ABSTRAK
Ampas kelapa merupakan limbah yang diperoleh dari hasil pengolahan kelapa /
pembuatan minyak kelapa. Pada umumnya limbah ini jarang dimanfaatkan masyarakat dan
biasanya hanya dijadikan pakan ternak. Padahal jika diteliti lebih jauh ternyata ampas kelapa
memiliki kandungan galaktomanan yang mempunyai peran penting dalam bidang pangan dan
kesehatan. Tepung Ampas kelapa adalah Tepung adalah bahan baku utama pembuatan
berbagai jenis makanan (kue). Disamping sebagai sumber pati(gizi), tepung juga sebagai
pembentuk struktur. Sifat fisik tepung yang harus diperhatikan adalah harus berwarna putih ,
tidak menggumpal dan tidak lengket. Dikaitkan dengan sifat kimia daging buah kelapa hibrida
maka yang berperan pada sifat fisik tepung adalah kadar galaktomanan dan fosfolipida.. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik dari tepung ampas kelapa dihasilkan
dari proses ekstrak pada ampas kelapa berdasarkan kadar air, kadar abu, kadar protein,
kandungan karbohidrat, uji warna. Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil
Pertanian Politeknik Gorontalo. Penelitian ini menggunakan software Minitab 16 dengan
metode Sedangkan perlakuan yang diguankan adalah lamanya waktu pengeringan yaitu 2 jam,
4 jam dan 6 jam.
ABSTRACT
Coconut pulp is a waste obtained from coconut processing / coconut oil production. In
general, this waste is rarely used by the community and is usually only used as animal feed. In
fact, if examined further it turns out coconut pulp has galactomannan content which has an
important role in the field of food and health. Coconut Flour is Flour is the main raw material
for making various types of food (cakes). Aside from being a source of starch (nutrition), flour
also forms the structure. The physical properties of flour that must be considered are that they
must be white, not lumpy and not sticky. Associated with the chemical properties of hybrid
coconut meat, the role of the physical properties of flour is the level of galactomannan and
phospholipids. The purpose of this study was to determine the characteristics of coconut pulp
produced from the extraction process on coconut pulp based on water content, ash content,
protein content , carbohydrate content, color test. The research will be conducted at the
Polytechnic Gorontalo Agricultural Product Technology Laboratory. This study uses Minitab
16 software with the method. While the treatment used is the length of drying time, which is 2
hours, 4 hours and 6 hours.
104
JASc, Vol 2 No 2, November 2018
ampas dilihat dari kadar air, kadar abu, penelitian ini dilakukan beberapa tahapan.
kadar protein, dan kandungan karbohidrat, Yaitu tahapan persiapan bahan
serta banyaknya rendemen yang dihasilkan (pengeringan dan penepungan) dan tahapan
pada proses pemgeringan sehingga dapat analisa. Beberapa analisa yang dilakukan
dimanfaatkan lebih lanjut dalam pembuatan yakni kadar protein, kadar air, kadar abu,
produk pangan lainnya kandungan karbohidrat, uji warna (derajat
putih) dan rendemen ampas kelapa.
METODE PENELITIAN
2.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan 2.4 Pembuatan Tepung dari Ampas
Juli - Desember 2018 di Laboratorium Kelapa
107
JASc, Vol 2 No 2, November 2018
108
JASc, Vol 2 No 2, November 2018
0.00
2 jam 4 jam 6 jam
109
JASc, Vol 2 No 2, November 2018
Tabel 3. Analisis anova untuk uji kadar air perlakuan, Hal ini diperkirakan disebabkan
Sum d Mea F Si karena perlakuan panas akan menguapkan
of f ns g
air yang terikat secara bebas pada bahan
squar squar
es es pangan.
Betwe 463.3 2 231. 2017.6 .00
en 6 68 53 0 rata-rata kadar abu
group
0.64 0.58 0.45
s 1.00
Withi .689 6 .115 0.00
n 2 jam 4 jam 6 jam
group
s Gambar 3. Kadar abu tepung ampas kelapa
Total 464.0 8
51 Gambar 3 diatas menunjukkan
bahwa kadar abu tertinggi terdapat pada
Tabel diatas menunjukkan bahwa tepung ampas kelapa dengan lama
Perlakuan pengeringan berpengaruh pengeringan 2 jam yakni 0,64 % sedangkan
signifikan terhadap kadar air tepung ampas kadar abu terendah terdapat pada lama
kelapa karena nilai p-value (sig) = 0,000 < pengeringan 6 jam yakni 0,45 %. Hal ini
α = 5%. Hal ini menunjukkan bahwa dapat dikarenakan pada proses pengeringan yang
dilakukan uji lanjut menggunakan uji BNT. semakin lama maka semakin rendah kadar
Tabel 4. Uji BNT rata-rata kadar air abu pada bahan, pendapat ini berbeda
Perlakuan Rata-Rata Kadar Air
dengan beberapa pendapat peneliti.
