Anda di halaman 1dari 13

LITERATUR REVIEW

STASE KEPERAWATAN GAWAT DARURAT


DAN KEPERAWATAN KRITIS
Ruang: ICCU

Oleh :

FRIMA RIZKY ADYATMA


NIM. P07220419106

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KALIMANTAN TIMUR


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
JURUSAN KEPERWATAN
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Corona virus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari
gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis corona virus yang diketahui
menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East
Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang belum pernah
diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus penyebab COVID-19 ini dinamakan Sars-
CoV-2. Virus corona adalah zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia). Penelitian
menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan dari kucing luwak (civet cats) ke manusia dan
MERS dari unta ke manusia. Adapun, hewan yang menjadi sumber penularan COVID-
19 ini sampai saat ini masih belum diketahui.
Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan pernapasan
akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan
masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus COVID-19 yang berat dapat menyebabkan
pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian. Tanda-tanda
dan gejala klinis yang dilaporkan pada sebagian besar kasus adalah demam, dengan
beberapa kasus mengalami kesulitan bernapas, dan hasil rontgen menunjukkan infiltrat
pneumonia luas di kedua paru.
Pada 31 Desember 2019, WHO China Country Office melaporkan kasus pneumonia
yang tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Pada tanggal 7
Januari 2020, Cina mengidentifikasi pneumonia yang tidak diketahui etiologinya tersebut
sebagai jenis baru corona virus (coronavirus disease, COVID-19). Pada tanggal 30
Januari 2020 WHO telah menetapkan sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Yang
Meresahkan Dunia/ Public Health Emergency of International Concern
(KKMMD/PHEIC). Di Indonesia, kasus pertama positif COVID-19 diumumkan pada
tanggal 2 Maret 2020, dan setelah itu semakin meluas di berbagai daerah. Penambahan
jumlah kasus COVID-19 berlangsung cukup cepat dan sudah terjadi penyebaran antar
negara. Sampai dengan 3 Maret 2020, secara global dilaporkan 90.870 kasus konfimasi
di 72 negara dengan 3.112 kematian (CFR 3,4%).
Berdasarkan bukti ilmiah, COVID-19 dapat menular dari manusia ke manusia melalui
kontak erat dan droplet, tidak melalui udara. Orang yang paling berisiko tertular penyakit
ini adalah orang yang kontak erat dengan pasien COVID-19 termasuk yang merawat
pasien COVID-19. Semakin hari, jumlah masyarakat Indonesia yang positif terinfeksi
virus Corona (Covid-19) terus bertambah. Pemerintah pun mengajak masyarakat untuk
bersama-sama mencegah perluasan penyebaran virus COVID-19.
Pandemi COVID-19 merupakan tantangan besar bagi sistem perawatan kesehatan di
Mesir. Pasien yang lebih tua dan mereka yang menderita penyakit kardiovaskular
memiliki risiko kematian yang lebih tinggi. Situasi saat ini membutuhkan alokasi sumber
daya yang tidak biasa yang dapat berdampak negatif pada perawatan pasien dengan
penyakit kardiovaskular.
Pasien COVID-19 dengan masalah jantung berisiko lebih tinggi mengalami
morbiditas dan mortalitas. Mereka mungkin memiliki komplikasi jantung berikut:
eksaserbasi dari masalah jantung sebelumnya, gagal jantung akut, miokarditis akut,
sindrom koroner akut, trombosis stent akut, emboli embromisme trombo vena, dan
berbagai bentuk aritmia. Beberapa pasien mungkin datang dengan temuan EKG ACS
tetapi dengan lesi yang tidak signifikan. Pasien lain mungkin datang dengan
kardiomiopati berat dan koroner normal (sindrom mirip Takotsubo). Beberapa pasien
mungkin menderita efek samping dari pengobatan COVID-19 seperti kombinasi
hydroxychloroquine-azithromycin yang dapat menyebabkan interval QT yang fatal dan
lama.
Ahli jantung harus disiapkan dalam pandemi COVID-19. Tantangannya adalah dalam
memberikan kualitas perawatan terbaik meskipun sumber daya terbatas sambil menjaga
semua staf medis seaman mungkin. Pertimbangkan menunda prosedur pemilihan bila
memungkinkan. Semua staf medis harus menjalani pelatihan yang ketat tentang
pengendalian infeksi dan penggunaan peralatan perlindungan pribadi berkualitas
tinggi. Ahli jantung harus mempromosikan pengobatan jarak jauh dalam pengaturan
rawat jalan, memprioritaskan kontak rawat jalan, dan menghindari penyebaran virus
secara nosokomial kepada pasien dan penyedia layanan kesehatan. Dianjurkan
pendekatan konservatif untuk pasien jantung yang baru muncul, dan intervensi invasif
disediakan untuk pasien hemodinamik berisiko tinggi yang tidak stabil. Selama pandemi,
prinsip perawatan yang paling penting adalah mengendalikan penyebaran infeksi sebagai
prioritas pertama, penilaian cepat risiko pasien, merekomendasikan terapi medis
konservatif daripada intervensi invasif, dan langkah-langkah pengendalian infeksi yang
ketat untuk membatasi penyebaran infeksi di rumah sakit dan untuk petugas kesehatan.
Dengan demikian, Panduan cepat untuk pengelolaan pasien jantung selama pandemi
COVID-19 ini dilakukan untuk memberikan informasi kepada penyedia layanan
kesehatan jantung di Mesir untuk menjamin pengiriman perawatan pasien
yang berkualitas dan memastikan tingkat perlindungan yang memadai terhadap infeksi
selama pandemi COVID-19
B. Rumusan Masalah (Pertanyaan Klinis) Menggunakan PICO

