Anda di halaman 1dari 51

Rang Kumar gian Farmasi

o
) Uji an Sino Lisan

4 Uji an astro Lisan

Besertajawabannya !

by :
Namba Allah .
Soal No 2 , kasus 1

R/ Metoclopramid tab No.XII

S 3 dd I a.c

R/ Lansoprazol 30mg No.XVI

S 1 dd I om

Remedium : lansoprazole, krn antiulkus dan antasida, metoklopramid antiemetic. Kemungkinan pasien
GERD

Metoclopramid :

1. Remedium : Metoklopramid
Khasiat : antiemetic, GERD
Penggolongan Obat : antiemetic golongan benzamide
2. Mekanisme kerja :

merangsang motilitas saluran pencernaan bagian atas dan mempercepat peristaltik lambung,
memblokir reseptor dopamin dan reseptor serotonin

3. ES : distonia, akathisia, gejala Parkinson, bradikardi, ginekomastia, amenore


4. Interaksi :
Dengan CNS depresan (morfin, barbiturate, etc) memberikan efek sedative yang adiktif
Dengan neuroleptic-agent (phenothiazines, tetrabenazine) meningkatkan resiko ekstrapiramidal
Dapat menurunkan bioavalibilitas digoxin
Dapat meningkatkan absorpsi dari siklosporin, paracetamol, dan aspirin
Pemberian bersama levodopa atau agonis dopamin (mis. Bromokriprin) dapat
menyebabkan reaksi antagonis
5. Dosis cara penggunaan
GERD :
Dewasa : 10-15 mg hingga 4 kali sehari diberikan 30 menit sebelum makan dan sebelum
tidur. Maks: 60 mg setiap hari. Durasi pengobatan maks: 12 minggu.
Lansia: 5 mg hingga 4 kali sehari. Maks: 60 mg setiap hari.
Diminum saat perut kosong. Minum 30 menit sebelum makan
Sediaan fornas : tab 5mg dan 10mg (faskes tk 1), sir 5mg/5ml (im), drops 2mg/ml, inj,
5mg/ml
6. Keluhan Utama dan diagnosis banding :
Keluhan utama : mual, muntah, rasa penuh atau rasa terbakar di epigastrium
DD : GERD, erosive esofagitis, ulkus peptikum
7. Edukasi :
- Pasien tidak perlu cemas
- Makan lebih sering, dalam porsi kecil
- Hindari makanan tinggi lemak dan asam yang mencetuskan gejala
8. Komunikasi :
- Dengan sopan tidak menakut2i pasien, mungkin

Lansoprazol :

1. Remedium : Lansoprazol
Khasiat : antasida dan antiulkus
Penggolongan Obat : Proton pump inhibitor (PPI) and antisekresi substitisi dari benzimidazole
2. Mekanisme Kerja :
Menghambat sekresi asam lambung dengan menghambat sistem enzim H + / K + -adenosine
triphosphatase (ATPase) yang ada pada permukaan sekretor dari sel parietal lambung.
3. ES : Hipomagnesemia, karsinoma, SLE, myalgia, urtikaria
4. Interaksi :
Dapat menguragi efek terapeutik clopidogrel
Dapat mengurangi penyerapan ketoconazole dan itraconazol
Dengan diretik dapat meningkatkan resiko hipomagnesia
Dapat meningkatkan konsentrasi methotrexate dan tacrolimus dalam plasma
Dengan sucralfat dan antasida mengurangi bioavailabilitas
5. Dosis penggunaan :
Oral GERD :
Dewasa : 15mg/30mg sekali sehari selama 4 minggu, dapat disesuaikan dengan kondisi
Lansia : maks 30mg / hari
Diminum saat perut kosong
Sediaan Fornas : kaps 30mg, serb. Inj. 30mg (semua faaskes TK 2)

Selanjutnya sama kyk diatas :

6. Keluhan Utama dan diagnosis banding :


Keluhan utama : mual, muntah, rasa penuh atau rasa terbakar di epigastrium
DD : GERD, erosive esofagitis, ulkus peptikum
7. Edukasi :
- Pasien tidak perlu cemas
- Makan lebih sering, dalam porsi kecil
- Hindari makanan tinggi lemak dan asam yang mencetuskan gejala
8. Komunikasi :
- Dengan sopan tidak menakut2i pasien, mungkin
RESEP :

dr. HK
Jln. Lurus 123
Jam Praktek 08.00-10.00
Telp. 0987654321
SIP No 303054

Surabaya, 1 Jan 2020

R/ Caps. Lansoprazol 30 mg No. XVI (XXX)


S I dd I om (a.c)
Paraf
R/ Metoclopropamid tab 10mg No XII (tab didepan)
S 3 dd tab I ac
Paraf

Pro
Nama : Ny W
Umur : 38 tahun
MALARIA
dr. HK
Jln. Lurus 123

Jam Praktek 08.00-10.00
Telp. 0987654321

SIP No 303054

Surabaya, 1 Jan 2020

R/ Obat Antimalaria FDC DHP No IX (seharusnya No.
XLII karena untuk 14 hari)
S 1 dd tab III

R/ Primaquine tab. 15 mg No. I
S single dose
(ini anggap benar jika txnya untuk Malaria Falciparum,

kalo untuk vivax & ovale kasih 14 hari)


Pro
Nama : Tn
Umur : 48 thn

1. Remedium
KDT Dihidroartemisinin (DHP) + Piperakuin (DHA), Primakuin

2. Penggolongan obat dan khasiat
Dihidroartemisinin (DHP) : Anti malaria poten
Piperakuin (DHA) : Anti malaria
Primakuin : Anti malaria gametosidal (membunuh parasite
dalam bentuk gamet) dan hipnozoidal
(membunuh parasite dalam bentuk hipnozoid,
ini bentuk dorman di tubuh manusia)
- DHP & DHA digabung jadi kombinasi untuk tx malaria untuk meningkatkan
efektivitas dan menurunkan resistensi obat

3. Mekanisme Kerja
- DHA : Artemisinin membentuk radikal bebas dengan bantuan Fe2+.
Radikal bebas akan mengikat dan menghambat biomolekul dari
parasite yang menyebabkan kematian parasite. Selain itu,
artemisinin juga menghambat protein kalsium ATPase (SERCA
Parasite).
- DHP : Menghambat enzim heme polymerase yang menyebabkan
penumpukan heme toksik pada spesies Plasmodium.
- Primakuin : Mengeliminasi bentuk eksoeritrositik (gamet dan hipnozoid)
dari parasit malaria dengan mengganggu mitokondria dan
mengikat DNA.

4. Efek samping obat
- DHA : ggn GIT: mual muntah diare, ggn hematologi: neutropenia,
anemia, hemolisis, peningkatan enzim hati dan reaksi alergi.
- DHP : Peningkatan enzim liver (SGOT SGPT) dan kreatinin, penurunan
eritrosit transien penurunan nafsu makan,
- Primakuin : Nyeri abdomen, methaemoglobinaemia, anemia hemolitik
pada pasien dengan defisiensi G6PD, anemia ringan, gangguan
akomodasi.

5. Interaksi obat
DHA dan DHP : potensiasi perpanjangan QT interval dengan obat anti aritmia.
Primakuin:
- meningkatkan efek jika diberikan bersama obat lain yang memperpanjang
QT interval
- penggunaan bersamaan dengan depresan sumsum tulang atau hemolitik
lainnya dapat meningkatkan kemungkinan efek hematologis yang
merugikan.
- Pengunaan dengan antimalarial mepacrine dapat meningkatkan konsentrasi
plasma dan mempotensiasi toksisitas primakuin

6. Dosis



Primakuin:
- Untuk malaria falsiparum hanya diberikan pada hari pertama saja
dengan dosis 0,25 mg/kgBB
- Untuk malaria vivaks selama 14 hari dengan dosis 0,25 mg/kgBB.
- Tidak boleh diberikan pada bayi usia < 6 bulan.
- Dewasa : PO 15 mg/hari
- Anak : 250 mcg/kg S 1 d d. Maks: 15 mg/hari.

7. BSO
DHA + DHP : Tab 360mg; DHA 40 mg + DHP 320 mg
Primakuin : Tab 15 mg

8. DD
Demam Dengue, Leptospirosis, Typhoid fever


dr. HK
Jln. Lurus 123
Jam Praktek 08.00-10.00
Telp. 0987654321
SIP No 303054

Surabaya, 1 Jan 2020

R/ Tab. Indometasin 25 mg No XII


S 4 dd tab I ( gak salah, cuman biasanya 2-3x sehari)

Pro
Nama : Tn. X
Umur : 30 tahun

Indometasin

1. Golongan obat dan khasiat : NSAID, antinyeri, antipiretik, analgesik. Indikasi biasanya nyeri dan
peradangan sedang sampai berat pada kasus reumatik dan gangguan muskuloskeletal akut lainnya;
gout akut; dismenorea, penutupan duktus arteriosus

2. Mekanisme: turunan asam asetat indole, menghambat scr reversibel enzim siklooksigenase-1 dan
-2 (COX-1 dan -2), sehingga menghasilkan pengurangan sintesis prekursor prostaglandin.

3. ESO: sering terjadi gangguan cerna (termasuk diare), sakit kepala, pusing dan kepala terasa ringan;
tukak dan pendarahan pada lambung dan usus.

4. Interaksi : meningkatkan kadar di plasma dengan metothrexate, mengurangi efek hypotensive


obat2 anti hipertensi, meningkatkan risiko hiperkalemia dengan diuretik hemat kalium hati-hati juga
pada kasus epilepsi, parkinsonismus, gangguan kejiwaan; pada terapi yang lama.

5. Dosis:

untuk nyeri muskuloskeletal : dosis awal 25mg 2-3x sehari. bisa dinaikkan 25-50mg per minggu
hingga dosis 150-200mg/hari

untuk gout akut : NSAID dosis tinggi - dr.qorib. 150-200mg/dalam dosis terbagi/hari. sampai
symptomps hilang

post coenam ya.


