Anda di halaman 1dari 23

ANALISIS SWOT CHATIME

Disusun Oleh :

DOYLE FARIS BINTAN SETAPUTRA (201015250041)

Dosen :

Bpk Dr. SURYA BUDIMAN, SE.MBA

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN


UNIVERSITAS PAMULANG
2021/2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................................ 2
BAB 1. PENDAHULUAN .......................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................... 4
1.3 Manfaat Penelitian .................................................................................................... 4
1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................................................... 5
1.5 Metodologi Penelitian ............................................................................................... 5
BAB 2. LANDASAN TEORI ..................................................................................................... 6
2.1 Pengertian Analisis SWOT ...................................................................................... 6
2.2 Faktor Analisis SWOT ............................................................................................. 7
2.3 Analisis Matriks SWOT ........................................................................................... 9
2.4 Pengertian Strategi ................................................................................................... 12
2.5 Strategi Keunggulan Bersaing ................................................................................. 12
BAB 3. DATA .............................................................................................................................. 14
3.1 Sejarah Perusahaan .................................................................................................. 14
3.2 Visi Perusahaan......................................................................................................... 16
3.3 Misi Perusahaan ........................................................................................................ 16
3.4 Pesaing Perusahaan .................................................................................................. 16
BAB 4. ANALISIS PERUSAHAAN.......................................................................................... 19
4.1. Analisis SWOT Chatime ......................................................................................... 19
4.2. Strategi SWOT Chatime ......................................................................................... 20
BAB 5. KESIMPULAN .............................................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 23

2
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini perkembangan bisnis di bidang makanan dan minuman sangat pesat, hal tersebut
ditandai dengan semakin banyaknya jumlah cafe dan restoran yang ada, terutama di kota-kota
besar. Kesibukan di kota-kota besar menjadi salah satu penyebab masyarakat lebih menyukai
makan di luar rumah, karena dirasa lebih efisien dan dapat digunakan sebagai sarana refreshing,
baik bersama keluarga maupun bersama kolega dan rekan kerja. Semakin banyaknya jumlah cafe
berakibat persaingan bisnis di industri cafe semakin kompetitif.
Untuk mengatasi persaingan yang semakin kompetitif, para pebisnis cafe perlu
menerapkan ide-ide baru untuk menarik minat beli konsumen, salah satu cara adalah dengan
menciptakan persepsi positif di benak konsumen.
Secara umum, kepuasan (satisfaction) adalah perasaan seseorang yang timbul karena
membandingkan antara kenyataan yang diterima dengan harapannya, setelah mengkonsumsi suatu
produk atau jasa. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Soelasih (2004, dalam Oeyono dan
Dharmayanti, 2013), yang menyatakan bahwa kepuasan merupakan tingkat perasaan konsumen
yang diperoleh setelah konsumen melakukan atau menikmati sesuatu. Menurut Umar (2005: 65,
dalam Purnamasari, 2015), kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan konsumen setelah
membandingkan antara apa yang diterima dengan harapannya. Dharmayanti (2006, dalam Bahar
dan Tamin, 2010), menyatakan bahwa kepuasan adalah salah satu diantara beberapa penyebab
terbentuknya loyalitas. Oleh karena itu konsumen yang puas diharapkan akan datang kembali dan
menjadi pelanggan setia.
Definisi loyalitas menurut Mardalis (2005, dalam Bahar dan Tamin, 2010) adalah tingkat
kesetiaan seseorang terhadap suatu obyek atau produk, dimana pelanggan bersikap positif,
mempunyai komitmen dan bermaksud menggunakan terus produk tersebut dimasa mendatang.
Konsumen yang loyal cenderung akan mempunyai komitmen yang kuat untuk selalu
mengkonsumsi produk atau merek tertentu dan tidak terpengaruh penawaran produk atau merek
pesaing. Dengan demikian kelangsungan hidup perusahaan dapat dipertahankan.

3
Salah satu cafe nya adalah Chatime, yaitu brand bubble tea asal Taiwan. Chatime untuk
pertama kalinya hadir di Indonesia pada Februari 2010 dengan membuka outlet di Living World
Alam Sutra Jakarta. Pada akhir tahun 2011 Chatime telah memiliki 9 gerai dan di bulan
September 2012 telah berkembang menjadi 28 gerai yang tersebar di 11 kota di Indonesia
(www.marketing.co.id, 2013). Saat ini Chatime di Indonesia telah mencapai 200 gerai, dan
pencapaiannya baru saja dirayakan tanggal 27 September 2017 (www.tribunnews.com, 2017).

