Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL PROJECT LAB

“ TEMPAT SAMPAH OTOMATIS PEMILAH SAMPAH LOGAM,


ANORGANIK, ORGANIK ”

OLEH :

KELOMPOK 1

ABDI RAHABUDDIN (32119001)

EMIELYADI H. (32119006)

M. ZAKY PERMANA . S (32119010)

M. ASDIK PASCAL (32119014)

MUH. MUQSITH AS’AD L. (32119016)

NADIAH ORHAQ UMAR (32119020)

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
MAKASSAR
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sampah menjadi masalah yang selalu ada di Indonesia. Bisa


terlihat dengan sampah yang belum terkelola dengan baik. Terdapat banyak
timbunan di area pembuangan akhir. Hal ini juga dikarenakan konsumsi
masyarakat yang semakin beragam. Badan LITBANG Kementerian Dalam
Negeri riset terbaru Sustainable Waste Indonesia (SWI) mengungkapkan
sebanyak 24 persen sampah di Indonesia masih tidak terkelola. Ini artinya
dari sekitar 65 juta ton sampah yang diproduksi di Indonesia tiap tahun,
sekitar 15 juta ton mengotori ekosistem dan lingkungan. Ketersediaan tempat
sampah sudah berada pada setiap gedung dan prasarana umum. Dilengkapi
dengan warna yang berbeda untuk memudahkan pemilahan, baik berupa
sampah organik, anorganik dan metal. Namun, masih banyak kinerja tempat
sampah yang sudah ada kurang optimal.

Prototipe tempat sampah pintar pemilah sampah organik dan


anorganik menggunakan mikrokontroler yang terdiri dari sensor induktif dan
kapasitif proximity yang digunakan untuk mendeteksi jenis bahan sampah,
servo untuk mengendalikan pintu tempat sampah, sensor ultrasonik untuk
mendeteksi isi tempat sampah, buzzer dan LED untuk pemberitahuan tempat
sampah jika sudah penuh, dan semuanya terhubung ke mikrokontroler
Arduino Uno R3. Pemilahan sampah secara manual tidak mudah, maka perlu
membuat pemilah sampah secara otomatis untuk memilah dan mendeteksi
sampah logam (tembaga dari kabel,baut besi, kaleng minuman) dan
nonlogam, dengan sensor capacitive proximity, capacitive inductive dan
arduino uno R3 sebagai mikrokontroler. Smart Trash Bin menggunakan
sensor HC-SR04, motor servo, rangkaian adaptor, dan LED. Berbasis
Arduino board sebagai pendeteksi jarak, sedangkan motor servo digunakan
sebagai penggerak buka dan tutup tempat sampah, dan LED sebagai notifikasi
bahwa sampah sudah penuh, sehingga petugas segera mengambil tindakan
penanganan. Keunggulan dari Pemilah Organik dengan Sensor Inframerah
Terintegerasi Sensor Induktif dan Kapasitif menggunakan raspberry pi model
B+ sebagai mikrokontrollernya. Sensor infaramerah disematkan untuk
dikombinasikan dengan sensor kapasitif dan induktif, guna mendeteksi jenis
sampah organik, anorganik dan metal. Dilengkapi dengan warna tempat
sampah yang berbeda, sehingga lebih mudah dalam pengoperasian. Sampah
harus terdeteksi oleh sensor sebelum masuk ke tempat sampah. Apabila tidak
terdeteksi, otomatis pintu akan terkunci.

