Anda di halaman 1dari 12

Pengembangan Usaha Berbasis Potensi

untuk Menjaminkan Kesejahteraan


Masyarakat dan Perbaikan Sumberdaya
Hutan

Oleh : Riche Rahma Dewita, M.Sos


Koordinator Program KKI Warsi
Pengelolaan SDH untuk Kesejahteraan
Masyarakat
Kepastian/legalitas

Infrastruktur Berkembangnya
Pendukung Solidaritas Sosial

Pengelolaan
Berkelanjutan
untuk
Kesejahteraan
Masyarakat

Kemampuan
Menyuarakan Hak Kelembagaan
& Kepentingan

Berkembangnya
Sumber Mata
Pencaharian
Perhutanan Sosial sebagai alat untuk Kesejahteraan :
4 Bagian dalam Pengelolaan Areal Perhutanan Sosial

Tata Kuasa

Tata Niaga Tata Kelola

Tata Usaha
Pengembangan Usaha
Komunitas pada Desa
Rantau Kermas dan Jorong
Simancuang : Pembelajaran
Lapang Warsi
Prakondisi yang Perlu Disiapkan...

Kelembagaan
Usaha • Peningkatan
• Memastikan kualitas produk
keberlimpahan • Membangun “Nilai”
• Modal sosial untuk dari produk
• Kesesuaian kelembagaan
pengembangan dg konteks lokal • Menghubungkan
usaha • Pemetaan Kemampuan dengan konsumen
• Pengetahuan & • Kemampuan menyusun • Konsistensi kualitas
Teknologi rencana usaha sederhana & produksi

Pemetaan Jaringan &


Potensi Pasar
Pemetaan Potensi di desa Rantau Kermas
• Rantau Kermas bagian dari wilayah
marga serampas yang berbatasan
langsung dengan TNKS

• Memiliki sistem tata ruang adat yang


berkontribusi terhadap penyelamatan
hutan

• Penetapan Hutan Adat Depati Karo Jayo


tahun 2016 oleh KLHK

• Sumber mata pencaharian masyarakat


tergantung pada hasil ladang (Kopi, kayu
manis) dan hasil sawah untuk pangan
keluarga

• Kopi menjadi komoditi unggulan yang


dikelola sebagai usaha komunitas
Pemetaan Potensi pada Jorong
Simancuang – Nagari Alam Pauh Duo
• Jorong Simancuang dikelilingi
oleh Hutan Lindung dan Hutan
Produksi Terbatas
• Pada tahun 2011, hutan bukik
karang hitam ditetapkan sebagai
hutan nagari
• Fungsi utama hutan nagari adalah
perlindungan sumber air
• Sumber ekonomi utama dari hasil
panen sawah
• Peningkatan kualitas beras
Simancuang sebagai usaha
komunitas
• 8,9 Ha sawah di Simancuang
mendapat sertifikat lahan organik
dari LSO Sumbar pada 2018
Kelembagaan Usaha...
Kelembagaan Usaha Kopi Kelembagaan Usaha Beras
Serampas Organik Simancuang
• Kelompok usaha kopi • Konsentrasi usaha pada
terbentuk pada tahun 2017 peningkatan kualitas beras
• Konsentrasi usaha pada organik
pengolahan ceri merah robusta • Kelembagaan usaha terdiri dari
• Terdapat kebutuhan dukungan Petani Organik (Penghasil
modal, infrastruktur dan beras organik) dan LPHN
jaringan pasar (Kelembagaan hutan nagari)
• Kelompok usaha kopi menjadi • Bentuk kelembagaan usaha
Unit Usaha dari BUMDES Alam adalah KUPS Beras Organik
Depati Payung
Jaringan & Pasar
Grafik Penjualan Kopi
Serampas • Pengolahan pasca produksi penting untuk
Bubuk Green Bean Roasting Bean Total memastikan kualitas komoditi
350000000

• Fine robusta dan beras organik dibangun


300000000
sebagai produk yang berkontribusi pada
perbaikan lingkungan dan kesejahteraan
250000000
petani
200000000
• Promosi untuk menghubungkan dengan
150000000 konsumen potensial
100000000
• Memastikan ada kader lokal memiliki
50000000
minat enterprenuer

0 • Mendorong produk menjadi produk


unggulan daerah
November
Juni

Juni
April

juli
Mei

Oktober
Maret

Maret
Agustus
September

Total
Februari

Juli

Februari
Desember

2019 2020 • Membangun platform berbasis teknologi


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 2 3 4
Pembelajaran dari Lapang
 Perhutanan Sosial peluang untuk memanfaatkan potensi hutan secara berkelanjutan

 Tantangannya ada pada “Mengisi Pasca Izin” terutama membangun usaha berbasis potensi

 Pada desa – desa di hulu, konsentrasi pengelolaan hutan adalah menjaga hutan karena itu
pengembangan usaha pada potensi diluar areal izin Perhutanan Sosial

 Sinergi lintas sektoral dibutuhkan untuk mendukung upaya – upaya masyarakat mengelola
potensi hutan  perizinan, permodalan, kapasitas dan promosi

 Sinergi lintas sektoral terutama pada tingkat daerah menjadi konsentrasi untuk
pengembangan Perhutanan Sosial terutama Pasca Izin
Perhutanan Sosial & Usaha Komunitas
Tata Kuasa (221.634 ha di lima Provinsi,
Jambi, Sumbar, Bengkulu Kalimantan
Timur dan Kaltara)
Tata Kelola (147 kelompok pengelola)
Tata Usaha (33 kelompok usaha)
Tata Niaga (Beranda Sumatera)
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai