Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ni Kadek Mona Anastasia Dwiyani

Kelas : KMBP A

Nim : 19.21.1.12093

UAS PUBLIC RELACTION

1. PR merupakan faktor yang sangat penting dalam penyelenggaraan tujuan organisasi secara tepat dan
terus menerus. PR bertugas membangun komunikasi Internal dan external dalam lingkungan
perusahaan agar tetap harmonis dan pekerjaan dapat berjalan dengan lancar, bisa membangun citra
yang baik di dalam lingkungan masyarakat, dapat menjalin hubungan yang baik dengan investor dan
mitra perusahaan, serta sebagai tim riset untuk membuat strategi yang baik bagi perusahaan.

2. Contoh kasus krisis Manajemen PT Nestle dan cara Public Relaction mengatasinya Peran Public relation
penting saat perusahaan di terpa cerita miring, dimana pernah beredar rumor bahwa susu Dancow
yang diproduksi oleh Nestle dinyatakan terdapat campuran lemak babi. Indonesia mayoritas agama
Islam tentu saja rumor berbahaya karena bagi umat Islam babi adalah binatang yang dilarang untuk
dikonsumsi. Saat itu PR Nestle segera menghadirkan ranah publik figur yang merupakan simbol Islam.
Mereka bukan hanya berbicara di depan TVRI akan tetapi juga mempertontonkan minum susu Dancow
di depan TVRI. Kasus ini menarik karena strategi Dancow yang jelas tidak melawan rumor dengan
mengatakannya mengklarifikasi sendiri tetapi justru dengan mendorong pihak ketiga untuk
berpromosi mengenai halalnya susu Dancow. Dengan menggabungkan pihak ketiga efektif
membersihkan dugaan-dugaan dan rumor yang beredar di masyarakat kiranya termasuk cara yang.
Apalagi bila pihak ketiga tersebut merupakan simboi penting masyarakat. Tingkat keyakinan
masyarakat tentunya akan semakin tinggi karena posisi yang dianggap netral. Dari kasus ini tidak hanya
membangun relasi yang baik dengan publik, seorang Public Relations dari Nestle juga berusaha
membangun relasi yang baik dalam perusahaan, PR Nestle mengarahkan agar Nestle terus dapat
memproduksi produk yang berkualitas tinggi. Hal ini perlu dilakukan karena tidak mungkin ada
beberapa pihak yang sedikit terguncang karena terjadinya kasus ini. Dari kasus ini kita jadi tau bahwa
dengan adanya Humas maka perusahaan dapat menjaga hubungan baik antar perusahaan, karyawan,
dan masyarakat.

3. Hambatan komunikasi dalam public relation yang sering di temukan adalah hambatan berdasarkan
kultur dan budaya karena komunikasi yang kita lakukan dengan orang yang memiliki kebudayaan dan
latar belakang yang berbeda. Dalam komunikasi bidang hubungan masyarakat hambatan bahasa
terjadi ketika orang yang berkomunikasi tidak menggunakan bahasa yang sama atau tidak memiliki
tingkat kemampuan berbahasa yang sama. Solusi untuk hambatan komunikasi antar lintas budaya
adalah memelihara komunikasi agar tetap terbuka, Bertekad untuk memegang teguh dalam
berkomunikasi dan menjalannya dengan baik, Memahami akan adanya kesulitan komunikasi antar
budaya, Menggunakan pendekatan komunikasi yang berpusat pada penerima pesan, Menggunakan
tekonogi yang bijaksana dan bertanggung jawab jawab agar dapat memperoleh dan membagi
informasi dengan baik dan efektif ,serta mamproses pesan secara efektif dan juga efisien. Hal ini bisa
dikakukan dengan beberapa cara yakni: memahami penerima pesan, menyesuaikan pesan dengan
penerima, mengurangi jumlah pesan, memilih saluran atau media secara tepat, dan meningkatkan
keterampilan berkomunikasi.
4. KODE ETIK PERHUMAS INDONESIA

• Pasal 1 KOMITMEN PRIBADI


a) Memiliki dan menerapkan standar moral serta reputasi setinggi mungkin dalam menjalankan
profesi kehumasan
b) Berperan secara nyata dan sungguh-sungguh dalam upaya memasyarakatan kepentingan
Indonesia
c) Menumbuhkan dan mengembangkan hubungan antar warga Negara Indonesia yang serasi daln
selaras demi terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa

• Pasal II PERILAKU TERHADAP KLIEN ATAU ATASAN


a) Berlaku jujur dalam berhubungan dengan klien atau atasan
b) Tidak mewakili dua atau beberapa kepentingan yang berbeda atau yang bersaing tanpa
persetujuan semua pihak yang terkait
c) Menjamin rahasia serta kepercayaan yang diberikan oleh klien atau atasan, maupun yang
pernah diberikan oleh mantan klien atau mantan atasan
d) Tidak melakukan tindak atau mengeluarkan ucapan yang cenderung merendahkan martabat,
klien atau atasan, maupun mantan klien atau mantan atasan
e) Dalam memberi jasa-jasa kepada klien atau atasan, tidak akan menerima pembayaran, komisi
atau imbalan dari pihak manapun selain dari klien atau atasannya yang telah memperoleh
kejelasan lengkap
f) Tidak akan menyerahkan kepada calon klien atau calon atasan bahwa pembayaran atau imbalan
jasa-jasanyaharus didasarkan kepada hasil-hasil tertentu, atau tidak akan menyetujui perjanjian
apapun yang mengarah kepada hal yang serupa

• Pasal III PERILAKU TERHADAP MASYARAKAT DAN MEDIA MASSA


1. Menjalankan kegiatan profesi kehumasan dengan memperhatikan kepentingan masyarakat
serta harga diri anggota masyarakat
2. Tidak melibatkan diri dalam tindak memanipulasi intergritas sarana maupun jalur komunikasi
massa
3. Tidak menyebarluaskan informasi yang tidak benar atau yang menyesatkan sehingga dapat
menodai profesi kehumasan
4. Senantiasa membantu untuk kepentingan Indonesia

• Pasal IV PERILAKU TERHADAP SEJAWAT


a) Tidak dengan sengaja merusak dan mencemarkan reputasi atau tindak professional sejawatnya.
Namun bila ada sejawat bersalah karena melakukan tindakan yang tidak etis, yang melanggar
hukum, atau yang tidak jujur, termasuk melanggar Kode Etik Kehumasan Indonesia, maka bukti-
bukti wajib disampaikan kepada Dewan KehormatanPERHUMAS INDONESIA
b) Tidak menawarkan diri atau mendesak klien atau atasan untuk menggantikan kedudukan
sejawatnya
c) Membantu dan berkerja sama dengan sejawat di seluruh Indonesia untuk menjunjung tinggi dan
mematuhi Kode Etik Kehumasan ini.
5. Manfaat Memahami Etika Profesi

 Meningkatkan tanggung jawab : Apabila Kamu memahami etika profesi maka sepatutnya
Kamu bekerja dengan memegang teguh etika yang menyangkut profesionalitas diri. Perihal ini
secara tidak langsung jadi tanggung jawab Kamu sehingga seluruh perihal yang dicoba
berkaitan dengan pekerjaan Kamu hendak dinilai baik serta bermutu.

 Menekankan prinsip profesionalitas : Dalam bekerja pasti seseorang tenaga kerja mempunyai
pedoman. Tiap profesi di dalam sesuatu industri pula telah pasti berjalan cocok dengan pedoman
serta aturannya tiap- tia karna itu etika yang dipegang oleh seseorang profesionalitas telah
sepatutnya senantiasa dihargai.

 Menghasilkan kedisiplinan : Terdapatnya kode etik profesi yang terdapat di suatu industri telah
sepatutnya dipegang teguh serta dijalankan oleh para profesionalitas. Dengan melaksanakan
kode etik profesi ini tiap tenaga kerja akan bekerja cocok dengan tugasnya tiap- tiap. Perihal ini
hendak memperkecil kesempatan terbentuknya penyimpangan di suatu industri sebab pekerjaan
dari tiap- tiap tenaga kerja bisa berjalandengan baik serta tertib.

 Menghindari campur tangan dari pihak lain : Suatu industri memanglah hendaknya
membagikan rincian tugas yang jadi kewajibannya. Rincian tugas haruslah jelas sehingga tiap
pegawai dapat menguasai kedudukan serta gunanya di dalam sesuatu industri. Tidak hanya itu
terdapatnya rincian tugas yang jelas hendak menyebabkan seseorang pegawai bekerja secara
lebih baik tanpa terdapatnya campur tangan dari pihak lain.

 Melindungi hak pekerja : Terdapatnya kode etik pekerjaan warnanya tidak cuma berperan
memperjelas kewajiban dari tenaga kerja saja. Namun tiap etika yang diberlakukan di sesuatu
industri secara tidak langsung menolong Kamu dapat melindungi bermacam hak Kamu sebagai
pekerja. Proteksi hak pegawai memanglah ialah perihal yang berarti untuk tenaga kerja paling
utama menyangkut kesejahteraan hidupnya.

Anda mungkin juga menyukai