Anda di halaman 1dari 12

AGORA Vol. 4, No.

1, (2016) 882

STUDI DESKRIPTIF PROGRAM PELATIHAN KARYAWAN PADA IBIS


HOTEL BASUKI RAHMAT SURABAYA

Andrian Sugiartha
Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra
Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya
E-mail: sugiarthaandrian@gmail.com

Abstrak¤ Sumber Daya Manusia beserta keahlian, pengetahuan yang paling berharga. Kesuksesan perusahaan juga dapat
dan keterampilan yang dimiliki merupakan aset penting bagi ditentukan dari strategi perusahaan untuk menyediakan
perusahaan. SDM ini sebagai penggerak operasional perusahaan, pelayanan kepada karyawan yang istimewa. Disinilah terletak
terutama dalam bisnis perhotelan. Dalam bisnis perhotelan pentingnya anggapan bahwa karyawan merupakan asosiasi
sangat bergatung pada Sumber Daya Manusia beserta
perusahaan. dengan berasosiasi, karyawan akan bertindak
keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki. Dalam rangka
untuk menambah keterampilan dan pengetahuan ini perlu layaknya seorang eksekutif dan akan membangun hubungan
adanya sarana yang disediakan, seperti program pelatihan. personal yang kuat dengan para klien secara otomatis. Wiharto
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui program (2013) Pelatihan ditujukan untuk mengembangkan kompetensi
pelatihan pada Ibis Hotel Basuki Rahmat Surabaya. Penelitian pegawai untuk menghasilkan kinerja superior dalam
ini menggunakan metode kualitatif. Metode pengumpulan data pekerjaan.
yang digunakan yaitu dengan teknik wawancara. Peneliti
menggunakan teknik triangulasi sebagai teknik untuk menguji Persaingan yang ada saat ini semakin kompetitif setiap
keabsahan data. Dari hasil analisis yang didapat, proses saatnya. Mengingat semakin ketat persaingan antar perusahaan
pelatihan karyawan pada Ibis Hotel Basuki Rahmat Surabaya dewasa ini menuntut kemampuan perusahaan untuk mampu
terbagi menjadi dua yaitu pelatihan wajib dari manajemen pusat bertahan dan bersaing dengan perusahaan lain. Salah satu cara
Accor dan pelatihan departemental. Setiap pelatihan didasarkan yang dapat ditempuh agar mampu bertahan dalam persaingan
oleh kebutuhan tertentu dan telah menetapkan tujuan yang akan
yang ketat adalah dengan manajemen sumber daya yang
dicapai, pelatih yang digunakan. Metode pelatihan yang
efektif dan efisien. Mengapa demikian? Karena peranan
digunakan ada yang berupa seminar dalam kelas dan praktek
secara langsung. Kata Kunci-Pelatihan, Pengetahuan, sumber daya manusia dalam perusahaan sangatlah penting
Keterampilan sebagai penggerak utama seluruh kegiatan atau aktivitas
perusahaan dalam pencapaian tujuannya baik untuk
I. PENDAHULUAN memperoleh keuntungan maupun untuk mempertahankan
kelangsungan hidup perusahaan.

Seperti persaingan dalam bisnis perhotelan dimana semakin


Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor hari semakin berkembang dan persaingan yang ada semakin
penunjang penting dalam kegiatan operasonal perusahaan. ketat dari hari ke hari. Hotel-hotel yang ada berlomba-lomba
Menurut Syahmuharnis (2013) Profesional SDM dikatakan untuk memberikan kualitas jasa pelayanan yang terbaik
efektif bukan hanyak dikatakan paham Body of Knowledge dengan tujuan untuk menarik konsumen dan pada akhirnya
dalam manajemen SDM, tetapi harus mampu mengaplikasikan ingin menjadi yang paling unggul di antara pesaing yang ada.
pengetahuan tersebut mengatasi berbagai tantangan bisnis. Dalam rangka pemberian kualitas jasa pelayanan yang terbaik,
Mello (2006, p. 7), karyawan beserta dengan keterampilan, dalam hotel ini tentu tidak lepas dari kualitas sumber daya
pengetahuan dan kemampuannya merupakan aset yang sangat manusia ini sendiri dengan keterampilan dan pengetahuan
penting bagi perusahaan. 6HEDJDL ³MDQWXQJ´ PDQDMHPHQ 6'0 yang dimiliki. Sudah menjadi tujuan manajemen hotel untuk
aspek training dan pengembangan SDM diharapkan terus berupaya untuk mempersiapkan kualitas SDM di bidang
menghasilkan karyawan yang kompeten, termotivasi, dan peningkatan keahlian dan keterampilan agar selalu dapat
berkinerja tinggi. Yang terakhir merupakan output utama dari memberikan kualitas jasa pelayanan yang memuaskan
manajemen SDM, jembatan antara unit manajemen SDM konsumen agar dapat bersaing di tengah persaingan yang ada
dengan aspek bisnis dan finansial perusahaan. Secara ditambah dengan kemajuan dan perkembangan zaman yang
sederhana bisa disimpulkan, unit manajemen SDM dianggap tidak dapat dihindari dan harus diikuti oleh setiap manajemen
berhasil kalau bisa menciptakan karyawan yang kompeten, hotel dengan tujuan untuk semakin meningkatkan keunggulan
termotivasi, dan berkinerja tinggi HC Journal (2013). Menurut kompetitif diantara pesaing lainnya.
Nordstorm (2006, p 8) , karyawan merupakan bagian dari
asosiasi dan mempertimbangkannya sebagai aset perusahaan
AGORA Vol. 4, No. 1, (2016) 883