1.2 Tujuan

Setelah membuat project ini mahasiswa diharapkan dapat:

1. Merancang dan membangun alat TEMPAT SAMPAH


OTOMATIS PEMILAH SAMPAH LOGAM, ANORGANIK,
ORGANIK
2. Mengetahui cara kerja dari alat TEMPAT SAMPAH OTOMATIS
PEMILAH SAMPAH LOGAM, ANORGANIK, ORGANIK
3. Mengaplikasikan hasil Board Modul Arduino Uno dalam
kehidupan sehari-hari

BAB II

DASAR TEORI

Sistem adalah sekelompok komponen dan elemen yang digabungkan


menjadi satu untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem berasal dari bahasa Latin
(systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu kesatuan yang terdiri
komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran
informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujua. Pakan adalah
makanan/asupan yang diberikan kepada hewan ikan (peliharaan). Istilah ini
diadopsi dari bahasa Jawa.
1. Arduino Uno

Arduino Uno R3 adalah papan pengembangan mikrokontroler yang berbasis chip


ATmega328P. Arduino Uno memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa
ditulis I/O, dimana 14 pin diantaranya dapat digunakan sebagai output PWM
antara lain pin 0 sampai 13), 6 pin input analog, menggunakan crystal 16 MHz
antara lain pin A0 sampai A5, koneksi USB, jack listrik, header ICSP dan tombol
reset. Hal tersebut adalah semua yang diperlukan untuk mendukung sebuah
rangkaian mikrokontroler. Spesifikasi arduino uno R3

Gambar 2.1 Arduino Uno R3

3. Induktif-Kapasitif Proximity

Induktif-Kapasitif Sensor Sensor proximity adalah sebuah sensor yang


dapat mendeteksi keberadaan suatu benda tanpa kontak fisik. Prinsipnya dengan
memancarkan medan elektromagnetik atau sinar radiasi elektromagnetik dan
mendeteksi perubahan bidang dengan mengembalikan sinyal. Untuk jenis sensor
proximity ada dua jenis yaitu sensor kapasitif proximity (orange) dan induktif
proximity (biru). Sensor induktif proximity berfungsi untuk mendeteksi bahan
logam, sensor kapasitif proximity jenis sensor yang berfungsi untuk mendeteksi
bahan non-logam.

Gambar 2.2 Sensor kapasitif-induktif

3. Sensor Inframerah

Sensor Inframerah Inframerah yaitu radiasi elektromagnetik yang merupakan


sinar tidak tampak, berada pada spektrum warna merah. Dapat dikatakan bahwa
cahaya matahari 80% nya adalah sinar inframerah, karena lebarnya jangkauan
gelombang sinar ini 0.75-1000 µ. Jadi, sensor inframerah merupakan pendeteksi
perubahan tegangan dengan menggunakan sinyal infra merah. Sensor inframerah
atau photo transistor seperti yang telah kita ketahui memiliki dua bagian yaitu
pemancar (transmitter) dan penerima (receiver). Bentuk modul sensor inframerah
pada Gambar 2.3
Gambar 2.3 Sensor infra merah

3. Motor Servo

Motor Servo Motor servo adalah sebuah perangkat atau aktuator putar (motor)
yang dirancang dengan sistem kontrol umpan balik loop tertutup (servo), sehingga
dapat di setup atau di atur untuk menentukan dan memastikan posisi sudut dari
poros output motor. Motor servo terdiri dari motor DC, serangkaian gear,
rangkaian kontrol dan potensiometer. Serangkaian gear yang melekat pada poros
motor DC akan memperlambat putaran poros dan meningkatkan torsi motor
servo, sedangkan potensiometer dengan perubahan resistansinya saat motor
berputar berfungsi sebagai penentu batas posisi putaran poros motor servo. Motor
servo dibedakan menurut rotasinya, yaitu motor servo rotation 180⁰ dan servo
rotation continuous.

Motor servo standard (servo rotation 180⁰) Motor servo 180o memiliki putaran
poros outputnya terbatas hanya 90⁰ kearah kanan dan 90⁰ kearah kiri. Total
putarannya hanya setengah lingkaran atau 180⁰.

Motor servo rotation continuous Merupakan jenis motor servo yang sebenarnya
sama dengan jenis servo standard, hanya saja perputaran porosnya tanpa batasan
atau dengan kata lain dapat berputar terus, baik ke arah kanan maupun kiri.
Gambar 2.4. Motor servo.

