Anda di halaman 1dari 18

TUGAS

TELAAH PUSTAKA DAN


PENGEMBANGAN MODEL
PENELITITAN
Mata Kuliah Filsafat Ilmu Manajemen Dan Metode Riset Lanjutan
Dosen Pengampuh: Dr. Nur Fadjrih Asyik, S.E.,M.Si.,Ak.,CA

Oleh
Nama: Antonius Philippus Kurniawan Gheta
NPM: 20108220339

Program Studi: S3 Ilmu Manajemen

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia


( STIESIA ) Surabaya
2021
Pengertian Telaah Pustaka
Telaah Pustaka = Literature Review
Dalam prakteknya seringkali disamakan istilah Telaah Pustaka = Studi Pustaka = Tinjauan
Pustaka = Landasan Teori
Perbedaan Tinjauan Pustaka dengan Tinjauan Pustaka
• Tinjauan Pustaka mungkin sama dengan Landasan Teori, peneliti mengumpulkan
teori/data/informasi yang menjadi dasar identifikasi, penjelasan dan pembahasan
masalah penelitian
• Dalam Telaah Pustaka selain mengumpulkan teori, peneliti menambahkan komentar,
kritik (kelebihan dan atau kekurangan teori dalam pustaka), perbandingan dengan
teori (pustaka) lain, kaitannya dengan penelitian yang sedang dilakukan.

Telaah Pustaka tidak hanya untuk judul dan isi Bab II dalam laporan penelitian. Bab II dalam
laporan penelitian tidak selalu harus berjudul “Telaah Pustaka” Telaah Pustaka digunakan
untuk melakukan penelitian, untuk semua bagian (laporan) penelitian.
Telaah Pustaka dapat menjadi bagian laporan penelitian, thesis, atau esai kajian pustaka yang
diterbitkan dalam jurnal ilmiah.
Telaah Pustaka: adalah kajian kritis atas pembahasan suatu topik yang sudah ditulis oleh para
peneliti atau ilmuwan yang terakreditasi (diakui kepakarannya). Kepakaran diakui bila
penelitian dipublikasikan melalui jurnal/seminar bertaraf nasional/internasional atau dalam
bentuk cetakan buku yang representatif.
Telaah Pustaka meliputi pelbagai sumber pustaka yang membahas satu topik/masalah
penelitian yang spesifik. Jadi melakukan Telaah Pustaka membutuhkan lebih dari satu
pustaka (bacaan).

Tujuan dan Alasan Melakukan Telaah Pustaka


Ajukan pertanyaan-pertanyaan berikut ketika melakukan Telaah Pustaka:
• Apa yang diketahui tentang suatu topik/tema/subyek penelitian?
• Apakah ada perbedaan pendapat/kontroversi antar pakar mengenai subyek penelitian
tersebut?
• Adakah studi yang oleh para ahli disarankan untuk dilakukan yang kemudian menjadi
tema penelitian Anda?
• Siapa pakar paling sering dirujuk oleh peneliti di topik penelitian tesebut?
• Adakah konsensus/rumusan untuk topik tersebut?
• Aspek apa yang paling sering diperdebatkan/dibahas dalam topik penelitian tersebut?
• Metode atau masalah apa yang dikemukakan oleh peneliti lain yang mungkin Anda
gunakan dalam penelitian Anda?
• Dari telaah pustaka, adakah Anda temukan metodologi yang dapat Anda gunakan dalam
penelitian Anda?
• Sudah sejauh mana penelitian topik tersebut?
• Sumber data atau informasi apa yang Anda dapat dari pustaka tersebut?

Tujuan Telaah Pustaka


Telaah Pustaka bertujuan menyampaikan kepada pembaca pengetahuan dan ide apa
saja yang sudah dibahas dalam suatu topik penelitian. Telaah Pustaka memberi gambaran
kepada pembaca sejauh mana penelitian sudah dilakukan, pelbagai sudut pandang yang
mungkin saling bertentangan (kontroversi) mengenai topik penelitian.

