Anda di halaman 1dari 6

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb
Segala Puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmar serta hidayah-Nya terutama
nikmat kesempatan dan kesehatan yang karena bimbingan-Nya lah maka penulis
penu;lis dapat menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul “UANG” makalah ini
dibuat dengan berbagai observasi dalam jangka waktu tertentu sehingga menghasilkan
makalah yang insyaallah bisa dipertanggung jawabkan hasilnya. Saya mengucapkan
terimakasih terhadap semua pihak yang terkait yang telah membantu saya dalam
penyusunan makalah ini. Saya menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang
mendasar pada makalah ini. Oleh karena tu, saya mengundang pembaca untuk
memberikan kritik dan saran yang membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.
Terima kasih, dan semoga makalah ini bisa memberikan dampak positif bagi kita
semua. Amin. Wassalamualaikum Wr. Wb

BAB I
PENDAHULUAN
Uang adalah kebutuhan masyarakat yang paling utama. Juga merupakan kebutuhan
pemerintah, kebutuhan produsen, kebutuhan distributor, kebutuhan konsumen dan
kebtuhan rumah tangga. Artinya uang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan
dari kehidupan manusia. Bisa dikatakan uang mempunyai peran yang penting dalam
memenuhi kebutuhan hidup, dan mengingat bahwa kebutuhan manusia yang tidak
terbatas namun pemenuhan kebutuhan manusia itu terbatas. Penulis juga mengharap
kepada pembaca untuk bisa mengenal uang lebih jauh lagi, bukan sekedar mengetahui
kegunaannya namun kita juga harus mengetahui sejarah terbentuknya uang dan syarat-
syaratnya dalam pembahasan ini saya menghararpkan semoga kita dapat mengambil
manfaat dan hikmahnya, dan bisa mengenal uang lebih jauh lagi, supaya kita tidak
hanya bisa memakai saja.
Uang merupakan alat pembayaran yang berlaku sekarang untuk semua transaksi jual-
beli baik secara langsung maupun tidak secara langsung. Eberadaabn uang menydiakan
alternative transaksi yang lebih mudah dari pada barter yang lebih kompleks, tidak
efisien, dan kurang cocok digunakan dalam system ekonomi modern karena
membutuhkan orang yang memiliki keinginan yang sama untuk melakukan pertukaran
dan juga kesulitan dalampenentuan nila. Efisiensi yang di dapatkan dengan
menggunakan uang pada akhrnya akan mendorong perdagangan dan pembagian tenaga
kerja yang kemudian akan meningkatkan produktifitas dan kemakmuran.
BAB II
UANG
A. Pengertian Uang
Dalam ilmu Ekonomi tradisional uang adalah sesuatu yang biasa diterima oleh
masyarakat umum sebagai alat pembayaran dan sebagai alat tukar menukar. Alat tukar
yang bisa berupa berupa benda apa saja yang dapat diterma oleh setap orang
dimasyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa. Sebelum uang diciptakan,
masyarakat pada zaman dahulu melakukan perdagangan barter. Barter merupakan
pertukaran barang dengan barang.
B. Fungsi Uang
Ada 7 fungsi uang yaitu:
1. Alat Tukar Menukar
Fungsi uang sebagai alat tukar menukar didasarkan pada kebutuhan manusia yang
mempunya barang dan kebutuhan manusia yang tidak mempunyai barang dimana
uang adalah sebagai perantara diantara mereka.
2. Satuan Hitung
Maksudnya adalah uang sebagai alat yan digunakan untuk menunjukkan nilai
barang dan jasa yang diperjual belikan dipasar dan besarnya kekayaan yang bisa
dihitung berdasarkan penentuan harga dari barang tersebut.
3. Alat Penimbun Kekayaan
Sebagian orang biasanya tida menghabiskan semua uang yang dimilikinya untuk
keperluan konsumsi. Ada sebagian unag yang disisihkan dan ditabung untuuk
keperluan dimasa datang.
4. Alat Pembayaran Utang
Penggunaan uang sebagai alat pembayaran utang erat berkaitan dan bersamaan
waktunya dengan penerimaan masyarajkat sebaga alat tukar ataupun alat satuan
hitung, oleh karena kegiatan utang piutang adalah berkaitan dengan uangatau
merupakan suatu gejala yang umum dalam dunia perdagangan dan perekonomian
masyarakat. Dengan adanya uang digunakan untuk melakukan pembayran utang
piutang secra tepat dan cepat, baik secara tuunaii ataupun angsuran, akan bisa
meningkatkan usaha perekonomian ataupun usaha-usaha perdagangannya karena
uang telah bisa dijadikan sebagai alat untuk mengatur pembayaran tersebut.
5. Sebagai Alat Transaksi
Uang dapat berfungsi sebagai alat tukar untuk mendapatkan suatu produk barang
atau jasa dengan catatan harus diterima dengan tulus ikhlas dan dijamin oleh
pemerintah serta dijaga keamanannya dari tindak pemalsuan uang. Pembeli akan
menyerahkan sejumlah uang kepada penjual atas produk yang ia terima, sedangkan
penjual akan menerima sejumlah uang dari pembeli produk yang dijualnya sesuai
dengan kesepakatan yang telah dibuat sebelumnya.
6. Sebagai Penyimpan Nilai
Jika seseorang memiliki kelebihan uang yang tidak ingin dibelanjakan atau
dihabiskan pada saat itu maka ia dapat menyimpannya di bank. Walaupun orang itu
tidak memegang uang tadi tetapi ia nilai uang tersebut tetap ia miliki sampai saatnya
ia ambil untuk dibelanjakan.
7. Standard Pembayaran Masa Depan
Suatu transaksi tidak harus dibayar dengan alat pembayaran di saat itu juga, tetapi
balas jasa tersebut dapat dibayarkan di masa depan dengan diukur dengan daya beli.
Contohnya seperti pegawai yang mendapat gaji sebulan sekali setelah satu bulan
penuh bekerja. Selain itu seseorang yang meminjam uang harus membayarkan
hutangnya di masa depan.

C. Mata Uang Thailand


Baht (บาท, simbol ฿, kode ISO 4217 THB) adalah mata uang resmi Thailand.
Penerbitan mata uang ini merupakan tanggung jawab Bank of Thailand. Satu baht
dibagi menjadi 100 satang. Satuan dasar nilai mata uang Thailand (Thailand baht).

Mata uang Bath ini memiliki simbol ฿. Satu baht Thailand dibagi menjadi 100 satang.
Seperti halnya mata uang Rupiah, mata uang yang berlaku Thailand ini terbuat dari
bahan uang kertas dan bahan uang logam. Mata uang dalam bentuk koin mayoritas
memiliki nominal kecil. Sedangkan pecahan uang berbahan kertas mayoritas
mempunyai nominal yang lebih besar. Penerbitan mata uang ini merupakan tanggung
jawab Bank of Thailand. Pecahan uang kertas Baht Thailand terdiri dari pecahan ฿20,
฿50, ฿100, ฿500, dan ฿1.000. Sementara itu pecahan uang koin Baht Thailand terdiri
dari ฿0,01, ฿0,5, ฿0, 10, ฿0,25, ฿0,50, ฿1, ฿2, ฿5, dan ฿10.
D. Sejarah Mata Uang Thailand
Pada perang Dunia II sampai tahun 1980 Baht dipatok ke dolar Amerka Serikat dengan
nilai tukar sebesar 1$ = 20 Baht. Kemudian terus menurun nilainya, dan kemudian
dipatok lagi menjadi 25 Baht per dollar Amerika Serikat pada tahun 1985 sampai 1997,
lalu pada saat krisis ekonomi asia tahun 1998 nilai baht jatuh setengahnya, dengan nilai
sebesar 56 baht per dollar. Setelahnya Baht stabil pada 40 baht per dollar.
Banyak koin 10-baht edisi istimewa diterbitkan untuk acara khusus. Meski koin-koin
yang bernilai satang merupakan alat pembayaran resmi, toko-toko kecil biasanya tidak
menerimanya. Koin-koin lama yang masih dalam sirkulasi hanya bertuliskan angka
Thailand, namun versi barunya mempunyai angka Arab juga. Semua koin mempunyai
potret Raja Maha Vajiralongkorn di satu sisi. Potret raja juga muncul dalam setiap uang
kertas.
Sebelum adopsi uang kertas dan koin, Thailand menggunakan Cowrie Shells (cangkang
gastropoda laut), Prakab (Baked Clay Coins), dan Pot Duang (koin peluru) sebagai uang
mereka. Raja Mongkut (Rama IV) menjalin hubungan diplomatik dengan banyak
negara dan menerapkan perdagangan bebas. Selama masa pemerintahannya,
peningkatan besar dalam perdagangan menyebabkan meningkatnya permintaan untuk
mata uang. Koin Pot Duang, yang lazim pada waktu itu, dibuat tangan dan jatuh pendek
untuk memenuhi permintaan yang tinggi. Ada juga pemalsuan Pot Duang yang tersebar
luas. Oleh karena itu, pada tahun 1853, Raja Mongkut (Rama IV) memperkenalkan
uang kertas, yang disebut Mai. Namun, publik lebih suka menggunakan Pot Duang dan
sebagai hasilnya, Mai, gagal memenuhi tujuan raja.
Selama pemerintahan Raja Chulalongkorn (Rama V) pada tahun 1873, harga tembaga
dan timah naik di pasar internasional. Ini menyebabkan spekulan mencairkan koin dan
mengirim logam ke luar negeri. Akibatnya, ada pasokan koin tembaga yang kurang
dihargai dalam ekonomi Thailand. Untuk mengatasi kekurangan ini, raja memutuskan
untuk mengeluarkan uang kertas bernilai rendah yang disebut Att Kradat (Uang Kertas
Berharga-Rendah). The Att Kradat ditarik pada tahun 1875, ketika koin tembaga baru,
dari Inggris, dimasukkan ke dalam sirkulasi.

E. Jenis Uang Thailand


Mata Uang Thailand (Baht, บาท, simbol ฿, kode ISO 4217 THB) juga memiliki jenis –
jenis seperti pada uang pada umumnya;
a. Mata Uang Baht pada Emas
Baht juga menjadi satuan ukur untuk emas dan umumnya digunakan untuk toko
perhiasan di Thailand. Baht memilki ukuran sebesar 15,244 gram emas per baht.
Sehingga nilai dari emas di Thailand tidak lebih tinggi dari nilai mata uang baht.
Baht telah menjadi mata uang nasional Kerajaan Thailand sejak 1897. Isinya adalah ฿
dan kode mata uangnya adalah THB. Bhat adalah mata uang desimal dengan sub-unit
“satang”. Satu Bhat sama dengan 100 “satang” dan 25 satang membentuk “salung”.
b. Uang Kertas Beredar
Uang kertas yang beredar saat ini adalah dari seri 15 dan 16. Ini adalah dalam
denominasi ฿ 20, ฿ 50, ฿ 100, ฿ 500, dan ฿ 1,000. Uang kertas dirancang dengan tujuan
untuk menarik perhatian pada kontribusi Raja Dinasti Chakri terhadap perkembangan
negara.
Setiap catatan denominasi memiliki warna dominan yang berbeda. Warna uang kertas ฿
20 berwarna hijau. Uang kertas ฿ 50 sebagian besar berwarna biru. ฿ 100 uang kertas
baht berwarna merah. Uang kertas pecahan ฿ 500 berwarna ungu dan ฿ 1.000 uang
kertas berwarna coklat-abu-abu. Ukuran uang kertas meningkat dengan nilai
nominalnya. Catatan ฿ 20 adalah yang terkecil dan ฿ 1.000 adalah yang terbesar dalam
ukuran.
Uang kertas memiliki potret Raja Rama IX (Bhumibol Adulyadej) di bagian depan.
Raja Rama IX hidup dari 5 Desember 1927 hingga 13 Oktober 2016. Pada saat
kematiannya, dia adalah kepala negara terlama di dunia. Dalam uang kertas seri ke-15,
potret itu dalam seragam Panglima Tertinggi. Namun, dalam seri ke-16, potret itu ada di
gaun Kerajaan Rumah Chakri. Sisi sebaliknya dari uang kertas menggambarkan gambar
raja-raja lain dari Dinasti Chakri.
c. Koin
Koin Thailand dalam sirkulasi publik adalah enam denominasi yaitu. 25-satang, 50-
satang, ฿1, ฿2, ฿5, dan ฿10. Serupa dengan uang kertas, koin Thailand dengan nilai
lebih kecil lebih kecil dibandingkan dengan yang lebih berharga. Semua koin, seperti
uang kertas, memikul potret Raja Rama IX (Bhumibol Adulyadej) di bagian depan. Sisi
sebaliknya dari koin ini memiliki kuil yang berbeda di Thailand.

BAB III PENUTUP


KESIMPULAN
Uang adalah sesuatu yang biasa diterima oleh masyarakat umum sebagai alat
pembayaran dan sebagai alat tukar menukar. Alat tukar yang bisa berupa berupa benda
apa saja yang dapat diterma oleh setap orang dimasyarakat dalam proses pertukaran
barang dan jasa. Uang dapat dapat dibedakan menjadi Uang Kartal dan Uang Giral.
Namun uang yang sah dan wajib digunakan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-
hari disebut Uang Kartal yang terdiri atas uang logam dan uang kertas.
Thailand sebagai negara berkembang memiliki Baht sebagai mata uang di negara nya.
Jenis – jenis uang yang ada pada negara Thailand juga tidak berbeda dengan Negara –
negara lainnya seperti emas, koin dan uang kertas.
DAFTAR PUSTAKA
Hasan, Ahmad. 2005. Mata Uang Islami. Jakata: PT. RajaGafindo Persada
Lubis, Nawazirul. 1986. Uang dan Perbankan. Jakarta: Universitas Terbuka, Depdikbud
Senduk, Sefir.2000. Mengelola Keuangan Keluarga. Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo
Sinungan, Muchdarsyah. 1991. Uang dan Bank. Jakarta: PT. RINEKA CIPTA
http://refiselransun.blogspot.co.id/2012/05/makalah-uang.html

Anda mungkin juga menyukai