6. Keluhan utama dan DD: penyakit2 sendi, nyeri tulang dll

7. Edukasi : pemberian obat jangan saat lambung kosong

8. menyesuaikan
PEMBAHASAN UJIAN LISAN SESI 4

[Nomor 1]

R/ Tab. Kotrimoksasol 960 mg No X Harusnya Tab. Kotrimoksasol 480 mg No. XXVIII (Buat 1 minggu)
S 2 dd tab I S. 2.d.d tab. II p.c (versi kuliah ISK dr. Bambang)
R/ Parasetamol 500 mg
Papaverine HCl 40 mg Ini papaverine ga nemu di fornas guys, di MIMS juga sediaan Inj. sama
m f pul da in caps td no X intracavernous, tp aku liat di web lain ada sediaan Tab 40 mg buat
S 3dd cap I
spasmolitik

SOAL

1. Cotrimoxazole
a. Khasiat dan Indikasi : merupakan antibiotik campuran Trimethoprim 80 mg,
sulfamethoxazole 400 mg.
Co-trimoxazole efektif terhadap Escherichia coli, Klebsiella, Enterobacter, Proteus mirabilis,
Haemophilus influenzae, Streptococcus pneumoniae, Staphylococcus aureus, Acinetobacter,
Salmonella, Shigella, dan P. carinii.
Indikasi Cotri : pada kasus ISK, otitis media, profilaksis toxo pada pasien HIV, bronchitis
kronik, travelers diarea, pertussis, kolera , GO

b. Mekanisme kerja :
Co-trimoxazole umumnya bersifat bakterisidal; Cotri dengan blokade pada jalur sintesis
enzim asam folat. Komponen sulfamethoxazole menghambat pembentukan asam dihydrofolic
dari para-aminobenzoic (PABA), sedangkan trimethoprim menghambat dihydrofolate
reductase. Kedua obat memblokir sintesis asam folat, mencegah sintesis sel bakteri asam
nukleat esensial.

c. Efek samping : GI disturbances; Stevens-Johnson & Lyell's syndrome., sakit kepala, ataksia, depresi, vertigo,
tinnitus, pseudomembran colitis, anemia

d. Interaksi obat
- Siklosporin: Meningkatkan risiko nefrotoksisitas. Hindari penggunaan bersama.
- Digoxin: Meningkatkan kadar digoxin.
- Indometasin: Dapat meningkatkan kadar sulfametoksazol. Penyesuaian dosis mungkin
diperlukan.
- Methotrexate: Meningkatkan level metotreksat.
- Antikoagulan oral: kotrimoksazol dapat menghambat metabolisme hati, meningkatkan
efek antikoagulan.
- Sulfonilurea oral: Meningkatkan efek hipoglikemik.
- Para-aminobenzoic acid: Antagonis efek sulfonamide.
e. Dosis :
SHOULD BE TAKEN WITH FOOD
Sediaan fornas tingkat I : Tab. Kotrimoksasol 400/80 mg .
Dewasa : Satu atau dua tablet kekuatan P.O. q 12 jam selama 10 hingga 14 hari atau 5 hari
untuk shigellosis. Atau, 8 hingga 10 mg / kg (berdasarkan trimethoprim) I.V. setiap hari
diberikan dalam dua hingga empat dosis terbagi hingga 14 hari (5 hari untuk shigellosis).

Biasanya ISK (dr. Bambang) : Tab. Cotri 480 mg No. XXVIII


S. 2 .d.d tab II

Anak-anak yang lebih tua dari usia 2 bulan: 8 mg / kg trimethoprim dan 40 mg / kg


sulfamethoxazole P.O. setiap hari dalam dua dosis terbagi q 12 jam (10 hari untuk infeksi
saluran kemih; 5 hari untuk shigellosis).
f. Keluhan utama dan dd
- ISK
- Dd : urethritis, recurrent cystitis, pielonefritis
g. Edukasi
- tentang kemungkinan reaksi yang merugikan.
- edukasi untuk menggunakan obat sesuai resep, walaupun dia merasa lebih baik, obat
dihabiskan
- Instruksikan pasien untuk minum 240 ml air dengan perut kosong
- Instruksikan minum obat setelah makan untuk menghindari efek GI
-
2. Papaverine HCL
A. Khasiat dan Indikasi : Spasmolitik.
Indikasi : pada spasme visceral, disfungsi ereksi, gangguan pembuluh darah perifer dan
cerebral
B. Mekanisme kerja : menghambat fosfodiesterase sehingga menyebabkan efek spasmolitik
pada otot polos arteri koroner, otak, paru, dan perifer, sehingga memperlancar sirkulasi darah
dan mengurangi nyeri
C. Efek samping :
- Priapismus, aritmia, sinkop, pusing, HTN ringan, takikardi, hipotensi ortostatik, GI
disturbance, kehilangan sensasi pada penis
D. Interaksi obat :
- Efek depresan SSP potensial dg morfin.
- Dapat mengurangi efek terapi levodopa.
- Peningkatan risiko pusing dan sinkop bersama alprostadil dan phentolamine.
- Peningkatan risiko perdarahan dg antikoagulan (mis. Warfarin atau heparin) setelah
injeksi intracavernosal.

E. Dosis dan sediaan :


o PO (Obat keras ) : sediaan 40 mg tapi ga ada di fornas
Dewasa: 3 kali sehari 1-2 tablet.
Anak-anak: 2,5 mg/kgBB dibagi dalam 4 dosis
Intracavernosal
Disfungsi ereksi
Dewasa: Awalnya, 5 mg (jika karena cedera sumsum tulang belakang) atau 15 mg (jika
karena penyebab umum), disesuaikan hingga 60 mg sesuai dengan respons. Kisaran dosis
biasa: 2.5-60 mg. Kurangi dosis jika ereksi berlanjut> 4 jam.

Parenteral
Gangguan pembuluh darah perifer dan serebral, visceral spasme
Dewasa: 30-120 mg 3 jam sebagai injeksi IV selama 1-2 menit atau sebagai injeksi IM.
Jika ekstrasistol jantung terjadi, berikan 2 dosis 10 menit.
F. Dd : Nyeri dan spasme otot polos pada GI atau saluran kencing
G. Edukasi :
- Monitor tanda2 hipotensi, aritmia, takikardi.

3. Paracetamol
A. Khasiat dan indikasi : sebagai antipiretik dan amalgesik
B. Mekanisme Kerja :
Parasetamol memberikan efek analgesik dengan mengeblok impuls nyeri di perifer. Lalu,
memberikan efek antipiretik dengan menghambat heat-regulating center di hipotalamus.
Paracetamol juga memiliki efek anti-inflamasi yang lemah dengan menghambat sintesis
prostaglandin di SSP. Paracetamol menghambat COX 1, COX 2 dan COX 3 sehingga
menghambat sintesis prostaglandin ( yang mengakibatkan nyeri di perifer dan menyebabkan
inflamasi)

C. Efek samping : gangguan fungsi liver, mual muntah, rash, pruritus, nyeri perut, kehilangan
nafsu makan
D. Interaksi obat : Mengurangi penyerapan dengan colestyramine. Konsentrasi serum menurun
dengan rifampisin dan beberapa antikonvulsan (mis. Fenitoin, fenobarbital, karbamazepin,
primidon). Meningkatkan efek antikoagulan warfarin dan kumarin lainnya dengan
penggunaan jangka panjang. Peningkatan penyerapan dengan metoclopramide dan
domperidone. Peningkatan konsentrasi serum dengan probenesid. Dapat meningkatkan
konsentrasi serum kloramfenikol.
E. Dosis :
- Anak: 10-15mg/kgBB/kali, 4x/hari per oral
- Dewasa: 500-1000mg 4-6x/hari (per oral), 15mg/kgBB 4-6x/hari (IV)

F. Diagnosis : untuk mengatasi demam dan nyeri


G. Edukasi :
- Paracetamol dikonsumsi jika perlu (p.r.n) saat demam atau untuk mengatasi nyeri
[Nomer 2 sesi 4]

Allupurinol
1. Remedeum : Allupurinol

Golongan : antipirai, urikostatik ,


Khasiat : Sebagai obat untuk hiperuresimia, menurunkan produksi asam urat. Dan obat
untuk gout. Buat yg kronik.

2. Mekanisme kerja : menurunkan produksi asam urat dgn menginhibisi xanthin oxidase,
enzim yg mengubah hypoxanthine menjadi xanthine dan xanthine menjadi asam urat.
Oxipurinol merupakan metabolit aktif utama allopurinol yg juga merupakan inhibitor
xanthine oksidase

Onset: Peak effect: 1-2 minggu.

Farmakokinetik:
-Absorpsi: Secara cepat diabsorpsi di saluran GI (hingga 90%). Waktu untuk mencapai
konsentrasi puncak plasma: 2-6 jam.
-Distribusi: Melintasi plasenta dan ASI. Volume distribusi: Sekitar 1,6 L / kg.
-Metabolisme: Dimetabolisme dengan cepat oleh xanthine oxidase menjadi oxipurinol
(metabolit utama).
-Ekskresi: Melalui urin (70% sebagai oxipurinol, 10% sebagai allopurinol); feces (sisa).
Waktu paruh plasma: Kira-kira 1-2 jam (allopurinol); sekitar ≥15 jam (oxipurinol).

3. Efek samping obat: gangguan GI, rash, dan yg jarang adalah menyebabkan peripheral
neuritis, vaskulitis, disfungsi sumsum tulang termasuk anemia aplastic.

4. Interaksi obat:
-Dapat menghambat metabolisme mercaptopurine dan azathioprine maka dari itu kurangi
dosis mercaptopurine dan azathioprine bila diberikan dg allopurinol.
-Dapat meningkatkan efek warfarin dan antikoagulan lainnya.
-Peningkatan ekskresi oksipurinol (metabolit) dg salisilat atau agen urikosurik.
-Peningkatan toksisitas dg diuretik thiazide, beberapa antibakteri, antineoplastik lain,
siklosporin, beberapa antidiabetik sulfonilurea, teofilin dan vidarabin.

5. Dosis : Dosis awal, 100 mg/hari, dosis ditingkatkan 100 mg @ 2-5 minggu hingga
tercapai target kadar serum urat. Dosis Maintenance: Ringan: 100-300mg/hari; sedang
hingga parah: diberikan hingga 600 mg/hari. Max: 900 mg/hari. Dosis diatas 300mg
harus diberikan dengan dosis terbagi.
6. Keluhan utama : Gejala yang khas pada artritis gout adalah adanya keluhan nyeri,
bengkak, dan terdapat tanda-tanda inflamasi pada sendi metatarsal-phalangeal ibu jari
kaki

Perjalanan alamiah gout terdiri dari tiga fase, yaitu: a) hiperurisemia tanpa gejala klinis,
b) artritis gout akut diselingi interval tanpa gejala klinis (fase interkritikal), dan c) artritis
gout kronis.
Hiperurisemia tanpa gejala klinis ditandai dengan kadar asam urat serum > 6.8 mg/dl.
DD : septik arthritis, Rheumatoid arthritis

7. Edukasi :
- mengenali gejala dini dan penanganan awal
- Pengaturan diet juga disarankan untuk menjaga berat tubuh yang ideal.
- Hindari minum alkohol dan minuman berpemanis,
- Hindari makanan yang mengandung tinggi purin dengan nilai biologikyang tinggi seperti
hati, ampela, ginjal, jeroan, dan ekstrak ragi
- Latihan ϐisik dilakukan secara rutin 3−5 kali seminggu selama 30−60 menit.
8. Komunikasi : Morality

[Nomor 3 sesi 4]

dr. HK
Jln. Lurus 123
Jam Praktek 08.00-10.00
Telp. 0987654321
SIP No 303054 Yang salah yg diwarnai yaa
-----------------------------------------------------------------------------------
Surabaya, 1 April 2020 Terapi selama seminggu,
No.XXX kebanyakan, kalo 2
dd I harusnya No.XIV
R/ Tab. Omeprazol 20mg No.XXX
S 1-2 dd Tab. I Harusnya ini 20mg 2 dd tab. I
atau 40mg 1 dd tab. I
---------------------------------------------------- ɬ Kurang tulisan tab.
R/ Tab. Bismuth subsalicylate 525mg No.LX
Harusnya 2 dd tab I
S 4 dd tab I
Numero menyesuaikan 7 hari,
-------------------------------------------------- ɬ jadi No.XIV

R/ Tab. Metronidazol 500mg No LX


S 4 dd tab I Harusnya 2 dd tab. I

-------------------------------------------------- ɬ
R/ Tab. Tetrasiklin 500mg No LX Harusnya No. XXVII
S 4 dd tab I Menyesuaikan 7 hari
-------------------------------------------------- ɬ
OMEPRAZOL
1. Remedium : OMEPRAZOL

Golongan : PPI
Khasiat : Antasida, anti reflux, anti ulcerant

2. Mekanisme kerja : Omeprazole merupakan agen antisekretori lambung dan proton-pump


inhibitor (PPI). Omeprazole menghambat sekresi dari asam lambung dengan
menghambat enzim adenosine trifosfatase (ATPase) yang ada pada permukaan sel
parietal lambung.

