Oleh :
1930912310102
Pembimbing :
BANJARMASIN
Mei, 2021
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
Kardiovaskular..................................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA 17
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.3 Algoritma triase pasien masuk IGD dengan suspek ACS 11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Maret 2020. Pada tanggal 30 April 2021, dilaporkan sebanyak 150.110.310 kasus
positif dengan 3.158.792 kematian dan akan meningkat pada kelompok rentan
yang ditandai dengan adanya tanda dan gejala iskemia atau infark miokard yang
disebabkan oklusi parsial atau emboli distal arteri koroner tanpa disertai elevasi
segmen ST pada gambaran EKG. Lain halnya dengan STEMI yang insidensnya
mortalitas jangka pendek yang lebih tinggi dari pada STEMI. Adanya pandemi
berlangsung > 20 menit disertai gejala otonom seperti keringat dingin. Keluhan
bisa disertai penjalaran ke lengan kiri, punggung, rahang atau ulu hati. Faktor
risiko seperti hipertensi, diabetes mellitus, kolesterol tinggi dan riwayat keluarga
gambaran EKG dan hasil biomarka. Gambaran EKG pada NSTEMI bisa normal
1
2
batuk, pilek, sesak napas, sakit tenggorokan, nyeri otot/sendi disertai riwayat
Tata laksana NSTEMI pada infeksi COVID-19 mirip dengan tata laksana
NSTEMI pada umumnya. Selain tata laksana medikamentosa, tata laksana jangka
panjang pada NSTEMI juga meliputi edukasi gizi dan pola makan, faktor risiko
dan gaya hidup sehat. Kecepatan revaskularisasi arteri koroner yang teroklusi
TINJAUAN PUSTAKA
jenis serangan jantung lainnya, yaitu faktor genetik, gaya hidup tidak sehat,
seperti merokok dan jarang bergerak, serta penyakit tertentu, seperti hipertensi
dan diabetes melitus. NSTEMI memiliki gejala yang hampir sama dengan ACS
yang lainnya. Salah satu gejala khasnya adalah nyeri dada kiri yang menjalar ke
lengan, leher, atau rahang. Gejala lain yang mungkin terjadi adalah sesak
Hasil pemeriksaan fisik pada pasien NSTEMI juga bisa sama dengan
pasien jenis serangan jantung yang lain. Untuk memastikan jenis serangan
gambaran penyumbatan aliran darah pada jantung tanpa elevasi segmen ST.4
3
4
pernapasan yang disebabkan oleh severe acute respiratory syndrome virus corona
2 (SARS-CoV-2) atau yang sering disebut virus Corona. Virus ini memiliki
tingkat mutasi yang tinggi dan merupakan patogen zoonotik yang dapat menetap
pada manusia dan binatang dengan presentasi klinis yang sangat beragam, mulai
risiko dapat memperberat keluaran pasien, seperti usia >50 tahun, pasien
pernapasan, seperti demam >38⁰C, batuk, pilek, sakit tenggorokan yang disertai
dengan riwayat bepergianke daerah dengan transmisi lokal atau riwayat kontak
sering ditemukan.7,8
sebagai pintu masuk sel. Mengingat pentingnya fungsi ACE-2 dalam sistem
manusia, ACE-2 memiliki pola ekspresi luas dan telah ditemukan di epitel paru
sumsum tulang, ginjal, dan limpa. Luasnya ekspresi ACE-2 ini menjelaskan
Fitur lain yang relevan dari ekspresi gen ACE-2 adalah pengkodeannya
Pada model hewan, ekspresi ACE-2 memliki peran sebagai pengatur fungsi
jantung yang cukup penting, tikus ACE-2 knockout (tikus model uji yang
menyebabkan disfungsi jantung. Selain itu, hubungan antara masuknya virus dan
meningkatkan ekspresi ACE-2 dalam penelitian hewan uji dan oleh karena itu,
1. Cedera Jantung
manifestasi penting COVID-19. Sampai saat ini, cedera jantung akut secara
ke-99 saja atau gabungan dari elevasi troponin, kelainan pada EKG, atau kelainan
ekokardiografi. Tingkat cedera jantung yang dilaporkan bervariasi antar studi, dari
7% hingga 28% pasien yang dirawat di rumah sakit, khususnya pada pasien
dengan usia lanjut, atau dengan lebih banyak komorbiditas, termasuk hipertensi,
tersebut, cedera jantung dikaitkan dengan prognosis yang lebih buruk, termasuk
bahwa rata-rata perkembangan cedera jantung akut adalah 15 hari setelah onset
penyakit, dan terjadi setelah kondisi ARDS. Beberapa kasus cedera jantung akut
2. Aritmia
Aritmia telah dicatat dalam beberapa laporan. Dalam serangkaian kasus 138
pasien rawat inap dengan COVID-19, sebesar 16,7% diketahui memiliki gejala
aritmia tidak spesifik selama rawat inap. Tingginya angka kejadian aritmia tercatat
di antara pasien yang dirawat di ICU (44,4%, n = 16).10 Rangkaian kasus 187
atau fibrilasi ventrikel pada 5,9% (n = 11) pasien. Penemuan ini konsisten dengan
aritmia pada flu, yang telah diketahui menyebabkan disfungsi atrioventrikular dan
aritmia ventrikel.13
troponin meningkat, elevasi segmen ST, penurunan fungsi sistolik ventrikel kiri,
tanpa riwayat penyakit koroner pada pasien COVID-19,14 yang kemudian diobati
dengan inotropik dan steroid dengan hasil akhir pemulihan fungsi ventrikel kiri.