Alasan melakukan Telaah Pustaka


Telaah Pustaka perlu dilakukan sebelum mulai melakukan penelitian karena alasan-
alasan berikut:
• Untuk mengetahui apa yang sudah dan belum diteliti berkaitan dengan topik penelitian
yang kita pilih
• Untuk memberikan gambaran lebih menyeluruh mengenai pelbagai variasi perilaku atau
fenomena dalam topik penelitian
• Untuk mengetahui potensi hubungan antar konsep-konsep/teori-teori
• Untuk menemukan hipotesis yang mungkin diteliti lebih lanjut (researchable
hypotheses)
• Untuk mengetahui bagaimana peneliti lain mendefinisikan dan mengukur konsep-
konsep
• Untuk mengetahui sumber data yang digunakan peneliti lain
• Untuk mengembangkan proyek penelitian alternatif
• Untuk menemukan keterkaitan proyek penelitian Anda dengan penelitian orang lain
Langkah-Langkah melakukan Telaah Pustaka
Pada dasarnya, Telaah Pustaka dilakukan dalam dua tahap berkut:
1. Penetapan Strategi Pencarian
2. Identifikasi Sumber Pustaka
Penetapan Strategi Pencarian terdiri dari:
a) Pendefinisian topik pencarian − sebelum memulai Telaah Pustaka definisikan dahulu
pertanyaan penelitian (masalah penelitian). Apa tujuan penelitian? Apa artinya? Apa
kata kunci yang digunakan? Sinonim, variasi ejaan kata kunci? Apa yang sudah Anda
ketahui tentang topik penelitian? Ruang lingkup penelitian? Apa Anda perlu mencari
semua penelitian yang pernah dilakukan, atau cukup 10 tahun terakhir?
b) Pengumpulan daftar kata kunci – sebelum memulai pencarian informasi, perlu
dkembangkan strategi pencarian yang akan efektif menemukan informasi yang
berguna. Seringkali pertanyaan penelitian perlu dipecah menjadi: kata kunci atau
frasa; mulai melakukan pencarian; dan evaluasi hasil pencarian, apakah perlu
dilakukan perluasan, penyempitan, atau perubahan cakupan pencarian?
Pecahlah topik Anda ke dalam kata kunci atau frasa. Termasuk juga konsep dalam topik
penelitian. Kata kunci menjadi dasar pencarian. Berguna juga mencari padanan kata atau
terminologi dalam kamus, ensiklopedia dan thesaurus sehingga dapat memperluas pencarian
Contoh :
A New Compressive Imaging Camera Architecture
using Optical-Domain Compression
Dharmpal Takhar, Jason N. Laska, Michael B. Wakin, Marco F. Duarte,
Dror Baron, Shriram Sarvotham, Kevin F. Kelly, Richard G. Baraniuk
Department of Electrical and Computer Engineering
Rice University
Keywords: Compressed sensing, sparsity, incoherent projections, random matrices,
linear programming, imaging, camera

2. Identifikasi Sumber Pustaka:


Informasi tersedia dalam berbagai format. Pilihlah sumber pustaka sesuai penelitian
Anda. Sumber pustaka disusun dari yang nilainya paling tinggi adalah:
• Jurnal Ilmiah
• Makalah/Prosiding Konferensi/Seminar
• Working Paper
• Publikasi Pemerintah
• Thesis dan Disertasi (tidak dipublikasikan)
• Buku Teks
• Bahan Referensi: Ensiklopedia, Kamus

Nilai pustaka ditentukan oleh sifat kebaruan pustaka dan luasnya publikasi pustaka.
Internet memungkinkan pencarian informasi berkait dengan topik menjadi sangat mudah.
Beberapa makalah dapat diakses dengan gratis.

Alat bantu Telaah Pustaka


Berikut adalah alat bantu mencatat bahan pustaka yang Anda temukan
A. Kartu Indeks Pustaka
Gunakan kartu (dapat berupa kartu pos) untuk menulis Judul makalah, pengarang, sumber
makalah, tahun penulisan, abstrak, kata kunci dan komentar atau kritik atas makalah
tersebut. Susun Kartu Indeks berdasarkan topik atau secara alfabetis. Usahakan urutan
kartu selalu dapat di-update, demikian juga komentar atas makalah dapat ditambahkan dari
waktu ke waktu.
B. EndNote
EndNote adalah versi elektronik kartu indeks pustaka. Updating makalah (reference)
dapat dilakukan dengan cepat dan sesuai sumber (jurnal, buku, prosiding, dll). Tempat
penyimpanan makalah dapat dituliskan dan dapat di-Link dari EndNote. Hasil
penyimpanan di EndNotes dapat langsung diintegrasikan (di-copy) ke dalam pengolah
kata (MS Word), sehingga dengan mudah dan cepat Anda dapat membuat Daftar Pustaka.

