Anda di halaman 1dari 11

MENDESAIN PEMBELAJARAN HIKAYAT DENGAN

MENGGUNAKAN STRATEGI DISCOVERY LEARNING DAN


AUDIO VISUAL

ANGGI LESTARI

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ASAHAN

E-mail : Anggilestari446@gmail.com

Abstract

This research is motivated by the lack of students' writing skills. The proof is seen
from the students' writing achievement where students are less skilled in writing
their ideas. The problem in this case, research is "how to use, evaluate to see
achievement, and learning constraints". by using discovery learning strategies
with audiovisual media?” This study aims to investigate the use, evaluation to see
achievement, and learning constraints by using audiovisual discovery strategies to
improve writing skills in developing saga stories. Discovery learning strategy is a
learning theory which is defined as a learning process that occurs when students
are not presented with lessons in their final form, but are expected to organize
themselves. Discovery occurs when individuals are involved, especially in using
their mental processes to find some concepts and principles. Discovery is done
through observation. , classification, measurement, prediction, determination and
inference. The method used is descriptive method. The technique used is an
indirect technique, namely observation and learning documentation.

Keywords: Learning Strategy, Saga, Discovery Learning and Audio Visual


Media
Abstrak

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya keterampilan menulis siswa.


Buktinya terlihat dari prestasi menulis siswa di mana siswa kurang terampil dalam
menulis ide-ide mereka. Masalah dalam hal ini, penelitian adalah “bagaimana
kegunaan, evaluasi untuk melihat pencapaian, dan kendala belajar”. dengan
menggunakan Strategi discovery learning dengan media audiovisual?” Penelitian
ini bertujuan untuk menyelidiki penggunaan, evaluasi untuk melihat pencapaian,
dan kendala belajar dengan menggunakan Strategi discovery dengan audiovisual
untuk meningkatkan kemampuan menulis dalam mengembangkan cerita hikayat.
Strategi discovery learning adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses
pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam
bentuk finalnya, tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri. Discovery terjadi bila
individu terlibat, terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk
menemukan beberapa konsep dan prinsip. Discovery dilakukan melalui observasi,
klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan dan inferi. Metode yang digunakan
adalah metodel deskriptif. Teknik yang digunakan adalah teknik tidak langsung
yaitu observasi dan dokumentasi belajar.