Berdasarkan uraian tersebut diatas. Saya tertarik untuk melakukan suatu penelitian tentang
analisis SWOT dari CHATIME.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah penelitian ini
adalah :

1) Bagaimana menganalisisSWOT pada perusahaan CHATIME?

1.3 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini meliputi manfaat akademis dan manfaat praktis, yang dapat
diuraikan sebagai berikut :
1) Manfaat Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi bagi yang ingin
melakukan penelitian sejenis atau melakukan penelitian lebih lanjut.

2) Manfaat praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi para pelaku usaha, khususnya
bagi Chatime dalam menghadapi persaingan.

4
1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang diajukan, maka tujuan penelitian ini adalah:
1) Memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh Bapak DR. Surya Budiman, SE, MM
sebagai dosen mata kuliah manajemen pemasaran.

1.5 Metodologi Penelitian


Dalam penelitian ini saya akan menggunakan metode-metode sebagai berikut :

1) Studi Literatur

Metode ini dilakukan dengan membaca, mempelajari, meringkas dan menyimpulkan


informasi dari buku, jurnal dan hasil penelitian.

2) Fakta

Teknik pencariannya yaitu dengan penelusuran data dan dokumen dari media sosial yang
akurat untuk menambah informasi yang dibutuhkan.

5
BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Analisis SWOT

Menurut Kurtz (2008,45), SWOT analisis adalah suatu alat perencanaan strategik yang
penting untuk membantu perencana untuk membandingkan kekuatan dan kelemahan internal
organisasi dengan kesempatan dan ancaman dari external. Menurut Kurtz (2008,46), step dari
SWOT analisis dapat dilihat pada gambar 2.1.

Gambar 2.1. Step dari SWOT analisis menurut Kurt (2008,46)

Menurut Pearce and Robinson (2003,134), analisis SWOT perlu dilakukan karena analisa
SWOT untuk mencocokkan “fit” antara sumber daya internal dan situasi eksternal perusahaan.
Pencocokkan yang baik akan memaksimalkan kekuatan dan peluang perusahaan dan
meminimumkan kelemahan dan ancamannya. Asumsi sederhana ini mempunyai implikasi yang
kuat untuk design strategi yang sukses.

Menurut Wikipedia, analisis SWOT (singkatan bahasa Inggris dari kekuatan/strengths,


kelemahan/weaknesses, kesempatan/opportunities, dan ancaman/threats) adalah metode
perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan

6
ancaman dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Proses ini melibatkan penentuan tujuan
yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal
yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.

Menurut Robert W.Duncan (2007, 142), menganalisa lingkungan internal dan eksternal
merupakan hal penting dalam proses perencanaan strategi. Faktor-faktor lingkungan internal di
dalam perusahaan biasanya dapat digolongkan sebagai Strength (S) atau Weakness (W), dan
lingkungan eksternal perusahaan dapat diklasifikasikan sebagai Opportunities (O) atau Threat
(T). Analisis lingkungan strategi ini disebut sebagai analisis SWOT.

Menurut Thompson (2008,97), analisa SWOT adalah simpel tetapi merupakan alat bantu
yang sangat kuat untuk memperbesar kapabilitas serta mengetahui ketidakefisienan sumber daya
perusahaan, kesempatan dari pasar dan ancaman eksternal untuk masa depan agar lebih baik lagi.

Menurut Fred David (1997,134), analisa SWOT adalah adalah metode perencanaan
strategis yang berfungsi untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman suatu
perusahaan. Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis dan
mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai
tujuan tersebut.

2.2 Faktor Analisis SWOT

1. Kekuatan (Strength)
Kekuatan atau Strength adalah faktor internal dan positif dari perusahaan anda. Misalnya
menganalisis tentang kelebihan apa saja yang dimiliki perusahaan. Kekuatan dapat
terkandung dalam sumber daya keuangan, citra, kepemimpinan pasar, hubungan pembeli
dan pemasok dan faktor- faktor lain. Contoh dari kekuatan tersebut meliputi:
• Hak paten
• Nama merek yang kuat
• Reputasi yang baik dimata para pelanggan
• Keuntungan biaya operasional
• Akses eksklusif dalam sumber daya alam kelas tinggi
• Akses yang menguntungkan di jaringan distribusi

7
2. Kelemahan (Weaknesses)
Kelemahan atau Weaknesses merupakan keterbatasan / kekurangan dalam satu atau lebih
sumber daya/ kapabilitas suatu perusahaan relatif terhadap pesaingnya, yang menjadi
hambatan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan secara efektif. Dalam praktek
keterbatasan dan kelemahan -kelemahan tersebut bisa terlihat pada sarana dan prasarana
yang dimiliki atau tidak dimiliki, kemampuan manajerial yang rendah, keterampilan
pemasaran yang tidak sesuai dengan tuntutan pasar, produk yang tidak atau kurang
diminati oleh konsumen atau calon pengguna dan tingkat perolehan keuntungan yang
kurang memadai.
Kekuatan dan kelemahan internal merupakan aktivitas terkontrol suatu organisasi yang
mampu dijalankan dengan sangat baik atau buruk. Hal ini muncul dalam manajemen,
pemasaran, keuangan atau akuntansi, produksi, penelitian dan pengembangan dan
sebagainya.Sebagai contoh, berikut ini dapat dianggap sebagai kelemahan :
• Kurangnya perlindungan hak paten
• Nama merek yang lemah
• Reputasi buruk di antara para pelanggan
• Struktur biaya tinggi
• Kurangnya akses sumber daya alam yang baik
• Kurangnya akses untuk saluran distribusi utama

3. Peluang (Opportunity)
Peluang atau Opportunity adalah faktor eksternal dalam lingkungan bisnis yang cenderung
berkontribusi dalam kesuksesan perusahaan anda. Peluang ini dibentuk biasanya pada saat
awal akan mendirikan perusahaan. Karena peluang ini tujuannya adalah kesempatan untuk
menghasilkan keuntungan. Identifikasi atas segmen pasar yang sebelumnya terlewatkan,
perubahan dalam kondisi persaingan/ regulasi, perubahan teknologi, dan membaiknya
hubungan dengan pembeli/ pemasok dapat menjadi peluang bagi perusahaan. Beberapa
contoh kesempatan peluang tersebut adalah:
• kebutuhan pelanggan yang tidak dipenuhi dipasar
• kedatangan teknologi baru

8
• pelonggaran peraturan
• penghapusan hambatan perdagangan internasional

4. Ancaman (Threats)
Ancaman atau Threats adalah faktor eksternal yang tidak dapat dikendalikan dalam
perusahaan anda. Perusahaan harus tetap mempertimbangkan hal ini menempatkan
rencana darurat dalam menangani masalah yang terjadi. Beberapa contoh ancaman
tersebut adalah:
• Perubahan selera konsumen dari produk-produk perusahaan
• Munculnya produk-produk pengganti
• Peraturan baru

2.3 Analisis Matriks SWOT

Dengan matriks SWOT perusahaan dapat menggambarkan bagaimana peluang dan ancaman
perusahaan dapat diantisipasi dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks SWOT
akan mempermudah perusahaan untuk merumuskan strategi yang akan diambil.

Strengths Weaknesses

S-O strategies W-O strategies


Opportunities

S-T strategies W-T strategies


Threats

Gambar 2.2. SWOT / TOWS Matrix

Matriks SWOT mempunyai empat kelompok alternatif strategi yang masing- masing tersebut
adalah :
a. Strategi SO (strength-opportunity)
Strategi yang dilakukan dengan memanfaatkan seluruh kekuatan yang dimiliki untuk
merebut peluang yang ada sebesar-besarnya. Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran

9
perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan yang dimiliki untuk merebut
dan memanfaatkan peluang sebesar- besarnya.

b. Strategi ST (strength-threats)
Strategi yang dilakukan dengan memanfaatkan seluruh kekuatan yang dimiliki untuk
mengatasi ancaman yang ada.
c. Strategi WO (weaknesses-opportunity)
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara
meminimalkan kelemahan yang ada.
d. Strategi WT (weaknesses-threats)
Strategi yang dilakukan dengan meminimalisir kelemahan yang dimiliki dengan cara
mengatasi atau menghindari segala ancaman yang ada.

Strength (S) Weakness (W)

Daftar semua kekuatan Daftar semua

yang dimiliki. kelemahan yang

dimiliki.
Opportunities (O) Strategi SO Strategi WO
Daftar semua peluang Gunakan semua Atasi semua

yang dapat di kekuatan yang dimiliki kelemahan dengan

identifikasi. untuk memanfaatkan memanfaatkan

peluang yang ada. peluang yang ada.

Threats (T) Strategi ST Strategi WT


Daftar semua Gunakan semua Tekan semua

ancaman yang dapat kekuatan untuk kelemahan dan cegah

di identifikasi. menghindari ancaman. semua ancaman.


Sumber: Freddy Rangkuti, Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis, 83.
Gambar 2.3. Analisis Strategi SWOT

10
Dengan menggunakan matrik diagram analisis SWOT maka dapat digambarkan secara jelas
mengenai ancaman dan peluang yang disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang
dimilikinya.

Gambar 2.4. Kuadran SWOT

Kuadran 1 : Merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan memiliki peluang dan
kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus
diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang
agresif (growth oriented strategy).
Kuadran 2: Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan
dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan
untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi
(produk/pasar).
Kuadran 3: Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi dilain pihak, ia
menghadapi berbagai kendala/ kelemahan internal. Fokus strategi perusahaan ini
adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat
merebut peluang pasar yang lebih baik.
Kuadran 4: Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut
menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan Internal.

11
2.4 Pengertian Strategi
Strategi adalah cara terbaik untuk mencapai suatu sasaran atau untuk melaksanakan suatu
pekerjaan. Selain itu strategi berarti penentuan tujuan dan sasaran jangka panjang organisasi atau
perusahaan. Pada saat perusahaan ingin memenangkan persaingan pada suatu industri satu hal
yang harus diputuskan yaitu siasat yang harus diberlakukan. Kaberhasilan suatu siasat tidak lepas
dari sumber daya dan kecakapan pendayagunaannya.
Menurut Hamel Prahala strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa
meningkat) dan terus menerus, serta dilakukan dengan berdasarkan sudut pandang tentang apa
yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Porter yang dikutip oleh Husain Umar
menyatakan bahwa, strategi adalah sebagai alat yang sangat penting untuk mencapai keunggulan
bersaing.
Menurut Pearce dan Robinson strategi adalah rencana yang berskala besar dan berorientasi
kepada masa depan untuk berinteraksi dengan lingkungan guna mencapai sasaran – sasaran yang
akan dicapai perusahaan.

2.5 Strategi Keunggulan Besaing


Keunggulan bersaing adalah suatu kondisi dimana perusahaan lebih unggul dibandingkan
dengan pesaingnya. Ini merupakan kemampuan strategis perusahaan dalam persaingan bisnis.
Tujuan dari strategi ini adalah agar perusahaan mampu bersaing dalam setiap keadaan. Terutama
saat keadaan ekonomi perusahaan tidak baik, maka perusahaan diharuskan untuk memiliki
keunggulan bersaing.

Menurut Michael Porter (1985) dalam bukunya yang berjudul “Competitive Advantage”
keunggulan bersaing adalah jantung dari kinerja perusahaan dalam pasar yang pesaing.
Menjelaskan tentang bagaimana sebuah perusahaan benar-benar menempatkan strategi-strategi
generic ke dalam praktik.

12
Terdapat tiga strategi untuk mencapai keunggulan bersaing, yaitu:
a. Keunggulan Biaya (cost leadership)
Merupakan strategi yang digunakan perusahaan apabila ingin menjadi pemimpin pasar
berbasis biaya rendah dengan basis pelanggan yang luas. Dalam strategi keunggulan biaya
(cost leadership) perusahaan berusaha untuk menawarkan barang yang dijual dengan harga
yang lebih rendah dibanding barang sejenis.
b. Strategi Diferensiasi (differentiation)
Merupakan strategi mendeferensiasi produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan,
yaitu menciptakan sesuatu yang baru yang dirasakan oleh keseluruhan industri sebagai hal
yang unik. Deferensiasi dapat dilakukan dalam banyak bentuk seperti deferensiasi dalam
brand image, teknologi, inovasi, jasa pelayanan pelanggan.
c. Strategi Fokus (focus)
Fokus berbeda dengan strategi lain karena menekan pilihan akan cakupan bersaing yang
sempit dalam suatu industri. Dengan mengoptimalkan strategi untuk segmen pasar,
penganut strategi fokus berusaha untuk mencapai keunggulan bersaing di dalam segmen
sasaran walaupun tidak memiliki keunggulan bersaing secara keseluruhan. Apabila
perusahaan dapat mencapai keunggulan biaya yang dapat dipertahankan (fokus biaya) atau
diferensiasi (fokus diferensiasi) dalam segmennya dan segmen tersebut menarik sacara
struktural, maka penganut strategi fokus akan menjadi perusahaan yang berkinerja tinggi
di dalam industrinya.

13
BAB 3
DATA

3.1 Sejarah Perusahaan


Chatime didirikan di Taiwan pada Tahun 2003, perusahaan tea yang bertujuan untuk
menjadi yang paling dicintai dan dihormati di dunia. Untuk mencapai tujuan perusahaan Chatime
berkomitmen untuk melayani konsumen, pelanggan, dengan tea berkualitas tinggi secara
konsisten dan layanan pelanggan yang luar biasa di toko moderen. Perusahaan ini menggunakan
mesin tea dan kopi yang berkualitas tinggi (dengan teknologi canggih) untuk membuat secara
konsisten tea segar (Chatime, 2016).

Chatime merupakan franchise internasional dengan lebih 1000 outlet di seluruh dunia
termasuk Amaerika Serikat, Australia, Hongkong, Cina, Filipina, Macau, Korea dan sekarang di
Indonesia. Setiap harinya Chatime melayani 400.000 pelangga (Chatime, 2016).
Chatime menjual minuman yang umumnya berbahan dasar teh. Teh tersebut dikombinasikan
dengan beragam topping seperti mutiara yang terbuat dari tapioka, pudding, jeli, dan lain-lain.
Di Indonesia, Chatime dioperasikan oleh grup Kawan Lama Sejahtera dengan nama PT Food
Beverage Indonesia sekaligus menjadi sister company dari gerai Ace Hardware dan Toys
Kingdom. Chatime memiliki sedikitnya 1002 cabang di 26 Negara. Pada tahun 2006, Chatime
membuka gerai pertama di luar Taiwan, tepatnya di California, Amerika Serikat
(www.Marketing.co.id, 2013).

Chatime menjaga cita rasa aslinya dan menkombinasikan 30 persen produk baru
dikeluarkan per tahunnya. Tidak hanya menjaga kelezatannya tapi juga kreativitasnya yang
selalu menjadikan pelanggan dijamin selalu segar. Chatime telah menjadi salah satu perusahaan
bubble tea Internasional terbesar pada saat ini dan juga sebagai perusahaan yang terdaftar
dipasaran Taiwan. Sampai september 2010, Chatime memiliki lebih dari 480 toko seluruh dunia
di Taiwan, Malaysia, Cina, Los Angeles, Vietnam, Philipina ,Hongkong, Indonesia, Australia,
Korea, dan Jepang.

Chatime pertama kalinya masuk ke Indonesia pada Februari 2011 dengan mengambil
lokasi di Alam Sutera. Konsep dari Chatime adalah “Good tea good time” dimana minuman ini
sesuai dengan cita rasa yang digemari mulai dari anak- anak, remaja, hingga dewasa. Chatime

14
telah berkembang dengan cepat menjadi 100 outlet pada bulan November 2014 di kota- kota
besar di Indonesia termasuk Jabodetabek, Cikarang, Bandung, Semarang, Solo, Surabaya, Bali,
Medan, Pontianak, Jambi, Palembang, Makasar, dan Manado. (Kawan Lama, 2014)

Pada akhir tahun 2011, Chatime telah memiliki sembilan gerai. Jumlah tersebut naik tiga
kali lipat sampai September 2012, yakni 28 gerai yang tersebar di 11 kota. Tidak hanya tersedia
di gerai bentuk fisik, bubble tea Chatime pun tersedia di armada AirAsia untuk rute penerbangan
Jakarta-Bali sejak awal September 2012. Soal strategi promosi, Teresa mengaku tidak jor-joran,
namun tetap memanfaatkan partner company,yakni konsumen dari Ace Hardware
(www.marketing.co.id, 2013).

Kawan Lama Group merupakan pemain baru dalam bisnis bubble tea. cukup banyak brand
dan jenis yang nyaris sama menggeluti usaha ini. Bahkan, tidak jarang bubble tea dijajakan
bersamaan dengan aneka minuman lainnya di dalam satu gerai. Namun, yang ditawarkan
Chatime kepada konsumen adalah hal revolusioner ketimbang jenis bubble tea yang telah lebih
dulu hadir. Sedikitnya 115 gerai Chatime di Indonesia telah beroperasi. (www.wikipedia.com,
2015).

Gambar 3.1 Logo Chatime

15
Gambar 3.2 Daftar Menu Chatime
3.2 Visi Perusahaan

Menjadi frenchise yang paling diminati dengan servis yang cepat dan hand- made desserts.

3.3 Misi Perusahaan

Membangun kerajaan minuman dan membawa kebahagia untuk semua orang.

3.4 Pesaing Perusahaan


Di era modern ini, persaingan usaha bisnis makanan dan minuman sangatlah besar. Jumlah
penduduk yang semakin besar dan terus bertambah juga meningkatkan daya beli masyarakat.
Meningkatnya kesejahteraan dan perubahan gaya hidup masyarakat memberikan dampak yang
signifikan bagi industri makanan dan minuman dimana masyarakat mulai mencari produk yang
mengutamakan kesehatan dan juga sesuai dengan gaya hidup masa kini.
Demikian pula dengan produk minuman. Minuman soft drink yang dahulu disukai oleh
masyarakat, kini sudah mulai digantikan dengan minuman sehat, seperti teh. Seperti yang sudah
diketahui sebelumnya, teh memiliki berbagai macam manfaat, yaitu mampu menurunkan berat
badan dan meningkatkan kemampuan bekerja. Pertimbangan masyarakat untuk tidak

16
mengkonsumsi soft drink, dikarenakan dampak buruk bagi tubuh dan juga minuman teh juga
sudah banyak berinovasi melalui varian rasa http://www.marketing.co.id/2013 . Berikut ini
adalah perusahaan-perusahaan yang saat ini bergerak dibidang minuman Bubble tea di
Indonesia.

No Nama Perusahaan
1 Chatime 7 Coco Tea 13 Addicta
2 ComeBuy 8 Lup-lup 14 Tealicious
3 Gong Cha 9 Calais 15 TeaCups
4 Shiny Tea 10 Hop-hop 16 Fat Bubble
5 GeorgPeck 11 Ding Tea 17 Agan Tea
6 Share Tea 12 Tea Master 18 Preso Tea
Sumber: http://www.5cindonesia.com/ 2014
Gambar 3.3 Pesaing Chatime

Dalam kurun waktu 2014-2015 brand Chatime masih belum bisa berada pada posisi
pertama dan masih diungguli oleh Hop-hop. Namun ditahun 2016 terjadi perubahan yang
baik yaitu Chatime berada di posisi pertama. Adapun table Top Brand dari tahun 2014-
2016 adalah sebagai berikut:
2014 2015 2016 Ranking
Merek TBI TOP Merek TBI TOP Merek TBI TOP
Hop- 37,7% TOP Hop- 39,0% TOP Hop- 23,1% TOP 2
hop hop Hop
Chatime 15,3% TOP Chatime 19,6% TOP Chatime 37,2% TOP 1
Calais 6,8% Lup-lup 3,9% Lup-lup 6,2% 3

Indikator yang menjadikan sebuah brand menjadi Top Brand merek atau brand tersebut
harus dipilih sendiri oleh konsumen dengan melihat tiga parameter:Yaitu top of mind share, top
of market share, top of commitment share. Merek yang terpilih adalah merek yang memilki
Top Brand Index sebesar 10% dan menurut hasil survei berada pada posisi top
three.(http://www.topbrand- award.com/,2016 )

17
Dengan demikian salah satu cara untuk memenangkan persaingan adalah dengan
menciptakan inovasi, inovasi harus diciptakan perusahaan karena inovasi adalah salah satu
sumber pertumbuhan perusahaan. Menurut Fontana (2011:35) inovasi sebagai keberhasilan
ekonomi berkat adanya pengenalan cara baru atau kombinasi baru dari cara–cara lama dalam
mentransformasi input menjadi output (teknologi) yang menghasilkan perubahan besar atau
drastis dalam perbandingan antara nilai guna yang dipersepsikan oleh konsumen atas manfaat
suatu produk ( barang dan jasa) dan harga yang ditetapkan oleh produsen.

Chatime merupakan salah satu perusahaan waralaba asal Taiwan yang merambah ke
Indonsia. Beberapa bulan terkahir ini, Chatime semakin ramai dikunjungi konsumen dikarenakan
Chatime bekerja sama dengan Telkomsel dalam pemebelian produk minuman Chatime
menggunakan produk pembayaran Telkomsel yang dikenal dengan nama TCASH. Dengan
keuntungan yaitu mendapatkan harga khusus yaitu hanya Rp 18.000,- saja dengan syarat dan
ketentuan:

 Harga spesial Rp 18.000 untuk pembelian Chatime size reguler Roasted Milk Tea, Chatime
Milk Tea, Jasmine Green Tea, Oolong Tea, Black Tea, Passion Fruit Juice dengan pilihan
Topping pearl, pudding, grass jelly.
 Setiap pelanggan hanya berhak membeli 1 produk promo perhari. Berlaku setiap hari.
 Periode promo 13 Maret - 30 Juni 2017 dan berlaku di seluruh outlet Chatime. (kecuali
Foodhall Plaza Senayan, Bandara Sepinggan, bandara Djuanda)
http://www.gogirl!magz.com/2017

18
BAB 4
ANALISIS PERUSAHAAN

Chatime adalah sebuah Waralaba skala Multinasional dengan produk Minuman Teh Susu
Mutiara (Bubble Tea) yang didirikan oleh Henry Wang Yao-Hui pada tahun 2005 di Hsinchu,
Taiwan. Saat ini chatime telah memiliki sedikitnya 1002 cabang di 29 Negara, termasuk Indonesia.
Chatime menjual minuman yang umumnya berbahan dasar teh. Teh tersebut dikombinasikan
dengan beragam topping seperti mutiara yang terbuat dari tapioka, puding, jeli, dan lain-lain. Di
beberapa negara lain, gerai-gerai chatime juga menyediakan makanan ringan seperti Popcorn
Ayam, Kentang Goreng, dll.

Di Indonesia. harga yang ditawarkan oleh produk Chatime pun tergolong terjangkau untuk
penggemarnya, berkisar dari 15-30ribu rupiah pergelas untuk produk minumannya, dan 3-5Ribu
rupiah untuk tambahan topping minumannya.

Chatime memiliki standar pelanggan yang rata-rata adalah golongan millenial (Anak
muda) yang menyukai minuman-minuman ringan. Salah satu faktor mengapa Chatime banyak
digemari adalah teknik Promosi dan Pengiklanan, Chatime menyediakan sistem membership dan
Promo setiap bulannya untuk para member langganan produknya.

4.1 Analisis SWOT Chatime


Strength (Kekuatan):
1. Memiliki Branding yang sudah Kuat karena pengembangan cabang di Seluruh Dunia.
2. Produk yang unik, dan cocok untuk Kawula muda.
3. Penyajian yang cepat
4. Teknologi yang mumpuni, dan design Gerai yang Minimalis

Weakness (Kelemahan):
1. Banyak gerai yang tidak memiliki Wi-fi
2. Antrian yang kadang tak terkendali karena promosi yang terlalu sering.
3. Produk yang masih jarang berinovasi dengan resep-resep baru
4. Franchise cost (Harga Sewa Waralaba) yang masih sangat mahal.

19
Opportunity (Peluang):
1. Anak muda yang cenderung mencari produk happening (sedang naik daun)
2. Mall-mall menjadi tujuan masyarakat untuk belanja dengan harga murah ataupun mahal
3. Rasa produk yang familiar dan dapat diterima semua kalangan masyarakat
4. Produk yang halal, lebih mudah dikembangkan di negara dengan mayoritas agama Islam

Treats (Ancaman):
1. Kompetitor dengan produk yang sama semakin menjamur di negara berkembang
2. Isu isu malnutrisi yang sering menyerang produk cepat saji
3. Inovasi produk yang kurang cepat, membuat kompetitor mencari celah dalam berinovasi
untuk produknya

4.2 Strategi SWOT Chatime

1. Strategi Kekuatan dan Peluang (Strengths-Opportunities), yaitu menjaga loyalitas


konsumen dengan mengoptimalkan mutu produk dan pelayanan. Dengan
meningkatkan loyalitas konsumen terhadap suatu usaha /perusahaan sangat penting,
dalam hal ini adalah Chatime harus memberikan yang terbaik untuk konsumen, baik
dari segi kualitas produk maupun pelayanannya.

2. Strategi Kelemahan dan Peluang (Weaknesses-Opportunities), yaitu melakukan


promosi melalui penyebaran brosur, tv dan internet. Kerja sama dengan ojek online
merupakan peluang yang dapat dilakukan untuk melakukan peningkatan promosi
produk bubble tea Chatime ini. Adapaun yag dapat dilakukan dengan adanya
penambahan Wi-Fi karena pada saat ini kebutuhan internet sangat tinggi. Oleh karena
itu bisa menjadi tempat bekerja selain untuk menikmati bubble tea Chatime.

20
3. Strategi Kekuatan dan Ancaman (Strengths-Threats), yaitu menjaga brand image
dengan edukasi. Dengan banyak pesaing dan isu yang beredar terkait malnutrisi
dengan bubble tea Chatime, agar pembeli dapat memastikan apakah isu isu tersebut
salah. Dengan cukup terkenalnya brand Chatime ini, dapat mempercepat penyebaran
informasi yang dilakukan oleh perusahaan ini. Jadi meningkatkan inovasi yang lebih
cepat bisa membuat konsumen tidak mudah merasa bosan.

4. Strategi Kelemahan dan Ancaman (Weaknesses-Threats), yaitu Penurunan harga


Franchise. Dikarenakan tingginya harga Franchise dimana pebisnis sulit dan menjadi
beban. Jadi pebisnis lebih ke merk yang lain. Tapi dengan adanya penghematan atau
penurunan harga Franchise, Chatime bisa semakin memperluas cabang cabang untuk
dapat dikenal masyarakat luas.

21
BAB 5

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis SWOT pada masing-masing usaha, didapatkan urutan alternatif strategi
untuk perusahaan Bubble tea Chatime :

1. Perusahaan Chatime dapat melakukan Penjagaan loyalitas konsumen dan penjagaan Mutu
produk. Dimana langkah tersebut agar konsumen tidak berpindah ke bubble tea produk
lainnya. Caranya dapat dilakukan dengan mengoptimalkan promosi kerja sama dengan
mitra ojek online. Salah satu tujuan tersebut sangat efektif karena konsumen melakukan
pemesanan hanya via aplikasi handphone. Selanjutnya dapat dilakukan penambahan
fasilitas pada outlet mitra Chatime, seperti Wi-Fi. Langkah ini dilakukan karna pasar
chatime juga seorang pekerja, dan pekerja tersebut dapat bekerja menggunakan internet di
mitra outlet Chatime.
2. Perusahaan Chatime agar dapat melakukan pendekatan sosial dengan para konsumen via
media sosial. Agar dapat teredukasi dengan adanya isu isu negative mengenai produk
Chatime. Sehingga konsumen dapat lebih percaya dan bertahan dengan produk Chatime
ini.
3. Perusahaan Chatime dapat menurunkan Franchise Cost, agar pebisnis dapat melakukan
franchise supaya makin memperbanyak cabang dan lebih dikenal oleh masyarakan luas.

22
DAFTAR PUSTAKA

www.chatime.co.id

“Apa itu Analisis SWOT dan Bagaimana Penerapannya Bagi Bisnis Anda?” Oleh
Sugi Priharto (2020)

“Analisis SWOT (Pengertian, Tujuan, Aspek, Kuadran dan Matriks)” Oleh


Muchlisin Riadi (2020)

“Analisis SWOT pada Chatime” Oleh

Juan Felix (2019)

“Gambaran Umum Perusahaan Profil Perusahaan Chatime Chatime didirikan di Taiwan”


Oleh
Docplayer.info (2018)

“Kualitas pelayanan Chatime” oleh


Andika Arya (2018)

23

Anda mungkin juga menyukai