Penulisan Telaah Pustaka


Dari pelbagai versi penulisan telaah pustaka, terdapat dua versi penulisan yang paling umum
digunakan, yaitu:
a) Penomoran, Nomor yang kemudian dihubungkan dengan urutan pustaka dalam Daftar
Pustaka
b) Penggunaan Nama Penulis dan Tahun penulisan diterbitkan
Contoh Endnotes
Contoh Penulisan Telaah Pustaka dengan Penomoran
………….. Secure Hash Algorithm (SHA-1) [15] is a hash function that computes a
condensed representation of the code image file. When code image of any length
which is less than 264 bits is input, the SHA-1 produces a 160-bit output called a
message digest. The message digest is then signed using RSA digital signature. Since
the target code image size is of the order of 8Mbytes to 64Mbytes, signing the
message digest itself rather than the code image improves the efficiency of the process
and dramatically reduces the boot procedure time. RSA [16] is a public-key
cryptosystem that is used by the HAB to authenticate the code image SHA-1 digest.
Catatan:
[15] dan [16] adalah urutan sumber pustaka dalam Daftar Pustaka. Dengan metode
penomoran, Daftar Pustaka tidak harus disusun secara alfabetis. Nomor urutan
diberikan berdasarkan urutan penyebutan dalam makalah. Lihat Cuplikan Daftar
Pustaka di bawah ini
References
………..
[14] Kaspersky Lab, Viruses move to mobile phones, June 14, 2004.
http://www.kaspersky.com.
[15] Federal Information Processing Standards Publication (FIPS), Publication 180-1,
April 17, 1995.
[16] Rivest R, Shamir A, Adleman L. A method for obtaining digital signatures and
public-key cryptosystems. Commun ACM 1978;21(2):120–6.

Contoh Penulisan Telaah Pustaka dengan Nama dan Tahun


The possibility of expressing a common background to study telecommunication and
water (and sewerage) industries has been made explicitly by Grout (2001) for the
United Kingdom and I think his approach can be applied to other countries. I now turn
to an illustrative case for this utility industry in Sicily Italy.
Catatan:
Yang dituliskan hanyalah nama belakang penulis. Dengan metode Nama dan Tahun,
Daftar Pustaka disusun alfabetis. Lihat Cuplikan Daftar Pustaka di bawah ini
References
………….
Clemons E., Santamaria J. (2002), ”Manoeuver Warfare”, Harvard Business Review,
April: 46-53.
Drucker P. (1973), Management: Task, Responsibilities and Practices, N. Y. USA:
Harper & Row.
Grout P. A. (2001), ”Competition Law in Telecommunications and Its Implications
for Common Carriage of Water”, Utilities Policy, 10: 137- 149.

Jika sebuah pernyataan diambil dari makalah yang sudah dikutip oleh penulis lain,
maka gunakan kata: dalam (atau in). Dan tuliskan nama penulis dan tahun penerbitan
makalah asli dan sumbernya. Cara ini tidak dianjurkan. Sebisa mungkin telaah-lah
pustaka dari sumbernya langsung.
Contoh:
……………….. Persamaan ini merupakan derivatif persamaan lintasan partikel atom
yang dimodifikasi (Nasution, 1995 dalam Makaliwe, 2006)
The concept has been proved to be efficiently apllied to solve the problem of ………
(Baruson, 2000 in Atkinsson, 2007).
Kesalahan dalam Melakukan Telaah Pustaka
Beberapa kesalahan yang mungkin dilakukan saat melakukan Telaah Pustaka
a) Terlalu banyak mengumpulkan Pustaka
Terlalu asyik mencari dan menelusuri malah menyebabkan menyebabkan Anda tidak
mulai menulis telaah Anda bahkan mungkin membuat fokus pada topik penelitian
berubah. Kumpulkan bahan pustaka, baca dan mulailah menelaah.
b) Kecenderungan Menggabungkan terlalu Banyak Penelitian
Anda tidak melakukan telaah, tapi hanya mencantumkan berbagai penelitian. Ini juga
berkait dengan penggunaan istilah Daftar Pustaka (Bibliography) atau Acuan
(References). Daftar Pustaka cenderung mencantumkan semua pustaka yang Anda
baca tetapi belum tentu Anda gunakan dalam penelitian. References (Acuan) di sisi
yang lain hanya mencantumkan bahan pustaka yang benar-benar Anda gunakan.
c) Pastikan Sumber Pustaka Anda adalah Sumber yang Terpercaya
Hal ini terutama sangat penting bila menemukan sumber dari Internet. Seringkali
sumber ini dapat diakses dalam waktu terbatas. Karena itu, catat tanggal Anda
mengakses pustaka tersebut. Pada beberapa kasus, makalah/penelitian yang ditulis
dan diterbitkan di internet tidak benar-benar ada atau dilakukan. Bila ragu, hubungi
penulisnya (misalnya dengan e-mail).

