Anda di halaman 1dari 7

SISTEM PENGELOMPOKAN PESERTA DIDIK DI SEKOLAH DASAR NEGERI

M. Ghulaman Zakia

E-mail: Ghulamanzakia358@gmail.com
SDN Model Kota Malang
Jl. Raya Tlogowaru No. 3 Kedungkandang Kota Malang

Abstract: The focus of this research is the base of students grouping, the type of students
grouping, the way of students grouping, the positive and negative effect of students grouping,
the problems of students grouping, and the way to resolve this problems. This research uses
qualitative approach and use case studiesat SD Negeri Model Kota Malang. The result shows
students grouping at this school uses the achievement, the characteristic, and the interest of
students.

Keywords: grouping, students, Elementary School

Abstrak: Fokus dari penelitian ini adalah dasar pengelompokan peserta didik, jenis
pengelompokan peserta didik, cara pengelompokan peserta didik, dampak positif dan
negatif pengelompokan peserta didik, kendala dalam pengelompokan peserta didik, dan cara
mengatasi kendala pengelompokan peserta didik. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kulitatif jenis studi kasus, dengan lokasi penelitian di SD Negeri Model Kota Malang.
Temuan penelitian menunjukkan pengelompokan peserta didik di sekolah itu menggunakan
jenis prestasi, karakteristik, dan bakat minat peserta didik.

Kata kunci: Pengelompokan, Peserta didik, SD Negeri

Lembaga pendidikan yang memberikan dasar tidak sama. Jumlah rombongan belajar dari
dalam pembentukan karakter peserta didik adalah setiap jenjang kelas adalah sebagai berikut,
sekolah dasar.Jenjang sekolah dasar di Indonesia kelas 1 terdiri dari 5 rombongan belajar, kelas
dilaksanakan meliputi enam jenjang atau enam 2 terdiri atas 7 rombongan belajar, kelas 3
tingkatan, mulai dari kelas satu hingga kelas terdiri atas 5 rombongan belajar, kelas 4 terdiri
enam.Lembaga pendidikan yang memberikan atas 5 rombongan belajar, kelas 5 terdiri atas
dasar dalam pembentukan karakter peserta didik 4 rombongan belajar, dan kelas 6 terdiri atas 5
adalah sekolah dasar.Jenjang sekolah dasar di rombongan belajar. Berdasarkan hasil penelitian
Indonesia dilaksanakan meliputi enam jenjang awal yang dilakukan peneliti ditemukan bahwa
atau enam tingkatan, mulai dari kelas satu pengelompokan peserta didik di SD Negeri
hingga kelas enam dan terbagi menjadi beberapa Model ini juga di acak kembali setiap dua tahun
rombongan belajar dan kelompok. sekali.
Salah satu lembaga pendidikan sekolah Peserta didik dalam suatu sekolah berperan
dasar yang memiliki beberapa rombongan sebagai sasaran pendidikan yang memiliki hak
belajar di setiap jenjang kelas adalah SD Negeri untuk mendapatkan pelayanan yang layak dari
Model.SD Negeri Model beralamatkan di Jalan sekolah.Hal tersebut sejalan dengan penjelasan
Raya Tlogowaru nomor 3 Kedungkandang Kota Prihatin (2011:3) bahwa peserta didik merupakan
Malang.Sekolah dasar ini merupakan sekolah individu yang memiliki kepribadian, cita-
dasar negeri yang memiliki rombongan belajar cita, dan potensi diri tertentu, serta tidak boleh
terbanyak di Kota Malang.Jumlah rombongan diperlakukan secara semena-mena. Menurut
belajar di SD Negeri Model Kota Malang Nasihin dan Sururi (dalam Tim Dosen AP
adalah 31 rombongan belajar dari keseluruhan UPI 2009:205) menyatakan bahwa peserta
jenjang, mulai dari jenjang kelas satu hingga didik merupakan individu yang mendapatkan
jenjang kelas enam. Jumlah rombongan belajar pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat,
pada setiap jenjang kelas di SD Negeri Model
201
202 Manajemen dan Supervisi Pendidikan, Volume 1, Nomor 3 Juli 2017: 201-207

