Anda di halaman 1dari 6

PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN

Nama : Tasya Syifa’urrohmah


NPM : 21901061088
Tema : Pegaruh Kadar Enzim
“PENGARUH KADAR ENZIM TERHADAP KECEPATAN REAKSI”

TUJUAN
Mengetahui pengaruh kadar enzim terhadap kecepatan reaksi pengubah amilum menjadi
glukosa
METODOLOGI
1.1 Alat
1. Penumbuk porselin
2. Gelas ukur
3. Tabung reaksi
4. Centrifuge
5. Lempeng penguji

1.2 Bahan
1. Kecambah kacang hijau umur 2 hari
2. Larutan amilum 0,4%
3. Laruta Kl
4. Aquades

1.3 Cara Kerja

Dipilih 100 kecambah kacang hijau yang baik kemudian


ditumbuk dengan penumpuk porselin, lalu dilarutkan dalam 100
ml aquades

Dimasukkan kedalam tabung reaksi centrifuge dan dipisahkan
selama 5 menit dengan kecepata 2 rpm

Diambil supernatant dan dimasukkan kedalam tabung reaksi,
cairan ini dianggap sebagai larutan enzim amylase 100%

Dibuat kadar enzim 25%, 50%, 75% dan enzim yang berkadar
100% masing- masing sebanyak 20 ml

Disediakan tabung reaksi dan diisi masing- masing 5 ml dari
larutan 100% dan ditambahkan 2 ml larutan amilum. Dicatat
waktunya, kemudian dikocok perlahan sampai larutan tercampur,
saat mencampur larutan amilum + enzim ditetapkan sebagai saat
nol.

Setiap 30 detik diambil 1 tetes campuran pada cawan racik lalu
diuji dengan 1 tetes larutan Kl

Dicatat waktu tiap perubahan warna yang terjadi pada lempeng
penguji

Dilakukan langkah ke- 5 sampai 7, masing- masing untuk kadar
enzim 25%, 50%, 75% dan enzim yang berkadar 100%.
HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Hasil Pengamatan

Perlakuan Gambar Keterangan


- Konsentrasi 25%
Larutan Enzim Amilase berwarna bening
kebiruan
- Konsentrasi 50%
berwarna bening agak
pekat kebiruan
- Konsentrasi 75%
berwarna agak pekat
kebiruan
- Konsentrasi 100%
berwarna pekat
kebiruan
- Konsentrasi 25%
Larutan Enzim Amilase + berwarna putih
Larutan Amilum - Konsentrasi 50%
berwarna putih
kekuningan
- Konsentrasi 75%
berwarna kekuningan
- Konsentrasi 100%
berwarna kuning
kecoklatan

- Konsentrasi 25%
Larutan Enzim Amilase + berwarna putih
Larutan Amilum - Konsentrasi 50%
+ Larutan Kl berwarna putih
kekuningan
- Konsentrasi 75%
berwarna kekuningan
- Konsentrasi 100%
berwarna kuning
kecoklatan
2.2 Pembahasan

