Anda di halaman 1dari 12

10

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karakteristik dan Morfologi Bayam

Tanaman bayam digolongkan dalam keluarga Amaranthaceae, marga

Amaranthus. Bayam termasuk tanaman gulma yang tumbuh liar, namun karena

perkembangannya manusia memanfaatkan bayam sebagai tanaman budidaya yang

mengandung gizi tinggi. Klasifikasi dari keluarga Amaranthaceae ada sedikit

yang membingungkan, antara lain disebabkan oleh kenyataan bahwa perbedaan

antara hibrida dan jenis (spesies) sering kali dilaporkan berdasarkan identifikasi

jumlah kromosom yang sangat sulit dubuktikan karena ukurannya yang kecil

(Bandini, 2000).

Klasifikasi botani tanaman bayam adalah sebagai berikut :

Kerajaan : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Caryophyllales
Family : Amaranthaceae
Upfamily : Amaranthoideae
Genus : Amaranthus L
Tanaman bayam sangat mudah dikenali, yaitu berupa perdu yang tumbuh

tegak, batangnya tebal berserat dan ada beberapa jenisnya mempunyai duri. Daun

bayam biasanya tebal atau tipis, besar atau kecil, berwarna hijau atau ungu

kemerahan (pada jenis bayam merah). Bunganya berbentuk pecut, muncul di

pucuk tanaman atau pada ketiak daunnya. Bijinya berukuran sangat kecil

berwarna hitam atau coklat dan mengilap. Tanaman bayam sangat toleran
11

terhadap perubahan keadaan iklim. Bayam banyak ditaman di dataran rendah

hingga menengah, terutama pada ketinggian antara 5-2000 meter dari atas

permukaan laut.

Kebutuhan sinar matahari untuk tanaman bayam adalah tinggi, dimana

pertumbuhan optimum dengan suhu rata-rata 20-300 C, curah hujan antara 1000-

2000 mm, dan kelembaban di atas 60%. Bayam tumbuh baik bila ditanam di

lahan terbuka dengan sinar matahari penuh atau berawan dan tidak tergenang

air/becek (Yusni B, Nurudin Azis, 2000).

2.2 Teori Pasca Panen

Penanganan hasil panen adalah suatu rangkaian kegiatan yang dimulai dari

pengumpulan hasil panen sampai pada tahap siap untuk dipasarkan. Penanganan

hasil panen harus dilakukan dengan cermat dan hati-hati, karena sangat

menentukan mutu hasil sayuran. Penanganan yang dilakukan secara kasar akan

menyebabkan meningkatnya jumlah kerusakan buah, sehingga dapat

memperpendek lama penyimpanan, kualitas sayuran turun, dan harga jual menjadi

rendah. Penanganan pasca panen sayuran tergantung pada jenis sayurannya,

namun pada umumnya meliputi tahapan sebagai berikut:

1. Pengumpulan

Hal yang harus diperhatikan pada kegiatan ini yaitu lokasi pengumpulan

harus dekat dengan tempat pemanenan sehingga tidak terjadi penyusutan atau

penurunan kualitas akibat pengangkutan dari dan ke tempat pengumpulan.

Tempat pengumpulan juga harus terlindung dari sinar matahari agar hasil panen

tidak cepat layu karena penguapan.


12

2. Sortasi

Tahapan ini memisahkan sayuran yang rusak, busuk, luka, terserang

penyakit, warnanya tidak bagus, dan bentuknya tidak normal dari sayuran yang

berkualitas baik sesuai dengan kriteria yang diminta konsumen. Kegiatan sortasi

harus dilakukan di tempat teduh untuk menjaga kesegaran sayuran. Kegiatan

membersihkan sayuran adalah untuk menghilangkan kotoran, benda-benda asing,

sisa-sisa tanaman yang menempel pada hasil panen, getah dan lain-lain agar

komoditas sayuran lebih menarik sehingga nilai jualnya lebih tinggi.

3. Pembersihan

Pembersihan dapat dilakukan dengan cara mencuci menggunakan air

untuk beberapa jenis sayuran atau mengelap dengan kain yang bersih, kering, dan

lembut misalnya untuk tomat. Beberapa jenis sayuran tertentu misalnya kubis

bunga dilakukan sortasi atau perempelan yaitu memotong atau menghilangkan

bagian tanaman tertentu yang tidak disukai konsumen atau menyebabkan umur

simpan menjadi lebih pendek. Perempelan dilakukan untuk membuang bagian

sayuran yang rusak/luka, warna yang berubah atau cacat bentuknya agar

penampilan komoditas sayuran tetap bagus.

4. Grading atau pengkelasan

Grading adalah memisahkan dan menggolongkan komoditas berdasarkan

tingkatan mutu dari segi berat, ukuran, bentuk dan warna. Grading dilakukan

sesuai dengan mutu yang diminta oleh konsumen.

5. Pengemasan

Pengemasan sayuran harus dilakukan dengan wadah yang sesuai sehingga

tujuan pengemasan dapat tercapai, yaitu melindungi/mencegah komoditi dari


13

kerusakan mekanis, menjaga kebersihan, menciptakan daya tarik bagi konsumen,

memberikan nilai tambah produk, dan memperpanjang daya simpan produk.

Pengemasan yang umum digunakan yaitu karton/box, kotak kayu, keranjang

bambu, keranjang plastik, kantong plastik, dan jaring/net. Pemberian label

diberikan pada luar kemasan yang berisi nama komoditi, kelas mutunya, nama

produsen, alamat produsen, tanggal produksi dan tanggal kadaluarsa, serta berat

bersih.

6. Penyimpanan

Penyimpanan sayuran dapat memperpanjang kegunaan dan ketersediaan

sayuran karena kemunduran kesegaran dapat diperkecil. Penyimpanan sayuran

dapat dilakukan di luar atau di dalam lemari atau ruang pendingin. Penyimpanan

di dalam lemari/ruang pendingin merupakan cara yang terbaik karena komoditi

sayuran memperoleh suhu dan kelembaban relatif yang optimum sehingga terjaga

kesegarannya dalam jangka waktu yang relatif lama. Penyimpanan sayuran juga

dapat dilakukan dengan pengendalian atmosfer dan pelapisan dengan lilin.

7. Transportasi

Karakteristik jenis produk yang diangkut, lamanya perjalanan serta

alat/sarana pengangkutan yang digunakan merupakan hal yang harus diperhatikan

pada saat transportasi komoditi sayuran. Alat pengangkut yang tidak memiliki

pendingin udara hendaknya transportasi sayuran dilakukan pada saat malam atau

dini hari. Produk sayuran juga hendaknya dijaga dari kemungkinan terjadinya

benturan, gesekan, dan tekanan yang terlalu berat sehingga dapat menimbulkan

kerusakan atau menurunnya mutu produk tersebut. Hal ini dapat dihindari dengan

pengaturan tata letak wadah sayuran yang tepat di dalam alat transportasi.
14

2.3 Distribusi Pemasaran

Distribusi adalah salah satu elemen bauran pemasaran. Distribusi dapat

diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan

mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen ke konsumen.

Distribusi merupakan kegiatan yang paling penting dalam sistem pemasaran

karena distribusi efektif dan efisien maka barang akan cepat dipasarkan dan

selanjutnya akan dibeli dan dikonsumsi oleh konsumen. Semua perusahaan perlu

melakukan fungsi distribusi dan hal ini sangat penting bagi pembangunan

perekonomian masyarakat karena bertugas menyampaikan barang dan jasa yang

diperlukan oleh konsumen (Ardiyanta, 2013).

Saluran distribusi merupakan suatu jalur yang harus dilalui oleh arus

barang dari produsen ke agen atau perantara atau pedagang besar terhadap

pemakai, dalam hal ini konsumen. Saluran distribusi merupakan hal yang sangat

penting dalam kegiatan perusahaan, karena hal ini akan mempengaruhi keputusan

yang dibuat oleh manajer perusahaan (Jaja Raharja, 2013).

2.4 Saluran Distribusi 

Saluran distribusi merupakan suatu jalur yang harus dilalui oleh arus

barang dari produsen ke agen atau perantara atau pedagang besar terhadap

pemakai, dalam hal ini konsumen. Saluran distribusi merupakan hal yang sangat

penting dalam kegiatan perusahaan, karena hal ini akan mempengaruhi keputusan

yang dibuat oleh manajer perusahaan (Jaja Raharja, 2013).

Saluran distribusi adalah serangkaian dari organisasi yang saling

bergantung yang memudahkan pemindahan kepemilikan sebagaimana produk-

produk bergerak dari produsen ke pengguna bisnis atau pelanggan (Lamb, 2001).
15

Saluran distribusi adalah sekelompok organisasi yang saling tergantung

dan membantu membuat produk atau jasa tersedia untuk digunakan atau

dikonsumsi oleh konsumen atau pengguna bisnis (Kotler, 2008).

2.4.1 Tingkat saluran distribusi 

Tingkat saluran adalah lapisan perantara yang melakukan sejumlah

pekerjaan dalam membawa produk dan kepemilikannya lebih dekat dengan

pembeli akhir. Jumlah tingkat perantara mengindikasikan panjang saluran

(Kotler, 2008).

Pengertian pemasaran langsung adalah sistem pemasaran yang memakai

saluran langsung untuk mencapai konsumen dan menyerahkan barang/jasa kepada

konsumen tanpa adanya perantara. Untuk menghasilkan tanggapan atau transaksi

yang dapat diukur pada suatu lokasi (Suyanto, 2007).

1. Saluran pemasaran langsung (direct marketing channel)

Produsen akan berhadapan langsung dengan konsumen, harga yang

dibayar konsumen sama besarnya dengan yang diterima produsen. Segi harga

produsen akan mendapatkan harga yang wajar, pihak konsumen juga akan merasa

untung karena mendapat produk yang lebih segar. Saluran pemasaran langsung

memiliki kelemahan misalnya ligkup atau kapasitas atau konsumen yang tidak

begitu luas, produsen tidak tertarik untuk meningkatkan pendapatan dengan

mengolah produk menjadi bentuk lain dan dengan harga yang lebih baik, serta

produsen tidak dapat meluaskan jaringan pemasaran karena dengan meluaskan

jaringan pemasaran.
16

a) Produsen - Konsumen

Bentuk saluran distribusi yang paling pendek dan yang paling sederhana adalah

saluran distribusi dari produsen ke konsumen. Produsen dapat menjual barang

yang dihasilkannya. Oleh karena itu saluran ini disebut saluran distribusi

langsung.

2. Saluran tidak langsung (indirect marketing channel)

Saluran tidak langsung melibatkan pedagang perantara sehingga produsen

tidak dapat lengsung berhubungan dengan konsumen. Pedagang perantara yaitu

pedagang yang memiliki dan menguasai barang serta menyalurkan dengan tujuan

mendapat keuntungan. Pedagang perantara adalah pedagang eceran, pedagang

besar, dan pedagang pengumpul. Pedagang eceran merupakan perantara yang

menjual barang dagangannya langsung kepada konsumen akhir. Semantara

pedagang besar adalah pedagang yang menerima produk pertanian dari petani atau

pedagang pengumpul dan menyalurkan kepada pedagang kecil atau eceran.

Sedangkan pedagang pengumpul merupakan pedagang yang mengumpulkan

sejumlah kecil produk dan beberapa produsen dan menjualnya dalam jumlah besar

pada langganannya.

a) Produsen - Pengecer - Konsumen

Seperti hainya dengan jenis saluran yang pertama (Produsen -

Konsumen), saluran ini juga disebut sebagai saluran distribusi langsung. Disini,

pengecer besar langsung melakukan pembelian kepada produsen. Ada pula

beberapa produsen yang mendirikan toko pengecer sehingga dapat secara

langsung melayani konsumen.

b) Produsen - Pedagang Besar - Pengecer - Konsumen


17

Saluran distribusi semacam ini banyak digunakan oleh produsen, dan

dinamakan sebagai saluran distribusi tradisional. Disini, produsen hanya

melayani penjualan dalam jumlah besar, kepada pedagang besar saja, tidak

menjual kepada pengecer. Pembelian oleh pengecer dilayani pedagang besar, dan

pembelian oleh konsumen dilayani pengecer saja.

2.4.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi saluran distribusi

beberapa faktor yang perlu diperhatikan oleh perusahaan Kegiatan

mengenai saluran distribusi bauran pemasaran melalui saluran dan penjualan yang

baik diantaranya sebagai berikut (Keegan, 1996):

1. Tempat

Ketersediaan produk atau jasa disuatu lokasi yang nyaman bagi pelanggan

potensial.

2. Waktu

Ketersediaan produk atau jasa saat di inginkan oleh seorang pelanggan.

3. Bentuk

Produk diproses, disiapkan dan dan siap dimanfaatkan, serta dalam kondisi

yang tepat.

4. Informasi

Jawaban atas pertanyaan dan komunikasi umum mengenai sifat-sifat produk

yang berguna serta manfaat yang tersedia.

Berdasarkan uraian diatas ditarik kesimpulan, saluran distribusi

merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang dapat

menyalurkan produknya agar dapat sampai ke tangan konsumen yang tepat,


18

sehingga segala kegitan yang dilakukan oleh perusahaan terutama yang

menyangkut dengan distribusi dapat berjalan lancar sesuai dengan tujuan yang

telah ditetapkan. Upaya yang harus dilakukan perusahaan dalam memenuhi

keinginan dan kebutuhan konsumen serta mempertahankan kelangsungan hidup

perusahaan adalah dengan melakukan strategi pemasaran yang tepat dan terarah,

seperti meningkatkan mutu poduk, kebijakan harga dan memilih saluran distribusi

yang tepat untuk dapat menghadapi persaingan yang tetap pada saat ini.

2.4.3 Fungsi Saluran Distribusi

Saluran distribusi memindahkan barang dari produsen ke konsumen

Saluran ini mengatasi kesenjangan penting dalam hal, waktu, tempat, dan

kepemilikan, yang memisahkan barang dan jasa dari konsumen yang akan

menggunakannya. Para anggota saluran distribusi melaksanakan sejumlah tugas

penting dalam saluran distribusi adalah (Kotler, 1994) :

1. Riset

mengumpulkan informasi penting untuk merencanakan dan membantu

pertukaran.

2. Promosi

Mengembangkan dan menyebarkan komunikasi persuasif tentang produk

tersebut.

3. Kontak

Menemukan dan berkomunikasi dengan para pembeli.


19

4. Pencocokan

Membentuk dan mencocokan produk dengan permintaan pembeli. Hal ini

mencangkup kegiatan-kegiatan seperti pembuatan, pentahapan, perakitan, dan

pengemasan.

5. Negosiasi

Mencoba untuk menyepakati harga dan syarat-syarat lain sehingga

memungkinkan pemindahan hak kepemilikan.

6. Distribusi fisik

Mengangkut dan menyimpan barang-barang.

7. Pembiayaan

Meminta dan memanfaatkan dana untuk menutup biaya-biaya dalam

pekerjaan saluran distribusi.

8. Pengambilan resiko

Menanggung resiko sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan saluran

distribusi.

Sebagian fungsi itu berlangsung dalam arus maju dari perusahaan ke

pelanggan, sebagian fungsi dari pelanggan ke perusahaan, dan sebagian fungsi

terjadi dalam dua arah.

2.5 Penelitian Sejenis

Siahaan Heryanto, dkk (2018) melakukan penelitian berjudul “Saluran

Distribusi Komoditi Cabai Rawit di Pasar Bersehati Kota Manado”. Hasil

penelitian ini menunjukan bahwa saluran distribusi yang terjadi di Pasar Bersehati

terdiri dari 3 saluran distribusi. Institusi pemasaran yang terlibat termasuk

mengumnpulkan dealer, pedagang besar, dan pengencer. Saluran distribusi


20

pertama terjadi dari pengencer - pedagang besar - pedagang pengumpul – petani.

Saluran distribusi kedua terjadi dari pengecer – pedadang besar – petani. Saluran

distribusi ketiga dari konsumen – pedang besar – petani. Prilaku pasar yang

terjadi di tingkat petani jika dilihat dari praktik penjualan langsung dengan

menggunakan sistem pembayaran tunai. Adapun hasil cabai rawit yang terdapat

di pasar bersehati yaitu: cabai rawit dari Gorontalo, Palu, Kotamobagu, dan dan

cabai rawit dari Minut. Kegiatan distribusi Pasar Bersehati adalah kegiatan yang

dimulai dari mitra dan kerjasama antara petani dan lembaga pemasaran yang

terlibat dalam kegiatan pemasaran cabai rawit.

Sudiadnyana I Komang Hendra (2014) melakukan penelitian berjudul

“Analisis Efesiensi Saluran Pemasaran Komoditas Anggur di Desa Banyupoh

Kecamatan Gerokgak”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: pertama pola

saluran pemasaran komoditas anggur di Desa Banyupoh tahun 2014, kedua

jumlah marjin dan farmer share dari masing-masing pola saluran pemasaran

komoditas anggur di Desa Banyupoh tahun 2014, dan ketiga pola saluran yang

paling efisien dalam pemasaran anggur di Desa Banyupoh tahun 2014. Hasil

penelitian menunjukkan pola saluran pemasaran komoditas anggur di Desa

Banyupoh tahun 2014 ada tiga pola saluran pemasaran yaitu: pola saluran

pertama: petani − pedagang pengecer − konsumen, pola saluran kedua: petani –

pedagang pengumpul – pedagang pengecer − konsumen, dan pola saluran ketiga:

petani − pedagang pengumpul − pedagang besar (luar daerah).

Putra Putu Surya Dharma, dkk (2015) melakukan penelitian berjudul

“Manajemen Pemasaran Sayur Organik (Studi Kasus pada P4S Eka Setia Lestari

di Desa Bangli, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan)”. Penelitian ini


21

bertujuan untuk mengetahui manajemen pemasaran sayuran organik, dari aspek

bauran pemasaran dan kendala yang dihadapi oleh P4S Eka Setia Lestari di desa

Bangli, Kecamatan Baturiti, Tabanan. Saluran pemasaran yang digunakan adalah

pemasaran langsung ke konsumen. Promosi dilakukan dengan iklan di media

massa dan sosial media.

Anda mungkin juga menyukai