minat, dan kemampuannya agar memiliki progress plan) adalah pengelompokan untuk
perkembangan daya berpikir sehingga dapat mengatasi perbedaan kemampuan pada peserta
menerima pembelajaran yang diberikan oleh didik; 4) penempatan sekolompok peserta didik
pendidik kepadanya.Peserta didik merupakan pada seorang guru (self combined classroom)
sasaran utama dalam pelaksanaan program- adalah pengelompokan seperti halnya pada guru
program sekolah.Setiap peserta didik memiliki kelas; 5) pembelajaran beregu (team teaching)
persepsi terhadap program sekolah yang berbeda- adalah pengelompokan peserta didik yang yang
beda sesuai dengan keyakinan masing-masing. diberikan pembelajaran oleh guru dalam bentuk
Menurut Heider (dalam Safitri dan Bafadal, tim; 6) departementalisasi adalah pengelompokan
2007:2) persepsi individu dalam menanggapi peserta didik dengan guru hanya mengkhususkan
stimulus yang datang dapat mempengaruhi dirinya pada satu bidang pelajaran; dan 7)
tingkah laku yang dilakukannya, apakah individu pengelompokan berdasarkan kemampuan (ability
tersebut akan melakukan sesuatu atau tidak grouping) adalah sistem pengelompokan peserta
melakukannya. Tingkah laku yang dilakukan didik dengan menyesuaikan kemampuan peserta
individu tersebut tergantung pada kebutuhan dan didik.
motivasinya masing-masing. Cara pengelompokan juga sangat
Pengelompokan peserta didik adalah suatu beragam sesuai dengan tujuan pengelompokan
cara sekolah untuk memberikan pelayanan tersebut.Menurut Syarkawi (2011)
yang maksimal kepada peserta didik. Menurut pengelompokan peserta didik dapat dilaksanakan
Imron (2012:97) pengelompokan atau grouping melalui proses tes. Hal tersebut ditujukan di
adalah suatu penempatan peserta didik sesuai madrasah ibtidaiyah di Lumajang.Jenis tes
dengan karakteristik-karakteristik yang ada pada yang dilaksanakan meliputi tes minat, tes bakat,
peserta didik.Hal tersebut perlu dikelompokan, dan tes kemampuan intelegensi. Berdasarkan
agar guru lebih mudah dalam memberikan hasil tes tersebut akan diperoleh potensi-
perhatian atau pelayanan kepada peserta didik. potensi yang dimiliki oleh setiap peserta didik
Pengelompokan peserta didik juga sering disebut dan potensi tersebut dijadikan sebagai kriteria
pengklasifikasian.Penjelasan tersebut diperkuat pengelompokan peserta didik. Pengelompokan
oleh penjelasan Nasihin dan Sururi (dalam Tim tersebut dilakukan untuk meningkatkan efektifitas
Dosen AP UPI, 2009:210-211) bahwa terdapat dan efesiensi pembelajaran di madrasah, serta
dua hal yang mendasari pengelompokan untuk memudahkan pembimbimbingan peserta
peserta didik.Hal yang pertama adalah fungsi didik sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
integrasi, yaitu pengelompokan peserta didik Keefektifan cara pengelompokan
berdasarkan kesamaan yang ada pada peserta dapat dilihat dari hasil atau pengaruh program
didik. Kesamaan ini meliputi jenis kelamin, pengelompokan peserta didik tersebut terhadap
umur, dan sebagainya. Sedangkan hal lain yang perkembangan daya berpikir anak. Oleh
mendasari pengelompokan peserta didik adalah karena itu perlu dilaksanakan evaluasi program
fungsi perbedaan, yaitu pengelompokan peserta pengelompokan.Menurut Hamalik (2011:260-
didik berdasarkan perbedaan yang ada pada 261) desain evaluasi mencakup beberapa
peserta didik seperti bakat, minat, karakter dan komponen yaitu: 1) penentuan garis besar
kemampuan peserta didik. evaluasi yang meliputi identifikasi tingkat
Setiap sekolah memiliki kewenangan untuk pembuatan keputusan dan penetapan lokasi,
memilih jenis pengelompokan yang sesuai dengan fokus, waktu dan komposisi alternatifnya; 2)
kemampuan yang dimilikinya. Menurut Regan pengumpulan informasi yang meliputi penentuan
(dalam Prihatin, 2011:72-74) terdapat tujuh jenis sumber informasi, penentuan instrumen
pengelompokan peserta didik, yaitu 1) SD tanpa dan metode pengumpulan data, prosedur
tingkat (the noun grade elementary school) adalah sampling, dan spesifikasi kondisi dan skedul
pengelompokan peserta didik pada sekolah dasar informasi; 3) organisasi informasi yang meliputi
tanpa ada jenjang kelas; 2) pengelompokan kelas spesifikasi format informasi dan spesifikasi
rangkap (multi grade and multi age grouping) alat pengkodeannya; 4) analisis informasi yaitu
adalah sekolah dasar dengan sistem tingkat; 3) pengolahan informasi yang telah didapatkan
pengelompokan kemajuan rangkap (the dual terkait kendala-kendala yang dijumpai; 5)
Zakia, Sistem Pengelompokan Peserta Didik 203

