net/publication/43329761
CITATIONS READS
8 10,466
1 author:
Allis Nurdini
Bandung Institute of Technology
16 PUBLICATIONS 34 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Allis Nurdini on 25 April 2017.
Allis Nurdini
Departemen Arsitektur, Institut Teknologi Bandung
Jl. Ganesha 10 Bandung
e-mail: allisnurd@yahoo.com
ABSTRAK
Cross-sectional dan longitudinal adalah istilah yang berkaitan dengan penetapan rancangan waktu dalam pelaksanaan
penelitian. Kedua pilihan rancangan ini memiliki karakteristik serta implikasi yang berbeda bila digunakan dalam
penelitian, khususnya penelitian perumahan dan permukiman. Namun, perbedaan kedua rancangan ini seringkali tidak
dipahami atau tidak disadari oleh para peneliti perumahan permukiman ketika merencanakan maupun melaksanakan
penelitiannya, terutama implikasinya terhadap pengumpulan serta analisis data yang diperolehnya. Tulisan ini bermaksud
menjelaskan perbedaan kedua rancangan waktu penelitian tersebut serta implikasinya bagi penelitian, menampilkan
preseden penggunaannya pada penelitian perumahan dan permukiman, serta memaparkan petunjuk pemilihan rancangan
waktu penelitian sesuai dengan tujuan dan kondisi-kondisi yang mempengaruhi jalannya penelitian.
Kata kunci: rancangan waktu penelitian, cross-sectional, longitudinal, perumahan dan permukiman.
ABSTRACT
Cross-sectional and longitudinal are terminology related to assessment of time-design in research process. Both of
them have different characteristics and implication when used in research, especially in housing and settlement research.
However, the differences between them rarely understood or unrealized by the researcher when they plan or do the
research, especially on its implication to the data collection and analysis. This paper explain the distinction of them and its
implication to the researches, show the implementation precedent on housing researches, and descript how to define
appropriate research time-design according to its goal and its influence condition.
Keywords: research time-design, cross-sectional, longitudinal, housing and settlement.
52 Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=ARS
“CROSS-SECTIONAL VS LONGITUDINAL”: PILIHAN RANCANGAN WAKTU DALAM PENELITIAN PERUMAHAN PERMUKIMAN
(Allis Nurdini)
hubungan satu variabel dengan variabel lain pada populasinya dijaga tetap. Jika data cross-sectional
populasi yang diteliti, menguji keberlakuan suatu diulang dengan konsistensi yang tinggi pada
model atau rumusan hipotesis serta tingkat perbedaan setiap pertanyaannya, maka dimungkinkan bagi
di antara kelompok sampling pada satu titik waktu peneliti untuk melihat suatu trend perubahan.
tertentu. Namun penelitian cross-sectional tidak Peneliti dapat mengamati stabilitas atau peru-
memiliki kemampuan untuk menjelaskan dinamika bahan dari bentuk unit tertentu, atau melacak
perubahan kondisi atau hubungan dari populasi yang situasi dan kondisinya dari masa ke masa.
diamatinya dalam periode waktu yang berbeda, serta 2) Rancangan prospektif
variabel dinamis yang mempengaruhinya. Data temporal yang paling sering dijumpai dalam
Kelemahan rancangan cross-sectional lainnya hasil penelitian sosial adalah data panel, yang
adalah ketidakmampuannya untuk menjelaskan diambil dari sejumlah individu yang sama, yang
proses yang terjadi dalam objek/variabel yang diteliti diwawancarai secara berulangkali dari waktu ke
serta hubungan korelasionalnya. Rancangan cross- waktu selama periode tertentu. Rancangan pros-
sectional mampu menjelaskan hubungan antara dua pektif ini lebih unggul daripada tipe longitudinal
variabel, namun tidak mampu menunjukkan arah lain, namun lebih sulit dilakukan. Dalam studi
hubungan kausal di antara kedua variabel tersebut panel peneliti mengamati individu-kelompok-atau
(Shklovski, et.al., 2004). organisasi yang sama persis, selama rentang
periode waktu tertentu. Rancangan ini menuntut
Karakteristik Penelitian Longitudinal peneliti untuk mengikuti perjalanan orang yang
sama (sama persis responden dan kriterianya)
Penelitian longitudinal memiliki cakupan pe- dalam beberapa waktu. Terkadang orang yang
ngertian serta karakteristik sebagai berikut (Ruspini, diamati telah meninggal atau tidak dapat dijumpai
2000; Taylor et.al., 2000): lagi karena sudah berpindah lokasi. Hasil pene-
a. Data dikumpulkan untuk setiap variabel pada dua litian ini sangat bermanfaat, bahkan penelitian
atau lebih periode waktu tertentu. panel secara singkat sekalipun dapat memberikan
b. Subjek atau kasus yang dianalisis sama, atau gambaran jelas tentang dampak suatu peristiwa
setidaknya dapat diperbandingkan, antara satu tertentu terhadap individu-kelompok-organisasi
periode dengan periode berikutnya. yang sama. Rancangan panel memiliki variasi
c. Analisis melibatkan perbandingan data yang sebagai berikut (Buck et.al. 1994: 21-22):
sama dalam satu periode dan antar berbagai a. Panel Representatif
metode yang berbeda. Sampel ditetapkan secara random untuk
individu yang sama, pada interval yang tetap
Penelitian longitudinal biasanya lebih kompleks (misal tiap 2-3 bulan atau tiap tahun).
