Anda di halaman 1dari 7

DESAIN KEY PERFORMANCE INDICATOR UNTUK PENGUKURAN KINERJA

INDUSTRI JASA BERDASARKAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN


MENGGUNAKAN METODE BSC-AHP
(Studi Kasus Hotel Di Semarang)

Nashrullah Setiawan1, Andang Farmansyah2

Jurusan Teknik Industri , Fakultas Teknologi Industri1,2)


Universitas Islam Indonesia Jl. Kaliurang Street Km 14,5 Sleman, Yogyakarta, Indonesia
Email : nashrullah.setiawan@uii.ac.id1, andang041093@gmail.com2

ABSTRACT

In 2014 tourist arrivals in Semarang decreased when compared to 2013, which caused
the occupancy rate also decreased, this led to increasingly fierce competition among
businessmen hospitality. Performance measurement is one way companies look at how big
the achievement of the company today. Performance measurement method used is balanced
scorecard. This method is able to assess the company not only from the financial aspect, but
also from non-financial aspects with reference to the four perspectives that exist.
Determination key performance indicator (KPI) in this study consider the vision, mission
and values of organizational culture within the company. By using four perspectives in the
BSC, there are 12 key performance indicator (KPI) with different interests for each
perspective and its KPI based on the weighted analitycal hierarchy process (AHP). The
measurement results with the company BSC BSC showed a score of 51.979 included in the
final score BSC value of 0, which indicates the value of the company's performance in the
Semarang Hotel Grasia sufficient criteria, which means it is still the same as the
performance targets set by the company.

Keywords: Key Performance Indicators (KPI), The Balanced Scorecard, Analitycal


Hierarchy Process (AHP).

1. PENDAHULUAN Dengan keadaan kunjungan pariwisata


pada saat ini yang cenderung menurun,
Kota Semarang menjadi salah satu koto
banyaknya penyedia jasa perhotelan di Kota
tujuan favorit wisatawan di daerah Jawa
Semarang seperti ini akan menumbulkan
Tengah. Salah satu fasilitas pendukung yang
persaingan diantara penyedia jasa menjadi
dibutuhkan oleh para wisatawan adalah
semakin ketat. Hotel Grasia Semarang,
penginapan atau hotel. Kota Semarang
sebagai salah satu perusahaan penyedia jasa
memiliki kurang lebih 83 hotel, baik itu hotel
perhotelan yang terdapat di kota Semarang
berbintang maupun hotel non bintang. Saat
dengan grade Hotel bintang tiga. Di kota
ini kegiatan pariwisata di daerah Kota
Semarang sendiri, saat ini terdapat
Semarang tergolong mengalami penurunan
setidaknya 9 hotel yang memiliki grade
kunjungan wisatawan secara keseluruhan
Hotel bintang tiga (***) setingkat dengan
dari tahun 2013 ke tahun 2014, sebagaimana
Hotel Grasia Semarang. Keadaan persaingan
ditunjukkan di dalam data statistik yang
antar pelaku usaha perhotelan saat ini,
dikeluarkan oleh Badan Pusat Stastistik Kota
khususnya hotel dengan grade bintang tiga
Semarang Tahun 2014, dimana terjadi
(***) seperti Hotel Grasia, akan semakin
penurunan total kunjungan wisatawan dari
ketat, karena Tingkat Penghunian Kamar
1.968.427 wisatawan pada tahun 2013
(TPK) Hotel Bintang Tiga (***) tahun 2015
menjadi 1.877.799 di tahun 2014.
di Jawah Tengah mengalami penurunan