pelaporan informasi yang meliputi penentuan peneliti ingin mengetahui peristiwa-peristiwa


pihak penerima evaluasi, alat penyedia informasi, yang terjadi sehari-hari di lokasi penelitian
format laporan informasi, dan jadwal pelaporan; yang terkait dengan pengelompokan rombongan
dan 6) administrasi evaluasi yang meliputi belajar peserta didik.
rangkuman jadwal evaluasi, penentuan kendala- Informan pada penelitian ini adalah Kepala
kendala yang dihadapi oleh informan, cara untuk SD Negeri Model Kota Malang, sebagai penentu
memecahkan maslah atau kendala yang ada, kebijakan di sekolah termasuk penentuan sistem
dan penilaian keefektifan pemecahan masalah pengelompokan rombongan belajar peserta
yang ditentukan. Sedangkan menurut Hamdani didik; Waka Kesiswaan SD Negeri Model Kota
(2011:298) evaluasi pendidikan merupakan suatu Malang yang merupakan bidang yang menangani
proses yang sistematis untuk mengukur tingkat urusan yang terkait dengan peserta didik; Waka
kemajuan yang telah dicapai peserta didik, Kurikulum SD Negeri Model Kota Malang
ditinjau dari norma tujuan dan norma kelompok. yang merupakan bidang yang berkaitan dengan
Evaluasi pendidikan juga merupakan suatu proses kegiatan pembelajaran di sekolah; Guru SD
yang sistematis dalam menentukan apakah siswa Negeri Model Kota Malang yang merupakan
mengalami kemajuan belajar atau tidak. komponen pendidikan yang mengetahui prestasi
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk belajar peserta didik secara langsung; dan
mendeskripsikan dasar pengelompokan peserta Peserta Didik SD Negeri Model Kota Malang
didik, jenis pengelompokan peserta didik, cara yang merupakan sasaran dari pelaksanaan
pengelompokan peserta didik, dampak positif dan pengelompokan peserta didik. Sumber tambahan
negatif pengelompokan peserta didik, kendala pada penelitian ini berupa dokumen atau sumber
dalam pengelompokan peserta didik, serta cara tertulis. Sumber tersebut dapat berupa foto-foto
mengatasi kendala pengelompokan peserta didik dan juga arsip surat-surat penting.
yang dilaksanakan di SD Negeri Model Kota Teknik dalam pengumpulan data pada
Malang. penelitian ini antara lain: teknik wawancara,
teknik observasi, dan teknik dokumentasi.
METODE Sedangkan analisis dat penelitian ini meliputi:
1) reduksi data merupakan langkah memilih
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian
temuan yang pokok dan sesuai dengan fokus
ini adalah pendekatan kualitatif.Pendekatan
penelitian; 2) display data adalah penyajian hasil
kualitatif digunakan untuk menemukan sesuatu
reduksi data dalam bentuk narasi singkat, bagan,
dalam pengamatan peneliti di lapangan. Jenis
serta tabel atau flowchart; 3) verifikasi data dari
penelitian ini menggunakan penelitian studi
display data yang telah dibuat kepada informan,
kasus untuk meneliti fenomena yang terjadi di
selain itu peneliti juga membandingkan hasil
lapangan.Penelitian studi kasus adalah suatu
display data dengan sumber data lain yang
metode penelitian yang memusatkan pada suatu
akurat. Sedangkan pengecekan keabsahan data
kasus dan mengkajinya secara mendalam. Lokasi
penelitian ini menggunakan derajat kepercayaan
penelitian ini adalah SD Negeri Model Kota
atau kredibilitas (credibility), keteralihan
Malang.Sekolah ini merupakan salah satu SD
(transferability), ketergantungan (dependability),
Negeri unggulan di Kota Malang.SD Negeri
dan kepastian (confirmability).
Model memiliki beberapa prestasi baik dalam
bidang akademik maupun non akademik dan
memiliki 31 rombongan belajar.
Pelaksanaan penelitian ini peneliti datang HASIL
langsung ke SD Negeri Model Kota Malang Pengelompokan peserta didik di SD
sebagai objek penelitian, dan melakukan Negeri Model Kota Malang didasari atas dua
pengambilan data kepada para informan dengan hal, yaitu persamaan dan perbedaan peserta
menerapakan teknik-teknik pengambilan didik. Persamaan pada peserta didik mendorong
data pada penelitian kualitatif. Peneliti dalam untuk mengelompokan peserta didik pada satu
melaksanakan penelitian ini juga melaksanakan kelompok yang sama, dan perbedaan peserta
magang di SD Negeri Model Kota Malang. didik menjadikan peserta didik pada kelompok
Cara tersebut dilaksanakan oleh peneliti karena yang berbeda. Persamaan-persamaan tersebut
204 Manajemen dan Supervisi Pendidikan, Volume 1, Nomor 3 Juli 2017: 201-207