Onset: antisekretori: sekitar 1 jam


Farmakokinetik:
o Penyerapan: Diserap dengan cepat tetapi bervariasi dari saluran pencernaan.
Ketersediaan hayati: Sekitar 30-40%. Waktu untuk memuncak konsentrasi
plasma: 0,5-3,5 jam.
o Distribusi: Memasuki ASI. Ikatan protein plasma: Sekitar 95%.
o Metabolisme: Dimetabolisme di hati terutama oleh isoenzim CYP2C19 menjadi
hidroksil-omeprazol; dan lebih rendah oleh CYP3A4 untuk omeprazole sulfon.
o Ekskresi: Terutama melalui urin (sekitar 77% sebagai metabolit, jumlah kecil
sebagai obat tidak berubah); faeces (jumlah kecil). Paruh eliminasi: 0,5-3 jam.

3. Efek samping obat: Mual, muntah, urtikaria, pusing, batuk, dermatitis, pruritus,
hipomagnasaemia, SLE, fraktur akibat osteoporosis, polyp fundus gaster, diare akibat
clostriudium difficile, interstisial nefritis, defisiensi vitamin B12, infeksi gastrointestinal
(seperti salmonella, campylobacter)

4. Interaksi obat:
o Menurunkan konsetrasi plasma dari nelfinavir dan atazanavir
o Dengan diuretik dapat meningkatkan resiko hipomagnasaemia
o Methotrexate, Tacrolimus: Dapat meningkatkan konsentrrasi plasma
methrotrexate dan tacrolimus
o Dapat mengurangi metabolisme dari diazepam, fenitoin dan cilostazol
o Dapat mengurangi efek antiplatelet nya clopidogrel
o Dapat meningkatkan bioavailabilitas digoxin

5. Dosis :
- dewasa : 20mg 2x sehari atau 40mg 1x sehari, selama seminggu
- anak : usia >4thn dengan berat badan 15-30kg : 10mg 2x sehari, Berat badan 31-
>40kg : 20mg 2x sehari, selama seminggu
BISMUTH SUBSALICYLATE
1. Remedium : BISMUTH SUBSALICYLATE

Golongan : mineral (bismuth)


Khasiat : Antimicrobial anti-inflammatory action (bismuth); antisecretory effect
(salicylate)

2. Mekanisme kerja : digunakan dalam pengelolaan ulkus lambung dan duodenum dan
khususnya terhadap H.pylori. bakterisidal terhadap H.pylori yang merupakan penyebab
gastritis kronis dan ulkus duodenum.

Onset: antisekretori: sekitar 4 jam

3. Efek samping obat: Mual, diare, nyeri abdomen, melena, konstipasi

4. Interaksi obat:
- Dichlorphenamide meningkatkan level bismuth subsalisilat.
- Mengurangi level doksisiklin dengan menghambat absorbsi
- Mengurangi level tetrasiklin dengan menghambat absorbsi

5. Dosis : 524mg PO 2x sehari, kombinasi dengan 2 antibiotik dan 1 PPI selama 10-14 hari

METRONIDAZOLE
1. Remedium : METRONIDAZOLE

Golongan : Antibiotik
Khasiat : Antibiotik, antiamoeba

2. Mekanisme kerja :
Metronidazole berinteraksi dengan DNA mikroba untuk memutus untai dan struktur
heliks yang mengarah ke penghambatan sintesis protein, degradasi, dan kematian sel.
Farmakokinetik:
- Penyerapan: Diserap dengan cepat dan hampir sepenuhnya dari saluran
pencernaan. Makanan menunda penyerapan. Waktu untuk memuncak konsentrasi
plasma: 1-2 jam (oral); 20 menit (IV); 5-12 jam (dubur); 8 jam (gel intravaginal).
Ketersediaan hayati: 60-80% (dubur); 20-25% (vag pessaries); 56% (gel
intravaginal).
- Distribusi: Didistribusikan secara luas ke sebagian besar jaringan tubuh dan
cairan. Melintasi penghalang darah-otak. Mudah melewati plasenta dan memasuki
ASI dalam konsentrasi yang sama dengan konsentrasi serum bersamaan. Ikatan
protein plasma: <20%.
- Metabolisme: Terutama dimetabolisme di hati melalui hidroksilasi, oksidasi
samping, dan glukuronidasi menjadi metabolit hidroksil aktif dan beberapa
metabolit.
- Ekskresi: Melalui urin (60-80% sebagai obat dan metabolit yang tidak berubah;
sekitar 20% dari total sebagai obat tidak berubah); faeces (6-15%). Waktu paruh
eliminasi: Kira-kira 8 jam.

3. Efek samping obat:


Mual, muntah, sedikit disorientasi

4. Interaksi obat:
- Keadaan kebingungan atau psikosis akut dengan disulfiram.
- Dapat mempotensiasi efek antikoagulan warfarin.
- Dapat mempertahankan kadar litium serum meningkatkan risiko kerusakan ginjal.
- Konsentrasi serum menurun dengan fenobarbital atau fenitoin.
- Dapat meningkatkan konsentrasi serum ciclosporin dan busulfan.
- Dapat mengurangi clearance ginjal 5-fluorouracil.

5. Dosis :
- Dewasa: kombinasi denngan antibakteri lain dan PPI adalah 400 mg 2x sehari
selama 7-14 hari.
kombinasi dengan omeprazole dan amoksisilin adalah 400 mg 3x sehari.
- Anak: kombinasi dengan antibakteri lain dan PPI adalah 20 mg / kg divided dose,
7-14 hari. maks 500 mg 2x sehari.

TETRASIKLIN
1. Remedium : TETRASIKLIN

Golongan : Antibiotik
Khasiat : Antibiotik

2. Mekanisme kerja :
Tetrasiklin menunjukkan aksi bakteriostatiknya dengan mengikat secara reversibel
subunit 30S ribosom yang dapat mencegah pengikatan RNA transfer aminoasil dan
menghambat sintesis protein, sehingga menghambat pertumbuhan sel.

Farmakokinetik:
- Penyerapan: Diserap sepenuhnya dari saluran pencernaan. Ketersediaan hayati:
Sekitar 60-80%. Waktu untuk memuncak konsentrasi plasma: Sekitar 1-4 jam.
- Distribusi: Didistribusikan secara luas di jaringan tubuh dan cairan mis. cairan
asites, sinovial, dan pleura. Melintasi plasenta dan memasuki ASI. Pengikatan
protein plasma: 55-64%.
- Ekskresi: Melalui urin (hingga 55% sebagai obat tidak berubah) dan feses. Waktu
paruh eliminasi: 8 jam (kisaran: 6-12 jam).
3. Efek samping obat:
Silau, hipertensi intrakranial, peningkatan BUN, hipoplasia enamel atau permanent tooth
discoloration pada anak, tissue hyperpigmentation pada anak <8tahun

4. Interaksi obat:
- meningkatkan risiko hipertensi intrakranial benign bila diberikan bersamaan
dengan retinoid
- Penggunaan metoksifluran secara bersamaan dapat menyebabkan toksisitas ginjal.
- Penyerapan dapat terganggu oleh kation divalen dan trivalen (mis. Al, Ca, Mg,
Fe, Zn), Na bikarbonat, Bismuth subsalisilat, kaolin-pektin, sucralfate,
colestipol, dan colestyramine.
- Dapat membentuk kompleks dengan strontium ranelate, menghasilkan penurunan
penyerapan tetrasiklin.
- Dapat mengganggu aksi bakterisida penisilin.
- Dapat memperpanjang efek antikoagulan.
5. Dosis :
- Dewasa: 250-500 mg setiap 6 jam. Dosis dan lama perawatan bervariasi
tergantung pada jenis infeksi.
- Anak: ≥8 tahun 25-50 mg / kg setiap hari, dalam dosis terbagi 6 jam.

SELAIN 5 POIN DIATAS YG DINILAI INI

6. Keluhan utama : akut: asimptomatik


Alarm symptoms (biasanya kronis):
- Unexplained weight loss
- Muntah berulang
- Evidence of GI bleeding
- Disfagia
- Kegagalan beberapa terapi

DD : Gastritis akut, peptic ulcer disease, gastroesophagial reflux disease (GERD)

7. Edukasi :
- Sampaikan ke pasien dan keluarga pasien tentang penyakitnya
(penyebab penyakit, penting pengobatan, kepatuhan pengobatan, dan komplikasi)
- Sampaikan upaya pencegahan infeksi H. pylori (menjaga kebersihan tubuh,
mencegah penularan dengan penggunaan alat makan bersamaan, dan cuci tangan
yang bersih). Kebersihan merupakan faktor penting dalam transmisi H. pylori.

8. Komunikasi : Morality
SOAL%NO%1%
UNTUK%DM%No%URUT%3%
!
R/!OAT!4FDC!No!XLV!
S!1!dd!tab!III!
R/!Vitamin!B6!10!mg!No!XV!
S!1!dd!tab!I!
atau%
R/!INH!300!mg!tab!No!XV!
S!1!dd!tab!I!
R/!Rifampin!450!mg!tab!No!XV!
S!1!dd!tab!I!
R/!Ethambutol!500!mg!tab!No!XXX!
S!1!dd!tab!II!
R/!Pyrazinamid!500!mg!tab!No!XXX!
S!1!dd!tab!II!
R/!Vitamin!B6!10!mg!tab!No!XV!
S!1!dd!tab!I!
!
Isoniazid!
1. Obat,!penggolongan:!INH/Isoniazid!(H)!anti!TB!
2. MoA:!Bakterisidal!baik!pada!bakteri!di!intra!atau!ekstraseluler!(karena!M.!tb!bisa!
menghindari!fagositosis!dan!berada!di!dalam!fagosit,!intraselular)!,!dengan!
menghambat!sintesis!asam!mikolat!dan!merusak!dinding!sel.!Dapat!masuk!ke!CSF!
(bisa!untuk!meningitis!TB),!di!metabolism!di!hepar,!eksresi!ginjal!via!urin.!
3. ESO:!!
Peningkatan!enzim!liver!hingga!hepatitis!(!monitor!AST!ALT),!!
neuritis!optic!(gangguan!penglihatan),!!
mual!muntah!(manajemen:!minum!kdt!malam!hari),!!
hematologis!(anemia,!agranulositosis,!trombositopenia).!
4. Interaksi:!!
absorpbsi!berkurang!bersama!antasida,!
meningkatkan!konsentrasi!plasma!dan!resiko!toksisitas!anti!epilepsy,!
benzodiazepine,teofilin!
5. Dosis,!cara!penggunaan!
Dewasa!
Fase!intensif!(selama!2!bulan,!control!1!bulan,!minum!setiap!hari):!dalam!4KDT,!
mengadung!75!mg!isoniazid.!Dalam!kombipak!(obat!lepas)!Isoniazid!tab!300!mg,!I!
dd!tab!I!a.n!!!
Fase!lanjutan!(selama!4!bulan,!control!tiap!bulan,!minum!3x/minggu):!untuk!
mencegah!kekambuhan,!1!minggu!3!kali!
!
Anak:!
Fase!intensif!(selama!2!bulan,!control!1!bulan,!tiap!hari):!dalam!3!KDT!Isoniazid!
50mg.!Dalam!kombipak!50]200!mg.!
Fase!lanjutan:!selama!4!bulan,!control!2!bulan,!tiap%hari!:!dalam!2!KDT!isoniazid!
50mg.!Dalam!kombipak!50]200!mg.!
Tips!kdt!anak:!tiap!nambah!5!kg!tambah!1!tab:!!

