Anda di halaman 1dari 5

REVIEW

FT. KARDIO RESPIRASI

Dosen Pengampu :
Ali Multazam S.Ft., M.Sc., Physio
Disusun Oleh :
Rasmiati
( 202010490311021 )

PROGRAM STUDI FISIOTERAPI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2021/2022
A. Istilah khusus anatomi pada sistem respirasi
1. Traktus Respirasi Atas
Saluran napas atas ( upper respictory tract )
a. Nasal ( hidung )
b. Pharynx ( faring )
c. Larynx ( laring )
2. Traktus Respirasi Bawah
Saluran napas bawah ( lower )
a. Trachea
b. Bronchus dan cabangnya
c. Alveoli
B. peran masing-masing organ/jaringan di sistem respirasi
a. Hidung ( Nasal )
Hidung merupakan bagian dari wajah yang terdiri dari kartilago, tulang, otot,
dan kulit yang melindungi bagian depan dari cavum nasi. Cavum nasi
merupakan bangunan menyerupai silinder dengan rongga kosong yang dibatasi
tulang dan dilapisi mukosa hidung. Fungsi dari cavum nasi adalah untuk
menghangatkan, melembabkan, dan menyaring udara yang memasuki hidung
sebelum mencapai paru
b. Pharynx ( faring )
Setelah melalui cavum nasi, udara yang diinhalasi akan memasuki faring.
Faring disebut juga sebagai tenggorokan yaitu suatu silinder berongga dengan
dinding yang terdiri dari otot. Faring merupakan bagian yang menghubungkan
bagian ujung belakang cavum nasi dengan bagian atas esofagus dan laring.
Faring dibagi menjadi tiga bagian yaitu nasofaring, orofaring, dan
laringofaring. Nasofaring merupakan bagian teratas dari faring dan berada di
belakang dari cavum nasi. Udara dari cavum nasi akan melewati nasofaring dan
turun melalui orofaring yang terletak di belakang cavum oris dimana udara
yang diinhalasi melalui mulut akan memasuki orofaring.
c. Larynx ( laring )
aring merupakan suatu saluran yang dikelilingi oleh tulang rawan.
Laringberadadiantara orofaring dan trakea, didepan lariofaring. Salah satu
tulang rawan pada laringdisebut epiglotis. Epiglotis terletak di ujung bagian
pangkal laring. Laring diselaputi oleh membrane mukosa yang terdiri dari
epitel berlapis pipihyangcukup tebal sehingga kuat untuk menahan getaran-
getaran suara pada laring. Fungsi utama laring adalah menghasilkan suara dan
juga sebagai tempat keluar masuknya udara. Pangkal tenggorok disusun oleh
beberapa tulang rawan yang membentuk jakun. Pangkal tenggorok dapat
ditutup oleh katup pangkal tenggorok (epiglotis). Pada waktu
menelanmakanan, katup tersebut menutup pangkal tenggorok dan pada waktu
bernapas katumembuka. Pada pangkal tenggorok terdapat selaput suara yang
akan bergetar bilaadaudara dari paru-paru, misalnya pada waktu kita bicara.
d. Trachea
Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya ± 10 cm, terletak sebagian di leher
dansebagian di rongga dada (torak). Dinding tenggorokan tipis dan kaku,
dikelilingi olehcincin tulang rawan, dan pada bagian dalam rongga bersilia.
Silia-silia ini berfungsi menyaring benda-benda asing yang masuk ke saluran
pernapasan.
e. Bronchus dan cabangnya
Tenggorokan (trakea) bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan
danbronkuskiri. Struktur lapisan mukosa bronkus sama dengan trakea, hanya
tulang rawanbronkusbentuknya tidak teratur dan pada bagian bronkus yang
lebih besar cincin tulang rawannyamelingkari lumen dengan sempurna.
Bronkus bercabang-cabang lagi menjadi bronkiolus.

f. Alveoli
Kantong berdinding sangat tipis pada bronkioli terminalis. Tempat
terjadinyapertukaran oksigen dan karbondioksida antara darah dan udara yang
dihirup. Jumlahnya200 - 500 juta. Bentuknya bulat poligonal, septa antar
alveoli disokong oleh serat kolagen, dan elastis halus.
C. Mekanisme bernafas. Perbandingan tekanan luar dan dalam selama
proses bernafas. Hipobarik dan Hiperbarik
Mekanisme pernapasan manusia terbagi menjadi dua yaitu ikspirasi dan
inspirasi menghirup dan menghembus.
Hiperbarik Merupakan sediaan obat lokal anestesi dengan berat jenis obat
lebih besar daripada berat jenis cairan serebrospinal, sehingga dapat terjadi
perpindahn obat ke dasar akibat gaya gravitasi. Agar obat anestesi lokal benar-
benar hiperbarik pada semua pasien maka baritas paling rendah harus 1,0015
gr/ml pada suhu 370 C. Contoh : buvipakain 0,5%
Hipobarik Merupakan sediaan obat lokal anestesi dengan berat jenis obat lebih
rendah dari berat jenis cairan serebrospinal sehingga obat akan berpindah dari
area penyuntikan ke atas. Densitas cairan serebrospinal pada suhu 370 C adalah
1,003 gr/ml. Perlu diketahui variasi normal cairan serebrospinal sehingga obat
yang sedikit hipobarik belum tentu menjadi hipobarik bagi pasien yang lainnya.
Contoh : terakain, dibukain
D. Otot-otot yang terlibat dalam sistem respirasi
Otot Inspirasi :
- Otot utama : m.diafragma dan m.intercostalis external
Otot-otot bantu :
- m.strenocleidomastoid
- m.upper trapezius
- m.scaleni
- m.serratus anterior
- m.pectoralis mayor dan pectoralis minor
Otot Ekspirasi
Otot abdominalis :
- m.rectus abdominis internal
- m.rectus abdominis eksternal
- m.rectus abdominis transversal
- m.intercostalis internal
E. Respiratory Rate, Volume Paru, Kapasitas Paru
- Respiratory Rate : newbron 30-40 breaths / minute
Infants 30-60 breaths / minute
Toddler 26-32 breaths / minute
Child 20-30 breaths / minute
Adolescent 16-20 breaths / minute
Adults 16-20 breaths / minute
- Volume paru – paru
Volume tidal : volume udara yang diinspirasi atau ekspirasi setiap kali
bernapas normal, besarnya kira-kira 500ml pada laki-laki dewasa.
Volume Cadangan inspirasi : volume udara ekstra yang dapat diinspirasi
setelah dan volume tidal normal bila dilakukan inspirasi kuat, biasanya
mencapai 3000ml.
- Kapasitas paru
Kapasitas inspirasi : volume tidal + volume cadangan inspirasi (kira-kira
3500ml).
Kapasitas residu fungsional : volume cadangan ekspirasi + volume residu
(kira-kira 2300ml).
F. Fisiologi Batuk
Saat debu, polusi, atau alergen (zat pemicu alergi) memasuki sistem
pernapasan, otak akan mengirim sinyal melalui saraf tulang belakang ke otot-
otot di dada dan perut. Ketika otot-otot tersebut berkontraksi, udara
menyembur melalui sistem pernapasan untuk mendorong keluar benda asing.
Hal inilah yang dinamakan batuk.

Anda mungkin juga menyukai