Anda di halaman 1dari 34

SEMINAR NASIONAL

PENTINGNYA IMPLEMETASI BUILDING INFORMATION


MODELING (BIM) DI INDUSTRI JASA KONSTRUKSI

ETIKA PROFESI
TENAGA AHLI
Ir. Manahara R. Siahaan
Ketua Umum DPP ATAKI
DEWAN PIMPINAN PUSAT ASOSIASI TENAGA AHLI KONSTRUKSI INDONESIA
(DPP ATAKI)
Alamat : Ruko Grhamas Pemuda Blok AD 03 Jalan Pemuda
Rawamangun Jakarta Timur
Tlp : 021 4711 796
Email : dppataki@gmail.com
Web : www.ataki.co.id
PENDAHULUAN

Kode etik sebagai kekuatan bagi seorang profesional untuk


tetap konsisten sesuai hati nurani dengan adanya janji
kemudah untuk mendapatkan rupiah.

Untuk itu perlu ada ;


1. Aturan atau tatanan hidup yang bersifat mengikat dan wajib
dipatuhi oleh para profesional konstruksi.
2. Acuan bagi konsumen untuk menambah keyakinan tidak
akan menjadi korban manipulasi baik harga, jumlah
maupun kualitas.
3. Self-regulation (pengaturan diri).
4. Kompas dalam melakukan tugasnya.
1.5 PENGERTIAN KODE ETIK PROFESI

1. Kode etik profesi merupakan aturan tertulis tentang norma


moral yang dirumuskan oleh asosiasi profesi yang memiliki
kekuasaan mengatur anggotanya dalam menjalankan
profesinya. ibarat kompas menjadi petunjuk arah moral atau
pedoman yang konkret dan acuan nyata mengenai apa
yang benar dan baik dan yang tidak benar dan tidak baik
diterapkan dalam kerja.
2. Tujuan kode etik adalah agar profesional memberikan jasa
sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya. Adanya
kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak profesional.
1.6 PENGERTIAN PROFESI

1. Profesi adalah pekerjaan yang atau peran ditekuni


oleh seseorang dengan bidang yg berbeda beda.
2. Ciri utama profesi yaitu memiliki keahlian dan
keterampilan tertentu yang mampu memberikan
jasa yang penting kepada masyarakat, dan
3. Berpegang teguh pada kode etik yang di kontrol
oleh organisasi profesi dengan sanksi-sanksi
tertentu .
1.7 PENGERTIAN ETIKA PROFESI

a. Hubungan etika dan profesi terjadi dikarenakan keduanya


terkait dalam pribadi seorang manusia.
b. Etika merupakan batasan atau standard yang akan
mengatur pergaulan manusia di dalam kelompok sosialnya
(profesinya) berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada.
c. Moralitas seorang pekerja menjalankan profesinya menjadi
bidang perhatian etika. Tidak ada seseorang dapat disebut
profesional kalau dia tidak bermoral.
d. Gabungan etika dan profesi itulah yang memberikan nilai
dalam hidup seseorang dalam profesinya.
1.8 PENGERTIAN PROFESIONAL

1.Seorang profesional adalah orang yang memperoleh


penghasilan dengan melakukan kegiatan yang
memerlukan keahlian atau keterampilan.
2.Menjalankan profesinya menurut nilai–nilai dan norma-
norma yang dapat dikategorikan sebagai tindakan yang
benar dan baik tanpa paksaan atau tekanan atau sekedar
formalitas dan dapat diterima masyarakat secara luas.
3.Dengan demikian seorang profesional dengan sendirinya
akan memiliki integritas dalam hidupnya.
FUNGSI KODE ETIK PROFESI
2. FUNGSI KODE ETIK PROFESI

1. Inspirasi dan Panduan


2. Pencegahan dan Disiplin
3. Memelihara Profesionalitas
4. Meyakinkan Konsumen
5. Memelihara Keharmonisan
6. Dukungan
7. Perangkat Menetapkan Sanksi
2.1 INSPIRASI DAN PANDUAN

Kode etik profesi menjelaskan berbagai etik yang terkait dengan apa
yang dianggap baik, benar dan diterima oleh masyarakat secara luas.