!
!
6. KU!Dx:!mengatasi!TB!keluhan!utama!(batuh!berdahak,!keringat!malam,!turun!BB)!
7. Edukasi!
Minum!obat!TB!harus!teratur!dan!tidak!boleh!putus,!karena!dapat!menyebabkan!
resistensi!dan!harus!mengulang!program!jika!gagal.!Pengobatan!butuh!waktu,!tetapi!
bisa!sembuh.!Jaga!asupan!nutrisi,!makan!makanan!bergizi!seimbang.!Karena!obat!TB!
mengakibatkan!pernurunan!nafsu!makan,!mohon!diminum!malam!hari!sebelum!
tidur.!Saya!beri!tambahan!vitamin!B6,!diminum!tiap!hari,!untuk!mengatasi!efek!
samping!salah!satu!yang!obat!menyebabkan!kesemutan!Urin!dapat!berubah!warna!
karena!Rifampin,!hal!ini!normal,!tidak!perlu!dikhawatirkan.!!Jika!ada!efek!samping!
berat!berupa:!Gatal]gatal!kulit,!kuning,!gangguan!penglihatan,!mohon!segera!
kembali!
Obat!KDT!TB!anak!tidak!boleh!dibelah,!bolehnya!ditelan!utuh!atau!digerus!
!!

!
!

!
Rifampin!
1. Obat,!penggolongan:!bakterisidal!Rifampin,!anti!TB!
2. MoA:!menghambat!sintesis!dan!transkripsi!RNA!bakteri.!Available!di!plasma!dan!
CSF.!Metabolism!di!hepar.!Eksresi!feses!dan!urin.!
3. ESO:!Hepatotoksik,!gangguan!fungsi!ginjal,!perubahan!warna!urin!saliva!dahak!
keringat!menjadi!oren,!hipotensi,!trombositopena!hingga!purpura,!kejang,!takikardi!
palpitasi!aritmia,!gangguan!menstruasi!
4. Interaksi:!mengurangi!efek!fenintoin!(akibat!mempercepat!metabolisme!oleh!enzim!
CYP450!hepar,!meningkatkan!hepatotoksisitas!bersama!isoniazid,!absorpsi!
terhambat!oleh!antasida.!
5. Dosis,!cara!penggunaan:!!
Dewasa!
Fase!intensif!(selama!2!bulan,!control!1!bulan,!minum!setiap!hari):!dalam!4KDT,!
mengadung!150!mg!Rifampin.!Dalam!kombipak!(obat!lepas)!Rifampin!caps!450!mg,!
I!dd!caps!I!a.n!!!
Fase!lanjutan!(selama!4!bulan,!control!tiap!2!bulan,!minum!3x/minggu):!untuk!
mencegah!kekambuhan,!1!minggu!3!kali!
Anak:!
Fase!intensif!(selama!2!bulan,!control!1!bulan,!tiap!hari):!dalam!3!KDT!Rifampin!
75mg.!Dalam!kombipak!tab!75]300!mg.!
Fase!lanjutan:!selama!4!bulan,!control!2!bulan,!tiap%hari!:!dalam!2!KDT!Rifampin!
75mg.!Dalam!kombipak!Tab!rifampin!73]300!mg.!
!

Ethambutol!
1. !!Obat,!penggolongan:!Bakteriostatik!Ethambutol,!anti!TB!
2. MoA:!menghambat!sintesis!metabolit!mycobacteria,!sehibgga!menghambat!
metabolism!dan!multiplikasi.!Distribusi,!tidak!ke!CSF.!!
3. ESO:!!!Tidak!boleh!anak,!hamil,!gagal!ginjal!!!
Hepatotoksik,!neuritis!optic!hingga!gangguan!penglihatan,!jaundice,!hiperurisemia!
hingga!gout!arthritis,!infiltrate!paru,!mual!muntah!
4. Interaksi:!absorbs!terhambat!Alumunium!hidroksida!(antasida)!
5. Dosis,!cara!penggunaan:!
Fase!intensif!(2!bulan,!control!1!bulan,!minum!tiap!hari):!dalam!4KDT,!Ethambutol!
275!mg,!kombipak!Tab!300!mg!1!dd!tab!III!pc.!
Alasan!kenapa!hanya!fase!intensif:!Ethambutol!hanya!bakteriostatik!adjuvan!untuk!
mencegah!resistensi!HR.!sebenarnya!setelah!fase!intensif!2!bulan,!sebagian!besar!
sudah!BTA!negative,!tetapi!obat!utama!(HR)!tetap!dilanjutkan!untuk!mencegah!
kekambuhan!dan!resistensi.!!
Anak:!tidak!digunakan!dalam!regimen!utama,!karena!efek!samping!gangguan!
penglihatan!dan!ginjal!
!

Pirazinamid
Khasiat : Pirazinamid bersifat bakterisidal dan memiliki efek sterilisasi pada media asam
dalam makrofag dan di peradangan akut. Mycobacterium tuberculosis adalah satu-
satunya mikroorganisme yang rentan terhadap pyrazinamide.

Mekanisme Kerja : Mekanisme kerja pirazinamid dengan cara memasuki basil secara
pasif, kemudian diubah menjadi asam pirazinoat oleh pirazinamidase. Akumulasi asam
pirazinoat menurunkan pH intraseluler ke tingkat yang menyebabkan inaktivasi enzim,
sehingga terjadi penurunan biosintesis asam mikolat.
Resistensi terhadap pirazinamid dikarenakan mutasi pada gen pncA yang mengkodekan
enzim nikotinamidase/pirazinamidase dan mencegah pirazinamid agar tidak diubah
menjadi bentuk aktifnya

Efek Samping :
·Mata atau kulit menguning
·Nyeri perut

Interaksi Obat :
Konsumsi bersamaan dengan probenecid dapat menurunkan efek uricosuric.
Pyrazinamide dapat mengurangi efek kontrasepsi dari estrogen.
Menonaktifkan vaksin tifoid oral.
Meningkatkan konsentrasi serum ciclosporin.
Meningkatkan efek hepatotoksik rifampisin.

Dosis :
· Dewasa: Sebagai bagian dari terapi tuberkulosis, diberikan bersama dengan obat-obatan
antituberkulosis lainnya.
o Untuk pengobatan standar 2 bulan tanpa pengawasan: Berat badan kurang dari 50 kg:
1,5 g setiap hari; Berat badan lebih dari 50 kg: 2 g setiap hari.
o Untuk perawatan 2 bulan yang diawasi secara intermiten: Berat badan kurang dari 50
kg: 2 g diberikan 3 kali seminggu; Berat badan lebih dari 50 kg: 2,5 g diberikan 3 kali.
· Anak: Sebagai bagian dari terapi tuberculosis, diberikan bersama dengan obat-obatan
antituberkulosis lainnya.
o Untuk pengobatan standar 2 bulan tanpa pengawasan: 35 mg/kg setiap hari. o Untuk
pengobatan 2 bulan yang diawasi secara intermiten: 50 mg/kg diberikan 3 kali seminggu.

Vit. B6 (piridoksin)
Dosis:
Treatment & prophylaxis B6 def :
Dewasa : maks 150mg perhari, oral, SC, IM, IV
TB 10mg perhari, def B6 karena isoniazid
Sideroblastik anemia :
Dewasa : maks 400mg perhari, oral, SC, IM, IV

Sediaan : tab 10mg & 25mg, inj. 50mg/ml

SOAL%no%2%
UNTUK%DM%No%Urut%3.%
!
!
!
! ! !!!!!!!!!!!!!Dr.!Kitinawa!!
! ! !!!!!!!!!!!!Jl.!Kiri!No.!2,!Surabaya!
! ! !!!!!!!!!!!!SIP.!123!/!DU/I/!2020!
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! ! !!!!!!!!!!!!!!
! ! ! ! Surabaya,!11!April!2020!
! ! R/!!!Nystatin!1.000.000!I.U!
! ! !!!!!!Glycerin!!ad!! ! 10!
! ! !!!!!!m.f.!!mixt.agit.!
! ! !!!!!!S.!u.e.!2!d.d!
! ! !!!!!____________________Kn!
!
!
!
!!! ! Pro.!Ny.!Sahih!!
Nystatin
Khasiat : Nystatin adalah obat antijamur/antifungal yang digunakan untuk mengatasi
infeksi jamur Candida pada rongga mulut, tenggorokan, usus, dan vagina. Dalam
meredakan infeksi, nystatin bekerja dengan cara merusak sel jamur dan menghentikan
pertumbuhan Candida.

Mekanisme kerja : Nystatin bersifat antifungal pada jamur dengan cara merusak
permeabilitas dinding sel jamur. Senyawa obat ini dapat mengikat sterol, terutama
ergosterol yang ditemukan pada membran sel jamur. Sehingga terbentuklah pori-pori
pada dinding sel jamur yang kemudian menyebabkan kebocoran material inti sel jamur
dan menyebabkan kematian.

Efek samping :
Jarang. Diare, mual, muntah, sakit perut, iritasi, ruam, pembengkakan wajah, reaksi
sensitivitas, dan sindrom steven johnson

Interaksi :
Progesterone intravaginal gel : tidak boleh digunakan bersamaan dengan obat tersebut
karena dapat mempengaruhi siklus rilis hormone progesterone.

Dosis
Tab. Vaginal
anak dan dewasa : 100.000-200.000 IU setiap hari, hingga 14 hari atau lebih.
Aturan pakai dan waktu penggunaan obat : dikonsumsi dengan cara dimasukan kedalam
vagina 1 tablet sebelum tidur

Drop
Dosis anak dan dewasa sama, yaitu 100.000iu 4 kali sehari 20 tetes

Oral
Oral candidiasis
Dewasa : suspensi 100.000 U 4x sehari, dikumur2 terus ditahan dulu dimulut selama
mungkin sebelum ditelan. (2 hari)
Anak : sama dg dewasa. Profilaksis untuk bayi dg ibu vaginal candidiasis 100.000 U 1x
sehari

Intestinal candidiasis
Dewasa : suspensi 500.000 U 4x sehari, dikumur2 terus ditahan dulu dimulut selama
mungkin sebelum ditelan.
Tab/caps 500.000-1.000.000 U 3-4x sehari (2 hari)
Profilaksis : suspensi/tab 1.000.000 U 1x sehari
Anak : suspensi 100.000 U 4x sehari, dikumur2 terus ditahan dulu dimulut selama
mungkin sebelum ditelan.

Sediaan : Tab 500.000 IU, suspensi 100.000 IU/ml, tab vaginal 100.000 IU
Edukasi : cara konsumsi obat, jangan langsung ditelan. Jaga kebersihan diri, terutama
bagian yang terinfeksi.