Oleh karena itu, setiap pemain bisnis selalu berupaya dalam beroperasi sejak 20 Januari 2014 dan dapat dikatakan
memberikan pemberdayaan kepada karyawan sehingga merupakan pemain baru dalam bisnis perhotelan di Surabaya
karyawan merasa mereka diterima dengan baik dalam serta masih harus melakukan penyesuaian terhadap budaya
perusahaan sehingga dapat memberikan kontribusi secara dan karakteristik konsumen dengan standar kinerja
maksimal. Dalam rangka menghadapi tantangan persaingan operasional hotel. Tantangan yang telah dijabarkan di atas
yang ada, maka perlu adanya sarana dari perusahaan untuk inilah yang dihadapi oleh Ibis hotel yang berlokasi di Basuki
mempersiapkan karyawan dalam menghadapi persaingan yang Rahmat, Surabaya dimana juga merupakan pemain baru bisnis
ada dengan metode pelatihan. Menurut Markimmer (2013) hotel di Surabaya. Oleh karena itu peneliti ingin berfokus
beberapa hal yang menjadi gejala timbulnya kebutuhan akan untuk meneliti proses pelatihan SDM khusus nya pelatihan
pelatihan adalah standar kerja yang tidak tercapai, karyawan terhadap keahlian karyawan dalam memberikan jasa
tidak mampu menyelesaikan tugasnya, karyawan tidak pelayanan kepada konsumen dalam Ibis hotel Basuki Rahmat
produktif, tingkat penjualan menurun, tingkat keuntungan Surabaya dan diharapkan peneliti mendapat gambaran yang
menurun. Dengan pelatihan yang dilakukan diharapkan jelas mengenai sistem pelatihan SDM.
membawa dampak kemajuan positif baik bagi perusahaan
maupun bagi karyawan. Dampak yang diharapkan terhadap Melakukan Analisa Kebutuhan
perusahaan yaitu dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas (Snell & Bohlander, 2010, p. 131) Karena kondisi bisnis
usaha perusahaan, sedangkan untuk karyawan diharapkan berubah dengan sangat cepat, sama halnya dengan teknologi,
dapat meningkatkan keterampilan, keahlian, ide, inovasi, dan menjaga agar tipe pelatihan yang dilakukan sesuai dengan
kinerja yang tinggi dalam bekerja. kebutuhan karyawan merupakan sebuah tantangan. Apabila
Pelatihan karyawan merupakan suatu upaya untuk karyawan secara terus menerus gagal dalam mencapai tujuan
meningkatkan kinerja karyawan agar mencapai standar kinerja produktifitasnya, hal ini mungkin merupakan pertanda bahwa
yang diharapkan. Philips (1996) berpendapat bahwa pelatihan pelatihan mulai dibutuhkan. Sama halnya ketika organisasi
karyawan merupakan ³WKH PRVW FULWLFDO FRPSHWLWLYH ZHDSRQ´ menerima jumlah kritikan konsumen yang besar, mungkin hal
bagi suatu organisasi. Pelatihan karyawan harus dikelola ini menandakan bahwa pelatihan perusahaan tidak memadai.
dengan baik dan benar. Sebuah organisasi akan efektif Namun, tidak terkecuali bagi yang melakukan penilaian
melaksanakan pelatihan apabila memiliki sistem yang dengan kebutuhan dalam organisasi, hal ini harus dilakukan secara
komitmen dan melibatkan para stakeholders kunci, yaitu sistematis dengan menggunakan tiga tipe analisis yang
manajer sumber daya manusia, pelatih, dan peserta pelatihan. berbeda yaitu : Analisa organisasi, Analisa tugas, dan Analisa
Dengan demikian kendali pencapaian mutu pelatihan karyawan.
karyawan tidak hanya berpusat pada pelatih dan peserta Namun, karena aspek biaya, keahlian, dan waktu yang
pelatihan saja. (Wargahadibrata & Rahmat, 2004). dibutuhkan, penelitian menurut American Society for Training
Menurut Noe (2005, p. 3) mengatakan bahwa pelatihan and Development menemukan bahwa organisasi melakukan
mengarah kepada usaha terencana dari perusahaan untuk analisa penilaian kebutuhan selama kurang dari 50 persen dari
memfasilitasi karyawan dalam memahami pekerjaan terkait waktunya. Sejalan dengan cepatnya waktu perubahan
dengan kompetensi yang dimiliki. Yang termasuk dalam meningkat dan waktu dan sumber daya, kebutuhan akan
kompetensi ini adalah pengetahuan, kemampuan, atau sikap penilaian kebutuhan yang baik juga turut meningkat.
yang penting bagi keberhasilan kinerja. Tujuan dari pelatihan Analisa Organisasi. Langkah pertama dalam penilaian
adalah karyawan mampu menguasai dengan baik pengetahuan, kebutuhan adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang
kemampuan, dan sikap yang ditekankan dalam program mempengaruhi kebutuhan pelatihan perusahaan. Sebuah
pelatihan dan untuk mengaplikasikannya dalam kegiatan kerja analisa organisasi adalah proses melihat lingkungan, strategi,
sehari-hari. dan sumber daya perusahaaan untuk menentukan pelatihan apa
Ibis Hotel merupakan salah satu jaringan hotel dibawah yang perlu dilakukan. Keadaan ekonomi dan peraturan-
manajemen grup perhotelan Accor. Jaringan grup perhotelan peraturan publik juga mempengaruhi kebutuhan pelatihan
ini tersebar di seluruh dunia. Pangsa pasar jaringan hotel Ibis perusahaan juga. Faktor-faktor lainnya juga berpengaruh
adalah ditujukan bagi para pengusaha, dan pada umumnya terhadap strategi perusahaan dalam melaksanakan program
merupakan hotel bertaraf internasional berbintang tiga. Dalam pelatihan, seperti merger, akuisisi, membutuhkan karyawan
Ibis hotel ini sendiri sudah melaksanakan program pelatihan untuk melaksanakan peranan dan tanggung jawab yang baru
sebelumnya, namun karena adanya standar yang harus diikuti dan menyesuaikan dengan budaya dan cara-cara yang baru
dari manajemen grup Accor maka beberapa dari program dalam menjalankan bisnis. Faktor lain seperti perubahan
pelatihan yang ada tidak dilaksanakan berdasarkan tahapan- teknologi, globalisasi, kerjasama tim. Melakukan analisa
tahapan yang ada dalam program pelatihan. Dalam penelitian organisasi memerlukan pemahaman secara mendalam tentang
ini cabang Ibis hotel yang dipilih adalah yang berlokasi di sumber daya yang dimilki perusahaan-teknologi, keuangan,
Jalan Basuki Rahmat kota Surabaya dimana sudah mulai
AGORA Vol. 4, No. 1, (2016) 884

dan manusia-diperlukan untuk disesuaikan dengan tujuan mereka, (3) prinsip-prinsip pembelajaran, dan (4)
pelatihan perusahaan. karakteristik-karakteristik instruktor.

Analisa Tugas. Langkah kedua dalam penilaian kebutuhan Tujuan Pelatihan. Dalam informasi ini, manajer mempunyai
pelatihan adalah analisa tugas. Dalam tahapan ini perlu gambaran hasil yang diinginkan dari pelatihan melalui tujuan
melakukan pembelajaran mengenai job description dan job pelatihan tertulis. Secara umum menggambarkan keahlian dan
specification untuk mengidentifikasi aktivitas yang dilakukan pengetahuan untuk lebih dikuasai atau perilaku yang harus
dalam pekerjaan tertentu. Tujuan utama dari langkah ini diubah.
adalah menentukan isi dan konten dari program pelatihan.
Langkah pertama dalam melakukan analisa tugas adalah Kesiapan Karyawan dan Motivasi. Kesiapan karyawan
mencatat semua tugas dan kewajiban yang ada dalam suatu mengarah pada kedewasaan dan pengalaman dari karyawan.
pekerjaan. Langkah kedua adalah mencatat langkah-langkah Karyawan harus memiliki pengetahuan dan kemampuan yang
yang dilakukan oleh karyawan untuk menyelesaikan setiap dimiliki untuk menerima apa yang akan diberikan.
tugas. Ketika pekerjaan sudah dipahami secara mendalam, Mengetahui perbedaan individu dalam pelatihan dalam hal
maka tipe kinerja yang dibutuhkan (seperti speech, kesiapan mengikuti pelatihan sangat penting untuk
discrimination, dan manipulation), beserta juga keahlian dan disesuaikan dalam situasi pelatihan. Kesiapan dan penerimaan
pengetahuan yang dibutuhkan dapat ditentukan. Sebagai peserta pelatihan dalam program pelatihan dapat ditingkatkan
contoh, dalam suatu pekerjaan bidang X-Ray, karyawan dengan meminta mereka untuk mengisi kuisioner tentang
membenarkan posisi dari pasien (manipulation), memberikan mengapa mereka menghadiri pelatihan dan apa yang mereka
instruksi (speech), dan memeriksa jarak yang benar antara harapkan ketika menyelesaikan program pelatihan. Untuk
mesin dengan pasien (discrimination). pembelajaran yang optimal, peserta harus menyadari bahwa
mereka membutuhkan pengetahuan dan keahlian yang baru
Analisa Karyawan. Dalam analisa karyawan terdapat untuk progress pelatihan. Dengan berfokus pada peserta
langkah dalam menentukan karyawan mana yang pelatihan daripada berfokus pada pelatih maupun topik
membutuhkan pelatihan. Melakukan analisa karyawan penting pelatihan, manajer dapat membuat suasana pelatihan yang
dengan alasan analisa yang mendalam membantu organisasi kondusif bagi pembelajaran. Ada enam strategi yang dapat
untuk menghindari kesalahan dalam menempatkan semua digunakan :
karyawan dalam program pelatihan ketika beberapa karyawan
tidak memerlukannnya. Sebagai tambahan, dalam analisa 1. Gunakan penguatan positif.
2. Eliminasi ancaman dan hukuman.
karyawan membantu manajer dalam menentukan bidang
3. Fleksibel.
dimana karyawan kurang ahli. Beberapa perusahaan
4. Peserta harus mempunyai tujuan yang ingin dicapai.
menggunakan penilaian kinerja sebagai masukan untuk analisa 5. Mendesain instruksi yang menarik.
karyawan. Meskipun penilaian kinerja mungkin 6. Jelaskan hambatan dalam pembelajaran.
memberitahukan karyawan mana yang tidak sesuai dengan
ekspektasi perusahaan, mereka biasanya tidak Ketika sebagian besar karyawan termotivasi oleh kebutuhan
memberitahukan alasannya. Apabila penurunan kinerja adalah tertentu, ada yang membedakan antara satu dengan yang lain
karena masalah kemampuan, maka pelatihan mungkin adalah dalam hal kepentingan dari kebutuhan ini.
jawaban yang terbaik. Namun, apabila penurunan kinerja
Prinsip-prinsip pembelajaran. Pelatihan harus membangun
disebabkan karena kurangnya motivasi, atau faktor di luar
jembatan antara karyawan dan organisasi. Satu langkah yang
kendali karyawan, maka pelatihan bukanlah jawaban yang
penting membantu karyawan untuk menerima materi baru,
tepat. Secara lebih mendalam, manajer harus membahas
diterima dan diaplikasikan dalam pekerjaannya. (1) Tujuan.
bersama dengan karyawan mengenai area-area yang harus
Ketika pelatih menjelaskan tentang tujuan dari pelatihan, atau
diperbaiki untuk mencapai keuntungan yang maksimal.
ketika peserta pelatihan didorong untuk memasang target
mereka sendiri, maka tingkat ketertarikan, pemahaman, dan
motivasi terkait pelatihan meningkat. (2) Presentasi yang
Mendesain Program Pelatihan berarti. Satu prinsip pembelajaran yaitu material yang harus
dipelajari harus ditampilkan dengan berarti. Secara sederhana,
(Snell & Bohlander, 2010, p. 131) Ketika kebutuhan
peserta akan lebih mudah untuk mempelajari informasi baru
pelatihan telah ditentukan, langkah selanjutnya adalah
ketika mereka bisa mengaitkan hal yang didapat dengan hal
mendesain tipe dari suasana pembelajaran yang dibutuhkan.
yang familiar dengan mereka. Sebagai tambahan, materi harus
Kesuksesan dari program pelatihan tergantung dari
diurutkan sehingga setiap pengalaman menjadi terarah.
kemampuan organisasi secara lebih mendalam dalam hal
Dengan cara ini, peserta dapat menerima pengalaman menjadi
mengidentifikasi kebutuhan pelatihannya. Untuk mendesain
suatu pola pengetahuan dan keahlian. (3) Perbedaan-
program pelatihan harus difokuskan pada : (1) tujuan dari
perbedaan individu. Setiap orang belajar dalam tingkat yang
pelatihan, (2) kesiapan dari peserta pelatihan serta motivasi
berbeda dan dengan cara yang berbeda. Sebagai contoh,
AGORA Vol. 4, No. 1, (2016) 885