53
Teknoin Vol. 22 No. 1 Maret 2016 : 53-59

persentase, dimana Tingkat Penghunian 2. METODOLOGI PENELITIAN


Kamar (TPK) Hotel Bintang di Jawah
2.1. Identifikasi Variabel dan
Tengah, untuk hotel dengan grade Hotel
Pengambilan Sampel
bintang tiga (***) pada Juli 2015 tercatat
sebesar 43,43 persen, turun 5,50 persen dari Variabel penelitian ini merupakan hasil
bulan Juni 2015, 4,22 dari bulan Mei 2015, dari studi pendahuluan dan studi pustaka
5,87 dari bulan April 2015 dan jika yang digunakan untuk membantu
dibandingkan dengan bulaan Juli pada tahun mengidentifikasi variabel yang terkait
2014 turun sebesar 3,54 persen. dengan penelitian kinerja perusahaan.
Dengan meningkatnya persaingan antar Variabel penelitian berupa key performance
pengusaha perhotelan, pihak manajemen indicator (KPI) yang di dapati dari hasil studi
perusahaan harus mempersiapkan strategi- literatur dan brainstroming dengan
strategi untuk dapat bersaing. Pengusaha mempertimbangkan visi, misi dan budaya
perhotelan perlu mengukur kinerja bisnis perushaaan. Sampel yang digunakan adalah
mereka untuk mengetahui seberapa jauh stakeholder perusahaan yang berhubungan
efektivitas penerapan strategi-strategi yang dengan penelitian ini, yaitu konsumen dan
telah ditempuh telah berjalan dengan efektif, karyawan.
efisien, ekonomis untuk mencapai tujuan dari
hotel yang dikelolah (Ade Afrizal, 2012). 2.2. Metode Pemecahan Masalah
Untuk mencapai hal tersebut, maka Analisis pengukuran kinerja di Hotel
perusahaan dituntut menjalankan manajemen Grasia Semarang ini menggunakan metode
perusahaan agar menjadi efisien dan BSC dengan empat perspektif sebagai alat
kompetitif. Menurut Mutia Rizki, et al ukurnya. Dari empat perspektif yang ada,
(2011) untuk mencapai tujuan perusahaan, yaitu perspektif keuangan, perspektif
sangat dibutuhkan strategi yang tepat. pelanggan, perspektif proses bisnis internal
Perancangan strategi memerlukan informasi dan perspektif pertumbuhan dan
mengenai kinerja perusahaan pada periode- pembelajaran, akan ditetapkan KPI yang di
periode sebelumnya. Saat ini perusahaan sesuaikan dengan kebutuhan pengukuran
hanya melakukan evaluasi berdasarkan faktor kinerja perusahaan Hotel Grasia Semarang
keuangan saja dalam melihat ketercapaian dengan mempertimbangkan visi, misi dan
perusahaan, sedangkan hal tersebut tidaklah nilai budaya yang terdapat di dalam
cukup. Balanced scorecard (BSC) dapat perusahaan. Dari permasalahan yang ada dan
dijadikan sebagai pilihan yang tepat untuk kebutuhan pengukuran kinerja perusahaan,
menilai secara lebih objektif tingkat kinerja maka ditetapkan KPI sebagai tolak ukur
perusahaan. Penerapan pengukuran kinerja pengukuran berdasarkan sasaran strategis
dengan menggunakan BSC memadukan dari rancangan BSC perusahaan.
secara komprehensif ukuran dari aspek Dalam pemilihan KPI, perusahaan harus
keuangan maupun non keuangan yang mempertimbangkan kesesuaian dengan visi,
digunakan untuk mengevaluasi kinerja misi dan budaya yang terdapat dan
jangka pendek maupun jangka panjang, baik dijalankaan di dalam perusaahaan (Nasution,
yang bersifat intern maupun ektern 2012 dalam Tune Kartika, 2013). Dimana
perusahaan (Mulyadi, 2012:1 dalam Mutia visi dari perusahaan sendiri adalah untuk
Rizki, et al 2011). menjadikan Hotel Grasia sebagai hotel
pilihan utama dalam pelayanan dan prosuk
sesuai syariah. Dengan adanya visi tersebut,
perusahaan memiliki 9 misi yang bertujuan
untuk mencapai visi tersebut. Sedangkan di
dalam perusahaan juga terdapat budaya-