dirinci dengan menentukan hal-hal yang ada mengetahui bakat dan minat yang dimiliki oleh
pada peserta didik, misalkan minat, usia, peserta didik.
prestasi, dan hal-hal lain, sehingga peserta didik Pengelompokan peserta didik memiliki
yang memiliki persamaan akan bertempat di dampak positif terkait perilaku peserta didik
kelompok yang sama. Pengelompokan tersebut dan motivasi belajar peserta didik.Selain kepada
bertujuan untuk memberikan pelayanan yang peserta didik, pengelompokan tersebut juga
baik kepada peserta didik.Sedangkan perbedaan memiliki dampak positif bagi guru.Dampak
peserta didik dapat dirinci menjadi beberapa hal terhadap guru adalah berupa meningkatnya
meliputi prestasi peserta didik, jenis kelamin, kemampuan serta pengalaman mengajar guru.
sikap, dan minat peserta didik.Peserta didik Sehingga guru dapat mengajar di berbagai
dibedakan dalam beberapa kelompok tersebut jenjang di sekolah dasar.Dampak positif dari
bertujuan untuk memudahkan peserta didik pengelompokan peserta didik juga dapat
dalam mengembangkan pengetahuannya. membentuk kepercaya dirian peserta didik SD
Secara umum pengelompokan peserta Negeri Model Kota Malang.
didik di SD Negeri Model dalam sistem Sedangkan dampak negatif pengelompokan
rombongan belajar dilaksanakan secara merata. peserta didik juga berkaitan dengan peserta didik
Sehingga dalam satu rombongan belajar terdiri dan juga guru. Namun seluruh dampak negatif
dari beragam bakat dan minat peserta didik, tersebut sejauh ini tidak mengganggu proses
beragam prestasi belajar peserta didik, dan pembelajaran secara lama, hanya pada periode
beragam pula karakter peserta didik. Jenis awal saja. Oleh karena guru sebagai penanggung
pengelompokan di SD Negeri Model Kota jawab yang utama pada proses pembelajaran
Malang selain pengelompokan dalam sistem harus dapat mengkondisikan kelasnya sekondusif
rombongan belajar juga dikelompokan secara dan senyaman mungkin agar peserta didik merasa
khusus, yaitu meliputi: 1) Prestasi peserta didik betah mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas.
SD Negeri Model Kota Malang;2) karakteristik Kendala yang ditemui dalam pengelompokan
peserta didik SD Negeri Model Kota Malang;dan peserta didik adalah terkait dengan adapatasi
3) bakat dan minat peserta didik SD Negeri peserta didik.Peserta didik membutuhkan watu
Model Kota Malang. untuk beradaptasi dengan teman kelas barunya.
Pengelompokan prestasi ini dilaksanakan Selain itu juga ditemukan peserta didik yang
dengan mengelompokan peserta didik yang memiliki kecenderungan tidak cocok dengan
memiliki prestasi tinggi.Setelah dikelompokan salah satu peserta didik sehingga terjadi
peserta didik tersebut mendapat pembinaan perselesihan. Kendala lain yaitu terkait kevalidan
khusus sebagai persiapan lomba yang hendak data yang diberikan guru dan juga waktu yang
diikuti oleh para peserta didik tersebut.Sedangkan diperlukan dalam penghimpunan data dan juga
bakat dan minat peserta didik dikelompokan pada pemrosesan data.
kegiatan ekstrakurikuler.Dengan demikian di SD Selain kendala yang terkait langsung dengan
Negeri Model Kota Malang terdapat beberapa peserta didik juga terdapat kendala lain yang
jenis ekstra kurikuler sesuai bakat minat peserta berkaitan dengan bidang administrasi. Kendala
didik.Pengelompokan peserta didik di SD yang dihadapi dalam pengelompokan peserta
Negeri Model Kota Malang juga menggunakan didik bidang administrasi adalah masalah
jenis karakteristik atau sikap peserta didik. pendataan peserta didik seperti halnya penulisan
Pengelompokan ini untuk memudahkan nama yang benar pada peserta didik. Penulisan
pembinaan peserta didik.Pembinaan tersebut nama tersebut dijadikan acuan dalam penyusunan
bertujuan untuk merubah karakter peserta didik nomor ujian. Kendala lainnya terkait pendataan
yang sebelumnya kurang baik menjadi lebih baik. peserta didik pada buku induk peserta didik.
Cara pengelompokan peserta didik di Hal tersebut dikarenakan dalam satu jenjang
SD Negeri Model Kota Malang menggunakan saja peserta didik dapat menyebar dan juga
cara tes dan observasi. Tes yang dilaksanakan mengakibatkan menyebarnya data peserta didik
tidak dilaksanakan khusus, namun diintegrasikan pada beberapa buku induk.
dalam ujian sekolah atau ujian kenaian kelas. Cara sekolah dalam mengatasi kendala
Sedangkan observasi dilaksanakan khusus untuk pengelompokan peserta didik tidak dapat terlepas
Zakia, Sistem Pengelompokan Peserta Didik 205