SOAL%No%3%
UNTUK%DM%NO%Urut.%3%
%
%
%
R/!!! Salbutamol! ! 1,5!mg!
Difenhidramin!HCl! 25!mg!
Giseril!guaicolate! 50!mg!
Glukosa!qs!
mf!l!pulv!dtd!no!XV!
S!3!dd!pulv!I!
!
KELUHAN%UTAMA:!Sesak!napas?!
DIAGNOSIS%BANDING:%Asma!bronkial,!bronkiolitis,!faringitis,!laringitis?!
EDUKASI:!Pemberian!obat!dalam!bentuk!pulveres/puyer!3!x!sehari!sampai!keluhan!
hilang.!Menggunakan!masker,!batuk!ditutup,!dsb.!
!
NAMA%OBAT:%SALBUTAMOL!
%
KHASIAT%DAN%INDIKASI:!Asma!(akut,!parah),!bronkospasme.!
%
MOA:!!
Agonis!B2!selektif,!bronkodilator.!Mengaktivasi!adenil!siklase!(enzim!yang!
menstimulasi!produksi!cAMP).!Peningkatan!cAMP!!!aktivasi!protein!kinase!A,!yang!
kemudian!menghambat!fosforilasi!myosin!dan!menurunkan!konsentrasi!ion!Ca!
intrasel!!!relaksasi!otot!polos.!
Onset:!5!menit!(inhalasi),!30!menit!(oral)!
Durasi:!3]6!jam!(inhalasi),!sampai!6!jam!(oral)!
Farmakokinetik:!
! Absorpsi:!GIT.!
! Metabolisme:!Liver!dan!dinding!usus.!
! Ekskresi:!Urin!(sebagai!metabolit!dan!‘unchanged]drug’)!dan!feses!(jumlah!
kecil).!
!
ESO:!
Tremor,!mual,!muntah,!takikardi,!palpitasi,!nyeri!dada,!pusing,!insomnia,!hipotensi,!
keringat!berlebihan,!alergi,!kram!otot,!hipokalemia.!
Fatal:!Paradoxical*bronchospasm.!
!
INTERAKSI%OBAT:!
! K!depleting!agents!(kortikosteroid,!diuretik,!xanthine,!digoxin):!Risiko!
hipokalemia.!
! Kortikosteroid:!edema!paru!
! Agen!simpatomimetik:!risiko!efek!CV!
! Anestesia!halogen:!uterine!inertia!
! Antagonis!efek!antidiabetes.!
! Perubahan!efek!oleh!guanetidin,!reserpin,!metildopa,!TCA,!MAOi.!
!
DOSIS:!
Untuk!asma!akut,!parah:!
! Dewasa:!Menggunakan!inhaler,!inisial!4!inhalasi,!selanjutnya!2!inhalasi!per!2!
menit!(tergantung!respons).!Maksimal:!10!inhalasi.!
Untuk!bronkospamse:!
! Dewasa:!Nebuliser!2,5]5mg,!sampai!4x!per!hari.!Atau!dapat!diberikan!terus!
menerus!1]2mg/jam.!
! Anak:!>=!4!tahun!sama!seperti!orang!dewasa.!
Untuk!bronkospasme!akut!(oral):!
! Dewasa:!2]4mg!3]4x/hari,!hingga!8!mg!3]4x/hari!sesuai!kebutuhan.!Modified!
release!tab:!8!mg!2x/hari.!
! Anak:!2]6!tahun!1]2!mg;!>6]12!tahun!2!mg;!>12!tahun!sama!seperti!orang!
dewasa.!Dosis!diberi!3]4x/hari.!
! Lansia:!2!mg!3]4x/hari.!
!
%
%
NAMA%OBAT:!DIFENHIDRAMIN!
%
KHASIAT%DAN%INDIKASI:!Alergi.!
%
MOA:!!
Antihistamin!(generasi!I)!dengan!efek!antikolinergik!dan!sedatif.!Kompetitif!
terhadap!H1!reseptor!di!GIT,!pembuluh!darah,!dan!trakt.respiratorius.!
Farmakokinetik:!
! Absorpsi:!GIT.!(mencapai!konsentrasi!puncak!plasma:!1]4!jam)!
! Distribusi:!Menyeluruh,!termasuk!CNS,!plasenta,!ASI.!Plasma!protein!binding:!
tinggi.!
! Metabolisme:!Liver.!
! Ekskresi:!Urin!(sebagai!metabolit!dan!‘unchanged]drug’!dengan!jumlah!kecil)!
elimination!half!life:!2,4]9,3!jam.!
!
ESO:!
Sesak,!hipotensi,!palpitasi,!takikardia,!ekstrasistol,!ataksia,!menggigil,!pusing,!
mengantuk,!euforia,!lelah,!neuritis,!parastesia,!gangguan!GIT!(anoreksia,!konstipasi,!
diare),!sulit!kencing,!retensi!urin,!agranulositosis,!anemia!hemolitik,!
trombositopenia,!syok!anafilaksis,!tremor,!penglihatan!kabur,!labirinitis,!tinnitus,!
rash,!urtikaria!(topikal).!
!
INTERAKSI%OBAT:!
! CNS!depressants!(hipnotik,!sedatif,!transquiliser,!TCA):!efek!aditif.!
! MAOi:!efek!antikolinergik!meningkat!dan!lama.!
! Efek!potensiasi!dengan!antikolinergik!(atropin)!!
!
DOSIS:!
Oral!(alergi):!
! Dewasa:!25]50mg!3]4x/hari.!Untuk!pencegahan!motion!sickness!diberikan!30!
menit!sebelum!paparan.!Maksimal!300!mg/hari.!
! Anak:!2]<6!tahun!6,25mg!per!4]6!jam;!6]12!tahun!12,5]25!mg!per!4]6jam.!
Parenteral!(alergi):!
! Dewasa:!solusio!1%!atau!5%!:!10]50!mg!deep!IM!/!IV,!sampai!100!mg!jika!
dibutuhkan.!Maksimal!400!mg/hari.!
! Anak:!5mg/kg!dibagi!dalam!4!dosis,!deep!IM!/!IV.!Maksimal:!300!mg/hari.!
!
!
!
NAMA%OBAT:!GLISERIL!GUAIACOLAT!(GUAIFENESIN)!
%
KHASIAT%DAN%INDIKASI:!Batuk!
%
MOA:!!
Ekspektoran!dengan!cara!meningkatkan!aliran!(hidrasi)!yang!efektif!pada!kelenjar!
pernapasan!sehingga!meningkatkan!volume!dan!mengurangi!viskositas!sekresi!
bronkus!
Farmakokinetik:!
! Absorpsi:!GIT.!(mencapai!konsentrasi!puncak!plasma:!15!menit)!
! Distribusi:!Terdistribusi!sampai!ASI!juga!(Sedikit)!
! Metabolisme:!Liver!(oksidasi!dan!demetilasi)!
! Ekskresi:!Urin.!elimination!half!life:!1!jam.!
!
ESO:!
! Endokrin:!Hipourisemia!
! GIT:!Nyeri!abdomen,!diare,!mual,!muntah!
! Saraf:!pusing,!ngantuk,!sakit!kepala!
! Integumen:!rash!
!
!
INTERAKSI%OBAT:!
]!
!
DOSIS:!
Oral!(batuk):!
! Dewasa:!200]400!mg!per!4!jam.!Extended]release!tab:!600]1200!mg!per!12!jam.!
Maksimal:!2400!mg/hari.!
! Anak:!6]12!tahun!100!mg!4x/hari.!Maksimal!400!mg/hari.!Maksimal!pengobatan!
5!hari.!Usia!>=!12!tahun!sama!kayak!dewasa.!
!
Soal No. 1
untuk DM No urut 1.
RESEP :
dr. HK
R/ Thiamphenicol 500mg No XXX Jln. Lurus 123
S 3 dd I Jam Praktek 08.00-10.00
R/ Paracetamol tab N0 X Telp. 0987654321
S 3 dd I prn SIP No 303054

Surabaya, 1 Jan 2020

R/ Thiamphenicol 500 mg No X
S 3 dd I

R/ Parasetamol 500 mg No X
S 3dd I tab prn

Pro
Nama : An Siska
Umur : 14 tahun
1. Remedium, penggolongan obat, khasiat:
Thiampenicol: kelas Chlorampenicol, antibiotik yg biasa digunakan untuk demam tifoid
Paracetamol: obat penurun panas dan pereda nyeri yang dapat mengurangi keluhan demam dan nyeri pasien

2. Mekanisme kerja:
Thiampenicol: memiliki efek antimikroba broad-spectrum yg sama dgn Chlorampenicol, secara reversibel mengikat 50-an subunit ribosom bakteri yang
menghalangi transpeptidasi dan menghambat sintesis protein dari bakteri yang rentan, sehingga menghambat pertumbuhan sel.
Farmakokinetik:
Absorpsi: Puncak konsentrasi serum: 2 hari.
Distribusi: Menyebar ke CSF, melintasi plasenta, ke dalam ASI dan ke paru-paru. Pengikatan protein: 10%. Waktu paruh: 2-3 hari, peningkatan gangguan
ginjal.
Metabolisme: Mengalami konjugasi sedikit atau tidak sama sekali dengan asam glukuronat di hati.
Ekskresi: Diekskresikan dalam urin terutama sebagai obat yang tidak berubah (70%); sejumlah kecil diekskresikan dalam empedu dan feses.
Paracetamol: Paracetamol merupakan analgesik dan antipiretik. Paracetamol sendiri bekerja dengan menjadi inhibitor lemah dari COX-1 dan COX-2 pada
jaringan sehingga menghambat sintesis prostaglandin di SSP dan mengaktifkan jalur descending serotoninergic. Efek antipiretik didapatkan dgn cara meng
inhibisi hypothalamic heat-regulating centre

3. Efek Samping:
Thiampenicol: Hipersensitivitas, gangguan GI, stomatitis, glositis, ensefalopati, depresi mental dan sakit kepala, ototoksisitas. Anemia hemolitik (bentuk
Mediterania G6PD), reaksi Jarish-Herxheimer. Penggunaan yang lama dapat menyebabkan perdarahan, neuritis perifer dan optik. Berpotensi Fatal: Depresi
sumsum tulang; sindrom bayi abu-abu, reaksi anafilaksis.
Paracetamol: Mual, Muntah, Konstipasti, Hepatotoksik

4. Interaksi:
Thiampenicol: Berpotensi Fatal: Obat-obatan yang menekan fungsi sumsum tulang.
Paracetamol:
a. Konsumsi bersama alcohol menyebabkan kerusaan fungsi liver dan perdarahan gastrointestinal
b. Isoniazid dan Rifamipicin meningkatkan metabolit aktif paracetamol
c. Penggunaan dengan Omeprazole & Antagonis H2 (Ranitidine, Cimetidine, Nizatidine) meningkatkan produksi NAPQI melalui induksi CYP450 dan
menurunkan proses glukoronidasi sehingga menyebabkan peningkatan toksisitas hepar
d. Penggunaan dengan Carbamazepine menginduksi CYP450 menyebabkan peningkatan metabolit toksik
e. Penggunaan dengan Fetanil menghambat CYP3A4
5. Dosis, cara, waktu penggunaan obat:
Thiampenicol:
a. Oral
Penyakit menular seksual, Infeksi lain
Dewasa: 1,5 g setiap hari dalam dosis terbagi, hingga 3 g / hari pada awalnya untuk infeksi berat.
Anak: 30-100 mg / kg / hari.
b. Oral
Gonorea
Dewasa: 2,5 g / hari selama 1-2 hari. Atau, 2,5 g pada hari pertama diikuti 2 g / hari pada masing-masing 4 hari berikutnya.
Paracetamol:
Dewasa: PO 0,5-1g tiap 4-6 jam. IV 33-50kg: 15mg/kg tiap 4-6 jam jika dibutuhkan. Max: 3 g/hari.
Anak: dosis anak 1 bulan - <12 tahun: 10-15mg/kg BB/kali, maksimal 4 kali sehari bila demam, peroral. >12 tahun: 500-1000mg/kali, peroral, dapat
diberikan 4-6 kali sehari, dosis maksimal 4000mg/hari, bila perlu

6. Bentuk sediaan:
Thiampenicol: di fornas gaada sediaannya…adanya chloramphenicol (kloramfenikol) kaps 250mg (faskes tk I, II, III) , kaps 500mg (faskes Tk. II, III)
Paracetamol: tab 500mg, sir 120mg/5ml, drops 100mg/ml, inf 100mg/ml

7. Keluhan utama: Demam Tifoid

8. DD: dengue fever, chikungunya, malaria, leptospirosis

9. Edukasi:
Edukasi mengenai perjalanan penyakit, penularan, dan kemungkinan komplikasi yang akan timbul.
Pengobatan antibiotika harus ditekankan kepada pasien, agar pasien menyelesaikan terapi antibiotika untuk menghindari terjadinya resistensi
Istirahat yang cukup dan mengonsumsi makanan yang lunak dan mudah dicerna
Minum air yang cukup untuk menjaga hidrasi dan keseimbangan elektrolit
Pasien diminta untuk berhati-hati saat buang air dan mempersiapkan makanan untuk orang lain, karena penyakit ini menular melalui rute fekal-oral
Meminta pasien untuk mencuci tangan menggunakan sabun.
SOAL no 2
UNTUK DM no urut 1.
Nama dokter

SIP No.1a

Alamat praktek

Surabaya,…………………..