dan membutuhkan biaya lebih besar daripada Pengamatan dilakukan pada kebiasaan waktu
penelitian cross-sectional, namun lebih andal dalam tertentu. Tujuan utama panel representatif
mencari jawaban tentang dinamika perubahan. Selain adalah untuk mendeteksi dan memastikan
itu, penelitian longitudinal berpotensi menyediakan perubahan yang dialami individual.
informasi yang lebih lengkap, bergantung pada b. Panel Cohort (atau biasa disebut rancangan
operasionalisasi teori dan metodologi penelitiannya. cohort)
Termasuk dalam rancangan penelitian longi- Cohort didefinisikan sebagai sekelompok
tudinal adalah cross-sectional berulang (repeated orang dalam populasi dan geografis tertentu,
cross-sectional) atau time-series, rancangan pros- yang didelineasi mengalami peristiwa hidup
pektif, dan rancangan retrospektif (Ruspini, 2000 dan yang sama dalam periode waktu tertentu.
Neuman, 2002). Tiga cara penelitian longitudinal ini Tujuan panel cohort adalah untuk meneliti
dapat dipahami berikut ini: perubahan dalam jangka panjang dan proses
1) Cross-Sectional Berulang (repeated cross- perkembangan individual. Sampel biasanya
sectional) atau Time-Series diinterview ulang setiap lima tahunan.
Dalam penelitian sosial, observasi cross-sectional Studi cohort dapat menjadi serial studi panel
bila sampel diambil dengan kriteria yang tetap
sering digunakan untuk menilai faktor pengaruh
sama (misal usia yang sama bukan kelompok
(determinan) perilaku, namun tidak memadai
orang atau unit yang sama) dan pengamatan
untuk analisis diakronis tentang perubahan sosial.
ditujukan pada sekumpulan orang yang
Untuk mengatasi kendala tersebut maka dapat
memiliki kategori pengalaman hidup yang
dilakukan pendataan cross-sectional pada
sama dalam periode waktu tertentu.
beberapa periode waktu, dengan sampel berbeda Fokus analisis cohort adalah pada cohort atau
di setiap pengambilan datanya, namun jumlah kategori tertentu, bukan pada individu
Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra 53
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=ARS
DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR Vol. 34, No. 1, Juli 2006: 52 - 58
54 Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=ARS
“CROSS-SECTIONAL VS LONGITUDINAL”: PILIHAN RANCANGAN WAKTU DALAM PENELITIAN PERUMAHAN PERMUKIMAN
(Allis Nurdini)
Secara implisit dapat diketahui bahwa periode lainnya yaitu yang menengah dan atas. Namun,
waktu yang diambil oleh peneliti untuk mengamati keluaran sosial budaya dari para penerima bantuan
keberlakuan indikator ABA ini adalah satu waktu, program tersebut lebih tinggi daripada keluaran
bukan masa lalu tapi masa saat penelitian tersebut sejenis di kelompok penghuni perumahan swasta
dilakukan. Sampel yang diambil adalah masyarakat yang tidak menerima bantuan program. Sehingga
penghuni perumahan kelas menengah di tiga lokasi dapat disimpulkan bahwa bantuan program
dalam satu kota, yaitu di Kota Ankara dengan perumahan memang cukup signifikan bagi perbaikan
memanfaatkan hasil penelitian sebelumnya diper- kondisi sosial budaya terutama bagi masyarakat
bandingkan dengan hasil penelitian yang terbaru. berpenghasilan rendah.
