Anda di halaman 1dari 6

1.

Definisi tes minat

Menurut pemahaman saya tes minat merupakan tes yang digunakan untuk menggali minat seseorang
terhadap sesuatu kegiatan atau pekerjaan yang akan mengarahkan minat tersebut untuk di
kembangkan lagi.

2.Kenapa tes minat jarang di lakukan dalam setting klinis? Karena, tes minat tes yang disusun untuk
mengetahui minat seseorang berdasarkan sikapnya pada suatu jenis kegiatan, sdangkan Klinis,
berhubungan dengan individu-individu yang mengala-mi gangguan-gangguan psikis, baik yang ringan
maupun yang berat.

Tes Minat bakat ber-tujuan membantu individu menyesuaikan jurusan atau ekstra kurikuler dalam
pendidikan sehingga bakat dan potensinya dapat diaktualkan secara optimal.

3. Jelaskan sejarah dari tes-tes minat (min 3 selain dari ts RMIB) !

A. SII (Strong Interest Inventory)

Pertama kali diterbitkan pada tahun 1927, dengan nama Strong Vocatinal Interest Blank (SVIB). SII
pertama dirumuskan oleh E.K. Strong.Jr., ketika sementara menghadiri seminar pascasarjana pada tahun
1919-1920. SII dewasa ini terdiri dari 317 butir soal yang dikelompokkan dalam delapan bagian. Dalam
kelima bagian pertama, responden mencatat preferensinya dengan membuat tanda S, TT, TS, untuk
mengindikasikan ”Suka”, ”Tidak Tahu”, ”Tidak Suka”. Butir-butir soal dalam lima bagian ini masuk dalam
kategori-kategori berikut; pekerjaan, mata pelajaran sekolah, aktivitas (Misalnya, membuat pidato,
memperbaiki jam atau mencari dana untuk kegiatan amal), aktivitas waktu luang, dan kontak sehari-hari
dengan berbagai jenis orang (misalnya, orang yang amat tua, perwira atau orang yang hidupnya dekat
bahaya). Dua bagian tambahan meminta responden menyatakan pilihan diantara aktivitas-aktivitas
pasangan, misalnya berurusan dengan barang versus berurusan dengan orang dan antara semua
pasangan yang mungkin dari empat butir soal dari dunia kerja yaitu gagasan, data, barang dan orang.
Pada akhirnya, satu bagian inventori meminta responden untuk memberi tanda pada satu rangkaian
pernyataan yang menggambarkan diri sendiri ”Ya”, ”Tidak”, atau ”?”.

Strong bisa diskor oleh komputer, pada pusat-pusat skoring yang ditunjuk oleh penerbit atau dengan
penggunaan perangkat lunak yang tersedia dari penerbit dalam berbagai pilihan. Ada tiga tingkat skor
yang berbeda dalam keleluasaannya. Yang paling luas dan paling komprehensif adalah enam skor
General Occupational Theme; subdivisi selanjutnya meliputi 25 Basic Interest Scales; dan tingkat yang
paling spesifik menyediakan 211 Skala Pekerjaan yang tersedia. Disamping hal-hal ini, Form T317 dari
Strong menghasilkan skor-skor pada empat Skala Gaya Pribadi yang menaksir dalam Gaya Pekerjaan,
Lingkungan Belajar, Gaya Kepemimpinan, dan Pengambilan Resiko/Petualangan.