a) Menjadi inspirasi dan panduan berperilaku dalam satu organisasi,


juga sebagai landasan dalam menjalankan profesi yang lebih
teratur dan lebih baik.
b) Memacu profesional berperilaku sebagai penatalayan (steward)
atau khalifah yang bertugas memelihara dan memuliakan ciptaan
Tuhan, membuat manusia dan kehidupannya lebih paripurna.
2.2 PENCEGAHAN DAN DISIPLIN

a) Untuk menyiasati berbagai penyelewengan yang mungkin


dilakukan oleh anggotanya, terutama di dalam menerima
pengaduan dari masyarakat.
b) Selain itu juga dapat menghindari penggunaan wewenang
atau jabatan untuk kepentingan sendiri.
2.3 MEMELIHARA PROFESIONALITAS

a) Memberi “image” positif kepada semua pihak, bahwa setiap


profesional terikat dengan satu standard etika yang tinggi.
b) Panduan kepada profesional untuk membina, meningkatkan
dan mempertahankan integritas moral dan unjuk kerja
masing-masing. Secara umum bahwa setiap profesional
menggunakan segala ilmu.
c) Pengetahuan yang dimilikinya untuk meningkatkan
kesejahteraan manusia, jujur kepada diri sendiri, majikan dan
masyarakat dan pelanggannya serta senantiasa berusaha
memberi kontribusi yang lebih baik dari masa ke masa.
2.4 MEYAKINKAN KONSUMEN
Menyakinkan konsumen, majikan, pengguna jasa bahwa seorang profesional sungguh
berkomitmen pada transparansi, akuntabilitas, good corporate governance, dan
memberikan mereka kriteria untuk mengukur seorang profesional, seperti :
a) Profesional dalam bekerja, mencurahkan segala perhatian, kemampuan,
pengetahuan, kepandaian dan pengalaman yang ada padanya untuk penyelesaian
tugas.
b) Profesional akan bersifat jujur tentang keahlian dan kemampuannya, tidak akan
menerima tugas pekerjaan di luar keahlian dan kemampuannya.
c) Profesional akan memenuhi janjinya dalam menyelesaikan tugas yang dipercayakan
dan menjadi tanggung jawabnya.
d) Profesional akan menolak suatu penugasan yang dapat menimbulkan
pertentangan kepentingan dengan pemberi tugas, masyarakat dan lingkungan.
e) Profesional akan menyampaikan laporan secara jujur dan obyektif berkaitan
dengan tugasnya kepada pemberi tugas.
f) Profesional akan memilih solusi pelaksanaan yang paling efektif dan efesien melalui
penelaahan berbagai alternatif yang mungkin.
2.5 MEMELIHARA KEHARMONISAN

a) Menggariskan standar tingkah laku yang dapat


diterima bersama.
b) Setiap profesi mengembangkan kaidah-kaidah
kehidupan, keselamatan, kesehatan dan kebajikan
bagi masyarakatnya.
2.6 DUKUNGAN

a) Kode etik, memungkinkan bagi induvidu membuat


keputusan moral untuk dapat menolak arahan atau
tugas dari majikannya jika bertentangan dengan
etika profesi yang ditetapkan oleh organisasi
tempatnya bernaung.
b) Setiap profesional dapat dipantua komitmen
moralnya, dalam menetapkan hitam atas putih
niatnya untuk mewujudkan nilai-nilai moral yang
dianggapnya hakiki.
2.7 PERANGKAT MENETAPKAN SANKSI

a) Terhadap pelanggar kode etik dapat dijatuhkan sanksi-


sanksi.
b) Karena tujuannya untuk mencegah terjadinya perilaku
yang tidak etis, maka sesama anggota profesi
berkewajiban melaporkan teman se-profesi bila
melanggar kode etik, ini merupakan akibat logis dari
self-regulation (pengaturan diri) yang terwujud dalam
kode etik.
ETIKA KERJA PROFESIONAL
3. ETIKA KERJA PROFESIONAL

1. Cemerlang
2. Inisiatif
3. Niat
4. Tanggung Jawab Terhadap Masyarakat
5. Ahlak yang Baik
6. Jujur
7. Introspeksi Diri
3.1 CEMERLANG

a) Seorang pekerja yang cemerlang, bekerja dengan


komitmen yang tinggi, bersungguh-sungguh dengan
disiplin diri yang kuat untuk mendapatkan prestasi kerja
yang terbaik.
b) Bila menemui kesulitan tidak akan patah hati atau
menyerah, tetapi akan terus menerus berusaha mencari
alternatif penyelesaian yang terbaik dalam mengatasi
permasalahan yang timbul.
3.2 INISIATIF