Preseden penelitian cross-sectional kedua
berjudul “Examining the Link between Housing and Preseden Penerapan Longitudinal dalam Pene-
Nine Key Socio Cultural Factors” (Mullins dan litian Perumahan dan Permukiman
Western, 2001). Penelitian ini bertujuan menjelaskan
Contoh preseden rancangan longitudinal yang
hubungan antara keberadaan bantuan program
pertama adalah penelitian berjudul “A Synthetic
perumahan pada suatu komunitas dengan kondisi
Cohort Analysis of Canadian Housing Careers”
sosial budaya komunitas yang terjadi. Penelitian ini
(Crossley dan Ostrousky, 2003). Penelitian ini
hendak menguji hipotesis bahwa peningkatan kondisi
bertujuan: pertama, mengkonstruksikan housing
rumah akan memberikan dampak (keluaran) pada
career atau riwayat perjalanan kepemilikan rumah
peningkatan kondisi penghuni ditinjau berdasar
warga di Canada menurut perbedaan kategori usia
aspek sosial budayanya. Kondisi sosial budaya yang
yang ada, berdasarkan data time series yang
diukur meliputi sembilan faktor, yaitu kemasya-
diperoleh secara cross-sectional berulang; kedua,
rakatan, kejahatan, kemiskinan, relasi sosial, pan-
menganalisis pola kepemilikan, modal perumahan,
dangan tentang kualitas hidup, kepedulian, kese-
mobilitas penghuni, dan proses transisi kepemilikan;
hatan, pendidikan, dan partisipasi tenaga kerja.
ketiga, menyusun model sederhana siklus hidup
Hubungan antara perumahan dengan keluaran
penghunian rumah berdasarkan pada pola dalam
non-perumahan ini dilakukan dengan cara survey
butir kedua.
kuisioner pada para kepala keluarga di South East
Penelitian ini memanfaatkan data sekunder
Queensland. Sampel responden berjumlah 1347.
yang telah ada, yaitu dari survey tentang: 1) Family
Periode waktu yang diambil oleh peneliti adalah satu
Expenditure (FAMEX), 2) Household Income,
waktu, dan bukan masa lalu, tapi masa kini saat
Facilities, and Equipment (HIFE), dan 3) Household
penelitian dilakukan.
Spending. Data-data tersebut meliputi hasil dari
Karena menggunakan rancangan cross-
delapan survey tahunan yang dilakukan sepanjang
sectional untuk menilai perbedaan keluaran sosial
tiga puluh tahun lalu. Perbandingan antara tiga data
budaya di antara para penghuni, maka penelitian
survey tersebut dimungkinkan karena masing-masing
difokuskan untuk melihat keluaran berdasarkan
memiliki kerangka sampling populasi yang sama,
perbedaan kepemilikan rumah. Fokusnya adalah
yaitu warga negara yang telah berusia 15 tahun ke
apakah terdapat perbedaan atau persamaan antara
atas.
kelompok yang memperoleh bantuan program
Rancangan longitudinal ini dapat disebut juga
perumahan dengan kelompok kepemilikan rumah
quasi-panel, atau quasi-cohort atau linked-panel.
lainnya yang tidak memperoleh program bantuan.
Skala penelitian ini sama dengan skala dari data
Maka sampel yang diambil adalah kelompok
sekunder yang digunakan, yaitu skala nasional
penghuni perumahan publik yang didirikan atas
Canada, terfokus pada pola-pola kepemilikan,
bantuan pemerintah, kelompok penghuni perumahan
modal/dana untuk mendapatkan rumah, mobilitas
swasta berpenghasilan rendah yang mendapat penghuni dan transisi kepemilikan rumah berdasar
bantuan program pemerintah, serta penghuni kategori strata usia kepala keluarga (cohort age).
perumahan swasta berpenghasilan rendah yang tidak Hasil dari penelitian ini menjadi pendukung terhadap
mendapat bantuan program perumahan. Ketiga prediksi model sederhana siklus kehidupan para
kelompok ini diperbandingkan pula dengan sampel penghuni rumah di Canada.
penghuni di kelompok penghasilan menengah dan Contoh preseden yang kedua adalah berjudul
atas. ”The Impact of Assisted Housing Development on
Penelitian ini menyimpulkan bahwa keluaran Concentrated Poverty” (Freeman, 2003), yang
sosial budaya dari para penerima bantuan program, bertujuan mengetahui hubungan antara keberadaan
baik yang berada di perumahan publik maupun program bantuan perumahan, seperti peremajaan
perumahan swasta, lebih rendah dibandingkan perumahan, terhadap konsentrasi kemiskinan di
dengan kondisi sejenis di kelompok penghasilan sekitarnya. Penelitian ini hendak menguji ulang tesis
Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra 55
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=ARS
DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR Vol. 34, No. 1, Juli 2006: 52 - 58
56 Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=ARS
“CROSS-SECTIONAL VS LONGITUDINAL”: PILIHAN RANCANGAN WAKTU DALAM PENELITIAN PERUMAHAN PERMUKIMAN
(Allis Nurdini)
Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra 57
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=ARS
DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR Vol. 34, No. 1, Juli 2006: 52 - 58
58 Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=ARS