Klasifikasi SII atas minat pekerjaan diturunkan dari model teoretis yang dikembangakan oleh John
Holland (1966,1985/1992) dan didukung oleh riset ekstensif, baik oleh Holland maupun peneliti-peneliti
independen lainnya. General Occupational Themes yang diidentifikasi ooleh model Holland ditandai
dengan (R) Realistis, (I) Investigatif, (A) Artistik, (S) Sosial, (E) Kewirausahaan (Enterprising), dan (C)
Konvensional. Masing-masing tema mencirikan tidak hanya tipe orang, tetapi juga tipe lingkungan kerja
yang oleh orang tersebut dirasakan paling menyenangkan. Menurut Holland, orang-orang tidak
digolongkan secara ketat kedalam salah satu dari tipe-tipe utama, melainkan mereka dicirikan oleh
kadar kemiripan satu tipe dengan tipe lainnya. Dengan demikian, kombinasi tipe semacam ini, yang
ditata oleh kadar kemiripan, menyediakan banyak pola atau ”kode” untuk mendeskripsikan berbagai
perbedaan individu yang luas.

B. Self Directed Search (SDS)

Instrumen ini dikembangkan oleh J.L Holland, sebagai instrumen konseling pekerjaan yang bisa
dilaksanakan sendiri, diskor sendiri, dan diinterpretasikan sendiri. Individu mengisi Booklet Penaksiran-
Diri, menskor respon, dan menghitung enam skor rangkuman yang berhubungan dengan tema model
Holland (Realistis, Investigatif, Artistik, Sosial, Bersifat Wirausaha, dan Konvensional). Ketiga skor
rangkuman tertinggi rangkuman tertinggi digunakan untuk menemukan kode berhuruf tiga. Sebuah skor
pendamping, Penemu Pekerjaan, digunakan unutk menemukan pekerjaan diantara 1355 pekerjaan yang
kodenya cocok dengan kode rangkuman responden.

Meskipun SDS dirancang untuk bersifat bisa menemukan skor sendiri, buku panduannya
merekomendasikan pengawasan tertentu dan pemeriksaan skor. Sebuah studi atas 107 individu yang
diseleksi secara acak dari berbagai usia yang mengikuti edisi SDS yang sekarang ada menunjukkan
bahwa 7,5% lebih, telah menarik kode yang memuat atau transposisi yang tidak tepat (Holland, Powell &
Frizche, 1994). Validitas konkuren dan efisiensi prediktif SDS naik-turun tergantung pada susunan
sampel-sampel dalam kaitan dengan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan tipe-tipe distribusi.

C. Jackson Vocational Interest Survei (JVIS)

JVIS diseleksi untuk mendapat perhatian khusus — pertama, karena JVIS merupakan contoh dari
prosedur penyusunan tes canggih dan kedua, karena dalam berbagai aspek ,pendekatannya berlawanan
secara tajam dengan diikuti dalam SII. Inventori ini menggunakan area minat yang luas dalam
pengembangan butir soal dan sistem penentuan skor. Dalam inventori Strong, sebagian butir soal adalah
butir soal Suka, Acuh Tak Acuh, atau Tidak Suka yang ditandai secara terpisah oleh responden. Selain itu,
butir soal Inventori Strong meruapakan butir soal bertipe pilihan-terbatas.

Sebagaimana dalam pengembangan Personality Research Form dan Jackson Personality Inventory,
langkah pertama dalam pengembangan JVIS adalah merumuskan konstruk-konstruk atau dimensi-
dimensi yang harus diukur. Ada dua jenis dimensi, yaitu dipilih berdasarkan penelitian yang
dipublikasikan tentang psikologi kerja, dan analisis faktor serta klasifikasi rasional atas butir soal minat
pekerjaan. Salah satunya dirumuskan yang berkaitan dengan peran kerja (berhubungan dengan
pekerjaan atau yang dilakukan seseorang pada pekerjaan) dan dengan gaya kerja (merujuk pada
preferensi-preferensi untuk lingkungan kerja atau situasi dimana perilaku tertentu diharapkan).

