Anda di halaman 1dari 5

 

  Presiden  di  tengah  Pandemi  Ditinjau  dari  Sistem  Ketatanegaraan”.  Diskusi 


ini  diselenggarakan  oleh  komunitas  CLS  yang  berasal  dari  Fakultas  Hukum 
UGM,  dimana  mahasiswa  mendapat  tekanan  yang  akhirnya  harus 
menggagalkan  acara  tersebut  dan  akun  penyelenggara  diretas. 
Constitutional  Law  Society  (CLS)  sendiri  merupakan  salah  satu  komunitas 
mahasiswa  di  Fakultas  Hukum  UGM  yang  berfokus  pada  keilmuan 
  mengenai  hukum  tata  negara.  Kegiatan  CLS  berfokus  pada  diskusi,  kajian, 
KAJIAN DAN PERNYATAAN SIKAP  dan  keikutsertaan  dalam  kompetisi  yang  berkaitan  dengan  aspek  hukum 
KELUARGA MAHASISWA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG  tata  negara  secara  nasional.  Diskusi  tersebut  berangkat  dari  adanya 
TENTANG KASUS KEBEBASAN BERPENDAPAT CLS UGM dinamika  di  masyarakat  mengenai  munculnya  wacana  pemberhentian 
Presiden  karena  dianggap  gagal  menangani  Covid-19.  CLS  melakukan 
inisiatif  untuk mengadakan kegiatan diskusi untuk membahas dari perspektif 
Salam Ganesha! hukum tata negara mengenai mekanisme pemberhentian presiden dan/atau 
Hidup Mahasiswa! wakil  presiden,  serta  berusaha  meluruskan  persepsi  publik  mengenai 
Hidup Rakyat Indonesia!  pemberhentian presiden dari sistem ketatanegaraan Indonesia.  
   
“S​etiap  orang  berhak  atas  ​kebebasan  berserikat,  berkumpul,  dan  Kronologi Pembungkaman Diskusi Akademik CLS UGM1
mengeluarkan ​pendapat​.​”  
- Pada  tanggal  27  Mei  2020,  poster  diskusi  rilis  di  akun  Instagram 
Undang - Undang Dasar 1945 ​ P ​ asal 28E ayat (3) @clsfhugm.  Setelah  poster  diskusi  dirilis,  banyak  pendaftar  mencapai 
. . .  300  orang.  Para  peserta  kemudian  diundang  ke  dalam  dua  grup 
  whatsapp  CLS.  Namun  yang  menjadi  kejanggalan  yang  masuk  ke 
Indonesia Menganut Prinsip Kebebasan Berpendapat   dalam dua grup tersebut menjadi lebih dari 400 orang 
  - Pada  tanggal  28  Mei  2020,  muncul  narasi  negatif  yang  dikeluarkan 
Di  Indonesia  ​kebebasan  untuk  ​berpendapat  diatur  dalam  pasal  UUD 1945,  oleh  Bagas  Pujilaksono  tanpa  melakukan  konfirmasi  secara  langsung 
dimana  secara  ideal,  sebagai  negara  demokrasi,  sudah  sepatutnya  kepada  Constitutional  Law  Society  (CLS),  yang  menyebutkan  bahwa 
pembungkaman  terhadap  pendapat  merupakan  bentuk  dari  pelanggaran  mereka  melakukan  gerakan makar. Seiring berjalannya waktu, keadaan 
konstitusi.  ​Dalam  ​Undang-Undang  Nomor  12  Tahun  2005  Tentang  semakin  tidak  kondusif.  CLS  melakukan  penggantian  judul diskusi dari 
Pengesahan  I​ nternational  Covenant  On  Civil  And  Political  Rights  (Kovenan  yang  sebelumnya  diskusi  berjudul  “Persoalan  Pemecatan  Presiden  Di 
Internasional  Tentang  Hak-Hak  Sipil  Dan  Politik),  Indonesia  meratifikasi  Tengah  Pandemi  Ditinjau  Dari  Sistem  Ketatanegaraan”  menjadi 
Undang-Undang  yang  memuat  dari  kovenan  terkait  pokok-pokok  hak  asasi  “Meluruskan  Persoalan  Pemberhentian  Presiden  Ditinjau  Dari  Sistem 
manusia  dan  kebebasan  dasar.  Didalamnya  juga  terdapat  pokok  mengenai  Ketatanegaraan”  dan  klarifikasi2.  Hal  ini  dilakukan  agar  tidak 
cita-cita  umat  manusia  untuk  menikmati  kebebasan  sipil  dan  politik  serta  dimanfaatkan  oleh  pihak-pihak  tertentu  yang  sejak  awal  sudah 
kebebasan  dari  rasa  takut  dan  kemiskinan,  yang  hanya  dapat  tercapai  membuat  narasi  negatif  terkait  judul  kegiatan  diskusi  tersebut  tanpa 
apabila  telah  tercipta  kondisi  bagi  setiap  orang  untuk  dapat  menikmati  melakukan konfirmasi ulang secara langsung kepada CLS.  