beberapa orang dapat mengingat informasi baru hanya dengan a) Pelatihan Kooperatif. Metode pelatihan
sekali dengar atau melihat hanya sekali saja. Yang lain kooperatif mencampurkan pelatihan dalam kelas dan
mungkin harus bekerja lebih lama untuk menemukan teknik pengalaman-pengalaman pelatihan pada pekerjaan.
lain dalam menerima informasi, tetapi tidak ada kaitannya Pelatihan ini mengambil beberapa bentuk. Satu
dengan kepintaran yang dimiliki. metode, biasanya disebut sebagai peralihan sekolah
ke pekerjaan, membantu individu-individu masuk ke
Program pelatihan harus mencoba untuk mengakomodasi dalam lingkungan pekerjaan ketika masih bersekolah
perbedaan-perbedaan individu dalam rangka untuk atau dalam penyelesaian sekolah formal. Sebuah
memfasilitasi gaya setiap orang. (4) Latihan dan pengulangan bentuk dari pelatihan kooperatif yang disebut magang
terus menerus. Peserta seharusnya diberikan kesempatan untuk kerja, biasanya mengombinasikan pelatihan
berlatih terhadap tugas pekerjaan dengan cara yang diharapkan pekerjaan dengan instruksi di ruang kelas sekolah,
perguruan tinggi, dan universitas. Magang
dilakukan setelah program pelatihan.Seseorang yang baru saja
menawarkan keuntungan untuk pemberi kerja dan
diajrkan bagaimana cara mengoperasikan mesin harus
peserta magang. Peserta magang mendapatkan
mempunyai kesempatan untuk berlatih terus. Nilai dari latihan pengalaman dalam dunia nyata pengalaman kerja
ini sebenarnya adalah untuk menjadikan perilaku sebagai untuk dimasukkan dalam daftar riwayat hidup, dan
kebiasaan. Dengan latihan, peserta dapat melupakan tentang sebuah kesempatan untuk meneliti pemberi kerja
perilaku yang berbeda dan berkonsentrasi pada perilaku baru potensial dari dekat. Para pemberi kerja yang
untuk mengerjakan tugas. mempekerjakan peserta magang mendapatkan
sumber daya yang efektif dalam biaya yang meliputi
Karakteristik-karakteristik instruktur. Kesuksesan dari usaha sebuah kesempatan untuk melihat seorang peserta
pelatihan ditentukan oleh keahlian mengajar dan karakteristik magang bekerja sebelum membuat keputusan
personal dari seseorang yang bertanggung jawab dalam perekrutan final. Bentuk lainnya dari pelatihan
melaksanakan pelatihan itu. Pelatihan juga terpengaruh kooperatif yang digunakan oleh pemberi kerja,
dengan perilaku dan karakteristik personal pelatih. Ada serikat perdagangan, dan agen pemerintah adalah
beberapa kategori dari sifat yang diinginkan adalah sebagai pelatihan magang (apprentice training). Program
berikut: pelatihan ini menyediakan seorang karyawan dengan
pengalaman pada pekerjaan di bawah bimbingan
1. Pengetahuan akan subjek pelatihan. Karyawan seorang pekerja yang terampil dan bersertifikat.
mengharapkan pelatih untuk mengetahui subjek pelatihan Pelatihan ini melatih orang-orang untuk pekerjaan-
secara mendalam. Lebih jauh lagi, pelatih diharapkan pekerjaan kerajinan yang membutuhkan keterampilan
untuk memberi contoh tentang pengetahuan itu. seperti pekerjaan tukang kayu, pekerjaan pipa,
2. Adaptasi. Karena beberapa orang belajar pengukiran foto, pemasangan huruf, dan pekerjaan
denganlebih cepat atau lebih lambat dari yang lain, pelatih mengelas. Pelatihan magang ini memakan waktu dua
harus menyesuaikan dengan kemampuan belajar peserta. sampai lima tahun, tergantung pada pekerjaannya.
3. Ketulusan. Peserta menghargai ketulusan dari Selama waktu ini, peserta pelatihan biasanya
pelatih. Sejalan dengan hal ini, pelatih harus bersabar dan menerima imbalan kerja lebih rendah dibandingkan
memberi kebijaksanaan. individu-individu yang bersertifikat.
4. Selera humor. Proses pembelajaran dapat dibuat b) On-the-Job Training. Metode yang paling
dengan menyenangkan. sering digunakan dalam pelatihan karyawan.
5. Ketertarikan. Pelatih yang baik mempunyai Kenggulannya adalah menyediakan pengalaman
ketertarikan terhadap subjek yang diajarkan yang siap secara langsung dalam keadaan bekerja normal dan
disampaikan kepada peserta. menyediakan kesempatan bagi pelatih dan karyawan
6. Instruksi yang jelas. Pelatihan dapat dicapai secara senior untuk membangun hubungan yang baik
lebih cepat dan bertahan lebih lama ketika pelatih dengan karyawan baru. Kelemahan dari metode ini
memberikan instruksi yang jelas. adalah : 1) kondisi keadaan pelatihan yang kurang
7. Bantuan perseorangan. Ketika pelatihan terdiri dari terstruktur, 2) keahlian dari pelatih yang kurang, 3)
lebih dari satu karyawan, pelatih yang baik selalu tidak adanya kriteria kinerja yang dibituhkan. Metode
menyediakan bantuan pribadi. ini biasanya digunakan untuk memastikan agar
8. Enthusiasm. Presentasi yang dinamis dan sifat yang karyawan mempunyai panduan yang cukup sebelum
bersemangat menunjukkan bahwa pelatih menikmati apa menerima tanggung jawab pekerjaan mereka sendiri.
yang dilakukan, karyawan cenderung merespon secara c) Pelatihan Dalam Kelas dengan Bimbingan
positif terhadap suasana yang bersemangat ini. Instruktur dan Pelatihan Konferensi. Pelatihan
dengan bimbingan instruktur masih merupakan
Implementasi Program Pelatihan. Pertimbangan metode pelatihan yang paling umum. Kursus, kuliah,
utama yaitu memilih metode program pelatihan di antara dan pertemuan pendek yang diadakan oleh
banyak variasi metode pelatihan yang sesuai dengan perusahaan,
kebutuhan yang sudah dianalisa. Ada beberapa metode
pelatihan menurut (Mathis & Jackson, 2006, p. 327-329).
AGORA Vol. 4, No. 1, (2016) 886