Kerangka Berpikir
Menurut Polancik (2009) kerangka berfikir diartikan sebagai diagram yang berperan
sebagai alur logika sistematika tema yang akan ditulis. Polancik menempatkan hal ini untuk
kepentingan penelitian. Dimana kerangka berpikir tersebut dibuat berdasarkan pertanyaan
penelitian. pertanyaan itulah yang menggambarkan himpunan, konsep atau
mempresentasikan hubungan antara beberapa konsep. Berbeda dengan pendapat Sugiyono,
yang mendefinisikan kerangka berpikir sebagai model konseptual yang dimanfaatkan sebagai
teori yang ada kaitannya dengan beberapa faktor yang diidentifikasi sebagai masalah penting.
Konteks yang dimaksud untuk kerangka penelitian.  Dalam menjalankan sebuah penelitian
yang membutuhkan kerangka berpikir, alangkah lebih baiknya jika hal tersebut mampu
menjelaskan secara teoritis. Sekaligus juga bisa menjelaskan hubungan antara variable yang
diangkat. Jadi peneliti bisa menjelaskan hubungan antara variable independen & variable
dependent. Kerangka berpikir menurut Sapto Haryoko adalah sebuah penelitian yang akan
meneliti dua variable atau lebih. Jika peneliti akan membahas satu variable atau lebih secara
mandiri, maka peneliti hanya bisa mengemukakan deskripsi teoritik dari masing-masing
variable, atau bisa juga mengemukakan argumentasi terhadap variasi besaran variable yang
diteliti. Sedikit berbeda dengan pendapat Eecho yang mengartikan kerangka berpikir sebagai
dasar pemahaman yang akan mempengaruhi dasar pemahaman orang lain. Dengan kata lain,
kerangka berpikir dapat diartikan pula sebagai pondasi dasar dari semua pemikiran. 
Itulah beberapa pengertian dari beberapa perspektif. Jika disimpulkan secara garis
besar, kerangka berfikir adalah landasan berpikir yang akan membantu dalam
mengembangkan kajian.

Cara Membuat Kerangka Berpikir 


1. Membuat Variabel 
Cara pertama tentu saja Anda terlebih dahulu menentukan variabel apa yang akan
diangkat. Jika bingung bagaimana cara menentukan variabel Anda cukup lihat judul yang
dibuat. Bisa juga melihat topic yang akan diangkat. Kemudian dari hal tersebut, barulah
ditentukan variable-variabel bisa ditentukan. 
2. Mengumpulkan Referensi 
Cara selanjutnya adalah mengumpulkan referensi. Referensi banyak membantu penulis
dalam mendapatkan ide, gagasan, dan membukakan perspektif. Dari sisi sudut pandang
pun akan lebih luas. Pilih referensi yang relevan dengan topic atau tema yang diangkat.
Bentuk Referensi bisa berupa hasil penelitian seperti jurnal atau karya ilmiah. Bisa juga
berbentuk buku bacaan. Termasuk buku kamus, atau hasil skripsi, tesis, berita di televisi
atau di surat kabar. 
3. Mendeskripsikan Penelitian 
Adapun langkah lain, yaitu melakukan deskripsi teori. Teori dapat diambil dari sumber
referensi yang sudah dikumpulkan. Karena konteksnya adalah penelitian, maka deskripsi
memperhatikan pemilihan bahasa. Pilih bahasa yang baku, baik dan benar. Karena
diperuntukan untuk kalangan akademik, maka bahasa bisa menggunakan bahasa ilmiah. 

Akan berbeda cerita jika kerangka berfikir digunakan untuk penulisan buku popular.
Maka penggunaan bahasa bisa menyesuai segmentasi pasar. Jika segmentasi pasar adalah
orang-orang muda, maka bisa menggunakan bahasa gaul, bahasa non formal. Berlaku
sebaliknya. Jika segmentasinya adalah lembaga pendidikan, maka penggunaan bahasa juga
menggunakan bahasa baku. 
4. Pembahasan Teori Berdasarkan Hasil Penelitian 
Di pembahasan teori, dituntut jeli dan analitis. Karena tidak sekedar menuliskan teori-teori
dari berbagai hasil referensi. Tetapi juga perlu melakukan analisis secara mendalam.
Dimana teori yang diambil cukup garis besar dan benang merahnya saja. Apakah ada
keterkaitan atau tidak. 
Jika semuanya dianggap cukup, langkah selanjutnya melakukan analisis serta komparasi.
Misalnya,membandingkan teori satu dengan yang lain. Kemudian bisa melakukan analisis
komparatif tentang teori dari hasil penelitian

5. Membuat Kesimpulan 
Dari hasil analisis selesai, selanjutnya membuat kesimpulan. Kesimpulan ditulis
menggunakan bahasa yang mudah dipahami, singkat dan jelas. Hindari penjabaran yang
bertele-tele. Dalam penelitian, ada yang disebut kesimpulan sementara, kesimpulan
sementara inilah yang nantinya diperlukan pengujian. 

6. Kerangka Berpikir 
Di dalam membuat kesimpulan sementara, terdapat hubungan antar variabel, hubungan
antar variable inilah yang nantinya dapat digunakan sebagai kerangka berpikir. Dimana
kerangka berpikir inilah yang mengarahkan peneliti untuk membuat skema.

Macam-macam Kerangka Berpikir


1. Kerangka Teoritis
Kerangka teoritis adalah jenis yang menegaskan tentang teori yang digunakan untuk
landasan sekaligus untuk menjelaskan fenomena yang sedang diteliti. 

2. Kerangka Operasional 
Kerangka operasional menjelaskan variabel yang diangkat oleh peneliti berdasarkan
konsep yang diteliti. Umumnya jenis ini sering digunakan untuk melihat apakah ada
hubungan antar variable satu dengan yang lain.

3. Kerangka Konseptual 
Terakhir adalah konseptual. Dikatakan kerangka konseptual apabila terdapat asumsi
teoritis yang nantinya teori teoritis ini yang akan digunakan untuk mengistilahkan objek
yang diteliti. 

Manfaat Kerangka Berpikir 


Kerangka berpikir memiliki manfaat yang banyak. Diantaranya membantu peneliti
untuk menempatkan penelitian dalam konteks yang lebih luas. Selain itu hal ini juga
membantu peneliti dalam menguji rumusan masalah.  Padahal kita tahu, rumusan masalah
tidak dapat diuji jika peneliti tidak tahu arah penelitiannya kemana. Setidaknya hal ini
menjawab masalah tersebut. Sehingga peneliti lebih mudah dalam menguji rumusan masalah
yang sudah diambil secara masuk akal. 
Manfaat yang terakhir adalah memudahkan peneliti menemukan konsep. Tentu saja
konsep yang dimaksud adalah konsep yang digunakan untuk masalah penelitian yang akan
dilaksanakan di lapangan. Sebenarnya dilihat dari bentuknya, berisi teori pokok yang
nantinya digunakan untuk penelitian. Membantu pula dalam memilih atau menentukan
model.  Bahkan, kerangka pemikiran bisa juga berisi tentang hasil penelitian sejenis yang
pernah dilakukan oleh orang lain. Bedanya, peneliti dan penelitiannya bertanggung jawab
untuk melihat apa saja aspek yang belum tuntas ditelaah dari penelitian-penelitian
sebelumnya.

Jenis-Jenis Metode Penelitian


Secara umum ada tiga metode penelitian yang umum digunakan terutama dalam
penulisan skripsi, tesis, dan disertasi. Ketiga metode penelitian itu terdiri dari, metode
penelitian kuantitatif, metode penelitian kualitatif, dan metode penelitian kombinasi (mixed
methods).
1. Metode Penelitian Kuantitatif
Metode penelitian kuantitatif berlandaskan pada filsafat positivisme, dipakai untuk
meneliti pada populasi ataupun sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan alat ukur
(instrumen) penelitian, analisa data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk
menguji dan membuktikan hipotesis yang telah dibuat/ditetapkan. Secara umum metode
kuantitatif terdiri atas metode survey dan metode eksperimen.
Metode Survei
Metode penelitian survei adalah metode penelitian kuantitatif yang digunakan untuk
mendapatkan data yang terjadi pada masa lampau atau saat ini, tentang keyakinan,
pendapat, karakteristik perilaku, hubungan variabel dan untuk menguji beberapa hipotesis
tentang variabel sosiologis dan psikologis dari sampel yang diambil dari populasi tertentu.
Teknik pengumpulan data dengan pengamatan (wawancara atau kuisioner) dan hasil
penelitian cenderung untuk digeneralisasikan.

Metode Eksperimen
Metode eksperimen merupakan metode penelitian kuantitatif yang digunakan untuk
mengetahui pengaruh variabel independen (treatment/perlakuan) terhadap variabel
dependen (hasil) dalam kondisi yang terkendalikan. Kondisi dikendalikan agar tidak ada
variabel lain (selain variabel treatment) yang mempengaruhi variabel dependen. Agar
kondisi dapat dikendalikan, maka dalam penelitian eksperimen menggunakan kelompok
kontrol. Penelitian eksperimen sering dilakukan di laboratorium.