4. Adaptor 12 Volt

Adaptor adalah sebuah rangkaian yang berguna untuk mengubah tegangan


AC yang tinggi menjadi DC yang rendah.[1] Adaptor merupakan sebuah
alternatif pengganti dari tegangan DC (seperti ;baterai,Aki) karena
penggunaan tegangan AC lebih lama dan setiap orang dapat
menggunakannya asalkan ada aliran listrik di tempat tersebut. Adaptor juga
banyak di gunakan dalam alat sebagai catu daya, layaknya amplifier, radio,
pesawat televisi mini dan perangkat elektronik lainnya.[1]

5. Kabel Jumper female to female/ male to male

Kabel jumper adalah kabel elektrik yang memiliki pin konektor di setiap ujungnya
dan memungkinkanmu untuk menghubungkan dua komponen yang melibatkan
Arduino tanpa memerlukan solder. Biasanya kabel jumper digunakan pada
breadboard atau alat prototyping lainnya agar lebih mudah untuk mengutak-atik
rangkaian. Konektor yang ada pada ujung kabel terdiri atas dua jenis yaitu
konektor jantan (male connector) dan konektor betina (female connector).
Konektor jantan fungsinya untuk menusuk dan konektor betina fungsinya untuk
ditusuk.
Gambar 2.5. Kabel Jumper

BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

a. Solder
b. Gergaji
c. Obeng
d. Bor Listrik

3.1.2 Bahan

a. Tools Proteus (software)


b. Tools IDE Arduino Uno
c. Arduino Uno

: 1 set
d. Sensor Inframerah
: 2 buah
e. Sensor Indukif
proximity
: 1Buah
f. Sensor Kapasitif Proximity : 1 Buah
g. Motor Servo : 3 buah
h. Kabel jumper male-female dan male-male : secukupnya
i. Adaptor 12 V : 1 buah

3.2 Sintaks Program


3.2.1 Sintaks Program Arduino

#include<Servo.h>

int pin_servo=8;

Servo myservo;

#define trigPin A1

#define echoPin A2

int buzzer =11;

int ledPin = 13;

long duration;

int distance;
int safetyDistance;

void setup() {

myservo.attach(pin_servo);

pinMode(trigPin, OUTPUT);

pinMode(echoPin, INPUT);

pinMode(buzzer, OUTPUT);

pinMode(ledPin, OUTPUT);

Serial.begin(9600);

void loop() {

long jarak1, durasi1;

digitalWrite(trigPin, HIGH);

delayMicroseconds(10);

digitalWrite(trigPin, LOW);

delayMicroseconds(10);

durasi1 = pulseIn(echoPin, HIGH);


jarak1 = (durasi1/29)/2;

myservo.write(0);

delay(1000);

myservo.write(180);

delay(3000);

if (jarak1 >= 30 ){

digitalWrite(buzzer, HIGH);

digitalWrite(ledPin, HIGH);

delay (500);

digitalWrite(buzzer, LOW);

digitalWrite(ledPin, LOW);

delay (300);

digitalWrite(buzzer, HIGH);

digitalWrite(ledPin, HIGH);

delay (100);

digitalWrite(buzzer, LOW);

digitalWrite(ledPin, LOW);
delay (100);

digitalWrite(buzzer, HIGH);

digitalWrite(ledPin, HIGH);

delay (300);

digitalWrite(buzzer, LOW);

digitalWrite(ledPin, LOW);

delay (100);

else{

digitalWrite(buzzer, LOW);

digitalWrite(ledPin, LOW);

3.2.1 Sintaks Program NodeMCU

#define BLYNK_PRINT Serial

#include <ESP8266WiFi.h>

#include <BlynkSimpleEsp8266.h>
#include <Servo.h>

#define trig D2

#define echo D1

long duration;

int distance;

char auth[] = "xDXtCgzF0XLFUDxTImUGjo5dyHpp1iud";

char ssid[] = "14+2x";

char pass[] = "Caridulu";