hak-hak  sipil  dan  politiknya  maupun  hak-hak  ekonomi,  sosial  dan  - Pada Tanggal 29 Mei 2020, terjadi permasalahan sebagai berikut: 
budayanya.  - ​ tas  nama 
Sekitar  pukul  04.00  WIB  dini  hari,  Akun  ​whatsapp  a
  Fisco  Mudjito  (narahubung  diskusi)  diretas,  dan  mengeluarkan 
Latar Belakang Kasus Kebebasan Berpendapat CLS UGM 
  1
Aditya Halimawan. P​ ress Release CLS ​dimuat dalam media instagram, diakses dari 
Peristiwa  terkait  kasus  kebebasan  berpendapat  tersebut  ​dimulai  dengan  https://www.instagram.com/p/CAzppaygTEa/​ tanggal 1 Juni 2020 
2
adanya  kegiatan  yang  dinamakan  Diskusi  dan  Silaturahmi  Bersama  Anshori, Ridwan. ​Tuduhan Makar di Seminar UGM Yogyakarta Salah Tafsir ​dimuat dalam media 
Negarawan  (DILAWAN)  dengan  judul  acara  diskusi  “Persoalan  Pemecatan  Tagar.id, diakses dari ​https://www.tagar.id/tuduhan-makar-di-seminar-ugm-yogyakarta-salah-tafsir 
tanggal 1 Juni 2020 
semua  anggota  grup  serta  mengirimkan  pesan  singkat  yang  Rilis Pers Fakultas Hukum UGM4
menyatakan sebagai berikut:  Berdasarkan  informasi  yang  didapatkan  dari  rilis  pers  FH  UGM,  bahwa 
“PEMBERITAHUAN  kegiatan  tersebut  murni  ​merupakan  kegiatan  mahasiswa  untuk  melakukan 
  Berhubung  respon  dari  masyarakat  terkait  acara  diskusi  diskusi  ilmiah  sesuai  dengan  minat  ​dan  konsentrasi  keilmuan  mahasiswa  di 
“Meneruskan  Persoalan  Pemberhentian  Presiden  Ditinjau  Dari  bidang  Hukum  Tata  Negara.  Kegiatan  ini  murni  inisiatif  mahasiswa. 