2. Metode Penelitian Kualitatif


Landasan Metode penelitian adalah filsafat postpositivisme. Digunakan untuk meneliti
pada kondisi obyek yang alamiah (lawan eksperimen), dimana peneliti sebagai instrument
kunci. Teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan). Analisis data
bersifat induktif/kualitatif. Hasil penelitian kualitatif menekankan makna dari pada
generalisasi.
Menurut Creswell dalam Sugiyono (2012), metode penelitian kualitatif dibagi menjadi
lima macam yaitu phenomenological research, grounded theory, ethnography, case study dan
narrative research.
 Phenomenological research, merupakan salah satu jenis penelitian kualitatif, dimana
peneliti melakukan pengumpulan data dengan observasi partisipan untuk mengetahui
fenomena esensial partisipan dalam pengalaman hidupnya.
 Grounded theory, adalah salah satu jenis penelitian kualitatif, yang mana peneliti bisa
menarik generalisasi apa yang diamati/dianalisa secara induktif, teori abstrak tentang
proses, tindakan atau interaksi berdasarkan pandangan partisipan yang diteliti.
 Ethnography, merupakan jenis penelitian kualitatif dimana peneliti melakukan studi
terhadap budaya kelompokk dalam kondisi yang alamiah melalui observasi dan
wawancara.
 Case studies, merupakan penelitian kualitatif dimana peneliti melakukan eksplorasi
secara mendalam terhadap program, kejadian, proses, aktivitas, terhadap satu atau
lebih orang. Suatu kasus terikat oleh waktu dan aktivitas dan peneliti melakukan
pengumpulan data secara mendetail dengan menggunakan berbagai prosedur
pengumpulan data dan dalam waktu yang berkesinambungan.
 Narrative research, merupakan penelitian kualitatif dimana peneliti melakukan studi
terhadap satu orang individu atau lebih untuk mendapatkan data tentang sejarah
perjalanan dalam kehidupannya. Data tersebut selanjutnya oleh peneliti disusun
menjadi laporan naratif kronologis.

3. Metode Penelitian Kombinasi


Metode penelitian kombinasi merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada
fisafat pragmatisme (kombinasai positivisme dan postpositivisme). Digunakan untuk meneliti
pada kondisi obyek yang alamiah maupun buatan (labratorium), dimana peneliti bisa sebagai
instrumen dan menggunakan instrumen untuk pengukuran, teknik pengumpulan data dapat
menggunakan tes, kuisioner dan gabungan (triangulasi), analisis data bersifat deduktif
(kuantitatif) dan induktif (kualitatif). Hasil penelitian kombinasi dapat berguna untuk
membuat generalisasi dan memahami makna.
Metode kombinasi akan sangat berguna ketika metode kuantitatif maupun metode
kualitatif secara sendiri-sendiri tidak cukup akurat digunakan untuk memahami permasalahan
penelitian. Penggunaan metode kombinasi dapat memperoleh pemahaman lebih baik jika
dibandingkan dengan hanya menggunakan salah satu metode.
Metode penelitian kombinasi dibagi menadi dua, yakni desain/model sequential
(kombinasi berurutan) dan model concurrent (kombinasi campuran). Selanjutnya model
sequential (urutan) dibagi lagi menjadi dua, yaitu model sequential explanatory (urutan
pembuktian) dan sequential exploratory (urutan penemuan). Sedangkan untuk model
concurrent (campuran), ada dua yakni model concurrent triangulation (campuran kuantitatif
dan kualitatif secara berimbang) dan concurrent embedded (campuran kuantitatif dan
kualitatif tidak berimbang).

4. Metode Penelitian Deskriptif


Pengertian Metode penelitian deskriptif adalah prosedur penelitian atau pemecahan
masalah yang diselidiki dengan gambaran subjek atau objek yang digunakan berupa orang,
lembaga, masyarakat dan yang lainnya.

5. Metode Penelitian Pengembangan


Pengertian Metode Penelitian pengembangan (Litbang) atau sering juga disebut dengan
istilah Research & Development (R&D), merupakan jenis penelitian yang umumnya banyak
digunakan dalam dunia pendidikan. Secara umum pengertian penelitian pengembangan dapat
diartikan sebagai cara ilmiah untuk memperoleh data sehingga dapat dipergunakan untuk
menghasilkan, mengembangkan dan memvalidasi produk
Penelitian pengembangan difungsikan sebagai dasar untuk bangunan/konstruksi model
dan teori. Kata penelitian merujuk pada proses pemecahan masalah dan menemukan fakta
secara terorganisir sedangkan pengembangan merujuk kepada usaha peningkatan kemampuan
teoritis, konseptual dan moral sesuai kebutuhan melalui latihan dan pendidikan.
Jika digabungkan, pengertian penelitian pengembangan (Research & Development)
didefinisikan sebagai jenis penelitian yang memfokuskan diri pada tujuan mengembangkan,
memperluas, dan menggali lebih jauh atas sebuah teori dalam disiplin ilmu tertentu.