Dalam 1 seri kasus dari Cina, kerusakan miokard atau gagal jantung berkontribusi
4. Trombosis
Salah satu temuan paling menonjol di sebagian besar studi awal COVID-19
adalah gangguan kaskade koagulasi dan fibrinolitik. Pasien rawat inap dengan
8
COVID-19 sedang dan berat tercatat memiliki peningkatan nilai PT dan APTT
serta D-dimer.12 Dalam konteks gambaran klinis yang sesuai dengan Disseminated
arteri atau vena. Namun, kejadian tersebut masih belum banyak dipublikasikan.
temuan otopsi mikrotrombi di pembuluh darah paru. Karena tidak ada data
5. Kardiomiopati takotsubo
syndrome, merupakan disfungsi ventrikel kiri akut dan sementara (<21 hari) yang
dipicu oleh stres fisik maupun emosional dalam 1–5 hari terakhir. Patofisiologi
kardiomiopati takotsubo hingga saat ini belum dapat dijelaskan, tetapi diduga
Pasien harus dikategorikan ke dalam 4 kelompok risiko (yaitu risiko sangat tinggi,
9
risiko tinggi, risik menengah, dan risiko rendah) dan dikelola sesuai kelompok
Pasien dengan peningkatan Troponin dan keadaan akut dengan klinis yang
memungkinkan selesai perawatan lebih awal. Untuk pasien dengan resiko tinggi,
awal (<2 jam). Namun waktu dari strategi invasif mungkin lebih lama dari 24 jam
rumah sakit yang dilengkapi fasilitas untuk mengelola pasien postif COVID-19.18
multi organ atau Takotsubo. Jika diagnosa diferensial tampak masuk akal, strategi
non invasif harus dipertimbangkan dan CCTA harus diutamakan, jika peralatan
Ketika ada hasil tes positif SARS-CoV-2, pasien harus dipindahkan untuk
invasif dapa dipertimbangkan dengan pemulangan awal dari rumah sakit dan
Gambar 2.3 Algoritma triase pasien masuk IGD dengan suspek ACS13
dari pasien tanpa infeksi SARS-CoV-2. Protokol lokal untuk triase cepat pasien
dengan gejala pernapasan harus tersedia. Pasien dengan penyakit ringan dan stabil
COVID-19, saat pandemi IGD telah diatur ulang untuk memberikan kemungkinan
area akses khusus dan fasilitas terisolasi kepada pasien COVID-19 sejak
kedatangan pertama ke rumah sakit. Protokol lokal untuk pasien yang mengalami
triase cepat dengan gejala pernapasan harus dikeluarkan dengan tujuan untuk
yang tidak memiliki riwayat geografis atau keluarga dari infeksi virus, demam,
COVID-19 dan CVD bisa ditangani dengan cepat dengan protokol standar.22
12
perbaikan
1. Skrining form cepat COVID dan form epidemiologi (bila form cepat hasil
positif)
4. Pemasangan IVFD
5. Obat-obatan :
d. Nitrat sublingual 5mg, dapat diulang sampai 3 (tiga) kali jika masih ada
6. Monitoring jantung
14
Fase Lanjutan
risiko
1. Obat-obatan :
d. Bisoprolol mulai dari dosis 1x1.25 mg atau carvedilol 2x3,125 mg, dosis
e. Ramipril mulai dari dosis 1x2,5 mg atau ACE inhibitor lain jika terdapat
f. Jika intoleran dengan golongan ACE-I dapat diberikan obat golongan ARB:
h. Diazepam 1-2 x 5 mg
2. Monitoring kardiak
3. Puasa 6 jam
5. Total cairan 1800 cc/24 jam (pada pasien tanpa gagal jantung)
6. Laboratorium: profil lipid (kolesterol total, HDL, LDL, trigliserida) dan asam
urat
- Topi
- Masker bedah
- Celemek steril
- Sepatu tertutup
BAB III
PENUTUP
perlu dipulangkan lebih cepat (rapid discharge) agar ketersediaan tempat tidur
bisa teratasi dan meminimalisir pajanan pasien di rumah sakit. Disarankan untuk
pasien dgn positif COVID-19 dan NSTEMI (terutama dengan diabetes mellitus)
menyatakan kasus acute cardiac injury terjadi pada sekitar 7% pasien COVID-19
dapat diperlakukan sebagai kasus STEMI. Pada penderita COVID-19 yang berat
gejala gagal jantung akut. Untuk pasien-pasien yang datang dengan presentasi
gagal jantung akut di ikuti batuk dan demam sebaiknya diisolasi, dilakukan
16
DAFTAR PUSTAKA
10. Wang C, Horby PW, Hayden FG, Gao GF. A novel coronavirus outbreak of
global health concern. Lancet 2020;395:470–3.
12. Zhou F, Yu T, Du R, Fan G, Liu Y, Liu Z, et al. Clinical course and risk
17
18
20. Collet JP, Thiele H, Barbato E, Bauersachs J, Bhatt D, et al. 2020 ESC
Guidelines for the management of acute coronary syndromes in patients
presenting without persistent ST-segment elevation. Eur Harth J. 2021;
42:128-1367.
22. European Society of Cardiology. ESC Guidance for the Diagnosis and
Management of CV Disease during the COVID-19 Pandemic. ESC. 2020.
23. Burhan E, Susanto AD, Nasution S, Ginanjar E, Pitoyo CW, et al. Protokol
Tatalaksana COVID-19. 2020.