Sistem Ketatanegaraan” ​maka acara tersebut DIBATALKAN  Mahasiswa  membuat  poster  kegiatan  diskusi  yang  tersebar  dan  beredar 
Sekian dan terimakasih.  viral  pada  tanggal  28  Mei  2020  dengan  judul  ​“Persoalan  Pemecatan 
Panitia Acara.”  Presiden  di  tengah  Pandemi  Ditinjau dari Sistem Ketatanegaraan”​. Viralnya 
- Terhadap  kejadian  yang  semakin  tidak  kondusif,  sekitar  pukul  poster  ini  kegiatan  diduga  salah  satunya,  dipicu  oleh  tulisan  seorang 
10.00  WIB  CLS  menghubungi  narasumber  dan  berdiskusi  bernama:  ​Ir.  KPH  Bagas  Pujilaksono  Widyakanigara,  M.Sc,  Lic.Eng,  Ph.D 
mengenai  penyelenggaraan  diskusi,  dan  sepakat  bahwa  acara  yang  berjudul  “Gerakan  Makar  di  UGM  Saat  Jokowi  Sibuk  Atasi  Covid-19” 
Diskusi dan Silaturahmi Bersama Negarawan dibatalkan  di  laman  tagar.id.  yang  diantaranya  menyatakan  :  “Inikah  demokrasi,  pada 
- Sekitar  pukul  10.00  WIB  Akun  Instagram  @clsfhugm  diretas.  saat  bangsanya  sibuk  bergotong-royong  mengatasi  pandemic  Covid-19, 
Kemudian  sekitar  pukul  12.00  WIB  pemberitahuan  pembatalan  kelompok  sampah  ini  justru  malah  mewacanakan
5
  pemecatan  Presiden.  Ini 
acara  dilakukan  melalui  akun  Instagram  Presiden  CLS  Aditya  jelas  makar  dan  harus  ditindak  jelas.”.   Juga  disebutkan  ​bahwa  mahasiswa 
Halimawan  (@adityul).  Namun  beberapa  saat  kemudian  akun  pelaksana  kegiatan  yang  tergabung  dalam  ​“Constitutional  Law  Society” 
@adityul  tersebut  diretas  dan  seluruh  ​Instagram  Story  ​yang  (CLS)​ telah memberikan klarifikasi yang tertera diatas. 
mengenai  pembatalan  maupun  pemberitahuan  lainnya  hilang.  Fakultas Hukum UGM menyatakan bahwa :  
Namun  pada  akhirnya  akun  tersebut  berhasil  kembali  diakses  1. Mengapresiasi  dan  mendukung  kegiatan  diskusi  akademik 
oleh pemilik akun  mahasiswa  ​dengan  judul  “Meluruskan  Persoalan  Pemberhentian 
- Sekitar  pukul  13.00 WIB Orang Tua dari Fisco Mudjito mahasiswa  Presiden  Ditinjau  dari  Sistem  Ketatanegaraan”  yang 
FH  UGM  yang  juga  sebagai  narahubung  diskusi  mendapat  ​chat  diselenggarakan  oleh  Mahasiswa  Fakultas  Hukum  Universitas 
whatsapp  b ​ erasal  dari  Nomor  0821-553506472  yang  mengaku  Gadjah  Mada  yang  tergabung  dalam  kelompok  diskusi  ilmiah 
berasal  dari  organisasi  masyarakat  Muhammadiyah  Klaten3,  ini  mahasiswa “Constitutional Law Society” (CLS) pada tanggal 29 Mei 
chat  whatsapp  ​terkait tindakan makar dan ancaman pembunuhan  2020.  Kegiatan  ini  merupakan  salah  satu  wujud  kebebasan 
terhadap satu keluarga Fisco Mudjito  akademik  dan  kebebasan  berpendapat  yang  selayaknya  kita 
- Sekitar  Pukul  13.00  WIB  Moderator  M.  Anugerah  Perdana  yang  dukung bersama. 
juga  sebagai  moderator  diskusi  mendapat  chat  whatsapp  dari  2. Mengecam  sikap  dan  tindakan  intimidatif  terhadap  rencana 
nomor  0838-4930-4820  yang  mengaku  berasal  dari  Organisasi  kegiatan  diskusi  yang  berujung  pada  pembatalan  kegiatan diskusi 
Masyarakat  Muhammadiyah  Klaten  dan  disampaikan  melalui  ilmiah  tersebut​.  Hal  ini  merupakan  ancaman  nyata  bagi  mimbar 
orang tua dari M. Anugerah Perdana  kebebasan  akademik, apalagi dengan menjustifikasi sepihak secara 
- Sekitar  pukul  13.00  WIB  Presiden  Constitutional  Law  Society  brutal  bahkan  sebelum  diskusi  tersebut  dilaksanakan.  Fakultas 
(CLS)  FH  UGM,  Aditya  Halimawan  juga  mendapatkan  c​ hat  ​dari  Hukum  UGM  mendorong  segenap  lapisan  masyarakat  untuk 
Nomor  Whatsapp  0819-1683-2015  yang  mengaku  dari  Polres  menerima  dan  menghormati  kebebasan  berpendapat  dalam 
Sleman  menyatakan  bahwa  kena  pasal  tindakan  makar  dan  koridor  akademik,  serta  berkontribusi  positif  dalam  menjernihkan 
dipanggil ke Polres Sleman  segala polemik yang terjadi di dalam masyarakat. 