Kata Kunci : Strategi Pembelajara, Hikayat, Discovery Learning dan Media


Audio Visual

PENDAHULUAN menulis merupakan satu di antara


jenis keterampilan berbahasa yang
Keterampilan menulis adalah
harus dikuasai peserta didik dalam
kemampuan mengungkapkan
pembelajarannya. Penelitian ini
gagasan, pendapat, dan perasaan
difokuskan pada pembelajaran sastra
kepada pihak lain melalui bahasa
yang berkaitan dengan keterampilan
tulis. Ketepatan pengungkapan
menulis yaitu pengembangan hikayat
gagasan harus didukung dengan
menjadi bentuk cerita pendek.
ketepatan bahasa yang digunakan,
kosakata, gramatikal, dan Hikayat merupak an satu di antara
penggunaan ejaan. Keterampilan karya sastra yang diajarkan di
sekolah. Hikayat adalah salah satu menuntut guru lebih kreatif
bentuk prosa, yang berkisah menciptakan situasi yang dapat
kehidupan manusia secara umum. menjadikan peserta didik belajar
Hikayat biasanya berkisah tentang aktif menemukan pengetahuan
kesaktian, kehidupan raja, kisah si sendiri. Model discovery learning
baik dan si jahat, dan kisah-kisah dalam penelitian ini dikombinasikan
khayalan. Hikayat memiliki fungsi dengan media audiovisual yang
untuk menghibur, karena kisahnya berupa film pada pembelajaran
biasa berakhir bahagia dan pengembangan hikayat menjadi
dimenangkan oleh tokoh yang baik cerpen. Hal tersebut dilakukan agar
sebagai tokoh utama atau pahlawan. peserta didik lebih mudah untuk
memahami masalah dan isi dalam
Unsur-unsur yang ada dalam hikayat
hikayat serta memudahkan dalam
yaitu:
menemukan pengetahuannya sendiri
berdasarkan hikayat yang disajikan
 Tema
dalam bentuk teks dan video
 Tokoh
kemudian dikembangkan menjadi
 Latar
bentuk cerpen. Media audiovisual
 Alur
merupakan kombinasi audio dan
 Sudut pandan
visual atau yang disebut dengan
 Gaya bahasa
media pandang-dengar. Audiovisual
 Amanat
akan menjadikan penyajian bahan
Hikayat terbagi kedalam beberapa ajar kepada siswa semakin lengkap
jenis yaitu:
dan optimal. Berdasarkan hal
 Cerita rakyat tersebut dalam penelitian ini media
 Cerita Melayu asli audiovisual berupa film yang
 Cerita Jawa
digunakan untuk mendukung model
 Cerita berbingkai
discovery learning dengan
 Epos India
 Hikayat keagamaan menyajikan sebuah film hikayat
sesuai dengan teks yang diberikan
Model discovery learning merupakan kepada siswa. Berdasarkan masalah
model pembelajaran kognitif yang tersebut, muncul pertanyaan
sederhana yang menjadi pondasi dikemukakan oleh Kosasih (2014:
awal keingintahuan terhadap 83), “Model pembelajaran discovery
peningkatan keterampilan menulis. merupakan model yang mengarahkan
Keterampilan menulis dalam hal ini siswa untuk dapat menemukan
berkaitan dengan menulis sesuatu melalui proses pembelajaran
pengembangan hikayat menjadi yang dilakoninya.” Priyatni (dalam
cerpen. Pertama, bagaimanakah Kemendikbud, 2015:106)
penerapan model discovery learning menambahkan bahwa “Model
dengan media audiovisual untuk pembelajaran discovery adalah
meningkatkan pembelajaran menulis model pembelajaran yang bertujuan
pengembangan hikayat menjadi untuk menemukan konsep dan
cerpen kedua, bagaimanakah prinsip yang belum diketahui oleh
evaluasi untuk melihat hasil peserta didik.” Berdasarkan pendapat
pembelajaran model discovery di atas, dapat disimpulkan bahwa
learning dengan media audiovisual model pembelajaran discovery
untuk meningkatkan pembelajaran merupakan model pembelajaran yang
menulis pengembangan hikayat mengarahkan peserta didik untuk
menjadi cerpen ketiga, dapat menemukan konsep dan
bagaimanakah hambatan-hambatan prinsip melalui serangkaian data atau
