Anda di halaman 1dari 20

FOKUS KEGIATAN

TAHUN 2018

UPTD KPH MAMASA BARAT


PROVINSI SULAWESI BARAT
Gambaran Umum
 KPH Mamasa Barat merupakan salah satu KPH
produksi di Sulawesi Barat yang dibentuk melalui
Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor SK.
799/Menhut-II/2009 tentang Penetapan Wilayah
Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) dan
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Provinsi
Sulawesi Barat, dimana KPHP Mamasa Barat berada
dalam Unit VI

 Kemudian melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan


No 341 /Menhut-II/2011 tentang Penetapan KPH
Mamasa Barat sebagai KPH Model
Gambaran umum (2)

 Luas wilayah KPH Mamasa Barat sekitar ±


53.555 ha, dengan rincian, Hutan Lindung
seluas ± 17.352 ha dan hutan produksi
terbatas seluas 36.203 ha.
 Potensi hasil hutan di wilayah KPH Mamasa
Barat meliputi hasil hutan kayu (Uru, eboni,
jabon, sengon dsb.), hasil hutan bukan
kayu (rotan,aren, kopi, nilam, seong dsb.)
serta potensi jasa lingku ngan (Air terjun,
permandian air panas, peman dangan alam
dsb.)
Gambaran umum (3)

• Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Mamasa Barat


merupakan unit pelaksana teknis daerah dari Dinas
Kehutanan Provinsi Sulawesi Barat. KPH Mamasa Barat
memiliki tugas pokok pengelolaan kawasan hutan
tingkat tapak di wilayah utara Kabupaten Mamasa yang
mencakup 7 (tujuh) Kecamatan dengan luas wilayah
kerjanya sekitar ± 53.555 Ha. Bentuk pengelolaan
hutan yang dimaksud berupa pemanfaatan hasil hutan
baik kayu maupun non kayu (HHBK dan jasa
lingkungan), perlindungan kawasan, konservasi dan
rehabilatasi kawasan hutan yang mengalami degradasi,
serta pemberdayaan masyarakat sekitar kawasan yang
berdasarkan pada peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Visi

Mewujudkan Kesatuan Pengelolaan


Hutan Produksi Mamasa Barat
sebagai KPHP Model penyedia
bahan baku kayu industri serta HHBK
unggulan yang berasaskan
kelestarian lingkungan dan
kesejahteraan masyarakat.
Misi
• Memperkuat Kelembagaan KPHP Mamasa Barat dari sektor ekonomi
maupun sektor SDM agar dapat berfungsi secara optimal dalam
menyelenggarakan fungsi pengelolaan kawasan hutan produksi secara
berkesinambungan dan mewujudkan KPHP Mamasa Barat yang mandiri
• Memperkuat data base dan informasi wilayah kerja sebagai sumber
informasi kehutanan di KPHP Mamasa Barat
• Menerapkan prinsip-prinsip teknis kehutanan dan konsep-konsep
perusahaan dalam mengelola hasil hutan kayu dan non kayu agar dapat
tersedia secara berkelanjutan bagi industri kecil dan menengah secara
konsisten
• Meningkatkan potensi hasil hutan kayu dan non kayu melalui skema
pemberdayaan masyarakat
• Meningkatkan kesadaran hukum bagi masyarakat dan stake holder
terkait dalam mengelola dan melestarikan kawasan hutan
• Menciptakan kondisi yang kondusif agar kepentingan masyarakat dapat
dipertemukan dengan kepentingan daerah dalam pengelolaan
hutan tanpa harus mengorbankan kelestarian hutan
• Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dan masyarakat dengan
mengoptimalisa si berbagai manfaat hutan serta jasa lingkungan
• Mengembangkan sarana dan prasarana pendukung pengelolaan
kawasan hutan di KPHP Mamasa Barat.
Perkembangan Operasionalisasi
KPH Mamasa Barat
• Rencana pengelolaan hutan KPHP Mamasa Barat tertuang dalam
Dokumen Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) tahun
2014 – 2023 dan dijabarkan lagi dalam Rencana Pengelolaan Jangka
Pendek (RPHJPd) atau rencana tahunan yang disahkan pada tanggal 8
September 2014 melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Republik
Indonesia Nomor : SK.5581/Menhut-II/Reg.4-1/2014
• Saat ini KPH Mamasa Barat telah melaksanakan beberapa kegiatan baik itu di
1. bidang inventarisasi berkala wilayah pengelolaan serta penataannya
(inventarisasi potensi HHBK)
2. bidang pengembangan pemanfaatan tanaman hutan kayu (pembuatan
persemaian tanaman Jati, Sengon dan Trembesi)
3. bidang pengembangan pemanfaatan tanaman hutan non kayu (budidaya
tanaman nilam dan Seong)
4. bidang pemberdayaan masyarakat (Sosialisasi dan pelatihan kepada KTH)
5. bidang penyelenggaraan perlindungan hutan dan kon servasi alam
(Patroli rutin)
FOKUS KEGIATAN TAHUN 2018

 Demi mewujudkan kemandirian KPH Mamasa Barat


tahun 2025 maka fokus pengelolaan diarahkan
kepada pembangunan unit-unit produksi HHBK serta
peningkatan kapasitas KTH melalui pelatihan dan
pendampingan

 Selain pengembangan HHBK, KPH Mamasa Barat


juga memfokuskan pengembangan tanaman kayu
komersil dengan pola tanam agroforestri agar dapat
memberdayakan KTH sekitar KPH
Tahapan Kegiatan
1. Pelatihan penanganan konflik tenurial bagi stake holder terkait
Masih maraknya ditemukan kegiatan perambahan lahan oleh
masyarakat yang mengklaim kawasan hutan adalah lahan milik
mereka sering mengakibatkan konflik yang berkepanjangan
antara Pemerintah dalam hal ini KPH Mamasa Barat, pemangku
kebijakan lainnya serta masyarakat sekitar. Melihat kondisi ini
mendorong KPH Mamasa Barat untuk melaksanakan kegiatan
pelatihan penanganan konflik bagi stake holder agar nantinya
pihak – pihak terkait mampu menyelesaikan konflik tenurial di
lapangan agar tidak berkepanjangan.
Kegiatan Pelatihan Penanganan Konflik Tenurial bagi Stake
Holder ini rencananya akan dilaksanakan pada wilayah rawan
konflik yaitu di Kecamatan Buntu Malangka, Kecamatan
Tabulahan dan Kecamatan Aralle.
2. Pelatihan Pemanfaatan Tanaman Gaharu
(Aquilaria malaccensis)

Selain potensi HHBK Kopi, Rotan dan Nilam, potensi HHBK


jenis Gaharu juga menjanjikan di wilayah KPH Mamasa Barat.
Tanaman Gaharu cukup banyak ditemukan didalam kawasan
hutan KPH Mamasa Barat, beberapa masyarakat juga sudah
mulai mencoba mengembangkan tanaman ini, namun
pengetahuan masyarakat mengenai cara pengembangan
sampai pada tingkat produksi ini masih sangat kurang. Oleh
karena itu kegiatan berupa pelatihan bagi masyarakat /
Kelompok Tani Hutan sangat diperlukan agar dapat
memberikan pemahaman yang benar perihal pemanfaatan
tanaman Gaharu tersebut.
KPH Mamasa Barat berencana melaksanakan Pelatihan
Pemanfaatan Tanaman gaharu ini di wilayah Kecamatan Aralle
dan Kecamatan Mehalaan.
3. Inventarisasi Potensi Jasa Lingkungan KPH Mamasa Barat

Kondisi alam wilayah kerja KPH Mamasa Barat yang berbukit-


bukit menyimpan potensi jasa lingkungan yang belum
teridentifikasi, banyaknya anak-anak sungai yang terdapat di
wilayah KPH Mamasa barat menjadi indikasi bahwa titik-titik
mata air serta air terjun di wilayah ini juga akan banyak,
disamping itu melalui pengakuan masyarakat sekitar serta stake
holder setempat, ada beberapa titik-titik lokasi yang dapat
dijadikan sarana wisata seperti permandian air panas, areal
outbond serta wisata pemandangan alam. Namun data ini tidak
dapat dijadikan dasar dalam penyusunan rencana
pengembangan ekowisata KPH Mamasa Barat. Oleh karena itu
dibutuhkan adanya kegiatan inventarisasi terlebih dahulu agar
data yang diperoleh bisa lebih valid.
KPH Mamasa Barat berencana melaksanakan kegiatan
Inventarisasi Potensi Jasa Lingkungan di wilayah kerja KPH
Mamasa Barat
4. Pengadaan Unit Produksi Kopi bekerjasama dengan
Kelompok Tani Hutan binaan KPH

Potensi Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) jenis


Kopi di wilayah KPH Mamasa Barat sangat
melimpah. Komoditi Kopi merupakan salah satu
komoditi unggulan Kabupaten Mamasa
khususnya KPH Mamasa Barat mengingat
kondisi wilayah (topografi) di tempat ini yang
berbukit-bukit dengan variasi ketinggian dari 250
– 1500 mdpl dimana menjadi syarat tumbuh
Kopi dengan baik. Selain itu, minat masyarakat
untuk menanam kopi masih sangat tinggi karena
di wilayah Mamasa, tanaman kopi merupakan
salah satu sumber pendapatan mereka.
Pengadaan unit produksi kopi (2)

Dengan dibangunnya unit produksi kopi ini


diharapkan dapat mengakomodir hasil panen kopi
yang berasal dari pembudidayaan tanaman kopi di
dalam kawasan hutan KPH mamasa Barat dan hasil
panen kopi dari lahan masyarakat, mengingat saat
ini produksi bubuk kopi oleh masyarakat sekitar
masih bersifat konvensional sehingga kurang
mampu meningkatkan nilai jual Kopi itu sendiri.
KPH Mamasa Barat berencana membangun unit
produksi Kopi di wilayah Kecamatan Tabulahan
agar dapat mengakomodir hasil panen kopi dari
sekitar wilayah unit produksi tersebut.
5. Pembuatan Media Promosi hasil Produksi KPH
Mamasa Barat bersama Kelompok Tani Hutan Binaan

Seiiring rencana pembangunan unit-unit produksi HHBK


KPH Mamasa Barat, maka perlu ditunjang dengan adanya
media promosi sehingga proses pemasaran dapat
berlangsung dengan baik. Dengan adanya media promosi
ini diharapkan produk dari KPH Mamasa Barat beserta KTH
binaan dapat dipasarkan secara luas dan meningkatkan
pendapatan KPH Mamasa Barat dan KTH sehingga secara
tidak langsung dapat mendorong percepatan kemandirian
KPH Mamasa Barat.
KPH Mamasa Barat berencana membuat situs resmi KPH
Mamasa Barat yang nantinya bisa menjadi media
pendukung pemasaran hasil produksi yang diusahakan oleh
KPH Mamasa Barat bersama masayarakat / KTH.
6. Sertifikasi Produk hasil produksi KPH
Mamasa Barat bersama Masyarakat / KTH

Untuk dapat menjamin kualitas produk


yang dihasilkan oleh unit produksi KPH
Mamasa Barat bersama masyarakat /
KTH maka perlu adanya sertifikasi produk
berupa uji kelayakan dari BPPOM serta
sertifikasi halal dari MUI. Sertifikasi
produk ini juga diharapkan mampu
meningkatkan penjualan produk
nantinya.
• Metode Pelaksanaan
Pelaksanaan komponen output akan dilakukan secara swakelola
maupun kontraktual melalui mekanis melelang sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

• Waktu Pelaksanaan
Strategi untuk pencapaian rencana kegiatan dilakukan melalui pelaksanaan komponen
yang merupakan tahapan pelaksanaan sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan meliputi penyiapan data penunjang pelaksanaan kegiatan, rencana
lokasi, peta kerja, serta perlengkapan kegiatan yang dibutuhkan.

2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan dilakukan melalui belanja barang non operasional, belanja
sewa, belanja jasa konsultan dan belanja lainnya sesuai dengan jenis kegiatan.

3. Tahap Penyelesaian
Tahap penyelesaian dilakukan melalui pembahasan hasil pekerjaan/kegiatan dan
penyusunan laporan.
Kurun Waktu Pencapaian Kegiatan
JadwalPelaksanaanKegiatan
No Nama KPHP / KomponenKegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
KPH Mamasa Barat

Pelatihan penanganan konflik tenurial bagi


a. X X
stake holder terkait

Pelatihan Pemanfaatan Tanaman Gaharu


b. X
(Aquilaria malaccensis)

Inventarisasi Potensi Jasa Lingkungan KPH


c. X X
Mamasa Barat

Pengadaan Unit Produksi Kopi bekerjasama


d. X X
dengan Kelompok Tani Hutan binaan KPH

Penyusnan Rancangan Teknis Penanaman


e. Jabon Merah Pola Agroforestri dengan Kopi, X
20 ha

Penanaman Tanaman Jabon Merah pola


f. X
Agroforestri Kopi seluas 20 Ha

Pembuatan Media Promosi hasil Produksi


g. KPH Mamasa Barat bersama Kelompok Tani X
Hutan Binaan

Sertifikasi Produk hasil produksi KPH


h. X
Mamasa Barat bersama Masyarakat / KTH
DOKUMENTASI
Potensi Tanaman Kopi dalam kawasan
Hutan KPH Mamasa Barat

Anda mungkin juga menyukai