Anggota Kelompok :
i
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penyusunan Makalah Pemodelan yang berjudul “Domain
Waktu- Metode Volume Hingga Untuk Memprediksi Hilangnya Transmisi
Knalpot Air Dengan Mempertimbangkan Elastisitas Dinding” ini dapat
diselesaikan oleh penulis tepat pada waktunya.
Penyusunan makalah ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................iii
BAB.1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................................2
BAB.2 Tinjauan Pustaka
2.1 Resonator Helmholtz Knalpot Air..............................................................4
2.2 Fluent..........................................................................................................4
2.3 Matlab.........................................................................................................5
BAB.3 Pembahasan
3.1 Kontruksi Model Distrbusi Resonator Helmholtz Knalpot Air..................7
3.2 Matlab ......................................................................................................11
3.3 Fluent........................................................................................................15
BAB.4 Penutup
4.1 Kesimpulan...............................................................................................18
4.2 Saran.........................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................iv
LAMPIRAN ARTIKEL...........................................................................................v
i
BAB.1 PENDAHULUAN
i
metode time-domain memiliki keuntungan berikut: mudah dilakukan, satu
perhitungan dapat memberikan informasi keseluruhan pita frekuensi, dan
kebutuhan memori computer tidak sebesar domain frekuensi metode. Jadi metode
domain-waktu mungkin lebih sesuai untuk masalah dengan perhitungan intensif.
FVM adalah metode numerik yang paling populer di Indonesia masalah
dinamika cairan komputasi (CFD). Telah terbukti menjadi pendekatan yang andal
bagi struktural, akustik, dan masalah akustik struktural dalam beberapa tahun
terakhir. Perkembangan FVM di bidang akustik sangat membantu penerapan
FVM untuk masalah akustik struktur-cairan. Xuan dkk menyajikan FVM domain
waktu untuk memprediksi TL knalpot udara termasuk efek termal dengan
kecepatan suara yang tidak seragam dan kepadatan dari kode komersial Fluent.
Xuan Et al juga menggunakan FVM domain-waktu ini untuk memprediksi respon
sementara dan karakteristik alami sistem akustik struktural. Selanjutnya dalam
makalah ini akan dibahas mengenai penerapan FVM time domain ke masalah
akustik dari knalpot air dengan memperhatikan elastisitas dinding. Sebagai
perbandingan, komersial kode comsol digunakan untuk memecahkan masalah
yang sama.
ii
3. Untuk mengetahui simulasi model matematika resonator Helmholtz knalpot
air menggunakan software Fluent;
ii
BAB. 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Fluent
Fluent adalah perangkat lunak dalam komputer yang digunakan untuk
mensimulasikan aliran fluida dan perpindahan panas. Aliran perpindahan panas dari
berbagai fluida dapat disimulasikan pada bentuk/geometri yang rumit. Dengan
menggunakan program fluent, dapat diketahui parameter-parameter aliran
perpindahan panas yang diinginkan. Distribusi tekanan, kecepatan aliran, laju aliran
massa, distribusi temparatur, dan pola aliran fluida yang terjadi dapat diketahui pada
tiap titik yang terdapat dalam sistem yang dianalisa.
Dalam satu paket perngkat lunak, selain perangkat lunak fluent, terdapat
beberapa produk yang dapat digunakan untuk membantu pemodelan dari simulasi,
yaitu:
ii
prePDF, merupakan preprocessor untuk memodelkan pembakaran non-premixed
pada fluent.
GAMBIT, merupakan preprocessor untuk memodelkan geometri dan
pembentukan mesh.
Tgrid, merupakan preprocessor tambahan yang dapat membuat mesh volume dari
mesh lapisan batas yang sudah ada.
Filter untuk mengimpor mesh permukaan dan volume dari program CAD/CAE
seperti ANSYS,GGNS,I-DEAS,NASTRAN,PATRAN,dll.
Untuk melakukan simulasi pembakaran gasifikasi, biasanya dilakukan
pemodelan geometrid an meshing dengan menggunakan GAMBIT diikuti dengan
simulasi menggunakan fluent.
