PEMBAHASAN
Bidan
Dokter
Perawat
1A Ns. A
Daftar awal rencana asuhan keperawatan. Rencana asuhan keperawatan ditulis oleh perawat
yang menyusun daftar masalah. Dokter menulis intruksi medis sedangkan perawat menulis
instruksi keperawatan atau rencana asuhan keperawatan. Perencanaan awal terdiri dari tiga
bagian :
a) Diagnostic
b) Terapeutik
c) Pendidikan
3. Catatan perkembangan .
Catatan perkembangan berisi perkembangan/kemajuan dari tiap-tiap masalah kesehatan klien
yang telah di lakukan intervensi dan disusun oleh semua perawat yang terlibat dengan
menambahkan catatan perkembangan pada lembar yang sama. Beberap aacuan catatan
perkembangan dapat digunakan, antara lain :
1) SOAP (Subjektif, Objektif, Analysis/Assesment, dan Plan)
2) SOAPIER (SOAP ditambah Intervention, Evaluation, Revise)
3) PIE (Problem, Intervention, Evaluation).
Keuntungan
1) Focus catatan asuhan keperawatan lebih menekankan pada masalah klien dan proses
penyelesaian masalah daripada tugas dokumentasi.
2) Pendokumentasian tentang kontinuitas dari asuhan keperawatan.
3) Evaluasi dan penyelesaian masalah secara jelas didokumentasikan .
4) Data disusun berdasarkan masalah yang spesifik.
5) Daftar masalah merupakan check list untuk diagnosis keperawatan dan dan untuk
masalah klien. Daftar masalah tersebut membantu mengingatkan perawat untuk suatu
perhatian.
6) Data yang perlu diintervensikan dijabarkan dalam rencana asuhan keperawatan.
Kerugian
1) Penekanan hanya berdasarkan masalah, penyakit, dan ketidak mampuan dapat
mengakibatkan pada pendekatan pengobatan yang negative.
2) Kemungkinan adanya kesulitan jika daftar masalah belum di lakukan intervensi atau
munculnya masalah yang baru.
3) Dapat menimbulkan kebingungan jika setiap hal harus masuk dalam daftar masalah.
4) SOAPIER dapat menimbulkan pengulangan yang tidak perlu, jika sering adanya
target evaluasi atau tujuan perkembangan klien sangat lambat.
5) Perawat yang rutin miungkin diabaikan dalam pendokumentasian jika flow sheet
untuk pendokumentasian tidak tersedia.
6) P (dalamSOAP)mungkin terjadi duplikasi dengan rencana asuhan keperawatan.
Contoh kasus
Kasus I
Hari ini Nn. W usia 20 datang keruang IRD RS Wijaya Kusuma dengan keluhan demam
tinggi (39’C) sejak kemarin. Keluhan lain: nyeri kepala, mual, batuk, klien mengeluh sudah
beberapa hari tidak BAB, klien mengatakan susahtidurdanseringterbangun, klien mengatakan
lemah untuk melakukan aktifitas, klien mengeluh kesakitan daerah perut, klien mengatakan
mulut terasa pahit, dan badan lemas. Setelah dilakukan vital sign dan pemeriksaan fisik
ditemukan data: T=120/70 mmHG, N=110 x/menit, RR=30 x/menit, keadaan lidah yang khas
(putih, kotor, bibirpecah-pecah, muka merah, banyak keringat). Klien lalu diperiksa Lab
(ujiwidal: 500, periksa darah lengkap: leukosit< 500 /mm3, dan SGOT-SGPT) semua
hasilnya positif. Terpasang O2, klien terlihat gelisah, tampak meringis menahan sakit, lemah,
BB menurun, tampak bedrest,dan aktivitas dibantu, teraba massa feses pada perut bagian
bawah, porsi makan tidak habis, muntah. Keluarganya mengatakan sebelumnya tidak mau
dibawa ke RS karena merasa penyakitnya akan sembuh sendiri tetapi setelah panasnya
semakin tinggi klien semakin cemas dan akhirnya mau dibawa ke RS. Diperoleh keterangan
pula, bahwa ayah klien mempunyai riwayat hipertensi.