biasanya terdiri atas pelatihan dalam kelas di mana II. METODE PENELITIAN
banyak kursus pengembangan karyawan ditawarkan
oleh organisasi-organisasi professional, asosiasi- Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah jenis
asosiasi perdagangan, dan institusi-institusi penelitian dengan metode kualitatif. Menurut (Leedy &
pendidikan adalah contoh-contoh dari pelatihan Ormrod; Patton; Saunders, Lewis & Thornhill) seperti yang
konferensi. Dalam kelas dapat menampung jumlah dikutip dalam (Sarosa, 2012, p. 7) penelitian kualitatif adalah
peserta pelatihan dalam jumlah yang besar dengan penelitian yang mencoba memahami fenomena dalam seting
jumlah pelatih yang lebih sedikit. Aspek yang dan konteks naturalnya (bukan di dalam laboratorium) dimana
khususnya penting dalam pelatihan di kelas adalah peneliti tidak berusaha untuk memanipulasi fenomena yang
mengenali bahwa orang-orang dewasa dalam diamati. Menurut (Azwar, 2005, p. 5) penelitian kualitatif
pelatihan dalam kelas mempunyai pengharapan- lebih menekankan analisisnya pada proses penyimpulan
pengharapan dan gaya belajar berbeda dibandingkan
deduktif dan induktif serta pada analisis terhadap dinamika
murid-murid yang lebih muda.
hubungan antarfenomena yang diamati, dengan menggunakan
d) Simulasi yang didukung komputer dalam
pelatihan organisasi dapat membuat tiruan dari logika ilmiah. Diharapkan dengan menggunakan penelitian
kebutuhan-kebutuhan psikologis dan perilaku dari kualitatif, maka dapat mendeskripsikan fenomena yang ada
sebuah tugas, sering kali juga menyediakan sejumlah sehingga dapat menghasilkan suatu analisis dalam pelatihan
kemiripan fisik dengan lingkungan kerja peserta karyawan pada Ibis hotel Surabaya ini. Theoritical Sampling
pelatihan. Di samping itu, realitas virtual yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive
menciptakan sebuah lingkungan artifisial untuk sampling. Menurut (Sugiyono, 2013, p. 299) purposive
peserta pelatihan sehingga mereka dapat sampling adalah teknik pengambilan sumber data yang dipilih
berpartisipasi dalam pelatihan. Lalu, teknologi- dengan pertimbangan dan tujuan tertentu. Sedangkan menurut
teknologi baru yang digunakan dalam penyampaian (Arikunto, 2010, p. 97), purposive sampling adalah teknik
pelatihan juga mempengaruhi rancangan, sampling yang digunakan oleh peneliti jika peneliti
admisnistrasi, dan dukungan dan keamanan yang
mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu di dalam
maksimal dari pelatihan.
pengambilan sampelnya. Peneliti menggunakan teknik ini
e) Pelatihan dan Teknologi. Ledakan
pertumbuhan teknologi informasi dalam beberapa dengan tujuan agar informan yang dipilih benar-benar sesuai
tahun terakhir telah merevolusi cara bekerja semua dan tepat sesuai dengan kebutuhan penelitian. Dalam
individu, termasuk bagaimana mereka dilatih. Hari mengumpulkan informasi, peneliti terlebih dahulu
ini, pelatihan-pelatihan berbasis komputer melibatkan menentukan informan yang berasal dari internal Ibis Hotel
teknologi multimedia dalam cakupan luas, termasuk Surabya. Para informan yang dipilih adalah manajer HRD
suara, gerakan (video dan animasi), grafik, dan hotel yang mengetahui informasi seputar pengelolaan sumber
hiperteks untuk melibatkan beberapa indera pelajar. daya manusia Ibis hotel Surabaya, staff HRD hotel yang turut
f) Instruksi terprogram. Salah satu metode serta dalam pengelolaan sumber daya manusia hotel dan
instruksi yang baik bagi peserta pelatihan untuk mengetahui informasi seputar sumber daya manusia di Ibis
bekerja sendiri mengarah pada penggunaan buku, hotel Surabaya, karyawan yang pernah mengikuti program
panduan, atau komputer untuk memahami konten pelatihan yang diadakan oleh Ibis Hotel Surabaya dan
pelatihan. Setelah diberi sedikir informasi, peserta
mendapatkan manfaat dari program pelatihan ini. Jenis data
diminta untuk menjawab beberapa pertanyaan, atau
yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah data kualitatif.
memberikan respon. Apabila respon yang diberikan
benar, maka peserta dapat melanjutkan ke tahapan Menurut (Sugiyono, 2013, p. 6), data kualitatif adalah data
lainnya. Apabila respon yang diberikan tidak tepat, yang berbentuk kata, kalimat, gerak tubuh, ekspresi wajah,
penjelasan informasi lanjut diberikan. Pelatihan bagan, gambar, dan foto. Menurut (Azwar, 2005, p. 91), data
terfokus pada masing-masing individu, meskipun tipe primer, atau data tangan pertama, adalah data yang diperoleh
pelatihan ini tidak meningkatkan jumlah konten yang langsung dari subjek penelitian dengan mengenakan alat
dipelajari, namun dapat meningkatkan kecepatan pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek
pembelajaran karyawan. sebagai sumber informasi yang dicari. Dalam penelitian ini
g) Metode Audio Visual. Untuk memberikan sumber data primer diperoleh dari wawancara dengan
pembelajaran keahlian dan prosedur dari beberapa karyawan Ibis hotel Surabaya. Menurut (Azwar, 2005, p. 91),
pekerjaan produksi, alat-alat audio visual dapat data sekunder atau data tangan ke dua adalah data yang
digunakan. Sebagai contoh, rekaman video biasanya diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh
digunakan untuk mengilustrasikan langkah-langkah
peneliti dari subjek penelitiannya. Data sekunder biasanya
dalam perakitan alat elektronik. Pelatih dan peserta
pelatihan dapat melihat rekaman secara langsung dan berwujud data dokumentasi atau data laporan yang telah
mempelajari langkah-langkah maupun prosedur yang tersedia. Dalam penelitian ini sumber data sekunder diperoleh
ada. Metode ini biasanya berguna bagi karyawan dari dokumen Ibis Hotel Surabaya, dan informasi yang
yang memiliki tingkat pengetahuan dan kemampuan tercantum di internet. Metode pengumpulan data yang
yang berbeda. digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik
AGORA Vol. 4, No. 1, (2016) 887

wawancara. Menurut Esterberg (2002), wawancara adalah penelitian ini adalah triangulasi sumber yaitu dengan cara
pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.
Tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam
suatu topik tertentu (Sugiyono, 2013, p. 316). Wawancara III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan Analisa Kebutuhan
permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti Kegiatan operasional sehari-hari Ibis Hotel ini sangat
ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih bergantung pada karyawan, karena pelayanan yang diberikan
mendalam. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri kepada tamu hotel sangat bergantung pada pelayanan yang
pada laporan tentang diri sendiri, atau setidak-tidaknya pada diberikan oleh karyawan hotel. Oleh karena itu, Ibis Hotel ini
pengetahuan atau keyakinan pribadi. Teknik wawancara yang harus memiliki karyawan dengan yang memiliki kinerja
digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara tinggi, pengetahuan dan keterampilan yang tinggi, dan etika
semiterstruktur. Menurut (Sugiyono, 2013, p. 318), jenis kerja yang bagus. Salah satu cara yang diterapkan oleh Ibis
wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-depth Hotel adalah dengan program pelatihan. Proses pertama yang
interview, dimana dalam pelaksanaanya lebih bebas bila dilakukan sebelum program pelatihan dilakukan adalah
dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari dengan melakukan analisa kebutuhan. Analisa kebutuhan ini
wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan terbagi menjadi 3 proses yaitu : Analisa organisasi, analisa
secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara tugas, dan analisa karyawan.
diminta pendapat, dan ide-idenya. Dalam melakukan
wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan Proses yang pertama yaitu analisa organisasi dimana dalam
mencatat apa yang dikemukakan oleh informan. Menurut proses ini terdapat beberapa pertimbangan yang mendasari
(Sugiyono, 2013, p. 334-343), analisa data dilakukan saat kebutuhan akan diselenggarakannya program pelatihan ini.
pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai Pelatihan dalam Ibis hotel ini ada yang merupakan pelatihan
pengumpulan data pada periode tertentu. Aktivitas dalam wajib dari manajemen pusat yaitu Accor Group, dengan
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan adanya standar pelatihan yang harus dilakukan untuk setiap
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas. Aktivitas posisi yang ada dalam Ibis Hotel ini. Jadi Ibis Hotel ini
dalam analisa data yaitu reduksi data, penyajian data, dan sifatnya hanya mengadakan ulang jenis pelatihan ini karena
kesimpulan. Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal merupakan pelatihan wajib dari pusat, contohnya pelatihan
yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari Training Induction dimana merupakan pelatihan wajib dari
tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi Accor untuk semua karyawan yang baru masuk dalam Ibis,
akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan jadi selama hotel ini menerima karyawan baru maka jenis
mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data pelatihan ini harus selalu diadakan dengan tujuan agar
selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan (Sugiyono, 2013, karyawan yang baru masuk ini mengetahui standar apa yang
p. 336). Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian ada dalam hotel dan dapat menyesuaikan kinerja serta perilaku
singkat, bagan, hubungan antar kategori. Yang paling sering mereka selama bekerja dalam Ibis Hotel. Selain jenis pelatihan
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif ini terdapat jenis pelatihan yang memang harus diadakan demi
adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan menyajikan menunjang operasional perusahaan, seperti pelatihan fire
data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang prevention program dengan tujuan untuk memberikan
terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang pengarahan kepada karyawan mengenai tindakan dan prosedur
telah dipahami tersebut (Sugiyono, 2013, p. 339). Kesimpulan yang harus dilakukan ketika terjadi bencana kebakaran.
merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Pelatihan lain yang memang harus dilakukan karena bertujua
Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek untuk memberikan pemahaman yang lebih serta mengingatkan
yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga kembali kepada karyawan mengenai suatu materi, contoh
setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kasual pelatihan seperti ini dalam Ibis hotel yaitu pelatihan Accor
atau interaktif, hipotesis atau teori (Sugiyono, 2013, p. 343) Loyalty Program.
dan apabila telah didukung dengan data-data yang mantap,
Terdapat beberapa faktor lain yang dilihat oleh Ibis Hotel
maka dapat dijadikan kesimpulan yang kredibel. Sebelum
sebagai suatu kebutuhan akan diadakannya program. Faktor
dilakukan analisa data, maka terlebih dahulu dilakukan
pertama yang mendasari diadakannya program pelatihan ini
pengujian data untuk memastikan bahwa data yang diperoleh
didapatkan dari berbagai macam sumber. Sumber yang
dapat dipercaya dan benar. Metode pengujian data yang
pertama bisa dilihat dari survey yang dilakukan oleh Ibis Hotel
digunakan oleh peneliti adalah triangulasi. Menurut
ini sendiri. Survey ini diadakan dengan tujuan untuk melihat
(Sugiyono, 2013, p. 369), triangulasi diartikan sebagai
bagaimana impresi tamu hotel mengenai pelayanan yang
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara,
didapatkan selama menggunakan jasa hotel. Sumber yang
dan berbagai waktu. Jenis triangulasi yang digunakan dalam
kedua dapat dilihat dari komentar-komentar yang ditulis oleh
AGORA Vol. 4, No. 1, (2016) 888

