ID Efektivitas Penggunaan Bahan Ajar e Book
ID Efektivitas Penggunaan Bahan Ajar e Book
ID Efektivitas Penggunaan Bahan Ajar e Book
35
PENDAHULUAN mempelajari tentang konsep, teori dan
fakta, tetapi juga aplikasi kecakapan
Persaingan yang terjadi pada
dalam kehidupan sehari-hari
abad 21 ini menumbuhkan kompetisi
(Wisudawati, dkk 2014). Salah satu
antar bangsa di dunia, sehingga
kecakapan hidup yang di-
menuntut adanya pengembangan
kembangkan melalui pembelajaran
kualitas sumber daya manusia
IPA adalah keterampilan berpikir
(Rusman, 2012), dan pada era
kritis.
persaingan ini dibutuhkan manusia
Keterampilan berpikir kritis
yang menguasai sains dan teknologi
merupakan kemampuan yang sangat
untuk dapat memahami
penting dalam proses pembelajaran
perkembangan dunia yang berubah
yang perlu dimiliki, menurut Ennis
dengan cepat (Carin, 1993a; Carin,
(1985) berpikir kritis adalah aktivitas
1993b). Oleh karena itu, dunia
mental dalam mengevaluasi suatu
pendidikan berkewajiban membekali
argumen atau proposisi dan membuat
siswa dengan pengetahuan, sikap dan
keputusan yang dapat menuntun diri
keterampilan yang dapat
seseorang dalam mengembangkan
memberdayakan siswa untuk masa
kepercayaan dan melakukan tindakan,
depannya, serta dapat menjawab
selama tingkat berpikir kritis rendah
setiap permasalahan yang timbul
akan berpengaruh terhadap
akibat tantangan perkembangan
keberhasilan dalam area-area yang
jaman. Selain itu siswa juga harus
memerlukan berpikir kritis,
menguasai informasi, media dan
(Gadzella, dkk, dalam Nurmaliah,
teknologi agar dapat melek informasi,
2009).
melek media, dan melek TIK.
Johnson (2002) mengemukakan
Pendidikan merupakan salah
keterampilan berpikir kritis disebut
satu sarana yang penting dalam
juga sebagai keterampilan berpikir
pengembangan sumber daya manusia.
tingkat tinggi. Liliasari dan
Berdasarkan tujuan pembelajaran
Redhana(2007) menyatakan bahwa
yang dirilis oleh BNSP 2006,
keterampilan berpikir kritis berkaitan
hendaknya proses pembelajaran di
dengan kemampuan mengidentifikasi,
SMP/MTs harus disesuaikan dengan
menganalisis dan memecahkan
hakikat IPA dan mengacu pada
masalah secara kreatif sehingga
pencapaian tujuan pembelajaran IPA
menghasilkan pertimbangan dan
secara umum, sehingga pada saat
keputusan yang tepat. Peningkatan
pembelajaran IPA akan tercipta
keterampilan berpikir kritis siswa
suasana belajar yang aktif serta
sangat diperlukan terutama dalam
berpusat pada siswa.
pembelajaran IPA, karena dengan
Pelaksanaan Kurikulum 2013
keterampilan berpikir kritis pikiran
dalam proses pembelajaran menuntut
didorong untuk menyebarkan jauh
siswa lebih,aktif, kreatif dan inovatif,
dan meluas mencari pemecahan
agar memiliki kecakapan hidup yang
masalah atau soal IPA menggunakan
diyakini dapat digunakan untuk
caranya sendiri.
menghadapi tantangan kehidupan
Rendahnya pengembangan
secara mandiri, cerdas, kritis,
keterampilan berpikir tingkat tinggi
rasional, dan kreatif, berlakunya
yang dikenal dengan higher order
kurikulum tahun 2013 juga meng-
thinking skill (HOTS) bisa dilihat dari
hendaki bahwa suatu pembelajaran
hasil survei Programme for
pada dasarnya tidak hanya
36
International Student Assessment media yang dikendalikan oleh
(PIRLS) tahun 2011 Indonesia computer (Arsyad, 2011).