Fluent dalam penggunaannya memiliki kemampuan pemodelan sebagai
berikut:
Aliran 2D, 2D axisymmetric, 2D axisymmetric dengan swirl, dan 3D
Aliran tunak (steady) ataupun trasien.
Aliran fluida kompresibel dan inkompresibel untuk semua daerah keceptan
(subsonik, supersonik, dan hipersonik).
Aliran invikos, laminar, dan turbulen.
Perpindahan panas, meliputi konveksi paksa, konveksi bebas, campuran, konjugasi
(padatan/fluida), dan rdiasi.
Idealnya fluent sangat sesuai untuk mensimulasi aliran dan perpindahan panas
kompresibel maupun inkompresibel pada geometri rumit.
2.3 Matlab
MATLAB (Matrix Laboratory) adalah suatu program untuk analisis dan
komputasi numerik dan merupakan suatu bahasa pemrograman matematika lanjutan
yang dibentuk dengan dasar pemikiran menggunakan sifat dan bentuk matriks. Pada
awalnya, program ini merupakan interface untuk koleksi rutin-rutin numeric dari
proyek LINPACK dan EISPACK, dan dikembangkan menggunkan bahasa
FORTRAN namun sekarang merupakan produk komersial dari perusahaan
Mathworks, Inc.yang dalam perkembangan selanjutnya dikembangkan menggunakan
bahasa C++ dan assembler (utamanya untuk fungsi-fungsi dasar MATLAB).
MATLAB telah berkembang menjadi sebuah environment pemrograman yang
canggih yang berisi fungsi-fungsi built-in untuk melakukan tugas pengolahan sinyal,
aljabar linier, dan kalkulasi matematis lainnya. MATLAB juga berisi toolbox yang
ii
berisi fungsi-fungsi tambahan untuk aplikasi khusus . MATLAB bersifat extensible,
dalam arti bahwa seorang pengguna dapat menulis fungsi baru untuk ditambahkan
pada library ketika fungsi-fungsi built-in yang tersedia tidak dapat melakukan tugas
tertentu. Kemampuan pemrograman yang dibutuhkan tidak terlalu sulit bila Anda
telah memiliki pengalaman dalam pemrograman bahasa lain seperti C++, PASCAL,
atau FORTRAN.
MATLAB merupakan merk software yang dikembangkan oleh
Mathworks.Inc merupakan software yang paling efisien untuk perhitungan numeric
berbasis matriks. Dengan demikian jika di dalam perhitungan kita dapat
menformulasikan masalah ke dalam format matriks maka MATLAB merupakan
software terbaik untuk penyelesaian numericnya. MATLAB yang merupakan bahasa
pemrograman tingkat tinggi berbasis pada matriks sering digunakan untuk teknik
komputasi numerik, untuk menyelesaikan masalah-masalah yang melibatkan operasi
matematika elemen, matrik, optimasi, aproksimasi dan lain-lain. Sehingga Matlab
banyak digunakan pada :
(1) Matematika dan Komputansi,
(2) Pengembangan dan Algoritma,
(3) Pemrograman modeling, simulasi, dan pembuatan prototype,
(4) Analisa Data , eksplorasi dan visualisasi,
(5) Analisis numerik dan statistic,dan
(6)Pengembangan aplikasi teknik.