tamu hotel melalui berbagai media Web maupun biro-biro Pelatihan yang dilakukan ini umumnya dapat memberikan
penyedia jasa perhotelan di internet. Berdasarkan kedua keahlian, keterampilan dan pengetahuan baru yang diperlukan
sumber itu maka Ibis Hotel melihat apakah terdapat komplain oleh karyawan untuk dapat menyelesaikan pekerjaan mereka,
dari konsumen maupun masukan dari konsumen mengenai hingga pelatihan yang bersifat pengulangan atas materi yang
pelayanan servis apa yang dirasa masih kurang maksimal sudah diajarkan dalam kurun waktu tertentu. Penambahan
maupun terdapat kesalahan. Berdasarkan komplain dan keahlian, keterampilan dan pengetahuan ini didasarkan pada
masukan dari konsumen inilah maka merupakan dasar tugas maupun pekerjaan dalam Ibis Hotel ini dimana perlu
diadakannya pelatihan dari bagian pelayanan mana yang diselesaikan hanya dengan keahlian, keterampilan dan
menerima komplain dari konsumen. Faktor kedua yang pengetahuan yang sesuai dengan standar hotel yang sudah ada.
merupakan kebutuhan diadakannya program pelatihan dalam Tujuan pengulangan atas suatu materi yang sudah diajarkan
Ibis Hotel adalah faktor dari kinerja karyawan dan operasional ini adalah untuk semakin meningkatkan keahlian, pengetahuan
dalam Ibis Hotel ini sendiri. Faktor yang mendasari ini adalah dan keterampilan karyawan agar dapat memberikan pelayanan
ketika ada permintaan dari departemen lain kepada yang lebih baik. Sebagai contoh dalam departemen
departemen HRD untuk diadakan pelatihan mengenai suatu Housekeeping perlu adanya pelatihan mengenai tata cara dan
materi tertentu. Sebagai contoh ketika departemen Front prosedur mengenai making bed yang benar. Pelatihan ini perlu
Office meminta departemen HRD untuk diadakan pelatihan karena dalam menata ranjang ruang hotel ini harus disesuaikan
mengenai etika menjawab telepon dari tamu hotel. Faktor dengan standar yang sudah ada dalam hotel dan menurut salah
selanjutnya adalah melalui pengamatan dari departemen HRD satu karyawan menyatakan bahwa tugas ini tidak bisa dikuasai
sendiri mengenai kejadian apa yang mendasari diadakannya dengan mudah serta perlu diadakan pelatihan agar lebih
program pealtihan. Sebagai contoh ketika departemen HRD mengerti mengenai tata cara dan prosedur yang benar. Contoh
melihat karyawan lain yang verada di sekitar tamu hotel yang kedua yaitu pelatihan mengenai pengoperasian mesin-
terlihat kurang dalam hal grooming diri sendiri, sehingga mesin yang berasal dari departemen Housekeeping pula,
dirasa kurang sopan apabila dilihat tamu hotel. Maka karena bagi karyawan baru perlu adanya pelatihan mengenai
berdasarkan pengamatan tersebut melandasi diadakannya ata cara dan langkah-langkah yang diperlukan dalam
pelatihan dengan tema beauty talk. pengoperasian mesin tersebut agar sesuai dengan prosedur
yang benar dan juga ditambah alasan keselamatan
Analisa kebutuhan ini sendiri merupakan suatu proses yang pengoperasian mesin tersebut.
penting dikarenakan dengan analisa ini maka penting untuk
mengetahui kebutuhan apa serta faktor-faktor apa yang Materi yang disampaikan dalam pelatihan ini sendiri
mendasari perlu dilakukannya program pelatihan. Berdasarkan disesuaikan dengan job description dari departemen tempat
informasi yang didapatkan dari wawancara yang telah karyawan tersebut bekerja. Berdasarkan informasi yang sudah
dilakukan maka dapat dilihat bahwa Ibis Hotel ini sudah didapat ini, Ibis Hotel lebih menekankan pada pelatihan yang
melakukan analisa organisasi ketika sebelum melakukan lebih ditujukan kepada pekerjaan dan tugas yang terkait pada
program pelatihan untuk mengetahui apakah pelatihan masing-masing departemen. Dikarenakan karena tugas dan
memang perlu dibutuhkan dan pelatihan apa yang perlu pekerjaan dari masing-masing departemen ini memerlukan
dilakukan. Namun memang ada beberapa jenis pelatihan yang keahlian, keterampilan dan pengetahuan yang harus
diadakan tanpa melihat apakah pelatihan itu memang benar- disesuaikan dengan standar hotel untuk menunjang pemberian
benar diperlukan, seperti pelatihan wajib dari manajemen kualitas pelayanan yang tinggi kepada tamu hotel. Pada
pusat Accor Group, dan pelatihan mengenai langkah-langkah dasarnya tujuan penyesuaian isi dan konten yang akan
penanganan suatu bencana. Pelatihan ini diadakan bukan diberikan dalam program pelatihan yang disesuaikan dengan
karena berdasarkan kebutuhan tertentu, tetapi demi uraian job description dan job spesification adalah agar
mendukung kelancaran operasional Ibis Hotel dan pemberian materi pelatihan ini benar-benar sesuai dengan
memberikan pelayanan yang terbaik. kebutuhan akan keahlian, pengetahuan dan keterampilan yang
diperlukan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.
Proses kedua dalam tahapan analisa kebutuhan adalah
analisa tugas. Tugas dan pekerjaan yang ada dalam Ibis Hotel Proses yang ketiga yaitu analisa karyawan dimana terdapat
ini sangat bergantung pada keahlian, keterampilan dan proses menentukan perusahaan menentukan karyawan mana
pengetahuan yang dimiliki karyawan. Perusahaan melakukan yan gmemerlukan program pelatihan. Tujuan dari proses ini
analisa mengenai aktivitas yang dilakukan dalam suatu adalah untuk menghindarkan kesalahan penempatan karyawan
pekerjaan yang ada dalam Ibis Hotel sehingga dapat yang membutuhkan program pelatihan ini, hanya
mengetahui isi dan konten dari program pelatihan yang akan menempatkan karyawan yang dirasa kurang memiliki
diadakan. Berdasarkan informasi yang didapatkan dari hasil pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk
wawancara, dalam Ibis Hotel ini umumnya tugas maupun menyelesaikan pekerjaannya. Berdasarkan informasi yang
pekerjaan yang terkait dengan tugas dalam masing-masing didapat dari hasil wawancara, untuk kriteria karyawan yang
departemen memerlukan adanya program pelatihan. dibutuhkan dalam Ibis Hotel ini mempunyai beberapa kriteria
AGORA Vol. 4, No. 1, (2016) 889