BlynkTimer timer;

void setup()

pinMode(trig, OUTPUT);

pinMode(echo, INPUT);

Serial.begin(9600);
Blynk.begin(auth, ssid, pass);

timer.setInterval(1000L, sendSensor);

void loop()

Blynk.run();

timer.run();

void sendSensor()

digitalWrite(trig, LOW);

delayMicroseconds(2);

digitalWrite(trig, HIGH);

delayMicroseconds(10);

digitalWrite(trig, LOW);

duration = pulseIn(echo, HIGH);


distance = duration * 0.034 / 2;

Serial.print("Distance = ");

Serial.println(distance);

if(distance >= 25)

Blynk.notify("Pakan Ikan Telah Habis");

Blynk.virtualWrite(V0, distance);

delay(1000);

3.4 Langka Kerja

Langkah kerja yang dilakukan untuk merealisasikan sistem “Smart Detection Littering
Pembentuk Mindset Cinta Lingkungan” yaitu Plan-Do-Check. Metode ini sangat penting
dalam membantu langkah kerja. Mulai dari perencanaan yang harus matang dan sesuai
realita. Dilanjutkan dengan proses pembuatan komponen sesuai desain. Diuji coba
setiap bagian untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Tahapan pertama yaitu perencanaan kegiatan (plan) yang dimulai dengan


pencarian literatur berupa jurnal, buku yang mendukung, dan diskusi dengan
dosen pembimbing. Literatur lebih mudah dipahami saat berdiskusi. Pola pikir
yang sama mendongkrak kinerja lebih efektif. Hal ini mempermudah mendesain
rangka tong sampah, tiang beserta wadah penyimpankomponen elektronik. Serta
menyusun algoritma pemrograman kinerja alat
Tahapan kedua yaitu merealisasikan desain dan algoritma (Do). Mengukur

material bahan dan disesuaikan dengan desain. Memotong dan memasang

setiap pola yang terbentuk. Baik berupa rangka bak sampah, penempatan

wadah komponen elektronik maupun tiang kamera. Serta membuat program deteksi
jenis sampah.

Tahapan ketiga yaitu menerapkan program dan

mengevaluasikinerjaalat(Check).Terutamapadabagian sensor pendeteksi

yang disematkan pada sistem. Benda yang diletakan harus mengenai

semua area sensor. Meletakan objek di area pendeteksi sensorinfrared


BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Cara kerja Alat

Sampah memiliki karakter yang berbeda. Perbedaan utama yang berpengaruh


berasal dari bahan dasar benda. Baik itu dari logam mapupun non-logam. Non-
logam sendiri terbagi menjadi anorganik dan organik. Anorganik berbahan dasar
plastik, PVC, dan jenis yang lain. Bahan tersebut tidak mudah terurai di dalam tanah.
Membutuhkanwaktuyanglamauntukmenguraisampah berbahan anorganik. Selain
itu, apabila dikelola dengan baik, sampah anorganik bisa dikelola untuk kerajinan.
Sehingga menambah nilai tambah dibidang industri.
Sedangkanorganikmemilikisifatmudahteruraididalam tanah. Karena itu perbedaan
ini harus dikelola secara berbeda, agar bisa dimanfaatkan lebihlanjut.

Percobaan yang telah dilakukan terhadap sensor


induktif,kapasitifdaninframerahmenunjukanhasilyang baik. Sensor infra merah
sebagai konfirmasi bahwa ada objek yang terdeteksi. Objek terdeteksi dilanjutkan
dengan proses selanjutnya, jenis logam atau non-logam. Deteksi ini dilakukan oleh
sensor induktif diikuti sensor kapasitif. Apabila induktif tidak mendeteksi benda,
sudah pasti itu bahan non-logam. Jika sensor kapasitif mendeteksi benda, maka
benda itu jenis anorganik. Namun, jika hanya sensor inframerah yang mendeteksi,
sudah pasti sampah organik. Hasil ujicoba menunjukan perbedaan hasil sensor
induktif, kapasitif daninframerah dari percobaan deteksisampah.