R / Inj Adrenalin 1mg/mL 2mL (bisa dihilangkan 2mLnya karena


tdk sesuai) ampul No II

S i.m.m (0,5 mL im, dapat diberikan sampai 3 doses dg interval


waktu 5 -10 menit)

R/ Inj Diphenhydramin 10 mg/mL 10 mL (harusnya 15mL) vial No


II

S i.m.m. (single dose 50 mg im)

R/ Inj Hydrokortison dry powder 100 mg vial no II

S i.m.m ( 200 mg iv)

R/ Aqua pro injeksi 10 mL vial No II

S i.m.m

Pro :

Usia:

Alamat:
1. Remedium, penggolongan obat, khasiat:
Epinefrin (vasokonstiktor): Mengembalikan hemodinamik pada pasien syok anafilaksis.
Difenhidramin (Anti histamine): menghambat efek histamine pada anafilaksis (mediator alergi)
Hidrokortison (kortikosteroid): mencegah adanya anafilaksis late-reaction, tidak terlalu berperan pada fase akut. Mencegah produksi mediator
inflamasi.

2. Mekanisme kerja:
Epinefrin: Simpatomimetik ‘direct-acting; menstimulasi reseptor adrenergik alfa dan beta, sehingga terjadi relaksasi otot polos pada cabang bronkus,
stimulasi jantung, dan dilatasi pembuluh darah otot skeletal.
Difenhidramin: Inhibitor kompetitif H1 pada GIT, pembuluh darah, saluran nafas. Memiliki ef ek antikolinergik.
Hidrokortison: Hidrokortison adalah kortikosteroid yang digunakan untuk efek antiinflamasi dan imunosupresifnya. Tindakan anti -inflamasinya
adalah karena supresi dari migrasi leukosit polimorfonuklear dan reversal dari peni ngkatan permeabilitas kapiler.

3. Efek samping:
Epinefrin: Efek SSP, gangguan kardiovaskuler, dyspnea, hiperglikemia, kelemahan, tremor, hipokalemia, dll.
Difenhidramin: hipotensi, aritmia, sedasi, kejang, Sesak dada, ekstrasistol, hipotensi, jantung berdebar, takikardia; ataksia, kedinginan, kebingung an,
pusing, kantuk, euforia, kegembiraan, kelelahan, sakit kepala, susah tidur, mudah marah, gugup, neuritis, parestesia, eksitas i paradoks, kegelisahan,
sedasi, kejang, vertigo; diaforesis; penyakit menstruasi; Gangguan GI (mis. Anoreksia, konstipasi, dia re); kesulitan berkemih, frekuensi kencing,
retensi urin; agranulositosis, anemia hemolitik, trombositopenia; syok anafilaksis; getaran; penglihatan kabur, diplopia
Hidrokortison: Retensi natrium dan cairan. Penipisan kalium dan kalsium. atrofi otot, kelem ahan, osteoporosis. Gangguan GI dan perdarahan. Nafsu
makan meningkat dan menunda penyembuhan luka. Memar, striae, hirsutisme, jerawat, memerah. Peningkatan tekanan intrakranial, sakit kepala,
depresi, psikosis, ketidakteraturan menstruasi. Hiperglikemia, glikosuria, DM, obesitas, wajah bulan, punuk kerbau.. Keterbelakangan pertumbuhan
pada anak (terapi berkepanjangan). Meningkatnya kerentanan terhadap infeksi.
Berpotensi Fatal: Penarikan mendadak yang menyebabkan insufisiensi adrenal akut. Inj IV cepat dapat menyebabkan CV runtuh.

4. Interaksi:
Epinefrin: Bersama TCAs memiliki risiko hipertensi dan aritmia, interaksi terhadap anestesia halogen inhalasi, agen blokade alfa atau be ta,
metildopa, glikosida jantung, dsb.
Difenhidramin: Efek aditif dengan depresan SSP lainnya (mis. Hipnotik, sedatif, tranquiliser, TCA). Efek antikolinergik yang berkepanjangan dan
meningkat dg MAOI. Dapat mempotensiasi efek obat antikolinergik (mis. Atropin).
Dexamethason: Tiazid dapat meningkatkan hiperglikemia dan hipokalemia yang disebabkan oleh kortikosteroid. Peningkatan kejadian ulkus
peptikum atau perdarahan GI dengan admin NSAID bersamaan. Respons terhadap antikoagulan diubah. Dosis antidiabetik dan ant ihipertensi perlu
ditingkatkan. Mengurangi konsentrasi serum salisilat dan agen antimuskarinik. Etanol dapat meningkatkan iritasi mukosa lambung. Mengurangi
kemanjuran dengan penggunaan bersamaan carbamazepine, phenytoin, primidone, barbiturate dan rifampicin. Penghentian metabolis me bersama
antara siklosporin dan kortikosteroid meningkatkan konsentrasi plasma kedua obat. Efek yang ditingkatkan pada wanita yang menggunakan estrogen
atau kontrasepsi oral.

5. Dosis, cara, waktu penggunaan obat:


Epinefrin: Untuk syok anafilaksis dengan larutan 1:10.000 diberikan 5ml injeksi lambat IM sampai didapatkan respons. Pada larutan 1:1000
diberikan 0,5ml IM, dapat diulang setiap 5 menit sebanyak yang dibutuhkan. (maksimal 3x, jika masih sesak, boleh diberi B2 agonis, kardio bisa
ditambah dopamin)
Difenhidramin: injeksi im/iv sol 1% 10-50 mg, (50 mg, sekali saja) difenhidramin diutamakan sediaan paraenteral)
Hidrokortison: Dewasa: 100-200 mg as local inj.

6. Bentuk Sediaan Obat:


Epinefrin: Terdapat sediaan 1:1000 atau inj 1mg/ml.
Difenhidramin: inj 10mg/ml iv/im
hidrokortison: inj 100mg sol injeksi, onset cepat, bioavaibilitas tinggi

7. Keluhan utama: Syok anafilaksis

8. DD: Reaksi utikaria, syok kardiogenik, syok hipovolemik

9. Edukasi:
Edukasi mengenai penyakit pasien
Tirah baring, kaki diangkat (posisi syok)
Jauhi obat-obatan yang dapat mengakibatkan reaksi anafilaksis pada pasien (mis: antibiotic, kontras)
SOAL No. 3,

UNTUK DM no urut 1.

RESEP :

R/ Vasacon eye drop 15 ml No. I dr. HK


S 3 dd 1 drop OS Jln. Lurus 123
( Berisi : naphazoline HCl 0,05 %, Jam Praktek 08.00-10.00
Antazoline Fosfat 0,5 %.) Telp. 0987654321
SIP No 303054

Surabaya, 1 Jan 2020

R/ Vasacon eye drop 15 ml No. I


S3 dd 1 drop OS

Pro
Nama : An. X
Umur : 10 tahun
BB : 35 kg
1. Remedium, penggolongan obat, khasiat:
Naphazoline: Vasokonstriktor simpatomimetik, digunakan sebagai obat tetes mata untuk vasokonstriksi okular atau sebagai nasal preparasi untuk hidung
tersumbat
Antazoline: Antihistamin, digunakan untuk meredakan hidung tersumbat dan tetes mata. Kombinasi dengan Naphazoline untuk meringankan gejala
konjungtivitis alergi

2. Mekanisme kerja:
Naphazoline: Naphazoline adalah agonis reseptor adrenergik alfa yang menyebabkan vasokonstriksi dengan menstimulasi arteriol konjungtiva d an
mukosa hidung sehingga mengurangi pembengkakan, kemerahan dan ketidaknyamanan ketika diterapkan pada membran mukosa.
Antazoline: Antazolin berikatan dengan reseptor histamin H1. Ini menghambat aksi histamin endogen, yang kemudian mengarah pada pengurangan
sementara dari gejala negatif yang ditimbulkan oleh histamine (mis. gatal).

3. Efek Samping:
Naphazoline: Gugup, sakit kepala, kantuk, pusing, lemah, mual, bersin, hiperglikemia, mydriasis, hyperaemia okular, peningkatan kemerahan, iritasi,
ketidaknyamanan, penglihatan kabur, punctuate keratitis, lacrimation, peningkatan tekanan intraocular, berkeringat.
Antazoline: Reaksi hipersensitivitas, kepekaan kulit.
Naphazoline + Antazoline: Penglihatan kabur, menyengat ringan dan / atau iritasi, midriasis dan peningkatan atau penurunan tekanan intraocular.

4. Interaksi:
Naphazoline: Berpotensi Fatal: Dapat menyebabkan krisis hipertensi dengan inhibitor monoamine oksidase
Antazoline: Risiko atau tingkat keparahan perpanjangan interval QT dapat ditingkatkan ketika Atropin dikombinasikan dengan Antazolin. Benzphetamine
dapat mengurangi aktivitas sedatif dan stimulasi Antazoline. Khasiat (efikasi) terapi Deoxyepinefrin dapat ditingkatkan bila digunakan dalam kombinasi
dengan Antazoline.
Naphazoline + Antazoline: Peningkatan efek pressor dengan maprotilin atau asam trikloroasetat. Kemungkinan reaksi hipertensi berat dengan inhibitor
monoamine oxidase.

5. Dosis, cara, waktu penggunaan obat:


Naphazoline:
a. Ophthalmic
Dekongestan konjungtiva
Dewasa: Sebagai 0,1% solution: Gunakan 1-2 tetes ke kantung konjungtiva 3-4 jam, sesuai kebutuhan.
b. Ophthalmic
Iritasi mata ringan
Dewasa: Sebagai 0,012% solution: Gunakan 1-2 tetes ke dalam mata yang terkena.
Anak: ≥12 thn Sama dengan dosis orang dewasa.
c. Nasal
Hidung tersumbat
Dewasa: Sebesar 0,05%: 1-2 tetes di setiap lubang hidung hingga 6 jam selama 3 hari.
Anak: ≥12 thn Sama dengan dosis orang dewasa.
Antazoline:
Ophthalmic
Konjungtivitis alergi
Dewasa: Sebagai oftalmik solution yang mengandung antazolin 0,5% dan xylometazoline HCI 0,05%. Gunakan 1-2 tetes ke mata yang terkena 2-3 kali
sehari.
Naphazoline + Antazoline:
Ophthalmic
Alergi pada mata
Dewasa: Sebagai sediaan kombinasi yang mengandung naphazoline HCl 0,05% dan antazoline phosphate 0,5%: Gunakan 1-2 tetes pada mata yang terkena 4
kali sehari.

