Anda di halaman 1dari 2

Nama : Diah Rai Wardhani

NIM : 042452646
Prodi : S1 Akuntansi

Diskusi 4
Bisnis Internasional
(ADBI4432)

Berikut ini adalah berbagai instrumen kebijakan perdagangan internasional


yang berlaku di Indonesia.

1) Tarif
Tarif adalah salah satu instrumen kebijakan yang sering digunakan oleh
negara sejak dulu. Tarif merupakan pajak atas barang yang
diperdagangkan. Ada dua macam tarif yaitu tarif spesifik berdasarkan
unit yang diimpor dan tarif ad valorem berdasarkan nilai tertentu dari
komoditas. Tarif dapat menyebabkan menurunnya harga ekspor dan
meningkatnya harga impor. Contoh kebijakan tarif yang baru-baru ini
diterapkan adalah kebijakan tarif impor 0% untuk kurma dan minyak
zaitun dari Palestina dalam rangka Memorandum Saling Pengertian antar
dua pemerintah.

2) Subsidi Ekspor
Subsidi ekspor adalah pembayaran dari pemerintah kepada perusahaan
atau individu yang melakukan ekspor atau menjual barang ke luar
negeri. Sehingga harga komoditas yang dijual dapat diturunkan agar bisa
bersaing di pasar internasional. Kebijakan ini hanya dapat berlaku pada
negara maju yang ekonominya stabil. Contoh kebijakan ini di Indonesia
adalah kebijakan subsidi ekspor ikan dari daerah Indonesia bagian timur
ke Australia.

3) Kuota Impor
Kuota impor adalah pembatasan langsung atas jumlah barang yang boleh
diimpor. Pembatasan ini membuat ketentuan jumlah maksimal barang
yang bisa diimpor oleh negara lain ke Indonesia. Latar belakang
diberlakukannya kuota impor adalah seringkali produk impor justru
menguasai pasar lokal dan mempengaruhi produsen lokal. Contoh
kebijakan kuota impor yang diterapkan di Indonesia adalah kuota impor

1
untuk produk gula, beras, daging, dan buah-buahan. Indonesia pada
dasarnya tidak banyak menerapkan kuota impor.

4) Voluntary Export Restraint (VER)


VER (Voluntary Export Restraint) atau pengekangan ekspor secara
sukarela adalah bentuk pembatasan kuota yang dikenakan oleh negara
pengekspor. Dalam aspek politis, VER memiliki beberapa keunggupan
dibandingkan dengan kebijakan tarif, tetapi dari segi ekonomi hal ini
menimbulkan kerugian yang lebih besar. Contohnya adalah kebijakan
kuota ekspor batubara yang dibatasi maksimal 150 juta ton per tahun
dalam rangka memenuhi kebutuhan domestik.

5) Persyaratan Kandungan Lokal (Local Content Requirement)


Persyaratan kandungan lokal adalah kebijakan yang mensyaratkan
bahwa bagian-bagian tertentu dari barang yang diimpor harus dibuat di
dalam negeri atau menggunakan bahan baku komponen lokal.
Keuntungan domestik akan lebih maksimal. Tetapi kelemahannya adalah
kurang jelasnya sistematika yang ada. Contoh penerapan kebijakan ini
adalah kebijakan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang salah
satunya diterapkan pada industri karet.

Mengenai efektivitas kebijakan perdagangan internasional Indonesia, beberapa


peneliti masih merasa bahwa Indonesia menganut kebijakan yang terlalu
proteksionis dan belum membuka hambatan-hambatan perdagangan dengan
negara lain. Walaupun pembatasan impor dilakukan karena khawatir soal
defisit neraca perdagangan, tetapi hal ini dapat memberikan dampak negatif
yaitu berpotensi memperlemah daya beli masyarakat.

Referensi:
Kompas.com. (2022, April 2). "Indonesia Gratiskan Tarif Impor Kurma dan
Minyak Zaitun Asal Palestina".
https://money.kompas.com/read/2022/04/02/182001226/indonesia-gratiskan-
tarif-impor-kurma-dan-minyak-zaitun-asal-palestina
Purbasari, R. (2022). Bisnis Internasional. Penerbit Universitas Terbuka. Hal
5.9-5.11.
Zuhri, S. (2013, Juli 22). " Kamus Perdagangan: Kuota Impor Lebih untuk
Perlindungan". https://m.bisnis.com/amp/read/20130722/12/152295/kamus-
perdagangan-kuota-impor-lebih-untuk-perlindungan

Anda mungkin juga menyukai