Sampah yang berhasil terdeteksi memicu servo untuk membuka pintu bak
sampah. Terbukanya tongsampah secara otomatis sesuai jenis sampah yang
terdeteksi. Pembagian warna yaitu:

A. Merah, sampahlogam

B. Kuning, sampahanorganik

C. Hijau, sampahorganik

4.2 Biaya Kebutuhan Komponen


Biaya kebutuhan komponen berisi rincian-rincian kalkulasi biaya yang
diperlukan dalam pembuatan proyek ini yang berjudul “ TEMPAT SAMPAH
OTOMATIS PEMILAH SAMPAH LOGAM, ANORGANIK, ORGANIK ”
Biaya kebutuhan komponen berguna untuk dijadikan dasar mengenai pembiayaan
pembuatan system tersebut. Biaya kebutuhan komponen tersebut dipaparkan
dalam tabel berikut ini :

Tabel 4.1 Biaya kebutuhan komponen.

No Nama Justifikasi Kuanti Harga Total


Komponen Pemakaian tas satuan
1 Mikrokontroler Sebagai 1 buah Rp137.000,- Rp137.000,-
Arduino Uno R3 processor
sistem
2. Sensor Sebagai 1 buah Rp2.000,- Rp2.000,-
Inframerah indicator
pakan telah
habis
3. Sensor Induktif Sebagai 1 buah Rp10.000,- Rp10.000,-
Proximity indicator
pakan telah
habis
4. Sensor Kapasitif Sebagai bahan secuku Rp85.000,- Rp85.000,-
Proximity pembuatan pnya
body alat
5. Kabel jumper Sebagai kabel 26 buah Rp1.000,- Rp26.000,-
male to male penghubung
ke arduino dan
nodeMCU
6. Kabel jumper Sebagai kabel 10 buah Rp1.000,- Rp10.000,-
female to female penghubung
ke arduino dan
nodeMCU
7. Motor Servo Sebagai 3 buah Rp105.000,- Rp105.000,-
processor
sistem
8. Adaptor 12 V Sebagai sinyal 1 buah Rp27.000,- Rp54.000,-
monitoring
pakan
TOTAL Rp474.000,-

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Perangkat pemberi pakan ikan pada kolam pembenihan ikan dapat dilakukan secara
otomatis dengan merancang perangkat menggunakan Arduino.

Perangkat pemberi pakan ikan ini bekerja dengan otomatis memberi pakan ikan
sehingga pemilik dapat melakukan pekerjaan lain. Perangkat ini juga dapat memberikan
peringantan atau indikator ketika persediaan pakan ikan hampir habis baik pada aplikasi
maupun pada alat itu sendiri.

Dengan adanya perangkat pemberi pakan ikan otomatis berbasis Arduino ini dapat
membantu pekerjaan masyarakat teruma pada kolam ikan.

DAFTAR PUSTAKA

A.R. Angger, M. Adharul, A. Muhammad, Evaluasi Efisiensi Energi Komputasi


FDTD Menggunakan Graphics Processing Unit, Jurnal EECCIS
Vol.13, Fakultas Teknik Univ. Brawijaya, Malang, p-ISSN. 1978-
3345,2019.

P.L.E. Aritonang, E.C. Bayu, D.K. Steven, dan P. Julyar, The Prototype of
Automatic Smart Trash Clustering Tool, ISBN: 978-602-51450-0-1,
Dec.2017.

R.J. Agpangan, A.T. Mercado, G.R.C. San, D.A. Tiu, Development of a Compact-
Sized Biodigester for pig Manure and Organic Wastes with Raspberry
Pi-Based Temperature, Pressure, and pH Level Monitoring, IEEE
Region Ten Symposium (Tensymp), pp. 169-173,2018.

Anda mungkin juga menyukai