Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH ANALISIS SWOT

STRATEGI PEMASARAN PONDOK BAKSO ARSETO


JL. PONDOK PETIR, BOJONGSARI, KOTA DEPOK. JAWA BARAT
Dosen : Dr. Suya Budiman, SE, MBA

Disusun oleh :
Nama : DESI SUDRIANI SAPUTRI
Nim : 201015250055

PROGRAM PASCASARJANA (S2)


FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MEGISTER MANAGEMENT
UNIVERSITAS PAMULANG
2021
STRATEGI PEMASARAN PONDOK BAKSO ARSETO
JL. PONDOK PETIR, BOJONGSARI, KOTA DEPOK. JAWA BARAT
1. Pendahuluan
Indonesia merupakan negara berkembang dengan jumlah penduduk
yang sering bertambah serta permintaan barang konsumsi yang besar dan
beragam, sehingga terdapat peluang bisnis bagi setiap perusahaan. Salah
satu bisnis yang dapat berkembang di Indonesia adalah UKM, salah
satunya yaitu UKM kuliner. Usaha kuliner yang saat ini tingkat
persaingannya mengalami peningkatan yaitu usaha kuliner bakso, salah
satunya yaitu bakso Solo Arseto. Bakso Arseto memiliki ciri khas yang
berbeda, menyebabkan usaha bakso solo banyak ditemukan diberbagai daerah
di Indonesia, salah satunya yaitu di Cabang Pondok petir Depok Jawa Barat,
tepat perbatasan Tangerang Selatan dengan Depok. Bakso di Pondok Petir ini
yaitu milik Bapak H. Ruslan yang sudah berdiri sejak tah hingga sekaran,
warung bakso tersebut menjadi usaha kuliner bakso yang memiliki banyak
konsumen karena konsistensi cita rasa yang tetap dipertahankan hingga saat
ini. Pondok bakso Arseto sebenarnya tidak menjual menu makanan bakso saja
tetapi ada ayam bakar dan aneka minuman. Tetapi yang menjadi andah di
Pondok Arseto ini adalah menu baksonya. Adapun beberapa kendala yang
dihadapi oleh warung bakso Arseto Solo yaitu kendala eksternal seperti :
Dengan sesama penjual bakso dan usaha kuliner , adanya persaingan antara
sesama penjual seperti warung bakso Mas Yamin dan Bakso Kurnia yang
berada di dekat area bakso Arseto, kenaikan harga daging yang tidak
menentu juga mengakibatkan usaha bakso mengalami untung rugi,dan
kenaikan harga BBM. Kendala internal yaitu , tidak adanya sistem manajemen
dalam kegiatan operasional yang berlaku pada usaha pondok Bakso Arseto
Solo, Metode pemasaran yang digunakan oleh usaha bakso Arseto untuk
mempromosikan produk masih minim, apalagi saat pandemic covid 19
sekarang ini. Minimnya kepemilikan alat operasional untuk kelancaran
produksi yang digunakan dalam proses penggilingan daging, terbatasnya
tenaga kerja juga menghambat kelancaran usaha, dan sedikitnya varian
produk yang dihasilkan. Berdasarkan kondisi tersebut, adanya kendala
eksternal dan internal yang harus dihadapi oleh Warung Bakso Arseto Solo.
Serta adanya banyak pesaing usaha dibidang yang sama setelah melihat
perkembangan UKM yang ada dan resiko bersaing dengan pemilik usaha
lainnya. Maka saya tertarik untuk menulis makalah tentang bakso Arseto ini
dan saya juga salah satu dari pelanggan bakso Arseto mengunjungi lokasi di
Pondok Petir untuk langsung mancari data yang berkaitan dengan swot warung
bakso Arseto.