memperoleh nilai 428 bersama
dengan 12 negara lain dengan nilai di METODE
bawah 500, dan dari data Hasil Penelitian ini menggunakan
survei Third International penelitian eksperimen kuasi (quasi
Mathematic and Science Study experimental research) dengan desain
(TIMSS) bidang MIPA tahun 2012. The matching-only pretest-posttes
Peringkat Indonesia ke-39 dari 42 control group design (Gambar 1).
negara dengan perolehan nilai 406 Penelitian dilaksanakan pada bulan
berada di bawah Palestina, Malaysia, Mei 2016 di MTs N 2 Pesawaran,
Thailand (Kemendikbud, 2012). dengan sampel penelitian adalah
Sekolah menengah pertama siswa kelas VIIA (kelas kontrol)
merupakan saat yang tepat untuk proses KBM menggunakan bahan ajar
tahapan awal mengajarkan buku cetak dan kelas VIIB (kelas
keterampilan tingkat tinggi atau eksperimen) proses KBM dengan
proses berpikir kompleks, karena bahan ajar e-book interaktif.
perkembangan kapasitas kognitif
siswa remaja telah matang untuk Treatment
M O X O
diberikan tantangan berupa berpikir Group
lebih kompleks. Mengajarkan atau Control Group M O C O
melatihkan keterampilan berpikir Gambar 1.Desain penelitian The matching-
only pretest-posttescontrol group
dapat membantu siswa untuk menjadi (Freankel dan Wallen, 2006)
pemikir yang kritis secara efektif Keterangan :
(Preisseisen, dalam Nurmaliah, 2009) M = Kelas eksperimen (kelas VII B)
Salah satu cara untuk M= Kelas kontrol (kelas VIIA)
menumbuhkan keterampilan berpikir O= Pengukuran awal dan pengukuran
kritis adalah dengan memanfaatkan akhir
bahan ajar dalam proses pem- X = Perlakuan pembelajaran melalui
belajaran. Bahan ajar tersebut penggunaan bahan ajar e-book
interaktif,
diantaranya adalah e-book interaktif.
C = Perlakuan pembelajaran melalui
Penggunaan e-book interaktif belum penggunaan bahan ajar buku
familiar oleh para pengajar. E-book cetak
interaktif merupakan buku dalam
format interaktif memanfaatkan Data penelitian ini terdiri dari
elektronik berisikan informasi yang data kuantitatif dan kualitatif. Data
dapat berwujud teks atau gambar. kuantitatif dilakukan melalui tes
Ekomputer untuk membuat dan keterampilan berpikir kritis terhadap
meng- gabungkan teks, grafik, audio, kelas eksperimen dan kelas kontrol.
video, dengan menggunakan tool Bentuk tes yang digunakan adalah tes
yang memungkinkan pemakai esai keterampilan berpikir kritis
berinteraksi, berkreasi, dan ber- menurut Ennis (dalam Arnyana 2004)
komunikasi (Hofstetter, dalam dengan indikator sebagai berikut:
Suyanto 2001). Media e-book membuat pertanyaan, memberikan
interaktif merupakan media gabungan informasi, membuat dan
yakni cara untuk menghasilkan dan mempertimbangkan induksi,
menyampaikan materi yang mengidentifikasi asumsi,
menggabungkan beberapa bentuk memutuskan suatu tindakan. Data
37
yang diperoleh berupa hasil nilai diukur melalui angket, dihitung
pretest, postest, dan n-Gain yang dengan menggunakan rumus untuk
dianalisis secara statistik menghitung data kualitatif (Sudjana,
menggunakan uji-t dengan taraf 2005) yaitu :
kepercayaan 5%. Analisis hasil tes
keterampilan berpikir kritis yang %Xin = S x100%
menggunakan n-Gain dan uji-t. Rumus S maks
38
peningkatan hasil tes siswa. Berikut MMI= membuat dan
hasil perolehan n-Gain kelas mempertimbangkan induksi
MA = mengidentifikasi asumsi
penelitian: MT = memutuskan suatu tindakan
39
tampilan dalam e-book interaktif interaktif dapat meningkatkan
terdapat fenomena, gambar, video, aktivitas siswa untuk terlibat aktif
dan animasi yang membantu siswa dalam pembelajaran.