seperti salah satu contohnya yaitu harus fasih berbahasa manajemen pusat Accor Group dengan didasarkan pada waktu
Inggris. Namun setelah beberapa kriteria ini terpenuhi maka libur dari karyawan dan waktu pelaksanaaan yang dipilih
karyawan yang baru masuk ini akan diikutsertakan dalam adalah ketika sore hari. Manfaat dari metode alokasi ini maka
program pelatihan untuk menyesuaikan keahlian, keterampilan dapat meminimalkan terjadinya bertabrakan waktu antara
dan pengetahuan yang mereka miliki agar sesuai dengan karyawan yang harus mengikuti program pelatihan namun
standar hotel yang sudah ada. Setelah mengikuti program masih bertanggung jawab dalam operasional hotel, mengingat
pelatihan, maka yang menilai apakah karyawan tersebut layak sangat tidak mungkin bagi seorang karyawan yang sedang
dalam pelayanan perhotelan adalah dari departemen bertugas dalam operasional dan sedang pelayanan kepada
pemerintahan, dimana akan diadakan suatu pengujian dan tamu hotel secara tiba-tiba meninggalkan tamu tersebut
ketika lulus dalam pengujian tersebut akan mendapatkan dengan alasan harus mengikuti pelatihan wajib.
sertifikasi profesi pariwisata.
Mendesain Program Pelatihan
Pelaksanaan pelatihan untuk penambahan keahlian dan
pengetahuan ini sendiri dari masing-masing pihak departemen Tahapan kedua sebelum program pelatihan ini benar-benar
akan melihat dibutuhkannya pelatihan ini melalui survey diimplementasikan yaitu tahapan mendesain program
maupun komplain yang disampaikan oleh tamu hotel, untuk pelatihan. Tahapan ini penting karena merupakan tahapan
menanggapi kualitas pekerjaan yang kurang tersebut masing- yang menentukan kesuksesan dari program pelatihan ini
masing departemen akan meminta departemen HRD untuk dimana tergantung dari kemampuan organisasi untuk
diadakan suatu program pelatihan. Pekerjaan yang dilakukan mengidentifikasi secara lebih mendalam mengenai kebutuhan
oleh karyawan dapat dianggap kurang memuaskan dengan program pelatihan yang akan diselenggarakan. Ada beberapa
adanya kritik dan masukan dari tamu hotel sehingga perlu hal yang perlu difokuskan dalam tahapan desain program
diadakannya pelatihan untuk meningkatkan kualitas kerja pelatihan ini, antara lain tujuan program pelatihan, kesiapan
yang diberikan kepada tamu hotel. Ibis Hotel ini lebih dan motivasi dari peserta pelatihan, serta karakteristik dari
memprioritaskan karyawan bagian mana yang lebih pelatih yang dipilih untuk menyampaikan materi dari pelatihan
membutuhkan program pelatihan terlebih dahulu, jadi tidak kepada peserta.
semua karyawan secara langsung diikutkan program pelatihan, Tujuan pelatihan merupakan gambaran mengenai hasil apa
mengingat jam operasional hotel ini berlangsung selama 24 yang diinginkan dari program pelatihan yang diadakan. Secara
jam setiap harinya. lebih tepatnya merupakan keahlian, keterampilan dan
Pelatihan untuk menambah keahlian, keterampilan dan pengetahuan apa yang ingin lebih dikuasai maupun adanya
pengetahuan ini terlepas dari jenis pelatihan lain yang perubahan perilaku oleh peserta pelatihan setelah mengikuti
merupakan pelatihan yang wajib diadakan oleh manajemen program pelatihan. Berdasarkan informasi yang didapat dari
pusat Accor Group maupun pelatihan wajib lainnya untuk hasil wawancara, dalam Ibis Hotel ini sudah menetapkan
menunjang kegiatan operasional hotel. Dalam pelatihan wajib tujuan apa yang ingin dicapai dari program pelatihan yang
ini semua karyawan diwajibkan untuk mengikuti pelatihan diadakan. Mengenai tujuan dari pelatihan wajib dari
tanpa terkecuali, maka sistema alokasi yang digunakan agar manajemen pusat Accor Group yang harus diselenggarakan
jumlah karyawan yang mengikuti pelatihan dan karyawan dalam Ibis Hotel ini bertujuan agar semua karyawan
yang harus bertugas dalam operasional menjadi efektif yaitu mempunyai kesamaan standar dalam semua pekerjaan yang
pembagian berdasarkan jadwal libur karyawan dan waktu dikerjakan, hal ini bertujuan agar semua pelayanan yang
pelatihan ini mayoritas diadakan ketika sore hari yaitu ketika diberikan kepada tamu hotel selalu dengan kualitas pelayanan
kegiatan operasional hotel tidak terlalu sibuk. Ibis Hotel ini yang terbaik dan sesuai dengan standar hotel yang sudah
melakukan pembagian karyawan yang akan mengikuti ditetapkan serta selalu mengutamakan kepuasan tamu.
program pelathan berdasarkan komplain dan survey yang Jenis pelatihan wajib lainnya diluar dari pelatihan wajib dari
dilakukan mengenai karyawan yang memberikan pelayanan manajemen pusat seperti pelatihan fire prevention ini
yang tidak sesuai dengan standar hotel, sehingga karyawan bertujuan untuk semakin menunjang kelancaran kegiatan
yang mengikuti program pelatihan ini benar-benar merupakan operasional perusahaan. Jenis pelatihan yang lebih mengarah
karyawan yang membutuhkan dengan tujuan untuk dapat ke skill untuk menambah keterampilan dan pengetahuan
meningkatkan pelayanan kepada tamu hotel. Manfaat peserta pelatihan bertujuan agar materi apa yang telah
penggunaan metode ini yaitu dapat mengurangi kesalahan disampaikan dalam pelatihan yang diberikan ini dapat
penempatan karyawan dalam mengikuti program pelatihan menambah keterampilan dan pengetahuan ataupun
dimana beberapa karyawan mungkin tidak memerlukan memberikan keterampilan dan pengetahuan yang sebelumnya
pelatihan, dan akhirnya dapat mengurangi resiko bertabrakan peserta belum diketahui dari masing-masing karyawan.
waktu antara waktu operasional hotel dengan waktu Tambahan pengetahuan, keterampilan dan keahlian yang
pelaksanaan program pelatihan. Ibis Hotel ini mengalokasikan didapat diharapkan dapat diterapkan dalam pekerjaan
karyawan yang harus mengikuti pelatihan wajib dari opersaional karyawan sehari-hari guna untuk semakin
AGORA Vol. 4, No. 1, (2016) 890