a) Seorang pekerja yang baik, mempunyai insiatif dan


memiliki kemampuan melakukan pekerjaan dari
perspektif yang lebih luas.
b) Bekerja dengan tekun dan teliti untuk menghindari
kesalahan dan yang dapat merugikan pihak lain.
3.3. NIAT
a) Seorang pekerja yang baik, bekerja dengan komitmen sesuai dengan norma moral.
b) Bekerja merupakan amanah yang dilaksanakan dengan niat yang ikhlas tidak karena mencari
muka, membanggakan diri, karena hanya ingin bertahan hidup, karena terpaksa atau karena
tujuan lain.
c) Ikhlas itu bermaksud murni atau bersih, bukan beertujuan seperti ingin dipuji orang, ingin
mendapat nama dan sebagainya.
d) Untuk mengukur persepsi seorang pekerja itu terhadap kerjanya boleh disimpulkan dalam
sebuah kisah pendek mengenai tiga orang pekerja dibawah ini. Apabila mereka ditanya : “
Apakah yang sedang anda lakukan ini? “
 Jawaban mereka :
 Pekerja pertama berkata : “ Saya sedang cari makan”.
 Pekerja kedua berkata : “ Saya sedang melaksanakan perintah perusahaan “.
 Pekerja ketiga berkata : “Saya sedang membangun jembatan yang indah dan bermanfaat
bagi masyarakat”.

Di antara tiga pekerja ini, siapakah yang paling berminat dan komited terhadap kerjanya? Pastilah
pekerja yang ketiga orang yang lebih memahami tujuan kerjanya itu dan lebih komit terhadap apa
yang dilakukannya.
3.4 TANGGUNG JAWAB TERHADAP
MASYARAKAT

a) Seorang pekerja yang baik, senantiasa bersyukur akan


anugerah Tuhan dan bangga menjadi seorang
profesional dengan memberikan/menekankan tanggung
jawab terhadap masyarakat dan tanggung jawab moral
terhadap lingkungan alam sekitarnya.
b) Isi tanggung jawab dalam konteks ini adalah
melestarikan lingkungan hidup tidak dikurangi, tetapi
bermutu seperti sebelumnya.
3.5 AKHLAK YANG BAIK

a) Seorang pekerja yang memiliki akhlak yang mulia menjadi


lambang ketinggian pribadi dan kualitas individu. Ia
melaksanakan tugas yang diberikan dengan penuh ikhlas,
mengikuti peraturan dan prosedur yang ditetapkan tanpa
ada kepentingan pribadi.
b) Bertanggung jawab atas hasil kerja, tindakan atau
keputusan yang dibuat dengan memberikan produk yang
berkualitas sesuai dengan spesifikasi mutu kepada
konsumen. Memenuhi kontrak atau perjanjian kerja yang
telah disepakati.
3.6 JUJUR

a) Seorang pekerja yang baik, mempunyai sifat yang jujur


atau benar, dapat membentuk hubungan yang sehat
antara sesama pekerja dan majikan. Sifat jujur dan
benar dapat membendung segala perasaan prasangka,
tipu daya ataupun dusta.
b) Contoh : Seorang pekerja yang tidak baik, melakukan
tipu daya dalam pekerjaan mengurangi spesifikasi teknis
dalam pelaksanaan pekerjaan atau suka menipu
pelanggannya dengan tujuan melipatgandakan
keuntungan.
3.7 INTROPEKSI DIRI

a) Seorang pekerja yang baik, selalu instropeksi diri


mengenai apa yang telah dikerjakannya. Penilaian diri
( self-evaluation ) kurang bermakna jika sejak awalnya
tidak menggariskan, merancang atau menentukan apa
yang hendak dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu.
b) Intropeksi diri berarti menyadari bahwa dia memiliki
peranan dan kewajiban sebagai anggota masyarakat
untuk berperan dalam membangun bangsa dan negara
serta kepada agamanya.
KASUS-KASUS PELANGGARAN KODE
ETIK PROFESI
4.1 KASUS-KASUS PELANGGARAN
KODE ETIK PROFESI
Kasus-kasus pelanggaran kode etik terjadi karena penyalahgunaan wewenang dan
banyak dilakukan untuk kepentingan diri sendiri dengan cara :
1. Melakukan persaingan yang tidak sehat dalam penawaran harga, sehingga dalam
pelaksanaan pekerjaan terjadi penyimpangan specifikasi atau penurunan mutu
pekerjaan .
2. Melakukan rekayasa atau persengkongkolan dalam penawaran harga untuk
mendapatkan pekerjaan sehingga merugikan masyarakat pengguna jasa dengan
nilai harga proyek melambung tinggi, yang mengakibatkan tidak adanya
persaingan terbuka dan sehat
3. Melakukan korupsi yang mengakibatkan biaya akan suatu barang atau jasa
menjadi tinggi yang pada akhirnya pengguna akan merasakan akibatnya.
4. Melakukan penipuan atau tidak jujur tentang keahlian dan kemampuan dengan
menerima tugas/pekerjaan di luar keahlian dan kemampuannya, atau
menyembunyikannya kesalahan yang telah dilakukan tanpa memikirkan terhadap
perarturan perundang-undangan.
KASUS-KASUS PELANGGARAN KODE
ETIK PROFESI
5. Melakukan penjiplakan (plagiat) hasil karya orang lain sebagai
karyanya sendiri atau tidak menghormati hak cipta orang lain.
6. Tidak memenuhi janjinya untuk berperan aktif sebagai seorang
profesional dalam menyelesaikan tugas untuk pembangunan
nasional yang dipercayakan dan menjadi tanggung jawabnya
sebagai bagian dari anak bangsa.
7. Dalam proses pelaksanaan tugasnya tidak mengacu pada prinsip
pemilihan solusi konstruksi yang paling efektif dan efisien melalui
penelaahan dari berbagai alternatif yang terbaik
8. Melakukan pelanggaran/tidak bertanggung jawab akan
kesepakatan kerja.
9. Melakukan pengerusakan lingkungan hidup dan pengrusakan
sumber daya alam
5. PENGAKUAN PROFESI SECARA
HUKUM

1. Undang Undang Jasa Konstruksi mengamatkan


bahwa pekerja konstruksi harus memiliki sertifikat
keahlian
2. Untuk mendapatkan sertifikat keahlian harus melalui
Asosiasi atau LSP
3. Kualifikasi keahlian meliputi Ahli Muda, Madya dan
Utama
4. Untuk mengembangkan keprofesian bidang konstruksi
tenaga ahli wajib mengikuti Program Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan (PPKB)
5.1 PERAN ATAKI

1. Web ATAKI sebagai wadah dan mendorong agar TK bersertifikat dari


Ataki mampu untuk menulis melaporkan bahakan membuat Journal
2. Bagi anggota pemegang SKA baik Muda/Madya/Utama, secara
berkala ATAKI melakukan Program Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan di kantor ATAKI atau di aula bahkan juga bisa in house.
3. Kegiatan saat ini, sudah terdaftar di Aplikasi PPKB dengan nilai per
sesi 5 SKPK (Satuan Kredit Pengembangan Keprofesian) bagi
pemegang SKA bisa mendaftar kegiatan kegiatan yang
diselenggarakan pada akhir kegiatan atau setelah menerima sertifikat
seminar dari panitia.
4. Tersebar di 30 Provinsi dengan jumlah anggota secara nasional
jd..dimana pun anda bekerja dapat berhubungan
5. Kerja sama dengan PT – Juga BUMN
5.2 FRESH GRADUATE
(SKA Ahli Muda)

SKA ahli muda, bagi Mahasiswa yang baru lulus


atau Mahasiswa tingkat akhir

a. Melalui Program SIBIMA


b. Sistim Informasi Belajar Insentif Mandiri
c. Pembelajaran jarak jauh – sampai saat ini masih
gratis
d. Setelah Ikut Sibima, lanjut Ataki melakukan
Pembekalan selama 16 JPL untuk SKA berlaku 1
(satu) tahun ini tidak gratis
5.3 AHLI MADYA DAN UTAMA

SKA Ahli Madya


Memiliki pengalaman proyek di bidang keahlian sekurang
kurangnya 5 tahun

SKA Ahli Utama


Memiliki pengalaman proyek di bidang keahlian sekurang
kurangnya 10 tahun
5.4 PERPANJANGAN

Untuk Perpanjangan SKA Muda, Madya dan Utama wajib


mengikuti kegiatan Program Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan (PPKB)

Nilai total 120 Satuan Kredit Pengembangan Keprofesian


(SKPK) selama 3 tahun Pengalaman 1 tahun Proyek
bernilai 25 SKPK, mengikuti seminar sehari bernilai 5 SKPK
setiap sesi, menulis makalah atau jurnal bernilai 20 – 30 SKPK

Lanjut
LPJK Nasional
PROGRAM PEMERINTAH

Bapak Presiden Joko Widodo : Pengembangan Sumber Daya


Manusia (SDM) menjadi pekerjaan rumah besar pemerintah pasca
pembangunan infrastruktur.

road map terkait pengembangan SDM:


menyiapkan industri nasional dan sumber daya manusia untuk
industri nasional.
melindungi pasar domestik dan aset-aset nasional

Peluang ini harus kita raih/tangkap dengan kerja secara profesional

DATANGLAH KE ATAKI…..

Anda mungkin juga menyukai