dalam memahami materi Berdasarkan hasil penelitian
ternyata penggunaan bahan ajar
Aktivitas Siswa dalam e-book interaktif cukup efektif dalam
Pembelajaran. menumbuhkan keterampilan ber-
Hasil pengamatan yang pikir kritis siswa. Hal ini sesuai
dilakukan observer/pengamat didapat dengan pernyataan Munir (2012)
nilai rata-rata dari tiga pertemuan bahwa menggunakan multimedia
selama pembelajaran, terlihat pada dalam sistem belajar dan mengajar
Tabel 5 berikut ini. dapat memungkinkan peserta didik
untuk berpikir kritis, menjadi
Tabel 5.Aktivitas siswa dalam proses pemecah masalah, lebih cenderung
pembelajaran mencari informasi dan lebih ter-
Kelas Kelas motivasi dalam proses belajar. Hal
Eksperimen Kontrol ini senada juga dengan pernyataan
No Aspek yang Diamati Rerat Rerat Nugent (1982) bahwa pembelajaran
a % a %
F F tertinggi diperoleh ketika peserta
1 Memperhatikan didik menerima sajian informasi
penjelasan/petunjuk 21 84,0 18 72,0 melalui multimedia bervariasi.
dari guru
2 Berdiskusi /
Semakin banyak alat indera yang
bertanya jawab digunakan untuk menerima dan
17 68,0 15 60,0
antara siswa dan mengolah informasi semakin besar
temannya
3 Berdiskusi /
kemungkinan informasi tersebut
bertanya jawab antar 15 60,0 10 40,0 diterima dan menyerap dengan mudah
siswa dan guru serta baik dalam bentuk pesan pada
4 Melibatkan diri
dalam mengerjakan
materi yang disajikan (Dale,
22 88,0 16 64,0 1969:180). Sementara itu
penugasan dalam e-
book interaktif berdasarkan n-Gain tiap indikator
5 Aktif
mengumpulkan dan 19 76,0 14 56,0
berpikir kritis, nampak pula terjadi
analisis data proses tumbuhnya keterampilan
6 Mengembangkan berpikir kritis pada kedua kelas uji
temuan sesuai
dengan konteks
18 72,0 16 64,0 coba, namun kelas eksperimen tingkat
masalah pertumbuhannya mengungguli kelas
7 Melibatkan diri kontrol. Kelas eksperimen perolehan
dalam revieu hasil
kerja siswa yang
15 60,0 14 56,0 terbesar pada indikator membuat
dilakukan oleh guru. induksi dan kelas kontrol perolehan
8 Mengungkapkan
16 64,0 10 40,0 terbesar pada merumuskan masalah
hasil pengamatan
Total Persentase Keaktifan 71,5 56,5
berupa membuat pertanyaan.
Siswa Adanya proses pertumbuhan
keterampilan berpikir kritis kelas
Dari Tabel 5 ternyata aktivitas eksperimen pada indikator membuat
siswa dalam pembelajaran pada kelas induksi lebih tinggi dibandingkan
eksperimen yang menggunakan dengan indikator yang lain (Gambar
e-book interaktif lebih tinggi (71,5) 2), disebabkan siswa merasa terbantu
dibandingkan dengan kelas kontrol dengan format e-book interaktif
(56,5). Hal ini menunjukkan bahwa diantaranya: paparan materi dampak
daya tarik penggunaan e-book
40
pencemaran bagi kehidupan Efektivitas e-book interaktif
diuraikan secara runut, disertai latihan juga didukung oleh tanggapan positif
soal berpikir kritis secara interaktif, siswa, hampir sebagian besar
informasi materi yang disajikan dari menyatakan bahwa e-book hasil
berbagai sumber dibuat interaktif, pengembangan sudah layak dan
penugasan untuk mengerjakan LK, sangat menarik untuk digunakan
serta kegiatan membuat kesimpulan dalam pembelajaran. Siswa merasa
pada setiap lembar kerja siswa juga tertarik dengan e-book karena
sudah interaktif. Hal ini sesuai tampilan dan formatnya sangat
dengan pendapat Susanto (2015) membantu menumbuhkan motivasi
menyatakan bahwa upaya untuk belajar siswa karena di dalam e-book