Hipotesis
Hipotesis (atau ada pula yang menyebutnya dengan istilah hipotesa) dapat diartikan
secara sederhana sebagai dugaan sementara. Hipotesis berasal dari bahasa Yunani hypo yang
berarti di bawah dan thesis yang berarti pendirian, pendapat yang ditegakkan, kepastian. Jika
dimaknai secara bebas, maka hipotesis berarti pendapat yang kebenarannya masih diragukan.
Untuk bisa memastikan kebenaran dari pendapat tersebut, maka suatu hipotesis harus diuji
atau dibuktikan kebenarannya.
Untuk membuktikan kebenaran suatu hipotesis, seorang peneliti dapat dengan sengaja
menciptakan suatu gejala, yakni melalui percobaan atau penelitian. Jika sebuah hipotesis
telah teruji kebenarannya, maka hipotesis akan disebut teori.
Dalam penelitian ada dua jenis hipotesis yang seringkali harus dibuat oleh peneliti,
yakni hipotesis penelitian dan hipotesis statistik. Pengujian hipotesis penelitian merujuk pada
menguji apakah hipotesis tersebut betul-betul terjadi pada sampel yang diteliti atau tidak. Jika
apa yang ada dalam hipotesis benar-benar terjadi, maka hipotesis penelitian terbukti, begitu
pun sebaliknya. Sementara itu, pengujian hipotesis statistik berarti menguji apakah hipotesis
penelitian yang telah terbukti atau tidak terbukti berdasarkan data sampel tersebut dapat
diberlakukan pada populasi atau tidak.

Macam Hipotesis
Terdapat tiga macam hipotesis dalam penelitian, yakni hipotesis deskriptif, hipotesis
komparatif, dan hipotesis asosiatif. Masing-masing dari hipotesis ini dapat digunakan sesuai
dengan bentuk variabel penelitian yang digunakan. Apakah penelitian menggunakan variabel
tunggal/ mandiri atau kah variabel jamak? Jika yang digunakan adalah variabel jamak, apa
yang ingin diketahui oleh peneliti dalam rumusan masalah?
1. Hipotesis Deskriptif
Hipotesis deskripsif dapat didefinisikan sebagai dugaan atau jawaban sementara terhadap
masalah deskriptif yang berhubungan dengan variabel tunggal/mandiri.
Contoh:
Seorang peneliti ingin mengetahui apakah bakso di restoran Bakso Idola Malang
mengandung boraks atau tidak.
Maka peneliti dapat membuat rumusan masalah seperti berikut: Apakah bakso di restoran
Bakso Idola Malang mengandung boraks?
Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan adalah variabel tunggal yakni bakso di
restoran Bakso Idola Malang, maka hipotesis yang digunakan adalah hipotesis deskriptif.
Ada dua pilihan hipotesis yang dapat dibuat oleh peneliti sesuai dengan dasar teori yang ia
gunakan, yakni:
Ho : Bakso di restoran Bakso Idola Malang mengandung boraks
Atau
H1 : Bakso di restoran Bakso Idola Malang tidak mengandung boraks

2. Hipotesis Komparatif
Hipotesis komparatif dapat didefinisikan sebagai dugaan atau jawaban sementara terhadap
rumusan masalah yang mempertanyakan perbandingan (komparasi) antara dua variabel
penelitian.
Contoh:
Seorang peneliti hendak mengetahui bagaimana sikap loyal antara pendukung club
sepakbola Manchester United jika dibandingkan dengan sikap loyal pendukung club
sepakbola Chelsea. Apakah pendukung memiliki tingkat loyalitas yang sama ataukah
berbeda.
Maka peneliti dapat membuat rumusan masalah seperti berikut: Apakah pendukung club
sepakbola Manchester United dan Chelsea memiliki tingkat loyalitas yang sama?
Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan adalah variabel jamak. Variabel pertama
adalah loyalitas club sepakbola Manchester United, sedangkan variabel kedua adalah
loyalitas club sepakbola Chelsea. Karena rumusan masalah mempertanyakan perihal
perbandingan antara dua variabel, maka hipotesis yang digunakan adalah hipotesis
komparatif. Ada dua pilihan hipotesis yang dapat dibuat oleh peneliti sesuai dengan dasar
teori yang ia gunakan, yakni:
Ho: Pendukung club Manchester United memiliki tingkat loyalitas yang sama dengan
pendukung club Chelsea
Atau
H1: Pendukung club Manchester United memiliki tingkat loyalitas yang tidak sama
(berbeda) dengan pendukung club Chelsea