ii
BAB 3. PEMBAHASAN
Bentuk Umum :
∂ ρcϕ 0
+ ( pure rate )=S
∂t
∂ ρcϕ 0 ∂ λ ∂0
↔
∂t
+ ( out−¿ )=
∂ xy ∂ xy ( )
∂ ρcϕ 0 ∂ ρuc ϕe ∂ ρuc ϕw ∂ ρv cϕn ∂ ρv cϕ s ∂ ∂ϕ ∂ ∂ϕ
↔
∂t
+ (
∂x
−
∂x
+
∂y
− )(
∂y
= λ 0 + λ 0
∂x ∂x ∂y ∂y ) ( ) ( )
∂ ρcϕ 0 ∂ ρuc ϕe ∂ ρu cϕ w ∂ ρvc ϕ n ∂ ρv cϕs λ ∂2 ϕ 0 λ ∂2 ϕ 0
↔
∂t
+ (
∂x
−
∂x
+
∂y
− )(∂y
= 2 + 2
∂ x ∂ y )
↔
↔
ρcϕ0 Δ x Δ y + ρucϕ e Δ y Δt−ρucϕw Δ y Δt + ρucϕ n Δ x Δt−ρucϕ s Δ x Δt=λ ϕ0 Δ x Δ y Δt+ λ ϕ0 Δ x Δ
↔
ρcϕ0 Δ x Δ y + ρucϕ e Δ y Δt−ρucϕw Δ y Δt + ρucϕ n Δ x Δt−ρucϕ s Δ x Δt=2 λ ϕ 0 Δ x Δ y Δt
ii
↔
ρcϕ 0 Δ x Δ y−2 λ ϕ 0 Δ x Δ y Δt=−ρucϕe Δ y Δt + ρucϕ w Δ y Δt −ρucϕ n Δ x Δt + ρucϕ s Δ x Δt
↔
ϕ 0 Δ x Δ y ( ρc−2 λ Δt )=−ρucϕ e Δ y Δt + ρucϕw Δ y Δt−ρucϕ n Δ x Δt + ρucϕ s Δ x Δt
− ρucϕe Δ y Δt + ρucϕw Δ y Δt− ρucϕn Δ x Δt + ρucϕs Δ x Δt
↔ ϕ0 Δ x Δ y =
( ρc−2 λ Δt )
…………………......(1)
Persamaan Momentum
∂ ρϕ 0
+ ( pure rate )=Σ F
∂t
∂ ρϕ 0 −∂ ρ ∂ρ
↔ + ( out −¿ )= + ρgi+ ( σ́ )
∂t ∂ xy ∂ xy
t +∆ t y+∆ y x+ ∆ x t +∆ t y+∆ y x+ ∆ x
∂ ρϕ 0 ∂ ρuϕ e ∂ ρuϕ w ∂ ρvϕn ∂ ρvϕ s
∫ ∫ ∫
t y x ∂t [(
+
∂x
−
∂x
+ )(
∂y
−
∂y )]
dx dy dt= ∫
t
∫ ∫
y x
−∂ ρ ∂ ρ
− +ρ
∂x ∂x
∂
∂
ii
↔
………………………………(2)
↔
−ρucϕ e Δ y Δt+ ρucϕw Δ y Δt−ρucϕ n Δ x Δt+ ρucϕ s Δ x Δt
ρ
[ ( ρc−2 λ Δt ) ]
+ ρuϕ e Δ y Δt−ρuϕ w Δ y Δt + ρvϕn Δ
↔
− ρ2 uc −ρ2 uc − ρ2 vc
ϕe
( ( ρc−2 λ Δt ) )
+ ρu Δ y Δt +ϕ w
(
( ρc−2 λ Δt ) )
−ρu Δ y Δt+ ϕn
(( ρc−2 λ Δt ) )
+ ρv Δ x Δt ++ ϕs
( −
( ρc−
(persamaan umum)
Diskritisasi Quick
−1 3 3
ϕ e= ϕ ( i−1 , j )+ ϕ ( i , j ) + ϕ ( i+1 , j )
8 4 8
−1 3 3
ϕ n= ϕ ( i, j−1 ) + ϕ ( i, j ) + ϕ (i , j+1 )
8 4 8
−1 3 3
ϕ w= ϕ ( i−2 , j ) + ϕ ( i−1 , j )+ ϕ ( i, j )
8 4 8
−1 3 3
ϕ s= ϕ ( i , j−2 ) + ϕ ( i , j−1 ) + ϕ ( i , j )
8 4 8
3 3 −ρ2 uc 3 3
−1
8
ϕ ( i−1 , j ) + ϕ ( i, j ) + ϕ (i+1 , j )
4 8 (
( ρc−2 λ Δt ) )
+ ρu Δ y Δt +
−1
8
ϕ ( i−2 , j )+ ϕ (i−1, j ) + ϕ ( i,
4 8
ii
ϕ ( i−2 , j )
[( −1
8
ϕ( ρ2 uc
( ρc−2 λ Δt ) ) )]
+ ρu Δ y Δt ……………………………………….