pembentukan kemampuan berpikir tersebut ditampilkan gambar/foto,
kritis siswa yang optimal video animasi, serta fenomena yang
mensyaratkan adanya pembelajaran sesuai dengan materi. Menurut
yang interaktif, siswa dipandang Weidenmann dalam buku Lehren mit
sebagai pemikir bukan seorang yang Bildmedien, menggambarkan bahwa
diajar, dan pengajar berperan sebagai melihat sebuah foto atau gambar lebih
mediator, fasilitator, dan motivator tinggi maknanya dari pada membaca
yang membantu siswa dalam belajar. atau mendengar (Depdiknas, 2004),
Namun ternyata ditemukan juga dan salah satu kriteria penyajian
n-Gain yang rendah pada kedua kelas media adalah terdapatnya pendukung
yaitu pada indikator memutuskan suatu penyajian materi (penyajian gambar)
tindakan, ini menunjukkan bahwa menurut BSNP (2006). Rata-rata
pembelajaran dengan menggunakan hasil respon siswa terhadap
bahan ajar e-book interaktif belum bisa kemenarikan e-book yang
menumbuhkan keterampilan berpikir dikembangkan adalah 82% dimana
kritis siswa secara optimal dengan prosentase tersebut berada dalam
waktu yang terbatas dan serta merta, rentang 81-100% jika
perlu proses yang panjang dalam diinterpretasikan pada skala kriteria
menumbuhkan keterampilan berpikir interpretasi skor mendapatkan
kritis siswa. Penggunaan e-book kategori sangat tinggi/menarik
interaktif yang disertai latihan (Arikunto, 2002)
berpikir kritis, secara Tanggapan positif yang
berkesinambungan mampu membawa ditunjukkan siswa ini dipengaruhi
siswa dalam wahana berlatih untuk oleh konten dan kegiatan yang ada
kemampuan berpikir kritis. dalam e-book. Kegiatan latihan soal
Kemampuan ini tidak dapat berpikir kritis dengan langkah-
berkembang dengan sendirinya langkah menurut Ennis (1985) dapat
seiring dengan perjalanan usia menggugah semangat siswa, karena
seseorang. Kemampuan ini akan siswa dapat berkreasi menyampaikan
berkembang dengan baik apabila ide-idenya secara leluasa. Kegiatan
secara sengaja dikembangkan. Hal ini yang interaktif mampu memberikan
senada dengan penjelasan Penner pengalaman belajar yang menarik dan
(dalam Sriwedari 2011) bahwa menyenangkan. Kegiatan latihan
kemampuan berpikir kritis dapat yang ada pada e-book mendorong
dikembangkan, tetapi tidak dapat siswa untuk bertanggungjawab dan
dilatihkan sekaligus. disiplin dengan menjawabnya pada
link yang sudah disediakan.
41
Efektivitas lain yang melaksanakan terhadap suatu
mendukung bahwa e-book cukup permasalahan yang diberikan atau
efektif dalam menumbuhkan dipelajari. Lebih lanjut disampaikan
keterampilan berpikir kritis siswa oleh Marzano et al, (1988) bahwa
adalah aktivitas siswa pada proses membelajarkan berpikir kritis dapat
KBM. BerdasarkanTabel 5 ternyata dilakukan guru melalui tanya jawab,
aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis, kerja sama, diskusi dan
pada kelas eksperimen (71,5%) lebih praktik. Aktivitas kerja dalam
tinggi dibandingkan dengan kelas kelompok sebaya juga akan menjadi
kontrol (56,%), terutama pada wahana bagi siswa untuk
kegiatan melibatkan diri dalam mengaktualisasikan potensi diri
mengerjakan penugasan dalam e-book dalam meningkatkan kemampuan
interaktif. Hal ini sesuai dengan berpikir kritis siswa. Semua kegiatan
pernyataan Kwartolo (2010), tersebut sudah dilakukan saat proses
komputer dengan perangkatnya dapat pembelajaran menggunakan e-book
berupa e-book mempunyai manfaat interaktif.
yang sangat luar biasa untuk E-book interaktif dapat
mendukung proses pembelajaran memberikan peluang untuk
yaitu: siswa dapat terlibat aktif menumbuhkan keterampilan berpikir
karena ada proses belajar dan kritis siswa terutama pada indikator
pembelajaran yang menarik dan membuat pertanyaan dan cukup
bermakna, siswa dapat efektif dalam menumbuhkan
menggabungkan ide-ide baru ke keterampilan berpikir siswa. Hal ini
dalam pengetahuan yang telah di dukung oleh penelitian-penelitian
dimiliki sebelumnya untuk ter-dahulu yaitu: Husein(2015),
memahami makna atau keingintahuan dengan penelitian tentang multimedia
yang selama ini ada dalam benaknya. interaktif menemukan bahwa
Memungkinkan, siswa saling bekerja penggunaan multimedia interaktif
sama dalam suatu kelompok, lebih efektif dalam meningkatkan
memungkinkan siswa dapat secara keterampilan berpikir kritis dari pada
aktif dan antusias berusaha untuk pembelajaran tanpa multimedia
mencapai tujuan yang diinginkan, interaktif. Adanya peningkatan
memungkinkan situasi belajar keterampilan berpikir kritis setelah
diarahkan pada proses belajar yang penggunaan multimedia interaktif
bermakna. memungkinkan siswa menunjukkan bahwa adanya
dapat menyadari apa yang telah pengaruh penggunaan multimedia
dipelajarinya. Sehingga adanya interaktif terhadap peningkatan
e-book interaktif yang dikembangkan tersebut. Fathan (2013) dengan
dapat mengarahkan perhatian siswa penelitian multimedia interaktif
dan mendorong minat siswa untuk menemukan fakta bahwa penggunaan
belajar, sesuai dengan apa yang multimedia interaktif dalam
dikatakan. pembelajaran dapat meningkatkan
Pembelajaran dengan penguasaan konsep siswa dan
menggunakan e-book interaktif dapat keterampilan berpikir kritis siswa.
melatih siswa untuk: merumuskan Selanjutnya Gunawan (2011)
masalah, memberi argumen, menunjukkan bahwa penggunaan
melakukan induksi, melakukan multimedia interaktif juga terbukti
evaluasi serta memutuskan dan meningkatkan kemampuan
42
mahasiswa dalam menarik Arikunto, Suharsimi. 2002.
kesimpulan dan memecahkan Metodologi Penelitian. Jakarta:
masalah. Penerbit PT. Rineka Cipta.
SIMPULAN DAN SARAN Arsyad, A. 2011. Media
Berdasarkan hasil penelitian Pembelajaran. Jakarta: PT Raja
dan pembahasan maka dapat Grafindo Persada.
disimpulkan bahwa, kelayakan e-book
interaktif, aktivitas siswa, BSNP. 2006. Standar Isi untuk
serta.penerapan bahan ajar e-book Satuan Pendidikan Dasar dan
interaktif dalam pembelajaran, cukup Menengah (Standar Kompetensi dan
efektiv untuk menumbuhkan Kompetensi Dasar). Jakarta: BSNP.
keterampilan berpikir kritis siswa.
Penulis juga memberikan beberapa Carin, A.A 1993a. Guided
saran sebagai berikut: bagi guru Discovery Activities for Elementary
dapat menggunakan e-book interaktif School Science. New York,Oxford
sebagai bahan belajar siswa dalam Singapore,Sidney: Maxwell
pembelajaran IPA untuk pokok Macmillan International.
bahasan lain, tidak hanya pada pokok
dampak pencemaran bagi kehidupan. ____, 1993b. Guided Discovery
Dalam pembuatan e-book interaktif Activities for Elementary School
ini hanya dilengkapi latihan soal Science. New York, Oxford
berpikir kritis, sehingga guru perlu Singapore, Sidney: Maxwell
membuat alat evaluasi untuk Macmillan International.
mengukur tingkat kepahaman siswa.
Dale, Edgar. 1969. Audio Visual
E-book interaktif tidak hanya dapat
Methods in Teaching. New York:
dijadikan sebagai media belajar
Holt, Rinehart and Winston Inc. The
mandiri, akan tetapi dapat digunakan
Dryden Press.
sebagi media belajar secara
berkelompok. Departemen Pendidikan
Nasional(Depdiknas). 2004. Sumber
Bahan Ajar. Jakarta: Depdiknas.