P (Problem/Population) : Corona virus merupakan infeksi virus yang menyerang


saluran pernapasan dengan gejala umum demam dan
batuk yang mampu menurunkan sistem kekebalan tubuh
dan menyerang sistem pernapasan sehingga
mengakibatkan sindrom pernapasan akut dan bahkan
dapat berujung kematian.
I (Intervention) : Panduan cepat untuk pengelolaan pasien jantung
selama pandemi COVID-19
C (Comparison) : Tidak ada pembanding di dalam jurnal
O (Outcome) : Menjamin pengiriman perawatan pasien
yang berkualitas dan memastikan tingkat perlindungan
yang memadai terhadap infeksi selama pandemic
COVID-19

C. Tujuan
Untuk untuk memberikan informasi kepada penyedia layanan kesehatan jantung di
Mesir untuk menjamin pengiriman perawatan pasien yang berkualitas dan memastikan
tingkat perlindungan yang memadai terhadap infeksi selama pandemi COVID-19

D. Manfaat
Agar menjadi sebuah rujukan dalam pencegahan dan penanganan COVID-19 dengan
memberikan informasi kepada penyedia layanan kesehatan jantung.

BAB II
TELAAH JURNAL
A. Deskripsi Jurnal
Jurnal Pertama : Rapid guide to the management of cardiac patients during the COVID-19
pandemic in Egypt: “a position statement of the Egyptian Society of Cardiology”

ITEM PERTANYAAN DALAM TELAAH JURNAL

Apa masalah penelitian?