.A
ϕ ( i−1 , j )
[( −1
8
ϕ( −ρ2 uc
( ρc−2 λ Δt )
3
)
+ ρu Δ y Δt+ ϕ
ρ2 uc
4 ( ρc−2 λ Δt ) (
−ρu Δ y Δt …… ) )]
…..B
ϕ (i , j)
[( 3
ϕ( −ρ2 uc
4 ( ρc−2 λ Δt )
3
)
−ρu Δ y Δt+ ϕ
ρ2 uc
8 ( ρc−2 λ Δt ) ( 3
−ρu Δ y Δt+ ϕ
−ρ2 vc
)
4 ( ρc−2 λ Δt ) (
+ ρv Δ x Δt + ) )
…......................……......C
ϕ ( i , j−2 )
[( −1
8
ϕ( ρ2 vc
( ρc−2 λ Δt ) ) )]
−ρv Δ x Δt ……………………………..
………...D
− ρ2 vc ρ2 vc
ϕ ( i , j−1 )
[ (
−1
8
ϕ
( ρc−2 λ Δt )
3
)
+ ρv Δ x Δt + ϕ
4 ( ρc−2 λ Δt ) ( )
− ρv Δ x Δt ...…….
]
…E
−ρ 2 uc
ϕ ( i+1 , j )
[ ( 3
ϕ
8 ( ρc−2 λ Δt ) ) ]
+ ρu Δ y Δt ……………………………….….….......
…F
ϕ ( i , j+ 1 )
[( −3
8
ϕ (−ρ2 vc
( ρc−2 λ Δt ) ) )]
− ρv Δ x Δt ……………………………………...
i,j+1 i+1,j+1
i,j i+1,j
ii
Berdasarkan skema pembagian diperoleh matriks:
M2X2 =
3.2 Matlab
Script di M-File
clear all;
clc;
m=input('masukkan banyak diskritisasi arah sumbu X=');
n=input('masukkan banyak diskritisasi arah sumbu Y=');
m=2;
n=2;
rho=3.9;
R=5.7;
S=8.1;
u=10000;
v=1000;
c=2100;
g=9.8;
deltax=1;
deltay=1;
deltat=1;
lambda=2.16*0.000000000010*0.3/((1+0.3)*(1-2*0.3));
G=2.16*0.000000000010/(2*(1+0.3));
A=(-1/8)*((((rho^2*u*c)/rho*c-2*lambda*deltat)-rho*u)*deltay*deltat);
ii
B=((-1/8)*((((-rho^2*u*c)/rho*c-2*lambda*deltat)+rho*u)*deltay*deltat))+
((3/4*(((rho^2*u*c)/rho*c-2*lambda*deltat)-rho*u)*deltay*deltat));
C=((3/4*(((-rho^2*u*c)/rho*c-2*lambda*deltat)+rho*u)*deltay*deltat)+
((3/8*(((rho^2*u*c)/rho*c-2*lambda*deltat)+rho*u)*deltay*deltat)+(3/4*((-
rho^2*v*c)/rho*c-2*lambda*deltat)+rho*v)*deltax*deltat)
+(3/8*((rho^2*v*c)/rho*c-2*lambda*deltat)-rho*v)*deltax*deltat);
D=(-1/8*(((rho^2*v*c)/rho*c-2*lambda*deltat)-rho*v)*deltax*deltat);
E=(-1/8*(((-rho^2*v*c)/rho*c-2*lambda*deltat)+rho*v)*deltax*deltat)
+(3/4*(((rho^2*v*c)/rho*c-2*lambda*deltat)-rho*v)*deltax*deltat);
F=(3/8)*(((-rho^2*u*c)/rho*c-2*lambda*deltat)+rho*u)*deltay*deltat;
G=(3/8*(((-rho^2*v*c)/rho*c-2*lambda*deltat)+rho*v)*deltax*deltat);
H=((-rho*deltay*deltat)-(rho*deltax*deltat)+(rho*g*deltay*deltat)+
(rho*g*deltax*deltat)+(2*G*R*deltay*deltat/deltax)+
(lambda*R*deltay*deltat/deltax)+(lambda*S*deltay*deltat)+(G*R*deltat)+