dari peran guru. Guru memiliki peran yang sebagai persiapan lomba yang hendak diikuti oleh
sangat penting dalam mengatasi permasalahan para peserta didik tersebut.Selain prestasi peserta
adaptasi peserta didik. Guru kelas harus berusaha didik, bakat dan minat peserta didik di SD Negeri
membuat peserta didik di dalam kelasnya merasa Model Kota Malang juga diperhatikan.Bakat dan
nyaman. Oleh karena itu jika terjadi perselisihan minat peserta didik tersebut dikelompokan pada
guru juga harus dapat bertindak sebagai penengah kegiatan ekstrakurikuler.Dengan demikian di SD
dan juga memahami kemauan dari setiap peserta Negeri Model Kota Malang terdapat beberapa
didik. jenis ekstra kurikuler sesuai bakat minat peserta
Sedangkan cara mengatasi perbedaan didik. Jenis pengelompokan yang lain yaitu
penulisan nama peserta didik dilakukan dengan pengelompokan peserta didik menggunakan
cara mngambil data peserta didik pada satu jenis karakteristik atau sikap peserta didik.
sumber, sehingga seluruh guru kelas memiliki Pengelompokan ini untuk memudahkan
sumber data yang sama yaitu di koordinator pembinaan peserta didik.Pembinaan tersebut
kurikulum. Sedangkan cara mengatasi kendala bertujuan untuk merubah karakter peserta didik
terkait pengisian buku induk peserta didik yang sebelumnya kurang baik menjadi lebih baik.
dilaksanakan dengan cara penjadwalan, sehingga Hal tersebut sejalan dengan teori yang
guru kelas memiliki jadwal tersendiri. Pelaksanaan menyebutnya sebagai ability grouping Regan
cara-cara tersebut diharapkan dapat mengurangi (dalam Prihatin, 2011:72-74) terdapat tujuh jenis
kendala-kendala dalam pengelompokan peserta pengelompokan peserta didik, yaitu: 1) SD tanpa
didik khususnya pada bidang administrasi. tingkat (the noun grade elementary school) adalah
pengelompokan peserta didik pada sekolah dasar
PEMBAHASAN tanpa ada jenjang kelas; 2) pengelompokan kelas
rangkap (multi grade and multi age grouping)
Pengelompokan peserta didik di SD Negeri
adalah sekolah dasar dengan sistem tingkat; 3)
Model Kota Malang dilaksanakan dalam rangka
pengelompokan kemajuan rangkap (the dual
untuk memudahkan pihak sekolah terutama
progress plan) adalah pengelompokan untuk
guru dalam memberikan pelayan kepada
mengatasi perbedaan kemampuan pada peserta
peserta didik.Hal itu dikarenakan peserta didik
didik; 4) penempatan sekolompok peserta didik
diartikan sebagai komponen utama dari sekolah
pada seorang guru (self combined classroom)
yang menjadi sasaran dari tujuan pendidikan.
adalah pengelompokan seperti halnya pada guru
Peserta didik di SD Negeri Model Kota Malang
kelas; 5) pembelajaran beregu (team teaching)
diharapkan selalu mendapat pelayanan prima dari
adalah pengelompokan peserta didik yang yang
sekolah.Sekolah selalu mengedepankan hal-hal
diberikan pembelajaran oleh guru dalam bentuk
yang berkaitan dengan terciptanya peserta didik
tim; 6) departementalisasi adalah pengelompokan
dengan kompetensi unggul.
peserta didik dengan guru hanya mengkhususkan
Temuan yang telah dipaparkan diatas
dirinya pada satu bidang pelajaran; dan 7)
sejalan dengan penjelasan ahli mengenai peserta
pengelompokan berdasarkan kemampuan (ability
didik Nasihin dan Sururi (dalam Tim Dosen
grouping) adalah sistem pengelompokan peserta
AP UPI 2009:205) menyatakan bahwa peserta
didik dengan menyesuaikan kemampuan peserta
didik merupakan individu yang mendapatkan
didik.
pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat,
Sebelum dilaksanakan pengelompokan
minat, dan kemampuannya agar memiliki
Koordinator Kurikulum di SD Negeri Model
perkembangan daya berpikir sehingga dapat
Kota Malang akan membagian lembar isian
menerima pembelajaran yang diberikan oleh
kepada seluruh guru kelas. Lembar isian tersebut
pendidik kepadanya. Peserta didik adalah sasaran
berisi nama peserta didik, kategori prestasi
dalam pelaksanaan pembelajaran.
belajar meliputi high, middle, dan low. Serta
Pengelompokan peserta didik di SD Negeri
terdapat kolom keterangan yang berisi sikap
Model Kota Malang menggunakan prestasi
atau karakteristik dari peserta didik.Prestasi
peserta didik, hal ini dilaksanakan dengan
belajar peserta didik tersebut diperoleh guru dari
mengelompokan peserta didik yang memiliki
keseharian peserta didik dan hasil nilai peserta
prestasi tinggi.Setelah dikelompokan peserta
didik.Sedangkan sikap peserta didik diperoleh
didik tersebut mendapat pembinaan khusus
206 Manajemen dan Supervisi Pendidikan, Volume 1, Nomor 3 Juli 2017: 201-207