3. Hipotesis Asosisatif
Hipotesis asosiatif dapat didefinisikan sebagai dugaan/jawaban sementara terhadap
rumusan masalah yang mempertanyakan hubungan (asosiasi) antara dua variabel
penelitian.
Contoh:
Seorang peneliti ingin mengetahui apakah sinetron berjudul “Anak Jalanan” memengaruhi
gaya remaja laki-laki dalam mengendarai motor.
Maka peneliti dapat membuat rumusan masalah seperti berikut: Apakah sinetron berjudul
“Anak Jalanan” memengaruhi gaya remaja laki-laki dalam mengendarai motor?
Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan adalah variabel jamak. Variabel pertama
adalah sinetron berjudul “Anak Jalanan”, sedangkan variabel kedua adalah gaya remaja
laki-laki dalam mengendarai motor. Karena rumusan masalah mempertanyakan perihal
hubungan antara dua variabel, maka hipotesis yang digunakan adalah hipotesis asosiatif.
Ada dua pilihan hipotesis yang dapat dibuat oleh peneliti sesuai dengan dasar teori yang ia
gunakan, yakni:
Ho: Sinetron berjudul “Anak Jalanan” memengaruhi gaya remaja laki-laki dalam
mengendarai motor.
Atau
H1: Sinetron berjudul “Anak Jalanan” tidak memengaruhi gaya remaja laki-laki dalam
mengendarai motor.

CIRI-CIRI HIPOTESIS YANG BAIK


Setiap orang bisa membuat hipotesis, entah hipotesis dalam penelitian maupun
hipotesis untuk hal-hal yang lebih sederhana dalam berbagai gejala di kehidupan sehari-hari.
Meskipun begitu, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan untuk menghasilkan suatu
hipotesis yang baik. Menurut Moh. Nazir, setidaknya ada 6 ciri-ciri hipotesis yang baik,
yaitu:
a. Harus menyatakan hubungan
b. Harus sesuai dengan fakta
c. Harus berhubungan dengan ilmu, serta sesuai dengan tumbuhnya ilmu pengetahuan
d. Harus dapat diuji
e. Harus sederhana
f. Harus bisa menerangkan fakta
Dengan demikian, untuk membuat sebuah hipotesis yang baik, seorang peneliti harus
mempertimbangkan fakta-fakta yang relevan, masuk akal dan tidak bertentangan dengan
hukum alam. Selain itu, hipotesis juga harus bisa diuji sebagai langkah verifikasi dalam
penelitian.

PERUMUSAN HIPOTESIS
Setelah mengetahui pengertian hipotesis, jenis-jenis hipotesis, dan ciri-ciri hipotesis
yang baik, sekarang saatnya kita belajar untuk membuat hipotesis. Untuk menghasilkan
sebuah hipotesis, tentunya kita harus mengikuti langkah-langkah tertentu. Dengan langkah
dan cara yang benar, sebuah hipotesis yang baik akan memudahkan jalannya proses
penelitian.
Awal terbentuknya hipotesis dalam sebuah penelitian biasanya diawali atas dasar
terkaan atau conjecture peneliti. Meskipun hipotesis berasal dari terkaan, namun sebuah
hipotesis tetap harus dibuat berdasarkan paca sebuah acuan, yakni teori dan fakta ilmiah.
a. Teori Sebagai Acuan Perumusan Hipotesis
Untuk memudahkan proses pembentukan hipotesis, seorang peneliti biasanya
menurunkan sebuah teori menjadi sejumlah asumsi dan prostulat. Asumsi-asumsi
tersebut dapat didefinisikan sebagai anggapan atau dugaan yang mendasari hipotesis.
Berbeda dengan asumsi, hipotesis yang telah diuji dengan menggunakan data melalui
proses penelitian adalah dasar untuk memperoleh kesimpulan.

b. Fakta Ilmiah Sebagai Acuan Perumusan Hipotesis


Selain menggunakn teori sebagai acuan, dalam merumuskan hipotesis dapat pula
menggunakan acuan fakta. Secara umum, fakta dapat didefinisikan sebagai kebenaran
yang dapat diterima oleh nalar dan sesuai dengan kenyataan yang dapat dikenali
dengan panca indera.

Fakta Ilmiah sebagai acuan perumusan hipotesis dapat diperoleh dengan berbagai
cara, misalnya :
1. Memperoleh dari sumber aslinya
2. Fakta yang diidentifikasi dengan cara menggambarkan dan menafsirkannya dari
sumber yang asli.
3. Fakta yang diperoleh dari orang mengidentifikasi dengan jalan menyusunnya dalam
bentuk abstract reasoning (penalaran abstrak).
Selain teori dan fakta ilmiah, hipotesis dapat pula dirumuskan berdasarkan beberapa
sumber lain, yakni:
1. Kebudayaan dimana ilmu atau teori yang relevan dibentuk
2. Ilmu yang menghasilkan teori yang relevan
3. Analogi
4. Reaksi individu terhadap sesuatu dan pengalaman

Anda mungkin juga menyukai