- Sekitar  pukul  14.00  WIB  terjadi  peretasan  akun  gojek  atas  nama  3. Mengecam  berita  provokatif  dan  tidak  berdasar  terkait  dengan 
M.  Anugrah  Perdana.  Peretasan  ini  dilakukan  dengan  melakukan  kegiatan  akademis  ​tersebut  yang  kemudian  tersebar  di  berbagai 
satu pesanan Go Car dan tiga pesanan Go Food  media  dan  memperkeruh situasi. Hal ini mengarah pada perbuatan 
pidana  penyebaran  berita  bohong,  serta  pencemaran  nama  baik. 
3
Fornews.co. ​Muhammadiyah Klaten Desak Polisi Usut Tuntas Pelaku Pencatutan Nama PDM 4
Rilis Pers Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, 29 Mei 2020.
Klaten, diakses dari 5
​ agas Pujilaksono. ​Gerakan Makar di UGM Saat Jokowi Sibuk atasi Covid-19​ dimuat dalam 
B
https://fornews.co/news/muhammadiyah-klaten-desak-polisi-usut-tuntas-pelaku-pencatutan media Tagar.id, diakses dari 
-nama-pdm-klaten/​ tanggal 1 Juni 2020 https://www.tagar.id/gerakan-makar-di-ugm-saat-jokowi-sibuk-atasi-covid19​. tanggal 1 Juni 2020 
Fakultas  Hukum  UGM  perlu  menyampaikan  pentingnya  kesadaran  Mengutip  pandangan  doktrin,  Djoko  Prakoso  dan  Wirjono 
hukum  kepada  seluruh  masyarakat untuk tidak melakukan tindakan  Prodjodikoro,  lema  ‘makar’  merupakan  terjemahan  dari  ​aanslag 
kejahatan  dan  pelanggaran  hukum,  utamanya  yang  menyebabkan  yang  memiliki  arti  serangan.  Menurut  PAF  Lamintang,  a ​ anslag 
kerugian bagi pihak lain dan masyarakat umum.  hanya  tepat  diartikan  sebagai  ​aanval  (serangan)  atau  sebagai 
4. Berempati  kepada  keluarga  mahasiswa  yang  mendapatkan  misadadige  aanranding  (penyerangan  dengan  maksud  tidak  baik). 
tekanan  psikologis  akibat  ancaman  teror  yang  tidak  seharusnya  Untuk  itu,  menerjemahkan  kata  ​aanslag  d ​ engan  menjadi  makar 
terjadi,  terlebih  di  dalam  situasi  pandemik  yang  sudah  cukup  yang  berarti  tipu  daya,  telah  mengaburkan  makna  mendasar  dari 
memberikan  tekanan  fisik  dan  mental  kepada  kita  semua. Fakultas  aanslag y​ ang berarti serangan.7 
Hukum  UGM  perlu  untuk  melindungi  segenap  civitas  akademika,  Berdasarkan  lembaga  mahasiswa  UGM,  Penjelasan  mengenai 
termasuk  semua  yang  terlibat  di  dalam  kegiatan  tersebut,  terlebih  Makar  dapat  dilihat  dari  Pasal  87  KUHP  yang  menyatakan, 
dengan  terjadinya  intimidasi,  teror,  dan  ancaman  yang  ditujukan  “​Dikatakan  ada  makar  untuk  melakukan  suatu  perbuatan,  apabila 
kepada  pihak-pihak  di  dalam  kegiatan tersebut, termasuk keluarga  niat  untuk  itu  telah  ternyata  dari  adanya  permulaan  pelaksanaan, 
mereka.  Dalam  hal  ini,  Fakultas  Hukum  UGM  telah  seperti  dimaksud  dalam  pasal  53.”  P ​ asal 87 dihubungkan dengan 
mendokumentasikan  segala  bukti  ancaman  yang  diterima  oleh  pasal  53  mengenai  percobaan  menyatakan,  “​Mencoba  melakukan 
para  pihak  terkait,  serta  mengambil  langkah-langkah  yang  kejahatan  dipidana,  jika  niat  untuk  itu  telah  ternyata  dan  adanya 
diperlukan  dalam  rangka  melindungi  segenap  civitas  akademika  permulaan  pelaksanaan,  dan  tidak  selesainya  pelaksanaan  itu, 
Fakultas  Hukum  UGM  serta  pihak-pihak  yang  terlibat  dalam  bukan semata-mata disebabkan karena kehendaknya sendiri.” 