Metodelogi Keperawatan terhadap kasus diatas:
Pengkajian
Identitas
Nama : Nn. W
Umur : 20 tahun
J. Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Sunda/indonesia
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Ds. Ranjikukec. Penggung
PenanggungJawab : Tn. Kosidin
PengkajianFisik
Batas Normal HasilPemeriksaan
Tanda- Tanda-tandavitala) Suhu : 39 C
tandavitalSuhu 36-37 b) Nadi :110 x/menit
C, nadi 60-100 c) TD : 120/70 mmHg
x/menit, tensi rata- d) RR : 30 x/menit
rata 130/80 mmHg, e) BB : 45 kg
RR 16-24 x/menit f) TB : 156 cm
1A Ns. A
Kekurangan volume
cairan
Kolaborasidengandokterd
alamobat
2.2.3 PENGERTIAN METODE PENDOKUMENTASIAN CBE
Charting By Exception adalah sistem dokumentasi yang hanya mencatat secara naratif
dari hasil atau penemuan yang menyimpang dari keadaan normal atau standar. Keuntungan
CBE yaitu mengurangi penggunaan waktu yang digunakan untuk asuhan langsung pada
klien.
CBE Mengintergrasikan tiga komponen kunci yaitu :
a) Praktek keperawatan yang sebenarnya Flowsheet yang berupa kesimpulan penemuan
yang penting dalam menjabarkan indikator pengkajian dan penemuan termasuk
instruksi dokter atau perawat, frafik, catatan kepulangan pasien.
b) Dokumentasi dilakukan berdasarkan standar praktek keperawatan, sehingga
mengurangi pencatatan tentang hal rutin secara berulang kali.
Oleh karena itu standar harus spesifik dan menguraikan praktek keperawatan yang
sebenarnya serta harus dilakukanoleh perawat dibangsal, walaupun ada juga standart jhusus
yang disusun sesuai unit masing – masing.
DECOMPENSASI CORDIS
Data Dasar
Tuan X datng ke rumah sakit Budi Husada (54 tahun). Masuk rumah sakit dengan
keluhan utamanya nyeri dada sebelah sesak kiri dan selama 1 hari, nyeri diarasakan sebelah
kiri dan menyebar ke punggung kanan..terasa sesak jiwa bernafas.
klien pernah mengalami Hipertensi sejak + 1 th yang lalu.
Pemeriksaan Fisik
1. Thoraks
Pergerakan dada sedikit mengembang, perkusi terdengar suara sonor
pada auskultasi suara nafas Vesikuler.
2. Integumen
Terdapat luka tusukan iv cath pada tangan kiri
Pemeriksaan penunjang
ECG: Kesimpulan: PJK Old Myocard Infarct anteroseptal
Hasil Blood Gas : pH 7,322; PCO2 31,3; PO2 75,3; HCO3 15,8, BE –10,2,
Kalium 4,2; Natrium 142.
Analisa Data
No
Data
Masalah
Etiologi
1. Data Subjektif : Klien mengungkapkan sesak
saat beraktivitas..
Data Objektif : Nadi 100 x/mnt.
Respirasi 24 x/mnt.
Hasil thorax foto: CTR 51 %.
Hasil Echo: EF 51 % S
Penurunan Kardiac Out put
Kegagalan jantung dalam pompa mekanik
2. - Klien mengungkapkan kakinya tidak bengkak saat ini.
- Tidak terdapat oedem pada ekstrimitas.
- Natrium 142, Kalium 4,62.
- Intake cairan 3 gls/ 24 jam.
- Produksi urine cukupan.
Resiko terjadinya gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit (excess)
Peningkatan SVR di daerah perifer
Pengembalian cairan ke jantung menurun
Retensi cairan oleh Jaringan Odem
Diagnosa Keperawatan
1. Resiko terjadinya Penurunan kardiak output berhubungan dengan kegagalan jantung
dalam melakukan pemompaan.