6. Bentuk sediaan: Tetes mata Vasacon-A 15ml dan minidose 0,6ml per 5 botol PE

7. Keluhan utama: Konjungtivitis alergi (mata merah, mata gatal)

8. DD: ketotokonjungtivitis atopik, konjungtivitis bakterial, konjungtivitis viral, keratokonus

9. Edukasi:
Meminta pasien untuk tidak mengusap mata dengan tangan yang kotor (cuci tangan dulu)
Sebisa mungkin menghindari paparan allergen
Menghindari penggunaan lensa kontak untuk sementara waktu
Melakukan kompres dingin untuk mengurangi keluhan gatal dan perih
Pasien disarankan untuk beristirahat di rumah untuk sementara waktu untuk mencegah penularan di sekolah atau tempat kerja
Bila mengalami gangguan penglihatan, keluhan mata silau, nyeri mata yang tidak tertahankan, sekret mata yang bertambah banyak walaupun sudah
diberikan pengobatan, pasien disarankan untuk kontrol kembali ke dokter.
MINUS LOSARTAN, AMBROXOL, VENTOLINE

Vertigo

Jawaban :
dr. FK
Jln. Moestopo No. 47
Jam Praktek 18.00-20.00
Telp. 1919191919
SIP No 911

Surabaya, 18 Maret
2021

R/ Betahistin tab 6 mg No.XX


S 3 dd II prn
R/ Metoclopramid tab 10 mg No X
S 3 dd I ac prn

Nama Obat: Betahistine; Metoclopramide


Khasiat dan Indikasi:
Betahistine: Mengurangi gejala vertigo dan gangguan keseimbangan
Metoclopramide: Mengobati mual dan muntah
Mekanisme Kerja:
Betahistine: mengurangi fungsi organ vestibular sensorik yang asimetris serta meningkatkan
aliran darah vestibulocochlear, agonist reseptor H1, antagonis reseptor H3, meningkatkan
sirkulasi mikro di labirin di dalam telinga sehingga mengurangi tekanan endolimfatik.
A: Terabsorbsi cepat dan baik lewat GI, delayed absrobsi dengan makanan, peak 1 jam
D: Plasma protein binding <5%
M: Termetabolisme cepat dan baik lewat hepar menjadi metabolit inaktif (2-
pyridylacetic acid)
E: lewat urin(91%), waktu paruh eliminasi 3,5 jam

Metoclopramide: menghambat reseptor dopamin D2 dan Serotonin 5-HT3 di kemoreseptor


CNS, meningkatkan pengosongan lambing dengan menurunkan tekanan lower esophageal
sphincter(LES), meningkatkan motilitas GI tanpa meningkatkan sekresi billier, lambung,
pankreas.
A: Terabsorbsi cepat dan baik di GI, bioavaibility 80%, peak 1-2jam
D: Dapat menembus BBB, plasenta, ASI. Vol. Distribusi 3,5L/kg, plasma protein
binding 30%
M: Termetabolisme di hepar CYP2D6 via oksidasi dan glukoronidasi dan konjungasi
sulfat (monodeethylmetoclopramide).
E: Lewat Urin (85%), feses(5%), waktu paruh eliminasi 2,5-6 jam.
Efek Samping Obat:
Betahistine: takikardia, hipotensi, Halusinasi
Metoclopramide: Extrapiramydal Syndrome, reaksi distonik, akatisia, gejala parkinson,
hiperprolaktinemia
Interaksi Obat:
Betahistine: Konsentrasi serum dapat ditingkatkan oleh MAOI (ex: Selegilline), Efek terapi
dapat dikurangi oleh antihistamin, dapat mengurangi efek bronkodilator B2-agonist
Metoclopramide: Efek sedatif aditif dengan depresan SSP, peningkatan resiko eps dengan agen
neuroleptik, dapat meningkatkan resiko sindrom serotonin yang terkait obat seratogenik.
Dosis, Cara dan Waktu Penggunaan:
Betahistine: dosis awal 8-24 mg 2-3dd, dosis rumatan 24-48 mg/hari max 48mg; a.c
Metoclopramide: 10-15 mg 3dd, max 60 mg/hari
Bentuk Sediaan Obat:
Betahistine: Tab 6 mg, Tab 24 mg
Metoclopramide: tab 5 mg, tab 10 mg, syr 5mg/5 ml, drops 2 mg/ml, inj/ 5 mg/ml
DD: Vertigo sentral, Vestibular neuritis, Meniere Disease

Catatan:
 Betahistin : analog histamin
 Difenhidramin : antihistamin generasi 1, antagonis reseptor H1 – kompetitif inhibitor
dg histamin (AH1) shg tdk bisa bekerja, rangsangan tidak sampai ke pusat shg tidak
menyebabkan mual dan muntah
 Difenhidramin bisa buat mual muntah (untuk motion sickness)
 Betahistin : penurunan endolimfe pada telinga  poten sebagai antivertigo
 Generasi 1 bisa menembus BBB  shg efektif untuk mual muntah karena bisa sampe
ke CTZ
 Generasi 2 tidak bisa menembus BBB  tidak bisa untuk mual muntah
 Peningkatan endolimph  meningkatkan teknanan

VERTIGO PERIFER (Ny.)


R/ Tab. Betahistin 6 mg No. XV
S. 3 d.d. tab I
-------------------------------------------(Paraf)
R/ Tab. Metoclopramide 10 mg No. XV
S. 3 d.d. tab. I a.c.
-------------------------------------------(Paraf)
Atau pake dimenhidrinat aja
R/. Tab. Dimenhidrinat 50 mg No. XII
S. 4 d.d. tab. I
------------------------------------------- (paraf)

Soal no 2.
Untuk DM No urut 1.

R/ Tab Loratadin 10 mg No XX
S 1 dd tab I

R/ Calamine 5%
Menthol 0,5%
Zinci oxide 5%
Pulv.Gummi arab 1%
Glycerin 5 mL
Aqua Rosarum ad 100 mL
m.f.l.a.susp.
S.u.e 2dd

Nama Obat : Loratadin, Kalamin


Cetirizine (antihistamin generasi 2)
Khasiat : Antihistamin generasi 2, antipruritus dan mild astringent
Mekanisme Kerja :
Loratadin : derivatif piperidine (long acting), melakukan inhibisi pada reseptor histamin 1
di sel efektor, merupakan golongan non sedasi
A: Terabsorbsi cepat dan baik lewat GI, Peak 1-1,5 jam
D: dapat menembus ASI, Vol. Distribusi 119L/kg, Plasma protein binding 97-99%
M: first-pass metab. di Hepar CYP2D6 dan CYP 3A4 menjadi desloratadine sebagai
metabolit aktif
E: lewat urine(40%), feses(40%), waktu paruh eliminasi 8 jam

Cetirizine : derivatif piperazine, inhibisi reseptor antihistamin H1 secara kompetitif dan


selektif pada GIT, peredaran darah, dan sal. Nafas.
A : terabsobsi cepat lewat GI, peak 1 jam
D : dapat menembus ASI, vol. Distribusi 0,56 L/kg. Plasma binding 93%
M : lewat hepar
E : lewat urin(50%), feses(10%), waktu paruh eliminasi 10 jam
Interaksi Obat :
Loratadin : dapat meningkatkan konsentrasi di plasma apabila digunakan dengan
ketoconazole, fluconazole, ertiromisin, klaritromisin, dan cimetidin.
Cetirizine :Meningkatkan depresi SSP apabila digunakan dengan depresan (sedatif)
Efek Samping : nyeri kepala, somnolen, lelah, nervousness
Setirizin : Takikardi, pruritus, rash, urtikaria, gangguan GIT
Dosis : 10mg 1 dd (loratadin sm setirizin sama)
Loratadin anak : <30kg 5 mg 1 d.d; >30kg : 10mg 1 d.d
Setirizin Anak : 2,5mg 2dd, 6-12 tahun : 5 mg, >12tahun sama spt dewasa
Sediaan : tab 10mg (loratadine) setirizin : tab 10mg, syr 5mg/5ml
DD : dermatitis kontak, gigitan hewan, erupsi obat

URTIKARIA AKUT
R/ Tab. Loratadine 10 mg No. VII
S. 1 d.d. tab. I
-------------------------------------------(Paraf)
R/ Lotio Calamine 60 ml No.I
S. u. e. 2 d.d.
--------------------------------------------(Paraf)

LIARIA
PILIH SALAH SATU AJA
R/. Calamine 5%
Zinci Oxyd. 5%
Bentonite 1,250 ml
Aq. dest. ad 100 ml
m.f. susp
S a. u.e. (Calamine Lotion)
-------------------------------------------------- paraf

R/. Liquor Faberi 200ml


S. u. e.
----------------------------------------------------paraf
R/. Calamine 100ml
Menthol 0,5
S u.e
----------------------------------------------------paraf

- Liquor faberi ini obat jadi


- Miliaria : gangguan jalan keluar keringan (ada pembuntuan)  kolonisasi, banyak terjadi
pada daerah panas
- Komposisi liquor faberi :
1. Asam salisilat  antiseptik dan antipruritus
2. Zinc oxid  astringent (mengecilkan pori2 shg menahan air keluar dan menjaga
kelembapan)
3. Talc amilum  pengering atau penyerap cairan (pd hiperhidrosis terjadi kelebihan
cairan)
- Vehikulum sbg alkohol  kekurangan : perih di kulit;
keuntungan : sebagai antiseptik juga
- Calamine  Antiseptik dan antipruritus
- Calamine vs Asam salisilat (liquor faberi)  Liquor faberi buat anak perih, jd anak pake
calamine
- Kalo calamine ada yg dg menthol/tidak.
Calamine aja vehikulum aquadest;
Calamine + menthol  vehikulum alkohol untuk melarutkan mentholnya
- Caladine lotion : dypenhydramine 2%
- Kalo obat minum : antihistamin (oral)  boleh kalo ada lichen tropicus
- Kalo antihistamin sbg obat topical  kurang rasional