peristiwa ini.  2. Pernyataan Mahasiswa FH UGM terkait Diskusi Publik 
  Mengutip opini dari lembaga mahasiswa FH UGM 8, yaitu: 
Pendekatan dalam memahami kasus CLS UGM  “  Pengertian  makar  itu  sendiri  harus  dipahami  dengan  baik 
  sebelum  menggunakan  istilah  tersebut  dan  bukanlah  tindakan 
Dalam  kasus  CLS  UGM  diduga  peretasan  dilakukan  untuk  menyebar  hoax,  yang  tepat  jika  frasa  makar  digunakan  untuk  memberikan 
mengeluarkan  peserta  diskusi,  memblokir  akun  instagram  CLS  UGM,  penilaian  akibat  kesalahan  penafsiran  dari  sebuah  judul  diskusi 
kemudian  diikuti  dengan  ancaman  pembunuhan  dan  juga  tekanan  ilmiah.  Dalam  hubungannya  kegiatan  DILAWAN,  maka 
psikologis  bagi  mahasiswa  CLS  UGM.  Berdasarkan  hal  tersebut,  ​beberapa  pertama-tama  harus  dapat  dibuktikan  dahulu  tujuan  dari 
hal yang perlu dipahami terkait kasus ini adalah :  diadakannya kegiatan tersebut. Setelah itu, diperlukan identifikasi 
1. Ketentuan Hukum Makar  terhadap  kegiatan  tersebut  apakah  kegiatan  DILAWAN 
Makar  merupakan  salah  satu  kejahatan  terhadap  kepentingan  merupakan  bentuk  penyerangan  yang  nyata  terhadap keamanan 
hukum negara (​staat belangen).  negara  atau  suatu  kegiatan  yang  merencanakan  untuk 
Pasal-pasal  Makar  (berasal  dari kata Aanslag) berasal dari Wetboek  menjatuhkan  pemerintah  yang  sah  atau  bukan.  Bukankah 
van  Strafrecht  voor  Nederlandsch  Indie (WvSNI) yang diberlakukan  kegiatan  DILAWAN  hanyalah  kegiatan  diskusi  ilmiah  dengan 
pertama  kali  dengan  Koninklijk  Besluit  (Titah  Raja)  Nomor  33  tujuan  akademis  demi  memperdalam  pengetahuan  bidang 
tertanggal  15  Oktober  1915  dan  mulai  diberlakukan  sejak  tanggal  hukum  ketatanegaraan  belaka.  Oleh  karena  itu,  tidak  tepat  jika 
1  Januari  1918. WvSNI merupakan turunan dari WvS (Wetboek van  DILAWAN  yang  seharusnya  diselenggarakan  oleh  CLS  pada  29 
Strafrecht)  negeri  Belanda  yang  dibuat  pada  tahun  1881  dan  Mei  2020,  pukul  14:00-16:00  WIB  disebut  sebagai  upaya 
diberlakukan  di  negara  Belanda  pada  tahun  1886.  Pemerintah  memunculkan  gerakan  makar  yang  hanya  didasari  oleh  salah 
kolonial  pada  saat  itu  menerapkan  asas konkordansi (penyesuaian) 
bagi  pemberlakuan  WvS  di negara jajahannya. Pasal-pasal Aanslag  http://icjr.or.id/wp-content/uploads/2017/04/Ancaman-Kebebasan-RKUHP-tentang-Makar.pdf 
yang  berasal  dari  Wetboek van Strafrecht voor Nederlandsch Indie  tanggal 1 Juni 2020 
7
(WvSNI)  tersebut  belum  pernah  diubah  sekalipun  oleh Pemerintah  ​Huzani, Moh Dani Pratama .​Ada Kekeliruan Pemahaman tentang Makar ​dimuat​ ​ dari hukum 
online.com 
Indonesia setelah diberlakukannya.6  https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5cdcd93351aa6/ada-kekeliruan-pemahaman-tentang