D. Career Assesment Inventory (CAI)


Sekarang tersedia dua versi CAI, yaitu The Vocational Version (VV) dan The Enhanced Version (EV).
Deskripsi dalam bagian ini adalah VV. Meskipun EV sangat serupa dalam struktur, adalah instrument
yang sama sekali terpisah (Johannson,1986) yang dapat diterapkam pada banyak dan rentang pekerjaan
yang len\bih luas, mencakup banyak yang memerlukan pendidikan lewat sekolah menengah. CAI
pertama kali dikeluarkan pada tahun 1975, CAI (Johannson,1984) secara dekat mengikuti pola inventori
Strong. Akan tetapi, berbeda dari kebanyakan unventori minat, CAI dirancang secara khusus untuk para
pencari karir yang tidak memerlukan pendidikan universitas selama empat tahun atau pelatihan
profesional lebih jauh. CAI berfokus pada pekerjaan yang melibatkan keterampilan, pekerjaan teknis,
dan pekerjaan jasa.

Contoh dari skala-skala pekerjaan yang sekarang tersedia antara lain montir pesawat, petugas kesehatan
gigi, petugas kafetaria, programer komputer, dan perawat terdaftar. Ke-305 butir soal inventori
dikelompokkan dibawah tiga kategori isi yaitu aktivitas, mata pelajaran dan pekerjaan. Masing-masing
butir menyediakan lima pilihan respons, dari ”sangat suka” sampai ”sangat tak suka”. Ditulis untuk
tingkat membaca kelas 6, CAI juga bisa digunakan pada orang-orang dewasa yang memiliki keterampilan
membaca yang buruk. Seperti inventori Strong, CAI menyediakan skor pada tiga tipe skala utama,
termasuk 6 skala Tema Umum Holland, 22 skala Bidang Minat Dasar homogen, dan 91 skala pekerjaan.
Indeks administratif dan empat akala non-pekerjaan juga termasuk didalamnya. Semua pengumpulan
data dan analisis statistik dijalankan secara terpisah dari inventori ini. Kecuali skala Tema Umum, skala-
skala tertentu yang dikembangkan dalam masing-masing kategori ini adalah khusus untuk CAI.

E. Kuder

Inventori ini dikembangkan oleh George Frederick Kuder. Tes ini terdiri dari sebuah buku yang berisi
pertanyaan-pertanyaan dan sebuah lembar jawaban. Bentuk pertanyaannya adalah Forced –Choice
responding dan Homogeneous Vocational Preference Scales, dimana setiap pertanyaan terdiri dari tiga
pilihan jawaban. Jumlah total pertanyaan adalah 168 pertanyaan. Tes ini dapat disajikan baik secara
individual maupun klasikal dan waktu penyajiannya tidak dibatasi, tetapi biasanya dapat diselesaikan
selama 40-60 menit. Tes ini tersedia dalam 3 format, yaitu:

a) Versi Pencil and Paper yang dinilai dan diprofil oleh testee sendiri.

Versi penilaian sendiri menggunakan Step-down page dengan alas jawaban Multipart carbon dan
mencakup profil untuk catatan hasil, dengan beberapa halaman dari interpretasi kata-kata. Tes ini
ditempatkan pada Kuder Form C.

b) Versi Pencil and Paper yang dikembalikan kepada penerbit untuk dinilai.

Format ini dinilai dan dilaporkan oleh NCASI dalam 24 jam setelah menerima survey dengan lengkap.
Lembar jawaban dengan lima jawaban yang salah menerima catatan pada lembar laporan, tetapi lembar
jawaban dengan lebih dai lima jawaban akan dikembalikan untuk perbaikan.

c) Internet-Based Inventory, yang merupakan komponen dari Kuder Career Planning System.
Administrasi melalui internet-based tersedia dalam bahasa Inggris atau Spanyol melalui website
www.kuder.com.format ini memberikan administrasi error-free (program jawaban tidak akan menerima
jawaban yang salah), dan tersedia 24 jam sehari, yang dinilai seketika itu juga dari beberapa lokasi:
rumah, sekolah atau kantor.

Tes Kuder bertujuan agar dapat digunakan sebagai bahan interpretasi diri terhadap minat-minat yang
ada dalam diri individu, sebagai penentu minat yang akan dikembangkan dimasa datang, sebagai tolak
ukur untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki, dan dapat mengetahui kesamaan pilihan dengan
individu lainnya yang mempunyai aspek yang berbeda.