ACNE VULGARIS
R/. Camphorae 3 %  asam salisilat (antipruritus dan antiseptik)
Sulfur praecip 20 %  menghambat pertumbuhan bakteri
Mucil. Gi. arab 10 ml  bahan pengsuspensi
Sol. Hydrat. Calc. 140 ml  astringen (mengecilkan pori-pori dan menjaga
kelembapan dan menjaga hidrasi, soalnya tidak boleh terlalu
kering agar penyerapan obat tetep baik)
Aq. Rosae ad aa140 ml  vehikulum dan corrigens bau (air mawar)
m.f suspensio
S a. u. e. 1 d.d (Lotio Kummerfeldi)
-----------------------------------------------------------paraf
- Penambahan aq rosarum/rosae  sebagai corrigens (pewangi) dan vehikulum
- Corrigens : baru, rasa, dan bau
- Mekanisme camphorae (bahan alam) : rubefacient  sbg vasodilator (memperbaiki
sirkulasi darah)
Kalo asam salisilat : antiseptik dan antiinflamasi untuk mengurangi radang
- Mekanisme sulfur : antibakteri, antiparasit, antifungi + mematangkan komedo
- Escamel  exfoliative agent
- Retinol dan retinoid juga bisa  sediaan gel/cream tapi, bisa buat cair (tp klo cair tidak
stabil)
- Lotio Vitacid 0,05%  Retonoic acid 50ml No. I
S u.e 1 dd a.n.
(tp resep ini kurang stabil, mending pake sediaan lain)
- AB untuk acne vulgaris  macrolide (eritromisin, clindamisin), tetrasiklin, doxiciclin :
tergantung hubungan dg bakteri dan predisposisi di daerah jaringan lunak seperti kulit dan
gigi (bagus buat sakit gigi juga)
Khasiat:
Ampicillin sulbactam: antibiotic
Levofloxacin: anticiotic
Mekanisme kerja:
Ampicillin sulbactam: bakteriosidal yang bekerja dengan cara menghambat secara irreversibel
aktivitas enzim transpeptidase yang dibutuhkan untuk sintesis dinding sel bakteri.
Levofloxacin: bekerja dengan berdifusi masuk melalui dinding sel bakteri dan menginhibisi
dna gyrase (topoisomerase ii bakterial). Dna gyrase merupakan enzim yang dibutuhkan untuk
replikasi dna, transkripsi rna, dan perbaikan kesalahan pada dna bakteri
Es:
Ampiciliin sulbactam: diare, nausea, vomiting, flatulence, abdominal discomfort, perdarahan
rectum, glossitis, gastritis, hepatotoksik, anafilaksis
Levofloxacin: kejang, peningkatan tik, tremor, psikotik, pemanjangan qt interval,
bronchospasm, hemoptisis, penurusnan penglihatan, nyeri pada mata, dll
Io:
Ampicillin sulbactam: meningkatkan insiden rash jika digunakan dengan allupurinol,
meningkatkan dan memperlama serum level pada penggunaan bersama dengan probenecid,
meningkatkan toksisitas dari mtx
Levofloxacin: absropsinya menurun ketika bersama fe salts, menurunkan bioavailabilitas
apabila dikonsumsi dengan sucralfate
Dosis:
Ampicillin sulbactam: 375-750 mg 2dd dalam 5-14 hari po, 1,5-3 gram dalam 6 jam im/iv
Levofloxacin: 500mg 1 dd
Sediaan:
Ampicillin sulbactam: kdt berisi ampicillin 500 mg dan sulbak 250 mg, kdt berisi ampi 1000
mg sulbak 500mg, serbuk injeksi 750 mg, serbuk injeksi 1500mg
Levofloxacin: tab salut selaput 500 mg, injeksi 5mg/ml, tetes mata 0,5%
DD: tuberculosis, bronchiolitis, ISPA, PPOK
Edukasi: -
- Pneumonia  DOC : Ampicillin sulbactam
- Ampicillin : golongan beta lactam (broad spectrum)
- Sulbactam : menghambat beta lactamase
- AB : 1 vial 1 hari  1,5 g
- Aqua pro injeksi : untuk pelarut
- Demam : Paracetamol  100ml harus habis dalam1 s/d 2 jam (dalam bentuk iv drip)
- Levofloxacin  R/ Inj. Levofloxacin 5mg/ml 10ml No. I
S. i.m.m 1 d.d 500mg IV (ttp ditulis cara, waktu, dan pemberiannya)
Kenapa levo? Soalnya untuk CAP dan sebagai second line, terkait mikroorganisme
Dosis : 500-1000 mg/pemberian dalam 1 hari
Sediaan: 5 mg/ml; 1 vial 100ml
Sekali injeksi 500 mg  butuh 100 ml
1x pemberian = 1 hari = No. I (kalo 7 hari ya 7x pemberian = No. VII)
- Sediaan antibiotik injeksi rata2 dalam bentuk dry powder  agar tahan lama dan stabilitas
terjaga
- Eritomisin (dry powder) + aqua untuk pelarut  hanya bisa sampe 2 minggu aja (save life
obat turun)
- Misal 1x suntik : dosis 1g, encerkan dengan 5ml (sudah ada tulisannya)
Sediaan 1 g tapi hanya 250mg sekali minum -> larutkan dalam 10 ml agar setiap injeksi
mudah, bila 4dd  maka 1x suntik 2,5 ml
Ex erythromycin pada anak dry powder lalu baru dibikin suspension dan hanya bertahan
selama 2 minggu (karena save life obat turun kalau sudah dilarutkan)

Nama Obat : Asiklovir, Kalamin


Khasiat : Antivirus, antiherpes, antipruritus & mild astringent
Mekanisme Kerja :
Asiklovir : prodrug, MOA  analog nukleosida, berikatan dengan nukleosida sehingga virus
tidak bisa bereplikasi
 A : biovailabilitasnya menurun seiring dengan peningkatan pemberian dosis. Absorbsi GI
buruk (10-20%). Topikal absorbsinya tidak bagus.
 D : Terdistrbusi luas ke seluruh jaringan termasuk CSF, Vol. Distribusi 0,7L/kg, plasma
protein binding 9-33%
 M : Diubah menjadi aciclovir monofosfat oleh enzim virus, kemudian diubah lagi jadi
difosfat dan trifosfat (bentuk aktif) oleh enzim selular.
 E : lewat urin (62-91% unchanged drug dan 9-14% metabolit) Waktu paruh eliminasi 2-3
jam.
Kalamin : antipruritus dan mild astringent, antihistamin
Interaksi Obat :
Asiklovir : Probenesid, cimetidine, mychophenolate mofetil dapat meningkatkan konsentrasi
plasma asiklovir
Meningkatkan konsentrasi serum dari theophylline
Meningkatkan resiko gagal ginjal dengan obat nefrotoxic
Kalamin : efek antipruritus dan mild astrigent(vasokonstriksi, Mengecilkan pori)
Efek Samping :
Asiklovir : hipersensitivitas, mual, muntah, diare, gagal ginjal
Kalamin : Iritasi, rash
Dosis :
Asiklovir : 800mg 5 d.d selama 7 -10 hari, dosis 5 x 800 mg!; Anak : <2 tahun : 50% dosis
dewasa
kalamin : u.e 1-4 d.d applic part dol (oleskan pada bagian yang sakit)
Sediaan : Tab 200 mg, tab 400 mg, injeksi 250 mg (di faskes 1 nda ada)
DD : Herpes Simpleks,

HERPES ZOOSTER
R/ Tab. Acyclovir 400 mg No. LXX
S. 5 d.d. tab. II
-------------------------------------------(Paraf)
R/ Lotio Calamine 60 ml No. I
S. u. e. 2 d.d.
-------------------------------------------(Paraf)
R/ Tab. Paracetamol 500 mg No. XXI  buat nyeri nya, boleh iya boleh enggak
S. 3 d.d. tab. I p.r.n.

Mukolitik vs ekspektoran
Mukolitik : merubah ikatan disulfida sehingga melarutkan dahak
Ekspektoran : dengan hidrasi dan meningkatkan sekresi mukus
Mukolitik : Ambroxol : tab 30mg, bromheksin 8mg
Ekspektoran : gliseril guaiakolat 100-200mg  TB : 2x200mg; 3x100 yg pd orang batuk biasa
Bromheksin, GG, sm ambroxol; es : mual, muntah, nyeri abdomen
Adverese drug reaction : yang buruk
Es : Ada yang baik dan buruk
MDI  disedot dg cepat dengan mulut; ekspirasi dulu dg kuat lalu inspirasi sambil menyedot
dari mulut (efektif)
Steroid : bisa dexa (0,5mg). Kuat deksa daripada prednison
Steroid bisa membuat lambung iritasi sehingga diberikan p.c
Steroid inhalasi : declometason  dihirup u/ absorbsi lebih bagus. Tp inhaler butuh alat 
harga lebih mahal.
Salbutamol : dewasa mirip dengan anak umur >12 tahun : 2-4mg/kali
1-6 tahun : 1-2mg/kali
0-1 tahun :0,1-0,15mg/kgBB
Bronkodilator lain : antimuskarinik (ipratropium bromida), xanthin derivat (theophylline),
SABA lain (terbutaline), LABA (Formoterol. Olodaterol. Salmeterol).
Theophylline es  meningkatkan hipokalemia
Menggunakan bromhexin : soalnya kortikosterois mengurangi hidrasi dahak -> viskositas
dahak dahak kental -> harus diencerkan, boleh mukolitik/ekspektoran
METRONIDAZOLE/KLINDAMISIN - VAGINOSIS BAKTERIAL (BV)
Seorang perempuan berusia 58 tahun datang ke dokter dengan keluhan keputihan. Lendir yg
keluar berwarna putih, homogen, lengket, dan berbau amis seperti ikan. Pada pengukuran pH
lendir : 5,5. Pada whiff test yaitu dengan memberikan larutan KOH, tercium bau amis. Dokter
mendiagnosis : Vaginosis Bakterial
Nama Obat : METRONIDAZOL (SAMA KAYAK ATAS), KLINDAMISIN

1. Remediun, golongan, khasiat :


Klindamisin : antibiotik, macrolide
2. Mekanisme Kerja
Menghambat sintesis protein dengan menghambat pemanjangan pada ribosom 50S
sehingga tidak terjadi pembentukan rantai peptida, perakitan ribosom, dan proses
translasi.
Farmakokinetik :
Absorbsi : cepat diserap melalui GIT, dipengaruhi oleh makanan.
Distribusi : Ke seluruh cairan tubuh (kec. CSF) dan jaringan tubuh termasuk tulang.
Melewati plasenta dan ASI. Ikatan dg protein >90%
Metabolisme : Di liver melalui oksidasi dari klindamisin sulfoxida (mayor) jadi minor
metabolit
Ekskresi : urin sebagai obat aktif dan metabolit, feses (4%)
3. Efek Samping : superinfeksi, gangguan GIT (mual, muntah, diare), fatal :
pseudomembran kolitis
4. Interaksi obat :
- Meningkatkan kinerja dari obat neuromuscular blocker
- Antagonis efek parasimpatis
- Inhibisi secara komplit dari efek makrolid, ketolid, linezolid, dan kloramfenikol.
- Meningkatkan peningkatan koagulasi (clotting time test)
- Resiko perdarahan jika digunakan dengan anti-vit. K
- Menurunkan terapeutik effect jika digabun dengan rifampicin 
5. Dosis
a. Dewasa : Krim 2%, diaplikasikan dengan aplikator full (100mg) ke dalam vagina
saat tidur selama 3-7 hari.
6. Sediaan : Kapsul 150mg, kapsul 200mg
7. DD : BV, trichomoniasis, GO

Catatan :

 Pilihan obat :
1. Metronidazole 2g oral single dose
2. Metronidaazole 500g 2dd oral selama 7 hari
3. Gel Metronidazole 0,75% 5g (tube) intravagina 1dd selama 5 hari
4. Cream clindamycin 2% 5g (tube) intravagina 1dd an selama 7 hari
 Keuntungan topikal : Kontak lgsg dengan lesi, efek samping sistemik minimal
BAKTERIAL VAGINOSIS (TOPIKAL YG DIPAKE)
R/ Tab Metronidazole 2 g No. I
S single dose
------------------------------------ (paraf)
R/ Tab Metronidazole 500 mg No. XIV
S 2 d.d. Tab 1 p.c
----------------------------------(paraf)
R/ Gel Metronidazole 0,75% 5g No. I
S. u.e. 1 d.d. selama 5 hari
--------------------------------------------(paraf)
R/ Krim Klindamisin 2% 5 g No. I
S u. e 1 dd selama 7 hari
-------------------------------------------------------- (paraf)

Anda mungkin juga menyukai