 Pasien COVID-19 dengan masalah jantung berisiko lebih tinggi mengalami morbiditas
dan mortalitas. Mereka mungkin memiliki komplikasi jantung berikut: eksaserbasi dari
masalah jantung sebelumnya, gagal jantung akut, miokarditis akut, sindrom koroner
akut, trombosis stent akut, emboli embromisme trombo vena, dan berbagai bentuk
aritmia. Beberapa pasien mungkin datang dengan temuan EKG ACS tetapi dengan lesi
yang tidak signifikan. Pasien lain mungkin datang dengan kardiomiopati berat dan
koroner normal (sindrom mirip Takotsubo). Beberapa pasien mungkin menderita efek
samping dari pengobatan COVID-19 seperti kombinasi hydroxychloroquine-
azithromycin yang dapat menyebabkan interval QT yang fatal dan lama
Seberapa besar masalah tersebut?
 Pasien COVID-19 dengan masalah jantung berisiko lebih tinggi mengalami
morbiditas dan mortalitas.
Dampak masalah jika tidak diatasi?
 Dampak yang akan timbul adalah terjadinya penambahan kasus Covid 19 dan
memperburuk hasil klinis pasien Covid 19.
Bagaimana kesenjangan yang terjadi? Bandingkan antara masalah yang ada/kenyataan
dengan harapan/target?
 Tantangannya adalah dalam memberikan kualitas perawatan terbaik meskipun
sumber daya terbatas sambil menjaga semua staf medis seaman
mungkin. Pertimbangkan menunda prosedur pemilihan bila memungkinkan. Semua
staf medis harus menjalani pelatihan yang ketat tentang pengendalian infeksi dan
penggunaan peralatan perlindungan pribadi berkualitas tinggi. Ahli jantung harus
mempromosikan pengobatan jarak jauh dalam pengaturan rawat jalan,
memprioritaskan kontak rawat jalan, dan menghindari penyebaran virus secara
nosokomial kepada pasien dan penyedia layanan kesehatan. Dianjurkan pendekatan
konservatif untuk pasien jantung yang baru muncul, dan intervensi invasif
disediakan untuk pasien hemodinamik berisiko tinggi yang tidak stabil. Selama
pandemi, prinsip perawatan yang paling penting adalah mengendalikan penyebaran
infeksi sebagai prioritas pertama, penilaian cepat risiko pasien, merekomendasikan
terapi medis konservatif daripada intervensi invasif, dan langkah-langkah
pengendalian infeksi yang ketat untuk membatasi penyebaran infeksi di rumah sakit
dan untuk petugas kesehatan.
Berdasarkan masalah penelitian, apa tujuan dan hipotesis yang ditetapkan oleh peneliti ?
Tujuan : Memberikan informasi kepada penyedia layanan kesehatan jantung di Mesir
untuk menjamin pengiriman perawatan pasien yang berkualitas dan memastikan
tingkat perlindungan yang memadaiterhadap infeksi selama pandemi COVID-19.
Hipotesis : Tidak dijelaskan di dalam jurnal
Desain penelitian apa yang digunakan?
 Desain studi Multisenter retrospektif (Kohort)
UNTUK DESAIN EKSPERIMEN :
Apakah menggunakan kelompok kontrol untuk menentukan efektifitas suatu intervensi ?
 Tidak digunakan di dalam jurnal
Apakah peneliti melakukan random alokasi (randomisasi)?
 Tidak dilakukan randomisasi
Jika peneliti melakukan randomisasi, bagaimana prosedurnya, apakah dilakukan
randomisasi sederhana, blok, stratifikasi? Siapa yang melakukan randomisasi?
 Tidak dilakukan randomisasi
Jika ternyata pada data dasar (base line) terdapat perbedaan karakteristik/variable perancu
pada kedua kelompok, apakah peneliti melakukan pengendalian pada uji statistic dengan
stratifikasi atau uji multivariate?
 Tidak dijelaskan di dalam jurnal
Apakah peneliti melakukan masking atau penyamaran dalam memberikan perlakuan pada
responden (responden tidak menyadari apakah sedang mendapatkan intervensi yang diuji
cobakan?
 Tidak dilakukan
Untuk menjamin kualitas pengukuran, apakah peneliti melakukan blinding saat mengukur
outcome? Blinding merupakan upaya agar sampel atau peneliti tidak mengetahui kedalam
kelompok mana sampel dimasukkan (eksperiment atau control). Hal ini menunjukkan
upaya peneliti meningkatkan validitas informasi.
 Tidak dijelaskan di dalam jurnal
POPULASI DAN SAMPEL
Siapa populasi target dan populasi terjangkau?
 Pasien COVID-19 dengan komplikasi jantung
 Pasien jantung dengan gejala yang dicurigai COVID-19.
Siapa sampel penelitian? Apa kriteria inklusi dan eksklusi sampel?
 Pasien COVID-19 dengan komplikasi jantung
 Pasien jantung dengan gejala yang dicurigai COVID-19.
 Klasifikasi kasus-kasus pasien :
1. eksaserbasi dari masalah jantung sebelumnya,
2. gagal jantung akut,
3. miokarditis akut,
4. sindrom koroner akut,
5. trombosis stent akut,
6. emboli embromisme trombo vena, dan berbagai bentuk aritmia
7. Beberapa pasien mungkin datang dengan temuan EKG ACS tetapi dengan lesi yang
tidak signifikan
8. Pasien lain mungkin datang dengan kardiomiopati berat dan koroner normal (sindrom