54
Desain In Key Performance Untuk Pengukuran Kinerja Industri (Nashrullah dkk)

budaya kerja yang dijalankan dalam 3. HASIL DAN PEMBAHASAN


operasional kesehariannya, yaitu terdapat 9
3.1. Key Performance Indicator (KPI)
budaya kerja. Dalam penelitian sebelumnya Dalam pemilihan key performance
yang dilakukan oleh robbins (2008) indicator (KPI), perusahaan harus
menyatakan bahwa budaya perusahaan mempertimbangkan kesesuaian dengan visi,
memiliki 7 karakteristik utama. Dari hal misi dan budaya yang terdapat dan
tersebut, peneliti mengelompokkan 9 budaya dijalankaan di dalam perusaahaan (Nasution,
kerja yang telah ada ke dalam 7 karakteristik 2012 dalam Tune Kartika, 2013). Untuk itu
utama yang dinyatakan di dalam penelitian perlu kiranya untuk melihat hubungan
robbins (2008) tersebut. Hasil akhir yang diantara faktor - faktor penentu dalam
akan di dapati nantinya adalah sasaran pemilihan key performance indicator (KPI)
strategis yang akan dicapai oleh perusahaan, tersebut.
sehingga dari sasaran strategis tersebut
perusahaan dapat menentukan tolak ukur
VISI Menjadikan Hotel Grasia sebagai Hotel pilihan utama dalam pelayanan dan produk sesuai syariah
ketercapaian nya yang nantinya digunakan
sebagai key performance indicator (KPI)
dalam pengukuran kinerja dengan BSC.
Dalam perhitungan nilai BSC digunakan alat Senantiasa Senantiasa
melayani Senantiasa punya
bantu berupa Analytic Hierarchy Process Senantiasa tumbuh dan
Senantiasa
menggunakan metode
Senantiasa dengan tulus
Senantiasa
meningkatkan
Senantiasa memberikan
pelayanan prima dan
Senantiasa
meningkatkan berperan tanggung
MISI berkembang secara memberikan manfaat ikhlas dan
(AHP) yang digunakan untuk mengetahui dan teknologi yang kepedulian produk inovatif untuk kompetensi SDM yang terhadap jawab
berkesinambungan kepada Stakeholder menjunjung
efektif dan efisien lingkungan kepuasan pelanggan berstandar global perkembangan terhadap
nilai kepentingan dari masing-masing tinggi pariwisata kondisi
kejujuran sosial
perspektif dan masing - masing KPI untuk
setiap perspektif .
Penentuan hasil akhir skor pada BSC inovasi dan perhatian pada hal-hal orientasi orang stabilitas
orientasi hasil orientasi tim keagresifan
dilakukan secara seimbang pada masing- keberanian rinci
pengambilan resiko Integrity Commit er Abundance & Grateful
masing perspektif. Kriteria keseimbangan BUDAYA
(Berkomitmen dan Tulus) (Berlimpah dan Bersyukur)
Learn, Grow and Fun Go Extra Miles
digunakan untuk mengukur sejauhmana (Belajar, Tumbuh dan
High Performer Add Values (Bersegera dan Optimist Visionary
(Penampilan Prima) (Nilai Tambah) Respect Others (Optimis dan Bervisi) Syar’ie
pencapaian sasaran strategik seimbang di Ceria)
(Peduli)
Terus Melangkah)

semua perspektif. Skor dalam tabel kriteria


keseimbangan adalah skor standar jika
kinerja semua aspek dalam perusahaan Sasaran Strategi
Meningkatkan kualitas
Peningkatan laba
Meningkatkan kualitas Meningkatkan kepuasan Meningkatkan motivasi Meningkatkan pangsa pasar
perusahaan Meningkatkan pelayanan pelanggan karyawan
adalah baik dengan skala rating sebagai Optimalisasi
Penggunaan
kemampuan
pengembalian
berikut : Asset
hutang

Tabel 1. Skala Rating Skor BSC


Nilai
Total Skor Nilai Gambar 1. Hubungan Budaya,Misi,Sasaran
Skor Kesimpulan
Kinerja Kinerja Strategis dan Visi Perusahaan.
Akhir
Di bawah
0 -50 -1 Kurang Setelah melihat hubungan yang terjadi
target kinerja
51-79 0 Cukup
Sama dengan antara visi, misi dan budaya yang terdapat di
target kinerja dalam perusahaan, peneliti melakukan
Di atas target
80-100 1 Baik
kinerja
pembuataan usulan proses strategic mapping
Sumber : Mulyadi, et al (2001) pada Dewi, at al yang bertujuan untuk melihat hubungan antar
(2015) sasaran strategi yang ada dari masing-masing
perspektif di dalam balanced scorecard.

