Anda di halaman 1dari 12

KEPRAKTISAN DAN KEEFEKTIFAN MODUL PEMBELAJARAN BILINGUAL

BERBASIS KOMPUTER

Adlia Alfiriani dan Ellbert Hutabri


Program Studi Pendidikan Informatika Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan
PGRI Sumbar
email: alfi69600@yahoo.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kepraktisan dan efektivitas dari
modul pembelajaran bilingual berbasis komputer pada pokok bahasan perangkat lunak
pengolah kata di SD Negeri Percobaan Padang. Bentuk penelitian ini adalah kuantitatif
dengan jenis eksperimen. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa produk yang dikembangkan
sudah sangat praktis dengan nilai Kr = 1 karena di atas syarat kepraktisan 0,90. Hal ini
dipertegas dalam uji skalabilitas dimana koefisien skalabilitas atau Ks = 1, angka ini juga
sudah memenuhi syarat yakni di atas 0,60. Dari uji efektivitas pada ranah kognitif dari 24
orang siswa terdapat 20 siswa yang tuntas dengan persentase rata-rata 84,44. Untuk ranah
psikomotor dikategorikan sangat baik dengan angka rata-rata yang diperoleh siswa pada
setiap indikatornya yaitu 97,29. Dengan demikian, modul ini sangat baik digunakan dalam
pembelajaran khususnya pada sekolah bertaraf internasional. Hasil penelitian memberikan
gambaran kepada guru-guru untuk selalu melakukan inovasi dan dapat digunakan guru
sebagai acuan untuk pengembangan modul pada pokok bahasan lainnya.
Kata kunci: kepraktisan, efektivitas, modul pembelajaran bilingual

PRACTICALITY AND EFFECTIVINESS


OF BILINGUAL COMPUTER-BASED LEARNING MODULE

Abstract
This study was aimed at analyzing the level of practicalities and effectivenees of
bilingual computer-based learning module on the topic of word processing software at State
Elementary School Percobaan, Padang. The study was quantitative with an experimental
method. Findings show that the products which were developed had high level of practicality
with the value Kr = 1 (standard of practicality = 0.90). This was confirmed in the test of
scalability which the coefficient of scalability of Ks = 1 (standard of scalability = 0.60).
Based on the effectiveness test in the cognitive domain, from 24 students, 20 of them
were completing at the average percentage of 84.44 while 4 students were not. In the
psychomotor domain, it was categorized as very good with students obtaining an average
grade of 97.29 for each indicator. Therefore, this module is very good to use for learning
especially in internasional schools. The research findings show give evidence to the teachers
to continuously make innovation and it can also be used as a reference to develop modules
on other topics.
Keywords: practicality, effectiveness, bilingual learning module