2. Kerangka Dasar Teori Pemasaran


a. Menurut Kotler dan Armstrong ( 2008 : 6 ) “Pemasaran adalah prosessosial
dan manajerial dimana pribadi atau organisasi memperoleh apa yang
mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran nilai
dengan yang lain”.
b. Manajemen Pemasaran.
Menurut Kotler dan Keller (2008 :5), “Manajemen pemasaran adalah
sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan menciptakan, menjaga
dan menumbuhkan pelanggan, dengan menciptakan, menyerahkan
dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul”.
b. Strategi Pemasaran Menurut Assauri (2008:168)“
Strategi pemasaran adalah Serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan
aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran perusahaan
dari waktu ke waktu, pada masing-masing tingkatan dan acuan serta
alokasinya, terutama sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadapi
lingkungan dan keadaan persaingan yang selalu berubah”.
c. Bauran Pemasaran Menurut Fandy Tjiptono (2006 : 30),“ Bauran
Pemasaran merupakan seperangkat alat yang digunakan pemasar untuk
membentuk karakteristik barang atau jasa yang ditawarkan kepada
pelanggan”.

3. Matriks EFE dan Matriks IFE


Menurut David (2010 : 229), metode matriks Eksternal Factor Evaluation
(EFE) digunakan untuk meringkas dan mengevaluasi informasi-informasi
tentang faktor demografi, faktor ekonomi, faktor alam, faktor teknologi,
faktor politik/pemerintahan/hukum, faktor sosial/budaya.
Sedangkan, matriks Internal Factor Evaluation (IFE) digunakan untuk
meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam area-area
fungsional bisnis, dan juga menjadi landasan untuk mengindentifikasi serta
mengevaluasi hubungan diantara area tersebut (David, 2010 : 158).
4. Matriks SWOT
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis
untuk merumuskan strategi perusahaan. SWOT merupakan singkatan dari
Strenght (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunity (peluang), dan
Threats (ancaman).
1) Kekuatan adalah kondisi suatu perusahaan yang mampu untuk melakukan
semua tugasnya secara baik dikarenakan sarana dan prasarananya sangat
mencakupi (umumnya di atas rata-rata industri) Rangkuti (2006:18).
2) Kelemahan adalah sebagai analisis lingkungan internal perusahaan yang
membantu manajemen untuk membantu adanya kelemahan-kelemahan
atau penyimpangan yang membuat posisi perusahaan tidak
menguntungkan sehingga mempengaruhi tingkat kemampuan bersaing
dengan para pesaing dalam industri manufaktur. Rangkuti (2006:19).
3) Peluang adalah bagian dari analisis lingkungan eksternal prusahaan yang
membantu manajemen dalam mencari dan mengetahui apa saja yang
menjadi peluang dan kesempatan bagi perusahaan dalam menjalankan
bisnisnya sehingga perusahaan tersebut dapat meraih pangsa pasar dengan
keuntungan yang lebih besar, Rangkuti (2006:19).
4) Ancaman adalah bagian dari analisis lingkungan eksternal perusahaan
yang membantu manajemen untuk mengetahui tantangan yang akan dan
telah dihadapi perusahaan yang timbul karena adanya suatu kecenderungan
atau perkembangan yang tidak menguntungkan diluar perusahaan.
Rangkuti (2006:19).

5. Metode Penelitian
a. Jenis Penelitian
Berdasarkan penelitian yang diteliti, jenis penelitian yang digunakan pada
penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Untuk itu saya sebagai penulis telah mengunjungi dan melakukan
wawancara secara langsung kepada beberapa karyawan di warung bakso
tersebut yang ada di Pondok Petir Depok.
b. Subyek Penelitian
Dalam penelitian Kualitatif ini tidak menggunakan istilah situasi sosial
yang terdiri dari tiga elemen yaitu : tempat (place), pelaku (actor), dan
aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis. Situasi sosial dapat
dinyatakan sebagai objek penelitian yang ingin kita ketahui.
c. Sumber Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis data kualitatif dari
sumber data primer dan sekunder.
1) Sumber primer adalah sumber data yang secara langsung memberikan
data kepada pengumpul data, menurut Sugiyono (2015:225). Sumber
primer ini berupa catatan hasil wawancara yang diperoleh melalui
wawancara yang penulis lakukan.
2) Sumber data sekunder merupakan sumber data yang tidak memberikan
informasi secara langsung kepada pengumpul data. Sumber data
sekunder ini dapat berupa hasil pengolahan lebih lanjut dari data
primer yang disajikan dalam bentuk lain atau dari orang lain, menurut
Sugiyono (2015:225).
3) Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah untuk
mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka
peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data
yang di tetapkan, Sugiyono (2015:224). Menurut Sugiyono (2015:225)
teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu
observasi, wawancara dan dokumentasi. Berikut adalah beberapa
dokumentasi yang berhasil penulis foto di lokasi tersebut.
6. Pembahasan
Hasil analisis SWOT
Analisis SWOT pada warung Bakso Arseto Solo di Pondok Petir Depok
PELUANG ANCAMAN
1. Target pasar sasaran pada 1. Meningkatnya persaingan
semua kalangan usia pada produk usaha lain
2. Tingginya loyalitas konsumen 2. Munculnya bisnis produk
terhadap produk bakso Arseto bakso sejenis
3. Bertambahnya populasi penduduk 3. Kenaikan harga daging yang
4. Ketersediaan bahan baku tidak stabil
yang melimpah untuk 4. Kenaikan harga BBM yang
digunakan mempengaruhi kenaikan harga
5. Pola hidup masyarakat yang bahan baku
sudah modern
KEKUATAN KELEMAHAN
1. Produk yang berkualitas 1. Minimnya sistem manajemen
2. Harga pasar yang bersaing dalam kegiatan operasional
3. Lokasi / tempat usaha strategis 2. Minimnya kegiatan promosi
4. Modal usaha sendiri yang digunakan
5. Bahan baku mudah didapatkan 3. Minimnya tenaga kerja karyawan
4. Minimnya kepemilikan
alat operasional
5. Minimnya variasi produk
Hasil analisis matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation)

Faktor Eksternal
Peluang Ancaman
1. Target pasar sasaran pada semua 1. Meningkatnya persaingan
kalangan usia pada produk
usaha lain
2. Tingginya loyalitas konsumen 2. Munculnya bisnis produk
terhadap produk bakso Arseto bakso sejenis
3. Bertambahnya populasi penduduk 3. Kenaikan harga daging yang
tidak stabil
4. Ketersediaan bahan baku yang 4. Kenaikan harga BBM yang
melimpah untuk digunakan mempengaruhi kenaikan
harga bahan baku
5. Pola hidup masyarakat yang sudah
modern

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan matriks EFE oleh warung


Bakso Arseto Solo menunjukkan bahwa hasil skor tersebut mengindikasikan
bahwa usaha warung Bakso Arseto Solo mampu merespon dengan baik faktor
eksternal tersebut dengan memanfaatkan atau merespon peluang yang ada
dalam mengatasi ancaman.

Hasil analisis matriks IFE (Internal Factor Evaluation)


Faktor Internal
Kekuatan Kelemahan
1. Produk yang berkualitas 1. Minimnya sistem manajemen
dalam kegiatan operasional
2. Harga pasar yang bersaing 2. Minimnya kegiatan promosi
yang digunakan
3. Lokasi / tempat usaha strategis 3. Minimnya tenaga kerja karyawan
4. Modal usaha sendiri 4. Minimnya kepemilikan alat
operasional
5. Bahan baku mudah didapatkan 5. Minimnya variasi produk

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan matriks IFE diatas,


menunjukkan bahwa hasil usaha warung Bakso Arseto Solo dapat
memanfaatkan atau merespon kekuatan yang dimilikinya untuk mengatasi
kelemahan yang ada.

Hasil identifikasi matriks SWOT


Dari hasil analisis identifikasi faktor EFE (eksternal Factor Evaluation) untuk
faktor peluang (opportunity) dan faktor ancaman (threat) menunjukkan bahwa
pengaruh peluang lebih besar dibandingkan pengaruh ancaman yang ada
terhadap Pondok Bakso Arseto.

Sama halnya dengan faktor EFE, dari hasil analisis identifikasi faktor IFE
(Internal Factor Evaluation) untuk faktor kekuatan (strength) dan faktor
kelemahan (weakness). Menunjukkan bahwa pengaruh kekuatan lebih besar
dibandingkan pengaruh kelemahan yang ada pada warung Bakso Arseto Solo.
Berdasarkan dari penggabungan yang membandingkan faktor EFE dan
IFE tersebut mendapatkan posisi strategi pemasaran pada warung Bakso
Arseto Solo. Posisi strategis pemasaran dianalisis dengan menggunakan
matriks posisi, sehingga akan menghasilkan titik koordinat (x,y). Nilai x
diperoleh dari selisih faktor internal (kekuatan - kelemahan) dan nilai y
diperoleh dari selisih faktor eksternal (peluang - ancaman). Posisi titik
koordinat dapat dilihat dalam gambar sebagai berikut .
X (-) Kelemahan

Kuadran 3 Strategi Turn-Around Kuadran 1 Strategi Agresif


Y (+) Peluang
Y (-) Ancaman

Kuadran 4 Strategi Defensif Kuadran 2 Strategi Disversifikasi


X (+) Kekuatan
Dari gambar diagram cartesius diatas, sangat jelas menunjukkan bahwa
usaha warung Bakso Arseto Solo berada pada kuadran 1 (strategi agresif),
artinya bahwa posisi ini memperoleh situasi usaha yang menguntungkan.
Usaha Bakso Arseto Solo memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat
memanfaatkan peluang yang ada.
Hasil Analisis Matriks SWOT warung Bakso Arseto
Faktor Kekuatan (S) Kelemahan (W)
Internal 1. Produk yang berkualitas. 1. Minimnya sistem
(S1) manajemen dalam
2. Harga pasar yang kegiatan operasional.
bersaing. (S2) (W1)
3. Lokasi tempat usaha 2. Minimnya kegiatan
strategis. (S3) promosi yang
4. Modal usaha sendiri. (S4) digunakan. (W2)
5. Bahan baku mudah 3. Minimnya tenaga kerja
didapatkan. (S5) karyawan. (W3)
4. Minimnya kepemilikan
alat operasional. (W4)
Faktor 5. Minimnya variasi
Eksternal produk. (W5)
Peluang (O) STRATEGI (SO) STRATEGI (WO)
1. Target pasar 1. Menjalankan promosi 1. Menjalankan sistem
sasaran pada produk dengan manajemen dalam
semua kalangan menggunakan paket kegiatan operasional
usia. (O1) hemat makan + minum untuk meningkatkan
2. Tingginya (S1, S2, O4). loyalitas pelanggan
loyalitas 2. Pengembangan pada (W1, O2, O4, O5).
konsumen outlet Pondok Bakso 2. Menambahkan tenaga
terhadap produk Arseto Solo (S3, O3, O5). kerja karyawan untuk
bakso Arseto 3. Difersifikasi produk yang meningkatkan kualitas
Solo. (O2) ditawarkan dengan pelayanan dengan tujuan
3. Bertambahnya menyediakan varian produk meningkatkan pelanggan
populasi bakso (contoh bakso frozen) (W3, O1, O2, O3).
penduduk. (O3) (S4, S5, O1, O2, O4). 3. Melengkapi alat
4. Ketersediaan operasional guna
bahan baku yang meningkatkan kualitas
melimpah untuk produk yang akan
digunakan. (O4) ditawarkan untuk
5. Pola hidup menarik pelanggan baru
masyarakat yang (W4, O1, O3, O5).
sudah modern.
(O5)
Ancaman (T) STRATEGI (ST) STRATEGI (WT)
1. Meningkatnya 1. Menjaga kualitas produk 1. Kegiatan promosi dan
persaingan pada untuk mempertahankan varian produk baru lebih
produk usaha konsumen (S1, S3, S5, ditingkatkan untuk
lain. (T1) T1, T2). menarik pelanggan (W2,
2. Munculnya 2. Menjaga kestabilan harga W5, T1, T2).
bisnis produk dengan bekerjasama pada 2. Sebaiknya cukup
bakso sejenis. supplier (S2, T3, T4). mengurangi margin
(T2) keuntungan jika harga
3. Kenaikan harga bahan baku sedang tidak
daging yang stabil agar tidak
tidak stabil. (T3) mengurangi kualitas
4. Kenaikan harga produk (W1, T3, T4).
BBM yang
mempengaruhi
kenaikan harga
bahan baku.
(T4)

Keempat berbagai alternatif strategi diatas tidak digunakan seluruhnya


dalam strategi pemasaran pada Pondok Bakso Arseto, melainkan disesuaikan
dengan posisi yang telah diketahui dalam matriks posisi SWOT pada diagram
cartesius diatas. Dalam penelitian yang dilakukan pada usaha Pondok Bakso
Arseto Solo, diagram menunjukkan posisi berada pada kuadran 1 sehingga
dalam pemasaran bakso Arseto Solo, strategi yang tepat digunakan dalam
posisi tersebut adalah strategi agresif. Strategi agresif adalah strategi yang
berfokus pada strategi SO (Strenghts - Opportunities) yaitu strategi dengan
memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang
sebesar-besarnya. Sehingga kemungkinan alternatif strategi yang tepat
digunakan oleh usaha Pondok Bakso Arseto Solo yaitu :
1. Menjalankan promosi produk dengan menggunakan paket hemat
makan + minum (S1, S2, O4).
2. Pengembangan pada outlet pondok Bakso Arseto Solo (S3, O3, O5).
3. Difersifikasi produk yang ditawarkan dengan menyediakan varian
produk bakso (contoh bakso frozen) (S4, S5, O1, O2, O4).
7. Penutup

Strategi pemasaran yang telah diterapkan selama berdirinya usaha bakso


yaitu dengan strategi produk yang menggungulkan kualitas produk, serta
dengan strategi tempat yang mengunggulkan tempat usaha lebih luas
dibandingkan dengan usaha bakso lain.

Hasil analisis matriks EFE menunjukkan bahwa peluang utama bakso


Arseto adalah tingginya loyalitas konsumen terhadap produk bakso Arseto ,
sedangkan ancaman utama adalah kenaikan harga daging yang tidak stabil,
mengindikasikan bahwa kondisi eksternal pondok Bakso Arseto Solo diatas
rata-rata. Hasil analisis matriks IFE menunjukkan bahwa kekuatan utama
bakso Arseto adalah produk yang berkualitas, sedangkan kelemahan utama
adalah minimnya tenaga kerja karyawan yang dimiliki warung bakso Arseto,
mengindikasikan bahwa kondisi internal dapat memanfaatkan kekuatan yang
dimilikinya untuk mengatasi kelemahan.
Dari hasil analisis matriks SWOT, dapat dilihat bahwa kemungkinan
alternatif strategi pemasaran yang tepat digunakan adalah strategi SO
(Strengths – Opportunity), yaitu SO-1 : Menjalankan promosi produk dengan
menggunakan paket hemat makan + minum, SO-2 : Pengembangan pada
outlet pondok Bakso Arseto , SO-3 : Difersifikasi produk yang ditawarkan
dengan menyediakan varian produk bakso (contoh bakso frozen)
a. Saran Praktis
Hendaknya pondok Bakso Arseto Solo melakukan berbagai inovasi baru
sebagai halnya meningkatkan promosi dengan memanfaatkan teknologi
informasi media massa dan internet untuk mempromosikannya, yang dapat
mendorong konsumen agar tertarik untuk berkunjung kembali.
b. Saran akademis
Disarankan bagi peneliti lain agar dapat melakukan penelitian lebih
mendalam tentang strategi pemasaran diberbagai objek lainnya. Selain itu,
diharapkan peneliti juga menggunakan analisis swot agar lebih
memperbanyak lagi sumber referensi yang akurat terkait dengan
permasalahan yang diangkat dalam penelitian.

Anda mungkin juga menyukai