Anda di halaman 1dari 4

LK. 2.

1 Eksplorasi Alternatif Solusi

NURWAHYUNI MANSUR

Masalah
terpilih yang Akar Penyebab
No. Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
akan masalah
diselesaikan
1 Literasi:  Kurangnya Kajian Literatur: Berdasarkan kajian literatur dan wawancara
peserta didik pembiasaan Secara tradisional, literasi dipandang debagai yang sudah dilakukan, dapat disimpulkan
memiliki membaca kemampuan membaca dan menulis. Pengertian bahwa alternatif solusi dari permasalahan
kendala bacaan yang literasi selanjutnya berkembang menjadi rendahnya literasi siswa:
dalam berkaitan kemampuan membaca, menulis,berbicara, dan 1. Penggunaan video-video animasi
membaca dan dengan istilah menyimak. Seiring dengan perkembangan sebagai salah satu sumber literasi digital.
melafalkan latin (ilmiah) konteks, kiterasi diperluas ke dalam beberapa 2. Penggunaan media power point yang
istilah-istilah  Siswa jarang elemen literasi, seperti visual, auditori, dan spasial interaktif
latin (ilmiah) berlatih dari pada kata-kata yang tertulis (The New London 3. Peningkatan kemampuan guru dalam
terutama melafalkan Group, 2005 dalam Abidin dkk 2017). penguasaan/pembuatan media
pada materi bahasa latin Pembelajaran literasi pada abad ke -21 memiliki pembelajaran yang berbasis teknologi
Virus dan tujuan-tujuan sebagai berikut: 4. Perlunya pelatihan untuk peningkatan
Bakteri. 1. Membentuk siswa menjadi pembaca, penulis, kemampuan guru dalam hal
dan komunikator yang strategis. pemanfaatan teknologi untuk media
2. Meningkatkan kemampuan berpikir dan pembelajaran
mengembangkan kebiasaan berpikir siswa.
3. Meningkatkan dan memperdalam motivasi
belajar siswa.
4. Mengembangkan kemandirian siswa sebagai
seorang pembelajar yang kreatif, inovatif,
produktif, dan berkarakter.

Hasil Wawancara teman Sejawat (Alimin,


S.Pd.,MM., guru Biologi MAN 1 Bulukumba)
Literasi yang diterapkan selama ini masih terpaku
pada membaca buku saja sehingga menimbulkan
kejenuhan bagi siswa. Selain itu, update buku
pembelajaran tidak dilakukan setiap tahun,
sehingga terkadang konsep-konsep baru dalam
Bioteknologi belum muncul dalam buku pelajaran
di sekolah.

2. Masih  Kesulitan Kajian Literatur: Berdasarkan kajian literatur dan wawancara


kurangnya dalam Mengajar merupakan proses membuat hasil yang sudah dilakukan, dapat disimpulkan
pemahaman penentuan belajar dapat tercapai. Hal ini selanjutnya secara bahwa alternatif solusi dari permasalahan
guru tentang media Kontekstual diterjemahkan sebagai beragam kurangnya pemahaman guru tentang model-
model-model pembelajaran upaya yang dilakukan oleh guru dalam model pembelajaran inovatif adalah
pembelajaran yang sesuai memudahkan suatu pembelajaran untuk difahami memahami jenis-jenis pembelajaran inovatif
inovatif dengan model oleh siswa. Semua langkah-langkah yang telah melalui kajian literatur yang kemudian
pembelajaran disusun dan diuji keberhasilannya oleh guru diterapkan dalam pembelajaran.
 Pengetahuan melalui pelaksanaan pembelajaran di kelas, dan Salah satu contoh model pembelajaran yang
guru tentang yang telah teruji akan menjadi pedoman bagi guru paling cocok digunakan dalam pembelajaran
model lainnya. Pedoman inilah yang kemudian kita kenal sains khusunya biologi materi virus adalah
pembelajaran sebagai model pembelajaran. PBL (Pembelajaran berbasis masalah).
inovatif belum Pembelajaran inovatif adalah pembelajaran yang
maksimal lebih bersifat student centered. Artinya,
pembelajaran yang lebih memberikan peluang
kepada siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan
secara mandiri (self directed) dan dimediasi oleh
teman sebaya (peer mediated instruction).
Pembelajaran inovatif mendasarkan diri pada
paradigma konstruktivistik, membantu siswa
untuk menginternalisasi, membentuk kembali,
atau mentransformasi informasi baru.
https://ainamulyana.blogspot.com/
Sears dan Hersh (2001:7) menyatakan
bahwa pembelajaran berbasis masalah dapat
melibatkan kemampuan siswa dalam pemecahan
masalah. Selanjutnya Pierce dan Jones (2001:71–
74) menyatakan tentang dua macam tipe
pembelajaran berdasarkan pada digunakan atau
tidaknya pembelajaran berbasis masalah
(PBL) itu. Jika di dalam pembelajaran ternyata
tidak banyak menggunakan karakteristik PBL,
maka pendekatan pembelajaran itu tergolong Low
PBL. Sebaliknya, jika karakteristik PBL banyak
muncul dalam pembelajaran itu, maka
pendekatan pembelajaran itu tergolong High PBL.
https://www.rijal09.com/2016/04/pengertian-
pembelajaran-berbasis-masalah.html

PBL dikatakan sebagai model pembelajaran oleh

karena mempunyai Sintaks.

Menurut Ismail (dalam Ratnaningsih,

2003) pembelajaran berbasis masalah biasanya

terdiri dari lima tahapan utama, yaitu:

1. Orientasi siswa pada masalah dengan cara

guru menjelaskan tujuan pembelajaran,

menjelaskan logistik yang dibutuhkan,

memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas

pemecahan masalah.

2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar

dengan cara guru membantu siswa dalam

mendefinisikan dan mengorganisasikan

tugas belajar yang berhubungan dengan

masalah tersebut.

3. Membimbing penyelidikan individual dan

kelompok dengan cara guru mendorong


siswa untuk mengumpulkan informasi yang

sesuai, melaksanakan eksperimen untuk

mendapatkan penjelasan dan pemecahan

masalah.

4. Mengembangkan dan menyajikan hasil

karya dengan cara guru membantu siswa

dalam merencanakan dan menyiapkan

karya yang sesuai seperti laporan.

5. Manganalisis dan mengevaluasi proses

pemecahan masalah dengan cara guru

membantu siswa untuk melakukan refleksi

atau evaluasi terhadap penyelidikan siswa

dan proses yang digunakan.

Anda mungkin juga menyukai