dalam penerapan model discovery informasi yang diperolah melalui
learning dengan media audiovisual pengamatan atau percobaan dalam
untuk meningkatkan pembelajaran proses pembelajaran. Peserta didik
menulis pengembangan hikayat tidak hanya berperan sebagai
menjadi cerpen. konsumen, tetapi diharapkan pula
bisa berperan aktif, bahkan sebagai
Sani (2015:97) mengemukakan pelaku dari pencipta ilmu
“Pembelajaran discovery adalah pengetahuan. Oleh karena itu, peserta
pembelajaran menemukan konsep didik diharapkan untuk terbiasa
melalui serangkaian data atau menjadi seorang saintis (ilmuan).
informasi yang diperolah melalui Pembelajaran discovery merupakan
pengamatan atau percobaan.” proses mental ketika siswa
Pendapat yang hampir sama juga mengasimilasi suatu konsep atau
suatu prinsip. Guru melibatkan dianggap menarik karena
peserta didik dalam proses mental mengandung unsur audio dan visual.
melalui tukar pendapat yang Sanjaya (2013:211) mengemukakan
berwujud diskusi, seminar, dan bahwa “Media audiovisual adalah
sebagainya. Proses mental tersebut jenis media yang selain mengandung
tergambar dalam langkah-langkah unsur suara juga mengandung unsur
pembelajaran menggunakan model gambar yang dapat dilihat, seperti
pembelajaran discovery. Menurut rekaman video, berbagai ukuran film,
Priyatni (2015:107—108) langkah- slide suara, dan sebagainya.”
langkah model pembelajaran Pendapat yang sama juga
discovery learning ialah pemberian dikemukakan Hamdani (2011:249)
rangsangan, identifikasi masalah dan bahwa “Media audiovisual
merumuskan hipotesis, pengumpulan merupakan kombinasi audio dan
data, pengolahan data, pembuktian, visual atau bisa disebut pandang-
serta menarik kesimpulan dengar.” Berdasarkan pendapat di
/generalisasi. Pengalaman belajar atas, dapat disimpulkan bahwa media
peserta didik dapat melalui proses audiovisual merupakan satu di antara
perbuatan atau mengalami sendiri jenis media pembelajaran kombinasi
melalui media tertentu dan proses dari audio dan visual seperti rekaman
mendengarkan melalui bahasa. video, berbagai ukuran film, slide
Hamdani (2011:243) mengemukakan suara, dan sebagainya. Media
“Media adalah komponen sumber audiovisual akan menjadikan
belajar atau wahana fisik yang penyajian bahan ajar kepada peserta
mengandung materi instruksional di didik semakin lengkap dan optimal.
lingkungan peserta didik.” Adapun Selain itu, media ini dalam batas-
media pembelajaran merupakan batas tertentu dapat juga
media yang membawa pesan-pesan menggantikan peran dan tugas guru
atau informasi yang bertujuan karena penyajian materi bisa diganti
instruksional atau mengandung oleh media dan guru bisa beraalih
maksud-maksud pengajaran. Media menjadi fasilitator belajar. Rencana
audiovisual merupakan satu di antara pelaksanaan pembelajaran
jenis media pembelajaran yang merupakan pedoman yang harus
dibuat guru terlebih dahulu sebelum dilakukan guru untuk melihat
melakukan kegiatan pembelajaran pencapaian tujuan pembelajaran
agar dalam pelaksanaannya dapat yang telah dilaksanakan seperti yang
terarah dan sistematis. Sebagaimana dikemukakan oleh Mawadah (2011:
yang telah diungkapkan oleh 29), “Evaluasi pembelajaran adalah
Mulyasa (dalam Mawadah, 2011:30), satu di antara komponen pengukur
“Perencanaan pembelajaran adalah derajat keberhasilan pencapaian
penjabaran silabus yang lebih tujuan, dan keefektifan proses belajar
operasional dan rinci, serta dijadikan mengajar yang dilaksanakan dalam
pedoman atau skenario dalam rangka revisi.” Proses belajar
pembelajaran.” Menurut Rusman tersebut dilaksanakan secara terus
(2011:491), “Rencana pelaksanaan menerus karena perlu melakukan
pembelajaran adalah perkiraan atau penyempurnaan untuk
proyeksi mengenai tindakan apa mengoptimalkan pencapaian tujuan.
yang 4 akan dilakukan pada saat Menulis merupakan satu di antara
melaksanakan kegiatan aspek kebahasaan setelah menyimak,
pembelajaran.” Guru melaksanakan berbicara, dan membaca. Menurut
kegiatan pembelajaran berpedoman Tarigan (2008:22), “Menulis adalah
pada RPP yang telah dibuat dengan menurunkan atau melukiskan
mengikuti tahap-tahap kegiatan. Hal lambang-lambang grafik yang
tersebut seperti yang dikemukakan menggambarkan suatu bahasa yang
oleh Sani (2015:281) bahwa dipahami oleh seseorang, sehingga
pelaksanaan pembelajaran teediri orang-orang lain dapat membaca
dari tiga tahapan utama, yaitu lambang-lambang grafik tersebut
kegiatan pendahuluan, kegiatan inti kalau mereka memahami bahasa dan
pembelajaran, dan kegiatan penutup. gambaran grafik tersebut.” Menurut
Pendapat tersebut didukung oleh Abidin (2013: 181), “Menulis
Priyatni (2015:175—177) yang merupakan sebuah proses
mengemukakan bahwa pelaksanaan berkomunikasi secara tidak langsung
kegiatan pembelajaran memuat tiga antara penulis dengan pembacanya.”
kegiatan, yaitu pendahuluan, inti, dan Berdasarkan pendapat di atas, dapat
penutup. Kegiatan evaluasi perlu disimpulkan bahwa menulis
merupakan kegiatan komunikasi dan mengandung efek kesan yang
tidak langsung untuk menuangkan mendalam.” Penelitian ini bertujuan
gagasan atau ide melalui bahasa tulis. untuk menyelidiki penggunaan,
Sumber ide bisa didapat dari segala evaluasi untuk melihat pencapaian,
objek yang mampu merangsang dan kendala belajar dengan
penulis untuk menulis termasuk di menggunakan Strategi discovery
dalamnya tulisan lain yang telah dengan audiovisual untuk
dihasilkan orang lain. Menurut meningkatkan kemampuan menulis
Hidayati (2003: 48), “Hikayat adalah dalam mengembangkan cerita
merupakan jenis folklore yang di hikayat.
dalam khasanah kesusastraan
Indonesia sebagai suatu jenis METODE PENELITIAN
folklore, hikayat juga memiliki Metode yang digunakan dalam
konvensi tersendiri diantaranya penelitian ini ialah metode deskriptif.
memiliki lapisan makna tersendiri Peneliti mendeskripsikan mengenai
sebagaimana yang dimiliki sebuah penerapan, evaluasi untuk melihat
folklore.” Sifat rekaan hikayat hasil belajar, dan hambatan-
merupakan unsur yang menonjol, hambatan model discovery learning
kadar rekaannya selalu sesuai dengan dengan media audiovisual untuk
taraf kebudayaan masyarakat dan meningkatkan pembelajaran menulis
alam pikiran mereka. Cerpen pengembangan hikayat menjadi
merupakan satu di antara bentuk cerpen. lahan data. Bentuk penelitian
karya fiksi. Cerita pendek sesuai yang digunakan ialah kualitatif. Hasil
dengan namanya, memperlihatkan penelitian dideskripsikan, dianalisis,
sifat yang serba pendek, baik serta ditafsirkan dengan konsep
peristiwa yang diungkapkan, isi maupun teori yang telah ditetapkan.
cerita, jumlah pelaku, dan jumlah
kata yang digunakan. Menurut Data hasil penelitian tersebut
Priyatni (2012:127), “Cerpen adalah mengenai penerapan, evaluasi untuk
cerita yang panjangnya kira-kira 17 melihat hasil belajar, dan hambatan-
halaman kuarto spasi rangkap, isinya hambatan model discovery learning
pada, lengkap, memiliki kesatuan, dengan media audiovisual untuk
meningkatkan pembelajaran menulis hikayat menjadi cerpen kepada siswa
pengembangan hikayat menjadi dan mengumpulkan hasil kerja yang
cerpen. Data hasil penelitian tersebut telah dibuat serta mengambil gambar
ditafsirkan secara kualitatif dengan saat pelajaran berlangsung. Teknik
menghubungkan standar konsep analisis data dalam penelitian ini
maupun teori yang telah ditetapkan ialah teknik deskriptif kualitatif.
mengenai pembelajaran Pertama, Data disajikan dengan
pengembangan hikayat menjadi mengklasifikasikan data berdasarkan
cerpen. Prosedur dalam penelitian ini kategori pemasalahan. Kedua, Data
meliputi rancangan penelitian, tersebut dianalisis dengan konsep
rincian prosedur penelitian, indikator maupun teori yang relevan
keberhasilan tindakan, dan hipotesis berdasarkan IPKG 1, IPKG 2, serta
tindakan. Sumber data dalam hasil belajar siswa. Ketiga, Data
penelitian ini ialah guru bahasa yang telah dianalisis dideskripsikan
Indonesia yang melaksanakan sesuai dengan fokus masalah dalam
pembelajaran pengembangan hikayat pembelajaran mengembangkan
menjadi cerpen dan hasil belajar hikayat menjadi cerpen. Keempat,
siswa mengenai pembelajaran Penentuan kriteria pemaknaan
menulis hikayat menjadi cerpen. terhadap data yang telah dianalisis
Data yang digunakan dalam dan dideskripsikan sesuai dengan
penelitian ini ialah data kualitatif. fokus masalah.
Data kualitatif meliputi seluruh aspek
yang berkaitan erat dengan proses
HASIL DAN PEMBAHASAN
penerapan model discovery learning
dengan media audiovisual. 1. Penerapan model discovery
Teknik pengumpul data yang learning dengan media audiovisual
digunakan dalam penelitian ini ialah
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
teknik tidak langsung berupa
yang disusun sudah sesuai dengan
observasi dan studi dokumenter.
kriteria penilaian RPP Kurikulum
Selain itu, peneliti menggunakan
2013. Pelaksanaan pembelajaran
teknik tes dengan memberikan
pengembangan hikayat menjadi
penugasan untuk mengembangkan
cerpen menggunakan model
discovery learning dengan media Learning dengan Media
audiovisual sudah mengalami Audiovisual
peningkatan di setiap siklusnya.
Penelitian ini merupakan penelitian
2. Evaluasi untuk Melihat Hasil tindakan kelas yang menggunakan
Pembelajaran Model Discovery model discovery learning dengan
Learning dengan Media media audiovisual untuk
Audiovisual meningkatkan pembelajaran menulis
mengenai pengembangan teks
Evaluasi dilakukan melalui observasi
hikayat menjadi cerpen. Selama
untuk penilaian sikap dan penilaian
melakukan penelitian, ada beberapa
produk atau hasil tulisan siswa. Tes
hambatan-hambatan yang penulis
dilakukan dengan menggunakan soal
temui. Hambatan-hambatan tersebut
yang dibuat oleh guru. Penilaian
berasal dari diri siswa itu sendiri
produk atau hasil tulisan siswa
(internal) dan di luar diri siswa
dilakukan dengan menilai
(eksternal). Berikut dipaparkan
pengembangan hikayat menjadi
hambatanhambatan yang ditemui
cerpen yang dihasilkan siswa.
penulis selama melakukan penelitian.
Penilaian ini dilakukan berdasarkan
kriteria yang telah dibuat. Hasil a. Hambatan Internal
penelitian dan skor siswa menjadi
Hambatan-hambatan internal
bahan evaluasi peneliti untuk
merupakan hambatan yang berasal
menentukan langkah yang akan
dari diri siswa itu sendiri yang
diambil peneliti berkaitan dengan
berhubungan dengan pembelajaran
siklus penelitian. Selain itu evaluasi
pengembangan teks hikayat menjadi
juga digunakan untuk mengetahui
cerpen. Pertama, pada langkah
tingkat keberhasilan penggunaan
pemberian rangsangan terdapat
model discovery learning dengan
beberapa siswa yang belum
media audiovisual dalam
termotivasi sehingga belum muncul
pembelajaran menulis hikayat
keinginan untuk menyelidiki dan
menjadi cerpen.
memecahkan masalah yang
3. Hambatan-hambatan disajikan. Hal tersebut berdampak
Penerapan Model Discovery pada proses pembelajaran untuk
dapat menemukan konsep dan ini merupakan media yang sangat
prinsip melalui serangkaian data atau penting digunakan karena untuk
informasi yang diperolah melalui menampilkan video berupa film
pengamatan atau percobaan. Pada hikayat. Kedua, waktu yang
model discovery learning yang digunakan dalam pembelajaran
digunakan dalam penelitian ini siswa mengembangkan teks hiakyat
tidak hanya berperan sebagai menjadi cerpen menggunakan model
konsumen, tetapi diharapkan pula discovery learning dengan media
bisa berperan aktif. Kedua, pada audiovisual relatif banyak. Oleh
tahap pengumpulan data terdapat karena itu, guru menggunakan
beberapa siswa yang malas untuk alokasi waktu dua kali pertemuan.
mengumpulkan informasi yang
KESIMPULAN
relevan dengan membaca literatur
maupun mengamati objek. Hal ini Penelitian ini dilatarbelakangi oleh
disebabkan karena siswa terlalu kurangnya keterampilan menulis
sering dengan pembelajaran yang siswa. Buktinya terlihat dari prestasi
langsung diberikan generalisasi tanpa menulis siswa di mana siswa kurang
melibatkan siswa itu sendiri untuk terampil dalam menulis ide-ide
berpikir bagaimana mendapatkan mereka. Penelitian ini bertujuan
kesimpulan terhadap materi yang untuk menyelidiki penggunaan,
disajikan. evaluasi untuk melihat pencapaian,
dan kendala belajar dengan
b. Hambatan Eksternal
menggunakan Strategi discovery
Hambatan-hambatan ekternal dengan audiovisual untuk
merupakan hambatan yang berasal meningkatkan kemampuan menulis
dari luar diri siswa yang dalam mengembangkan cerita
berhubungan dengan pembelajaran hikayat. Strategi discovery learning
pengembangan teks hikayat menjadi adalah teori belajar yang
cerpen. Pertama, sarana dan didefinisikan sebagai proses
prasarana yang kurang memadai pembelajaran yang terjadi bila
seperti proyektor yang jumlahnya pelajar tidak disajikan dengan
terbatas. Proyektor dalam penelitian pelajaran dalam bentuk finalnya,
tetapi diharapkan mengorganisasi akan menjadikan penyajian bahan
sendiri. Discovery terjadi bila ajar kepada peserta didik semakin
individu terlibat, terutama dalam lengkap dan optimal. Selain itu,
penggunaan proses mentalnya untuk media ini dalam batas-batas tertentu
menemukan beberapa konsep dan dapat juga menggantikan peran dan
prinsip. Discovery dilakukan melalui tugas guru karena penyajian materi
observasi, klasifikasi, pengukuran, bisa diganti oleh media dan guru bisa
prediksi, penentuan dan inferi. beraalih menjadi fasilitator belajar.
Rencana pelaksanaan pembelajaran
Hikayat adalah salah satu bentuk
merupakan pedoman yang harus
sastra prosa,terutama dalam Bahasa
dibuat guru terlebih dahulu sebelum
Melayu yang berisikan tentang kisah,
melakukan kegiatan pembelajaran
cerita, undang-undang, sejarah yang
agar dalam pelaksanaannya dapat
bersifat rekaan, kepahlawanan,
terarah dan sistematis.
keagamaan dan dongeng. Umumnya
mengisahkan tentang kehebatan
maupun kepahlawanan seseorang
DAFTAR PUSTAKA
lengkap dengan keanehan, kesaktian
serta mukjizat tokoh utama. Sebuah file:///C:/Users/w7/Downloads/3123
hikayat dibacakan sebagai hiburan, 9-75676596209-1-PB.pdf
pelipur lara atau untuk
https://slideplayer.info/slide/27566
membangkitkan semangat juang.
74/
Media audiovisual adalah jenis
https://www.zenius.net/prologmate
media yang selain mengandung
ri/bahasa-indonesia/a/151/hikayat
unsur suara juga mengandung unsur
gambar yang dapat dilihat, seperti
rekaman video, berbagai ukuran film,
slide suara, dan sebagainya. Media
audiovisual merupakan kombinasi
audio dan visual atau bisa disebut
pandang-dengar. Media audiovisual

Anda mungkin juga menyukai