55
Teknoin Vol. 22 No. 1 Maret 2016 : 53-59

3.2. Hasil Pengukuran Balanced Scorecard


Peningkatan laba
Setelah melakukan perancangan
mengenai hubungan antara sasaran strategi
Keuangan
perusahaan, peneliti melakukan penetapan
key performance indicator (KPI) yang
Meningkatkan kemampuan
pengembalian hutang
Optimalisasi penggunaan asset dijadikan sebagai ukuran keberhasilan dari
masing-masing sasaran strategis yang ada.
Penetapan KPI ini selain mengacu kepada
visi, misi dan budaya perusahaan, harus juga
Meningkatkan kepuasan
Proses Bisnis Internal
pelanggan
Meningkatkan pangsa pasar
mempertimbanagkan keperluan yang
dibutuhkan oleh perusahaan saat ini, untuk
itu dilakukan juga proses brainstroming
Meningkatkan kualitas
dengan manager di dalam perusahaan.
Konsumen Meningkatkan kualitas pelayanan
perusahaan Dalam perhitungan skor akhir dari BSC,
langkah pertama adalah melakukan
pembobotan nilai kepentingan antar
Pertumbuhan dan
Meningkatkan motivasi karyawan
perspektif dan antar KPI untuk masing-
Pembelajaran
masing perspektif dalam BSC. Kemudian
akan dilakukan perhitungan masing-masing
KPI untuk tiap perspektif. Setelah
Gambar 2. Rancangan Strategic Map Hotel mendapatkan hasil dari masing - masing KPI,
Grasia Semarang. akan dilakukan perhitungan skor BSC untuk
masing - masing perspektif, yaitu dengan
Tabel 2. Usulan BSC Hotel Grasia Semarang cara melakukan perkalian hasil tiap KPI
Sasaran Strategic Kode
Perspektif
Strategis Measurements
dengan bobotnya masing-masing yang
Peningkatan Net profit kemudian dijumlahkan dan akan dikalikan
F1
laba margin (NPM) dnegan bobot dari perspektifnya tersebut.
Meningkatk Rasio lancar F2
an
Untuk perhitungan skor akhir, skor dari
kemampuan masing-masing perspektif akan di jumlahkan.
Finansial Rasio cepat F3
pengembalia Hasil perhitungan skor BSC dapat dilihat di
n hutang
tabel dibawah ini :
Optimalisasi Asset turn over
F4
Penggunaan (ATO)
Asset Return of asset F5
Meningkatk
Indeks kepuasan
an kepuasan C1
pelanggan
pelanggan
Konsumen
Meningkatk Market shaare C2
an pangsa Pertumbuhan
C3
pasar pelanggan
Meningkatk
Service cycle
an kualitas B1
Proses efficiency (SCE)
pelayanan
Bisnis
Meningkatk
Internal Sertifikasi
an kualitas B2
perusahaan
perusahaan
Indek kepuasan
Pertumbuha P1
Meningkatk karyawan
n dan
an motivasi Persentase
Pembela-
karyawan pelatihan P2
jaran
karyawan baru

56
Desain In Key Performance Untuk Pengukuran Kinerja Industri (Nashrullah dkk)

Tabel 3. Rekapitulasi perhitungan BSC


Key Performance Bobot AHP Hasil Akhir
Perspektif Hasil
Indicator (KPI) Perspektif KPI KPI Perspektif
Net profit margin (NPM) 17,74 0,29 5,177
Rasio lancar 12,7 0,13 1,714
Perspektif Keuangan Rasio cepat 19,46 0,322 0,12 2,420 7,236
Asset turn over (ATO) 16,87 0,18 3,030
Return of asset 37,61 0,27 10,125
Indeks kepuasan
73,98 0,33 24,620
pelanggan
Perspektif Pelanggaan Market shaare 3 0,166 0,30 0,904 4,597
Pertumbuhan pelanggan 6 0,37 2,194
Service cycle efficiency
67,68 0,75 50,760
Perspektif Bisnis Internal (SCE) 0,206 15,193
Sertifikasi perusahaan 92 0,25 23,000
Indek kepuasan karyawan 70,53 0,80 56,424
Perspektif Pertumbuhaan
Persentase pelatihan 0,306 23,392
dan Pembelajaraan 100 0,20 20,000
karyawan baru
Score Akhir Balanced Scorecard 51,979