2 jam 19.37a
Menurut Desy Windia dkk (2013)
b
4 jam 7.00 mengatakan bahwa Peningkatan suhu
6 jam 2.38c pengeringan menyebabkan kenaikan kadar
abu sebab dengan meningkatnya suhu
Berdasarkan Tabel Uji BNT kadar mengakibatkan kadar air semakin menurun
airdiatas menunjukkan tepung ampas sehingga semakin banyak residu yang
kelapa sangat berbeda nyata dari setiap ditinggalkan dalam bahan. Kandungan air
berlakuan pengeringan 2jam, 4jam dan 6 bahan makanan yang dikeringkan akan
jam a,b,c menunjukkan kode adanya mengalami penurunan lebih tinggi dan
perbedaan perlakuan, huruf yang sama menyebabkan pemekatan dari bahan-bahan
menunjukkan perlakuan yang sama pada α yang tertinggal salah satunya mineral. Hal
= 5% pada uji BNT. Hal ini terjadi karena ini menurutnya diperkuat oleh pendapat
lama pengeringan berbeda nyata terhadap Susanto dan Saneto, (1994). Kadar abu ada
kandungan kadar air masing-masing hubungannya dengan mineral suatu bahan.
110
JASc, Vol 2 No 2, November 2018
Abu merupakan zat organik zat sisa organik 6 jam berdasarkan tabel ANOVA
sisa hasil pembakaran suatu bahan organic menunjukkan bahwa perlakuan lama
dan juga Sudarmadji et al., (1989). pengeringan tidak berpengaruh terhadap
Semakin tinggi suhu pengeringan vakum kandungan kadar abon yang dihasilkan, ini
akan meningkatkan kadar abu karena berarti tidak ada uji selanjutkan
peningkatan suhu yang sesuai dalam suatu
proses pengeringan tidak mengakibatkan rata-rata kadar karbohidrat
perusakan zat gizi bahan makanan terutama 67.52 81.34 86.85
100.00
mineral, hanya mengurangi kadar air bahan
makanan saja dan ini sesuai dengan 0.00
2 jam 4 jam 6 jam
pendapat Harris dan Karmas, (1989)
Gambar 4. Kadar karbohidrat tepung ampas
Langkah selanjutnya adalah kelapa.
menguji lama pengeringan terhadap kadar
Adapun Analisis terhadap kandungan
Abu tepung ampas kelapa. Pengujian
karbohidrat dalam penelitian ini
dilakukan menggunakan ANOVA, dan
menggunakan perhitungan by difference
hasilnya ditampilkan pada Tabel dibawah
yakni dimana untuk mendapatkan
ini.
kandungan karbohidrat dapat dihitung
Tabel 5. Hasil uji Anova kadar abu pada
dengan menggunakan nilai sisa
tepung ampas kelapa
Sum d Mean F Sig perhitungan akhir terhadap kandungan air,
of f s
protein, lemak dan abu. Menurut Suharjo
squar squar
es es dan Kusharto (1987), menyatakan bahwa di
Betwe .053 2 .027 3.94 .08
dalam tubuh zat-zat makanan yang
en 3 1
groups mengandung unsur karbon dapat
Withi .040 6 .007
dimanfaatkan sebagai bahan pembentuk
n
groups energi yaitu karbohidrat, lemak dan protein.
Total .094 8
Kadar karbohidrat yang diperoleh pada
pengeringan tepung ampas kelapa dengan
Perlakuan signifikan karena nilai p-value
berbagai perbedaan waktu yang dugunakan
(sig) = 0,081 > α = 5%. Hal ini
untuk melalukan pengeringan pada ampas
menunjukkan bahwa tidak dilakukan uji
kelapa yakni 2 jam , 4 jam dan 6 jam.
lanjut BNT.
Gambar diatas menunjukkan bahwa
Dari Tabel diatas menunjukkan
kadar kerbohidrat tertinggi terdapat pada
bahwa pada perlakuan pengeringan dengan
tepung ampas kelapa dengan pengovenan
waktu yang berbeda yakni 2 jam, 4 jam dan
111
JASc, Vol 2 No 2, November 2018
bahwa dengan mengurangi kadar airnya, perlakuan, huruf yang sama menunjukkan
bahan pangan akan mengandung perlakuan yang sama pada α = 5% pada uji
BNT
senyawasenyawa seperti karbohidrat,
protein dan mineral dalam konsentrasi Dari Tabel diatas menunjukkan
yang lebih tinggi, akan tetapi vitamin- bahwa pada perlakuan pengeringan dengan
vitamin dan zat warna pada umumnya waktu yang berbeda yakni 2 jam, 4 jam dan
112
JASc, Vol 2 No 2, November 2018
113
JASc, Vol 2 No 2, November 2018
komponen lemak pada bahan sehingga dikarenakan pigmen warna cokelat tadi
kandungan lemaknya semakin lama telah menguap bersama dengan proses
dikeringkan akan semakin rendah . pemanasan yang semakin lama selain itu
Setelah diperoleh faktor yang ampas kelapa mengandung adanya asam
signifikan serta level yang mampu amino yang berasal dari protein , saat
mengoptimumkan nilai protein dengan uji dilakukan pengeringan pada tepung ampas
BNT. Tahap uji BNT menunjukkan bahwa kelapa menyebabkan kandungan asam
perlakuan pengeringan berbeda nyata amino pun akan semakin hilang akibat
dengan perlakuan 2 jam, 4 jam dan dan 6 terlalu lama dikeringkan. Hal ini didukung
jam . oleh Rahma (2010) menyatakan bahwa
terjadi penurunan kandungan senyawa
rata-rata derajat putih kimia pada bahan pangan selama proses
115
JASc, Vol 2 No 2, November 2018
116