Anda di halaman 1dari 7

FISIOTERAPI DADA

OLEH :

DEVITA PUTRI HAYU NANDANI

70420003

PRODI S1 KEPERAWATAN ALIH JENJANG

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

INSTITUT ILMU KESEHATAN

BHAKTI WIYATA KEDIRI

2020
FISIOTERAPI DADA
1. Pengertian Tindakan

Fisioterapi dada adalah suatu metode terapi untuk membuka jalan nafas dan
mengencerkan dahak dengan cara penguapan, pemanasan, pemijatan, postural drainage,
latihan bernafas dan suction.
Fisioterapi dada merupakan tindakan keperawatan dengan melakukan drainase
postural, clapping dan vibrating pada pasien dengan gangguan sistem pernapasan,
misalnya penyakit paru obstruksi kronis (bronkitis kronis, asma, dan emfisema).
Tindakan drainase postural merupakan tindakan dengan menempatkan pasien dalam
berbagai posisi untuk mengalirkan sekret di saluran pernapasan. Tindakan drainase
postural diikuti dengan tindakan clapping (penepukan) dan vibrasi. Clapping dilakukan
dengan menepuk dada posterior dan memberikan getaran (vibrasi) tangan pada daerah
dada. Dalam memberikan fisioterapi pada anak harus diingat keadaan anatomi dan
fisiologi anak seperti pada bayi yang belum memiliki mekanisme batuk yang baik
sehingga mereka tidak dapat membersihkan jalan nafas secara sempurna. Sebagai
tambahan dalam memberikan fisioterapi harus didapat kepercayaan dari anak-anak
karena anak-anak sering tidak kooperatif.
a. Perkusi
Perkusi atau disebut juga clapping adalah pukulan kuat, bukan berarti sekuat-
kuatnya, pada dinding dada dan punggung dengan tangan dibentuk seperti mangkuk.
Tujuannya dalah secara mekanik dapat melepaskan sekret yang melekat pada
dinding bronkus.
b. Vibrasi
Vibrasi adalah getaran kuat secara serial yang dihasilan oleh tangan perawat yang
diletakkan datar pada dinding dada klien.Vibrasi ini digunakan setelah perkusi untuk
meningkatkan turbulensi udara ekskresi danh melepaskan mukus yang kental.
c. Postural drainage
Postural drainage yaitu salah satu intervensi untuk melepaskan sekresi dari berbagai
sekmen paru dengan menggunakan pengaruh gaya gravitasi. Waktu yang terbaik
untuk melakukannya adalah sekitar satu jam sebelum sarapan pagi dan sekitar satu
jam sebelum tidur malam.
2. Tujuan

a. Untuk mencegah dan mengatasi hipoksis


b. Untuk mengeluarkan secret yang tertampung
c. Untuk mencegah akumulasi secret agar tidak terjadi atelektasis
d. Memperbaiki pergerakan dan aliran sekret

3. Indikasi, kontaindikasi dan komplikasi


Indikasi:
a. Profilaksis untuk mencegah penumpukan sekret yaitu pada :
- Pasien yang memakai ventilasi
- Pasien yang melakukan tirah baring yang lama
- Pasien yang produksi sputum meningkat seperti pada fibrosis kistik atau
bronkiektasis
- Pasien dengan batuk yang tidak efektif .
b. Mobilisasi sekret yang tertahan :
- Pasien dengan atelektasis yang disebabkan oleh sekret
- Pasien dengan abses paru
- Pasien dengan pneumonia
- Pasien pre dan post operatif
- Pasien neurologi dengan kelemahan umum dan gangguan menelan atau
batuk

Kontarindikasi:
- Mutlak
1) kegagalan jantung
2) status asmatikus, renjatan dan perdarahan masif
- Relatif
a. infeksi paru berat
b. patah tulang atau luka baru bekas operasi
c. tumor paru dengan kemungkinan adanya keganasan serta adanya kejang
rangsang.
4. Alat dan Bahan
a. Stetoskop
b. Selimut
c. Bantal
d. Segelas air hangat
e. Sputum pot
f. Handuk kecil
g. Tempat duduk atau kursi

5. Kompetensi Dasar yang Harus Dimiliki


Dalam melakukan fisioterapi dada perawat perlu mengetahui anatomi dari sistem
saluran pernapasan. Sebelum dilakukan fisioterapi dada perlu dilakukan auskultasi
untuk melihat dimana letak secret berhubungan dengan postural drainage.

6. Anatomi Daerah Target Tindakan


Sistem pernapasan terdiri dari hidung, faring, laring, trakea, bronkus, dan paru.
a. Hidung
Rongga hidung dilapisi sebagai selaput lendir yang sangat kaya akan pembuluh
darah, dan bersambung dengan lapisan farinx dan dengan selaput lendir sinus yang
mempunyai lubang masuk ke dalam rongga hidung. Septum nasi memisahkan kedua
cavum nasi. Struktur ini tipis terdiri dari tulang dan tulang rawan, sering
membengkok kesatu sisi atau sisi yang lain, dan dilapisi oleh kedua sisinya dengan
membran mukosa. Dinding lateral cavum nasi dibentuk oleh sebagian maxilla,
palatinus, dan os. Sphenoidale. Tulang lengkung yang halus dan melekat pada
dinding lateral dan menonjol ke cavum nasi adalah : conchae superior, media, dan
inferior. Tulang-tulang ini dilapisi oleh membrane mukosa.
b. Faring
Faring adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai
persambungannya dengan oesopagus pada ketinggian tulang rawan krikoid. Maka
letaknya di belakang larinx (larinx-faringeal). Orofaring adalah bagian dari faring
merrupakan gabungan sistem respirasi dan pencernaan.

c. Laring
Laring terletak pada garis tengah bagian depan leher, sebelah dalam kulit,
glandula tyroidea, dan beberapa otot kecila, dan didepan laringofaring dan bagian
atas esopagus. Laring merupakan struktur yang lengkap terdiri atas cartilago yaitu
cartilago thyroidea, epiglottis, cartilago cricoidea, dan 2 cartilago arytenoidea serta
membarana yaitu menghubungkan cartilago satu sama lain dan dengan os.
Hyoideum, membrana mukosa, plika vokalis, dan otot yang bekerja pada plica
vokalis.
d. Trakea
Trakea adalah tabung fleksibel dengan panjang kira-kira 10 cm dengan lebar 2,5
cm. Trachea berjalan dari cartilago cricoidea kebawah pada bagian depan leher dan
dibelakang manubrium sterni, berakhir setinggi angulus sternalis (taut manubrium
dengan corpus sterni) atau sampai kira-kira ketinggian vertebrata torakalis kelima
dan di tempat ini bercabang menjadi dua bronckus (bronchi). Trachea tersusun atas
16 – 20 lingkaran tak lengkap yang berupa cincin tulang rawan yang diikat bersama
oleh jaringan fibrosa dan yang melengkapi lingkaran disebelah belakang trachea,
selain itu juga membuat beberapa jaringan otot
e. Bronkus
Bronchus yang terbentuk dari belahan dua trachea pada ketinggian kira-kira
vertebrata torakalis kelima, mempunyai struktur serupa dengan trachea dan dilapisi
oleh sel yang sama. Bronckus kanan lebih pendek dan lebih lebar dan lebih vertikal
daripada yang kiri, sedikit lebih tinggi darl arteri pulmonalis dan mengeluarkan
sebuah cabang utama lewat di bawah arteri, disebut bronckus lobus bawah.
Cabang utama bronchus kanan dan kiri bercabang lagi menjadi bronchus lobaris
dan kernudian menjadi lobus segmentalis. Percabangan ini berjalan terus menjadi
bronchus yang ukurannya semakin kecil, sampai akhirnya menjadi bronkhiolus
terminalis, yaitu saluran udara terkecil yang tidak mengandung alveoli (kantong
udara). Bronkhiolus terminalis memiliki garis tengah kurang lebih 1 mm.
Bronkhiolus tidak diperkuat oleh cincin tulang rawan. Tetapi dikelilingi oleh otot
polos sehingga ukurannya dapat berubah. Seluruh saluran udara ke bawah sampai
tingkat bronkbiolus terminalis disebut saluran penghantar udara karena fungsi
utamanya adalah sebagai penghantar udara ke tempat pertukaran gas paru-paru.
Alveolus yaitu tempat pertukaran gas assinus terdiri dari bronkhiolus dan
respiratorius yang terkadang memiliki kantong udara kecil atau alveoli pada
dindingnya. Ductus alveolaris seluruhnya dibatasi oleh alveoilis dan sakus alveolaris
terminalis merupakan akhir paru-paru, asinus atau.kadang disebut lobolus primer
memiliki tangan kira-kira 0,5 s/d 1,0 cm. Terdapat sekitar 20 kali percabangan mulai
dari trachea sampai Sakus Alveolaris. Alveolus dipisahkan oleh dinding yang
dinamakan pori-pori kohn.
f. Paru
Paru-paru terdapat dalam rongga thoraks pada bagian kiri dan kanan. Paru-paru
dilapisi oleh pleura yaitu parietal pleura dan visceral pleura. Di dalam rongga pleura
terdapat cairan surfaktan yang berfungsi untuk lubrikasi. Paru kanan dibagi atas tiga
lobus yaitu lobus superior, medius dan inferior sedangkan paru kiri dibagi dua lobus
yaitu lobus superior dan inferior. Tiap lobus dibungkus oleh jaringan elastik yang
mengandung pembuluh limfe, arteriola, venula, bronchial venula, ductus alveolar,
sakkus alveolar dan alveoli. Diperkirakan bahwa stiap paru-paru mengandung 150
juta alveoli, sehingga mempunyai permukaan yang cukup luas untuk tempat
permukaan/pertukaran gas.

7. Aspek Keamanan dan Keselamatan


a. Perkusi tidak boleh dilakukan pada daerah yang mudah terjadi cedera, seperti
mammae, sternum, dan ginjal
b. Saat melakukan tindakan perkusi dan vibrasi pada anak harus diperhatikan
tekanannya jangan sampai menimbulkan fraktur
c. Sebelum melakukan fisioterapi dada sebaiknya apabila anak belum minum air
hangat anjurkan untuk minum air hangat untuk membantu mengencerkan
sekretnya.
8. Hal penting yang Harus Diperhatikan
a. Postural drainage yang diberikan disesuaikan dengan letak secret di saluran
nafas
b. Untuk bayi teknik perkusi dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu yaitu
masker oksigen kecil

Anda mungkin juga menyukai