-makar​ tanggal 1 Juni 2020 
8
Sinergi Lembaga Mahasiswa FH UGM. Rilis Sikap : Kebebasan Akademik (kembali) dibungkan, 
6
​Institute for Criminal Justice Reform. M
​ elihat Potensi Ancaman Kebebasan Ekspresi dalam  dimuat dari demajusticia.org 
Pasal-Pasal Makar di RKUHP 2017  http://demajusticia.org/rilis-sikap-kebebasan-akademik-kembali-dibungkam/​ tanggal 1 Juni 2020 
penafsiran  dari  judul  diskusi  ilmiahnya  saja  tanpa  melihat  isi  dari  Tindakan  ini  melanggar  prinsip  kebenaran ilmiah yang termasuk dalam asas 
pemaparan materi dalam diskusi ilmiah tersebut.”  KM  ITB  dalam  melakukan  pergerakan.  Maka  kondisi  yang  harus ditekankan 
3. Ketentuan Hukum terkait Peretasan dan Ancaman  dalam  mendorong  agar  terciptanya  kebenaran  yang  ilmiah  di  masyarakat 
Peretasan  dan  ancaman  yang  terjadi  pada  kasus  CLS  UGM  adalah  mendukung  bentuk  proses  pendekatan diskusi berbasis akademis di 
memang  belum  melalui  proses  hukum,  namun  informasi  yang  ada  semua kalangan, terutama di kampus dan civitas akademika. 
mencukupi  sebuah  delik  opini  bahwa  sebuah  proses  hukum   
diperlukan.  Dasar  opini  tersebut  adalah  baik  peretasan  maupun  Ditengah  segala  bentuk  permasalahan  ruang  kebebasan berekspresi dalam 
ancaman yang terjadi disinggung UU ITE, yaitu dalam:  ranah  akademis,  dan  menilik  kembali  kasus-kasus  sebelumnya  mengenai 
Pasal 30 UU ITE  tindakan  pembungkaman  kritik  di  masyarakat,  sudah  sepatutnya  kita 
1. Setiap  Orang  dengan  sengaja dan tanpa hak atau melawan  tegakkan  kembali  kebebasan  berpendapat,  terutama  dalam  mimbar 
hukum  mengakses  Komputer  dan/atau  Sistem  Elektronik  akademis.  Perbedaan  gagasan  tidak  seharusnya  mengarah  kepada  bentuk 
milik Orang lain dengan cara apapun.  pembungkaman  dan  intimidasi.  ​Pasal  28E  ayat  (3)  ​Undang-Undang  Dasar 
2. Setiap  Orang  dengan  sengaja dan tanpa hak atau melawan  1945  (“UUD  1945”)  sebagai  berikut:  Setiap  orang  berhak  atas  ​kebebasan 
hukum  mengakses  Komputer  dan/atau  Sistem  Elektronik  berserikat,  berkumpul,  dan  mengeluarkan  ​pendapat​.  Jangan  sampai 
dengan  cara  apapun  dengan  tujuan  untuk  memperoleh  pemerintah  dan  sivitas  akademika  melakukan  upaya  pembungkaman 
Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik.  tersebut,  melainkan  menciptakan  suasana  kondusif  agar  pemikiran  dapat 
3. Setiap  Orang  dengan  sengaja dan tanpa hak atau melawan  bertumbuh  untuk  mencari  kebenaran  dan  bersikap.  Maka  dari itu, Keluarga 
hukum  mengakses  Komputer  dan/atau  Sistem  Elektronik  Mahasiswa ITB menyatakan
dengan  cara  apapun  dengan  melanggar,  menerobos,  1. Meminta  seluruh  elemen  bangsa  Indonesia  untuk  menjunjung  tinggi 
melampaui, atau menjebol sistem pengamanan.   Konstitusi  Indonesia  (Pasal  28  E,  F  UUD  Negara  Republik  Indonesia 
Pasal 46 UU ITE  Tahun  1945)  yang  menjamin  hak  setiap  orang untuk berpendapat dan 
1. Setiap  Orang  yang  memenuhi  unsur  sebagaimana  berkomunikasi  serta  menyampaikan  informasi  dengan  menggunakan 
dimaksud  dalam  Pasal  30  ayat  (1)  dipidana  dengan  pidana  segala jenis saluran yang tersedia 
penjara  paling  lama  6  (enam)  tahun  dan/atau denda paling  2. Meminta  seluruh  elemen  bangsa  Indonesia  untuk  menjunjung  tinggi 
banyak Rp600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah).  kebebasan  akademik  pada  Kovenan  Hak  Sipil  dan  Politik  sesuai  UU 
2. Setiap  Orang  yang  memenuhi  unsur  sebagaimana  12/2005,  yang  mengatur  bahwa  anggota  komunitas akademisi, secara 
dimaksud  dalam  Pasal  30  ayat  (2)  dipidana  dengan  pidana  individu  atau  kolektif,  bebas  untuk  mengejar,  mengembangkan  dan 
penjara  paling  lama  7  (tujuh)  tahun  dan/atau  denda  paling  menyampaikan  pengetahuan  dan  gagasan,  melalui  penelitian, 
banyak Rp700.000.000,00 (tujuh ratus juta rupiah).  pengajaran,  studi,  diskusi,  dokumentasi,  produksi,  pembuatan  atau 
3. Setiap  Orang  yang  memenuhi  unsur  sebagaimana  penulisan 
dimaksud  dalam  Pasal  30  ayat  (3)  dipidana  dengan  pidana  3. Mendukung  diskusi  “Meluruskan  Persoalan  Pemberhentian  Presiden 
penjara  paling  lama  8  (delapan)  tahun  dan/atau  denda  Ditinjau  Dari  Sistem  Ketatanegaraan”sebagai  upaya  meluruskan 
paling  banyak  Rp800.000.000,00  (delapan  ratus  juta  persepsi  publik  mengenai  Pemberhentian  Presiden  sebagaimana 
rupiah).  diatur dalam UUD Pasal 7A dan 7B 
Pasal 45B UU ITE  4. Mendesak  pemerintah  serta  kepolisian  untuk  mengusut  tuntas  pelaku 
Setiap  Orang  yang  dengan  sengaja  dan  tanpa  hak  mengirimkan  peretasan dan ancaman serta melindungi korban 
Informasi  Elektronik  dan/atau  Dokumen  Elektronik  yang  berisi  5. Menghimbau  kepada masyarakat untuk tidak menerima secara mentah 
ancaman  kekerasan  atau  menakut-nakuti  yang  ditujukan  secara  informasi  penggiringan  opini  berdasarkan  asumsi  yang  menyerang 
pribadi  sebagaimana  dimaksud  dalam  Pasal  29  dipidana  dengan  pribadi-pribadi  seputar  kegiatan  DILAWAN  dengan judul “Meluruskan 
pidana  penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling  Persoalan  Pemberhentian  Presiden  Ditinjau  dari  Sistem 
banyak Rp750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta rupiah)  ketatanegaraan”
 
Sikap Keluarga Mahasiswa ITB
 
Bandung, 1 Juni 2020 
Atas nama KM ITB, 
Ketua Kabinet Keluarga Mahasiswa ITB 
Nada Zharfania Zuhaira

Narahubung
Samuel (081281765680)

Anda mungkin juga menyukai