Skor akhir pengukuran kinerja pelayanan adalah service cycle efficiency


perusahaan Hotel Grasia Semarang adalah (SCE), dan meningkatkan kualitas
jumlah skor dari masing-masing perspektif perusahaan adalah sertifikasi
yang ada, yaitu sebesar 51,979 dari skala perusahaan.Untuk perspektif pertumbuhan
100. Jika dilihat dari tabel skala rating skor dan pembelajaran, sasaran strategis
BSC, nilai BSC 51,979 termasuk ke dalam perusahaan adalah meningkatkan motivasi
nilai skor akhir BSC 0, yang menunjukkan karyawan dengan indikator yaitu indeks
nilai kinerja perusahaan Hotel Grasia kepuasan karyawan dan presentase pelatihan
Semarang dalam kriteria cukup, yang berarti karyawan baru.
masih sama dengan target kinerja yang Nilai kepentingan untuk masing-masing
ditetapkan oleh perusahaan. perspektif adalah 0,32 untuk perspektif
keuangan, 0,17 untuk perspektif pelanggan,
4. KESIMPULAN 0,21 untuk perspektif bisnis internal dan 0,31
untuk perspektif pembelajaran dan
Dari masing - masing sasaran strategis,
pertumbuhan. Nilai kepentingan sebesar 0,29
terdapat indikator di masing - masing sasaran
untuk Net Profit Margin (NPM), 0,13 untuk
strategi yang dijadikan sebaagai key
Rasio Lancar, 0,12 untuk Rasio Cepat, 0,18
performance indicator (KPI), yaitu untuk
peningkatan laba dengan indikator Net Profit untuk Asset Turn Over (ATO), 0,27 untuk
Return of Asset, sebesar 0,33 untuk Indeks
Margin (NPM), untuk meningkatkan
Kepuasan Pelanggan, 0,30 untuk Market
kemampuan pengembalian hutang dengan
Shaare, 0,37 untuk Pertumbuhan Pelanggan,
indikator Rasio Lancar dan Rasio Cepat, dan
ssebesar 0,75 untuk Service Cycle Efficiency
untuk optimalisasi penggunaan asset dengan
(SCE), 0,25 untuk Sertifikasi Perusahaan,
indikator Asset Turn Over (ATO) dan Return
sebesar 0,80 untuk Indeks Kepuasan
of Asset (ROA). Untuk perspektif pelanggan,
Karyawan dan 0,20 untuk Presentase
sasaran strategis meningkatkan kepuasan
Pelatihan Karyawan Baru.
pelanggan adalah indeks kepuasan
Berdasarkan perhitungan skor BSC,
pelanggan, dan meningkatkan pangsa pasar
perspektif keuangan mendapatkan skor
adalah market shaare dan pertumbuhan
sebesar 7,236, perspektif pelanggan sebesar
pelanggan. Untuk perspektif bisnis internal,
4,597, perspektif bisnis internal sebesar
sasaran strategis meningkatkan kualitas

57
Teknoin Vol. 22 No. 1 Maret 2016 : 53-59

15,193 dan persepektif pertumbuhan dan Hatian Widi, Irawan Herry. The Analysis Of
perkembangan sebesar 23,392, sehingga Organization Performance Using
didapati skor akhir penilaian kinerja Balanced Scorecard At PT. Bank
perusahaan Hotel Grasia Semarang sebesar Jabarbanten. Full Paper Proceeding
51,979. Jika dilihat dari tabel skala rating GTAR-2015, Vol. 2, 372-382. ISBN:
skor BSC, nilai BSC 51,979 termasuk ke 978-969-9948-30-5. 2015.
dalam nilai skor akhir BSC 0, yang
menunjukkan nilai kinerja perusahaan Hotel H-Y Wu, Y-K Lin, C-H Chang. Performance
Grasia Semarang dalam kriteria cukup, yang Evaluation Of Extension Education
berarti masih sama dengan target kinerja Centers In Universities Based On The
yang ditetapkan oleh perusahaan. Balanced Scorecard. Evaluation And
Program Planning 34 (2011) 37-50.
DAFTAR PUSTAKA 2011
Afrizal, Ade. Analisis Kinerja Perusahaan Moses L. Singgih, Kristiana Damayanti..
Dengan Pendekatan Balanced Pengukuran Dan Analisa Kinerja
Scorecard (Studi Kasus Pada Hotel Dengan Balanced Scorecard Di PT.X.
Panorama Tanjungpinang). E-Jurnal Jurnal Teknik Industri Vol. 3, No. 2,
Universitas Maritim Raja Ali Haji. Desember 2001: 48 – 56, 2001.
2012.
Mulyadi. Balanced Scorecard: Alat
Anggraini Irviana, Nurkolis. Analisis Manajemen Kontemporer Untuk
Pengukuran Kinerja Dengan Pelipat Ganda Kinerja Keuangan
Pendekatan Balanced Scorecard (Studi Perusahaan. Jakarta: Salemba Empat.
Kasus Pada PT Rajawali 1 Unit PG 2001.
Krebet Baru). Universitas Brawijaya,
Malang. 2012. Kaplan, R.S., dan Norton D.P. Menerapkan
Strategi Menjadi Aksi. Terjemahan
Figen Turuduoglu, Nilufer Suner, Gulcin Yosi. 2000. Jakarta: Erlangga. 1996.
Yildirim. Determination Of Goal
Under Four Perspektif Of Balanced Kartika Tune, Ardianto Jimmy. 2013.
Scorecard And Linkages Between The Perancangan Metode Balanced
Perspektives : A Survey On Luxury Scorecard Pada PT Samchem
Summer Hotel In Turkey. Procedia – Prasandha. Jurnal Manajemen
Social And Behavioral Sciences 164 Akuntansi Vol. 18 No. 2 Oktober –
(2014) 372-377. 2014. November 2013.