2. Resiko gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kegagalan
jantung melakukan pemompaan.
Intervensi Keperawatan
Dx 1 :Resiko terjadinya Penurunan kardiak output berhubungan dengan kegagalan
jantung dalam melakukan pemompaan.
a) Jelaskan pada klien tentang pen-tingnya istirahat jika dada terasa berat atau sesak atau
pusing.
b) Anjurkan pada pasien untuk beristirahat dalam posisi ½ duduk.
c) Kolaborasi dalam pemberian obat digitalis.
d) Observasi KU pasien, TTV dan keluhan klien
Implementasi
1. Menjelaskan pada klien bahwa istirahat jika terasa sesak akan mengurangi kerja
jantung yang berlebihan.
2. Menata bantal tinggi agar klien dapat istirahat setengah duduk
3. Memberikan obat pagi 1 tablet ISDN 5 mg
4. Mengamati KU pasien, menghitung frekwensi pernafasan mengukur tekanan darah,
Evaluasi
S : Pasien tidak merasa nyeri
O : pasien tidak pucat, nadi 96 x/mnt, tensi 130/90 mmHg, respirasi 20 x/mnt.
A: Masalah keperawatan tidak terjadi.
P: Rencana perawatan di hentikan.
Intervensi Keperawatan
Dx 2 : Resiko gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan
kegagalan jantung melakukan pemompaan.
a) Jelaskan pada klien tentang pentinnya pembatasan minum dan diet rendah garam
b) Berikan diet
c) Kolaborasi dalam pemberian diuretika: Furosemid.
d) Observasi TTV, keluhan, keadaan umum dan oedem
Implementasi
1. Menjelaskan pada klien dan keluarga agar minum sesuai dengan instruksi dokter dan
me-ngurangi makanan yang asin
2. Menyajikan makanan dan meng- anjurkan klien untuk menghabis kan makanan yang
telah disedia-kan.
3. Memberikan obat Furosemid 1 tablet pada pagi hari sesudah makan.
4. Melihat penampilan umum klien, mengukur tensi, nadi dan suhu, menanyakan
keluhan klien
Evaluasi
S: pasien mengungkap kan pagi sudah kencing.
O: Tidak ada oedem.
A: masalah keperawatan tidak terjadi.
P: Rencana perawatan di hentikan.
Penggunaan
Format PIE tepat digunakan untuk system pemberian asuhan keperawatan primer.
Pada keadaan klien yang akut, perawat dapat melaksanakan dan mendokumentasikan
pengkajian ketika pertama kali klien masuk dan pengkajian system tubuh yang di beri tanda
PIE setiap hari. Setelah itu perawat associate (PA) akan melaksanakan intervensi sesuai yang
telah direncanakan, karena PIE didasarkan pada proses keperawatan, maka akan membantu
memfasilitasi perbedaan antara pembelajaran di kelas dan di keadaan nyata pada tatanan
praktik pendokumentasian yang sesungguhnya.
Dokumentasi PIE tidak memasukkan pengkajian di dalamnya, tetapi kegiatan ini di tulis
terpisah (flow sheet). Ini mencegah terjadinya duplikasi informasi atau tindakan. Masalah
klien pada catatan PIE dapat di beri nomor sesuai dengan masalah klien. Masalah yang telah
teratasi dihilangkan dari dokumentasi harian dan masalah yang berkelanjutan di
dokumentasikan setiap hari
.
P : masalah yang dihadapi klien dan ditulis dalam bentuk diagnose keperawatan (tidak efektif
bersihan jalan nafas b/d penumpukan secret).
I : intervensi yang harus dilaksanakan untuk mengatasi masalah.
- Berikan posisi semi fowler.
- Lakukan postural drainase dan fisioterapi dada.
- Lakukan isap slym.
E : evaluasi terhadap tindakan yang diberikan (klien dapat bernafas dengan norma,
RR=18x/m, auskultasi terdengar ronchi). Tanda tangan . nama perawat.