12
Adlia A. & Ellbert H.: Kepraktisan dan Keefektifan Modul...

PENDAHULUAN bahasa Inggris. Berdasarkan hsil observasi


Salah satu prinsip yang harus guru masih mengalami kesulitan dalam
diperhatikan guru dalam mengelola melaksanakan proses pembelajaran
pembelajaran sehingga dapat memberikan khususnya pada kompetensi dasar
pengalaman belajar bagi peserta didik atau pokok bahasan “perangkat lunak
adalah mengembangkan kemampuan pengolah kata”. Di samping itu, tidak
menggunakan ilmu dan teknologi. Untuk semua siswa mampu mengikuti proses
mewujudkan prinsip tersebut, guru pembelajaran dengan bahasa pengantar
berkewajiban meningkatkan kompetensi bahasa Inggris terlebih pada siswa kelas
mengajar, kreativitas, dan melakukan IV Sekolah Dasar yang sebelumnya
evaluasi diri. Dengan demikian, pembelajaran sudah terbiasa dengan pembelajaran dua
yang dilakukan dapat meningkatkan bahasa. Hal ini dikarenakan oleh minimnya
motivasi belajar siswa, meningkatkan kemampuan mereka dalam memahami
kreativitas, dan meningkatkan hasil belajar dan mengkomunikasikan bahasa tersebut.
mereka yang secara tidak langsung akan Kesulitan lain yang dihadapi di antaranya
berdampak pada peningkatan kualitas diri, adalah kurangnya media pembelajaran
peningkatan keterampilan, peningkatan maupun sumber belajar yang dapat
mutu pembelajaran dan pendidikan. membantu siswa belajar secara individual.
Hal ini senada dengan hasil penelitian Kurangnya media pembelajaran yang dibuat
oleh Alfiriani (2015, p. 519) yang di- dalam dua bahasa atau bilingual sehingga
seminarkan dan dipublikasikan pada buku guru hanya mengandalkan komunikasi
prosiding ACER-N 2015 di Malaysia tentang lisan yang mereka lakukan di dalam kelas.
“Model Pengembangan Profesionalisme Buku paket yang disediakan oleh penerbit
Guru dalam Menghadapi MEA 2015” bahwa tidak banyak yang diprogram dalam dua
guru harus mengembangkan kompetensi bahasa atau bilingual (di Kota Padang, buku
secara berkala guna memfasilitasi siswa paket TIK Sekolah Dasar Bilingual hanya
dalam belajar dan meningkatkan kualitas dari penerbit Yrama Widya). Seringnya
pembelajaran khususnya dalam menghadapi ketidakhadiran transletor di dalam kelas
MEA 2015. Selanjutnya dijelaskan bahwa (guru yang membimbing siswa dalam
upaya yang harus dilakukan guru dalam komunikasi bahasa Inggris).
meningkatkan kompetensinya adalah Margana dan Sukarno (2011, p. 93)
dengan merancang berbagai macam gaya mengemukakan perlu adanya pengem-
belajar, media dan sumber belajar yang bangan model pembelajaran bilingual di
sesuai dengan kebutuhan belajar peserta sekolah, yang meliputi: pertama, model
didik, dan meningkatkan kemampuan imersi sebagian atau partial immersion
berbahasa khususnya bahasa internasional merupakan model pembelajaran bilingual
yaitu bahasa Inggris. yang cocok untuk diaplikasikan di SMK
Berdasarkan survei awal yang RSBI di DIY karena para guru dan siswa
dilakukan di SD Negeri Percobaan Padang memiliki keterbatasan dalam menguasi
(SD Negeri Percobaan Padang sampai bahasa Inggris. Kedua, proporsi pengguna-
saat ini masih tercatat sebagai salah satu an bahasa Inggris dan bahasa Indonesia
sekolah dasar yang sudah berstandar bagi para guru RSBI SMK di DIY dapat di-
internasional) yang melaksanakan proses sesuaikan dengan tingkat kesulitan materi
pembelajaran dengan menggunakan yang diajarkan dan karakteristik peserta
dua bahasa yakni bahasa Indonesia dan didik dari masing-masing sekolah. Ketiga,

13
JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 1, Juni 2017, Halaman 12-23

penggunaan bahasa Indonesia dalam yang dikerjakan, 50% dari yang didengar
pembelajaran dikelas RSBI didasarkan dan dilihat (audiovisual), sedangkan dari
pada beberapa pertimbangan, seperti yang dilihat hanya 30%, dari yang didengar
jika terjadi hambatan interaksi di kelas, hanya 20% dan dari yang dibaca hanya 10%.
penjelasan konsep-konsep terkait dengan Dengan demikian, media pembelajaran
materi yang diajarkan, istilah-istilah khusus berbasis komputer yang mengintegrasikan
dalam mata pelajaran terkait, membuat semua aspek di atas diharapkan dapat
lelucon, mengatasi kegaduhan, memotivasi memaksimalkan perolehan pengetahuan
siswa, dan sebagainya. Keempat, para siswa.
guru dan siswa RSBI di SMK memiliki Salah satu usaha yang dapat dilaksanakan
persepsi positif terhadap penggunaan guru sebagai fasilitator pembelajaran adalah
modelimersi sebagian karena model memberikan kesempatan anak belajar
tersebut mengakomodasi karakteristik secara individual di dalam maupun di luar
peserta didik. jam pelajaran sekolah. Untuk mewujudkan
Penggunaan pembelajaran bilingual hal ini, diperlukan suatu media yang
hanya mampu memenuhi kebutuhan dapat menyampaikan materi pelajaran
berkomunikasi. Sementara untuk kebutuhan kepada siswa dan dapat membantu mereka
belajar dan penguasaan teknologi, untuk mengkonstruksikan pengetahuan/
diperlukan sebuah pengembangan media pemahamannya sendiri. Media ini dapat
pembelajaran khusunya yang berbasis dibuat oleh guru sendiri atau dengan
pada penggunaan komputer. Seperti yang meminta bantuan kepada pihak ketiga di
diungkapkan oleh Hardianto (2011) dalam luar sistem pembelajaran. Media yang dapat
makalah seminarnya bahwa perkembangan memenuhi kebutuhan belajar siswa secara
teknologi komputer yang semakin canggih individual adalah modul.
memungkinkan perancang pembelajaran Sugiyanto, Kartika, & Purwanto
untuk mendesain dan mengembangkan (2012, p. 60) melalui suatu penelitian,
seperangkat program pembelajaran untuk mengembangkan sebuah modul IPA Terpadu
siswa sekolah dasar. Program pembelajaran berbasis sains-lingkungan-teknologi-
tersebut didesain dalam bentuk media masyarakat dengan tema teknologi Biogas,
pembelajaran berbasis komputer, tentunya modul ini dikembangkan untuk siswa
dengan memperhatikan karakteristik SMP. Adapun hasil penelitian tersebut
anak usia SD. Komputer dengan segala mengungkapkan bahwa menurut ahli
fasilitas hardware dan software-nya sangat modul tersebut telah memenuhi kriteria
memungkinkan digunakan untuk mendesain kualitas sehingga dapat digunakan sebagai
dan mengembangkan media pembelajaran sumber belajar. Modul ini juga mendapat
yang menyenangkan sehingga siswa dalam respons sangat baik dari siswa. Hal ini
belajar tidak mengalami kebosanan atau mengindikasikan bahwa modul IPA terpadu
kejenuhan dan materi pelajaran dapat yang dikembangkan dapat diterima siswa
mereka serap dengan mudah. Penggunaan sehingga layak digunakan sebagai salah
media pembelajaran berbasis komputer juga satu sumber alternatif media pembelajaran
dapat membantu siswa untuk menyerap IPA terpadu.
informasi yang maksimal. Hasil penelitian Pada awalnya, modul dikembangkan
Depoter (Amri & Ahmadi, 2010, p. 114) dalam bentuk cetak (hardcopy) seperti
mengungkapkan bahwa manusia dapat yang dilakukan oleh Sugiyanto, dkk. (2012)
menyerap suatu materi sebanyak 70% dari di atas, namun seiring perkembangan

14
Adlia A. & Ellbert H.: Kepraktisan dan Keefektifan Modul...

teknologi informasi dan komunikasi yang dilengkapi dengan aplikasi weblauncher


sangat pesat, modul mulai dirancang dan untuk gadget berplatform android. Modul
dikembangkan dengan menggunakan elektronik ini mengusung karakteristik
komputer. Hal ini akan menambah nilai sebagai sumber belajar berbasis web yang
efektivitas dan efisiensi modul sebagai lengkap. Di dalamnya terdapat sumber
media dalam proses pembelajaran. informasi berupa teks, gambar, LKS,
Adlia (2015, p. 7) telah mengembang- dan juga video pembelajaran. Selain
kan sebuah modul pembelajaran bilingual itu, modul elektronik juga dilengkapi
berbasis komputer yang dirancang dengan fitur interactive webdiscussion,
dengan menggunakan dua bahasa (bahasa latihan soal maupun soal evaluasi yang
Inggris dan bahasa Indonesia) baik secara memungkinkan terjadinya proses self
audio maupun visual serta dilengkapi assessment. Kedua, berdasarkan penilaian
dengan multimedia yang dibuat dengan ahli materi dan ahli media, produk berupa
menggunakan perangkat yang ada pada modul elektronik berbasis web dengan
komputer. Dari hasil validasi pakar format mobile version dinyatakan sangat
diperoleh skor Kr = 0,99 dan Ks = 0,78 layak untuk digunakan. Ketiga, uji lapangan
dengan kategori sangat valid, artinya menunjukan bahwa produk berupa modul
modul ini memiliki drajat ketepatan yang elektronik berbasis web dengan format
sangat baik untuk digunakan guru dalam mobile version dapat meningkatkan prestasi
memfasilitasi peserta didik memperoleh belajar siswa ditunjukkan dengan gainscore
pengalaman belajar khususnya pada pokok ternormalisasi sebesar 0,32 dan berada pada
bahasan perangkat lunak pengolah kata kategori sedang.
untuk siswa kelas IV SD. Media belum dapat dikatakan baik
Selain dapat memenuhi kebutuhan apabila tidak dapat digunakan oleh guru dan
belajar siswa secara optimal dan individual, peserta didik serta memberikan pengaruh
modul pembelajaran berbasis komputer terhadap hasil belajarnya. Oleh karena itu,
juga dapat memberikan kesempatan kepada dilakukan analisis tingkat keterpakaian
siswa untuk melakukan pengulangan (kepraktisan) dan efektivitas terhadap hasil
pelajaran dan mengatasi permasalahan belajar kognitif dan psikomotor dari modul
lainnya. Modul pembelajaran bilingual pembelajaran bilingual berbasis komputer
berbasis komputer juga dapat meningkatkan pada siswa kelas IV SD Negeri Percobaan
motivasi belajar, meningkatkan kreativitas Padang.
siswa, dan membuat pembelajaran lebih Berdasarkan masalah di atas, beberapa
menyenangkan karena dibuat dengan defenisi operasional dari variabel-variabel
sistem komputerisasi yang dapat meng- yang diteliti: modul pembelajaran adalah
kombinasikan berbagai aspek seperti suatu perangkat pembelajaran yang
audiovisual, animasi, dan bersifat interaktif. berstandar tentang suatu pokok bahasan.
Pengembangan modul pembelajaran Modul ini dipergunakan untuk kepentingan
berbasis komputer juga pernah dilakukan pembelajaran dan membantu siswa
oleh Suyoso dan Nurohman (2014, p. 81) untuk belajar secara individual. Modul
dengan hasil sebagai berikut. Pertama, pembelajaran bilingual berbasis komputer
modul elektronik berbasis web dalam merupakan perangkat pembelajaran
format mobile version yang dikembangkan yang memuat satu pokok bahasan yang
dengan memanfaatkan layanan penyedia disampaikan dalam dua bahasa secara
blog wordpress.com sudah dihasilkan yang bergantian yakni bahasa Inggris dan bahasa

15
JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 1, Juni 2017, Halaman 12-23

Indonesia yang dibuat dan disajikan dengan siswa dalam kelompok kecil (sampel
menggunakan komputer, baik hardware, dipilih secara acak), kemudian siswa
software, serta pemanfaatan perangkat diminta untuk mengisi lembar angket
komputer lainnya. Kepraktisan mengacu kepraktisan yang telah disediakan.
pada kondisi modul pembelajaran yang Kedua, melaksanakan pembelajaran
dikembangkan mudah digunakan oleh dengan menggunakan modul ini secara
pengguna (guru dan siswa) sehingga klasikal untuk mengukur efektivitas
pembelajaran yang dilakukan bermakna, terhadap hasil belajar siswa yang meliputi
menarik, menyenangkan dan berguna bagi ranah kognitif yang diperoleh dari hasil
kehidupan siswa, serta dapat meningkatkan tes kognitif sedangkan hasil belajar
kreativitas mereka dalam belajar. Uji ranah psikomotor diperoleh dari lembar
keefektifan merupakan uji kelayakan penilaian psikomotor siswa selama mereka
yang ada dalam penelitian pengembangan. praktek. Dengan demikian, instrumen
Mengacu pada pengertian tersebut, penelitian yang digunakan adalah angket
keefektifan dilihat dari tercapainya tujuan kepraktisan guru dan siswa, soal tes
pembelajaran sehingga uji keefektifan objektif, dan lembar penilaian unjuk kerja.
adalah uji untuk melihat ketercapaian Ketiga, data yang diperoleh dari instrumen
tujuan pembelajaran dengan menggunakan penelitian dianalisis secara deskriptif yakni
produk yang dikembangkan untuk proses dengan mendeskripsikan kepraktisan dan
pembelajaran. Steer (Muhidin, 2009, p. 5) keefektifan modul pembelajaran bilingual
menyatakan bahwa keefektifan tidak hanya berbasis komputer. Tahapan penelitian
berorientasi pada tujuan melainkan juga dapat dilihat pada Gambar 1.
pada proses dalam mencapai tujuan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
METODE Kepraktisan modul pembelajaran
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif bilingual berbasis komputer diketahui dari
dengan jenis eksperimen. Tujuan penelitian siswa melalui lembaran angket kepraktisan.
untuk menguji kepraktisan dan efektivitas Adapun indikator yang digunakan
modul pembelajaran bilingual berbasis dalam lembar angket adalah daya tarik,
komputer terhadap hasil belajar ranah proses pengembangan, minat/motivasi,
kognitif dan psikomotor siswa. Hal ini kemudahan penggunaan, keberfungsian dan
sesuai dengan pendapat Sugiyono (2015, kegunaan, reliabilitas dan nilai ekonomis.
p. 14) bahwa metode penelitian kuantitatif Angket disusun dengan menggunakan skala
merupakan metode penelitian yang pengukuran Gutman (Sugiyono, 2015,
berlandaskan pada filsafat positivisme, p. 139). Hasil uji kepraktisan diperoleh
digunakan untuk meneliti pada populasi dari lembaran angket yang diisi oleh
atau sampel tertentu. Teknik pengambilan enam orang siswa dari subjek uji coba.
sampel pada umumnya dilakukan secara Hasil penilaian terhadap kepraktisan
random, pengumpulan data menggunakan didistribusikan ke dalam tabel Guttman
instrumen penelitian, analisis data bersifat seperti yang dijabarkan pada Tabel 1.
kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk Berdasarkan jawaban yang tersusun
menguji hipotesis yang telah ditetapkan. dalam Tabel 1, selanjutnya ditentukan
Penelitian ini terdiri dari beberapa tahap, derajat kepraktisan modul pembelajaran
pertama melaksanakan pembelajaran bilingual berbasis komputer bagi siswa
dengan menggunakan modul ini pada dengan rumus (1).

16
Adlia A. & Ellbert H.: Kepraktisan dan Keefektifan Modul...

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian

Tabel 1
Hasil Penilaian Kepraktisan Modul Pembelajaran Bilingual Berbasis
Komputer
Nomor Pertanyaan
Resp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
2 Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
3 Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
4 Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
5 Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
6 Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
e 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Tn 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 60

Kr=1- e⁄n (1) e = Jumlah kesalahan = 0


Keterangan: n = Jumlah pertanyaan x jumlah
Kr = Koefisien reproduksibilitas responden = 10 x 2 = 20

17
JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 1, Juni 2017, Halaman 12-23

Kr = 1 – e/n dokumen sederhana yakni biodata masing-


= 1 – 0/20 masing siswa pada software perangkat
=1–0 lunak pengolah kata (Ms. Word). Analisis
= 1 (koefisien reproduksibilitas yang deskriptif jawaban siswa terhadap tes yang
sempurna) diberikan disajikan pada Tabel 2.
Penilaian ranah kognitif dilakukan
Setelah Kr diketahui, dihitung koefisien pada pertemuan ke-4. Butir soal disusun
skalabilitas dengan menggunakan rumus berdasarkan indikator pencapaian hasil
(2). belajar. Rata-rata hasil belajar ranah kognitif
Ks=1- e⁄k (2) pada masing-masing siswa menunjukkan
Keterangan kategori sangat tinggi. Berdasarkan data
Ks = Koefisien skalabilitas di atas, dari 24 siswa yang mengikuti tes,
e = Jumlah kesalahan = 0 terdapat 20 siswa yang tuntas dan 4 orang
k = Jumlah kesalahan yang diharapkan siswa yang belum tuntas, dengan persentase
atau c (n-Tn) dan c adalah rata-rata 84,44%. Berdasarkan observasi,
kemungkinan mendapatkan diketahui bahwa siswa yang belum tuntas
jawaban yang benar. Karena memiliki kemampuan yang rendah dalam
jawabannya adalah “Ya” “Tidak” c bahasa Inggris maupun dalam penggunaan
= 0,5 perangkat komputer. Nilai persentase rata-
n = Jumlah jawaban = 20 rata yang didapatkan untuk ketuntasan
Tn = Jumlah pilihan jawaban = 20 secara klasikal adalah 83,33%.
Ks = 1 – e/k Hasil belajar psikomotor diperoleh
= 1- 0/0,5 ( 20-20) dari proses pembuatan dokumen seder-
= 1- 0/0,5 (0) = 1 (Koefisien hana oleh siswa yang dibuat pada akhir
skalabilitas yang sempurna) pertemuan 4. Penilaian aspek psikomotor
diperoleh melalui lembaran penilaian aspek
Koefisien reproduksibilitas atau Kr = psikomotor siswa dengan indikator penilaian
1 menunjukkan bahwa modul pembelajaran yaitu: keterampilan mengetikan teks pada
bilingual berbasis komputer pada pokok lembar kerja Ms. Word, Keterampilan
bahasan “perangkat lunak pengolah kata” menggunakan ikon-ikon pada Ms.Word
yang dikembangkan sudah sangat praktis untuk menghasilkan sebuah dokumen
untuk digunakan siswa karena di atas syarat sederhana, keterampilan untuk menyisipkan
kepraktisan yaitu 0,90. Hal ini dipertegas gambar dan bingkai pada dokumen,
dalam uji skalabilitas, koefisien skalabilitas keterampilan menggunakan ikon penyimpan
atau Ks = 1, angka ini juga sudah memenuhi dokumen pada Ms. Word, keterampilan
syarat yakni di atas 0,60 (Singarimbun & menggunakan ikon pencetak dokumen pada
Sofyan, 2008, p.118). Ms. Word, keterampilan untuk menghasilkan
Selanjutnya dilakukan uji keefektifan dokumen yang sesuai dengan yang diminta,
pada ranah kognitif dan psikomotor yang keterampilan membuat sebuah dokumen
dilakukan pada 24 orang siswa sebagai yang sesuai dengan waktu yang ditentukan.
subjek uji coba. Siswa menggunakan Kemudian, hasil penilaian didistribusikan
modul pembelajaran bilingual berbasis dalam sebuah tabel dan dianalisis dengan
komputer, kemudian siswa diminta untuk menggunakan rumus persentase. Adapun
menjawab soal tes kognitif yang terdiri data tentang hasil belajar ranah psikomotor
dari 15 butir soal objektif dan membuat disajikan pada Tabel 3.

18
Adlia A. & Ellbert H.: Kepraktisan dan Keefektifan Modul...

Tabel 2
Rekapitulasi Hasil Tes Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri
Pencobaan Padang
No Urut Siswa Skor Daya Serap Ketuntasan
1 13 86,66 Tuntas
2 13 86,66 Tuntas
3 14 93,33 Tuntas
4 14 93,33 Tuntas
5 12 80 Tuntas
6 14 93,33 Tuntas
7 15 100 Tuntas
8 12 80 Tuntas
9 9 60 Belum Tuntas
10 13 86,66 Tuntas
11 12 80 Tuntas
12 14 93,33 Tuntas
13 13 86,66 Tuntas
14 13 86,66 Tuntas
15 12 80 Tuntas
16 11 73,33 Belum Tuntas
17 12 80 Tuntas
18 12 80 Tuntas
19 13 86,66 Tuntas
20 11 73,33 Belum Tuntas
21 14 93,33 Tuntas
22 11 73,33 Belum Tuntas
23 12 80 Tuntas
24 15 100 Tuntas
Rata-Rata Daya Serap 84,44
Nilai Ketuntasan Klasikal 83,33

Berdasarkan data pada Tabel 3, Tabel 2 (kategori hasil belajar) angka ini
dari 24 siswa subjek uji coba memiliki mengkategorikan hasil belajar siswa ranah
tingkat keterampilan sangat baik dalam psikomotor ke dalam tingkat yang sangat
menggunakan menu dan ikon untuk baik. Hasil kategori tersebut disajikan pada
menghasilkan sebuah dokumen sederhana. Tabel 4.
Hal ini dibuktikan dengan angka rata- Dari hasil analisis data pada Tabel 4,
rata yang diperoleh siswa pada setiap diperoleh modul pembelajaran bilingual
indikatornya yaitu 97, 29. Jika dilihat pada berbasis komputer pada pokok bahasan

19
JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 1, Juni 2017, Halaman 12-23

Tabel 3
Rekapitulasi Nilai Praktik Siswa dalam Membuat Dokumen Sederhana
Indikator
No Urut Siswa Skor Nilai
1 2 3 4 5 6 7
1 4 4 4 4 4 4 4 28 100
2 4 4 4 4 4 4 4 28 100
3 4 4 4 4 4 4 4 28 100
4 4 4 4 4 4 4 4 28 100
5 4 4 4 4 4 4 4 28 100
6 4 4 4 4 4 4 4 28 100
7 4 4 4 4 4 4 4 28 100
8 4 4 4 4 4 4 4 28 100
9 4 4 4 3 4 4 3 26 92
10 4 4 4 4 4 4 4 28 100
11 4 4 4 4 4 4 4 28 100
12 4 4 4 4 4 4 4 28 100
13 4 4 3 3 3 4 3 24 85
14 4 4 3 3 4 4 3 25 89
15 4 4 4 4 4 4 4 28 100
16 4 4 4 3 4 4 3 26 92
17 4 4 4 4 4 4 4 28 100
18 4 4 4 4 4 4 4 28 100
19 4 4 4 4 4 4 4 28 100
20 4 4 4 3 4 4 3 26 92
21 4 4 4 4 4 4 3 27 96
22 4 4 4 3 3 4 3 25 89
23 4 4 4 4 4 4 4 28 100
24 4 4 4 4 4 4 4 28 100
Jumlah 96 96 94 90 94 96 89 2335
Rata-Rata 97,29

“perangkat lunak pengolah kata” yang berpengaruh positif terhadap hasil belajar
praktis digunakan oleh siswa dalam proses siswa dan dapat mengoptimalkan perolehan
pembelajaran serta efektif untuk pencapaian pengetahuan dan pengalaman belajar oleh
hasil belajar siswa yang optimal pada ranah siswa. Modul ini juga dapat meningkatkan
kognitif dan psikomotor. Hal ini sejalan minat serta motivasi siswa, hal ini dapat
dengan penelitian yang dilakukan Yuliatin dilihat dari antusias siswa dalam mengikuti
(2011, p. 87) yang menyatakan bahwa setiap kegiatan dalam proses pembelajaran.
penggunaan modul dalam pembelajaran Mereka juga menyatakan bahwa modul

20
Adlia A. & Ellbert H.: Kepraktisan dan Keefektifan Modul...

pembelajaran bilingual berbasis komputer langsung dalam proses pembelajaran. Uji


ini juga dapat membantu mereka dalam keefektifan adalah uji yang dilakukan
melaksanakan proses pembelajaran terhadap produk yang telah dikembangkan
dengan dua bahasa, dan mendapatkan dua dengan melibatkan para calon pemakai
keuntungan sekaligus yakni mahir dalam produk. Susanti (2011, p. 75) dalam
berbahasa Indonesia dan mahir dalam hasil penelitiannya menyatakan bahwa
berbahasa Inggris. melalui uji kefektifan modul interaktif yang
dikembangkannya efektif terhadap hasil
Tabel 4 belajar. Uji keefektifan dalam penelitian
Kategori Hasil Belajar Ranah Psikomotor ini diperoleh melalui hasil belajar yang
Tingkat meliputi dua aspek hasil belajar yakni
No Kategori aspek kognitif dan aspek psisikomotor
Pencapaian
1 90-100 Sangat baik seperti yang diungkapkan oleh Bloom, dkk.
2 80-89 Baik (Sagala, 2007, p. 33) bahwa hasil belajar
yang harus dicapai oleh siswa dikelompokan
3 65-79 Cukup
menjadi 3 ranah yakni ranah kognitif,
4 55-64 Tidak baik ranah afektif, dan ranah psikomotor.
5 0-54 Sangat tidak baik Ranah kognitif adalah kawasan yang
berkaitan dengan aspek-aspek intelektual,
Penggunaan modul pembelajaran pikiran atau nalar secara logis yang biasa
bilingual berbasis komputer pada pokok diukur. Ranah afektif adalah kawasan yang
bahasan “perangkat lunak pengolah kata”, berkaitan dengan aspek-aspek emosional
terlihat bahwa siswa tidak mengalami seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan
kesulitan, motivasi dan minat mereka dalam terhadap moral, dan sebagainya. Ranah
belajar meningkat serta kebutuhan belajar pisikomotor adalah kawasan yang berkaitan
mereka juga terpenuhi, terutama kebutuhan dengan aspek-aspek keterampilan yang
dalam mengikuti kelas bilingual. Oleh melibatkan fungsi sistem syaraf, otot, dan
karena itu, dapat dinyatakan bahwa modul fungsi psikis. Namum dalam penelitian
pembelajaran bilingual berbasis komputer ini ini, uji kefektifan yang diperoleh melalui
praktis digunakan oleh siswa dalam proses hasil belajar hanya ditekankan pada ranah
pembelajaran TIK, khususnya pada pokok kognitif dan psikomotor saja.
bahasan “perangkat lunak pengolah kata”. Hasil belajar ranah kognitif setiap
Kepraktisan mengacu pada kondisi siswa dilihat dengan batasan ketuntasan
modul pembelajaran yang dikembangkan atau KKM yang ditetapkan oleh sekolah.
dapat dengan mudah digunakan oleh siswa KKM yang tetapkan sekolah untuk mata
sehingga pembelajaran yang dilakukan pelajaran TIK khususnya pada pokok
bermakna, menarik, menyenangkan, dan bahasan “perangkat lunak pengolah kata”
berguna bagi kehidupan siswa, serta dapat adalah 75. Angka ini dibandingkan dengan
meningkatkan kreativitas mereka dalam hasil belajar yang diperoleh siswa secara
belajar dan memiliki drajat kefektifan individual maupun klasikal. Dari 24 siswa,
terhadap hasil belajar siswa. terdapat 20 siswa yang nilainya berada
Keefektifan modul pembelajaran di atas angka 75 yang mengkategorikan
bilingual berbasis komputer yang dikem- mereka ke dalam kelompok tuntas dan 4
bangkan dapat dilihat dari hasil belajar orang siswa yang nilainya berada di bawah
psikomotor siswa yang dilibatkan angka 75 yang mengkategorikan mereka

21
JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 1, Juni 2017, Halaman 12-23

ke dalam kelompok belum tuntas. Rata- komputer efektif dalam meningkatkan


rata persentase keberhasilan siswa secara hasil belajar ranah kognitif karena rata-
klasikal adalah 83,33%. rata persentase keberhasilan siswa secara
Angka ini menunjukkan bahwa klasikal adalah 83,33% dan efektif pada
penggunaan modul pembelajaran bilingual ranah psikomotor. Hal ini dibuktikan dengan
berbasis komputer pada pokok bahasan kemampuan siswa dalam menghasilkan
“perangkat lunak pengolah kata” yang sebuah karya yang sesuai dengan ketentuan
dilaksanakan di Kelas IVB Sekolah Dasar yang telah ditetapkan dengan rata-rata
Negeri Percobaan Padang efektif untuk perolehan nilai siswa secara klasikal yakni
pencapaian hasil belajar siswa yang optimal 97,29. Angka ini mengkategorikan siswa ke
pada ranah kognitif karena angka rata- dalam tingkatan hasil belajar yang sangat
rata persentase klasikal berada di atas baik.
angka KKM. Ketuntasan klasikal minimal
mencapai 75% dari seluruh siswa yang ikut DAFTAR PUSTAKA
dalam kegiatan pembelajaran. Alfiriani, A. (2015). Model pengembangan
Hasil belajar ranah psikomotor pada profesionalisme guru dalam meng-
subjek uji coba yang diperoleh melalui hadapi MEA 2015. Dalam Prosiding
penilaian keterampilan yang dimiliki Seminar Internasional ACER-N 2015.
siswa selama menghasilkan dokumen Malaysia.
sederhana, menunjukkan bahwa mereka Amri, S., & Ahmadi, I. K. (2010). Proses
mampu menghasilkan sebuah karya yang pembelajaran kreatif dan inovatif
sangat baik dan sesuai dengan ketentuan dalam kelas: Metode, landasan
yang telah ditetapkan. Ini dilihat dari rata- teoritis-praktis dan penerapannya.
rata perolehan nilai siswa secara klasikal Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.
yakni 97,29. Angka ini mengkategorikan Hardianto, D. (2011). Penerapan prinsip
siswa ke dalam tingkatan hasil belajar desain multimedia untuk pembelajaran.
yang sangat baik, sesuai dengan pendapat Dalam Prosiding ICT in Education For
Ngalim (1990, p. 28) yang menyatakan Peace (pp. 1-10). Yogyakarta.
tingkat pencapaian 90-100 dikategorikan Margana, & Sukarno, (2011). Pengem-
“sangat baik”. Angka ini juga menunjukkan bangan model pembelajaran bilingual
bahwa penggunaan modul pembelajaran di sekolah menengah kejuruan. Jurnal
bilingual berbasis komputer pada pokok Kependidikan, 41(1), 79-93. Diunduh
bahasan “perangkat lunak pengolah kata” dari: http://journal. uny.ac.id/index.
yang di uji cobakan di Kelas IVB Sekolah php/jk/article/view/1922/1575.
Dasar Negeri Percobaan Padang efektif Sagala, S. (2007). Konsep dan makna
untuk pencapaian hasil belajar siswa yang pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
optimal pada ranah psikomotor. Singarimbun, M., & Effendi, S. (2008).
Metode penelitian survei. Jakarta:
SIMPULAN LP3ES.
Kesimpulan yang diperoleh dalam Sugiyanto, Kartika, I., & Purwanto, J. (2012).
penelitian ini adalah: pertama, modul ini Pengembangan modul IPA terpadu
memiliki tingkat kepraktisan yang tinggi berbasis sains-lingkungan-masyarakat
dalam artian mudah digunakan dalam proses dengan tema teknologi biogas. Jurnal
pembelajaran dengan nilai 0,90. Kedua, Kependidikan, 42(1), 54-60. Diunduh
modul pembelajaran bilingual berbasis

22
Adlia A. & Ellbert H.: Kepraktisan dan Keefektifan Modul...

dari: http://journal.uny.ac.id/index.php/ an fisika. Jurnal Kependidikan,


jk/article/view/1939/ 1591. 44(1), 73-82. Diunduh dari: http://
Sugiyono. (2015). Metode penelitian journal.uny.ac.id/index.php/jk/article/
pendidikan. Bandung: Alfabeta. view/1952/1602.
Susanti, S. (2011). Pengembangan modul Yuliatin. (2011). Pengaruh pembelajaran
interaktif pada mata pelajaran TIK modul dan motivasi terhadap hasil
SMP kelas VIII (Tesis tidak diterbitkan). belajar geografi siswa kelas X di SMA
Pascasarjana UNP, Padang. N 1 Peranap Kecamatan Peranap
S uyos o, & Nurohm an, S. (2014). (Tesis tidak diterbitkan). Pascasarjana
Pengembangan modul elektronik UNP, Padang.
berbasis web sebagai media pembelajar-

23

Anda mungkin juga menyukai