mirip Takotsubo)
9. Beberapa pasien mungkin menderita efek samping dari pengobatan COVID-19 seperti
kombinasi hydroxychloroquine-azithromycin yang dapat menyebabkan interval QT
yang fatal dan lama
Bagaimana metode sampling yang digunakan untuk memilih sampel dari populasi target?
 Tidak ada metode sampling yang digunakan untuk memilih sampel karena
menggunakan studi kohort (Multisenter retrospektif).
Berapa jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian? Metode atau rumus apa yang
digunakan untuk menentukan jumlah sampel?
 Tidak dijelaskan di dalam jurnal
PENGUKURAN ATAU PENGUMPULAN DATA
Variable apa saja yang diukur dalam penelitian?
 Variabel dependen : pasien jantung selama pandemi COVID-19 di Mesir
 Variabel independen : Panduan cepat untuk pengelolaan pasien jantung
Metode apa yang digunakan untuk mengumpulkan data?
 Investigasi yang direkomendasikan untuk COVID-19
 Investigasi yang direkomendasikan dengan sensitivitas dan spesifisitas definitif untuk
diagnosis atau penilaian penyakit
Alat ukur apa yang digunakan untuk mengumpulkan data?
 Tidak dijelaskan di dalam jurnal
Bagaimana validitas dan rehabilitas alat ukur/instrument yang digunakan? Apakah peneliti
menguji validitas dan rehabilitas alat ukur? Jika dilakukan apa metode yang digunakan
untuk menguji validitas dan rehabilitas alat ukur dan bagaimana hasilnya?
 Tidak ada alat ukur yang digunakan
Siapa yang melakukan pengukuran atau pengumpulan data? Apakah dilakukan pelatihan
khusus untuk observer atau yang melakukan pengukuran?
 Tidak dijelaskan di dalam jurnal
ANALISIS DATA
Uji Statistik apa yang digunakan untuk menguji hipotesis atau menganalisis data?
 Tidak dijelaskan di dalam jurnal
Untuk penelitian eksperimen apakah peneliti menggunakan metode intention to treat atau
on treatment analysis?
 Penelitian dalam jurnal ini bukan penelitian eksperimen
Intention to treat adalah menganalisis semua sampel yang megikuti penelitian, baik yang
drop out, loss follow up atau berhenti sebelum penelitian selesai. Sampel yang drop out
dianggap hasil intervensi yang gagal.
On treatment analysis hanya menganalisis sampel yang mengikuti penelitian sampai
selesai saja, sedangkan sampel drop out dianggap tidak mengikuti penelitian dan tidak
diikutkan dalam analisis.
Program atau software statistic apa yang digunakan peneliti untuk menganalisis data?
 Tidak disebutkan di dalam jurnal
HASIL PENELITIAN
Bagaimana alur (flow) penelitian yang menggambarkan responden yang mengikuti
penelitian sampai selesai, drop out dan loss follow up?
 Alur penelitian tidak disebutkan/dijelaskan di dalam jurnal
Bagaimana karakteristik responden dan baseline data?
 Tidak ada karakteristik responden.
Pada penelitian eksperiment apakah variable perancu (counfounding variable) dalam data
base line tersebar seimbang pada setiap kelompok? Jika tidak seimbang apa dilakukan
peneliti untuk membuat penelitian bebas dari pengaruh variable perancu?
 Penelitian dalam jurnal ini bukan penelitian eksperimen
Apa hasil utama dari penelitian? Jika peneliti melakukan uji hipotesis, apakah hipotesis
penelitian terbukti atau tidak terbukti (bermakna atau tidak secara statistic )? Apakah hasil
penelitian juga bermakna secara klinis?
 Tidak dijelaskan di dalam jurnal
Untuk penelitian eksperimen dengan variable dependen kategorik apakah peneliti
menjelaskan tentang nilai kepentingan klinis dari hasil penelitian seperti number need to
treat (NTT), relative risk reduction (RRR) atau absolute risk reduction (ARR).
 Penelitian dalam jurnal ini bukan penelitian eksperimen
DISKUSI
Bagaimana interpretasi peneliti terhadap hasil penelitian? Apakah peneliti membuat
interpretasi yang rasional dan ilmiah tentang hal-hal yang ditemukan dalam penelitian
berdasarkan teori terkini? Catatan: meskipun hasil penelitian tidak sesuai dengan hipotesis,
namun suatu penelitian tetap berkualitas jika peneliti mampu menjelaskan rasional secara
ilmiah mengapa hipotesisnya tidak terbukti.
 Peneliti membuat interpretasi yang rasional dan ilmiah tentang hal-hal yang ditemukan
dalam penelitian berdasarkan teori terkini.
Bagaimana peneliti membandingkan hasil penelitiannya dengan penelitian-penelitian
terdahulu serta teori yang ada saat ini untuk menunjukkan adanya relevansi?
-
Bagaimana peneliti menjelaskan makna dan relevansi hasil penelitiannya dengan
perkembangan ilmu keperawatan/kesehatan serta terhadap pemecahan masalah?
 Tidak dijelaskan di dalam jurnal
Bagaimana nilai kepentingan (importancy) hasil penelitian?
 Tidak dijelaskan di dalam jurnal

Bagaimana applicability hasil penelitan menurut peneliti ? Apakah hasil penelitian dapat
diterapkan pada tatanan praktik keperawatan ditinjau dari aspek fasilitas, pembiayaan,
sumber daya manusia, dan aspek legal?
 Ya, hasil penelitian dapat diterapkan pada tatanan praktik keperawatan/kesehatan
ditinjau dari aspek fasilitas, pembiayaan, sumber daya manusia, dan aspek legal.
Apakah mungkin penelitian ini direplikasi pada setting pratik klinik lainnya?
 Ya, penelitian mungkin dapat direplikasi pada setting praktik klinik lainnya.
Apakah peneliti menjelaskan kekuatan dan kelemahan penelitian? Apakah kelemahan ini
tidak menurunkan validitas hasil penelitian?
 Peneliti tidak menjelaskan kekuatan dan kelemahan penelitian
B. Ekstraksi Data Jurnal dan Critical Appraisal

NO Penelitian Sampel (karakteristik, Desain/Seleksi Intervensi Hasil temuan/Kesimpulan Level Penelitian Komentar reviewer (kekuatan
(Peneliti & ukuran, setting) responden peneliti dan keterbatasan penelitian)
Waktu)

1 Sameh  Pasien COVID-19 - Panduan cepat Dokumen ini adalah (IIb) Kekuatan :
Shaheen , dengan komplikasi untuk pengelolaan pernyataan posisi dari
jantung pasien jantung Perhimpunan Kardiologi Penelitian ini merupakan
Omar  Pasien jantung dengan Mesir. Ini bertujuan untuk penelitian terbaru dan
Awwad , selama pandemi
gejala yang dicurigai memberikan informasi kepada mengutip dari beberapa
COVID-19
Khalid COVID-19. penyedia layanan kesehatan artikel yang mendasar
Shokry , Klasifikasi kasus-kasus jantung di Mesir untuk
Magdy pasien : menjamin Kelemahan :
1. eksaserbasi dari pengiriman perawatan pasien Penelitian ini belum
Abdel- masalah jantung yang berkualitas dan
Hamid , melakukan uji coba terkontrol
sebelumnya, memastikan secara acak
Adel El- 2. gagal jantung akut, tingkat perlindungan
Etriby , 3. miokarditis akut, yang memadai terhadap
Hsam 4. sindrom koroner akut, infeksi selama pandemi
5. trombosis stent akut, COVID-19
Hasan-Ali , 6. emboli embromisme Ahli jantung harus disiapkan
Islam trombo vena, dan dalam pandemi COVID-
Shawky , berbagai bentuk 19. Tantangannya adalah
Ahmad aritmia dalam memberikan kualitas
Magdy , 7. Beberapa pasien perawatan terbaik meskipun
mungkin datang sumber daya terbatas sambil
Gamila
dengan temuan EKG menjaga semua staf medis
Nasr , ACS tetapi dengan lesi seaman mungkin.
Hamza yang tidak signifikan Pertimbangkan menunda
Kabil , 8. Pasien lain mungkin prosedur pemilihan bila
Amr datang dengan memungkinkan. Semua staf
kardiomiopati berat
Elhadidy , medis harus menjalani
dan koroner normal
Mohamad pelatihan yang ketat tentang
(sindrom mirip
Zaki & Takotsubo)
pengendalian infeksi dan
Ahmad 9. Beberapa pasien penggunaan peralatan
mungkin menderita perlindungan pribadi
Hegab
(2020) efek samping dari berkualitas
pengobatan COVID-19 tinggi. Pendekatan yang
seperti kombinasi jauh konservatif untuk
hydroxychloroquine- pasien ACS
azithromycin yang
direkomendasikan di mana
dapat menyebabkan
interval QT yang fatal
intervensi invasif
dan lama 3. kurang disediakan untuk pasien
- 25 (OH) D <20 ng / ml. hemodinamik berisiko
tinggi yang tidak
stabil. Ahli jantung harus
mempromosikan
pengobatan jarak jauh
dalam pengaturan rawat
jalan, memprioritaskan
kontak rawat jalan, dan
menghindari penyebaran
virus secara nosokomial
kepada pasien dan penyedia
layanan kesehatan.
2 Tao Guo, Data dikumpulkan pada Studi Kohort Implikasi Penulis menyimpulkan bahwa (IIa) Kekuatan :
MD1; Yongz pasien berturut-turut kardiovaskular : Cedera miokard memiliki
hen Fan, dirawat di rumah sakit Melakukan triase hubungan yang signifikan Pada penelitian ini,
MD1; Ming dengan COVID-19, pasien dengan dengan hasil fatal COVID-19, pengumpulan data catatan
Chen, termasuk 211 pasien yang COVID-19 sementara prognosis pasien medis elektronik dari pasien
MD1; et berhasil diobati dan berdasarkan dengan CVD yang ditinjau oleh tim dokter
alXiaoyan dipulangkan dan 45 pasien keberadaan CVD mendasarinya tetapi tanpa terlatih yang bekerja di Rumah
Wu, yang meninggal. Kami yang mendasari dan cedera miokard tampaknya Sakit Ketujuh Kota Wuhan
MD1; Lin mengecualikan 67 pasien bukti cedera relatif selama periode epidemi. Data
yang keluar dan 2 pasien miokard untuk menguntungkan. Cedera pasien termasuk demografi,
Zhang,
yang meninggal karena perawatan yang miokard berhubungan dengan riwayat medis, pemeriksaan
MD1; Tao
data yang tidak lengkap, diprioritaskan dan gangguan fungsi jantung dan laboratorium, komorbiditas,
He, meninggalkan 144 orang bahkan strategi takiaritmia komplikasi, tindakan
MD1; Hairon yang keluar dan 43 orang yang lebih agresif ventrikel. Peradangan pengobatan (antivirus,
g Wang, yang meninggal mungkin berhubungan dengan antibiotik, terapi
MD1; Jing dimasukkan untuk analisis cedera miokard. Perawatan kortikosteroid, terapi
Wan, akhir. agresif dapat dipertimbangkan glukokortikoid imun, dan
MD1; Xinghu Dari 187 pasien, 66 untuk pasien dengan cedera dukungan pernapasan), dan
an Wang, (35,3%) memiliki CVD hasilnya dikumpulkan dan
MD2; Zhibing yang mendasarinya miokard. dianalisi dan studi ini
Lu, MD1 termasuk hipertensi, mematuhi dekrit Deklarasi
penyakit jantung koroner, Helsinki 8 1975 dan disetujui
(2020) dan kardiomiopati, dan 52 oleh dewan etika institusional
(27,8%) menunjukkan Rumah Sakit Zhongnan
cedera miokard seperti Universitas Wuhan dan
ditunjukkan oleh Rumah Sakit Ketujuh Kota
peningkatan kadar TnT. Wuhan (no.
2020026). Persetujuan
diperoleh dari pasien atau
saudara terdekat pasien.

Kelemahan :

Penelitian memiliki beberapa


keterbatasan :
Pertama, hanya 187 pasien
dengan COVID-19 yang
dikonfirmasi dilibatkan, dan
studi kohort yang lebih besar
diperlukan untuk
memverifikasi kesimpulan
kami.
Kedua, sebagai studi
retrospektif, beberapa
informasi spesifik lainnya
mengenai komplikasi
kardiovaskular dan
peradangan seperti
ekokardiografi dan interleukin
6 tidak disajikan dalam
penelitian ini karena data tidak
lengkap karena kondisi
terbatas di ruang isolasi dan
urgensi mengandung COVID-
19 epidemi.
Ketiga, data dalam penelitian
ini memungkinkan penilaian
awal dari perjalanan klinis dan
hasil pasien dengan COVID-
19. Penyebab kematian
mungkin melibatkan disfungsi
organ multipel dalam banyak
kasus, dan sulit untuk
membedakan cedera miokard
sebagai penyebab utama dan
langsung dalam kasus
individu.
3 Angiotensin Pasien dari COVID-19 Studi Kohort Telah diusulkan SARS-CoV-2 diperkirakan (IIa) Kekuatan :
converting menunjukkan gejala bahwa pengobatan menginfeksi sel inang melalui
enzyme 2 pernapasan tetapi hipertensi dengan ACE2 yang menyebabkan Systematic review Penelitian ini merupakan
(ACE2), seringkali memiliki gejala inhibitor sistem COVID-19, sementara juga dari multiple penelitian terbaru dengan
COVID-19 yang berhubungan dengan renin-angiotensin menyebabkan cedera jantung, study cohort tinjauan pustaka yang
dan cedera kardiovaskular (RAS) dapat meskipun mekanisme digunakan untuk
jantung: apa mempengaruhi spesifiknya tidak pasti.  memprediksi hasil klinis
yang harus ikatan SARS-CoV- Dalam era pandemi ini, pasien yang terinfeksi Covid-
diketahui ahli 2 dengan ACE2, seorang ahli jantung harus 2019 berdasarkan proses
jantung mempromosikan mengetahui implikasi jantung patofisiologi terhadap
kemajuan COVID- dari COVID-19 dan timbulnya komplikasi kardiak
Peneliti : 19. 24 RAS penggunaan ACEI dan ARB
Sidhi inhibitor pada pasien COVID-19. Kelemahan :
Laksono 1,2 menyebabkan Peneliti hanya menjabarkan
* , Budhi peningkatan sesuai literature studi ilmiah
Setianto 3 , kompensasi dalam tidak dilakukan secara
Steven Philip tingkat jaringan eksperimen
Surya 4 ACE2 25 dan
mungkin merugikan
pada pasien yang
terpapar SARS-
CoV-2. 26
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Penyakit Coronavirus 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang baru dikenal
yang telah menyebar dengan cepat ke seluruh Wuhan, Hubei, Cina, hingga provinsi lain di
Cina dan beberapa negara di dunia. Jumlah kematian akibat COVID-19 meningkat. Studi
sebelumnya telah menggambarkan karakteristik klinis umum dan temuan epidemiologis
pasien dengan COVID-19, dan beberapa pengamatan klinis menunjukkan bahwa kondisi
beberapa pasien dengan COVID-19 memburuk dengan cepat.

Pandemi COVID-19 merupakan tantangan besar bagi sistem perawatan kesehatan di


Mesir. Dokumen ini adalah pernyataan posisi dari Perhimpunan Kardiologi Mesir. Ini
bertujuan untuk memberikan informasi kepada penyedia layanan kesehatan jantung di Mesir
untuk menjamin pengiriman perawatan pasien yang berkualitas dan memastikan
tingkat perlindungan yang memadaiterhadap infeksi selama pandemi COVID-19. 

Ahli jantung harus disiapkan dalam pandemi COVID-19. Tantangannya adalah dalam


memberikan kualitas perawatan terbaik meskipun sumber daya terbatas sambil menjaga
semua staf medis seaman mungkin. Pertimbangkan menunda prosedur pemilihan bila
memungkinkan. Semua staf medis harus menjalani pelatihan yang ketat tentang
pengendalian infeksi dan penggunaan peralatan perlindungan pribadi berkualitas
tinggi. Pendekatan yang jauh konservatif untuk pasien ACS direkomendasikan di mana
intervensi invasif disediakan untuk pasien hemodinamik berisiko tinggi yang tidak
stabil. Ahli jantung harus mempromosikan pengobatan jarak jauh dalam pengaturan rawat
jalan, memprioritaskan kontak rawat jalan, dan menghindari penyebaran virus secara
nosokomial kepada pasien dan penyedia layanan kesehatan. 

B. Saran
1. Studi penelitian dapat dilanjutkan dalam bentuk eksperimen terkontrol pada pasien
covid 19 dengan komorbit penyakit jantung untuk mengetahui pengobatan dan
penatalaksanaan yang tepat dan aman.
2. Lebih banyak lagi publisitas untuk rujukan atau panduan penanganan tatalaksana
pasien covid 19 dengan penyakit jantung

Anda mungkin juga menyukai