Catatan sumber, catatan ini khas untuk setiap profesi atau disiplin. Catatan ini mempunyai
bagian atau kolom yang terpisah untuk memasaukkan data, informasi yang dicatat
berdasarkan nama klien.
Karakteristik PIE
1. Proses dokumentasi PIE dimulai dari saat pengkajian ketika pertama kali klien masuk
diikuti pelaksanaan pengkajian system tubuh setiap pergantian dinas (setiap 8 jam)
2. Data masalah yang hanya dipergunakan untuk asuhan keperawatan klien pada jangka
waktu yang lama dengan masalah yang kronis.
3. Intervensi yang dilaksanakan dan rutin didokumentasikan dalam flow sheet.
4. Catatan perkembangan digunakan untuk pencatatan nomor intervensi keperawatan
yang spesifik berhubungan dengan masalah yang spesifik.
5. Imtervensi langsung terhadap penyelesaian masalah yang ditandai dengan huruf I
(intervensi) dan nomor masalah klien yang relevan didokumentasikan.
6. Keadaan klien sebagai pengaruh dari intervensi diidentifikasi dengan huruf E
(evaluasi) dan nomor masalah.
7. Setiap masalah yang diidentifikasi harus dievaluasi minimal setiap 8 jam (setiap
pergantian dinas)
Keuntungan
a) Memungkinkan penggunaan proses keperawatan
b) Rencana intervansi dan catatan perkembangan dapat dihubungkan.
c) Memungkinkan pemberian asuhan keperawatan secara kontinyu karena secara jelas
mengidentifikasi masalah klien dan intervensi keperawatan.
d) Perkembangan klien mulai dari klien masuk sampai pulang dapat dengan mudah
digambarkan.
e) Dapat diadaptasi sebagai pendokumentasian yang otomatis.
Kerugian
a) Tidak dapat digunakan sebagai pendokumentasian semua disiplin ilmu.
b) Pembatasan rencana intervensi tidak aplikatif untuk beberapa situasi perawatan.
Definisi
Pencatatan FOCUS adalah suatu proses-orientasi dan klien-fokus. Hal ini digunakan proses
keperawatan untuk mengorganisir dokumentasi asuhan. Jika menuliskan catatan
perkembangan, format DAR (Data-Action-Response) dengan 3 Kolum, yaitu :
A. Data : berisi tentang data subyektif dan obyektif yang mendukung dokumentasi fokus
B. Action : Merupakan tindakan keperawatan yang segera atau yang akan dilakukan
berdasarkan pengkajian atau evaluasi keadaan pasien.
C. Response : menyediakan keadaan respon klien terhadap tindakan medis atau
keperawatan
Penggunaan
FOCUS dapat dipergunakan untuk menyusun fungsi DAR Sebagai kunci dan pedoman
terhadap kewajiban orientasi proses.
Keuntungan dan Kerugian
A. Keuntungan
1) Istilah FOCUS lebih luas dan positif dibandingkan penggunaan istilah
“Problem”.
2) Pernyataan FOCUS pada tingkat yang tinggi adalah diagnosa keperawatan.
3) FOCUS dengan DAR adalah fleksibel dan menyediakan kunci dan pedoman
pencatatan diagnosa keperawatan.
4) Catatan rencana keperawatan merupakan pencatatan INDEX berdasarkan
tanda FOCUS yang memudahkan informasi untuk dikenali.
5) Waktu lebih singkat tanpa harus menuliskan pada beberapa bagian pada
format.
6) Sistem ini mudah dipergunakan dan dimengerti oleh tenaga kesehatan lainnya.
Bahasa dan proses pencatatan menggunaka istilah yang umum.
B. Kerugian
1) Penggunaan catatan Action dapat membingungkan, khususnya tindakan yang
akan atau telah dilaksanakan.
2) Penggunaan FOCUS pada kolom tidak konsisten dengan istilah pada rencana
tindakan keperawatan.
ACTION :
Atur posisi pasien dengan semi
hangat
Ajarkan pasien batuk efektif
pemberian O2
RESPONSE :
Pasien mengatakan bahwa ia lebih
2.2.6