Pertanyaan:
2, Kira kira sector apakah yang memiliki competitive advantage yang bisa
mendongkrak ekspor Indonesia? Jelaskan argumentasi anda, jika perlu support
dengan data.
Jawab:
Menerapkan Kouta
kuota yang dimaksud adalah jumlah total suatu barang yang bisa diimpor dalam
satu periode tertentu. Kuota impor ini sudah diprediksikan sebelumnya, sehingga
seharusnya tidak mengganggu industri dalam negeri. Meskipun demikian, jika
suatu negara sedang memberlakukan perdagangan bebas, maka kebijakan kuota
tidak bisa dipakai lagi karena bisa menghambat proses perdagangan
internasionalnya.
Tarif
kebijakan tarif ini berarti ada penerapan tarif yang tinggi untuk impor barang-
barang tertentu. Kebijakan tarif ini diharapkan bisa membantu barang produksi
dalam negeri meningkatkan daya saingnya di pasar. Jadi supaya konsumernya
juga nggak beli barang-barang impor terus,
Subsidi
Kebijakan subsidi ini bertujuan untuk menekan harga barang produksi lokal.
Jadinya produk lokal bisa lebih murah deh dibanding produk impor.
Larangan Impor
Sumber : https://www.ruangguru.com/blog/ekonomi-kelas-11-2-kebijakan-
perdagangan-internasional-dan-jenisnya
2. Menurut saya sektor yang masih bisa bersaing adalah sektor perikanan dan kelautan.
Seperti yang kita tahu Indonesia adalah Negara yang terdiri dari kepulauan dan SDA yang
banyak termasuk kekayaan laut.
Dilansir dari situ s kkp.go.id , Indonesia termasuk dalam jajaran negara pengekspor
produk perikanan terbesar di dunia. Total ekspor produk perikanan tahun 2020 mencapai
USD5,2 miliar ( atau sekitar Rp72,8 triliun), dimana USD4,84 miliar berasal dari ikan konsumsi.
Berdasarkan data sementara BPS, nilai ekspor produk perikanan pada Bulan Maret 2021
mencapai USD 476 juta atau meningkat 19% apabila dibanding nilai ekspor produk perikanan
bulan Februari 2021 dan meningkat 12% apabila dibanding nilai ekspor produk perikanan bulan
Maret tahun sebelumnya.
Secara kumulatif pada periode Januari-Maret 2021, nilai ekspor produk perikanan
mencapai USD 1,27 Miliar atau naik 1,4% dibanding periode yang sama tahun 2020 dengan
surplus neraca perdagangan sebesar USD 1,14 Miliar atau naik 0,34% dibanding periode yang
sama tahun sebelumnya.
Pada periode tersebut, negara tujuan ekspor utama adalah Amerika Serikat sebesar USD
561 juta (45% terhadap nilai ekspor total), Tiongkok sebesar USD 171 juta (14%), Jepang
sebesar USD 138 juta (11%), Asean sebesar USD 133 juta (10,6%), Uni Eropa sebesar USD 62
juta (5%), dan Timur Tengah sebesar USD 28 juta (2%). Sedangkan komoditas ekspor utamanya
meliputi Udang sebesar USD 527 juta (42% terhadap nilai ekspor total), Tuna-Cakalang-Tongkol
sebesar USD 169 juta (13%), Cumi-Sotong-Gurita sebesar USD 128 juta (10%), Rajungan-
Kepiting sebesar USD 103 juta (8%), Rumput Laut sebesar USD 64 juta (5%), dan Layur sebesar
USD 22 juta (2%).
"Sektor perikanan ini tidak hanya menghasilkan devisa bagi negara, tapi juga menjadi
sumber penghidupan bagi masyarakat yang selama ini menggantungkan hidup dari hasil
perikanan. Di samping itu sektor ini menyerap banyak tenaga kerja," ungkap Menteri Trenggono.
Sejalan dengan dukungan penuh dari pemerintah untuk perkembangan industri perikanan
dalam negeri, Menteri Trenggono mengimbau eksportir perikanan untuk mengikuti aturan yang
sudah ditetapkan oleh pemerintah. Baik itu soal pajak hingga jaminan sosial bagi anak buah
kapal perikanan.
Sumber : https://kkp.go.id/artikel/29690-kkp-ingatkan-eksportir-perikanan-jangan-nakal-
soal-pajak#:~:text=Secara%20kumulatif%20pada%20periode%20Januari,periode%20yang
%20sama%20tahun%20sebelumnya.