menunjang pemberian pelayanan yang lebih baik kepada tamu terlihat sangat tinggi antusiasme ini beranggapan bahwa
hotel dan memperbaiki kualitas pelayanan yang sebelumnya dengan mengikuti program pelatihan ini maka dapat
dianggap kurang baik oleh tamu hotel. membawa manfaat pada diri mereka sendiri. Manfaat ini dapat
berupa tambahan pengetahuan dan keterampilan maupun
Tujuan lain yang hendak dicapai adalah agar dapat mendapat pengetahuan dan keterampilan baru yang
menjelaskan dan memberikan arahan mengenai tata cara dan sebelumnya belum diketahui. Manfaat yang diperoleh ini
prosedur yang benar ketika melakukan suatu pekerjaan dan dapat semakin menunjang pekerjaan operasional karyawan
memberikan pelayanan kepada tamu agar semua pekerjaan dan dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepada tamu
menghasilkan pelayanan kepada tamu hotel yang sesuai hotel.
dengan standar yang sudah ditetapkan. Tujuan tersebut adalah
tujuan yang ingin dicapai terhadap kemajuan karyawan dalam Beberapa karyawan yang terlihat kurang antusias ini
hal untuk semakin memberikan pelayanan yang semakin baik disebabkan karena beberapa faktor. Faktor yang pertama
kepada tamu hotel, untuk tujuan yang ingin dicapai secara karena beberapa karyawan dalam mengikuti program
lebih luas adalah tujuan dari pelatihan terhadap Ibis Hotel ini pelatihan hanya karena perintah dari atasan mereka, jadi
sendiri, yaitu diharapkan dengan adanya pelatihan ini maka karena tidak mungkin menolak perintah atasan maka beberapa
kualitas pelayanan yang diberikan kepada tamu semakin baik karyawan ini terpaksa mengikuti program pelatihan meskipun
sehingga dapat menjadikan Ibis Hotel ini semakin unggul di tidak siap dalam mengikutinya. Faktor yang kedua adalah
antara pesaing dalam dunia bisnis perhotelan yang ada di karena faktor sudah berkali-kali mengikuti jenis pelatihan
Surabaya ini. Tujuan yang ingin dicapai dari program yang sama. Mayoritas karyawan merasa bosan dalam
pelatihan yang diselenggarakan oleh Ibis Hotel ini sudah mengikuti pelatihan yang sudah berulang kali diikuti ini
dipaparkan dengan jelas. Tujuan yang jelas dari program sehingga mereka merasa bosan dan kurang berantusias selama
pelatihan yang diselenggarakan dapat memberikan arah yang mengikuti pelatihan. Contohnya seperti pelatihan dalam
jelas pula kemana arah karyawan akan dibimbing dan dilatih departemen housekeeping, karyawan diharuskan untuk
serta hasil apa yang ingin dicapai dari program pelatihan ini mengikuti pelatihan yang sama berulang-ulang dengan tujuan
sehingga program pelatihan ini dapat diselenggarakan dengan untuk mengingat kembali tata cara yang benar agar pekerjaan
efektif dan tepat sasaran. karyawan selalu sesuai dengan prosedur yang ada. Faktor yang
ketiga adalah karena ketika waktu karyawan harus mengikuti
Hal selanjutnya yang harus diperhatikan dalam mendesain program pelatihan ini bersamaan dengan jam kerja operasional
program pelaihan ini yaitu mengenai kesiapan dan motivasi karyawan, sehingga karyawan yang mengikuti pelatihan ini
dari peserta pelatihan. Karyawan diharuskan untuk merasa cenderung tidak fokus selama mengikuti sesi, jadi fisik
siap ketika akan mengikuti program pelatihan, memiliki karyawan berada dalam sesi pelatihan, namun pikiran dan
keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk mental karyawan masih memikirkan mengenai tanggung
menerima dan memahami materi pelatihan yang akan jawab mereka yang masih ada dalam kegiatan operasional
diberikan. Kesiapan dari masing-masing individu sebelum hotel.
mengiktui program pelatihan ini berbeda-beda, dengan
mengetahui perbedaan kesiapan dari masing-masing karyawan Dampak dari ketidaksiapan dan kurangnya motivasi peserta
sangat penting untuk disesuaikan dengan situasi pelatihan agar ini adalah kurang maksimalnya penerimaan karyawan
pelatihan yang diselenggarakan ini optimal, maka setiap terhadap materi yang disampaikan selama program pelatihan
karyawan membutuhkan suatu keahlian, keterampilan dan ini. Sehingga tujuan dari program pelatihan yang sudah
pengetahuan baru yang didapat setelah mengikuti program ditetapkan sebelumnya terancam sulit untuk dicapai. Contoh
pelatihan. Berdasarkan informasi yang didapat dari hasil ketidaksiapan peserta yaitu peserta yang datang untuk
wawancara, di dalam Ibis Hotel ini tidak mempunyai suatu mengikuti program pelatihan ini ada yang datang tanpa
cara untuk mengetahui kesiapan setiap karyawan yang akan membawa alat tulis apapun, sehingga mereka tidak mencatat
mengikuti pelatihan. materi apa yang disampaikan, dengan hal ini menunjukkan
ketidaksiapan peserta serta kurangnya motivasi untuk
Karyawan hanya mengikuti program pelatihan sesuai dengan menerima keterampilan dan pengetahuan baru yang dapat
pembagian kloter dan waktu yang telah ditentukan. Persiapan diperoleh setelah mengiktui program pealatihan. Ibis Hotel ini
yang diberikan kepada karyawan hanya sebatas penyebaran e- tidak melakukan suatu cara untuk dapat melihat bagaimana
mail mengenai hal-hal apa yang perlu disiapkan oleh kesiapan dan motivasi dair peserta sebelum mengikuti
karyawan sebelum mengiktui program pelatihan, bukan untuk program pelatihan, sehingga Ibis Hotel ini tidak dapat
mengetahui kesiapan karyawan sebelum mengiktui pelatihan. menyesuaikan bagaiman situasi dan keadaan pelatihan yang
Mengenai perihal motivasi karyawan dalam mengikuti tepat sesuai dengan kesiapan dan motivasi peserta.
program pelatihan, informan menyatakan bahwa ada beberapa Dampaknya yaitu kurang tersampaikannya keahlian,
karyawan yang terlihat menunjukkan antusiasme tinggi selama keterampilan dan pengetahuan yang diberikan kepada peserta
mengiktui program pealtihan, namun ada juga yang dimana hal tersebut dapat membantu karyawan agar dapat
menunjukkan sedikit antusiasme. Beberapa karyawan yang
AGORA Vol. 4, No. 1, (2016) 891

semakin memberikan pelayanan yang elbih baik kepada tamu berjalan dengan lancar. Ditambah faktor pemilihan pelatih
hotel. Pada akhirnya bisa dikatakan program pelatihan yang dalam Ibis Hotel ini sendiri disesuaikan dengan materi yang
diadakan kurang dapat memenuhi tujuan yang ingin dicapai, akan disampaikan dalam program pelatihan, sehingga pelatih
hingga akhirnya manfaat yang didapat dari program pelatihan benar-benar menguasai mengenai materi yang akan
ini tidak sebanding dengan biaya dan tenaga yang sudah disampaikan dan karyawan benar-benar memperoleh manfaat
disalurkan untuk melaksanakan program pelatihan ini. tambahan keahlian, keterampilan dan pengetahuan baru yang
berguna untuk menunjang pekerjaan mereka. Pemilihan
Hal ketiga dalam mendesain program pelatihan adalah pelatih yang tepat diharapkan tujuan dari diselenggarakannya
mengenai karakteristik pelatih dalam membawakan materi program pelatihan dapat tercapai dan membawa manfaat bagi
selama program pelatihan. Kesuksesan dari program pelatihan karyawan dan bagi Ibis Hotel sendiri.
ini bergantung pada keahlian dari pelatih yang dipilih berupa
keahlian mengajar, penguasaan terhadap materi dan Implementasi Program Pelatihan
karakteristik yang dimiliki. Kesuksesan dari pelatihan ini
bergantung kepada pelatih dikarenakan pelatih inilah yang Tahap yang ketiga adalah tahapan implementasi program
bertanggung jawab terhadap penyampaian materi pelatihan pelatihan. Dalam tahapan ini terdapat langkah-langkah
kepada peserta beserta cara yang digunakan untuk pemilihan metode pelatihan yang akan digunakan untuk
menyampaikan materi tersebut hingga peserta memahami menyampaikan materi pelatihan kepada karyawan.
materi dan mendapat tambahan keahlian, keterampilan dan Berdasarkan informasi yang didapatkan dari hasil wawancara,
pengetahuan baru. Berdasarkan informasi yang didapatkan metode pelatihan akan digunakan dalam program pelatihan
dari hasil wawanacara, Pelatih yang dipilih dalam disesuaikan dengan materi dan isi dari pelatihan yang akan
membawakan materi program pelatihan oleh Ibis Hotel ini diberikan. Tempat pelaksanaan dari program pelatihan ini
diperoleh dari pelatih yang berasal dari manajemen pusat sendiri sampai sekarang masih bertempat dalam Ibis Hotel ini
Accor Group dan pelatih dari Ibis Hotel ini sendiri. Pelatih sendiri, belum sampai ada karyawan yang dikirim ke luar
yang berasal dari manajemen pusat Accor Group merupakan Hotel untuk mengikuti program pelatihan. Contoh dari
pelatih yang sudah memiliki suatu sertifikat Certified Trainer penyesuaian metode pemilihan pelatihan ini adalah ketika
dimana pelatih yang sudah memiliki sertifikasi ini adalah memberikan pelatihan mengenai service excellent, metode
pelatih yang sudah mengikuti uian untuk menjadi seoran yang digunakan dalam penyampaian meteri ini tidak hanya
gpelatih dan dinyatakan lulus ujian tersebut. Pelatih yang dengan metode classroom dimana hanya memberikan
berasal dari Ibis Hotel ini sendiri memang sampai sekarang pemaparan teori saja, melainkan dengan menggunakan metode
belum ada yang mempunyai sertifikat Certified Trainer ini, group discussion dan metode role play.
namun pelatih dari Ibis ini sudah pernah mengiktui suatu Penggunaan metode classroom hanya pada jenis pelatihan
pelatihan yang berjudul Trained the Trainer, dimana dimana materi yang disampaikan hanya berupa materi
merupakan suatu pelatihan yang diberikan kepada seseorang induction dan hanya membutukan pemaparan teori saja. Tetapi
untuk menjadi seorang pelatih. apabila pelatihan yan gdiberikan adalah pelatihan yang terkait
Pemilihan pelatih yang akan digunakan dalam suatu program dengan skill karyawan dan pada umumnya pelatihan
pelatihan disesuaikan dengan beberapa faktor yaitu seperti : departemantal, metode yang digunakan mayoritas adalah
(1) kemampuan berbicara di depan umum dengan baik agar metode On the Job Training. Contohnya seperti dalam
penyampaian materi berjalan lancar lalu materi harus bisa departemen housekeeping perihal pelatihan prosedur making
disampaikan secara komunikatif agar selama sesi pelatihan ini bed dalam kamar. Metode yang digunakan dalam pelatihan ini
dapat dikemas secara menarik dan tidak membosankan, (2) awalnya dengan metode ceramah dalam classroom untuk
memiliki penguasaan materi pelatihan dengan baik agar memaparkan teori yang ada, lalu setelah pemaparan teori
peserta benar-benar memperoleh materi yang dapat menambah peserta melakukan pelatihan dengan praktek secara langsung
keahlian, pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki, (3) dalam unit kamar hotel. Metode On the Job Training ini
fasih dalam berbahasa Inggris karena mayoritas program sangat diperlukan dalam pelatihan jenis ini karena sulit untuk
pelatihan yang diadakan mengandung materi berbahasa menjelaskan bagaimana tata cara yang benar dalam making
Inggris, sehingga pelatih dituntut agar mampu menyampaikan bed tetapi tanpa menggunakan praktek secara langsung.
materi tersebut dengan benar tanpa ada kesalahan Contoh yang kedua yaitu dalam departemen Food and
penerjemahan materi pelatihan, (4) memiliki penguasaan Beverage, metode pelatihan yang digunakna yaitu dengan
terhadap teknologi yang digunakan sebagai penunjang selama menggunakan On the Job Training secara langsung mengenai
kegiatan pelatihan, dimana teknologi ini digunakan untuk tata cara pemberian pelayanan dan menyediakan makanan dan
menunjang kelancaran kegiatan pelatihan. minuman sesuai dengan standar hotel kepada tamu yang
datang. Penggunaan metode On the Job Training dalam Ibis
Pelatih yang mempunyai kemampuan dan keahlian Hotel ini juga sebagai strategi yang digunakan sebagai cara
mengajar yang tinggi serta penguasaan materi yang tinggi untuk mengurangi rasa bosan peserta, karena dengan praktek
dapat berdampak pada proses penyampaian materi pelatihan secara langsung peserta lebih dapat beraktivitas dan
AGORA Vol. 4, No. 1, (2016) 892