DAFTAR RUJUKAN Fathan, Fitria, Liliasari, dan
Rohman, Ijang. 2013. Pembelajaran
Arnyana, I. B. P. 2004. kesetimbangan kimia dengan
Pengembangan Perangkat Model multimedia interaktif untuk
Belajar Berdasarkan Masalah meningkatkan penguasaan konsep
Dipandu Strategi Kooperatif serta dan keterampilan berpikir kritis siswa
Pengaruh Implementasinya terhadap SMA. Jurnal Riset dan Praktik
Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Pendidikan Kimia. Vol1.No.1. Mei
Belajar Siswa Sekolah Menengah 2003.
Atas pada Pelajaran Ekosistem.
Disertasi tidak dipublikasikan. Fraenkel, J.R dan Wallen, N.E.
Universitas Negeri Malang: PPs 2006. How to Design and Evaluate
Program Studi Pendidikan Biologi. Research in Education, (sixth
edition). Mc Graw Hall Companies
Inc., New York.
43
Gunawan. 2011. Penggunaan Munir, 2012. Multimedia
Simulasi Interaktif untuk Konsep dan Aplikasi Dalam
Meningkatkan Penguasaan Konsep Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Mahasiswa pada Konsep Mekanika.
Jurnal Kependidikan. Vol 2 (1), 25- Nugent, G. 1982. Picture,Audio,
30. 2012. ang Print; Symbolic Representation
and Effect Learning Educational
Hake, R.R. 1999.Analyzing Comunication and Technology.
Change/Gain Scores. USA: Indiana Journal 30.163-174
University.
Nurmaliah, C. 2009.
Husein, sadam. 2015. pengaruh Kemampuan Berpikir Kritis,
penggunaan multimedia interaktif Metakognisi, dan Hasil Belajar
terhadap penguasaan konsep dan Biologi Peserta Didik SMP Negeri di
keterampilan berpikir kritis siswa Kota Malang. Disertasi tidak
pada materi suhu dan kalor. Jurnal diterbitkan. Malang: Program Pasca
Pendidikan Fisika dan Teknologi Sarjana Pendidikan Biologi UM.
(ISSN. 2407-6902) Volume I No 3,
Juli 2015 Ratumanan, T. G. 2003.
Pengembangan Model Pembelajaran
Johnson, E.B. 2002. Contextual Interaktif dengan Setting Kooperatif
Teaching and Learning. California: (Model PISK) dan Pengaruhnya
A Sage Publications Company. terhadap Hasil Belajar Matematika
Siswa SLTP di Kota Ambon.
Kemendikbud.2012. Standar Disertasi. Tidak Dipublikasikan.
Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Surabaya: Program Pascasarjana
Jakarta: Badan Penelitian dan UNESA.
Pengembangan. Kementerian
Pendidikan dan kebudayaan. Rusman, 2012. Model-model
Pembelajaran. Depok: PT. Raja
Kwartolo, Yuli. 2010. Teknologi Grafindo Persada.
informasi dan komunikasi dalam
proses pembelajaran. Jurnal Sriwedari, Tatik. 2011. Pengaruh
Pendidikan penabur No 14, tahun ke- Penerapan Pembelajaran Kooperatif
9. STAD dan TPS terhadap Kemampuan
Berpikir Kritis, Keterampilan Proses,
Liliasari, dan Redhana, I Wayan. dan Hasil Belajar KognitifBiologi
2007. Program pembelajaran Siswa Kelas VII SMP Negeri
Keterampilan Berpikir Kritis pada 1Malang. Tesis: PPS. Malang:
Topik Laju Reaksi untuk Siswa SMA. Universitas Negeri Malang.
Jurnal forum kependidikan, volume 2,
nomor 2, Maret 2008. Sudjana. 2005. Metoda Statistika.
Bandung: Tarsito.
Marzano, R.J., R.S. Brandt, C.S.
Hughes, B.F. Jones, B.Z. Presseisen, Susanto, A. 2015.Teori Belajar
S.C. Rankin, and C. Suhor. 1988. dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Dimensions of Thinking: A Jakarta : Prenadamedia Group.
Framework for Curriculum and
Instruction. Alexandria: ASCD.
44
Suyanto, Mohamad. 2001.
Multimedia Alat untuk Meningkatkan
Keunggulan Bersaing. Yogyakarta:
Andi.
45