalanan waktu; serta ketiga, pendeskrisian
jelaskan “proses” atau mekanisme dan hubungannya hubungan antara produk dan proses bermukim.
dengan “produk”. Penelitian Mullin dan Western Berikut ini adalah hasil penyimpulan dalam
menggunakan rancangan cross-sectional dan memilih rancangan waktu untuk penelitian di bidang
penelitian Freeman merupakan penelitian yang perumahan permukiman:
menggunakan rancangan longitudinal. a. Bila penelitian bermaksud mengungkap “produk”
Dari beberapa contoh preseden tersebut dapat dalam perumahan dan permukiman, maka ran-
diungkapkan bahwa rancangan cross-sectional dapat cangan cross-sectional cukup mampu membantu
digunakan untuk menjelaskan tentang domain hal tersebut.
produk dalam perumahan dan permukiman. b. Bila penelitian bermaksud mengungkap “proses”
Sebenarnya, cross-sectional pun dapat menjelaskan dan hubungan antara “produk” dan “proses”,
tentang proses atau mekanisme dalam perumahan maka rancangan longitudinal merupakan pilihan
dan permukiman serta hubungannya dengan produk, yang tepat untuk mendukung tujuan ini.
namun ia memiliki keterbatasan dalam menjelaskan c. Bila penelitian bermaksud mengungkap hubung-
kedalaman proses atau mekanisme tersebut karena an antara “produk” dan “proses” namun tetap
ditinjau keberlakuannya pada satu waktu saja.
akan menggunakan rancangan cross-sectional,
Karena keterbatasan itulah maka sebagian besar
maka disarankan untuk melakukan stratified
penelitian perumahan dan permukiman yang
sampling atau sampling dari populasi yang
menggunakan cross-sectional lebih banyak mema-
beragam, agar dihasilkan relatifitas perbandingan
parkan tentang “produk” dalam perumahan dan
hubungan di antara sampling yang beragam
permukiman, baik tentang komponen fisik alam,
komponen buatan, komponen sosial (manusianya), tersebut.
dan hubungan-hubungan di antaranya. d. Bila pengukuran tidak menitikberatkan pada pola
Untuk mengatasi keterbatasan penggunaan perubahan, bila hubungan kausal dan kaitannya
rancangan cross-sectional dalam menjelaskan dengan pola waktu telah diketahui, bila penelitian
proses/mekanisme ataupun hubungan antara proses tidak mencari hubungan sebab akibat, dan bila
dengan produk tersebut maka yang biasa dilakukan peneliti mengalami kendala tidak tersedianya data
para peneliti adalah membuat stratified sampling atau survey longitudinal yang dapat diandalkan, maka
sampel populasi yang beragam untuk saling rancangan cross-sectional merupakan pilihan
diperbandingkan ketika mengalami suatu proses atau yang tepat.
mekanisme tertentu. Contoh hal ini tampak pada e. Bila perubahan sepanjang rentang periode waktu
penelitian yang dilakukan oleh Mullin dan Western tertentu dari objek penelitian menjadi fokus
(2001). terpenting, maka rancangan longitudinal panel
Rancangan longitudinal seperti pada preseden atau cohort menjadi pilihan yang tepat.
penelitian yang telah diterangkan di atas pada
prinsipnya dapat membantu memberikan penjelasan DAFTAR PUSTAKA
mengenai proses serta hubungan antara proses
dengan produk. Rancangan longitudinal mampu Berk, M. Gokhan. “Assessment of the Effect of an
menjelaskan pula arah hubungan di antara objek External Factor For Dwelling Occupants’
yang diamati. Namun pada kenyataannya penelitian Satisfaction: Acces to Basic Facilities”.
dengan rancangan longitudinal ini jarang digunakan Methodologies in Housing Research Con-
dalam penelitian perumahan dan permukiman, ference. Swedia: Stockholm, 22-24 September
karena membutuhkan waktu yang lama serta biaya 2003.
yang besar.

Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra 57
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=ARS
DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR Vol. 34, No. 1, Juli 2006: 52 - 58

Crossley, Thomas F dan Ostrovsky, Yuri. “A


Synthetic Cohort Analysis of Canadian
Housing Careers”. Social and Economic
Dimension of an Aging Population (SEDAP)
Research Paper No. 107. Canada. 2003.
Foldi, Zsuzsa. “Methods of Realism for Explaining
Dynamics of Housing and Neighborhood
Quality Change in Budapest”. Paper for the
International Conference on Methodologies in
Housing Research. 22-24 September 2003.
Stockholm. 2003.
Freeman, Lance. ”The Impact of Assisted Housing
Development on Concentrated Poverty”.
Housing Policy Debate. Fannie Mae Foun-
dation. Vol. 14. Issues 1 dan 2. 2003.
Mullins, Patrick dan Western, John. “Examining the
Link between Housing and Nine Key Socio
Cultural Factor”. Final Report for the
Australian Housing and Urban Research
Institute. Queensland Research Institute. 2001.
Neuman, W. Lawrence. Social Research Methods:
Qualitative and Quantitative Approaches. 4th
Ed., US: Allyn and Bacon. 2000.
Newmark, Norma L dan Thompson, Patricia J. Self,
Space, and Shelter: An Introduction to
Housing. New York: Harper and Row
Publisher Inc. 1977.
Ruspini, Elisabeta. “Longitudinal Research in the
Social Sciences”. Social Research Update, 28.
http://www.soc.surrey.ac.uk/search/search.
htm. diakses tanggal 2 Januari 2005.
Shklovski, Irina; Kraut, Robert; dan Rainie, Lee..
“The Internet and Social Participation:
Contrasting Cross-Sectional and Longitudinal
Analysis”. Journal of Computer-Mediated
Communication. Vol. 10, No. 1. 2004.
Taylor, Nick, et.al. “The Value of Longitudinal
Research as a Basis for Subsequent Social
Impact Assessment”. Paper for the Inter-
national Association for Impact Assessment.
20th Annual Meeting. 19-23 June 2000.
Hongkong. 2000.
Turner, John F.C dan Fichter, Robert. “Housing as a
Verb”. dalam Freedom to Build. New York :
Macmillan Publishing Co. 1972. pp.148-175.

58 Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=ARS

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai