Anda di halaman 1dari 26

ISSN: 2302-8556

E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana


Vol.27.1.April (2019): 568-593
DOI: https://doi.org/10.24843/EJA.2019.v27.i01.p21

Pengaruh Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance Terhadap Kinerja


Pada Rumah Sakit Di Kota Denpasar

Ida Ayu Arina Mahadewi1


I G. A. M. Asri Dwija Putri2
1,2
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia
e-mail: arinamahadewi@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh prinsip-prinsip Good Corporate
Governance yaitu: transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, serta
kewajaran terhadap Kinerja pada Rumah Sakit di Kota Denpasar. Jumlah sampel atau
populasi yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 20 rumah sakit dengan penentuan
sampel menggunakan metode purposive sampling, jumlah responden keseluruhan sebanyak
120 responden. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda.
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa transparansi, akuntabilitas,
responsibilitas, independensi, serta kewajaran berpengaruh positif terhadap Kinerja pada
Rumah Sakit di Kota Denpasar. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan
informasi bagi pihak-pihak yang terkait dalam mengukur kinerja pada Rumah Sakit di Kota
Denpasar dengan menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dalam
mengambil keputusan dan menentukan kebijakan di masa yang akan datang sehingga
nantinya dapat meningkatkan kinerja organisasi.
Kata kunci: Transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, kewajaran, kinerja

ABSTRACT
This study aims to determine the effect of the principles of Good Corporate Governance,
namely: transparency, accountability, responsibility, independence, and fairness to the
performance of hospitals in the city of Denpasar. The number of samples or population
used in this study were 20 hospitals with the determination of samples using purposive
sampling method, the total number of respondents was 120 respondents. The data analysis
technique used is multiple linear regression analysis. Based on the results of this study
indicate that transparency, accountability, responsibility, independence, and fairness
positively influence the performance of hospitals in the city of Denpasar. The results of this
study are expected to be able to provide information for parties involved in measuring
performance in hospitals in the city of Denpasar by applying the principles of Good
Corporate Governance in making decisions and determining policies in the future so that
later can improve organizational performance.
Keywords: Transparency, accountability, responsibility, independence, fairness,
performance

PENDAHULUAN

Rumah sakit yang merupakan salah satu dari sarana kesehatan, merupakan

rujukan pelayanan kesehatan dengan fungsi utama menyelenggarakan upaya

kesehatan yang bersifat penyembuhan dan pemulihan bagi pasien (Depkes RI,

568
Ida Ayu Arina Mahadewi dan I G A. M. Asri Dwija Putri. Pengaruh ...

2004). Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No.1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah

Sakit, dinyatakan bahwa: “Rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan,

tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat, atau dapat menjadi tempat

penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan dan

gangguan kesehatan”.

Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009 dan Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia No. 340/MENKES/PER/III/2010 tentang rumah

sakit, yang dimaksud rumah sakit adalah “Institusi yang memberikan pelayanan

kesehatan yang bermutu dan terjangkau kepada masyarakat dalam

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat”.

Berdasarkan UU tersebut, rumah sakit mempunyai fungsi sebagai berikut:

Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan

standar pelayanan rumah sakit. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan

perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna. Penyelenggaraan

pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan

kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan. Penyelenggaraan penelitian

dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka

peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan

bidang kesehatan.

Di Indonesia, rumah sakit merupakan rujukan pelayanan kesehatan untuk

pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas), terutama upaya penyembuhan dan

569
ISSN: 2302-8556
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana
Vol.27.1.April (2019): 568-593

pemulihan, sebab rumah sakit mempunyai fungsi utama menyelenggarakan upaya

kesehatan yang bersifat penyembuhan dan pemulihan bagi penderita, yang berarti

bahwa pelayanan rumah sakit untuk penderita rawat jalan dan rawat inap hanya

bersifat spesialistik atau subspesialistik, sedang pelayanan yang bersifat non

spesialistik atau pelayanan dasar harus dilakukan di Puskesmas.

Hal tersebut diperjelas dalam keputusan menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor : 983/Menkes/SK/XI/1992, tentang pedoman organisasi Rumah

Sakit Umum yang menyebutkan bahwa tugas rumah sakit mengutamakan upaya

penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan

upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan (Depkes

RI, 2004).

Dengan latar belakang perkembangan tersebut, maka pada bulan

November 2004, Pemerintah dengan Keputusan Menko Bidang Perekonomian

Nomor: KEP/49/M.EKON-/11/2004 telah menyetujui pembentukan Komite

Nasional Kebijakan Governance (KNKG) yang terdiri dari Sub-Komite Publik

dan Sub-Komite Korporasi. Dengan telah dibentuknya KNKG, maka Keputusan

Menko Ekuin Nomor: KEP.31/M.EKUIN/06/2000 yang juga mencabut keputusan

No.KEP.10/M.EKUIN/08/1999 tentang pembentukan KNKCG dinyatakan tidak

berlaku lagi.

Isu mengenai GCG di Indonesia mulai mengemuka saat Indonesia

menderita krisis berkepanjangan sejak tahun 1998. Maka sejak saat itu,

pemerintah dan investor mulai memberikan perhatian pada penerapan GCG pada

perusahaan-perusahaan di Indonesia (Wikrami & Asika, 2016). Di Indonesia

570
Ida Ayu Arina Mahadewi dan I G A. M. Asri Dwija Putri. Pengaruh ...

seluruh perusahaan harus menerapkan prinsip-prinsip good corporate governance

(Setyawan & Putri, 2013).

Pelaksanaan Good Corporate Governance sangat dibutuhkan untuk

menjaga kelangsungan hidup sebuah perusahaan. Menurut KNKG dalam

Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia (2006), pelaksanaan ini

didasarkan atas lima prinsip: transparency (transparansi), accountability

(akuntabilitas), responsibility (responsibilitas), independency (independensi), serta

fairness (kewajaran). Namun, tidak semua perusahaan menjalankan prinsip-

prinsip Good Corporate Governance dengan baik.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas telah mendorong penulis untuk

melakukan penelitian. Penelitian ini mengenai penerapan prinsip Good Corporate

Governance dilakukan dengan tujuan, untuk meneliti keterkaitan prinsip

Corporate Governance yang terdiri dari trasnparansi, akuntabilitas,

responsibilitas, independensi, dan kewajaran yang diterapkan pada Rumah Sakit

di Kota Denpasar dengan kinerja yang bersangkutan.

Teori keagenan (agency theory) merupakan landasan hal dasar yang

digunakan untuk memahami dan menjelaskan konsep Corporate Governance.

Teori agen ini dikembangkan oleh Michael Johnson, yang memandang bahwa

manajemen perusahaan (agents) akan bertindak dengan penuh kesadaran bagi

kepentingannya sendiri, bukan sebagai pihak yang bijaksana serta adil terhadap

pemegang saham. Semakin besar perusahaan maka akan terjadi pemisahaan antara

pemilik dan pengendali perusahaan (I. G. A. M. A. D. Putri, Ulupui, & Wirawati,

2017).

571
ISSN: 2302-8556
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana
Vol.27.1.April (2019): 568-593

Teori agen dipandang lebih luas karena teori ini dianggap lebih

mencerminkan kenyataan yang ada. Berbagai pemikiran mengenai corporate

governance berkembang dengan bertumpu pada teori agen dimana pengelolaan

dilakukan dengan penuh kepatuhan kepada berbagai peraturan dan ketentuan yang

berlaku (Wirawan & Putri, 2018). Dengan kata lain. corporate governance

diharapkan dapat berfungsi untuk menekan atau menurunkan konflik keagenan. (I.

A. D. Putri, 2012).

Menurut Anthony & Govindrajan (2005:269) mengatakan bahwa salah

satu elemen kunci dari teori agensi adalah hubungan atau kontrak antara principal

dan agent memiliki prefensi atau tujuan yang beda. Teori agensi memiliki asumsi

bahwa tiap-tiap individu semata-mata termotivasi oleh kepentingan dirinya sendiri

sehingga menimbulkan konflik kepentingan antara principal dan agent.

Jensen & Meckling (1976) menjelaskan jika keduanya hubungan

kelompok keagenan merupakan suatu kontrak dimana satu atau lebih orang

(prinsipal) memerintah orang lain (agent) untuk melakukan suatu jasa atas nama

prinsipal serta memberi wewenang kepada agen membuat keputusan yang terbaik

bagi prinsipal.

Hubungan asimetri antara pemilik dan pengelola yang diakibatkan oleh

teori agensi, dapat dihindari dan diminimalisir dengan membuat suatu kerangka

atau konsep Good Corporate Governance yang akan menjadikan perusahaan

menjadi lebih sehat sebagai tujuan utama (Wirawan & Putri, 2018). Teori

keagenan akan muncul ketika terjadi sebuah kontrak antara manajer (agent)

dengan pemilik (principal).

572
Ida Ayu Arina Mahadewi dan I G A. M. Asri Dwija Putri. Pengaruh ...

Dimana seorang manajer akan lebih mengetahui keadaan perusahaannya

dibandingkan dengan pemilik. Manajer berkewajiban memberikan informasi

kepada pemilik akan tetapi informasi yang disampaikan tidak sesuai dengan

keadaan sebenarnya dari perusahaan. Teori keagenan menjelaskan kedua pihak

ingin memperbanyak utilitasnya maka dari itu muncul konflik keagenan. Untuk

mengatasi masalah tersebut perlu memberikan perhatian pada lemahnya

penerapan tata kelola perusahaan yang disebut dengan istilah good corporate

governance (GCG) (Peni et al., 2012)

Teori Penatalayanan (Stewardship Theory) adalah teori yang

menggambarkan situasi kondisi dimana para manajer tidaklah termotivasi oleh

tujuan individu tetapi lebih ditunjukan pada sasaran hasil utama mereka untuk

kepentingan organisasi, sehingga teori ini memiliki dasar psikologi dan sosiologi

yang telah dirancang dimana para eksekutif sebagai steward tidak akan

meninggalkan organisasinya sebab steward berusaha mencapai sasaran

organisasinya. Teori ini di desain bagi para peneliti untuk menguji situasi dimana

para eksekutif dalam perusahaan sebagai pelayan dapat termotivasi untuk

bertindak dengan cara terbaik pada prinsipalnya (Donaldson & Davis, 1991).

Menurut Anton (2010) steward melindungi dan memaksimumkan

shareholder melalui kinerja perusahaan, oleh karena itu fungsi utilitas steward

dimaksimalkan. Steward yang dengan sukses dapat meningkatkan kinerja

perusahaan akan mampu memuaskan sebagian besar organisasi yang lain, sebab

sebagian besar shareholder memiliki kepentingan yang telah dilayani dengan baik

lewat peningkatan kemakmuran yang diraih organisasi. Teori stewardship dalam

573
ISSN: 2302-8556
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana
Vol.27.1.April (2019): 568-593

penelitian ini dipertimbangkan dapat menjelaskan bahwa prinsip-prinsip good

corporate governance yang terdapat dalam perusahaan akan memaksimalkan

kinerjanya agar tujuan perusahaan dapat tercapai.

Good corporate governance merupakan suatu sistem, dimana yang

mengoperasikannya adalah manusia, adapun kesuksesan penerapannya sangat

bergantung pada integritas dan komitmen. Good corporate governance

merupakan prinsip yang universal, sehingga dapat ditemukan pada kultur budaya

dimanapun. Hal yang membedakan praktek Good Corporate Governance di suatu

negara adalah Good Corporate Governance sebagai sistem, karena harus selalu

menyesuaikan dengan sistem hukum, keadaan dan perkembangan kemajuan, serta

kultur bangsa itu sendiri ( Putri & Ulupui, 2017)

Penerapan GCG yang baik pada suatu perusahaan akan memberikan sinyal

positif kepada stakeholder, karena stakeholder merasa kepentingannya akan lebih

terlindungi (Permatasari & Gayatri, 2016). Secara umum GCG adalah hubungan

antara semua pihak yang berkepentingan dalam bisnis yang telah diatur dan

terorganisir (Mahaendrayasa & Putri, 2017). Sehubungan dengan pentingnya

pelaksanaan GCG, Pemerintah juga semakin menyadari perlunya penerapan good

governance di sektor publik, mengingat pelaksanaan GCG oleh dunia usaha tidak

mungkin dapat diwujudkan tanpa adanya good public governance dan partisipasi

masyarakat.

Transparansi (Transparency) merupakan penyampaian informasi dan

keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan. Prinsip transparansi pada

perusahaan ini dilihat dari aspek penyampaian visi, misi, kebijakan perusahaan,

574
Ida Ayu Arina Mahadewi dan I G A. M. Asri Dwija Putri. Pengaruh ...

serta informasi yang dibagikan karyawan dan pemerintah. Visi dan misi

perusahaan sudah diketahui seluruh karyawan dan dilaksanakan dengan baik.

Kemudian mengenai informasi laporan keuangan dalam perusahaan hanya boleh

diketahui oleh pihak-pihak tertentu seperti komisaris, direktur, dan bagian

keuangan. Kebijakan pada perusahaan sudah disampaikan secara lisan dan tertulis

sehingga tidak ada karyawan yang tidak mengetahui kebijakan perusahaan dan

setiap satu bulan sekali perusahaan mengadakan rapat besar yang dimana untuk

menyampaikan kebijakan-kebijakan tersebut. Perusahaan juga melakukan evaluasi

setiap hari terhadap kebijakan yang sudah dibuat. Mengenai website pada

perusahaan, narasumber mengatakan bahwa perusahaan memiliki website yang

dimana berisi tentang informasi mengenai fasilitas-fasilitas yang diberikan rumah

sakit serta informasi tentang dokter-dokter yang melayani disana sebagai bentuk

transparansi terhadap pasien. Kemudian terkait dengan transparansi ke pemerintah

Rumah Sakit sebulan sekali melaporkan pajak dan membayar Surat

Pemberitahuan Tahuan setiap setahun sekali. Perusahaan juga sudah transparan

terhadap karyawan terutama pada masalah gaji, dimana perusahaan memberikan

slip gaji pada karyawan, kemudian memberikan tambahan poin jasa pelayanan

pada karyawan.

H1 : Transparansi berpengaruh positif terhadap Kinerja pada Rumah Sakit di


Kota Denpasar

Akuntabilitas (Accountability) yaitu mengenai rincian tugas dan tanggung

jawab masing-masing organ serta kinerja dalam perusahaan. Pada prinsip

accountability, pelaksanaan tugas dan tanggung jawab masing-masing organ

dalam perusahaan diakui narasumber sudah berjalan dengan baik karena sudah

575
ISSN: 2302-8556
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana
Vol.27.1.April (2019): 568-593

berjalan sebagaimana mestinya seperti yang sudah dirancangkan. Penyampaian

dan penjelasan mengenai tanggungjawab masing-masing di sampaikan secara

tertulis atau lisan. Mengenai alur pertanggungjawaban pun sudah sangat jelas.

Setiap staff atau unit wajib melaporkan setiap kegiatannya kepada kepala unit

masing-masing. Kemudian dalam kegiatan operasionalnya rumah sakit memiliki

shift-shift kerja yang terbagi menjadi tiga shift yaitu shift pagi, shift siang, dan

shift malam. Mengenai evaluasi kinerja pada karyawan, perusahaan biasanya

melakukannya tiga bulan, setahun sekali hingga dua tahun sekali. Rumah Sakit

telah menerapkan sistem reward dan puni-shment. Perusahaan menerapkan sistem

punishment dengan memberikan SP (surat peringatan) yang dimana ada

tingkatannya yaitu SP 1, SP 2, dan SP 3. SP 1 yaitu pengurangan poin jasa

pelayanan sebesar 20 poin, SP 2 pemotongan poin jasa pelayanan lebih besar

yaitu 30 poin, kemudian SP 3 adalah surat pemecatan. Sementara sistem reward

perusahaan memberikan tambahan poin jasa pelayanan.

H2 : Akuntanbilitas berpengaruh positif terhadap Kinerja pada Rumah Sakit di


Kota Denpasar

Responsibilitas (Responsibility) merupakan bentuk kepatuhan perusahaan

terhadap hukum dan perundang-undangan serta tanggung jawab sosial perusahaan

terhadap kepedulian masyarakat dan lingkungan disekitar. Seluruh karyawan

Rumah Sakit sudah menaati peraturan rumah sakit yang sudah ada, namun

menurut ketiga narasumber terkadang masih ada juga yang melanggarnya.

Kemudian terkait dengan upah minimum, dua dari tiga narasumber mengatakan

ada posisi tertentu yang sesuai Upah Minimum Kabupaten. Sementara satu

narasumber mengatakan sudah sesuai dengan Upah Minimum Kabupaten. Rumah

576
Ida Ayu Arina Mahadewi dan I G A. M. Asri Dwija Putri. Pengaruh ...

Sakit juga sudah memberikan asuransi keseluruh karyawannya yaitu BPJS

kesehatan dan BPJS ketenagakerjaan. Kemudian perusahaan juga sudah patuh

terhadap undang-undang konsumen sesuai dangan aturan kementerian kesehatan.

Perusahaan juga sudah melakukan limbah, tetapi satu dari tiga narasumber

mengatakan begitu sulit untuk mencapai kriteria yang ditentukan pemerintah,

maka dari itu perusahaan bekerja sama dengan instituisi legal untuk melakukan

pengelolahan limbah. Terkait corporate social responsibility terhadap masyarakat,

Rumah Sakit setiap tahunnya mengadakan bakti sosial, seperti memberikan

pelayanan secara gratis kepada masyarakat yang tidak mampu. Sedangkan untuk

karyawan, perusahaan mengadakan outbound bersama pada saat ulang tahun

perusahaan, hal tersebut menurut narasumber menjadi kegiatan rutin tiap tahun.

Menyangkut pemberian cuti kepada karyawan, perusahaan memberikan cuti

sebanyak dua belas kali dalam setahun, itu berlaku bagi karyawan yang sudah

bekerja minimal setahun.

H3 : Responsibilitas berpengaruh positif terhadap Kinerja pada Rumah Sakit di


Kota Denpasar

Independensi (Independency) yaitu Perusahaan harus dikelola secara

independen sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling mendominasi

dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain. Rumah Sakit sejauh ini mengelola

perusahaan secara profesional, hal ini diakui narasumber bila terjadi konflik dalam

perusahaan maka seluruh pihak ikut mencari solusinya dan hal tersebut tidak

menjadi halangan bagi para petinggi untuk membuat suatu keputusan. Kemudian

masih ada karyawan yang bekerja yang tidak sesuai dengan jobdesknya hal

tersebut diakui oleh narasumber. Rumah Sakit tidak menyertakan keterlibatan

577
ISSN: 2302-8556
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana
Vol.27.1.April (2019): 568-593

keluarga dari pemilik perusahaan untuk membuat suatu keputusan. Rumah Sakit

memiliki konsultan pajak untuk mengurusi perpajakan perusahaan. Menurut dua

dari tiga narasumber, perusahaan menggunakan jasa konsultan pajak tersebut

karena tidak adanya yang sumber daya manusia yang mengerjakan bagian

perpajakan perusahaan. Kemudian untuk setiap tahunnya perusahaan melakukan

RUPS.

H4 : Independensi berpengaruh positif terhadap Kinerja pada Rumah Sakit di


Kota Denpasar

Kewajaran (Fairness) yaitu Perusahaan harus senantiasa memperhatikan

kepentingan pemegang saham mayoritas atau minoritas, konsumen serta

karyawan berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan. Rumah sakit memberikan

kesempatan bagi seluruh stakeholder untuk memberkan saran dan pendapatnya

untuk memajukan perusahaan. Kemudian perusahaan juga memperlakukan

seluruh karyawan secara adil tidak memandang adanya perbedaan. Perusahaan

juga menyediakan customer service untuk melayani komplain dari pasien dan

pada hari itu juga komplain tersebut harus segera di tindak lanjuti. Terkait sistem

perekrutan, Rumah Sakit biasanya membuka lowongan melalui website atau

melalui media sosial, namun menurut narasumber ada yang memasukan surat

lamarannya meskipun perusahaan tidak membuka lowongan. Kemudian terkait

perlakuan perusahan terhadap karyawannya yang melakukan kesalahan, biasanya

perusa-haan melakukan pembinaan dan di bimbing agar tidak mengulangi

kesalahan kembali.

H5 : Kewajaran berpengaruh positif terhadap Kinerja pada Rumah Sakit di


Kota Denpasar

578
Ida Ayu Arina Mahadewi dan I G A. M. Asri Dwija Putri. Pengaruh ...

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan pada Rumah Sakit yang berada di Wilayah Kota

Denpasar, dengan diperoleh data daftar Rumah Sakit yang terdapat di Dinas

Kesehatan Provinsi Bali untuk mendapatkan informasi yang diperlukan tentang

Rumah Sakit di Wilayah Kota Denpasar. Variabel dependen dalam penelitian ini

adalah kinerja berbasis balanced scorecard (Y). Variabel bebas dalam penelitian

ini adalah prinsip-prinsip good corporate governance yang terdiri dari 5 (lima)

variabel yaitu transparansi (X1), akuntabilitas (X2), responsibilitas (X3),

independensi (X4), dan kewajaran (X5).

Populasi dalam penelitian ini adalah Rumah Sakit di Wilayah Kota

Denpasar yang berjumlah 20 Rumah Sakit, maka dari itu populasi dalam

penelitian ini sejumlah 20 Rumah Sakit yang ditampilkan dalam Tabel 1 berikut:

Tabel 1.
Daftar Rumah Sakit (RS) di Kota Denpasar
No. Nama Rumah Sakit (RS) Tingkat Keterangan
1 RSUP Sanglah (A) Negeri - Jl. Diponegoro
2 RSUD Wangaya (B) Negeri - Jl. Kartini No.133
3 RS Angkatan Darat Udayana (C) Negeri - Jl. PB Sudirman No.1
4 RS Bhayangkara (C) Negeri - Jl. Trijata No.32
5 RS Mata Bali Mandara (A) Negeri - Jl. Angsoka No.10
6 RSUD Bali Mandara Provinsi Bali (B) Negeri - Jl. By Pass Ngurah Rai No. 548
7 RSIA Puri Bunda (C) Swasta - Jl.Gatot Subroto VI No.19
8 RS Puri Raharja (C) Swasta - Jl. W.R. Supratman No.14-19
9 RS Surya Husadha Ubung (C) Swasta - Jl. Cokroaminoto No.356
10 RSIA Pucuk Permata Hati (C) Swasta - Jl. Teuku Umar Barat No.71XX
11 RSU Manuaba (C) Swasta - Jl. Cokroaminoto No.28
12 RS Prima Medika (C) Swasta - Jl. Pulau Serangan No. 9X
13 RS Bhakti Rahayu (D) Swasta - Jl. Gatot Subroto II No.11
14 RSU Surya Husadha (C) Swasta - Jl. Pulau Serangan No.7
15 RS Bali Royal (C) Swasta - Jl. Letda Tantular No.6
16 RS Bali Med (C) Swasta - Jl. Mahendradatta No.57X
17 RS Dharma Yadnya (C) Swasta - Jl. W.R. Supratman No.256
18 RS Kasih Ibu (C) Swasta - Jl. Teuku Umar No.120
19 RS Khusus Gigi dan Mulut Unmas (B) Swasta - Jl. Kamboja No.11A
20 RSIA Harapan Bunda (C) Swasta - Jl. Tukad Unda No.1
Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Bali, 2018

579
ISSN: 2302-8556
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana
Vol.27.1.April (2019): 568-593

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini seecara statistik

dapat diukur dari nilai koefisien determinasi R2, uji statistik F, dan uji statistik t.

Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan Alat analisis data yang

digunakan adalah statistik inference yang bertujuan untuk menguji hipotesis

dengan menggunakan regresi linear berganda melalui komputer program SPSS

dengan rumus sebagai berikut:

Y = a + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + e……………………….(1)

Keterangan :

Y = Variabel terikat (Kinerja)


a = Nilai Konstanta
X1 = Variabel bebas (Transparansi)
X2 = Variabel bebas (Akuntabilitas)
X3 = Variabel bebas (Responsibilitas)
X4 = Variabel bebas (Independensi)
X5 = Variabel bebas (Kewajaran)
β1 = Koefisien regresi dari Transparansi (X1)
β2 = Koefisien regresi dari Akuntabilitas (X2)
β3 = Koefisien regresi dari Responsibilitas (X3)
β4 = Koefisien regresi dari Independensi (X4)
β5 = Koefisien regresi dari Kewajaran (X5)
e = error (tingkat kesalahan pengganggu)

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dapat diamati mengenai koefiein

determinasi (R2), Uji kelayakan model (uji F), dan uji hipotesis (uji t).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan

cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk

580
Ida Ayu Arina Mahadewi dan I G A. M. Asri Dwija Putri. Pengaruh ...

umum atau generalisasi. Hasil statistik deskriptif penelitian ini dapat dilihat pada

Tabel 2 sebagai berikut:

Tabel 2.
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Transparansi Akuntabilitas Responsibilitas Independensi Kewajaran Kinerja
N Valid 120 120 120 120 120 120
Mean 12.743 11.844 14.905 14.277 13.929 4.142,7
Std.
2.770 2.340 2.651 3.167 3.382 7.248
Deviation
Variance 7.676 5.476 7.030 10.034 11.440 52.536
Minimum 4.796 7.854 6.659 5.785 6.998 25.765
Maximum 16.237 16.455 19.182 18.418 18.328 54.194
Sumber: Data diolah, 2018

Variabel transparansi memiliki nilai minimum sebesar 4,796 dan nilai

maksimum sebesar 16,237 dengan nilai rata-rata sebesar 12,743. Nilai rata-rata

sebesar 12,743 menunjukkan bahwa respon responden dalam menjawab

pernyataan pada kuesioner cenderung merasa setuju pada masing-masing item

pernyataan artinya kejelasan transparansi cenderung tinggi. Standar deviasi pada

variabel transparansi adalah sebesar 2,770. Hal ini menunjukkan bahwa standar

penyimpangan data terhadap nilai rata-ratanya adalah 2,770.

Variabel akuntabilitas memiliki nilai minimum sebesar 7,854 dan nilai

maksimum sebesar 16,455 dengan nilai rata-rata sebesar 11,844. Nilai rata-rata

sebesar 11,844 menunjukkan bahwa respon responden dalam menjawab

pernyataan pada kuesioner cenderung merasa setuju pada masing-masing item

pernyataan artinya akuntabilitas cenderung tinggi. Standar deviasi pada variabel

akuntabilitas adalah sebesar 2,340. Hal ini menunjukkan bahwa standar

penyimpangan data terhadap nilai rata-ratanya adalah 2,340.

581
ISSN: 2302-8556
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana
Vol.27.1.April (2019): 568-593

Variabel responsibilitas memiliki nilai minimum sebesar 6,659 dan nilai

maksimum sebesar 19,182 dengan nilai rata-rata sebesar 14,905. Nilai rata-rata

sebesar 14,905 menunjukkan bahwa respon responden dalam menjawab

pernyataan pada kuesioner cenderung merasa setuju pada masing-masing item

pernyataan artinya responsibilitas cenderung tinggi. Standar deviasi pada variabel

responsibilitas adalah sebesar 2,651. Hal ini menunjukkan bahwa standar

penyimpangan data terhadap nilai rata-ratanya adalah 2,651.

Variabel independensi memiliki nilai minimum sebesar 5,785 dan nilai

maksimum sebesar 18,418 dengan nilai rata-rata sebesar 14,277. Nilai rata-rata

sebesar 14,277 menunjukkan bahwa respon responden dalam menjawab

pernyataan pada kuesioner cenderung merasa setuju pada masing-masing item

pernyataan artinya independensi cenderung tinggi. Standar deviasi pada variabel

independen adalah sebesar 3,167. Hal ini menunjukkan bahwa standar

penyimpangan data terhadap nilai rata-ratanya adalah 3,167.

Variabel kewajaran dan kesetaraan memiliki nilai minimum sebesar

6,998 dan nilai maksimum sebesar 18,328 dengan nilai rata-rata sebesar 13,929.

Nilai rata-rata sebesar 13,929 menunjukkan bahwa respon responden dalam

menjawab pernyataan pada kuesioner cenderung merasa setuju pada masing-

masing item pernyataan artinya kewajaran dan kesetaraan cenderung tinggi.

Standar deviasi pada variabel kewajaran dan kesetaraan adalah sebesar 3,382. Hal

ini menunjukkan bahwa standar penyimpangan data terhadap nilai rata-ratanya

adalah 3,382.

582
Ida Ayu Arina Mahadewi dan I G A. M. Asri Dwija Putri. Pengaruh ...

Variabel kinerja memiliki nilai minimum sebesar 25,765 dan nilai

maksimum sebesar 54,194 dengan nilai rata-rata sebesar 41,468. Nilai rata-rata

sebesar 41,468 menunjukkan bahwa respon responden dalam menjawab

pernyataan pada kuesioner cenderung merasa setuju pada masing-masing item

pernyataan artinya Kinerja cenderung tinggi. Standar deviasi pada variabel kinerja

adalah sebesar 7,248. Hal ini menunjukkan bahwa standar penyimpangan data

terhadap nilai rata-ratanya adalah 7,248.

Pengujian data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi

linier berganda. Analisis regresi linear berganda dilakukan untuk mengetahui

penerapan prinsip-prinsip good corporate governance terhadap kinerja Rumah

Sakit di Kota Denpasar dengan menggunakan variabel transparansi, akuntabilitas,

responsibilitas, independen, serta kewajaran dan kesetaraan yang akan diuji

dengan tingkat signifikansi α = 5% atau 0,05. Hasil uji regresi linear berganda

dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini:

Tabel 3.
Hasil Regresi Linear Berganda
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta
1 (Constant) 8.294 2.868
Transparansi .446 .212 .171
Akuntabilitas .628 .276 .203
Responsibilitas .542 .274 .198
Independensi .491 .186 .215
Kewajaran .356 .157 .166
Sumber : Data diolah, 2018

Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda seperti yang disajikan

pada Tabel 3, maka persamaan strukturalnya adalah sebagai berikut :

Y = 8,294 + 0,446 X1 + 0,628 X2 + 0,542 X3 + 0,491 X4 + 0,356 X5+ e

583
ISSN: 2302-8556
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana
Vol.27.1.April (2019): 568-593

Nilai konstanta sebesar 8,294 menunjukkan bahwa bila nilai kejelasan

transparansi (X1), akuntabilitas (X2), responsibilitas (X3), independensi (X4), dan

kewajaran (X5) sama dengan nol, maka cenderung terdapat pengaruh pada kinerja

(Y).

Nilai koefisien β1 = 0,446 menunjukkan transparansi (X1) bernilai positif, hal

ini berarti transparansi mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja, bila

transparansi meningkat satu satuan akan cenderung meningkatkan kinerja dengan

asumsi variabel lainnya sama dengan nol.

Nilai koefisien β2 = 0,628 menunjukkan akuntabilitas (X2) bernilai positif,

hal ini berarti akuntabilitas mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja, bila

akuntabilitas meningkat satu satuan akan cenderung meningkatnya kinerja dengan

asumsi variabel lainnya sama dengan nol.

Nilai koefisien β3 = 0,542 menunjukkan responsibilitas (X3) bernilai positif,

hal ini berarti responsibilitas mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja, bila

responsibilitas meningkat satu satuan akan cenderung meningkatnya kinerja

dengan asumsi variabel lainnya sama dengan nol.

Nilai koefisien β4 = 0,491 menunjukkan independensi (X4) bernilai positif,

hal ini berarti independen mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja, bila

independen meningkat satu satuan akan cenderung meningkatnya kinerja dengan

asumsi variabel lainnya sama dengan nol.

Nilai koefisien β5 = 0,356 menunjukkan kewajaran (X5) bernilai positif, hal

ini berarti kewajaran mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja, bila

584
Ida Ayu Arina Mahadewi dan I G A. M. Asri Dwija Putri. Pengaruh ...

kewajaran meningkat satu satuan akan cenderung meningkatnya kinerja dengan

asumsi variabel lainnya sama dengan nol.

Tabel 4.
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Std. Error of the
Model R R Square Adjusted R Square Estimate Durbin-Watson
a
1 .741 .549 .529 4.972650 1.445
Sumber: Data diolah, 2018

Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemapuan model dalam

menerapkan variabel-variabel dependen. Pada penelitian ini, koefisien determinasi

yang digunakan adalah nilai dari Adjusted R2 yaitu sebesar 0,549. Hal ini

menunjukkan bahwa 54,9% kinerja dapat dipengaruhi secara signifikan oleh

variabel transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, serta kewajaran

sedangkan sisanya sebesar 45,1% dijelaskan oleh variabel lain dari luar model

penelitian ini.

Tabel 5.
Hasil Uji Kelayakan Model
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 3432.849 5 686.570 27.766 .000a
Residual 2818.906 114 24.727
Total 6251.756 119
Sumber: Data diolah, 2018

Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang

dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama pada

variabel dependen. Berdasarkan hasil perhitungan uji F pada Tabel 4.11

menunjukkan bahwa nilai Fhitung sebesar 27,766 dengan nilai signifikansi F atau p-

value sebesar 0,000 yang lebih kecil dari nilai α = 0,05. Artinya variabel

transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, serta kewajaran secara

bersama-sama (simultan) berpengaruh pada kinerja.

585
ISSN: 2302-8556
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana
Vol.27.1.April (2019): 568-593

Tabel 6.
Hasil Uji Hipotesis
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 8.294 2.868 2.892 .005
Transparansi .446 .212 .171 2.104 .038
Akuntabilitas .628 .276 .203 2.273 .025
Responsibilitas .542 .274 .198 1.980 .050
Independensi .491 .186 .215 2.634 .010
Kewajaran .356 .157 .166 2.268 .025
Sumber: Data diolah, 2018

Pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa variabel transparansi memiliki nilai t

hitung sebesar 2,104 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,038 lebih kecil dari

dari nilai α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, yang

berarti bahwa Transparansi berpengaruh Positif terhadap Kinerja pada Rumah

Sakit di Kota Denpasar.

Pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa variabel akuntabilitas memiliki nilai t

hitung sebesar 2,273 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,025 lebih kecil dari

dari nilai α = 0,05. Hal ini menunjukkan H0 ditolak dan H2 diterima, yang berarti

bahwa Akuntabilitas berpengaruh Positif terhadap Kinerja pada Rumah Sakit di

Kota Denpasar.

Pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa variabel responsibilitas memiliki nilai t

hitung sebesar 1,980 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,050 lebih kecil dari

dari nilai α = 0,05. Hal ini menunjukkan H0 ditolak dan H3 diterima, yang berarti

bahwa Responsibilitas berpengaruh Positif terhadap Kinerja pada Rumah Sakit di

Kota Denpasar.

Pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa variabel independensi memiliki nilai t

hitung sebesar 2,634 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,010 lebih kecil dari

586
Ida Ayu Arina Mahadewi dan I G A. M. Asri Dwija Putri. Pengaruh ...

dari nilai α = 0,05. Hal ini menunjukkan H0 ditolak dan H4 diterima, yang berarti

bahwa Independensi berpengaruh Positif terhadap Kinerja pada Rumah Sakit di

Kota Denpasar.

Pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa variabel kewajaran memiliki nilai t hitung

sebesar 2,268 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,025 lebih besar dari dari nilai

α = 0,05. Hal ini menunjukkan H0 ditolak dan H5 diterima, yang berarti bahwa

Kewajaran berpengaruh Positif terhadap Kinerja pada Rumah Sakit di Kota

Denpasar.

Berdasarkan hasil perhitungan yang ditunjukkan pada Tabel 6 bahwa

variabel Transparansi berpengaruh Positif terhadap Kinerja pada Rumah Sakit di

Kota Denpasar. Hal ini ditunjukkan dengan Nilai Beta sebesar 0,171 dan nilai

signifikansi sebesar 0,038 yang lebih kecil dari tingkat signifikasi yang ditetapkan

(α = 0,05) sehingga hipotesis pertama (H1) diterima yakni prinsip Transparansi

berpengaruh Positif dan signifikan terhadap Kinerja yang terjadi pada Rumah

Sakit di Kota Denpasar. Hal ini menunjukan bahwa pengungkapan ini informasi

secara tepat waktu dan akurat dalam perusahaan akan meningkatkan kepercayaan

stakeholders, sehingga kinerja perusahaan akan menjadi lebih baik.

Berdasarkan hasil perhitungan yang ditunjukkan pada Tabel 6 bahwa

variabel Akuntabilitas berpengaruh Positif terhadap Kinerja pada Rumah Sakit di

Kota Denpasar. Hal ini ditunjukkan dengan Nilai Beta sebesar 0,203 dan nilai

signifikansi sebesar 0,025 yang lebih kecil dari tingkat signifikasi yang ditetapkan

(α = 0,05) sehingga hipotesis kedua (H2) diterima yakni prinsip Akuntabilitas

berpengaruh Positif dan signifikan terhadap Kinerja yang terjadi pada Rumah

587
ISSN: 2302-8556
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana
Vol.27.1.April (2019): 568-593

Sakit di Kota Denpasar. Kejelasan fungsi dan pertanggungjawaban dalam

organisasi, maka semakin efektif pengelolaan perusahaan sehingga kinerja

perusahaan akan meningkat.

Berdasarkan hasil perhitungan yang ditunjukkan pada Tabel 6 bahwa

variabel Responsibilitas berpengaruh Positif terhadap Kinerja pada Rumah Sakit

di Kota Denpasar. Hal ini ditunjukkan dengan Nilai Beta sebesar 0,198 dan nilai

signifikansi sebesar 0,050 yang lebih kecil dari tingkat signifikasi yang ditetapkan

(α = 0,05) sehingga hipotesis ketiga (H3) diterima yakni prinsip Responsibilitas

berpengaruh Positif dan signifikan terhadap Kinerja yang terjadi pada Rumah

Sakit di Kota Denpasar. Hal ini menunjukan bahwa kepatuhan perusahaan

terhadap hukum dan bertanggungjawab terhadap masyarakat serta lingkungan

perusahaan terhadap stakeholders, akan meningkatkan kinerja perusahaan.

Berdasarkan hasil perhitungan yang ditunjukkan pada Tabel 6 bahwa

variabel Independensi berpengaruh Positif terhadap Kinerja pada Rumah Sakit di

Kota Denpasar. Hal ini ditunjukkan dengan Nilai Beta sebesar 0,215 dan nilai

signifikansi sebesar 0,010 yang lebih kecil dari tingkat signifikasi yang ditetapkan

(α = 0,05) sehingga hipotesis keempat (H4) diterima yakni prinsip Independensi

berpengaruh Positif dan signifikan terhadap Kinerja yang terjadi pada Rumah

Sakit di Kota Denpasar. Semakin independen perusahaan dalam mengelola

perusahaan akan mampu meningkatkan kinerjanya ke arah yang lebih baik.

Berdasarkan hasil perhitungan yang ditunjukkan pada Tabel 6 bahwa

variabel Kewajaran berpengaruh Positif terhadap Kinerja pada Rumah Sakit di

Kota Denpasar. Hal ini ditunjukkan dengan Nilai Beta sebesar 0,166 dan nilai

588
Ida Ayu Arina Mahadewi dan I G A. M. Asri Dwija Putri. Pengaruh ...

signifikansi sebesar 0,025 yang lebih kecil dari tingkat signifikasi yang ditetapkan

(α = 0,05) sehingga hipotesis kelima (H5) diterima yakni prinsip Kewajaran

berpengaruh Positif dan signifikan terhadap Kinerja yang terjadi pada Rumah

Sakit di Kota Denpasar. Hal ini menunjukan bahwa jika dalam mengelola

usahanya perusahaan selalu berlandaskan kewajaran dan kesetaraan, maka kinerja

perusahaan juga akan meningkat.

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian dan dengan dilakukan pengujian

hipotesis maka dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan prinsip-prinsip good

governance berpengaruh positif terhadap kinerja pada Rumah Sakit di Kota

Denpasar. Hal ini terjadi karena prinsip-prinsip good governance membantu

pengelola Rumah Sakit untuk mengatur bagaimana perusahaan dioperasikan dan

dijalankan dengan baik.

Prinsip-prinsip Good Governance adalah sebagai sarana interaksi yang

mengatur antar struktur dan mekanisme yang menjamin adanya kontrol, namun

tetap mendorong efisiensi dan kinerja pada Rumah Sakit. Prinsip-prinsip Good

Governance ini juga dapat dapat meningkatkan nilai dari Rumah Sakit dengan

cara meningkatkan kinerja Rumah Sakit dari empat aspek ukuran kinerja yang

meliputi aspek perspektif belajar dan tumbuh, perspektif proses internal bisnis,

perspektif pelanggan, dan perspektif keuangan.

Penerapan prinsip-prinsip Good Governance yang dilakukan secara baik

dan konsisten akan membuat segala kegiatan Rumah Sakit akan berjalan efektif

dan efisien, hal ini disebabkan oleh prinsip-prinsip Good Governance bertujuan

untuk melindungi setiap kepentingan stakeholders sehingga akan menimbulkan

589
ISSN: 2302-8556
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana
Vol.27.1.April (2019): 568-593

keadaan yang selaras di lingkungan Rumah Sakit. Keselarasan di lingkungan

Rumah Sakit akan menjadi motivasi dan modal penting bagi Rumah Sakit

melakukan aktivitasnya untuk mencapai tujuannya.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi

mengenai penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance terhadap

kinerja yang terdiri dari transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi,

serta kewajaran dan kesetaraan. Selain itu hasil penelitian ini mengkonfirmasi

bahwa variabel transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, serta

kewajaran dan kesetaraan dapat mempengaruhi kinerja. Terdapat bukti empiris

bagi peneliti dalam penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance

terhadap kinerja.

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan referensi, masukan

dan tambahan informasi bagi pihak-pihak yang terkait dalam penerapan prinsip-

prinsip Good Governance terhadap kinerja pada Rumah Sakit di Kota Denpasar

dalam mengambil keputusan dan menentukan kebijakan di masa yang akan datang

terkait penerapan prinsip-prinsip Good Governance sehingga nantinya dapat

meningkatkan kinerja organisasi.

SIMPULAN

Transparansi berpengaruh positif terhadap kinerja pada rumah sakit di Kota

Denpasar. Hal ini menunjukan bahwa pengungkapan informasi secara tepat

waktu dan akurat dalam perusahaan akan meningkatkan kepercayaan

stakeholders, sehingga kinerja perusahaan akan menjadi lebih baik.

590
Ida Ayu Arina Mahadewi dan I G A. M. Asri Dwija Putri. Pengaruh ...

Akuntabilitas berpengaruh positif terhadap kinerja pada rumah sakit di Kota

Denpasar. Kejelasan fungsi dan pertanggungjawaban dalam organisasi, maka

semakin efektif pengelolaan perusahaan, sehingga kinerja perusahaan akan

meningkat.

Responsibilitas berpengaruh positif terhadap kinerja pada rumah sakit di

Kota Denpasar. Hal ini menunjukan bahwa kepatuhan perusahaan terhadap

hukum dan bertanggungjawab terhadap stakeholders akan meningkatkan kinerja

perusahaan.

Independensi berpengaruh positif terhadap kinerja pada rumah sakit di Kota

Denpasar. Semakin independen perusahaan dalam mengelola perusahaan, maka

perusahaan akan terbebas dari kepentingan berbagai pihak yang merugikan,

sehingga perusahaan akan mampu meningkatkan kinerjanya ke arah yang lebih

baik.

Kewajaran berpengaruh positif terhadap kinerja pada rumah sakit di Kota

Denpasar. Hal ini menunjukan bahwa jika dalam mengelola usahanya

perusahaan selalu berlandaskan kewajaran dan kesetaraan, maka kinerja

perusahaan juga akan meningkat.

Bagi Rumah Sakit, berdasarkan hasil yang diperoleh pada hasil uji statistik

deskriptif variabel independensi menunjukan nilai terendah, sehingga peneliti

menyarankan lebih meningkatkan nilai independensi dengan menempatkan peran

dan tanggung jawab komisaris dan manajemen. Selain itu juga penelitian ini

diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan oleh pengurus Rumah

Sakit agar dalam mengelola organisasi Rumah Sakit menggunakan prinsip-

591
ISSN: 2302-8556
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana
Vol.27.1.April (2019): 568-593

prinsip good governance sebagai pedoman agar dapat meningkatkan kinerja

Rumah Sakit.

Bagi Penelitian Selanjutnya dapat menambahkan responden dalam penelitian

untuk lebih menjamin keakuratan data yang diberikan. Selain itu dapat

memperluas objek penelitian dengan menggunakan Rumah Sakit di daerah yang

berbeda yang berada di Provinsi Bali untuk melengkapi penelitian Rumah Sakit

di seluruh Provinsi Bali.

Untuk peneliti selanjutnya juga dapat menggunakan objek lain seperti BPR

atau LPD atau lembaga lainnya, diharapkan mengukur dengan menggunakan

variabel lain dan menmbahkan variabel moderasi yang berpengaruh terhadap

kinerja sehingga penelitian tersebut dapat lebih bermanfaat bagi instansi yang

menjadi objek penelitian sehingga objek penelitian tersebut dapat meningkatkan

penerapan prinsip-prinsip Good Coporate Governance secara signifikan.

REFERENSI

Anthony, l Robert N. & Govindarajan, Vijay. (2005). Manajemen Control System.


Jakarta: Salemba Empat.

Anton, FX. (2010). Menuju Teori Stewardship Manajemen. Majalah Ilmiah


Informatika, l(2).

Donaldson, L. & Davis, J.H., (1991). Stewardship Theory on Agency Theory:


CEO Governance and Shareholder Returns. Australian Journal of
Management, 16,49.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.1204/Menkes/SK/X/2004


tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.

Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG). (2006). Pedoman Umum Good


Corporate Governance Indonesia. Jakarta.

592
Ida Ayu Arina Mahadewi dan I G A. M. Asri Dwija Putri. Pengaruh ...

Mahaendrayasa, P. K. A., & Putri, I. G. A. M. A. D. (2017). Pengaruh Prinsip-


Prinsip Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Lembaga
Perkreditan Desa. E-Jurnal Akuntansi, 21, 970–995.

Permatasari, L. W., & Gayatri. (2016). Profitabilitas Sebagai Pemoderasi


Pengaruh Good Corporate Governance Pada Nilai Perusahaan. E-Jurnal
Akuntansi, 3, 2307–2335.

Putri, Igam Asri Dwija. 2012. Pengaruh Kebijakan Dividen dan Good Corporate
Governance Terhadap Manajemen Laba. Buletin Studi Ekonomi Vol.17 (2),
H:157-171.

Putri, I. A. D. (2012). Peranan Good Corporate Governance Dan Budaya


Terhadap Kinerja Organisasi. Jurnal Akuntansi & Bisnis, 7(2), 193–204.

Putri, IGAM Asri Dwija & Ulupui, I Gusti Ketut Agung. (2017). Pengantar
Corporate Governance. Denpasar. CV Sastra Utama.

Putri, I Gst. Ag. Pramesti Dwi dan Wirasedana, I Wayan Pradnyatha. (2015).
Analisis Perbandingan Penilaian Kinerja BPR Dengan Pendekatan Balanced
Scorecard. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 13 (1), h:1-19.

Putri, I. G. A. M. A. D., Ulupui, I. G. K. A., & Wirawati, N. G. P. (2017).


Pengaruh Good Corporate Governance Dan Budaya Tri Hita Karana Pada
Kinerja Bank Perkreditan Rakyat, 12(1), 17–24.

Peni, Emelia, Stanly D. Smith, & Sami Vahamaa, (2013). Bank Corporate
Governance and Real Estate Lending During the Financial Crisis. JRER, 35
(3).

Setyawan, K. M., & Putri, I. G. A. M. A. D. (2013). Pengaruh Good Corporate


Governance Terhadap Kinerja Keuangan Lembaga Pekreditan Desa Di
Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung, 3, 586–598.

Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009 dan Peraturan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia No. 340/MENKES/PER/III/2010 tentang rumah sakit.

Wikrami, Ida Ayu Ganetri Priyadarshini & Astika, Ida Bagus Putra. (2016).
Pengaruh Manajemen Laba Pada Harga Eksekusi ESOP Dengan Good
Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana 16 (1), h:416 - 443.

Wirawan, A. A. G. B. P., & Putri, I. G. A. M. A. D. (2018). Pengaruh Penerapan


Prinsip-Prinsip Gcg Dan Manajemen Risiko Pada Kinerja Keuangan
Koperasi Di Kabupaten Gianyar, 23, 1791–1818.

593

Anda mungkin juga menyukai