4. Jelaskan aspek-aspek yang di ukur dari masing-masing tes minat yang anda jawab di no 3 !

1. Strong Interest Inventory (SII)

SII memperkenalkan dua prosedur utama dalam pengukuran minat pekerjaan. Pertama, butir-butir soal
berhubungan dengan rasa suka atau tidak suka responden akan berbagai kegiatan, objek atau jenis
orang tertentu yang lazim ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, respons-respons ini secara
empiris dikunci untuk berbagai pekerjaan.

2. Self Directed Search (SDS)

Sebagai suatu sarana untuk menilai kemiripan seseorang dengan yang lain berdasarkan 6 tipe
kepribadian jabatan (Holland, 1971, 1985). SDS dirancang sebagai instrumen konseling pekerjaan yang
bisa dilakukan sendiri, diskor sendiri, dan diinterpretasikan sendiri. Individu mengisi buklet penaksiran
diri, menskor respons, dan menghitung enam skor rangkuman yang berhubungan dengan tema model
Holland (Realistik, Investigatif, Artistik, Sosial, Enterprising, dan Konvensional).

3. Jackson Vocational Interest Survei (JVIS)

Yang berkaitan dengan peran kerja (berhubungan dengan pekerjaan atau yang dilakukan seseorang
pada pekerjaan) dan dengan gaya kerja (merujuk pada preferensi-preferensi untuk lingkungan kerja atau
situasi dimana perilaku tertentu diharapkan).

4. Career Assesment Inventory (CAI)

CAI dirancang secara khusus untuk para pencari karir yang tidak memerlukan pendidikan universitas
selama empat tahun atau pelatihan profesional lebih jauh. CAI berfokus pada pekerjaan yang
melibatkan keterampilan, pekerjaan teknis, dan pekerjaan jasa.

5. Kuder

Digunakan sebagai bahan interpretasi diri terhadap minat-minat yang ada dalam diri individu, sebagai
penentu minat yang akan dikembangkan dimasa datang, sebagai tolak ukur untuk mengetahui
kemampuan yang dimiliki, dan dapat mengetahui kesamaan pilihan dengan individu lainnya yang
mempunyai aspek yang berbeda.

5. Kenapa tes minat tidak ada berbentuk Batery Tes

Battery Test terdiri dari sekumpulan tes yang memberikan informasi lebih banyak untuk asesmen dan
Jenis tes ini disesuaikan dengan kebutuhan individu.Contohnya: untuk keperluan klien yang datang
dengan keluhan bingung mencari pekerjaan maka tes yang diberikan antara lain: WB, TAT, Ro, HTP, DAP,
Baum, Wartegg, RMIB. Jadi, bentuk battery tes tidak ada dalam tes minat karena bila sejumlah tes yang
terpilih secara khusus digunakan bersama untuk memprediksi sebuah kriteria tunggal. Masalah yang
muncul dalam penggunaan baterai tes semacam itu menyangkut cara di mana skor pada tes yang
berbeda dipadukan untuk sampai pada keputusan yang menyangkut masing - masing individu.

1.Jelaskan tahapan administrasi dari tes bakat dan minat!

Persiapan

pada saat akan melaksanakan test kita harus memahami sifat dan tujuan dari test yang akan
dilaksanakan

mengatur materi test sesuai dengan kebutuhan test yang akan dilaksanakan

menentukan jumlah test yang akan diberikan

menentukan waktu dan tempat yang tepat untuk melaksanakan tes (pengaturan tempat duduk, sirkulasi
udara dalam ruangan test)

mempelajari materi dan petunjuk test secara benar

Menyediakan perlengkapan test seperti buku test (alat test), lembar jawaban test, alat tulis, dan
stopwacth

Pelaksanaan

Tester dapat membangun raport agar menciptakan hubungan yang nyaman dan menyenangkan, saling
dapat meneriman, tanpa prasangka dan tekanan antara tester dan testee.

instruksi test harus jelas dan terstandar, baik instruksi yang diucapkan oleh tester maupun instruksi yang
tertulis

waktu yang digunakan harus sesuai dan tepat

suasana harus tertib dan tenang selama test berlangsung agar tidak mengganggu konsentrasi testee
yang lain.
Finishing & Scoring, tester melakukan input data jawaban tester dengan metode penskoringan dari test
yang telah dilaksanakan.

Interpretasi dan Pembuatan Laporan, setelah melakukan pembuatan skoring dari hasil test, tester
menyalin hasil penskoringan tester kedalam bentuk formal laporan test yang telah dilaksanakan.

2.Jelaskan kenapa tes minat dalam penyajiannya tidak ada yang menggunakan speed test!

Karena pada test minat

3.Jelaskan definisi speed test dan power test menurut pemahaman anda

Speed Test merupakan tes yang digunakan untuk mengukur kecepatan seperti kemampuan dalam
berpikir dan berketerampilan, begitu pula dengan yang bersifat spontanitas. Tes ini bertujuan untuk
mengevaluasi bagaimana kecepatan pemahaman dalam hal yang dipelajari, melihat kemampuan apakah
dapat menyelesaikan soal-soal atau masalah yang diberikan dengan baik, benar dan tepat ketika dibatasi
dengan waktu yang singkat. Karena dalam tes ini waktu adalah hal yang utama melihat ketangkasan
dalam mengatasi masalah agar dapat diatasi dengan sebaik mungkin.

Power Test yaitu tes yang menyangkut bagaimana kemampuan dalam menyelesaikan soal-soal atau
permasalahan yang sukar tetapi tidak menggunakan waktu yang terbatas melainkan diberikan waktu
yang banyak agar dapat berkosentrasi menjawab soal-soal yang diberikan dengan sebaik mungkin.
Peserta dituntut untuk mengerahkan seluruh kemampuan dalam menyelesaikan soal-soal atau
permasalahan. Kemampuan yang dievaluasi berupa kemampuan kognitif dan juga psikomotorik
biasanya power test memuat soal-soal dengan taraf kesukaran tinggi.

4. Jelaskan kenapa mahasiswa S-1 dan sarjana/ilmuwan psikologi tidak boleh melakukan interpretasi
terhadap hasil pelaporan tanpa ada supervisi/pengawasan dari psikolog

Karena mahasiswa S-1 belum memiliki izin praktik psikologi yang sesuai dengan ketentuan yang
berlaku, mahasiswa S-1 hanya dapat terlibat dalam pemberian tes psikologis namun hanya dalam
administrasi tes saja tetapi tidak berhak melakukan praktik psikologi seperti interpretasi tes, konseling
dan memberikan terapi psikologis kepada klien. Dan jika tetap melakukan praktik mahasiswa S-1
menyalahi kode etik yang berlaku jadi hendaknya harus didampingi pengawasan seorang psikolog yang
sudah memiliki kewenangan dalam melakukan praktik psikologi serta lebih memiliki pembekalan yang
mendalam mengenai ilmu psikologi dan izin melakukan praktik agar nantinya tidak menyalahi kode etik
psikologi dan ketentuan tertulis yang menjadi pedoman dalam bersikap dan berperilaku.

5. Pengkategorian alat tes menurut kode etik psikologi adalah,dimana seorang psikolog menggunakan
alat tes harus berpedoman dalam menggunakannya pada kode etik tidak bisa sembarangan dalam
menggunakannya,paikolog yang telah bergabung dengan HIMSI harus mengetahui kode etik dalam
menghadapi klaen, seandai melanggar dalam memakai alat tes,dalam menghadapai klaen psikolog itu
akn dapat sanksi dari HIMSI, sesuai kode etik yang di langgarnya.

Anda mungkin juga menyukai