dari pengamatan masing-masing guru kelas. tingkat kualitas produk pendidikan.


Pengelompokan tersebut sebagaimana pendapat Kendala-kendala pengelompokan peserta
Imron (2012:97), bukan bermaksud untuk didik di SD Negeri Model Kota Malang ditemukan
mengotak-kotakkan peserta didik, melainkan melalui rapat evaluasi yang dilaksanakan setiap
justru bermaksud membantu mereka agar dapat akhir tahun pelajaran. Hal tersebut didukung
berkembang seoptimal mungkin. teori yang dipaparkan oleh Hamdani (2011:298)
Nilai peserta didik dijadikan dasar dalam evaluasi pendidikan merupakan suatu proses yang
penggolongan kategori high, midle, dan low. sistematis untuk mengukur tingkat kemajuan
Nilai tersebut diperoleh melalui tes atau yang telah dicapai peserta didik, ditinjau dari
ujian yang telah dilaksanakan oleh guru yang norma tujuan dan norma kelompok. Evaluasi
diintegrasikan dalam ujian sekolah. Temuan pendidikan juga merupakan suatu proses yang
tersebut sesuai dengan paparan ahli Syarkawi sistematis dalam menentukan apakah siswa
(2011) pengelompokan peserta didik dapat mengalami kemajuan belajar atau tidak. Kegiatan
dilaksanakan melalui proses tes. Hal tersebut evaluasi pendidikan keseluruhannya mencakup
ditujukan di madrasah ibtidaiyah di Lumajang. program-program yang telah dilaksanakan suatu
Jenis tes yang dilaksanakan meliputi tes minat, lembaga pendidikan untuk meningkatkan mutu
tes bakat, dan tes kemampuan intelegensi. pembelajaran terhadap peserta didik.
Berdasarkan hasil tes tersebut akan diperoleh Berdasarkan temuan penelitian yang telah
potensi-potensi yang dimiliki oleh setiap peserta dipaparkan, kendala di SD Negeri Model dalam
didik dan potensi tersebut dijadikan sebagai pengelompokan peserta didik tidak bersifat
kriteria pengelompokan peserta didik. permanen. Semua kendala tersebut dapat
SD Negeri Model Kota Malang langsung diketahui melalui rapat kordinasi
dalam meminimalisasi dampak negatif dalam yang dilaksanakan.Sehingga dapat langsung
pengelompokan peserta didik adalah dengan diselesaikan, dan juga dapat dijadikan sebagai
melakukan rapat koordinasi dengan guru-guru dasar dari program pengelompokan peserta didik
kelas yang bersangkutan sebagai narasumber. di tahun berikutnya.
Sehingga dampak positif yang ada dapat Cara pemecahan masalah atau kendala
dimaksimalkan, dan dampak negatifnya pengelompokan peserta didik di SD Negeri
diminimalkan.Pelaksanaan tersebut sejalan Model Kota Malang melalui rapat koordinasi
dengan teori tentang langkah evaluasi yang atau rapat yang dilaksanakan dengan beberapa
dipaparkan oleh Hamalik (2011:258-259) tahapan, tahapan tersebut yaitu penentuan topik
evaluasi pendidikan dapat dilakukan melalui evaluasi yaitu terkait kendala-kendala yang telah
beberapa langkah yang di kelompokan kembali dipaparkan di atas, pengumpulan informasi dari
menjadi beberapa evaluasi pada sub-sub narasumber yaitu guru kelas dan koordinator
bagian kerja. Langkah pertama adalah evaluasi kurikulum, serta yang terakhir adalah penentuan
kebutuhan dan feasibility yaitu evaluasi yang keputusan pemecahan kendala yang dituliskan
bertujuan untuk merumuskan dan menetapkan dalam notulen rapat SD Negeri Model Kota
strategi-strategi yang akan digunakan dalam Malang. Sehingga dapat ditemukan cara untuk
pelaksanaan program pendidikan. Langkah mengatasi kendala di atas adalah menekankan
kedua yaitu evaluasi masukan (input) merupakan kepada guru kelas untuk membantu peserta didik
proses dalam meperoleh informasi yang akurat yang kesulitan beradaptasi di kelas, sehingga
dari narasumber-narasumber yang bersangkutan peserta didik tersebut lebih betah di kelas.
dengan program pendidikan. Langkah ketiga Sedangkan terkait dengan pengumpulan data
adalah evaluasi proses yaitu sistem pengelolaan cara mengatasinya adalah dengan menerapkan
data atau informasi yang telah didapatkan dari dead line waktu kepada guru kelas dalam
narasumber. Pengelolaan data ini bertujuan untuk pengumpulan data peserta didik.
memecahkan masalah-masalah yang ditemukan. Paparan data di atas didukung oleh teori
Langkah keempat adalah evaluasi produk yaitu yang terkait dengan desain evaluasi yang
langkah yang berkaitan dengan pengukuran hasil dipaparkan oleh Hamalik (2011:260-261) desain
yang dicapai pada program pendidikan, dan untuk evaluasi mencakup beberapa komponen yaitu:
memecahkan kendala-kendala yang mengurangi 1) penentuan garis besar evaluasi yang meliputi
Zakia, Sistem Pengelompokan Peserta Didik 207