Enzim adalah suatu kelompok protein yang menjalankan dan mengatur perubahan-
perubahan kimia dalam sistem biologi. Zat ini dihasilkan oleh organ- organ hewan dan
tanaman, yang secara katalitik menjalankan berbagai reaksi, seperti pemecahan hidrolisis,
oksidasi, reduksi, isomerasi, adisi, transfer radikal dam kadang-kadang pemutusan rantai
karbon. Enzim merupakan protein yang berfungsi sebagai katalis untuk proses biokimia.
Suatu enzim dapat mempercepat reaksi 108 sampai 1011 kali lebih cepat daripada tanpa
menggunakan katalis (Poedjiadi dan Supriyanti, 2006).
Kebanyakan enzim yang terdapat di dalam alat-alat atau organ-organ organisme
hidup berupa larutan koloidal dalam cairan tubuh, seperti air ludah, darah, cairan lambung
dan cairan pankreas. Enzim terdapat di bagian dalam sel. Hal ini terikat erat dengan
protoplasma. Enzim juga ada di dalam mitokondria dan ribosom. Sel-sel dalam tubuh
setingkat demi setingkat dapat membentuk enzim yang berlainan. Seperti kita ketahui,
enzim merupakan suatu protein yang pembentukannya identik dengan pembentukan
protein yang mekanismenya sangat kompleks. Semakin tinggi konsentrasinya enzim maka
kecepatan reaksi akan meningkat hingga batas konsentrasi tertentu. Namun, hasil
hidrolisis substrat akan konstan dengan naiknya konsentrasi enzim. Pembentuan enzim
memerlukan bahan baku asam amino sehingga pembentukannya akan mengalami
hambatan jika sumber bahan baku ini berkurang. Seperti protein, enzim dapat mengalami
denaturasi, misalnya akibat pengaruh pemanasan, gelombang ultrasonik dan radiasi
ultraviolet atau pengaruh penambahan asam, basa, dan pelarut organik tertentu. Denaturasi
ini menyebabkan enzim menjadi tidak aktif atau tidak dapat bekerja (Sumardjo, 2008).
Pati atau amilum tersusun dari dua macam karbohidrat, amilosa dan amilopektin,
dalam komposisi yang berbeda-beda. Amilosa memberikan sifat keras, sedangkan
amilopektin menyebabkan sifat lengket. Amilosa memberikan warna ungu pekat pada tes
iodin sedangkan amilopektin tidak bereaksi. Penjelasan untuk gejala ini belum pernah
bisa tuntas dijelaskan (Rosmawati , 2013). Glukosa adalah gula monosakarida yang dapat
langsung diserap oleh tubuh dan dikonversi menjadi energi. Kadar glukosa dalam bahan
pangan sumber karbohidrat meliputi: monosakarida yang sudah tersedia atau berasal dari
pemecahan polisakarida (pati/amilum) dalam bahan tersebut. Proses pemecahan
polisakarida menjadi monosakarida dapat terjadi selama proses pengolahan pangan atau
melalui hidrolisis selama polisakarida yang dikatalisis oleh asam dan enzim dalam
saluran cerna (Wang & Copeland, 2015).
Berdasarkan praktikum yang dilakukan yaitu tentang pengaruh kadar enzim
terhadap kecepatan reaksi pengubahan amilum menjadi glukosa didapatkan hasil yaitu
dengan adanya perubahan warna pada tiap-tiap konsentrasi amilase yang ditetesi larutan
amilum dan larutan Kl. Hasil dari praktikum yang telah dilakukan menunjukkan bahwa
besarnya konsentrasi enzim berpengaruh terhadap kecepatan reaksi pengubahan ami lu
menjadi glukosa. Hal ini tampak pada konsentrasi enzim 100% yang hanya memerlukan
waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan konsentrasi enzim 75%; 50%; dan
25%.Hal ini terjadi karena energi aktivasi tinggi, maka mulu kulu (substrat) lebih sedikit
yang bereaksi sehingga waktu yang diperlukan pun lebih lama dan pada akhirnya laju
reaksi pun lebih lambat. Hal ini sesuai dengan fungsi enzim sebagai katalisator biologi
yaitu dapat mempercepat suatu reaksi kimia dengan cara menurunkan energi aktivasi.
Fungsi utama suatu enzim adalah mengurangi hambatan energi aktivasi pada suatu reaksi
kimia. Energi aktivasi adalah jumlah energi yang dibutuhkan untuk membawa suatu
substansi ke status reaktifnya. Enzim bergabung dengan substansinya (substrat)
membentuk suatu status transisi yang membutuhkan energi aktivasi lebih kecil untuk
berlangsungnya reaksi kimia tersebut. (Pelczar,dkk. 1986)
Pada saat reaksi berlangsung enzim akan meningkatkan energi molekul untuk
bereaksi sehingga kecepatan reaksi semakin cepat. Enzim akan menurunkan energi yang
diperlukan untuk reaksi tiap molekul. Hal ini terjadi pada waktu substrat diubah menjadi
produk. Penghambat energi harus diturunkan. Enzim bekerja dengan menurunkan
aktivasi, jika energiaktivasi suatu reaksi rendah, maka akan lebih banyak molekul
(substrat) yang dapat bereaksi sehingga waktu yang diperlukan untuk memecah hamil
menjadi glukosa menjadi lebih singkat.Oleh karena itu kecepatan reaksi semakin cepat.
KESIMPULAN

Enzim adalah suatu kelompok protein yang menjalankan dan mengatur perubahan-
perubahan kimia dalam sistem biologi Semakin tinggi konsentrasinya enzim maka
kecepatan reaksi akan meningkat hingga batas konsentrasi tertentu. Namun, hasil
hidrolisis substrat akan konstan dengan naiknya konsentrasi enzim.
Berdasarkan praktikum yang dilakukan yaitu tentang pengaruh kadar enzim
terhadap kecepatan reaksi pengubahan amilum menjadi glukosa didapatkan hasil yaitu
dengan adanya perubahan warna pada tiap-tiap konsentrasi amilase yang ditetesi larutan
amilum dan larutan Kl. Hasil dari praktikum yang telah dilakukan menunjukkan bahwa
besarnya konsentrasi enzim berpengaruh terhadap kecepatan reaksi pengubahan ami lu
menjadi glukosa. Hal ini tampak pada konsentrasi enzim 100% yang hanya memerlukan
waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan konsentrasi enzim 75%; 50%; dan
25%.Hal ini terjadi karena energi aktivasi tinggi, maka mulu kulu (substrat) lebih sedikit
yang bereaksi sehingga waktu yang diperlukan pun lebih lama dan pada akhirnya laju
reaksi pun lebih lambat.

DAFTAR PUSTAKA

Pelczar, MJ., Chan, ECS,. 1986. Dasar- Dasar Mikrobiologi. UI-Press. Jakarta
Poedjiadi, A dan Supriyanti, F.M. 2006. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI Press
Rosmawati T. 2013. Isolasai Kapang Pendegradasi Amilum pada Ampas (Metroxylon
sagoo) Secara In Vitro. Jurnal Biology Science & Education Vol. 2 No. 1
Sumardjo, Damin. 2008. Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa
Kedokteran dan Program Strata I Fakultas Bioeksakta. Jakarta: EGC
Wang, S. & Copeland L. (2015). Effect of Acid Hydrolysis on Starch Structure and
Functionality: A Review. J Critical Rev in Food Sci and Nutr; 55(8); 1081–
97.

Anda mungkin juga menyukai