Fitriyani Dewi, Wiwik Tiswiyanti, Eko Rangkuti, Freddy. SWOT Balanced


Prasetyo. Pengukuran Kinerja PDAM Scorecard, Gramedia Pustaka Utama,
Berdasarkan Balanced Scorecard. Jakarta. 2014.
Konferensi Regional Akuntasi. 2014.
Rizki Mutia. Penerapan Balanced Scorecard
Gst Ayu Rindayani, Nym Ari Surya Sebagai Tolak Ukur Pengukuran
Darmawan, Gst Ayu Purnamawati.. Kinerja Hotel The Royal Pita Maha A
Analisis Kinerja Perusahaan Berbasis Tjampuhan Relaxation Resort. 2011.
Balanced Scorecard (Studi Kasus Pada
Susetyo Joko, A.U.L Sabakula. Pengukuran
PT. Bali Pawiwahan). E-Jurnal S1
Kinerja Dengan Menggunakan
Universitas Pendidikan Ganesha
Balanced Scorecard Dan Integrated
Jurusan Akutansi Program S1 (Volume
Performance Measurement System
3 No.1 Tahun 2015) 2015.

58
Desain In Key Performance Untuk Pengukuran Kinerja Industri (Nashrullah dkk)

(IPMS). Jurnal Teknologi, Volume 7 Zunaidah, Ardi Novarandi Arif Budiman.


Nomor 1, Juni 2014, 56- 63. 2014. 2014. Analisis Pengaruh Motivasi Dan
Budaya Organisasi Terhadap Kinerja
Tajudin, Kusnandar, R Kunto Adi. Analisis Karyawan (Studi Pada Business Unit
Balanced Scorecard Terhadap Kinerja SPBU PT Putra Kelana Makmur Group
KUD Susu Getasan Kabupaten Batam). Jurnal Manajemen Dan Bisnis
Semarang. Skripsi Program Studi Sriwijaya Vol.12 No.1 Maret 2014.
Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2012.
Usman Husaini, Purnomo Setiady Akbar R.
Pengantar Statistika. PT Bumi Aksara,
Cetakan Ketiga : Jakarta, 2008.
Y-C Shen, P-S Chen, C-H Wang. A Study
Enterprise Resource Planning (ERP)
System Oerformance Measurement
Using The Quantitative Balanced
Sccorecard Approach. Omputers In
Industry Xxx (2015) Xxx-Xxx. 2015.
Y-H Lin, C-C Chen, Chuck F.M Tsai, M-L
Tseng. Balanced Scorecard
Performance Evaluation In A Closed-
Loop Hierarchical Model Under
Uncertainty. Applied Soft Computing
24 (2014) 1022-1032. 2014.
Yulaikah, Sri Ayem. Penerapan Metode
Balanced Scorecard Sebagai Tolak
Ukur Penilaian Kinerja Pada
Organisasi Sektor Publik (Studi Pada
Dinas Pajak Daerah Dan Pengelolahan
Keuangan Kota Yogyakarta). Jurnal
Akuntansi. Vol.2 No.2 Hal 23-42
Desember 2014. ISSN : 2088-768X.
2014.
Yulia Dian Ningrum, Wike Agustin Prima
Dania, Dhita Morita Ikasari. Analisis
Pengukuran Kinerja Menggunakan
Integrasi Balanced Scoredcard (BSC)
Dana Performanace Dashboard Pada
Restoran Cepat Saji Prime Fried
Chiken (PFC). E-Jurnal Fakultas
Teknologi Pertanian Universitas
Brawijaya. 2014.

59

Anda mungkin juga menyukai