identifikasi tingkat pembuatan keputusan dan beberapa dampak. Dampak tersebut meliputi
penetapan lokasi, fokus, waktu dan komposisi dampak positif dan dampak negatif. Dampak
alternatifnya; 2) pengumpulan informasi yang positif dan negatif tersebut dapat diketahui
meliputi penentuan sumber informasi, penentuan melalui proses evaluasi setiap akhir tahun ajaran.
instrument dan metode pengumpulan data, Pelaksanaan pengelompokan peserta didik
prosedur sampling, dan spesifikasi kondisi di SD Negeri Model Kota Malang juga masih
dan skedul informasi; 3) organisasi informasi mengalami beberapa kendala. Kendala-kendala
yang meliputi spseifikasi format informasi dan tersebut dapat diketahui melalui proses evaluasi
spesifikasi alat pengkodeannya; 4) analisis tahunan yang dilaksanakan oleh sekolah.Cara
informasi yaitu pengolahan informasi yang mengatasi kendala-kendala tersebut adalah
telah didapatkan terkait kendala-kendala yang dengan guru memberikan perhatian ekstra
dijumpai; 5) pelaporan informasi yang meliputi kepada peserta didik, petugas pengelompokan
penentuan pihak penerima evaluasi, alat penyedia memberikan deadline (batasan waktu) bagi guru
informasi, format laporan informasi, dan jadwal kelas dalam pengisian form peserta didik, dan
pelaporan; dan 6) administrasi evaluasi yang pengisian buku induk dilakukan penjadwalan
meliputi rangkuman jadwal evaluasi, penentuan khusus bagi setiap jenjang.
kendala-kendala yang dihadapi oleh informan,
cara untuk memecahkan masalah atau kendala Saran
yang ada, dan penilaian keefektifan pemecahan
Pelaksanaan pengelompokan peserta
masalah yang ditentukan.
didik sebaiknya menerapkan berbagai jenis
pengelompokan tidak hanya menggunakan
KESIMPULAN DAN SARAN tiga jenis pengelompokan.Dengan demikian
Kesimpulan kegiatan pembelajaran peserta didik di sekolah
Dasar pengelompokan peserta didik di SD dapat lebih variatif, dan juga dapat mencegah
Negeri Model Kota Malang juga memperhatikan kejenuhan peserta didik.Pelaksanaan evaluasi
persamaan pada peserta didik. Selain persamaan terhadap program pengelompokan peserta didik
peserta didik, perbedaan peserta didik di SD juga sebaiknya dapat dilaksanakan rutin minimal
Negeri Model Kota Malang juga dijadikan dasar enam bulan sekali tidak hanya satu tahun sekali,
dalam pengelompokan sebagai pembeda antara agar lebih efektif.
satu kelompok dengan kelompok yang lain.
Jenis pengelompokan peserta didik di
DAFTAR RUJUKAN
SD Negeri Model Kota Malang pada saat ini
Hamalik, O. 2011.Dasar-dasar Pengembangan
menerapkan jenis pengelompokan merata atau Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya.
heterogen. Jenis pengelompokan di SD Negeri Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung:
Model Kota Malang selain pengelompokan dalam Pustaka Setia.
sistem rombongan belajar juga dikelompokan Imron, A. 2012.Manajemen Peserta Didik Berbasis
secara khusus, yaitu meliputi: prestasi Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
peserta didik SD Negeri Model Kota Malang, Prihatin, E. 2011.Manajemen Peserta Didik. Bandung:
karakteristik peserta didik SD Negeri Model Alfabeta.
Kota Malang, serta bakat dan minat peserta didik Safitri, E. dan Bafadal, I. 2007. Persepsi Guru tentang
SD Negeri Model Kota Malang. Keterampilan Manusiawi Kepala Sekolah
dengan Motivasi Kerja Guru. Jurnal Manajemen
Cara pengelompokan peserta didik di SD
Pendidikan, 20(1): 2.
Negeri Model Kota Malang menggunakan cara Syarkawi. 2011. Pola Pengelompokan Siswa Baru:
tes dan observasi. Tes yang dilaksanakan tidak Study Kasus di Madrasah Ibtidaiyah Bustanuk
dilaksanakan khusus, namun diintegrasikan Ulum Sumberanyar Rowokangkung Lumajang.
dalam ujian sekolah atau ujian kenaikan kelas. (Online), (http://digilib.uinsby.ac.id/9270/),
Sedangkan observasi dilaksanakan khusus untuk diakses 2 Februari 2016.
mengetahui bakat dan minat yang dimiliki oleh Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI. 2009.
peserta didik.Pengelompokan peserta didik di Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
SD Negeri Model Kota Malang juga memiliki

Anda mungkin juga menyukai