(G*S*deltay*deltat/deltax)+(2*G*S*deltax*deltat/deltay)+(lambda*R*deltat)
+(lambda*S*deltax*deltat/deltay)+(G*R*deltax*deltat/deltay)+(G*S*deltat));
K=zeros(m*n:m*n)
k=zeros(m*n:m*n)
K(3:m*n+1:(m*n)^2-2*(m*n))=A
K(m*n*(n-2)+n+1:m*n^2+n:(m*n)^2-2*(m*n))=0
K(m*n*(n-1)+n+2:m*n^2+n:(m*n)^2-2*(m*n))=0
K(2:m*n+1:(m*n)^2-(m*n))=B
K(m*n*(n-1)+n+1:m*n^2+n:(m*n)^2-(m*n))=0
K(1:m*n+1:(m*n)^2)=C
K(m*n+1:m*n+1:(m*n)^2-1)=D
K(m*n^2+n:m*n^2+n:(m*n)^2-1)=0
K(2*n+1:m*n+1:(m*n)^2-2*(m*n^2))=E
K(n+1:m*n+1:(m*n)^2-(m*n^2))=F
K(m*n^2+1:m*n+1:(m*n)^2-n)=G
l=zeros(m*n,1);
l(1:1:m*n)=H;
%mengerjakan
x=inv(K)*l;
plot(x,'-dr');
grid on;
ii
title('PEMODELAN RESONATOR HELMHOLTZ KNALPOT AIR');
xlabel('Panjang domain (m)');
ylabel('Temperatur (K)');
(Simpan file dengan nama untitled3)
Kemudian klik “run”, sehingga akan muncul kotak dialog seperti di bawah ini.
Kemudian masukkan diskritisasi arah sumbu x = 4 dan diskritisasi arah sumbu y
= 4.
ii
Maka akan muncul grafik seperti dibawah ini.
ii
Plot
3.3 Fluent
ii
Gambar di atas merupakan desain resonator Helmholtz pada gambit. Ukuran
tabung 1 berjari-jari 1.5 dengan tinggi 4 satuan, tabung 2 berjari-jari 0.5 dengan
tinggi 2 satuan dan tabung 3 berjari-jari 1 dengan tinggi 10 satuan.
ii
Gambar di atas merupakan iterasi dari resonator Helmholtz dan konvergen
pada titik 153.
ii
Berdasarkan gambar tersebut, terlihat bahwa pergerakan aliran udara ke
segala arah. Hal ini dikarenakan adanya tekanan sehingga udara yang berada
didalamnya bergerak ke segala arah.
BAB.4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang diuraikan pada bab sebelumnya dapat
disimpulkan bahwa :
1. Pada kostruksi model matematika Resonator Helmholtz Knalpot Air
didapatkan persamaan umunya yaitu
ii
− ρ2 uc −ρ2 uc − ρ2 vc −ρ
ϕe
( ( ρc−2 λ Δt ) ) (
+ ρu Δ y Δt +ϕ w
( ρc−2 λ Δt ) ) (
−ρu Δ y Δt+ ϕn
( ρc−2 λ Δt ) ) (
+ ρv Δ x Δt ++ ϕs
( ρc−
4.2 Saran
1. Perlu adanya ketelitian penjabaran rumus dan memasukkan parameter-
parameter pada jurnal.
2. Perlunya memahami gambar dan langkah-langkah dalam memunculkan
variabel-variabel dalam gambar.
3. Perlunya pemahaman dalam membaca grafik
ii
DAFTAR PUSTAKA
i
LAMPIRAN
ii