mempelajari secara langsung mengenai materi pelatihan Hotel tidak melakukan suatu proses melihat kesiapan dan
dibandingkan hanya duduk diam dan mendengarkan pelatih motivasi peserta sebelum mengikuti pelatihan. Dalam tahapan
memaparkan teori dalam ruang kelas. Selama proses implementasi program pelatihan, metode pelatihan yang
implementasi program pelatihan apabila terdapat peserta yang digunakan disesuaikan dengan materi pelatihan, ada yang
merasa kurang jelas atau ingin menanyakan informasi yang menggunakan metode praktek langsung dan metode seminar
lebih, maka disediakan waktu untuk dapat bertanya dan dalam kelas. Penggunaan metode pelatihan yang tepat dapat
mencari informasi lebih lanjut ketika sesi istirahat maupun membawa manfaat penyampaian materi yang efektif kepada
ketika sesi pelatihan telah berakhir. karyawan.

Kendala yang dihadapi dalam implementasi program Saran


pelatihan adalah ketika jadwal pelaksanaan program pelatihan
sudah diumumkan lengkap beserta jam pelaksanaan, daftar Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dikemukakan
peserta pelatihan telah diumumkan, namun ketika hari beberapa saran dari peneliti sebagai berikut:
pelaksanaan pelatihan masih saja terdapat beberapa karyawan 1. Sebelum mengikuti program pelatihan, karyawan terlebih
yang datang terlambat. Karyawan yang datang terlambat itu dahulu dilihat kesiapan dan motivasinya terlebih dahulu. Hal
dikarenakan waktu pelaksanaan program pelatihan itu yang ini bertujuan agar apabila ada karyawan yang belum siap dan
bersamaan dengan jam kerja operasional, sehingga sangat kurang termotivasi maka dpat diberikan penjelasan mengenai
tidak mungkin karyawan yang sedang memberikan pelayanan pentingnya pelatihan dan manfaat yang didapat, sehingga
kepada tamu hotel lalu secara langsung meninggalkan tamu penyampaian materi dapat berjalan efektif. Selain itu dengan
tersebut dengan alasan mengikuti pelatihan. Bagi karyawan mengetahui kesiapan dan motivasi karyawan dapat membantu
yang mengikuti program pelatihan pada waktu yang sama proses pemilihan metode agar penyampaian materi dapat
pada jam operasional kerjanya, mereka cenderung kurang dikemas dengan menarik dan dapat mengurangi rasa bosan
berkonsentrasi terhadap materi yang diberikan melainkan karyawan.
lebih berfokus pada pekerjaan yang masih harus dikerjakan
pada saat itu. Dampaknya materi yang diberikan kurang dapat 2. Pemilihan metode pelatihan masih perlu disesuaikan
diterima dan karyawan tidak mendapatkan keahlian, kembali dengan materi pelatihan, dikarenakan masih terdapat
keterampilan dan pengetahuan yang bermanfaat. Implementasi pelatihan dimana metode yang digunakan masih kurang sesuai
pelatihan dalam Ibis Hotel telah menerapkan pemilihan dengan materi yang disampaikan. Contoh pelatihan mengenai
metode pelatihan yang tepat, disesuaikan dengan materi dan fire prevention, hanya menggunakan metode penyampaian
kebutuhan dari pelatihan itu sendiri. Metode On the Job teori dalam kelas, tanpa praktek secara langsung mengenai
Training untuk memfasilitasi peserta pelatihan sehingga prosedur yang harus dilakukan.
peserta lebih dapat mengalami kondisi kerja secara
sesungguhnya dan mempraktekkan materi yang disampaikan
DAFTAR PUSTAKA
dengan peralatan yang ada.
Anindya N. Bakrie,Teddy Kharsadi, Tedy Djuhar, Putri Kus
:LVQX :DUGKDQL $SULO 0HQ\HQWXK ³-DQWXQJQ\D
IV. KESIMPULAN/SARAN )XQJVL 6'0´ 37 0HQDUD .DGLQ ,QGRQHVLD 5HWUHLHYHG
November, 23, 2015, from
Kesimpulan www.humancapitaljournal.com
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dapat diambil Hanggraeni, Dewi. (2012). Manajemen Sumber Daya
kesimpulan yaitu pelatihan yang dilakukan dalam Ibis Hotel Manusia. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
ini terbagi menjadi dua bagian, pelatihan yang bersifat wajib Universitas Indonesia.
dari manajemen pusat Accor dan pelatihan departemental.
Sebelum melakukan program pelatihan, Ibis Hotel telah Mello, Jeffrey A. (2006). Strategic Human Resource
menerapkan langkah-langkah analisa kebutuhan, mendesain Management (13th ed. ). South Western: Thomson.
program pelatihan, dan implementasi pelatihan. Dalam analisa
Snell, Scott, & Bohlander, George. (2010). Priciples of
kebutuhan, untuk mengetahui kebutuhan pelatihan dilakukan Human Resource Management (15th ed. ). South-
melalui survey terhadap pelayanan yang diterima tamu hotel, Western: Cengage Learning.
pengamatan departemen HRD, dan permintaan langsung dari
Arikunto, Suharsimi. (2010). Manajemen Penelitian. Jakarta :
departemen lain. Namun dalam pelatihan wajib Accor harus
PT Rineka Cipta.
diadakan tanpa adanya analisa kebutuhan terlebih dahulu.
Dalam tahapan mendesain program pelatihan, dalam Ibis
Hotel telah ditetapkan tujuan yang ingin dicapai dan pelatih
yang dipilih disesuaikan dengan materi pelatihan. Namun Ibis
AGORA Vol. 4, No. 1, (2016) 893

Azwar, Saifudin. (2005). Metode Penelitian. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.Sarosa, Samiaji. (2012). Penelitian
kualitatif dasar-dasar. Jakarta: PT INDEKS.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kombinasi. Bandung :


Penerbit Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai