Anda di halaman 1dari 141

Kimia Kelas X Semester 1 i

1. Peserta didik dapat mengidentifikasi dan menjelaskan hakikat dan peran ilmu kimia dengan benar setelah melakukan kegiatan
diskusi peran ilmu kimia dalam kegiatan sehari-hari.
2. Peserta didik dapat menjelaskan metode ilmiah dalam menyelesaikan masalah dengan tepat setelah melakukan kegiatan
percobaan mengenai kelarutan gula dalam air.
3. Peserta didik dapat menjelaskan keselamatan kerja di laboratorium dengan benar setelah melakukan kegiatan diskusi
tentang arti simbol bahan kimia dan cara penanganannya.
4. Peserta didik dapat menyajikan rancangan penelitian dan laporan percobaan tentang pengujian kandungan karbohidrat
dalam bahan makanan.

Hakikat dan Peran Ilmu Kimia dalam Kehidupan,


Metode Ilmiah, serta Keselamatan Kerja di
Laboratorium

mencakup

Hakikat dan Peran Ilmu Kimia dalam Keselamatan Kerja di Laboratorium


Kehidupan dan Metode Ilmiah
meliputi
terdiri atas Alat-Alat Laboratorium dan
Hakikat Ilmu Kimia Kegunaannya

Cabang-Cabang Ilmu
Peran Ilmu Kimia mencakup Kimia Bahan Kimia, Sifat, dan Simbol-
dalam Kehidupan nya
Manfaat Ilmu Kimia di Ber-
bagai Bidang Kehidupan Penanganan Sampah dan
Metode Ilmiah Limbah Laboratorium serta
Peran Ilmu Kimia dalam Keadaan Darurat
Menyelesaikan Masalah
Global
Petunjuk dan Larangan di
Laboratorium
Karir di Bidang Kimia

• Ilmu Kimia • Data Percobaan


• Bahan Kimia • Penelitian
• Alat Kimia • Keselamatan Kerja
• Simbol Bahan Kimia • Laboratorium
• Metode Ilmiah

Kimia Kelas X Semester 1 1


A. Pilihan Ganda dengan disusunnya kesimpulan sementara
1. Jawaban : b berdasarkan data-data yang diperoleh dari literatur.
Ilmu kimia yang mempelajari jenis ikatan dan bentuk Menarik kesimpulan dilakukan setelah mengolah data
molekul senyawa adalah struktur materi. Bagian ilmu dari eksperimen. Merumuskan masalah dilakukan
kimia perubahan materi mempelajari tentang perubahan pada tahap awal metode ilmiah berdasarkan
fisika dan perubahan kimia materi beserta ciri-cirinya. fenomena yang terjadi di lingkungan sekitar.
Bagian ilmu kimia susunan materi mempelajari 5. Jawaban: c
komponen-komponen yang menyusun materi dan Peran ilmu kimia di bidang farmasi antara lain
perbandingannya dalam materi. Kinetika kimia penemuan alat uji kandungan gula darah dalam
mempelajari kecepatan reaksi kimia dan perubahan energi tubuh dan penemuan obat untuk menurunkan
yang menyertainya. Bagian ilmu kimia yang mempelajari demam. Penemuan bahan aktif deterjen yang
sifat materi mencakup sifat fisik dan sifat kimia materi aman bagi lingkungan termasuk peran ilmu kimia
yang khas sesuai susunan dan struktur materi. di bidang lingkungan. Penemuan pupuk sintetis
2. Jawaban : e termasuk penerapan ilmu kimia di bidang pertanian.
Cabang ilmu kimia yang mempelajari sifat, Sementara itu, penemuan komposisi bahan bakar
komposisi, dan proses reaksi biomolekul (zat gizi) yang efektif dan efisien untuk mesin merupakan
makanan dalam tubuh dipelajari adalah biokimia. penerapan ilmu kimia di bidang mesin.
Kimia farmasi mempelajari tentang pemisahan
6. Jawaban: e
bahan aktif tanaman obat, pembuatannya secara
Kimia inti adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari
sintetis, penelitian serta pengembangannya sebagai
radioaktivitas, proses nuklir, dan sifat nuklir. Kimia fisik
obat. Kimia pangan mempelajari tentang kualitas
adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari struktur,
bahan pangan, zat aditif makanan, dan penelitian
sifat, dan perubahan kimia suatu zat serta perubahan
yang berkaitan dengan kebutuhan pangan. Kimia
organik mempelajari tentang struktur, komposisi, energi yang menyertai perubahan kimia tersebut.
reaksi, dan sintesis senyawa organik. Kimia fisik Kimia analitik adalah cabang ilmu kimia yang mengkaji
mempelajari tentang penelitian mengenai energi tentang analisis dan zat atau senyawa, baik secara
yang menyertai reaksi kimia, sifat fisika dan kimia kualitatif maupun kuantitatif meliputi sampling,
serta perubahan senyawa kimia. penyiapan sampel siap ukur, pengukuran, pemisahan,
dan peralatan untuk keperluan pengukuran. Kimia
3. Jawaban: c lingkungan adalah cabang ilmu kimia yang
Metode ilimiah harus berdasarkan data empiris yaitu memusatkan kajiannya pada permasalahan lingkungan,
data yang diperoleh dari pengukuran secara objektif seperti pencemaran, penanganan limbah, dan
sesuai keadaan di lapangan. Sikap logis artinya penanganan air bersih. Kimia organik adalah cabang
memberikan argumentasi secara ilmiah dan rasional ilmu kimia yang mempelajari senyawa-senyawa
berdasarkan bukti yang tersedia. Sikap kritis berarti organik, seperti alkohol, bensin, dan solar. Kimia
selalu menghasilkan ide mengenai masalah di sekitar
anorganik adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari
maupun gagasan untuk pemecahan masalah. Sikap
senyawa-senyawa anorganik seperti garam-garam,
analitis adalah menunjukkan adanya proses dalam
mineral-mineral, dan logam. Jadi, cabang ilmu kimia
mengidentifikasi masalah dan menentukan metode
yang mempelajari reaktor nuklir adalah kimia fisik dan
pemecahan masalah. Konseptual berarti proses
kimia inti.
penelitian dengan mengembangkan konsep dan teori
agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan. 7. Jawaban : d
4. Jawaban : a Penerapan ilmu kimia dalam bidang lingkungan
Pengujian dan pengumpulan data merupakan tahap antara lain dalam pengolahan sampah dan limbah
rumah tangga maupun industri. Meneliti sifat dan
metode ilmiah yang berupa eksperimen (penelitian).
karateristik bahan material untuk atap dan dinding
Tahap mengolah data dilakukan setelah diperoleh
bangunan merupakan penerapan ilmu kimia dalam
data dari pengujian/eksperimen. Merumuskan
bidang arsitektur. Mempelajari informasi mengenai
hipotesis dilakukan sebelum pengujian/eksperimen

2 Hakikat dan Peran Kimia dalam Kehidupan, Metode Ilmiah, serta Keselamatan Kerja di Laboratorium
kandungan mineral logam di permukaan bumi B . Uraian
termasuk penerapan ilmu kimia di bidang geologi dan 1. Cabang ilmu kimia yang diterapkan dalam proses
tambang. Memeriksa kandungan zat dalam bahan pembuatan sabun sebagai berikut.
makanan untuk mengetahui keamanannya termasuk a. Kimia organik
penerapan ilmu kimia di bidang pangan. Mengolah hasil Pembuatan sabun menggunakan bahan-bahan
peternakan dengan proses kimia sederhana untuk alami yang ada di sekitar yatu minyak dan
meningkatkan kualitas di bidang pertanian dan lemak sebagai bahan utama. Selain itu, sabun
peternakan.
dapat ditambah bahan-bahan alami untuk
8. Jawaban: d meningkatkan kulitasnya, misal daun sirih yang
bersifat antiseptik dan ekstrak bunga sebagai
No. Bidang Peran Ilmu Kimia
bahan parfum. Cabang kimia organik
a. Teknik sipil Menemukan jenis besi yang
sesuai untuk bahan bangunan.
diterapkan untuk menentukan metode yang
b. Pertanian Mengidentifikasi jenis unsur tepat dalam pengolahan bahan alam atau cara
hara dan mengukur pH tanah mengambil ekstrak bahan alam tersebut.
untuk menentukan tingkat
kesuburannya. b. Kimia anorganik
c. Farmasi Mengembangkan bahan- Selain bahan organik, diperlukan bahan
bahan alam yang mengandung
zat-zat aktif untuk obat.
anorganik dalam pembuatan sabun sebagai
d. Pertanian Menemukan senyawa kimia bahan aditif dan pengisi, misal titanium
yang efektif untuk membasmi dioksida (TiO2) dan tetranatrium pirofosfat.
hama.
e. Mesin Menemukan sifat dan kompo- c. Kimia fisik
sisi minyak pelumas yang Penerapan cabang ilmu kimia fisik dalam
sesuai untuk mesin.
pembuatan sabun berkaitan dengan energi reaksi
9. Jawaban: d dan sifat sabun saat dibuat maupun digunakan.
Di bidang kesehatan ilmu kimia berhasil d. Kimia analitik
menemukan interaksi zat-zat kimia dalam sistem Penerapan kimia analitik dalam pembuatan
pencernaan, sirkulasi, ekskresi, gerak, reproduksi, sabun meliputi takaran bahan dan reaksi yang
hormon, dan sistem saraf. Di bidang lingkungan berlangsung selama pembuatan, serta sifat
ilmu kimia membantu proses pengolahan air bersih pelarutannya selama saat bereaksi dengan air.
menggunakan tawas melalui sistem filtrasi. Di e. Kimia lingkungan
bidang geologi ilmu kimia berhasil menemukan Pembuatan sabun juga harus mempertimbangkan
jenis batuan atau kandungan mineral baik logam dampaknya terhadap lingkungan. Bagaimana sifat
atau nonlogam. Di bidang hukum ilmu kimia penguraiannya dan pengaruhnya terhadap
mampu mengungkapkan pelaku tindak kejahatan organisme di lingkungan.
melalui sidik jari yang tertinggal. 2. Metode ilmiah atau dalam bahasa Inggris dikenal
10. Jawaban: b sebagai scientific methode adalah proses berpikir
Bahan bakar minyak jumlahnya terbatas dan dapat untuk memecahkan masalah secara sistematis,
habis. Untuk mengatasi keterbatasan bahan bakar, empiris, dan terkontrol. Langkah-langkah dalam
mulai digunakan bahan bakar bio yang diperoleh metode ilmiah yaitu merumuskan masalah, menyusun
dari pengolahan tanaman maupun hewan. Sebagai kerangka teori, merumuskan hipotesis, melakukan
contoh bioetanol pengganti bensin yang diperoleh eksperimen, menganalisis data, membuat kesimpulan,
dari pengolahan tebu dan singkong. Solar dapat dan mempublikasikan melalui penulisan laporan.
digantikan dengan biodiesel yang diperoleh dari 3. Program Langit Biru adalah program untuk
pengolahan minyak kelapa, minyak biji jarak, atau meminimalisasi polusi udara. Ilmu kimia ikut
lemak hewani. Zat aditif bensin yang menaikkan berperan menghasilkan bahan bakar yang ramah
bilangan oktan bertujuan memaksimalkan lingkungan, misal bioetanol dan biodiesel. Selain
pembakaran di dalam mesin dan energi yang itu, penemuan alat catalitic coverter dan alat
dihasilkan oleh pembakaran tersebut. Pengolahan Cottrel yang masing-masing berperan menyaring
sampah plastik dan gas buang mesin tidak gas keluaran knalpot dan mesin pabrik membantu
memengaruhi ketersediaan bahan bakar minyak. mengurangi pencemaran udara.

Kimia Kelas X Semester 1 3


4. Saat melakukan penelitian, seorang peneliti harus f. Teliti, seorang peneliti dalam melakukan
memiliki sikap-sikap berikut. penelitian harus teliti dan tidak boleh melaku-
a. Rasa ingin tahu yang tinggi, seorang peneliti kan kesalahan karena dapat memengaruhi
harus selalu memiliki rasa ingin tahu yang hasil penelitiannya.
tinggi terhadap objek yang terdapat di ling- g. Tekun, seorang peneliti harus tekun dan tidak
kungannya (peduli terhadap lingkungannya). mudah putus asa jika menghadapi masalah
b. Jujur, seorang peneliti harus dapat menerima dalam penelitiannya.
apapun hasil penelitiannya dan tidak boleh h. Berani dan santun, seorang peneliti harus
mengubah data hasil penelitiannya. berani dan santun dalam mengajukan
c. Objektif, seorang peneliti dalam mengemuka- pertanyaan dan berargumentasi.
kan hasil penelitiannya tidak boleh dipengaruhi
5. Penelitian dalam metode ilmiah dilakukan untuk
oleh perasaan pribadinya, tetapi harus ber-
menguji kebenaran hipotesis yang dirumuskan
dasarkan kenyataan atau fakta yang ada.
mengenai masalah yang diamati. Oleh karena
d. Berpikir secara terbuka, seorang peneliti mau
hipotesis disusun berdasarkan teori-teori yang
menerima kritik dari orang lain dan
berkaitan dengan masalah, diperlukan pembuktian
mendengarkan pendapat orang lain.
mengenai hipotesis tersebut.
e. Memiliki kepedulian, seorang peneliti mau
mengubah pandangannya ketika menemukan
bukti yang baru.

4 Hakikat dan Peran Kimia dalam Kehidupan, Metode Ilmiah, serta Keselamatan Kerja di Laboratorium
A. Pilihan Ganda 5. Jawaban: c
Limbah percobaan maupun pelarut yang tersisa
1. Jawaban: c
dari percobaan tidak boleh dibuang langsung ke
Gambar tersebut menunjukkan Erlenmeyer yang
lingkungan. Cara lebih baik dalam penanganan
digunakan untuk menampung larutan atau
limbah dan pelarut tersebut dengan dimasukkan ke
mereaksikan dua larutan atau lebih. Alat yang
wadah khusus sesuai sifat limbah dan dinetralkan
digunakan untuk membuat larutan encer dari
terlebih dahulu. Selanjutnya, baru dibuang ke
larutan pekat adalah labu ukur. Alat yang
digunakan untuk membuat larutan dari sampel lingkungan atau saluran pembuangan air. Sisa pelarut
padatan adalah gelas beaker dan labu ukur. sebaiknya tidak dikembalikan ke dalam botol induk.
Wadah menimbang massa padatan adalah gelas Alasannya, pelarut tersebut sudah terpapar udara
arloji. Adapun alat yang digunakan untuk luar sehingga mungkin sudah berubah menjadi tidak
mengukur volume larutan adalah gelas ukur. murni. Jika dikembalikan ke dalam botol induk akan
merusak larutan di dalamnya yang masih murni.
2. Jawaban: c
6. Jawaban : a
Untuk mengambil larutan induk dari dalam botol
kimia sebanyak 5 mL dapat menggunakan pipet Bahan yang mempunyai simbol adalah
ukur. Ada beberapa jenis pipet ukur berdasarkan bahan yang bersifat racun. Contoh bahan kimia
volume larutan yang ingin diambil, misal pipet ukur yang mencantumkan simbol ini pada kemasannya
1 mL, pipet ukur 5 mL, dan pipet ukur 10 mL. adalah asam sianida dan fenol. Kalium dikromat
Pipet ukur lebih akurat daripada pengukuran dan kalium permanganat merupakan larutan yang
dengan gelas beaker atau pipet tetes. Pipet ukur mudah mengalami reduksi sehingga merupakan
juga dapat digunakan langsung ke dalam botol
kimia untuk mengambil larutan sesuai volume yang zat pengoksidasi kuat (simbol ). Metanol
diperlukan.
bersifat mudah terbakar (simbol ) dan
3. Jawaban: c
Reaksi HCl dengan Mg(OH) 2 menghasilkan beracun (simbol ). Natrium hidroksida
MgCl2 dan H2O. Reaksi ini dilakukan dalam tabung merupakan basa kuat sehingga bersifat kaustik dan
reaksi yang diambil menggunakan pipet tetes.
Jumlah endapan MgCl2 dapat ditentukan dengan mengiritasi (simbol ). Amonia termasuk
centrifuge. Endapan dalam suatu larutan akan ter-
bentuk maksimal setelah diputar dalam centrifuge. bahan yang menimbulkan iritasi (simbol ).
Jumlah endapan ditentukan dengan cara Asam asetat dan kloroform bersifat berbahaya
mengukur tinggi endapan yang terbentuk dan
membandingkannya dengan endapan-endapan (simbol ). Larutan petroleum eter bersifat
lain. mudah terbakar sehingga mempunyai simbol .
4. Jawaban: c
Asam klorida merupakan larutan asam kuat yang 7. Jawaban: d
bersifat korosif sehingga pada botol kemasannya Bahan kimia yang harus dihindarkan dari asam
terdapat simbol c. Simbol a adalah simbol untuk asetat dalam penyimpanannya adalah asam nitrat.
bahan kimia yang mudah meledak, misal amonium Meskipun sama-sama bersifat asam, keduanya
nitrat dan nitroselulosa. Simbol b adalah simbol dapat bereaksi hebat menimbulkan ledakan atau
untuk bahan kimia yang mudah terbakar, misal kebakaran. Natrium hidroksida merupakan basa
etanol dan dietil eter. Simbol d adalah simbol untuk kuat. Reaksinya dengan asam asetat menghasilkan
bahan yang bersifat radioaktif, misal uranium. senyawa garam dan air. Asam asetat merupakan
Adapun simbol e adalah simbol untuk bahan yang asam lemah sehingga menimbulkan korosi pada
membahayakan lingkungan, misal perak nitrat dan serbuk logam. Asam sulfat merupakan asam kuat
raksa (II) klorida. dan tidak bereaksi dengan asam asetat.

Kimia Kelas X Semester 1 5


8. Jawaban: b proses percobaan dan mengurangi bahaya yang
Beberapa langkah kerja yang tepat dilakukan saat mungkin terjadi. Dengan mengetahui materi, kita
bekerja di laboratorium sebagai berikut. mengetahui bahan dan sifatnya serta alat yang
1) Menambahkan asam pekat ke dalam air diperlukan dan cara kerjanya. Oleh karena itu, kita
sedikit demi sedikit saat membuat larutan dapat berhati-hati selama percobaan. Dengan
encer. Menambahkan air ke dalam asam mengetahui tahapan kerja sebelum percobaan,
menimbulkan letupan yang berbahaya. waktu percobaan lebih efektif dan efisien, dan
2) Menuang larutan induk dari botol stok di meminimalisir kesalahan percobaan.
dalam lemari asam agar uap larutan tidak 2. Oleh karena merupakan zat pengoksidasi kuat,
terhirup atau mencemari udara laboratorium. botol kemasan kalium permanganat diberi simbol
3) Menimbang massa bahan serbuk dengan bahan pengoksidasi yaitu . Penyimpanan ka-
gelas arloji. Mengunakan kertas saring sebagai lium permanganat dilakukan dalam botol gelap
alas menimbang bahan serbuk dapat yang tertutup rapat. Ditempatkan di ruangan gelap
menyebabkan serbuk tertinggal di kertas. dengan sirkulasi udara yang baik serta dijauhkan
Akibatnya, saat reaksi massa bahan serbuk dari bahan-bahan yang mudah teroksidasi, misal
tidak sesuai dengan yang seharusnya. ammonium nitrat, senyawa asam, dan alkohol.
4) Kulit yang terkena bahan kimia tidak boleh
3. a. Pengaduk, digunakan untuk mengaduk saat
diusap dengan tangan atau digaruk. Akan
mencampur zat padat dengan larutan sehingga
tetapi. Langsung disiram dengan air bersih
zat padat larut dengan sempurna.
yang mengalir.
b. Gelas ukur, berfungsi untuk mengukur
5) Cara mencium bau larutan hasil reaksi dengan
volume suatu larutan.
mengipas uapnya dengan tangan hingga bau
c. Tabung Y, digunakan untuk mereaksikan suatu
tercium. Mencium langsung dari wadahnya
zat dalam sistem tertutup.
merupakan tindakan berbahaya.
d. Buret, digunakan untuk menampung larutan
9. Jawaban: a titran saat melakukan titrasi.
Pemanasan tabung reaksi yang benar adalah e. Pelat tetes, sebagai tempat menampung
dengan cara dipegang menggunakan penjepit larutan yang akan diuji sifat asam-basanya.
dengan posisi agak dimiringkan 45°. Posisi mulut f. Propipet, digunakan bersama pipet volume
tabung reaksi dijauhkan dari praktikan. Selain itu, untuk memompa larutan agar masuk atau
pemanasan pada dinding tabung reaksi sebaiknya keluar pipet volume.
tidak dilakukan secara terus-menerus melainkan 4. Cara penyimpanan bahan kimia yang disesuaikan
sesekali dijauhkan dari api agar tabung reaksi tidak dengan sifat bahayanya sebagai berikut.
terlalu panas dan pecah. Tabung reaksi juga tidak a. Bahan-bahan kimia yang mudah meledak
boleh diisi terlalu penuh karena dapat menyebab- (eksplosif) dapat disimpan di tempat
kan larutan tumpah. Jadi, gambar yang tepat (bangunan) yang terisolir dari bangunan-
adalah opsi a. bangunan lainnya dan dilengkapi dengan pintu
10. Jawaban: b tahan api.
Pertolongan pertama apabila kulit terkena larutan b. Bahan-bahan kimia yang mudah menguap
basa adalah segera dicuci dengan air mengalir, dan terbakar disimpan di tempat yang jauh
lalu dibilas dengan larutan asam asetat 1%. dari sumber api.
Terakhir, tangan dicuci dengan air kembali, c. Bahan-bahan yang mudah menguap dan
dikeringkan, serta olesi dengan salep boor. bertekanan tinggi harus dilindungi dari cahaya
matahari. Ventilasi udara dalam ruangan harus
B . Uraian baik.
1. Mengetahui materi, metode, dan tahapan kerja d. Bahan-bahan oksidator jangan ditempatkan
yang akan dilakukan sebelum melakukan bersama dengan bahan yang mudah terbakar
percobaan di dalam laboratorium mempermudah (bahan organik dan pereduksi). Ventilasi udara
dalam ruangan harus baik.

6 Hakikat dan Peran Kimia dalam Kehidupan, Metode Ilmiah, serta Keselamatan Kerja di Laboratorium
e. Bahan-bahan korosif disimpan di tempat yang 5. Beberapa hal yang harus dilakukan selama bekerja
kering atau suhunya rendah namun tidak di di laboratorium sebagai berikut.
bawah titik bekunya. a. Memakai baju/jas laboratorium selama
f. Bahan kimia yang mudah bereaksi dengan bekerja di laboratorium.
air, disimpan pada tempat yang jauh dari b. Menggunakan kacamata pengaman
sumber air. (googles) atau masker/penutup wajah.
g. Bahan-bahan kimia yang mudah terurai mem- c. Menggunakan sarung tangan jika diperlukan.
bentuk racun apabila berhubungan dengan d. Mengikat rambut yang panjang agar tidak
panas, air, atau asam tidak diperkenankan menganggu dan tidak menimbulkan bahaya
disimpan berdekatan dengan bahan-bahan selama bekerja.
kimia yang mudah menyala/menguap. Suhu e. Tidak makan dan minum selama bekerja di
ruangan harus rendah dan kering. laboratorium.
f. Melepas lensa kontak selama bekerja di
laboratorium.

Kimia Kelas X Semester 1 7


8
Persiapan

Memahami Materi yang


akan Dipraktikkan

Tertib Selama Berada di


Laboratorium
Hakikat Ilmu Kimia
Memahami dan Dapat
Menggunakan Berbagai
Peralatan Laboratorium

Peranan Ilmu Cabang-Cabang Ilmu Kimia


Hal-hal yang Perlu Hakikat dan Peran dalam
Diperhatikan Sebelum Ilmu Kimia dalam Kehidupan Manfaat Ilmu Kimia di Berbagai
Bekerja Kehidupan serta Bidang
Mengetahui Sifat Bahan
Metode Ilmiah
Kimia dan Cara Peranan Ilmu Kimia dalam
Penanganannya Menyelesaikan Masalah Global
Karier di Bidang Kimia
Penanganan Sampah
dan Limbah Laboratorium
Merumuskan Masalah
Memahami Berbagai Hakikat dan Peran Kimia
Petunjuk dan Larangan Menyusun Kerangka Teori
Bekerja di Laboratorium dalam Kehidupan, Metode Ilmiah,
serta Keselamatan Kerja di Metode Merumuskan Hipotesis
Laboratorium Ilmiah
Alat-alat Laboratorium Melakukan Penelitian
dan Kegunaannya
Mengolah dan Menganalisis
Bahan Kimia, Sifat, dan Data
Simbolnya
Menarik Kesimpulan

Mempublikasikan Hasil
Hal-Hal yang Harus

Hakikat dan Peran Kimia dalam Kehidupan, Metode Ilmiah, serta Keselamatan Kerja di Laboratorium
Dipahami Pengguna
Laboratorium
Penanganan Sampah
dan Limbah serta
Keadaan Darurat

Petunjuk dan Larangan


di Laboratorium
A. Pilihan Ganda 4. Jawaban: a
1. Jawaban: d Manfaat ilmu kimia dalam mempelajari reaksi
Kajian dan penelitian mengenai zat radioaktif, penguraian karbohidrat dan protein dalam tubuh
penanganan, dan pemanfaatannya dipelajari dalam makhluk hidup merupakan manfaat dalam bidang
cabang ilmu kimia inti. Kimia lingkungan biologi. Manfaat ilmu kimia dalam bidang industri
memusatkan kajian pada masalah lingkungan, misal antara lain pengetahuan mengenai sifat bahan yang
pencemaran, pengolahan limbah, dan pengolahan digunakan untuk membuat mesin atau sifat bahan
air bersih. Kimia farmasi memusatkan kajian pada yang diolah dengan mesin. Manfaat ilmu kimia
penelitian mengenai bahan alam yang berpotensi dalam bidang arkeologi yaitu penentuan umur
sebagai obat, pengolahan, dan isolasi zat aktif, dan barang arkeologi dengan radioisotop karbon-14.
pembuatannya secara sintetis. Kimia pangan Manfaat ilmu kimia dalam bidang kesehatan
memusatkan kajiannya mengenai penelitian untuk adalah penelitian tentang pembuatan obat dan
mengembangkan kualitas bahan panga,n dan zat reaksinya dengan tubuh saat dikonsumsi. Manfaat
aditif makanan. Biokimia mempelajari tentang ilmu ilmu kimia dalam bidang pertanian yaitu
kimia yang berkaitan dengan ilmu biologi, khususnya ditemukannya pupuk dan pestisida yang efektif.
sifat dan hasil reaksi serta perubahan biomolekul 5. Jawaban: a
dalam makhluk hidup. Proses berpikir yang harus dimiliki oleh seorang
2. Jawaban: b peneliti antara lain kritis dan analitis, logis, empiris,
Pengetahuan struktur materi dapat memberikan objektif, rasional, dan konseptual.
gambaran tentang komposisi materi beserta sifat- 6. Jawaban: b
sifatnya sehingga dapat diketahui jenis unsur-unsur Urutan langkah kerja yang dilakukan berdasarkan
penyusun suatu materi. Dari sini nantinya dapat metode ilmiah dijelaskan sebagai berikut.
diketahui pula rumus kimianya. Perubahan materi 1) Merumuskan masalah
mempelajari tentang perubahan fisis dan 2) Menyusun kerangka teori
perubahan kimia suatu zat. Kinetika kimia 3) Menarik hipotesis
mempelajari tahap-tahap perubahan suatu materi 4) Melakukan eksperimen
hingga dapat diperkirakan usaha yang tepat untuk 5) Mengolah data
mempercepat pembentukan produk. Struktur atom 6) Menarik kesimpulan
mempelajari partikel-partikel penyusun suatu atom 7) Membuat laporan
seperti proton, neutron, dan elektron. Ikatan kimia Urutan tersebut ditunjukkan oleh angka 3) – 6) –
mempelajari mekanisme pembentukan pasangan 7) – 2) – 1) – 5) – 4).
elektron bersama atau serah terima elektron. 7. Jawaban: c
3. Jawaban: d Merakit komponen-komponen chip mikroprosesor
Jenis mineral, jumlah kandungan logam di pada alat-alat elektronika memerlukan keahlian
fisika dan elektronika. Mengisolasi bahan-bahan
dalamnya, jenis senyawa yang terbentuk secara
alam untuk digunakan sebagai obat memerlukan
alami, dan sifat-sifatnya dipelajari dalam kimia
keahlian di bidang kimia organik dan farmasi.
anorganik. Kimia organik mempelajari struktur,
Mencari bahan ramah lingkungan pada proses
komposisi, reaksi, dan sintesis senyawa-senyawa
pembuatan detergen merupakan tugas dari tenaga
organik, misal alkohol dan bensin. Kimia analitik
ahli kimia lingkungan. Pemilihan jenis bahan yang
mempelajari penentuan kualitatif dan kuantitatif
sesuai untuk pembuatan panel surya memerlukan
zat yang berkaitan dengan pengembangan aplikasi keahlian di bidang kimia logam. Menganalisis
dan mesin analitik. Kimia lingkungan mempelajari struktur senyawa obat yang tepat pada mekanisme
kaitan ilmu kimia untuk memecahkan permasalahan pencernaan memerlukan keahlian di bidang kimia
lingkungan, misal pencemaran udara dan farmasi.
pengolahan limbah pabrik.

Kimia Kelas X Semester 1 9


8. Jawaban: c 12. Jawaban: d
Peran ilmu kimia dalam menyelesaikan masalah Pasangan yang tepat antara gambar alat dan
lingkungan antara lain meneliti kandungan logam kegunaannya sebagai berikut.
berat pada air sungai dan air laut serta mengolah
No. Gambar Alat Kegunaan
sampah organik menjadi bahan bakar biogas.
Menyelidiki kandungan zat aktif untuk obat dalam 1) Membuat larutan encer dengan
konsentrasi tertentu.
ekstrak bahan alam dan menemukan metode
pembuatan obat sintetis yang lebih efektif termasuk
manfaat ilmu kimia dalam bidang farmasi dan
kesehatan. Menemukan bahan yang kuat dan 2) Mengukur volume larutan.
ringan untuk struktur bangunan merupakan
manfaat ilmu kimia di bidang arsitektur.
9. Jawaban: a
Larutan encer yang dibuat dari padatan NaOH 3) Menampung dan mencampurkan
dengan cara melarutkan padatan sebanyak yang larutan, biasa digunakan untuk
menampung titrat dalam titrasi.
diperlukan hinga volume yang diinginkan. Tahapan
langkah kerja yang dilakukan sebagai berikut.
1) Menghitung massa yang diperlukan dan air yang
perlu ditambahkan untuk membuat 500 mL 4) Menampung dan mencampurkan
larutan.
larutan dengan konsentrasi 10–3 M dengan
perhitungan kimia.
2) Mengambil stok bahan (padatan NaOH)
dengan bantuan spatula. 5) Menampung larutan titran pada
proses titrasi.
3) Menimbang massa NaOH yang diperlukan
menggunakan neraca digital dengan bantuan
kaca arloji.
4) Melarutkan seluruh padatan NaOH yang telah 6) Memisahkan larutan yang
ditimbang ke dalam labu ukur 500 mL dengan berbeda massa jenisnya.
bantuan corong kaca.
5) Menambahkan air/akuades hingga volume
500 mL dengan bantuan pipet tetes.
6) Menggoyang-goyangkan labu ukur hingga 7) Tempat larutan yang diuji sifat
asam-basanya.
terbentuk larutan homogen.
10. Jawaban: d
Gambar menunjukkan alat hot plate stirer yang 8) Wadah bahan kimia saat ditimbang
digunakan untuk memanaskan atau mengaduk massanya di neraca.
larutan atau keduanya secara bersamaan. Hot
plate stirer dilengkapi dengan magnet stirer yang
berfungsi sebagai pengaduk. Alat yang digunakan
untuk memisahkan padatan terlarut dalam larutan 13. Jawaban: d
adalah centrifuge. Titik leleh dan titik lebur Peralatan laboratorium yang digunakan untuk
senyawa dapat ditentukan dengan alat digital mengambil larutan dengan ketelitian tinggi adalah
melting point. Menimbang massa zat yang pipet gondok yang ditunjukkan oleh opsi d. Gambar
diperlukan menggunakan neraca digital. Adapun pada opsi a adalah gelas ukur yang berfungsi untuk
untuk mengurangi dan menyerap uap air dalam mengukur volume larutan. Gambar pada opsi b
bahan kimia padat menggunakan desikator. adalah gelas beaker yang berfungsi untuk menam-
pung dan mencampur senyawa kimia. Gambar pada
11. Jawaban: b
opsi c adalah spatula yang berfungsi untuk
Alat-alat yang terbuat dari kaca antara lain buret, labu
mengambil bahan kimia berbentuk serbuk. Gambar
ukur, tabung reaksi, termometer, gelas beaker, corong
pada opsi e adalah pipet tetes yang berfungsi untuk
pisah, dan pengaduk kaca. Muffle terbuat dari plastik
tahan panas dan elemen besi. Pelat tetes dan mortar mengambil larutan dalam volume sedikit.
terbuat dari porselen. Klem terbuat dari besi.

10 Hakikat dan Peran Kimia dalam Kehidupan, Metode Ilmiah, serta Keselamatan Kerja di Laboratorium
14. Jawaban: d 17. Jawaban: c
Rangkaian alat destilasi terdiri atas labu alas bulat
No. Tindakan Penanganan Jenis Bahan Kimia
sebagai wadah campuran yang dipanaskan, adaptor,
Asam klorida
kondensor, labu alas bulat (destilasi) atau erlenmeyer. a. Disimpan di tempat tertutup dan
dilengkapi dengan dengan label yang
Alat-alat tersebut berturut-turut ditunjukkan oleh menunjukkan bahwa bahan bersifat
korosif.
angka 7), 5), 3), dan 6). Rangkaian alat destilasi
ditambah dengan klem dan statif sebagai penopang b. Disimpan dalam lemari asam dan Amoium nitrat
dalam wadah tertutup rapat serta
rangkaian alat, selang sebagai pemasuk air masuk dijauhkan dari sumber api.
dan keluar kondensor, dan termometer untuk c. Disimpan dalam botol yang dilengkapi Sianida
mengukur suhu. Gambar 1) adalah buret yang dengan simbol yang menunjukkan
bahwa bahan bersifat toxic.
digunakan untuk titrasi. Gambar 2) adalah tabung
d. Disimpan dalam wadah yang terbuat Natrium hidroksida
reaksi yang digunakan untuk tempat reaksi larutan dari plastik dan tertutup rapat.
dalam volume sedikit. Gambar 4) adalah gelas ukur e. Disimpan dalam botol gelap dan Kalium permanganat
yang digunakan untuk mengukur volume larutan. tertutup rapat.

Gambar 8) adalah pipet volume yang digunakan untuk


mengambil sekaligus mengukur volume larutan sesuai 18. Jawaban: e
takaran pipet volume. Asam kuat bersifat korosif sehingga harus disimpan
dalam botol kaca yang tertutup rapat. Asam kuat
15. Jawaban: b juga harus disimpan di rak yang bukan terbuat dari
Pasangan yang tepat antara simbol bahan dan besi dan dihindarkan dari barang-barang logam.
contoh bahan kimia sebagai berikut. Penyimpanan asam kuat harus dipisah dengan
No. Simbol Bahan Contoh Bahan Kimia bahan-bahan lainnya karena uapnya dapat bereaksi
1) Amonium dikromat
dengan bahan lain. Ruang penyimpanan juga harus
mempunyai sirkulasi udara yang baik.
19. Jawaban: b
2) Asam sulfat
Lemari asam merupakan tempat khusus yang
dilengkapi dengan saluran udara untuk mengisap
3) Hidrogen peroksida
gas atau uap yang dihasilkan. Lemari asam
digunakan saat menuang asam kuat atau bahan
yang mudah menguap serta mereaksikan larutan
4) Kloroform
yang menghasilkan uap. Dengan menggunakan
lemari asam, gas dan uap langsung masuk ke
saluran udara khusus di dalam lemari asam dan tidak
5) Karbon tetraklorida mencemari laboratorium atau terpapar ke tubuh.
20. Jawaban: d
Saat terjadi kebakaran, dilarang meniup sumber
6) Etanol
api meskipun nyala api masih kecil. Hal ini untuk
menghindari api merembet ke arah bahan yang
mudah terbakar. Langkah yang paling tepat adalah
16. Jawaban: d menutupkan kain basah pada bahan yang terbakar
Hal yang harus dihindari saat bekerja di (sumber api), mematikan sumber arus listrik,
laboratorium antara lain menuang larutan dengan memadamkan api dengan APAR saat api belum
cara mengangkat tabung reaksi setinggi mata. Saat membesar, dan memanggil mobil unit pertolongan
menuang larutan sebaiknya wadah yang dituangi bahaya kebakaran terdekat.
diletakkan di atas tempat yang datar dan tidak usah B . Uraian
dipegang dengan tangan. Penuangan larutan dapat 1. Peran ilmu kimia di era globalisasi sebagai berikut.
dibantu dengan pengaduk. Jika wadah berupa a. Di bidang pertanian, ilmu kimia ikut berperan
tabung reaksi harus diletakkan di rak tabung reaksi. menghasilkan pestisida dan herbisida yang efektif
sehingga turut meningkatkan produksi pangan.
Ilmu kimia juga mengembangkan pestisida dari
bahan alam yang lebih ramah lingkungan.

Kimia Kelas X Semester 1 11


b. Di bidang sandang, ilmu kimia berperan b. Segera matikan sumber arus listrik agar
menemukan serat sintetis sehingga produksi kebakaran tidak membesar.
sandang dapat dilakukan secara besar- c. Lokalisasi api supaya tidak merambah ke arah
besaran. bahan mudah terbakar lainnya.
c. Di bidang papan, ilmu kimia berperan d. Jika api mulai membesar, segera panggil mobil
menghasilkan campuran bahan yang ringan unit Pertolongan Bahaya Kebakaran (PBK)
dan kokoh sebagai bahan bangunan. Ilmu terdekat.
kimia juga berperan dalam mengidentifikasi
6. Alat keselamatan yang digunakan selama bekerja
bahan yang kuat sebagai kerangka bangunan
di laboratorium sebegai berikut.
bertingkat.
a. Jas laboratorium
d. Di bidang elektronik, ilmu kimia berperan
b. googles atau kacamata
mengidentifikasi unsur/senyawa yang bersifat
c. Sarung tangan
semikonduktor dan konduktor sebagai
d. Masker penutup hidung
pendukung alat elektronik.
e. Masker penutup muka
e. Di bidang komunikasi, ilmu kimia berperan
mengidentifikasi sifat bahan yang sesuai untuk 7. Penyimpanan basa padatan atau cairan seperti
komponen smartphonedan alat komunikasi natrium hidroksida (NaOH), kalium hidroksida
lainnya. (KOH), dan kalsium hidroksida (Ca(OH)2), harus
dilakukan sebagai berikut.
2. Karakteristik konseptual dalam metode ilmiah artinya
a. Pisahkan basa dari asam, logam aktif, bahan
proses penelitian dilakukan dengan mengembangkan
eksplosif, peroksida organik, dan bahan flammable.
konsep dan teori yang sudah ada, bukan hanya
b. Simpan larutan basa anorganik dalam wadah
mengada-ada atau menggunakan dasar yang belum
polietilene (plastik).
diterima kebenarannya. Dengan mendasarkan pada
c. Tempatkan wadah larutan basa dalam baki
konsep dan teori maka hasil penelitian dapat
plastik untuk menghindari pecah atau kebocoran.
dipercaya dan dipertanggungjawabkan.
d. Simpanlah botol-botol besar larutan basa dalam
3. Hipotesis adalah jawaban sementara dari lemari rak atau kabinet yang tahan korosi. Botol
permasalahan yang dirumuskan. Hipotesis disusun besar disimpan di rak yang posisinya lebih
berdasarkan teori-teori dan fakta yang bawah daripada botol lebih kecil.
dikumpulkan untuk mendukung masalah tersebut.
8. Berdasarkan teori dalm ilmu kimia pengolahan limbah
Selain itu, hipotesis juga dapat didasarkan pada
secara umum dilakukan dengan tahapan berikut.
hasil peneltian sebelumnya yang pernah dilakukan
a. Memisahkan limbah padat dengan limbah cair
orang lain.
dalam limbah melalui penyaringan.
4. 1) Corong kaca digunakan untuk membantu b. Mengendapkan partikel terlarut dalam limbah
menuang larutan ke wadah lain supaya tidak cair dengan pembentukan flok berdasarkan
tumpah. prinsip koloid.
2) Penjepit tabung reaksi digunakan untuk c. Menguji sifat limbah padat maupun cair dan
memegangi tabung reaksi saat dipanaskan. menentukan cara penetralannya sebelum
3) Propipet digunakan bersama pipet volume dibuang ke lingkungan.
untuk mengisap larutan ke dalam pipet atau d. Mengecek kandungan BOD dan COD limbah
mendorong larutan keluar dari pipet. cair sebelum dibuang ke saluran air.
4) Pembakar spiritus digunakan sebagai alat
9. a. Rangkaian alat di atas terdiri atas:
pembakar dengan bahan bakar spiritus.
1) labu distilasi;
5) Corong Buchner digunakan untuk menyaring
2) kondensor/pendingin;
bahan dengan bantuan pompa vakum dan labu
3) termometer;
khusus yang berbentuk seperti Erlenmeyer.
4) penangas air;
5. Usaha atau tindakan penanganan saat terjadi 5) kompor listrik;
kebakaran di laboratorium sebagai berikut. 6) erlenmeyer;
a. Jika nyala apinya kecil, padamkan dengan Alat 7) kaki tiga;
Pemadam Api Ringan (APAR). 8) statif dan klem.

12 Hakikat dan Peran Kimia dalam Kehidupan, Metode Ilmiah, serta Keselamatan Kerja di Laboratorium
b. Rangkaian alat di atas merupakan alat distilasi. b. Nitrooksida digunakan sebagai bahan anestesi
Alat ini digunakan untuk memisahkan larutan dalam kedokteran gigi.
yang mempunyai titik didih berbeda. Contohnya c. Hidrazina digunakan sebagai bahan baku
untuk memisahkan alkohol dengan air. pembuatan isoniazid, yaitu zat yang dipakai
10. Beberapa senyawa kimia yang bermanfaat dalam dalam pengobatan tuberkulosa. Natrium
kehidupan sehari-hari sebagai berikut. hidroksida digunakan dalam pembuatan sabun,
a. Amonium nitrat digunakan sebagai pupuk. tekstil, dan penyulingan minyak.

Kimia Kelas X Semester 1 13


1. Peserta didik mampu menjelaskan partikel-partikel dasar penyusun atom dengan tepat setelah melakukan kegiatan studi literatur
dan diskusi.
2. Peserta didik mampu menentukan nomor atom, nomor massa, isotop, isobar, isoton, isoelektron, dan elektron valensi dengan
benar setelah melakukan kegiatan pengamatan dan diskusi.
3. Peserta didik mampu menjelaskan perkembangan teori atom dengan tepat setelah melakukan kegiatan diskusi.
4. Peserta didik mampu menuliskan konfigurasi elektron unsur serta menentukan bilangan kuantum elektron terakhir suatu unsur
dengan tepat setelah mendapat penjelasan dari guru.
5. Peserta didik mampu menjelaskan fenomena alam dengan model atom secara tepat setelah melakukan kegiatan diskusi dan
studi literatur.

Struktur Atom
mencakup

Partikel-Partikel Dasar Nomor Atom, Nomor Massa, Perkembangan Teori Atom,


Penyusun Atom Isotop, Isoton, Isobar, dan Konfigurasi Elektron, dan
Isoelektron Mekanika Kuantum
meliputi
membahas membahas
Elektron Nomor Atom Perkembangan Teori
Atom
meliputi
Proton Nomor Massa Model Atom
Dalton

Notasi Unsur Model Atom


Neutron Thomson
Isotop, Isoton, Model Atom
Isobar, dan Rutherford
Isoelektron
Model Atom
Massa Atom Bohr
Relatif
Model Atom
Mekanika
Kuantum
Konfigurasi Elektron dan
Elektron Valensi
Bilangan Kuantum
Bentuk dan Orientasi
Orbital meliputi
Bilangan Kuantum
Utama

Bilangan Kuantum
Azimuth

Bilangan Kuantum
• Atom • Nomor Atom • Isoton • Ion
Magnetik
• Elektron • Nomor Massa • Isobar • Unsur
• Proton • Notasi Unsur • Konfigurasi Elektron • Model Atom
Bilangan Kuantum
• Neutron • Isotop • Orbital • Teori Atom
Spin
• Bilangan Kuantum

14 Struktur Atom
A. Pilihan Ganda 5. Jawaban: d
Partikel penyusun atom yang bermuatan positif
1. Jawaban: c adalah proton. Proton ditemukan oleh Eugen
Berdasarkan eksperimen yang dilakukannya, Goldstein melalui percobaan tabung gas berkatode
Goldstein menemukan massa proton sebesar (tabung Crookes) pada tahun 1886. W. Crookes
1,67 × 10–24 gram. Eksperimen tersebut dilakukan menemukan sinar yang muncul dari arah katode
menggunakan tabung gas dengan katode (tabung menuju anode (sinar katode) melalui percobaan
Crookes) yang diberi lubang-lubang. Katode dan tabung sinar katode. J.J. Thomson melanjutkan
anode dalam tabung diberi muatan listrik percobaan yang dilakukan W. Crookes dan
bertegangan tinggi. Sementara itu, Milikan menemukan elektron. Elektron merupakan partikel
menemukan muatan elektron sebesar 1,6 × 10–19 C. penyusun atom yang bermuatan negatif. James
Thomson menemukan elektron, Chadwick Chadwick menemukan neutron (partikel penyusun
menemukan neutron, dan Rutherford menemukan atom yang tidak bermuatan). Ernest Rutherford
inti atom bermuatan positif. menemukan konsep inti atom melalui percobaan
2. Jawaban: e hamburan sinar alfa.
Sinar katode atau sinar elektron merupakan radiasi 6. Jawaban: a
partikel, bukan merupakan gelombang elektro- Hasil percobaan Thomson menggunakan tabung
magnetik. Sinar katode bermuatan negatif sinar katode berhasil menemukan partikel atom
sehingga dibelokkan menuju kutub positif dalam yaitu elektron. Sinar dari katode (elektrode
medan listrik. Perbandingan e/m selalu tetap negatif) yang diberikan tegangan listrik akan
karena tidak tergantung jenis gas dan jenis dibelokkan oleh medan magnet dan tertarik ke
elektrode. Sinar katode merambat lurus dari arah kutub positif. Berdasarkan percobaan,
permukaan katode menuju anode. Thomson menyimpulkan bahwa elektron
3. Jawaban: d bermuatan negatif.
W. Bothe dan H. Becker melakukan eksperimen 7. Jawaban: d
penembakan partikel alfa pada inti atom berilium, Hipotesis Rutherford pada percobaan hamburan
lalu dilanjutkan oleh James Chadwick. Eksperimen sinar alfa yaitu atom tersusun atas inti atom yang
tersebut menghasilkan radiasi partikel berdaya bermuatan positif dan dikelilingi elektron yang
tembus tinggi yang bersifat netral atau tidak bermuatan negatif sehingga atom bersifat netral.
bermuatan (neutron). Sementara itu, dari percobaan Pernyataan a merupakan hasil eksperimen Eugen
tetes minyak ditemukan muatan elektron sebesar Goldstein tentang proton. Pernyataan b merupakan
1,6022 × 10–19 C, dari percobaan hamburan sinar hasil eksperimen J.J. Thomson tentang elektron.
alfa ditemukan proton, dari percobaan tabung gas Pernyataan c merupakan kelemahan yang tidak
Crookes ditemukan elektron, serta dari percobaan dapat dijelaskan dari eksperimen yang dilakukan
pembelokan sinar katode oleh medan listrik oleh G.J. Stoney tentang elektron. Pernyataan e
ditemukan muatan elektron. merupakan hasil eksperimen James Chadwick
4. Jawaban: d tentang neutron.
Sinar α yang diteruskan artinya sebagian besar 8. Jawaban: a
atom adalah ruang kosong. Sinar α yang Rutherford melakukan eksperimen penembakan
dipantulkan berarti di dalam atom terdapat benda lempeng emas tipis dengan sinar alfa. Sinar alfa
pejal yang ukurannya sangat kecil, tetapi yang ditembakkan sebagian kecil sinar dibelokkan,
massanya besar. Sinar α yang dibelokkan berarti sebagian kecil lagi dipantulkan, dan sebagian
menabrak elektron. besar diteruskan. Oleh karena sebagian besar sinar
alfa diteruskan, Rutherford menyimpulkan bahwa
sebagian besar atom berupa ruang kosong.

Kimia Kelas X Semester 1 15


9. Jawaban: a listrik. Saat tabung Crookes dihubungkan dengan
Hubungan yang tepat antara partikel, muatan dan arus listrik, sinar katode akan terpancar menuju
penemunya sebagai berikut. anode. Dalam perjalanannya menuju anode, sinar
katode bertumbukan dengan gas hidrogen yang
Partikel Muatan Penemu
terdapat dalam tabung sehingga terbentuk ion
Elektron –1 Thomson
hidrogen yang bermuatan positif.
Nukleon +1 Rutherford
Neutron 0 Chadwick 3. Sifat-sifat sinar anode sebagai berikut.
Proton +1 Goldstein
a. Merupakan radiasi partikel karena dapat
10. Jawaban: b memutar kincir.
Elektron adalah salah satu partikel penyusun atom b. Bermuatan negatif karena dapat dibelokkan
yang bermuatan negatif satu dan tidak bermassa. oleh medan listrik atau medan magnet ke
Elektron dituliskan dengan notasi –10e. Elektron kutub negatif.
ditemukan melalui percobaan tabung gas berkatode c. Ukuran partikel sinar anode bergantung pada
yang dilakukan oleh Thomson. Sifat-sifat elektron jenis gas dalam tabung.
antara lain merambat lurus menuju anode, d. Semakin besar massa partikel, sinar anode
dipancarkan oleh katode dalam sebuah tabung semakin sukar dibelokkan.
hampa yang diberi arus listrik bertegangan tinggi, e. Perbandingan e/m tergantung pada gas yang
dan bermuatan negatif karena dibelokkan ke kutub diisikan dalam tabung.
positif oleh medan listrik. Jadi, pernyataan yang
4. Atom mempunyai inti bermuatan positif yang sangat
benar ditunjukkan oleh angka 1) dan 3).
kecil dan padat. Di dalam inti terdapat proton dan
B. Uraian massa atom terpusat pada inti atom. Inti atom
1. Proton merupakan salah satu partikel penyusun sangat kecil dibanding volume atom sehingga
atom yang bermuatan positif. Proton dituliskan banyak terdapat ruang kosong dalam atom. Inti
dengan notasi 11p. Sifat-sifat proton sebagai atom dikelilingi elektron. Atom bersifat netral
berikut. sehingga jumlah muatan positif (inti atom) sama
a. Bermuatan positif karena dibelokkan ke dengan jumlah muatan negatif (elektron).
kutub negatif oleh medan listrik. 5. Partikel Simbol Letak Penemu
b. Bermuatan +1 atau 1,6 × 10–19 C.
Proton (p) 1p di dalam inti E. Goldstein
c. Bermassa 1 sma atau 1,67 × 10–24 g. 1
1n
Neutron (n) 0 di dalam inti J. Chadwick
2. Ion hidrogen dalam tabung sinar katode terbentuk Elektron (e) 0
–1 e mengelilingi inti J.J. Thomson
ketika tabung Crookes dihubungkan dengan arus

A. Pilihan Ganda Jawaban: b


Nomor massa = nomor atom + jumlah neutron
1. Atom natrium mempunyai nomor atom 11 dan Jumlah neutron
nomor massa 23. Jumlah neutron yang dimiliki = nomor massa – nomor atom
oleh atom tersebut adalah . . . . = 23 – 11
a. 11 = 12
b. 12 Jadi, jumlah neutron atom natrium adalah 12.
c. 14
d. 23
e. 34

16 Struktur Atom
2. Jawaban: a 7. Jawaban: c
Nomor atom = jumlah proton = jumlah elektron Isobar adalah atom-atom yang mempunyai nomor
= 34 massa sama, seperti 136M dan 138Z. 157X dan 179Y
Nomor massa = nomor atom + jumlah neutron merupakan isoton karena mempunyai jumlah neu-
Jumlah neutron tron sama yaitu 8. 34 35
17Cl dan 17Cl merupakan isotop
= nomor massa – nomor atom
karena mempunyai nomor atom sama yaitu 17.
= 79 – 34 = 45 2+ dan O2– merupakan isoelektron karena
Jadi, atom Se mempunyai 34 proton, 34 elektron, 12Mg 8

dan 45 neutron. memiliki jumlah elektron sama yaitu 10.

3. Jawaban: d 8. Jawaban: c
Nomor atom = jumlah proton = jumlah elektron Isoelektron adalah spesi-spesi yang mempunyai
= 51 jumlah elektron sama. Jumlah elektron untuk
Nomor massa setiap ion tersebut sebagai berikut.
= nomor atom + jumlah neutron 1) 9F–
= 51 + 71 Nomor atom = jumlah proton = 9
= 122 Jumlah elektron = jumlah proton – muatan
Jadi, lambang unsur atom X adalah 122
51 X . = 9 – (–1)
4. Jawaban: b = 10
Nomor massa = 31 2) 16S2–
Nomor atom = jumlah proton = 15 Nomor atom = jumlah proton = 16
Lambang atom P: 15 31
P Jumlah elektron = jumlah proton – muatan
= 16 – (–2)
Jumlah neutron = nomor massa – nomor atom
= 18
= 31 – 15 –
3) 35Br
= 16
3–
Ion P terbentuk jika atom P menangkap tiga Nomor atom = jumlah proton = 35
elektron. Dengan demikian, jumlah elektron ion Jumlah elektron = jumlah proton – muatan
P3– adalah 15 – (–3) = 18. Jadi, dalam ion P3– = 35 – (–1)
terdapat 15 proton dan 16 neutron di dalam inti = 36
4) 12Mg 2+
serta 18 elektron di sekitar inti.
Nomor atom = jumlah proton = 12
5. Jawaban: b
Jumlah elektron = jumlah proton – muatan
3+
23X = 12 – 2
Jumlah proton = nomor atom = 23 = 10
Jumlah elektron = jumlah proton – muatan 5) 17Cl–
= 23 – 3 Nomor atom = jumlah proton = 17
= 20 Jumlah elektron = jumlah proton – muatan
Jadi, ion X3+ memiliki 23 proton dan 20 elektron. = 17 – (–1)
6. Jawaban: c = 18
Jadi, pasangan ion yang merupakan isoelektron
Isoton adalah atom-atom yang memiliki jumlah
adalah 12 Mg 2+ dan 9 F – yaitu sama-sama
neutron sama, seperti 24 23
12Mg dan 11Na (pilihan
mempunyai 10 elektron.
jawaban c). Kedua atom tersebut mempunyai
jumlah neutron 12. Sementara itu, 11H dan 31H 9. Jawaban: d
23Na dan 24Na (pilihan
(pilihan jawaban a) serta 11 Lambang unsur = 52
11 24Cr
jawaban e) merupakan isotop karena memiliki Nomor massa = 52
24Mg dan
jumlah proton (nomor atom) yang sama. 12 Nomor atom = jumlah proton = jumlah elektron
24
11Na (pilihan jawaban d) merupakan isobar karena = 24
mempunyai massa atom (nomor massa) yang sama.

Kimia Kelas X Semester 1 17


Jumlah neutron 1 elektron yang dilepaskan oleh atom lain
= nomor massa – nomor atom sehingga jumlah elektron pada ion M – =
= 52 – 24 35 – (–1) = 36. Jadi, jumlah proton, elektron,
= 28 dan neutron pada ion M – berturut-turut yaitu
Ion Cr2+ terbentuk jika atom Cr melepaskan 35, 36, dan 45.
2 elektron pada kulit terluarnya. Dengan demikian, d. 32 2 −
16 N
jumlah elektron pada ion Cr2+ = 24 – 2 = 22.
Jadi, dalam ion Cr 2+ terdapat 24 proton, Pada atom N:
28 neutron, dan 22 elektron. Nomor atom = jumlah proton = jumlah
elektron = 16
10. Jawaban: a Jumlah neutron
(60 × 69)+ (40 × 71) 4.140 + 2840 = nomor massa – nomor atom
Ar = = = 69,8
100 100 = 32 – 16 = 16
Jadi, massa atom relatif gallium adalah 69,8. Ion N2– terbentuk jika atom N menangkap
2 elektron yang dilepaskan oleh atom lain
B. Uraian sehingga jumlah elektron pada ion N2– =
1. a. 23 + 16 – (–2) = 18. Jadi, jumlah proton, elektron,
11 K
dan neutron pada ion N2– berturut-turut yaitu
Pada atom K:
16, 18, dan 16.
Nomor atom = jumlah proton = jumlah
elektron = 11 2. Isotop adalah atom-atom yang mempunyai nomor
Jumlah neutron atom sama, tetapi nomor massa berbeda, misalnya
16 O dan 18 O. Isoton adalah atom-atom yang
= nomor massa – nomor atom 8 8
= 23 – 11 = 12 mempunyai jumlah neutron sama, misalnya 40 20Ca
Ion K+ terbentuk jika atom K melepaskan dan 39 19 K. Isobar adalah atom-atom yang
1 elektron pada kulit terluarnya sehingga mempunyai nomor massa sama, tetapi nomor
jumlah elektron pada ion K+ = 11 – 1 = 10. atom berbeda, misalnya 24 24 3
11Na dan 12Mg serta 1H
3
dan 2He.
Jadi, jumlah proton, elektron, dan neutron
pada ion K+ berturut-turut yaitu 11, 10, dan 3. Data lengkap dari tabel tersebut sebagai berikut.
12.
51 3+ Nomor Nomor Jumlah Jumlah Jumlah
b. 23 L
Notasi Atom Massa Proton Elektron Neutron
Pada atom L: 9
4 Be 4 9 4 4 5
Nomor atom = jumlah proton = jumlah 32 2–
16 S 16 32 16 18 16
elektron = 23 80 Br
35 35 80 35 35 45
Jumlah neutron 137 2+
56 137 56 54 81
56 Ba
= nomor massa – nomor atom
= 51 – 23 = 28 4. Misal kelimpahan Cl-35 = a% sehingga
Ion L3+ terbentuk jika atom L melepaskan kelimpahan Cl-37= (100 – a)%.
3 elektron pada kulit terluarnya sehingga a 100 − a
jumlah elektron pada ion = 23 – 3 = 20. Jadi, Ar Cl = ( 100 × 35) + ( 100 × 37)
jumlah proton, elektron, dan neutron pada ion
a 100 − a
L3+ berturut-turut yaitu 23, 20, dan 28. 36,5 = ( 100 × 35) + ( 100 × 37)
80 −
c. 35 M 3.650 = 35a – 37a + 3.700
Pada atom M: 3.650 – 3.700 = –2a
Nomor atom = jumlah proton = jumlah
–50 = –2a
elektron = 35
Jumlah neutron a = 25
= nomor massa – nomor atom Jadi, kelimpahan isotop Cl-35 adalah 25% dan
= 80 – 35 = 45 kelimpahan isotop Cl-37 adalah 75%.
Ion M – terbentuk jika atom M menangkap

18 Struktur Atom
5. Pada atom netral: a. Atom Ti: jumlah proton = 22, jumlah elektron
nomor atom = jumlah proton = jumlah elektron = 22
Pada ion: b. Ion Ti2+: jumlah proton = 22, jumlah elektron
nomor atom = jumlah proton = 22 – 2 = 20
jumlah elektron = jumlah proton – muatan ion c. Ion Ti3+: jumlah proton = 22, jumlah elektron
Jadi, jumlah proton dan elektron dalam atom Ti, = 22 – 3 = 19
ion Ti2+, dan ion Ti3+ sebagai berikut.

A. Pilihan Gandaah jawaban yang tepat! ke inti. Elektron dapat berpindah dari lintasannya
ke lintasan elektron di atas atau di bawahnya
1. Jawaban: c
dengan melepaskan atau menyerap energi, tetapi
Teori atom yang dikemukakan oleh Bohr sebagai
tidak berpindah ke inti.
berikut.
1) Elektron mengelilingi inti atom pada orbit 4. Jawaban: c
tertentu. Demokritus dan Leukipus mengemukakan bahwa
2) Selama berada dalam lintasannya, energi penyusun materi bersifat diskontinu. Sementara
elektron tetap sehingga tidak ada energi yang materi bersifat kontinu dikemukakan oleh
diserap atau dilepaskan. Aristoteles.
3) Elektron dapat berpindah lintasan dengan
menyerap atau melepaskan energi. 5. Jawaban: c
4) Lintasan stasioner yang diperbolehkan Elektron yang mempunyai bilangan kuantum
h utama (n) = 3 berarti elektron tersebut berada di
memiliki momentum sudut kelipatan dari 2π . kulit M. Sementara itu, elektron berada di kulit K
Atom bersifat netral karena jumlah muatan positif jika elektron mempunyai bilangan kuantum utama
sama dengan jumlah muatan negatif serta atom (n) = 1. Elektron berada di kulit L jika elektron
terdiri atas inti atom yang dikelilingi elektron mempunyai bilangan kuantum utama (n) = 2.
seperti model tata surya merupakan teori atom Elektron berada di kulit N jika elektron
Rutherford. mempunyai bilangan kuantum utama (n) = 4.
Elektron berada di kulit O jika elektron
2. Jawaban: d mempunyai bilangan kuantum utama (n) = 5.
Gambar model atom Thomson ditunjukkan oleh
angka 4). Thomson mengemukakan bahwa atom 6. Jawaban: c
adalah sebuah bola bermuatan positif yang Elektron dengan bilangan kuantum utama
memuat beberapa partikel bermuatan negatif (n) = 3 mempunyai empat subkulit yaitu 3s, 3p,
(elektron) dan elektron-elektron tersebut tersebar pada 3d, dan 3f. Orbital-orbital keempat subkulit
bola seperti kismis pada roti kismis. Gambar 1) tersebut sebagai berikut.
merupakan model atom Dalton. Gambar 2) 3s: hj
merupakan model atom Bohr. Gambar 3) 0
merupakan model atom Rutherford. Gambar 5) 3p: hj hj hj
merupakan model atom modern.
–1 0 +1
3. Jawaban: e
Elektron bergerak mengelilingi inti, tetapi tidak 3d: hj hj hj hj hj
–2 –1 0 +1 +2
jatuh ke dalam inti. Hal ini berhubungan dengan
teori atom Bohr. Bohr mengemukakan bahwa
3f: hj hj hj hj hj hj hj
elektron-elektron bergerak mengelilingi intinya
–3 –2 –1 0 +1 +2 +3
pada lintasan dan jarak tertentu serta mempunyai
tingkat energi tertentu sehingga tidak akan jatuh Jadi, jumlah elektron yang menempati orbital dengan
bilangan kuantum n = 3 dan m = +1 adalah 6.

Kimia Kelas X Semester 1 19


7. Jawaban: c orbital akan terisi sebuah elektron dengan spin
Aufbau menyatakan bahwa pengisian elektron sama, baru kemudian berpasangan. Pengisian
dalam orbital dimulai dari orbital dengan energi elektron yang sesuai dengan aturan-aturan tersebut
rendah. Setelah penuh, pengisian elektron yaitu unsur R dan T. Seharusnya, pengisian elektron
dilanjutkan ke orbital dengan tingkat energi lebih unsur P : 1s2 2s2 2p4, unsur Q : 1s2 2s2 2p3, dan
tinggi. Hund menyatakan bahwa elektron-elektron unsur S : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d10. Unsur S dan T
yang berada dalam suatu orbital akan menempati mengikuti kaidah aturan penuh dan setengah penuh.
orbital kosong dengan arah rotasi sejajar. Setelah Hal ini disebabkan oleh ketidakstabilan orbital d.
itu, elektron-elektron lainnya menempati orbital
12. Jawaban: c
tersebut dengan arah rotasi berlawanan
Pada suatu atom, kulit kedua (n = 2) dapat
(berpasangan). Pauli menyatakan bahwa dalam
memiliki subkulit s dan p. Kulit ketiga (n = 3)
satu atom tidak boleh ada dua elektron yang
dapat memiliki subkulit s, p, dan d. Kulit keempat
mempunyai empat bilangan kuantum sama.
(n = 4) dapat memiliki subkulit s, p, d, dan f. Harga
Goudsmit adalah ilmuwan yang menemukan
A dan m untuk tiap subkulit sebagai berikut.
adanya fenomena spin (rotasi) elektron. Bohr
menemukan bahwa elektron mengelilingi inti Subkulit A Harga m
atom pada orbit tertentu dengan momen sudut s 0 0
h p 1 –1, 0, +1
kelipatan 2π
. d 2 –2, –1, 0, +1, +2
f 3 –3, –2, –1, 0, +1, +2, +3
8. Jawaban: e
Bilangan kuantum spin (s) menyatakan arah 1 1
Sementara itu, harga s dapat bernilai + 2 atau – 2 .
putaran elektron terhadap sumbunya sewaktu
elektron berputar mengelilingi inti atom. Orbital 13. Jawaban: d
suatu atom dan bentuk-bentuk subkulit dapat Konfigurasi elektron unsur 26Fe: 1s2 2s2 2p6 3s2
ditentukan berdasarkan bilangan kuantum azimuth 3p6 4s2 3d6
(A). Arah ruang suatu orbital dapat ditentukan Ion Fe3+ terbentuk jika unsur Fe melepaskan
berdasarkan bilangan kuantum magnetik (m). 3 elektron pada kulit terluarnya.
Perbedaan tingkat energi kulit dapat ditentukan Konfigurasi elektron ion Fe3+: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
berdasarkan bilangan kuantum utama (n). 4s0 3d 5 atau 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d 5.
9. Jawaban: e Diagram orbital ion Fe3+:
Konfigurasi elektron unsur 25Y : 1s2 2s2 2p6 3s2 hj hj hj hj hj hj hj hj hj h h h h h
3p6 4s2 3d5. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s0 3d 5
Ion Y 6+ terbentuk jika unsur Y melepaskan Jadi, elektron yang tidak berpasangan pada ion
6 elektron pada kulit terluarnya. Jadi, konfigurasi Fe3+ berjumlah 5.
elektron ion Y6+ = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s0 3d1 atau
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d1. 14. Jawaban: d
Konfigurasi elektron unsur 75 2 2 6
33As: 1s 2s 2p 3s
2
10. Jawaban: c 6 2 10 3 2 10 3
3p 4s 3d 4p atau [Ar] 4s 3d 4p
Konfigurasi elektron unsur 8T : 1s2 2s2 2p4
Diagram orbital unsur 75
33As:
Ion T2– terbentuk karena unsur T menangkap dua
elektron sehingga konfigurasi elektronnya [Ar] hj hj hj hj hj hj h h h
menjadi 1s2 2s2 2p6. Konfigurasi elektron yang 4s2 3d10 4p3
sesuai adalah opsi c, pada kulit pertama (n = 1)
terdapat dua elektron dan pada kulit ke dua (n = 2) Diagram orbital [Ne] hj h h h
terdapat 8 elektron. merupakan diagram orbital unsur dengan nomor
11. Jawaban: d atom 15. Diagram orbital [Ar] hj h h h
Pengisian elektron mengikuti kaidah Aufbau dan dan [Ar] hj hj h h merupakan diagram
Hund. Menurut Aufbau, pengisian elektron ke
dalam orbital selalu dimulai dari orbital dengan orbital yang kurang tepat. Diagram orbital
tingkat energi rendah ke orbital dengan tingkat [Kr] hj hj hj hj hj hj h h h meru-
energi lebih tinggi. Sementara menurut Hund, jika
terdapat orbital-orbital dengan energi yang sama, pakan diagram orbital unsur dengan nomor atom 51.

20 Struktur Atom
15. Jawaban: b c. Selama mengelilingi inti, elektron memiliki
Elektron terakhir dengan bilangan kuantum: n = 3, gaya sentripetal yang timbul akibat adanya
1 gaya tarik-menarik antara elektron dengan
A = 2, m = –1, dan s = + 2 terletak pada subkulit gaya inti atom (gaya Coulomb).
3d2: Adapun kelemahan teori atom Rutherford sebagai
h h berikut.
–2 –1 0 +1 +2 a. Bertentangan dengan teori gelombang
Konfigurasi elektron lengkapnya adalah 1s2 2s2 elektromagnetik Maxwell.
2p6 3s2 3p6 4s2 3d2 atau [Ar] 4s2 3d2. Nomor b. Tidak mampu menjelaskan terjadinya
atom = jumlah elektron = 18 + 2 + 2 = 22. spektrum garis atom hidrogen.
Unsur dengan nomor atom 21 mempunyai 2. a. Elektron terakhir dengan harga bilangan
konfigurasi elektron [Ar] 4s2 3d1. Diagram orbital 1
kuantum: n = 2, A = 1, m = +1, dan s = – 2
elektron terakhirnya yaitu h sehingga
–2 –1 0 +1 +2 terletak pada subkulit 2p6: hj hj hj .
bilangan kuantum elektron terakhirnya yaitu –1 0 +1
1 Konfigurasi elektron lengkapnya adalah
n = 3, A = 2, m = –2, dan s = +2 .
1s2 2s2 2p6.
Unsur dengan nomor atom 23 mempunyai konfigurasi
Nomor atom = jumlah elektron = 2 + 2 + 6
elektron [Ar] 4s2 3d3. Diagram orbital elektron terakhirnya
= 10.
yaitu h h h sehingga bilangan kuantum
b. Elektron terakhir dengan harga bilangan
–2 –1 0 +1 +2
1
elektron terakhirnya yaitu n = 3, A = 2, m = 0, kuantum: n = 3, A = 2, m = 0, dan s = + 2
1
dan s = + 2 . terletak pada subkulit 3d3: h h h .
Unsur dengan nomor atom 24 mempunyai –2 –1 0 +1 +2
konfigurasi elektron [Ar] 4s1 3d5. Diagram orbital Konfigurasi elektron lengkapnya adalah
elektron terakhirnya yaitu h h h h h sehingga 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d3.
–2 –1 0 +1 +2
Nomor atom = jumlah elektron = 2 + 2 + 6 + 2
bilangan kuantum elektron terakhirnya yaitu n = 3, + 6 + 2 + 3 = 23.
1
A = 2, m = +2, dan s = + 2 . c. Elektron terakhir dengan harga bilangan
Unsur dengan nomor atom 25 mempunyai konfigu- 1
kuantum: n = 4, A = 0, m = 0, dan s = + 2
rasi elektron [Ar] 4s2 3d5. Diagram orbital elektron
terakhirnya yaitu h h h h h sehingga bilangan terletak pada subkulit 4s1: h .
–2 –1 0 +1 +2 0
kuantum elektron terakhirnya yaitu n = 3, A = 2, Konfigurasi elektron lengkapnya adalah
1 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1.
m = +2, dan s = .+2 Nomor atom = jumlah elektron = 2 + 2 + 6 +
Jadi, nomor atom unsur tersebut adalah 22. 2 + 6 + 1 = 19.
B. Uraian 3. Konfigurasi elektron ion X2+ : 1s2 2s2 2p6 3s2
1. Teori atom yang dikemukakan oleh Rutherford 3p6 3d10
sebagai berikut. Ion X2+ terbentuk jika atom X melepaskan dua
a. Atom terdiri atas inti atom yang bermuatan elektron pada kulit terluarnya.
positif. Inti atom mengandung hampir seluruh Jumlah elektron unsur X = jumlah proton = nomor
massa atom dan dikelilingi oleh elektron- atom = 2 + 2 + 6 + 2 + 6 + 10 + 2 = 30
elektron yang bermuatan negatif seperti Konfigurasi elektron unsur X : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
model tata surya. 4s2 3d10
b. Atom bersifat netral karena jumlah muatan Elektron terakhir unsur X terletak pada orbital 3d10
positif sama dengan jumlah muatan negatif. hj hj hj hj hj
–2 –1 0 +1 +2

Kimia Kelas X Semester 1 21


Jadi, bilangan kuantum elektron terakhir unsur X b. Konfigurasi elektron 29Cu:
1 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d10
yaitu n = 3, A = 2, m = +2, s = – .
2 Elektron valensi terletak pada subkulit 4s1 dan
4. Elektron terakhir dengan harga bilangan kuantum: 3d10.
1 Diagram orbital elektron valensi:
n = 2, A = 1, m = 0, dan s = – terletak pada
2
h hj hj hj hj hj
subkulit 2p5. 4s1 3d10
Jadi, unsur Cu mempunyai 1 elektron tidak
hj hj h
berpasangan
–1 0 +1
c. Konfigurasi elektron 42Mo:
Konfigurasi elektron unsur Y secara lengkap yaitu
1s2 2s2 2p5. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s1 4d5
Elektron valensi unsur Y terletak pada subkulit Elektron valensi terletak pada subkulit 5s1
2s2 2p5. dan 4d5.
Jadi, jumlah elektron valensi unsur Y adalah Diagram orbital elektron valensi:
2 + 5 = 7. h h h h h h
5s1 4d5
5. a. Konfigurasi elektron 22Ti:
Jadi, unsur Mo mempunyai 6 elektron tidak
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d2 berpasangan.
Elektron valensi terletak pada subkulit 4s2
dan 3d2.
Diagram orbital elektron valensi:
hj h h
4s2 3d2
Jadi, unsur Ti mempunyai 2 elektron tidak
berpasangan.

22 Struktur Atom
Elektron

Partikel-Partikel Dasar Proton


Penyusun Atom

Neutron

Dalton

Thomson
Teori Atom
Struktur Atom Rutherford

Bohr

Mekanika Kuantum

Nomor Atom
Konfigurasi Pauli
Nomor Massa Elektron dan
Elektron Konfigurasi Elektron Aufbau
Nomor Atom, Nomor Perkembangan Teori
Notasi Unsur Massa, Isotop, Atom, Konfigurasi Elektron, Valensi
Penulisan Konfigurasi Elektron Hund
Isobar, dan dan Mekanika Kuantum
Isotop, Isoton, Isoton, Isoelektron Elektron Valensi
Isobar, Isoelektron

Massa Atom Relatif (Ar)

Bilangan Kuantum Utama (n)


Bilangan
Kuantum Bilangan Kuantum Azimuth (A)

Bilangan Kuantum Magnetik (m)

Bilangan Kuantum Spin (s)

Kimia Kelas X Semester 1


23
A. Pilihan Ganda 5. Jawaban: e
Isotop adalah atom-atom yang mempunyai nomor
1. Jawaban: b atom sama, tetapi nomor massa berbeda, seperti pada
Gambar pada soal menunjukkan percobaan skema atom 63 65 14
29Cu dengan 29Cu. Sementara itu, 6C dan
tabung sinar katode yang dilakukan oleh 14N merupakan isobar karena mempunyai massa
7
Thomson. Hasil percobaan tabung sinar katode atom sama. 146C dan 168O membentuk isoton karena
oleh Thomson yaitu di bawah pengaruh medan mempunyai jumlah neutron sama yaitu 8.
listrik dan medan magnet, sinar katode dibelokkan
ke C. Berdasarkan percobaan tersebut, Thomson 6. Jawaban: b
mengamati bahwa sinar katode dibelokkan ke arah 1) 70
31Ga
3+

pelat logam positif sehingga sinar katode bermuatan Nomor atom Ga = jumlah proton = 31
negatif. Jadi, pernyataan yang tepat adalah opsi b. Ion Ga3+ terbentuk jika unsur Ga melepaskan
3 elektron pada kulit terluarnya.
2. Jawaban: a Jumlah elektron ion Ga3+
Berdasarkan percobaan hamburan sinar alfa oleh = jumlah proton – muatan
lempeng emas, Rutherford menemukan bahwa inti = 31 – 3 = 28
atom bermuatan positif dan dikelilingi oleh elektron
yang bermuatan negatif sehingga atom bersifat 2) 80
35Br

netral. Sementara itu, Chadwick menemukan Nomor atom Br = jumlah proton = 35


neutron, Goldstein menemukan proton, Thomson Ion Br- terbentuk jika unsur Br menangkap
menemukan elektron, serta Milikan menemukan 1 elektron yang dilepaskan oleh unsur lain.
muatan elektron sebesar 1,6 × 10–19 C. Jumlah elektron ion Br–
= jumlah proton – muatan
3. Jawaban: d = 35 – (–1) = 36
AX
Z 3) 64
29Cu
+
Nomor atom (Z) = jumlah proton Nomor atom Cu = jumlah proton = 29
= jumlah elektron Ion Cu+ terbentuk jika unsur Cu melepaskan
= 18 1 elektron pada kulit terluarnya.
Nomor massa (A) Jumlah elektron ion Cu+
= nomor atom (Z) + jumlah neutron = jumlah proton – muatan
= 18 + 22 = 29 – 1 = 28
= 40
Jadi, lambang unsur Y yang tepat adalah 40 4) 40
20Ca
2+
18Y.
Nomor atom Ca = jumlah proton = 20
4. Jawaban: b Ion Ca2+ terbentuk jika unsur Ca melepaskan
137
56 Ba 2 elektron pada kulit terluarnya.
Nomor atom = jumlah proton Jumlah elektron ion Ca2+
= jumlah elektron = 56 = jumlah proton – muatan
Nomor massa = 137 = 20 – 2 = 18
Jumlah neutron = nomor massa – nomor atom
= 137 – 56 5) 32
16S
2–

= 81 Nomor atom S = jumlah proton = 16


Ion Ba2+ terbentuk jika unsur Ba melepaskan dua Ion S2– terbentuk jika unsur S menangkap
elektron sehingga jumlah elektron ion Ba2+ = 2 elektron yang dilepaskan oleh unsur lain.
56 – 2 = 54. Jadi, ion Ba2+ mempunyai jumlah Jumlah elektron ion S2–
proton 56, jumlah elektron 54, dan jumlah neutron = jumlah proton – muatan
81. = 16 – (–2)
= 18

24 Struktur Atom
6) 27Al3+ 4) 37Cl
13 17
Nomor atom Al = jumlah proton = 13 Nomor atom = jumlah proton = jumlah
Ion Al3+ terbentuk jika unsur Al melepaskan elektron = 17
3 elektron pada kulit terluarnya. Jumlah neutron
Jumlah elektron ion Al3+ = nomor massa – nomor atom
= jumlah proton – muatan = 37 – 17 = 20
= 13 – 3 = 10 Jumlah neutron > jumlah elektron
70Ga3+ mempunyai jumlah elektron yang
Jadi, ion 31 5) 40
20Ca
2+
sama dengan ion 64 +
29Cu . Nomor atom = jumlah proton = 20
7. Jawaban: a Jumlah elektron = jumlah proton – muatan
207Pb = 20 – 2
82
Nomor atom = jumlah proton = 18
= jumlah elektron Jumlah neutron
= 82 = nomor massa – nomor atom
Nomor massa = nomor atom + jumlah neutron = 40 – 20
Jumlah neutron = 20
= nomor massa – nomor atom Jumlah neutron > jumlah elektron
= 207 – 82 = 125 Jadi, spesi yang memiliki jumlah neutron sama
Jadi, jumlah elektron, proton, dan neutron dalam dengan elektronnya adalah 32
16S.
unsur 207
82Pb adalah 82, 82, dan 125. 9. Jawaban: a
8. Jawaban: c Jumlah elektron untuk setiap ion tersebut dapat
1) 136C dilihat dalam tabel berikut.
Nomor atom = jumlah proton = jumlah Ion Jumlah Elektron (Nomor Atom – Muatan)
elektron = 6 K+ 19 – 1 = 18
19
Jumlah neutron 17Cl
– 17 – (–1) = 18
= nomor massa – nomor atom 20Ca
2+ 20 – 2 = 18
= 13 – 6 = 7 16S
2– 16 – (–2) = 18
Jumlah neutron > jumlah elektron 14Si
4+ 14 – 4 = 10
2–
8O 8 – (–2) = 10
2) 8O2–
16
+
11Na 11 – 1 = 10
Nomor atom = jumlah proton = 8 9 F– 9 – (–1) = 10
Jumlah elektron = jumlah proton – muatan
= 8 – (–2) = 10 Jadi, kelompok ion yang memiliki jumlah elektron
Jumlah neutron sama banyak adalah 19K+, 17Cl–, dan 20Ca2+.
= nomor massa – nomor atom 10. Jawaban: c
= 16 – 8 Konfigurasi elektron ion X 2– : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6.
=8 Ion X 2– terbentuk jika atom X menangkap dua
Jumlah neutron < jumlah elektron elektron yang dilepaskan oleh atom lain sehingga
3) 32
16S
jumlah elektron unsur X = (2 + 2 + 6 + 2 + 6) – 2
= 16
Nomor atom = jumlah proton = jumlah
Nomor atom unsur X = jumlah elektron = jumlah
elektron = 16
proton = 16
Jumlah neutron
Nomor massa
= nomor massa – nomor atom
= nomor atom + jumlah neutron
= 32 – 16
= 16 + 16 = 32
= 16
Jadi, lambang unsur X adalah 32 16X.
Jumlah neutron = jumlah elektron

Kimia Kelas X Semester 1 25


11. Jawaban: c Diagram orbital [Ne] hj hj hj hj merupakan
Konfigurasi elektron unsur tersebut adalah 3s2 3p6
2, 8, 7, atau 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5 diagram orbital unsur yang memiliki nomor atom 18.
Jumlah elektron = 2 + 8 + 7 = 17 Diagram orbital [Ar] hj hj hj hj hj h merupa-
Nomor atom = jumlah proton = jumlah elektron
4s2 3d9
= 17
kan diagram orbital unsur yang memiliki nomor
Jadi, nomor atom unsur tersebut adalah 17.
atom 29, tetapi konfigurasi elektron ini tidak stabil.
12. Jawaban: e Diagram orbital [Kr] hj h h h h h merupa-
Konfigurasi elektron unsur Z = 1s2 2s2 2p6 3s2 5s2 4d5
3p6 4s2 3d10 4p2 kan diagram orbital unsur yang memiliki nomor 43.
Jumlah elektron = 2 + 2 + 6 + 2 + 6 + 2 + 10 + 2
= 32 14. Jawaban: b
Nomor atom = jumlah proton = jumlah elektron Nomor atom = jumlah proton = jumlah elektron
= 32 = 40
Nomor massa = nomor atom + jumlah neutron Konfigurasi elektron unsur tersebut yaitu 1s2 2s2
= 32 + 40 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d2.
= 72 Diagram orbital unsur tersebut sebagai berikut.
Lambang unsur: 7232Z hj hj hj hj hj hj hj hj hj hj
Elektron valensi terletak pada subkulit 4s2 4p2 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2
sehingga jumlah elektron valensinya adalah 2 + 2
= 4. hj hj hj hj hj hj hj hj hj h h
Diagram orbital elektron terakhir sebagai berikut. 3d10 4p6 5s2 4d2
Jadi, jumlah orbital yang ditempati oleh elektron
h h dalam unsur tersebut adalah 21.
–1 0 +1
4p2 15. Jawaban: e
Harga keempat bilangan kuantum elektron Nomor atom = jumlah proton = jumlah elektron = 48
1
terakhir: n = 4, A = 1, m = 0, dan s = + 2 . Konfigurasi elektron unsur Cd: 1s2 2s2 2p6 3s2
Isoton adalah atom-atom yang mempunyai jumlah 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10
neutron sama. Elektron terakhir terdapat pada subkulit 4d10
65Zn
30 hj hj hj hj hj
Jumlah neutron = nomor massa – nomor atom –2 –1 0 +1 +2

= 65 – 30 = 35 4d10
Dengan demikian, unsur 72 65
32Z dan 30Zn bukan
Jadi, harga keempat bilangan kuantum elektron
pasangan isoton. terakhir unsur Cd yaitu n = 4, A = 2, m = +2,
Jadi, pernyataan yang tepat mengenai unsur Z s=– .
1
adalah pernyataan e. 2

13. Jawaban: d 16. Jawaban: d


Bentuk orbital dz2 ditunjukkan oleh opsi d. Opsi
Konfigurasi elektron unsur 64
29X sebagai berikut.
2 9
a adalah bentuk orbital px. Opsi b adalah bentuk
29X : [Ar] 4s 3d (kurang stabil) orbital py. Opsi c adalah bentuk orbital pz. Opsi e
: [Ar] 4s1 3d10 (stabil, mengikuti aturan adalah bentuk orbital dxz.
penuh)
Diagram orbital unsur X: 17. Jawaban: c
Konfigurasi elektron ion M3+: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4
[Ar] h hj hj hj hj hj Ion M 3+ terbentuk jika unsur M melepaskan
0 –2 –1 0 +1 +2 3 elektron pada kulit terluarnya.
4s1 3d10 Konfigurasi elektron unsur M : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
Diagram orbital [Ne] hj h h h merupakan 3d1
3s2 3p3

diagram orbital unsur yang memiliki nomor atom 15.

26 Struktur Atom
Elektron terakhir unsur M berada pada subkulit Jadi, unsur L memiliki dua elektron tidak ber-
3d1: h pasangan.
–2 –1 0 +1 +2
22. Jawaban: d
Jadi, harga keempat bilangan kuantum elektron Elektron terakhir dengan harga bilangan kuantum
terakhir unsur M yaitu n = 3, A = 2, m = –2, dan 1
n = 3, A = 2, m = 0, s = – terletak pada subkulit
2
1 3d 8.
s=+ .
2
hj hj hj h h
18. Jawaban: b
–2 –1 0 +1 +2
Ion Mg 2+ terbentuk jika atom Mg melepas
Konfigurasi elektron secara lengkap adalah
2 elektron. Dengan demikian, konfigurasi elektron
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d8. Nomor atom unsur
unsur Mg adalah 1s2 2s2 2p6 3s2. Nomor atom
unsur Mg adalah 12 dan elektron valensinya 2. tersebut adalah 2 + 2 + 6 + 2 + 6 + 2 + 8 = 28.
Jadi, unsur yang dimaksud adalah Ni.
19. Jawaban: c Unsur 25Mn memiliki konfigurasi elektron 1s2 2s2
Kelemahan teori atom Thomson adalah tidak 2p6 3s2 3p6 4s2 3d5. Elektron terakhir unsur Mn
mampu menjelaskan susunan muatan positif dan
terdapat pada subkulit 3d5 h h h h h
negatif dalam bola atom. Tidak mampu
–2 –1 0 +1 +2
menjelaskan penyebab suatu larutan dapat
menghantarkan arus listrik adalah kelemahan teori sehingga harga bilangan kuantum terakhirnya
1
atom Dalton. Tidak mampu menjelaskan yaitu n = 3, A = 2, m = +2, dan s = + .
2
terjadinya spektrum atom-atom berelektron
Unsur 26Fe memiliki konfigurasi elektron 1s2 2s2
banyak merupakan kelemahan teori atom Bohr.
2p6 3s2 3p6 4s2 3d6. Elektron terakhir unsur Fe
Tidak mampu menjelaskan terjadinya spektrum
garis atom hidrogen merupakan kelemahan teori terdapat pada subkulit 3d6 hj h h h h
atom Rutherford. –2 –1 0 +1 +2

20. Jawaban: c sehingga harga bilangan kuantum elektron


Elektron terakhir dengan harga bilangan kuantum: 1
terakhirnya yaitu n = 3, A = 2, m = –2, dan s = – .
2
1
n = 4, A = 1, m = 0, dan s = + terletak pada Unsur 27Co memiliki konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p6
2
subkulit 4p2. 3s2 3p6 4s2 3d7. Elektron terakhir unsur Co terdapat
h h pada subkulit 3d7 hj hj h h h sehingga harga
–1 0 +1 –2 –1 0 +1 +2
Konfigurasi elektron lengkapnya yaitu 1s2 2s2 2p6 bilangan kuantum terakhirnya yaitu n = 3, A = 2,
3s2 3p6 4s2 3d10 4p2. m = –1, dan s = – .
1
Jumlah elektron = jumlah proton = nomor atom 2
unsur X = 2 + 2 + 6 + 2 + 6 + 2 + 10 + 2 = 32 Unsur 29Cu memiliki konfigurasi elektron 1s2 2s2
Nomor massa = jumlah neutron + nomor atom 2p6 3s2 3p6 4s1 3d10. Elektron terakhir unsur Cu
= 41 + 32 terdapat pada subkulit 3d10 hj hj hj hj hj
= 73 –2 –1 0 +1 +2
Jadi, nomor massa unsur tersebut adalah 73.
sehingga harga bilangan kuantum elektron
21. Jawaban: c 1
terakhirnya yaitu n = 3, A = 2, m = +2, dan s = – .
Konfigurasi elektron ion L3+ : [Ar] 3d 7 2
Ion L3+ terbentuk jika unsur L melepaskan tiga 23. Jawaban: a
elektron pada kulit terluarnya. Dengan demikian, Nomor atom = jumlah proton = jumlah elektron
konfigurasi elektron unsur L adalah [Ar] 4s2 3d 8. = 28
[Ar] hj Konfigurasi elektron unsur Ni: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
hj hj hj h h
0 –2 –1 0 +1 +2 4s2 3d8
4s2 3d8

Kimia Kelas X Semester 1 27


Ion Ni2+ terbentuk jika unsur Ni melepaskan 3) Selama mengelilingi inti, terbentuk gaya
2 elektron pada kulit terluarnya sehingga sentripetal pada elektron akibat adanya gaya
konfigurasi elektron ion Ni2+ adalah 1s2 2s2 2p6 tarik-menarik antara elektron dengan gaya
3s2 3p6 3d8 . inti atom (gaya Coulomb).
Atom merupakan bagian terkecil dari suatu unsur
24. Jawaban: b
dan tidak dapat dibagi lagi merupakan teori atom
Konfigurasi elektron: [Ar] 3d3
Dalton. Elektron mengelilingi inti atom pada or-
Jumlah elektron = 18 + 3 = 21 bit tertentu merupakan teori atom Bohr.
1) Jumlah elektron ion 22Ti2+ Kedudukan dan momentum suatu elektron tidak
= jumlah proton – muatan dapat ditentukan secara pasti merupakan teori
= 22 – 2 atom mekanika kuantum. Jadi, teori atom Rutherford
= 20 ditunjukkan oleh angka 2) dan 4).
2) Jumlah elektron ion 23V2+ 27. Jawaban: b
= jumlah proton – muatan Konfigurasi elektron 25Mn:
= 23 – 2 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d5
= 21 Diagram orbital elektronnya:
3) Jumlah elektron ion 24Cr2+ hj hj hj hj hj hj hj hj hj
= jumlah proton – muatan 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
= 24 – 2 hj h h h h h
= 22 4s 2
3d 5

4) Jumlah elektron ion 25Mn2+ Jadi, jumlah elektron tidak berpasangan dalam
= jumlah proton – muatan unsur mangan adalah 5.
= 25 – 2 28. Jawaban: c
= 23 Unsur Ne memiliki nomor atom 10.
5) Jumlah elektron ion 26Fe2+ Jumlah elektron = nomor atom = 10 + 2 + 5 = 17
= jumlah proton – muatan Jadi, unsur yang memiliki diagram
= 26 – 2 [Ne] hj hj hj h adalah 17 Cl. Unsur 11 Na
= 24 memiliki diagram orbital [Ne] h . Unsur 15P
Jadi, ion yang mempunyai konfigurasi elektron memiliki diagram orbital [Ne] hj h h h . Unsur
[Ar] 3d3 adalah ion 23V2+.
20Ca memilki diagram orbtital [Ar] hj . Unsur 35Br
25. Jawaban: b
Prinsip Aufbau menyatakan bahwa pengisian memiliki diagram orbital [Ar]
elektron harus dimulai dari energi terendah hj hj hj hj hj hj hj hj h .
ke tingkat energi yang lebih tinggi (4s → 3d).
29. Jawaban: d
Aturan Hund menyatakan pengisian elektron pada
Misalkan persentase isotop 10B = a% maka isotop
orbital tidak berpasangan terlebih dahulu sebelum
persentase 11B = (100 – a)%.
semua orbital penuh dari kiri ke kanan dengan arah
a 100 − a
ke atas. Jadi, pengisian elektron yang tepat Ar B = ( 100 × 10) + ( 100 × 11)
ditunjukkan oleh angka 1) dan 3).
10a 1.100 − 11a
26. Jawaban: c 10,81 = 100 + 100
Teori atom yang dikemukakan oleh Rutherford 1.081 = 10a – 11a + 1.100
sebagai berikut. 1.081 – 1.100 = 10a – 11a
1) Atom terdiri atas inti atom yang bermuatan –19 = –a
positif dan dikelilingi elektron-elektron yang a = 19%
bermuatan negatif seperti model tata surya. Jadi, persentase isotop 10B = 19% dan isotop 11B =
2) Atom bersifat netral karena jumlah muatan (100 – 19%) = 81%.
positif sama dengan jumlah muatan negatif.

28 Struktur Atom
30. Jawaban: d 3. a. Bilangan kuantum utama (n) menyatakan
Elektron terakhir dengan bilangan kuantum tingkat energi (kulit) elektron dalam atom.
1 b. Bilangan kuantum azimut (A) menyatakan
n = 3, A = 1, m = +1, dan s = + 2 terletak pada
subkulit.
subkulit 3p3.
c. Bilangan kuantum magnetik (m) menyatakan
h h h orbital.
–1 0 +1 d. Bilangan kuantum spin (s) yaitu menyatakan
Konfigurasi elektronnya secara lengkap yaitu arah rotasi atau arah putar elektron.
1s2 2s2 2p6 3s2 3p3.
4. Lambang Jumlah Jumlah Jumlah
Diagram orbitalnya sebagai berikut. Unsur Ion Proton Elektron Neutron

a. 39 K 19 19 39 – 19 = 20
hj hj hj hj hj hj h h h 19
b. 106 Pd 46 46 106 – 46 = 60
2 2 6 2 3
1s 2s 2p 3s 3p 46
c. 51 V5+ 23 23 – 5 = 18 51 – 23 = 28
23
Jadi, jumlah orbital yang berisi elektron d. 80 Br –
35 35 35 – (–1) = 36 80 – 35 = 45
berpasangan dalam unsur tersebut sebanyak 6. e. 118 Sn2+
50 50 50 – 2 = 48 118 – 50 = 68

B. Uraian 5. Konfigurasi elektron unsur X: [Kr] 5s1 4d5 atau


1. a. Isotop adalah atom-atom yang mempunyai 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s1 4d5
nomor atom sama. Contohnya sebagai Jumlah elektron = jumlah proton = nomor atom
berikut. = 2 + 2 + 6 + 2 + 6 + 2 + 10 + 6 + 1 + 5 = 42
1H, 2H, dan 3H adalah isotop hidrogen.
1 1 1 Nomor massa = nomor atom + jumlah neutron
12C, 13C, dan 14C adalah isotop karbon.
6 6 6
= 42 + 54 = 96
14N dan 15N adalah isotop nitrogen. Jadi, lambang unsur tersebut adalah 9642X.
7 7
23Na dan 24Na adalah isotop natrium. 108K
11 11 6. a. 47
b. Isobar adalah atom-atom yang mempunyai Nomor atom = jumlah proton = jumlah
nomor massa sama. Contohnya yaitu 146C dan elektron = 47
14N dengan nomor massa = 14.
Konfigurasi elektron unsur K
7 : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s1 4d10
c. Isoton adalah atom-atom yang mempunyai : [Kr] 5s1 4d10
jumlah neutron sama. Contoh isoton yaitu 146C b. 75L
33
dan 157N dengan jumlah neutron = 8. Nomor atom = jumlah proton = jumlah
2. Perkembangan model atom dari masa ke masa elektron = 33
sebagai berikut. Konfigurasi elektron unsur L:
No. Penemu Model Atom Keterangan : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p3
1. John Dalton Atom adalah partikel terkecil yang : [Ar] 4s2 3d10 4p3
tidak dapat dibagi lagi.
c. 204M 3+
81
2. J.J. Thomson Atom merupakan bola pejal yang Nomor atom = jumlah proton = 81
bermuatan positif dan di dalamnya
tersebar elektron yang bermuatan Konfigurasi elektron unsur M
h negatif. : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6
3. E. Rutherford Atom terdiri atas inti atom yang 6s2 4f14 5d10 6p1
sangat kecil dan bermuatan positif
serta dikelilingi oleh elektron yang Ion M3+ terbentuk jika unsur M melepaskan
bermuatan negatif.
3 elektron pada kulit terluarnya.
4. Niels Bohr Elektron-elektron mengelilingi inti
atom yang terdiri atas proton dan Konfigurasi elektron ion M3+
neutron. Elektron-elektron tersebut : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6
berada pada lintasan-lintasan
tertentu yang disebut kulit elektron 4f14 5d10
atau tingkat energi.
: [Xe] 4f14 5d10
5. Schrödinger Elektron-elektron yang mengelilingi
dan inti atom memiliki tingkat energi d. 32N 2–
Heisenberg tertentu, tetapi keberadaannya tidak 16
dapat dipastikan. Elektron-elektron Nomor atom = jumlah proton = 16
tersebut berada di dalam ruang yang
disebut orbital. Konfigurasi elektron unsur N
: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4
Kimia Kelas X Semester 1 29
Ion N 2– terbentuk jika unsur N menangkap Elektron terakhir terletak pada subkulit 4d10.
2 elektron yang dilepaskan atom lain. hj hj hj hj hj
Konfigurasi elektron ion N 2– –2 –1 0 +1 +2
: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 Harga keempat bilangan kuantum elektron
: [Ne] 3s2 3p6 1
terakhir: n = 4, A = 2, m = +2, s = – 2
e. 133O+
55
8. a. Elektron terakhir dengan bilangan kuantum
Nomor atom = jumlah proton = 55 1
Konfigurasi elektron unsur O n = 2, A = 1, m = 0, dan s = + terletak pada
2
: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6 6s1 subkulit 2p2.
Ion O+ terbentuk jika unsur O melepaskan h h
1 elektron pada kulit terluarnya. –1 0 +1
Konfigurasi elektron ion O+ Konfigurasi elektron lengkapnya yaitu
: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6 1s2 2s2 2p2.
: [Kr] 5s2 4d10 5p6 Jumlah elektron = jumlah proton = nomor
7. a. 89Y
39
atom unsur X = 2 + 2 + 2 = 6.
Nomor atom = jumlah proton = jumlah Jadi, nomor atom unsur X adalah 6.
elektron = 39
b. Elektron terakhir dengan bilangan kuantum
Konfigurasi elektron unsur Y : 1s2 2s2 2p6 3s2
1
3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d1 n = 3, A = 0, m = 0, dan s = – terletak pada
2
Elektron terakhir terletak pada subkulit 4d1.
subkulit 3s2.
h
–2 –1 0 +1 +2 hj
0
Harga keempat bilangan kuantum elektron
1 Konfigurasi elektron lengkapnya 1s2 2s2 2p6 3s2.
terakhir: n = 4, A = 2, m = –2, s = + 2 Jumlah elektron = jumlah proton = nomor
b. 91Zr2+ atom unsur Y = 2 + 2 + 6 + 2 = 12.
40
Nomor atom = jumlah proton = 40 Jadi, nomor atom unsur Y adalah 12.
Konfigurasi elektron unsur Zr c. Elektron dengan bilangan kuantum n = 4,
: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d2 1
A = 2, m = +2, dan s = + terletak pada
Ion Zr2+ terbentuk jika unsur Zr melepaskan 2
subkulit 4d5.
2 elektron pada kulit terluarnya.
Konfigurasi elektron ion Zr2+ h h h h h
: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 4d2 –2 –1 0 +1 +2
Elektron terakhir terletak pada subkulit 4d2. Konfigurasi elektron lengkapnya 1s2 2s2 2p6
3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d5.
h h
–2 –1 0 +1 +2 Jumlah elektron = jumlah proton = nomor
atom unsur Z = 2 + 2 + 6 + 2 + 6 + 2 + 10 + 6
Harga keempat bilangan kuantum elektron
1 + 2 + 5 = 43.
terakhir: n = 4, A = 2, m = –1, s = + 2 Jadi, nomor atom unsur Z adalah 43.
c. 114In3+
49 9. Konfigurasi elektron ion Sc2+ : [Ar] 4s1. Ion Sc2+
Nomor atom = jumlah proton = 49 terbentuk jika unsur Sc melepaskan 2 elektron
Konfigurasi elektron unsur In pada kulit terluarnya.
: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p1
Dengan demikian konfigurasi elektron unsur Sc
Ion In3+ terbentuk jika unsur In melepaskan
: [Ar] 4s2 3d1
3 elektron pada kulit terluarnya.
Konfigurasi elektron ion In3+ : 1s2 2s2 2p6 : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d1
3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 4d10

30 Struktur Atom
Diagram orbitalnya sebagai berikut. Diagram orbitalnya sebagai berikut.
hj hj hj hj hj hj hj hj hj hj h hj hj hj hj hj hj hj hj hj hj h h
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d2
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d1
Elektron valensi terletak pada subkulit 4s2 3d2
Jadi, elektron tidak berpasangan unsur Sc
sehingga jumlah elektron valensi = 4.
berjumlah 1.
c. 79Se
24Mg 34
10. a. 12 Nomor atom = jumlah proton = jumlah
Nomor atom = jumlah proton = jumlah elektron = 34
elektron = 12 Konfigurasi elektron unsur Se: 1s2 2s2 2p6
Konfigurasi elektron unsur Mg: 1s2 2s2 2p6 3s2 3s2 3p6 4s2 3d10 4p4
Diagram orbitalnya sebagai berikut. Diagram orbitalnya sebagai berikut.
hj hj hj hj hj hj
hj hj hj hj hj hj hj hj hj hj hj hj hj hj hj
1s2 2s2 2p6 3s2 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10
Elektron valensi terletak pada subkulit 3s2
hj h h
sehingga jumlah elektron valensi = 2 4p4
b. 48Ti
22 Elektron valensi terletak pada subkulit 4s2 4p4
Nomor atom = jumlah proton = jumlah sehingga jumlah elektron valensi = 6.
elektron = 22
Konfigurasi elektron unsur Ti : 1s2 2s2 2p6
3s2 3p6 4s2 3d2

Kimia Kelas X Semester 1 31


1. Peserta didik mampu menjelaskan perkembangan sistem periodik unsur dengan benar setelah melakukan kegiatan
membaca dan diskusi.
2. Peserta didik mampu menentukan letak unsur dalam tabel periodik dengan tepat setelah melakukan kegiatan membaca.
3. Peserta didik mampu menjelaskan sifat-sifat unsur dengan tepat setelah melakukan kegiatan pengamatan dan diskusi.
4. Peserta didik mampu menjelaskan sifat keperiodikan unsur dengan benar setelah melakukan kegiatan membaca,
menganalisis, dan diskusi.
5. Peserta didik mampu menyajikan laporan penentuan letak unsur dan hasil analisis grafik keperiodikan unsur dengan benar
setelah melakukan kegiatan diskusi.

Sistem Periodik Unsur

mempelajari

Perkembangan Sistem Periodik Unsur Sifat Unsur dan Sifat Keperiodikan Unsur

meliputi mempelajari tentang

Sebelum Sistem Periodik Modern Sistem Unsur dalam Sistem Periodik Unsur
meliputi
Sistem Periodik Lavoiser
Logam dan Nonlogam
Hukum Triade Dobereiner
Wujud
Hukum Oktaf Newlands
Sifat Kimia
Sistem Periodik Meyer
Massa Atom Relatif (Ar)
Sistem Periodik Mendeleyev
Sistem Keperiodikan Unsur
disusun
Sistem Periodik Modern Henry G. Moseley meliputi
terdiri atas Jari-Jari Atom
berdasarkan
Periode Jumlah Kulit Atom Energi Ionisasi

Golongan Afinitas Elektron


berdasarkan Keelektronegatifan
Elektron Valensi

Kemiripan Sifat

• Unsur • Konfigurasi Elektron • Massa Atom Relatif • Energi Ionisasi


• Logam • Golongan • Elektron • Afinitas Elektron
• Nonlogam • Periode • Jari-Jari Atom • Keelektronegatifan

32 Sistem Periodik Unsur


A. Pilihan Ganda 4. Jawaban: b
Penyusunan golongan unsur oleh Mendeleyev
1. Jawaban: a
didasarkan pada kemiripan sifat unsur dalam satu
Lothar Meyer menyusun unsur-unsur ke dalam
golongan dan kenaikan massa atom unsur dalam
suatu tabel berdasarkan kenaikan massa atom
satu baris (periode). Meskipun demikian, urutan
secara vertikal dan unsur-unsur dengan sifat mirip
beberapa urutan unsur tidak runtut sesuai kenaikan
membentuk baris. Tabel unsur Meyer didasarkan
massa atomnya. Dalam tabel periodik Mendeleyev
pada grafik volume unsur terhadap massa atom
terdapat tempat kosong bagi unsur yang
relatifnya. Henry Moseley menyempurnakan tabel
diramalkan Mendeleyev dan belum ditemukan
periodik unsur Mendeleyev dengan menyusun
pada waktu itu. Sebagian besar tabel periodik
unsur sesuai kenaikan nomor atom dan kemiripan
disusun berdasarkan kenaikan massa atom relatif,
sifat. John Newlands mengemukakan teori oktaf
misal tabel periodik Dobereiner, Newlands, dan
yang menyatakan jika unsur dikelompokkan
Lothar Meyer. Sistem periodik unsur yang disusun
berdasarkan nomor massa atom, sifat unsur akan
berdasarkan nomor atom relatif dibuat oleh Henry
terulang pada unsur kedelapan. J.W. Dobereiner
Moseley.
mengelompokkan unsur menjadi beberapa
kelompok triade yang terdiri atas tiga unsur dengan 5. Jawaban: a
kemiripan sifat. D.I. Mendeleyev mengelompok- Unsur-unsur dalam periode yang sama mem-
kan unsur berdasarkan persamaan sifat unsur ke punyai jumlah kulit atom yang sama. Sementara
dalam delapan golongan dan kenaikan massa atom itu, unsur-unsur dalam golongan yang sama
realtif dalam satu baris horizontal yang disebut mempunyai jumlah elektron valensi yang sama dan
periode. sifat yang mirip.
6. Jawaban: b
2. Jawaban: c
Dalam sistem periodik modern blok d ditempati
John Newlands mengemukakan teori oktaf yang
unsur-unsur logam golongan transisi (unsur
menyatakan jika unsur dikelompokkan
golongan B). Unsur golongan alkali (IA) dan
berdasarkan nomor massa atom, sifat unsur akan
alkali tanah (IIA) berada pada blok s. Golongan
terulang pada unsur ke delapan. Oleh karena itu,
kalkogen (VIA) dan halogen (VIIA) berada pada
Newlands mengelompokkan unsur menjadi tujuh
blok p. Sementara itu, blof f ditempati unsur-unsur
golongan. Henry Moseley menyusun unsur sesuai
golongan lantanida dan aktinida.
kenaikan nomor atom dan kemiripan sifat yang
terdiri atas golongan dan periode. John Wolfgang 7. Jawaban: a
Dobereiner mengelompokkan unsur-unsur menjadi Unsur yang elektron terakhirnya berada pada
beberapa kelompok (triade) yang terdiri atas tiga subkulit s mungkin terletak pada golongan IA, IIA,
unsur yang mirip sifatnya. Antoine Lavoisier atau berupa helium. Nomor golongan unsur
membagi unsur ke dalam golongan logam, ditentukan oleh elektron valensi. Apabila hanya
nonlogam, gas, dan tanah. J.J. Thomson adalah ada satu elektron pada subkulit s, unsur tersebut
ilmuwan yang menemukan elektron. terletak pada golongan IA. Apabila terdapat dua
elektron pada subkulit s, unsur tersebut bisa jadi
3. Jawaban: e helium atau unsur lain yang berada pada golongan
Penggolongan unsur dengan metode triade IIA. Unsur yang berada pada golongan IIIA
diusulkan oleh Dobereiner berdasarkan kemiripan hingga VIIIA mempunyai elektron terakhir pada
sifat antara tiga unsur. Massa atom relatif unsur subkulit p. Unsur pada golongan IB-VIIIB adalah
kedua merupakan rata-rata dari dua unsur lainnya. unsur yang elektron terakhirnya berada pada
Selain ketiga unsur yang berada pada golongan subkulit d.
yang sama, masih ada unsur lain yang mempunyai
8. Jawaban: d
sifat mirip. Hal tersebut menjadi kelemahan
Unsur Be, Mg, dan Ca terletak dalam satu
penggolongan triade karena tidak semua unsur
golongan yaitu golongan IIA. Unsur yang terletak
dapat masuk ke dalam golongan triade unsur.
dalam satu golongan mempunyai jumlah elektron

Kimia Kelas X Semester 1 33


valensi sama. Unsur-unsur yang terletak dalam Elektron valensi terdapat pada subkulit 3s dan 3p:
satu periode mempunyai nomor kulit yang sama. 2 + 1 = 3 → golongan IIIA
9. Jawaban: c Kulit terbesar 3 → periode 3
Periode unsur dalam tabel periodik modern Jadi, unsur M terletak pada golongan IIIA, periode 3.
ditentukan dari jumlah kulit atomnya. Kulit atom 14. Jawaban: e
unsur dilambangkan dengan K, L, M, N, O, . . . Jumlah elektron ion A2+ = 10, berarti nomor atom
untuk kulit ke-1, 2, 3, 4, 5, dan seterusnya. Jika unsur A = 12. Konfigurasi elektron unsur A = 1s2
elektron terakhir suatu unsur terletak pada kulit O, 2s2 2p6 3s2 → blok s.
berarti unsur tersebut mempunyai kulit (n) = 5. Jadi, Jumlah elektron ion B 2+ = 18, berarti nomor atom
unsur tersebut terletak pada periode 5. unsur B = 20. Konfigurasi elektron unsur B = 1s2 2s2
10. Jawaban: b 2p6 3s2 3p6 4s2 → blok s.
Berdasarkan konfigurasi elektronnya, jumlah Jumlah elektron ion C3+ = 18, berarti nomor atom
elektron valensi unsur Y = 6 dan menempati subkulit unsur C = 21. Konfigurasi elektron unsur C = 1s2
s dan p, berarti Y termasuk golongan VIA. Kulit 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d1 → blok d.
terbesar = 4 sehingga termasuk periode 4. Jadi, Jumlah elektron ion D3+ = 22, berarti nomor atom
unsur Y dalam sistem periodik terletak di periode 4, unsur D = 25. Konfigurasi elektron unsur D = 1s2
golongan VIA. 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d 5 → blok d.
Unsur yang terletak dalam satu blok adalah C dan D
11. Jawaban: b
(terletak di blok d) atau A dan B (terletak di blok s).
Konfigurasi elektron masing-masing unsur sebagai
berikut. 15. Jawaban: b
1) 8O = 1s2 2s2 2p6 Pasangan yang tepat antara nama unsur dengan
Elektron pada tingkat tertinggi berada pada golongannya sebagai berikut.
orbital p sehingga 8O termasuk blok p. Nama Unsur Golongan
2) 20Ca = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2
a. Kalium Alkali
Elektron pada tingkat tertinggi berada pada b. Timah Karbon
orbital s sehingga 20Ca termasuk blok s. c. Helium Gas mulia
d. Klor Halogen
3) 26Ni= [Ar] 4s2 3d6 e. Aluminium Aluminium
Elektron pada tingkat tertinggi berada pada
orbital d sehingga 26Ni termasuk blok d.
B . Uraian
4) 35Br = [Ar] 4s2 3d10 4p5
Elektron pada tingkat tertinggi berada pada 1. Hukum Oktaf Newlands menyatakan bahwa jika
orbital p sehingga 35Br termasuk blok p. unsur disusun berdasarkan kenaikan massa
5) 36Kr = [Ar] 4s2 3d10 4p6 atomnya, sifat unsur ke 8 merupakan pengulangan
Elektron pada tingkat tertinggi berada pada sifat unsur pertama. Artinya, unsur pertama mirip
orbital p sehingga 36Kr termasuk blok p. unsur ke delapan, unsur kedua mirip unsur
Jadi, unsur yang terletak pada blok s adalah 20Ca. kesembilan dan seterusnya. Dengan demikian,
12. Jawaban: d unsur dikelompokkan menjadi 8 golongan.
Unsur As memiliki nomor atom 33 dan nomor Kelebihan hukum Oktaf Newlands adalah
massa 75. pertama kali menunjukkan bahwa unsur-unsur
Konfigurasi elektron unsur 33As = [Ar] 4s2 3d10 4p3 kimia bersifat periodik. Adapun kelemahan hukum
Elektron valensi terdapat pada subkulit 4s dan 4p: Oktaf Newlands yaitu hanya berlaku untuk unsur-
2 + 5 = 5 → golongan VA unsur ringan (bermassa atom rendah) dan adanya
Kulit terbesar 4 → periode 4 beberapa kotak yang berisi lebih dari satu unsur.
Jadi, unsur As terletak pada periode 4 golongan VA. 2. Mendeleyev menyusun tabel periodik unsur
13. Jawaban: b berdasarkan kenaikan massa atom relatif dan
Konfigurasi elektron ion M 2– = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p3 kemiripan sifat, sedangkan Moseley menyusun
Ion M bermuatan negatif dua, artinya ion M menangkap sistem periodik unsur berdasarkan nomor atom dan
dua elektron. Jadi, konfigurasi unsur M sebelum kemiripan sifat. Akan tetapi, tabel periodik unsur
menangkap dua elektron sebagai berikut. Mendeleyev lebih mengutamakan kemiripan sifat
M : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p1 sehingga penempatan beberapa unsur tidak sesuai

34 Sistem Periodik Unsur


dengan kenaikan massa atom relatif. Tabel Jumlah kulit atom: 5 sehingga termasuk
periodik Moseley menggunakan prinsip kenaikan periode 5.
nomor atom dan kemiripan sifat. Kenaikan nomor Jadi, unsur T terletak pada golongan VIB dan
atom disusun dalam baris yang disebut periode, periode 5.
sedangkan kemiripan sifat disusun dalam kolom b. Konfigurasi ion U 2–: [Ne] 3s2 3p6 atau 1s2
ke bawah yang disebut golongan. 2s2 2p6 3s2 3p6
3. Keunggulan sistem periodik Mendeleyev sebagai Oleh karena bermuatan –2, berarti saat mem-
berikut. bentuk ion unsur U menangkap 2 elektron.
a. Sistem periodik Mendeleyev menyajikan data Konfigurasi unsur U: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4
massa atom yang lebih akurat, seperti unsur Elektron valensi 6, berakhir pada subkulit p
berilium (Be) dan uranium (U). sehingga termasuk golongan VIA.
b. Mendeleyev memperkirakan adanya unsur Jumlah kulit atom: 3 sehingga termasuk
yang belum ditemukan/diidentifikasi dengan periode 3.
menyediakan tempat kosong dalam tabel Jadi, unsur U terletak pada golongan VIA dan
periodik unsurnya. periode 3.
c. Unsur dalam satu golongan mempunyai c. Konfigurasi ion V: [Ar] 4s2 3d10 4p6 atau 1s2
kemiripan sifat dan berubah secara teratur. 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6
d. Susunan unsur dalam periode 4 dan 5 pada Oleh karena bermuatan –1, saat membentuk
sistem periodik Mendeleyev tidak berbeda ion unsur V menangkap 1 elektron.
jauh dengan sistem periodik modern. Konfigurasi unsur V: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2
3d10 4p5
4. a. 7N = 1s2 2s2 2p3
Elektron valensi 7, berakhir pada subkulit p
Elektron valensi terdapat pada subkulit 2s dan
sehingga termasuk golongan VIIA.
2p = 5 → golongan VA
Jumlah kulit atom: 4 sehingga termasuk
Kulit terbesar 2 → periode 2
periode 4.
Jadi, unsur 7N terletak pada golongan VA,
Jadi, unsur V terletak pada golongan VIIA
periode 2.
2 2 dan periode 4
b. 22Ti = [Ar] 4s 3d
Elektron valensi terdapat pada subkulit 4s dan d. Konfigurasi ion W3+: [Ne] 3s2 3p3 atau 1s2
3d = 4 → golongan IVB 2s2 2p6 3s2 3p3.
Kulit terbesar 4 → periode 4 Oleh karena bermuatan +3, berarti saat
Jadi, unsur 22Ti terletak pada golongan IVB, membentuk ion unsur W melepas 3 elektron
periode 4. pada subkulit 3p.
c. 2 Konfigurasi unsur W: [Ne] 3s2 3p6 atau 1s2
56Ba = [Xe] 6s
Elektron valensi terdapat pada subkulit 6s = 2s2 2p6 3s2 3p6
2 → golongan IIA Elektron valensi 8, berakhir pada subkulit p
Kulit terbesar 6 → periode 6 sehingga termasuk golongan VIIIA.
Jadi, unsur 56Ba terletak pada golongan IIA, Jumlah kulit atom 3 sehingga termasuk periode 3.
periode 6. Jadi, unsur W terletak pada golongan VIIIA
dan periode 3
5. a. Konfigurasi ion T 4+: [Kr] 4d2 atau 1s2 2s2 2p6
e. Konfigurasi ion X 2+: [Ar] 3d5 atau 1s2 2s2
3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 4d2
2p6 3s2 3p6 3d5
Oleh karena bermuatan +4, berarti saat
Oleh karena bermuatan +2, berarti saat
membentuk ion unsur T melepas 4 elektron.
membentuk ion unsur X melepas 2 elektron
1 elektron pada subkulit s dan 3 elektron pada
yang berada pada subkulit 4s.
subkulit d.
Konfigurasi unsur X: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d5
Konfigurasi unsur T adalah 1s2 2s2 2p6 3s2
Elektron valensi 7, berakhir pada subkulit d
3p6 4s2 3d10 4p6 5s1 4d5
sehingga termasuk golongan VIIB.
Elektron valensi 6, berakhir di subkulit d
Jumlah kulit atom 4 sehingga termasuk periode 4.
sehingga termasuk golongan VIB.
Jadi, unsur X terletak pada golongan VIIB
dan periode 4.

Kimia Kelas X Semester 1 35


A. Pilihan Ganda 5. Jawaban: e
1. Jawaban: b Konfigurasi elektron masing-masing unsur sebagai
Dalam satu golongan dari atas ke bawah, sifat berikut.
logam dan sifat reduktor semakin kuat. Selain itu, 1) 3A = 1s2 2s1 → golongan IA, periode 2
jari-jari atom semakin besar. Adapun sifat afinitas 2) 11B = 1s2 2s2 2p6 3s1 → golongan IA, periode 3
elektron dan keelektronegatifan semakin kecil. 3) 19C = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 → golongan IA,
periode 4
2. Jawaban: b
4) 37D = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s1 →
Unsur halogen atau golongan VIIA tersusun atas
golongan IA, periode 5
unsur-unsur nonlogam yang berbentuk molekul
Dari konfigurasi elektronnya, diketahui bahwa
diatomik dalam bentuk bebasnya. Unsur halogen
unsur-unsur tersebut terletak pada golongan yang
mempunyai afinitas paling besar karena paling
sama yaitu golongan IA (golongan logam alkali).
mudah menerima elektron membentuk anion.
Urutan unsur dari atas ke bawah yaitu A, B, C,
Unsur halogen juga sangat reaktif dengan hidrogen
dan D.
sehingga membentuk senyawa asam. Unsur
Dalam satu golongan dari atas ke bawah sifat
transisi tersusun atas unsur-unsur yang bersifat
periodiknya:
logam dan cenderung membentuk senyawa basa
1) jari-jari atom semakin besar. Jadi, jari-jari
dengan ion OH–. Gas mulia tersusun atas unsur-
atom A < B < C < D;
unsur yang stabil dalam bentuk monoatomik dan
2) energi ionisasi semakin kecil. Jadi, energi
sukar bereaksi dengan unsur lain. Unsur-unsur
ionisasi A > B > C > D;
golongan kalkogen mempunyai wujud yang
3) afinitas elektron semakin keci. Jadi, afinitas
bervariasi dalam suhu kamar. Misal oksigen berupa
elektron A > B > C > D;
molekul diatomik berbentuk gas, sedangkan sulfur
4) keelektronegatifan semakin kecil. Jadi,
berbentuk padat dan bersenyawa dengan unsur
keelektronegatifan A > B > C > D.
lain. Golongan alkali tanah merupakan golongan
Jadi, pernyataan yang benar adalah opsi e.
unsur yang bersifat logam dan cukup reaktif.
Unsur golongan alkali tanah bereaksi dengan air 6. Jawaban: c
membentuk senyawa basa. Unsur golongan VIIA mempunyai keelektro-
3. Jawaban: c negatifan lebih besar dibanding unsur-unsur di
Semakin besar jari-jari atom dalam satu golongan, sebelah kirinya. Dengan demikian, unsur golongan
jarak elektron dengan inti semakin jauh sehingga VIIA lebih mudah menarik elektron membentuk
unsur semakin mudah melepas elektron dan energi ion negatif (anion). Melepas elektron berkaitan
ionisasinya semakin kecil. Afinitas elektron unsur dengan energi ionisasi. Dalam satu periode dari
semakin kecil dan keelektronegatifan semakin ber- kiri ke kanan, energi ionisasi semakin besar
kurang. Jadi, unsur semakin sukar menarik elektron. sehingga unsur golongan VIIA semakin sukar
melepas elektron.
4. Jawaban: d
Konfigurasi elektron masing-masing unsur sebagai 7. Jawaban: d
berikut. massa rata -rata 1 atom O
Ar O =
1) 4X = 1s2 2s2 → golongan IIA, periode 2 1
2
massa atom C-12
2) 9Y = 1s2 2s2 2p5 → golongan VIIA, periode 2 1
Massa rata-rata 1 atom O = Ar O × 12 massa
3) 12Z = 1s2 2s2 2p6 3s2 → golongan IIA, periode 3
1
⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯ ⎯→ Berkurang Atom C-12 = 15,999 × ( 12 × 1,99268 ×10–23 g)

Jari-Jari Atom


Bertambah

= 15,999 × 0,167 × 10–23 g


Gol IIA VIIA


Periode

= 2,67 × 10–23 g

2 X Y

⎯⎯

3 Z Jadi, massa rata-rata satu atom O sebesar



2,67 × 10–23 g.
Jadi, grafik yang tepat menggambarkan jari-jari
atom ketiga unsur tersebut adalah opsi d.

36 Sistem Periodik Unsur


8. Jawaban: d di kulit terluar, sedangkan unsur alkali tanah
Konfigurasi elektron masing-masing unsur sebagai memiliki dua elektron di kulit terluarnya sehingga
berikut. mudah untuk dilepaskan.
1) 8P: [He] 2s2 2p4 → golongan VIA, periode 2 1) P = [Ne] 3s2 → golongan IIA
2) 11Q: [Ne] 3s1 → golongan IA, periode 3 2) Q = [Ne] 3s2 3p5 → golongan VIIA
3) 13R: [Ne] 3s2 3p1 → golongan IIIA, periode 3 3) R = [Ar] 4s1 → golongan IA
4) 17S: [Ne] 3s2 3p5 → golongan VIIA, periode 3 4) S = [Ar] 4s2 3d10 4p5 → golongan VIIA
5) 20T: [Ar] 4s2 → golongan IIA, periode 4 5) T = [Ar] 4s2 3d10 4p6 → golongan VIIIA
6) 31U: [Ar] 4s2 3d10 4p1 → golongan IIIA, periode 4 Jadi, unsur yang paling mudah membentuk ion
7) 36V: [Ar] 4s2 3d10 4p6 → golongan VIIIA, periode 4 posisif adalah unsur P dan R.
Jari-jari atom unsur dalam satu periode dari kiri 12. Jawaban: e
ke kanan semakin kecil. Adapun jari-jari atom Konfigurasi elektron:
dalam satu golongan dari atas ke bawah semakin A = 1s 2 2s 2 2p 6 3s 2 3p 6 4s 1 → periode 4,
besar. Berdasarkan letaknya, urutan letak unsur golongan IA
dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah adalah B = 1s2, 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p5 → periode 4,
Q (IA), T (IIA), R (IIIA), U (IIIA), P (VIA), golongan VIIA
S (VIIA), dan V (VIIIA). Jadi, urutan jari-jari atom
Unsur A dan unsur B terletak dalam satu periode
dari yang paling besar adalah Q > T > U > R > P
> S > V. yaitu periode 4. Unsur A terletak di sebelah kiri
(golongan IA), sedangkan unsur B terletak di
9. Jawaban: a sebelah kanan (golongan VA). Dalam satu periode,
Unsur Br, Mn, Ni, dan K berada dalam satu periode, dari kiri ke kanan sifat keperiodikan unsur sebagai
yaitu periode 4. Urutan unsur dari kiri ke kanan berikut.
adalah K, Mn, Ni, dan Br. Dalam satu periode dari 1) Jari-jari atomnya semakin kecil.
kiri ke kanan, jari-jari unsur semakin kecil karena 2) Energi ionisasi semakin besar.
muatan inti bertambah. Sementara itu, jumlah 3) Afinitas elektron semakin besar.
elektron-elektron juga bertambah dan menempati 4) Keelektronegatifan semakin besar.
kulit yang sama. Keadaan ini menyebabkan gaya 5) Titik didih dan titik leleh semakin rendah.
tarik-menarik antara inti dengan elektron semakin Jadi, pernyataan yang benar adalah keelektro-
kuat. Akibatnya, jarak antara elektron dengan inti negatifan unsur A lebih kecil dari unsur B.
semakin kecil. Dengan demikian, urutan unsur dari
yang mempunyai jari-jari paling kecil yaitu Br, Ni, 13. Jawaban: c
Mn, dan K. Kelektronegatifan adalah kecenderuangan suatu
unsur untuk menarik elektron sehingga bermuatan
10. Jawaban: b negatif. Semakin besar keelektronegatifan, unsur
Unsur O, S, dan Se berada pada satu golongan cenderung semakin mudah membentuk ion negatif.
(VIA), sedangkan F dan Cl berada di golongan di Jadi, unsur yang paling elektronegatif adalah
sebelah kanannya (VIIIA). Dalam sistem periodik, unsur M.
afinitas elektron unsur-unsur dalam satu periode
dari kiri ke kanan semakin besar. Adapun afinitas 14. Jawaban: c
elektron dalam satu golongan dari atas ke bawah Pada tabel periodik unsur golongan IA terletak
semakin kecil. Di antara unsur-unsur tersebut, paling kiri. Dibandingkan unsur-unsur di kanannya,
unsur F terletak di sebelah kanan dan posisi paling unsur golongan IA mempunyai sifat-sifat berikut.
atas. Dengan demikian, afinitas elektron unsur F 1) Jari-jari atom lebih besar.
paling besar. 2) Titik didih lebih tinggi.
3) Sifat reduktornya lebih kuat.
11. Jawaban: b 4) Sifat logam lebih kuat.
Unsur yang mudah membentuk ion positif adalah 5) Sifat asam lebih lemah.
unsur yang paling mudah melepaskan elektron di
kulit terluarnya. Unsur tersebut adalah unsur 15. Jawaban: c
golongan alkali (golongan IA) dan alkali tanah Keelektronegatifan adalah kemampuan suatu atom
(IIA). Unsur alkali hanya memiliki satu elektron untuk menangkap elektron dari atom lain. Dalam
satu periode dari kiri ke kanan kelektronegatifan

Kimia Kelas X Semester 1 37


semakin besar karena jumlah elektron semakin
banyak dan gaya tarik inti semakin kuat sehingga
mudah menarik elektron. Sementara itu, dalam satu 1521
golongan dari atas ke bawah keelektronegatifan Ar

Energi Ionisasi
1251
semakin berkurang karena gaya tarik-menarik inti 1012
1000 Cl
semakin lemah. Jadi, unsur yang memiliki 786 P
S
keelektronegatifan terbesar terletak paling kanan 738 578 Si
dan berada paling atas yaitu pada golongan VIIA 496 Mg Al
Na
periode 2. Adapun golongan VIIIA keelektro-
negatifan = 0 karena unsur-unsurnya sudah stabil. Nomor Atom

Energi ionisasi Al dan S lebih rendah dibanding unsur


B . Uraian
di sebelah kirinya karena elektron valensi atom Al
1. Letak dalam tabel periodik unsur: dan S mempunyai orbital yang tidak terisi penuh atau
Gol. setengah penuh. Hal ini mengakibatkan Al dan S mem-
IIA IIIA VIA
Periode punyai sifat tidak stabil sehingga energi ionisasinya
2 Be B O lebih rendah dari unsur di sebelah kirinya.
3 Mg
4 Ca
4. Afinitas elektron adalah energi yang terlibat jika
suatu atom atau ion dalam fase gas menerima satu
Dalam satu golongan dari atas ke bawah, jari-jari elektron membentuk ion negatif (atom bermuatan
atom bertambah. Akibatnya, daya tarik inti negatif). Dalam satu periode, afinitas elektron
terhadap elektron terluar semakin kecil. Elektron cenderung meningkat dari kiri ke kanan. Hal ini
semakin mudah dilepas dan energi yang diperlukan dikarenakan muatan inti bertambah positif dan jari-
untuk melepaskannya (energi ionisasi dan afinitas jari atom berkurang. Keadaan ini menyebabkan
elektron) semakin kecil. Hal ini juga meng- gaya tarik-menarik inti terhadap elektron yang
akibatkan semakin sulit membentuk ion negatif ditambahkan akan semakin kuat. Akibatnya,
(keelektronegatifan semakin kecil). Sifat-sifat afinitas elektron semakin meningkat.
tersebut berkebalikan dengan sifat yang dimiliki
5. Keelektronegatifan unsur dari atas ke bawah
unsur-unsur dalam satu periode dari kiri ke kanan.
dalam satu golongan semakin kecil, sedangkan dari
Dengan demikian, urutan unsur-unsur tersebut
kiri ke kanan dalam satu periode semakin besar. Letak
sebagai berikut.
masing-masing unsur tersebut sebagai berikut.
a. Energi ionisasinya: Ca < Mg < Be < B < O
a. 3P = [He] 2s1 → golongan IA, periode 2
b. Keelektronegatifannya: Ca < Mg < Be < B < O
b. 20Q = [Ar] 4s2 → golongan IIA, periode 4
c. Afinitas elektronnya: Ca < Mg < Be < B < O
c. 5 R = [He] 2s 2 2p 1 → golongan IIIA,
d. Jari-jari atomnya: O < B < Be < Mg < Ca
periode 2
2. a. Keelektronegatifan unsur meningkat seiring d. 6 S = [He] 2s 2 2p 2 → golongan IVA,
bertambahnya nomor atom. Hal ini disebab- periode 2
kan muatan inti efektif yang berpengaruh e. 35T = [Ar] 4s2 3d10 4p5 → golongan VIIA,
semakin besar, sedangkan jumlah kulit tetap. periode 4
Dengan demikian, unsur cenderung mengikat Berdasarkan letak unsur-unsur tersebut, maka nilai
elektron (menangkap elektron). keelektronegatifan tiap-tiap unsur sebagai berikut.
b. Unsur-unsur tersebut berada dalam satu Unsur Nilai Keelektronegatifan
periode. Jadi, dalam satu periode dari kiri ke
3P 0,98
kanan keelektronegatifan semakin bertambah.
20 Q 1,00
3. Pada periode ketiga, harga energi ionisasi unsur 5R 2,04
tidak bertambah secara teratur. Harga energi 6S 2,55
ionisasi aluminium dan belerang mengalami 35T 2,96
penurunan dibandingkan unsur di sebelah kirinya.
Apabila ditampilkan dalam bentuk grafik, energi Jadi, nilai keelektronegtifan P dan S berturut-turut
ionisasi unsur periode tiga terlihat seperti berikut. 0,98 dan 2,55.

38 Sistem Periodik Unsur


Logam dan Nonlogam

Sistem Periodik Lavoisier

Triade Dobereiner
Sebelum Sistem Periodik Modern

Oktaf Newlands

Sistem Periodik Mendeleyev

Golongan Utama
Lothar Meyer
Perkembangan Sistem
Periodik Unsur

Golongan (Laju Vertikal)

Sistem Periodik Modern Golongan Transisi


Periode (Laju Horizontal)
(Golongan B)

Konfigurasi Elektron dan Letak Unsur Alam Tabel Periodik


Sistem Periodik
Unsur
Logam dan Nonlogam

Sifat Unsur-Unsur dalam SPU


Wujud

Kemiripan Sifat dalam Satu Golongan

Massa Atom Realtif (Ar)


Sifat Unsur dan Sifat 1
Keperiodikan Unsur 12
Massa 1 Atom C=12 atau 1 sma

Jari-Jari Atom

Energi Ionisasi
Sifat Keperiodikan Unsur

Kimia Kelas X Semester 1


Afinitas Elektron

39
Keelektronegatifan
A. Pilihan Ganda Konfigurasi elektron 4D : 1s2 2s2, terletak pada
golongan IIA.
1. Jawaban: d
Konfigurasi elektron 9P : 1s2 2s2 2p5, terletak pada
Dalam sistem periodik modern, unsur-unsur
golongan VIIA.
dikelompokkan berdasarkan kenaikan nomor atom
Konfigurasi elektron 13E : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p1,
dan kemiripan sifat. Sementara itu, unsur-unsur
terletak pada golongan IIIA.
yang disusun sebelum sistem periodik modern,
Konfigurasi elektron 10S : 1s2 2s2 2p6, terletak
sebagian besar tabel periodik disusun berdasarkan
pada golongan VIIIA.
kenaikan massa atom relatif. Misalnya Dmitri
Unsur-unsur yang sifatnya mirip terletak dalam
Mendeleyev membuat sistem periodik berdasarkan
satu golongan. Jadi, unsur-unsur yang sifatnya
kenaikan massa atom dan pengulangan/keperiodikan
mirip adalah 7B14 dan 15R31.
sifat unsur. John Newlands menyusun unsur-unsur
berdasarkan kenaikan massa atom. Lothar Meyer 4. Jawaban: e
menyusun unsur-unsur berdasarkan kenaikan Unsur helium dan neon berada pada golongan yang
massa atom serta keperiodikan sifat fisik dan kimia sama karena mempunyai kesamaan elektron
unsur. Dobereiner mengelompokkan unsur-unsur valensi dan sifat kimia. Oleh karena itu, kedua
berdasarkan kemiripan sifat-sifatnya. unsur tersebut berada pada golongan yang sama.
2. Jawaban: c 5. Jawaban: b
Bilangan kuantum n = 3, l = 1, m = +1, dan Unsur Q terletak pada golongan VIA dan periode
1 3. Hal ini berarti unsur Q mempunyai elektron
s = – 2 menunjukkan bahwa elektron terakhir
valensi 6 dan kulit atom 3. Konfigurasi elektron
terletak pada subkulit 3p6
unsur Q adalah 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4. Nomor atom
hj hj hj unsur Q adalah 16.
–1 0 +1 Unsur dengan konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p6 3s2
3p 6
3p6 mempunyai elektron valensi 8 dan kulit atom
Konfigurasi elektron lengkap untuk ion R– : 1s2 3 (golongan VIIIA dan periode 3). Unsur dengan
2s2 2p6 3s2 3p6 konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5 mempunyai
Konfigurasi elektron atom R (sebelum menangkap elektron valensi 7 dan kulit atom 3 (golongan VIIA
satu elektron): 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5 dan periode 3). Unsur dengan konfigurasi elektron
Elektron valensi terdapat pada subkulit 3s dan 3p
1s2 2s2 2p6 3s 2 3p6 4s2 mempunyai elektron
= 7 → golongan VIIA
valensi 2 dan kulit atom 4 (golongan IIA dan
Kulit terbesar 3 → periode 3
periode 4). Unsur dengan konfigurasi elektron 1s2
Jadi, atom R terletak pada golongan VIIA periode 3.
2s 2 2p 6 3s 2 3p 4 3d 2 merupakan konfigurasi
3. Jawaban: b elektron yang tidak tepat karena energi pada 3d
Konfigurasi elektron 11A : 1s2 2s2 2p6 3s1, terletak lebih tinggi daripada 4s sehingga konfigurasi
pada golongan IA. elektron seharusnya 1s2 2s 2 2p6 3s2 3p4 4s 2
Konfigurasi elektron 12T : 1s2 2s2 2p6 3s2, terletak (golongan IIA dan periode 4).
pada golongan IIA.
Konfigurasi elektron 7B : 1s2 2s2 2p3, terletak pada 6. Jawaban: c
golongan VA. Diagram orbital: [Ne] hj h
3s2 3p1
Konfigurasi elektron 15R : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p3,
terletak pada golongan VA. Elektron valensi terdapat pada subkulit 3s dan 3p
Konfigurasi elektron 5C : 1s2 2s2 2p1, terletak pada = 3 → golongan IIIA
golongan IIIA. Kulit terbesar 3 → periode 3
Konfigurasi elektron 8Q : 1s2 2s2 2p4, terletak pada Jadi, atom X terletak pada golongan IIIA periode 3.
golongan VIA.

40 Sistem Periodik Unsur


7. Jawaban: b d sehingga unsur A termasuk dalam golongan
Jumlah elektron di subkulit 3d = 8. transisi atau golongan B. Elektron valensi unsur A
Konfigurasi elektron unsur keseluruhan elektron: = 4s2 + 3d3 = 2 + 3 = 5, golongan V. Dengan
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d8. Jumlah total elektron demikian, unsur A terletak pada golongan VB. Kulit
unsur tersebut adalah 28. Jadi, nomor atom unsur terbesar yang ditempati elektron terakhir = 4,
adalah 28. terletak pada periode 4. Jadi, letak unsur A adalah
golongan VB, periode 4 dengan konfigurasi
8. Jawaban: e
elektron [Ar] 4s2 3d3.
Unsur yang mempunyai elektron valensi yang
sama adalah unsur yang berada pada golongan 12. Jawaban: e
yang sama, yaitu He, Ne, Ar, dan Kr (golongan Energi ionisasi unsur semakin berkurang dalam
VIIIA). Unsur C dan Si terletak pada golongan satu golongan dari atas ke bawah karena jari-jari
karbon (golongan IVA). Unsur O berada dalam atom semakin besar. Semakin besar jari-jari atom,
satu golongan dengan unsur S, Se, Te, Po (golongan jarak elektron dengan inti semakin jauh sehingga
VIA). Unsur Fl, Cl, Br, dan I berada pada golongan elektron mudah lepas. Oleh karena itu, energi
VIIA. B, Al, dan In terletak pada golongan IIIA. ionisasi semakin menurun.
Ba dan Mg terletak pada golongan IIA. 13. Jawaban: c
9. Jawaban: c Konfigurasi elektron masing-masing unsur sebagai
Unsur dengan nomor 30 memiliki konfigurasi berikut.
elektron : [Ar] 4s2 3d10 1) 19K = [Ar] 4s1 → blok s
Elektron valensi terdapat pada subkulit 4s dan 3d 2) 13Al = [Ne] 3s2 3p1 → blok p
= 12 → golongan VIIIB 3) 12Mg = [Ne] 3s2 → blok s
Kulit terbesar 4 → periode 4
4) 30Zn = [Ar] 4s2 3d10 → blok d
Jadi, unsur dengan nomor atom 30 terletak pada
golongan VIIIB periode 4. Dalam gambar tabel 5) 6C = [Ne] 1s2 2s2 2p2 → blok p
periodik unsur tersebut ditunjukkan oleh unsur O. 6) 53I = [Kr] 5s2 4d10 5p5 → blok p
Unsur M terletak pada golongan IIA periode 3, Jadi, unsur yang terletak di blok p adalah Al, C,
unsur N terletak pada golongan IIIB periode 4, dan I.
unsur P terletak pada golongan VA periode 3, dan
unsur Q terletak pada golongan VIIIA periode 4. 14. Jawaban: b
Konfigurasi elektron:
10. Jawaban: b X : [He] 2s2 2p5 → golongan VIIA, periode 2
Konfigurasi elektron masing-masing unsur sebagai Y : [Ne] 3s2 3p5 → golongan VIIA, periode 3
berikut. Unsur X dan Y berada pada golongan yang sama.
1) 3R = 1s2 2s1 → golongan IA, periode 2 X berada di atas Y.
2) 4S = 1s2 2s2 → golongan IIA, periode 2 Perbandingan sifat kedua unsur tersebut sebagai
3) 5T = 1s2 2s2 2p1 → golongan IIIA, periode 2 berikut.
4) 6U =1s2 2s2 2p2 → golongan IVA, periode 2 1) Jari-jari atom X < Y
Dalam satu periode, energi ionisasi bertambah dari 2) Energi ionisasi X > Y
kiri ke kanan. Akan tetapi, ada penyimpangan 3) Afinitas elektron X > Y
dalam keteraturan nilai energi ionisasi yang terjadi 4) Keelektronegatifan X > Y
pada periode 2. Penurunan energi ionisasi dari 4S 5) Titik didih unsur X < Y
(golongan IIA) ke 5T (golongan IIIA). Hal ini
disebabkan kestabilan konfigurasi elektron S. Jadi, 15. Jawaban: a
urutan energi ionisasi unsur-unsur tersebut adalah Dalam sistem periodik, dalam satu golongan dari
R < T < S < U. Grafiknya ditunjukkan oleh gambar b. atas ke bawah jari-jari atom semakin besar. Dalam
satu periode, dari kiri ke kanan jari-jari atom
11. Jawaban: e semakin kecil. Unsur A terletak pada golongan
Unsur A memiliki massa atom 51 dan nomor atom VIIIA periode 2, unsur B terletak pada golongan
23. Konfigurasi elektron unsur A sebagai berikut. IIA periode 3, unsur C terletak pada golongan VIIA
2 2 6 2 6 2 3
23A: 1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d atau dapat ditulis periode 3, unsur D terletak pada golongan VIIIA
2 3
[Ar] 4s 3d . Elektron terakhir berada di subkulit periode 3, dan unsur E terletak pada golongan IB

Kimia Kelas X Semester 1 41


periode 4. Jadi, unsur yang mempunyai jari-jari elektron, semakin sulit atom tersebut menerima
atom paling kecil adalah unsur A. elektron dan membentuk ion negatif. Berdasarkan
keterangan tersebut maka unsur P bersifat:
16. Jawaban: a
1) Lebih mudah menangkap elektron.
Unsur pada periode 5 dan golongan VIIA berarti
2) Lebih stabil membentuk ion P–.
mempunyai jumlah kulit atom 5 dan elektron
3) Lebih bersifat nonlogam.
valensi 7. Konfigurasi elektron unsur-unsur dengan
Jadi, pernyataan yang tepat adalah opsi e.
nomor atom 53, 49, 38, 33, dan 20 sebagai berikut.
53: [Kr] 5s2 4d10 5p5 → kulit atom = 5 (periode 20. Jawaban: b
5), elektron valensi = 7 (golongan VIIA) Energi ionisasi adalah energi yang dibutuhkan
49: [Kr] 5s2 4d10 5p1 → kulit atom = 5 (periode untuk memindahkan satu elektron terluar dari atom
5), elektron valensi = 3 (golongan IIIA) atau ion dalam fase gas. Dalam satu periode,
38: [Kr] 5s2 → kulit atom = 5 (periode 5), elektron energi ionisasi bertambah dari kiri ke kanan. Dalam
valensi = 2 (golongan IIA) satu golongan, energi ionisasi berkurang dari atas
33: [Ar] 4s2 3d10 4p3 → kulit atom = 4 (periode ke bawah. Jadi, atom yang memiliki energi ionisasi
4), elektron valensi = 5 (golongan VA) terbesar adalah atom Q.
20: [Ar] 4s2 → kulit atom = 4 (periode 4), elektron
21. Jawaban: a
valensi = 2 (golongan IIA)
Nomor massa 24
Jadi, nomor atom unsur X adalah 53.
Nomor massa = jumlah proton + jumlah neutron
17. Jawaban: b 24 = X + X
Notasi unsur: 24 = 2X
AX X = 12
Z
Nomor atom (Z) = nomor massa (A) – neutron (n) Jumlah proton = 12
= 70 – 39 = 31 Jumlah neutron = 12
Konfigurasi elektron atom 31A = [Ar]4s2 3d10 4p1 Nomor atom = jumlah proton = jumlah elektron
Elektron valensi terdapat pada subkulit 4s dan 4p = 12
= 3 → golongan IIIA Konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p6 3s2
Kulit terbesar 4 → periode 4 Elektron valensi terdapat pada subkulit 3s = 2 →
Jadi, atom A terletak pada golongan IIIA periode 4. golongan IIA
Kulit terbesar 3 → periode 3
18. Jawaban: d
Jadi, unsur tersebut terletak pada golongan IIA
Konfigurasi elektron = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d6
dan periode 3.
→ golongan VIIIB, periode 4.
Elektron terakhir terletak di subkulit 3d6 22. Jawaban: c
hj h h h h Unsur X pada tabel periodik unsur terletak pada
periode 4 golongan VB. Artinya, elektron terakhir
Pernyataan yang tepat dari unsur tersebut sebagai
unsur X berada pada subkulit 4s2 dan 3d3.
berikut.
Konfigurasi elektron lengkap unsur X: [Ar] 4s2 3d3.
1) Merupakan logam transisi (logam golongan B)
Jadi, konfigurasi elektron yang sesuai adalah opsi c.
2) Terletak pada periode 4, golongan VIIIB.
3) Merupakan konduktor yang baik. 23. Jawaban: b
4) Memiliki 4 elektron tidak berpasangan. Keelektronegatifan unsur-unsur dalam satu
periode dari kiri ke kanan semakin besar. Jadi,
19. Jawaban: e
urutan unsur-unsur tersebut dalam satu periode
Afinitas elektron adalah energi yang terlibat jika
dari kiri ke kanan adalah T, Q, R, P, dan S.
suatu atom atau ion dalam fase gas menerima satu
elektron membentuk ion negatif. Unsur yang 24. Jawaban: e
memiliki afinitas elektron bertanda negatif, Konfigurasi unsur-unsur tersebut dalam sistem
mempunyai kecenderungan lebih besar dalam periodik sebagai berikut.
membentuk ion negatif. Semakin negatif nilai
4Be : 1s 2s → golongan IIA, periode 2
2 2
afinitas elektron suatu atom, semakin mudah atom
12Mg: [Ne] 3s2 → golongan IIA, periode 3
tersebut menerima elektron dan membentuk ion
negatif. Sebaliknya semakin positif nilai afinitas 20Ca: [Ar] 4s2 → golongan IIA, periode 4

42 Sistem Periodik Unsur


38Sr : [Kr] 5s2 → golongan IIA, periode 5 semakin naik. Kelompok unsur-unsur mempunyai
6s2→ golongan IIA, periode 6 Ne sebagai unsur kedua sehingga dalam kelompok
56Ba : [Xe]
Unsur-unsur tersebut terletak dalam satu ini energi ionisasi unsur kedua harus paling tinggi
golongan. Dalam satu golongan dari atas ke bawah karena Ne merupakan gas mulia yang stabil.
jari-jari atom semakin panjang. Dengan demikian, 29. Jawaban: a
unsur yang memiliki jari-jari atom paling panjang Nomor massa = 133
adalah unsur 56Ba. Jumlah neutron = 78
25. Jawaban: b Nomor atom = nomor massa – jumlah neutron
Unsur lantanida terletak pada periode 6 dan = 133 – 78
golongan IIIB sedangkan unsur aktinida terletak = 55
pada periode 7 dan golongan IIIB. Konfigurasi elektron: [Xe] 6s1
Elektron valensi terdapat pada subkulit 6s = 1 →
26. Jawaban: c golongan IA
Jari-jari atom dalam satu golongan bertambah dari Kulit terbesar 6 → periode 6
atas ke bawah. Unsur logam alkali dari atas dan Jadi, unsur tersebut terletak pada golongan IA dan
bawah beserta jari-jari atom sebagai berikut. periode 6.
Logam Alkali Jari-Jari Atom 30. Jawaban: b
Litium 0,60 Ion Ca 2+ terbentuk karena atom Ca melepas
Natrium 0,95 2 elektron. Konfigurasi atom Ca: 1s2 2s2 2p6 3s2
Kalium 1,30 3p6 4s2.
Rubidium 1,48
Elektron valensi terdapat pada subkulit 4s = 2 →
Sesium 1,69
golongan IIA.
Kulit terbesar 4 → periode 4.
Jadi, jari-jari atom kalium sebesar 1,30 Å. Jadi, atom Ca terletak pada golongan IIA, periode 4.
27. Jawaban: e
Dalam sistem periodik unsur, dari kiri ke kanan B . Uraian
afinitas elektron semakin besar. Dalam satu 1. Pada awalnya, ahli kimia Arab dan Persia
golongan dari atas ke bawah afinitas elektron mengelompokkan zat-zat berdasarkan sifat logam
semakin kecil. Unsur K terletak pada golongan dan sifat nonlogam. Tahun 1789, Antoine Lavoisier
IA, unsur Mg terletak pada golongan IIA, unsur mengelompokkan zat-zat yang dipercaya sebagai
Al terletak pada golongan IIIA, serta unsur I dan unsur berdasarkan sifat kimianya menjadi gas,
F sama-sama terletak pada golongan VIIA. Unsur nonlogam, logam, dan tanah. Tahun 1808, John
F terletak di atas I karena unsur F terletak pada Dalton mengelompokkan unsur berdasarkan
periode 2, sedangkan I terletak pada periode 5 kenaikan massa atom. Tahun 1828, Jons Jacob
sehingga unsur F mempunyai afinitas elektron Berzellius membuat daftar massa atom unsur-unsur
paling besar. yang akurat. Di tahun 1829, Johan Dobereiner
28. Jawaban: b mengelompokkan unsur-unsur berdasarkan
Energi ionisasi unsur dalam sistem periodik kemiripan sifat. Tiap kelompok beranggotakan tiga
semakin menurun dalam satu golongan ke bawah unsur sehingga disebut triad Dobereiner. Tahun
dan semakin besar dalam satu periode ke kanan. 1865, John Newlands mengelompokkan unsur
Berdasarkan data energi ionisasi tersebut terlihat berdasarkan kenaikan massa atom. Newlands
bahwa unsur ketiga berada di antara unsur pertama mengamati adanya pengulangan sifat unsur ke-8
dan kedua karena energi ionisasinya berada di mirip dengan sifat unsur ke-1, maka disebut Hukum
antara unsur pertama dan kedua. Urutan unsur Oktaf. Tahun 1868, Lothar Meyer membuat sistem
yang tepat berhubungan dengan energi ionisasi periodik yang pertama berdasarkan kenaikan
tersebut adalah Ar (golongan VIIIA, periode 3), massa atom dan kemiripan sifat unsur. Tahun 1869,
K (golongan IA, periode 4), dan Ca (golongan IIA, Dmitri Mendeleyev menyusun sistem periodik
periode 4). Kelompok unsur a, d, dan e terletak seperti halnya Meyer.
pada satu periode sehingga nilai energi ionisasinya

Kimia Kelas X Semester 1 43


2. a. Bilangan kuantum n = 6, A = 0, m = 0, dan yang berada pada subkulit 4s dan 3d sehingga
1 termasuk golongan IIB. Kulit terbesar 4, berarti
s=–2 terletak pada periode 4. Unsur yang memiliki
Diagram orbital: hj jumlah elektron 30 dan berada pada golongan
6s2 IIB, periode 4 adalah unsur Zn.
Elektron terakhir terletak pada subkulit 6s2 d. Konfigurasi elektron [Ar] 4s2 3d10 4p6, jumlah
Konfigurasi elektron lengkapnya: [Xe] 6s2 elektron = 36. Elektron valensi berjumlah 8
Elektron valensi terletak pada subkulit 6s yang berada pada subkulit 4s dan 4p sehingga
= 2 → golongan IIA termasuk golongan VIIIA. Kulit terbesar 4,
Kulit terbesar 6 → periode 6 berarti terletak pada periode 4. Unsur yang
b. Bilangan kuantum n = 3, A = 2, m = +2, dan memiliki jumlah elektron 36 dan berada pada
1
golongan VIIIA, periode 4 adalah unsur Kr.
s=+2
4. a. Unsur A terletak pada golongan IA dan
periode 6. Elektron valensi A = 1, jumlah kulit
Diagram orbitalnya: h h h h h
atom A = 6. Konfigurasi elektron A: 1s2 2s2
3d5 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6 6s1.
Elektron terakhir terletak pada subkulit 3d5 Jumlah elektron A = nomor atom A = 55.
Konfigurasi elektron lengkapnya: [Ar] 4s2 3d5 b. Unsur B terletak pada golongan IIIA,
Elektron valensi terletak pada subkulit 4s dan periode 2. Elektron valensi B = 3, jumlah kulit
3d = 7 → golongan VIIB atom B = 2. Konfigurasi elektron B: 1s2 2s2
Kulit terbesar 4 → periode 4 2p1. Jumlah elektron B = nomor atom B = 5.
c. Bilangan kuantum n = 3, A = 1, m = +1, dan c. Unsur C terletak pada golongan VIIA,
1 periode 4. Elektron valensi C = 7, jumlah kulit
s= +2
atom C = 4. Konfigurasi elektron C: 1s2 2s2
Diagram orbitalnya: h h h 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p5. Jumlah elektron
C = nomor atom C = 35.
3p3 d. Unsur D terletak pada golongan VIIIA,
Elektron terakhir terletak pada subkulit 3p3 periode 5. Elektron valensi D = 8, jumlah kulit
Konfigurasi elektron lengkapnya: [Ne] 3s2 atom D = 5. Konfigurasi elektron A: 1s2 2s2
3p3 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6. Jumlah
Elektron valensi terletak pada subkulit 3s dan elektron D = nomor atom D = 54.
3p = 5 → golongan VA
Kulit terbesar 3 → periode 3 5. Energi ionisasi adalah energi yang dibutuhkan
untuk memindahkan satu elektron terluar dari atom
3. a. Konfigurasi elektron [Ne] 3s2 3p2, jumlah atau ion dalam fase gas. Dalam satu periode,
elektron = 14. Elektron valensi berjumlah 4 energi ionisasi bertambah dari kiri ke kanan. Hal
yang berada pada subkulit 3s dan 3p sehingga ini disebabkan muatan inti bertambah dan jari-jari
termasuk golongan IVA. Kulit terbesar = 3, atom berkurang. Akibatnya, gaya tarik-menarik
berarti terletak di periode 3. Unsur yang inti terhadap elektron terluar semakin kuat.
memiliki jumlah elektron 14 dan berada pada Elektron terluar semakin susah dilepaskan
golongan IVA, periode 3 adalah unsur Si. sehingga energi ionisasi semakin besar.
b. Konfigurasi elektron [Ar] 4s2 3d5, jumlah
elektron = 25. Elektron valensi berjumlah 7 6. Konfigurasi elektron tiap-tiap unsur sebagai berikut.
yang berada pada subkulit 4s dan 3d sehingga 1) 14Si = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p2 → golongan IVA,
termasuk golongan VIIB. Kulit terbesar 4, periode 3
berarti terletak pada periode 4. Unsur yang 2) 15P = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p3 → golongan VA,
memiliki jumlah elektron 25 dan berada pada periode 3
golongan VIIB, periode 4 adalah unsur Mn. 3) 17Cl = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5 → golongan VIIA,
periode 3
c. Konfigurasi elektron [Ar] 4s2 3d10, jumlah
4) 18Ar = 1s2 2s 2 2p 6 3s 2 3p 6 → golongan
elektron = 30. Elektron valensi berjumlah 12
VIIIA, periode 3

44 Sistem Periodik Unsur


5) 19K= 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 → golongan IA, 8. Unsur-unsur dalam satu golongan dari atas ke
periode 4 bawah muatan intinya bertambah positif, namun
jumlah kulit semakin banyak. Keadaan ini
IA VIA VA VIIA VIIIA
menyebabkan gaya tarik-menarik inti terhadap
3 Si P Cl Ar
elektron semakin lemah. Akibatnya, jari-jari atom
4 K bertambah besar.
a. Urutan unsur dengan jari-jari dari terbesar 9. Berikut konfigurasi unsur-unsur tersebut.
adalah K - Si- P - Cl - Ar 2 2 6 2
12Mg : 1s 2s 2p 2s , Mg terletak pada golongan
b. Urutan unsur dengan keelektronegatifan dari IIA, periode 3.
terbesar adalah Cl - P- Si- K - Ar 2 2 6 2 5
17Cl : 1s 2s 2p 3s 2p , Cl terletak pada golongan
7. Diketahui: Massa logam L = 7,37 g VIIA, periode 3.
2 2 6 2 6 2 10 4p 6 5s 1,
Logam divalen → bermuatan +2 37Rb : 1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d
Gas H2 (STP) = 2,8 dm3 Rb terletak pada golongan IA periode 6.
Neutron logam L = 31 a. Unsur yang mempunyai energi ionisasi
L(s) + 2HCl(aq) → LCl2(aq) + H2(g) terbesar adalah Cl karena terletak pada posisi
V 2,8
paling kanan, yaitu golongan VIIA.
mol H2 = 22, 4 = 22, 4 = 0,125 mol b. Unsur yang paling sukar menangkap elektron
adalah Rb yang terletak pada posisi paling
Perbandingan koefisien = perbandingan mol
kiri bawah.
mol L = mol H2 = 0,125 mol
m 7,37
10. Konfigurasi elektron
Ar L = mol L = 0,125 = 59 2 4
16S : [Ne] 3s 3p , terletak pada periode 3,
Nomor atom = nomor massa (Ar) – neutron golongan VIA
= 59 – 31 17Cl : [Ne] 3s2 3p5, terletak pada periode 3,
= 28 golongan VIIA
Konfigurasi elektron logam 28L = [Ar] 4s2 3d8 18 Ar : [Ne] 3s2 3p6, terletak pada periode 3,
Elektron valensi terdapat pada kulit 4s dan 3d = golongan VIIIA
10 → golongan VIIIB 19K : [Ar] 4s1, terletak pada periode 4, golongan IA
Kulit terbesar 4 → periode 4 2
20Ca : [Ar] 4s , terletak pada periode 4 golongan IIA
Jadi, logam L terletak pada golongan VIIIB, a. Urutan unsur-unsur menurut bertambahnya
periode 4. energi ionisasi K – Ca – S – Cl – Ar.
b. Urutan unsur-unsur menurut bertambahnya
nilai afinitas elektron K – Ca – S – Cl – Ar.

Kimia Kelas X Semester 1 45


4. Jawaban: e
A. Pilihan Ganda
1. Jawaban: c Simbol merupakan simbol bahan yang
Kinetika kimia mempelajari mekanisme dan tahap-
tahap perubahan materi dalam reaksi kimia. Dengan dapat menimbulkan ledakan jika mengalami
memahami kinetika kimia, dapat diketahui usaha guncangan atau gesekan. Simbol untuk bahan
yang diperlukan untuk mengoptimalkan reaksi yang mudah menyebabkan karat pada logam besi
kimia sehingga diperoleh hasil maksimal. Struktur
atom, ikatan kimia, dan mekanika kuantum adalah . Simbol untuk bahan yang mudah
memberikan gambaran mengenai struktur materi
beserta sifat-sifatnya. Termodinamika kimia mem- terbakar jika didekatkan dengan sumber api atau
pelajari perubahan energi yang menyertai
perubahan materi. logam panas adalah . Simbol untuk bahan
2. Jawaban: a yang bersifat radioaktif sehingga tidak boleh
Tahapan awal dalam metode ilmiah adalah
merumuskan masalah, dilanjutkan dengan studi
pendahuluan. Studi pendahuluan dapat berupa mengenai tubuh adalah . Simbol untuk
studi pustaka terhadap literatur atau informasi
bahan yang dapat menimbulkan iritasi, gatal-gatal,
hasil penelitian sebelumnya. Kesimpulan
sementara yang disusun berdasarkan studi
pendahuluan merupakan hipotesis. Hipotesis yang dan luka bakar pada kulit adalah .
dibuat kemudian diuji dengan melakukan
penelitian untuk mengumpulkan data. Hasil 5. Jawaban: a
penelitian digunakan untuk membuat kesimpulan Cara membuat larutan NaCl dengan konsentrasi
berkaitan dengan hipotesis. Langkah terakhir tertentu yaitu menimbang sejumlah kristal NaCl.
adalah menulis laporan penelitian. Setelah itu, kristal NaCl dimasukkan dalam gelas
beaker yang berisi akuades, lalu diaduk hingga
3. Jawaban: b semua kristal NaCl larut (larutan NaCl pekat).
Peran kimia di bidang pertanian antara lain Setelah itu, larutan NaCl pekat dimasukkan ke
pembuatan bibit unggul dan penemuan jenis dalam labu ukur, lalu ditambahkan akuades
pestisida yang tepat untuk membasmi serangan hingga tanda batas yang terdapat pada labu. Alat-
hama. Penentuan umur fosil dengan radioisotop alat yang digunakan dalam membuat larutan NaCl
C-14 merupakan peran ilmu kimia dalam bidang antara lain spatula, neraca, kaca arloji, labu ukur,
geologi. Diciptakannya alat pencuci darah gelas beaker, pipet tetes, dan labu ukur. Neraca
merupakan peran ilmu kimia dalam bidang dan kaca arljoji digunakan saat menimbang kristal
teknologi kedokteran. Penemuan rumus molekul NaCl. Spatula digunakan untuk mengaduk kristal
DNA sehingga membantu proses kloning NaCl hingga larut. Gelas beaker digunakan untuk
merupakan peran ilmu kimia dalam bidang membuat larutan NaCl induk atau pekat. Labu ukur
biologi. Jadi, peran ilmu kimia dalam bidang digunakan untuk membuat larutan encer dengan
pertanian ditunjukkan oleh angka 1) dan 4).

46 Penilaian Tengah Semester


konsentrasi tertentu dari larutan yang lebih pekat. Alat Kegunaan
Pipet tetes digunakan untuk mengambil larutan atau
6) Mengukur volume larutan.
menambah akuades dalam jumlah sedikit.
6. Jawaban: a
Larutan kalium hidroksida merupakan larutan 7) Menggerus dan menghaluskan
basa kuat yang bersifat korosif, higroskopis, dan bahan kimia padat.
mudah bereaksi dengan gas yang ada di udara.
Oleh karena itu, larutan kalium hidroksida
8) Mengambil larutan dengan
disimpan dalam botol plastik tertutup rapat dan ketelitian tinggi.
diberi simbol bahan korosif. Kalium hidroksida
harus dipisahkan dengan larutan asam saat
penyimpanan. Oleh karena bersifat korosif, 9) Mengukur tingkat keasaman
suatu larutan.
kalium hidroksida tidak boleh diletakkan di rak
yang terbuat dari besi. Ruangan penyimpanan
bahan kimia harus mempunyai ventilasi udara 9. Jawaban: b
yang baik dan bukan ruangan yang tertutup rapat. Seorang peneliti harus menyelesaikan suatu
7. Jawaban: c permasalahan menggunakan metode yang sesuai
Apabila kulit terkena larutan asam pekat, kulit dengan fakta di lapangan. Sikap ini menunjukkan
tidak boleh langsung dicuci dengan air karena bahwa seorang peneliti harus bersifat empiris.
akan mengakibatkan kulit melepuh. Kulit yang Bersikap logis artinya argumentasi yang diberikan
terkena asam pekat harus dilap dengan lap bersih didasarkan pada bukti-bukti yang tersedia. Analisis
atau tisu hingga kering, lalu dioles dengan sabun berarti menunjukkan adanya proses yang tepat
yang bersifat basa lemah atau dibilas dengan untuk mengidentifikasi masalah dan menentukan
larutan basa lemah. metode pemecahan masalah. Bersikap objektif
artinya dapat dicontoh oleh imuwan lain dalam
8. Jawaban: d studi yang sama dengan kondisi yang sama pula.
Gambar alat laboratorium dan kegunaannya yang Konseptual berarti proses penelitian dijalankan
tepat sebagai berikut. dengan pengembangan konsep dan teori agar
Alat Kegunaan hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.
1) Menampung dan mencampur 10. Jawaban: b
bahan, larutan, atau cairan serta Pengelompokkan bahan kimia menurut sifatnya
wadah titrat saat proses titrasi.
sebagai berikut.
2) Menaruh bahan yang dipanas- Sifat Bahan Kimia Bahan Kimia
kan dalam oven pada suhu
tinggi. Mudah terbakar Alkohol, gas etena, dan dietil eter
Beracun Merkuri, benzena, asam sianida,
3) Menampung titran pada proses dan karbon tetraklorida
titrasi. Korosif Asam klorida dan asam sulfat
Radioaktif Uranium dan plutonium
Iritasi Belerang dan amonia
4) Mereaksi bahan kimia dalam Berbahaya Kloroform
jumlah sedikit.

11. Jawaban: e
5) Tempat uji larutan asam-basa. Gambar di atas merupakan model atom yang
dikemukakan oleh Rutherford. Model atom
tersebut mempunyai kelemahan sebagai berikut.
1) Tidak dapat menjelaskan penyebab elektron
tidak jatuh ke dalam inti.
2) Belum mampu menjelaskan letak elektron
dan cara rotasinya terhadap inti atom.

Kimia Kelas X Semester 1 47


3) Elektron memancarkan energi ketika 15. Jawaban: a
bergerak sehingga energi atom menjadi tidak Nomor atom unsur Co
stabil. = nomor massa – jumlah neutron
4) Tidak dapat menjelaskan spektrum garis pada = 59 – 32 = 27
atom hidrogen (H). Jumlah elektron unsur Co = nomor atom = 27.
Adapun kelebihannya dapat menjelaskan bahwa Konfigurasi elektron unsur Co: 1s2 2s2 2p6 3s2
atom terdiri atas inti atom dan elektron yang 3p6 4s2 3d7.
mengelilinginya. Sementara itu, elektron tersebar Ion Co3+ terbentuk karena unsur Co melepaskan
merata di permukaan atom merupakan model 3 elektron pada kulit terluarnya sehingga
atom yang dikemukakan oleh Thomson yang konfigurasi elektron ion Co3+ adalah 1s2 2s2 2p6
digambarkan seperti roti kismis. 3s2 3p6 3d6.
12. Jawaban: b 16. Jawaban: e
Misal kelimpahan 65 Zn = a%, maka kelimpahan Konfigurasi elektron unsur
2 2 6 2 6 2
20Ca: 1s 2s 2p 3s 3p 4s .
66Zn = (100 – a)%.

a 100 − a Unsur Ca cenderung melepaskan dua elektron,


Ar Zn = ( 100 × 65) + ( 100 × 66) sehingga membentuk ion Ca 2+ . Konfigurasi
a 100 − a elektron ion Ca2+ adalah 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6.
65,4 = ( 100 × 65) + ( 100 × 66)
Gambar model atom yang sesuai adalah opsi e,
6.540 = 65a – 66a + 6.600 pada kulit pertama (n = 1) terdapat dua elektron,
6.540 – 6.600 = –a pada kulit kedua (n = 2) terdapat delapan
–60 = –a elektron, dan pada kulit ketiga (n = 3) terdapat
a = 60 delapan elektron.
Jadi, kelimpahan isotop 66Zn adalah 40% dan 17. Jawaban: a
isotop 65Zn adalah 60%. Jumlah kulit atom unsur M = 5
13. Jawaban: a Jumlah elektron valensi (elektron di kulit kelima) = 1
Konfigurasi elektron unsur M: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
88
38 Sr 4s2 3d10 4p6 5s1
Nomor atom = jumlah proton = jumlah elektron = 38 Jumlah elektron = 2 + 2 + 6 + 2 + 6 + 2 + 10 + 6 + 1
Nomor massa = massa atom = 88 = 37
Jumlah neutron = nomor massa – nomor atom Nomor atom = jumlah elektron = 37
= 88 – 38 Nomor massa = nomor atom + jumlah neutron
= 50 = 37 + 48
2+
Ion Sr terbentuk jika unsur Sr melepaskan = 85
2 elektron pada kulit terluarnya sehingga ion Sr2+ Jadi, unsur M mempunyai notasi atom 85
37 M .
mempunyai jumlah elektron = 38 – 2 = 36.
Jadi, ion Sr2+ mempunyai 38 proton, 36 elektron, 18. Jawaban: c
50 neutron, dan massa atom 88. Konfigurasi elektron: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10
4p6 5s2 4d 2
14. Jawaban: d Elektron terakhir terletak pada subkulit 4d2.
Isoton adalah atom-atom yang mempunyai jumlah
39
neutron sama. Nuklida yang berisoton adalah 19 h h
K, –2 –1 0 +1 +2
40 37 39 37
20 Ca, dan 17 Cl . Nuklida 17 Cl dan 17 Cl Jadi, harga bilangan kuantum elektron terakhir
merupakan isotop karena mempunyai nomor atom unsur tersebut adalah n = 4, A = 2, m = –1, dan
39 39 40 1
sama yaitu 17. Nuklida 17 Cl dan 19 K serta 18 Ar s=+2.
dan 40
20 Ca merupakan isobar karena mempunyai 19. Jawaban: c
nomor massa sama. Jadi, pasangan nuklida yang Elektron terakhir dengan bilangan kuantum n = 4, A = 0,
berisoton adalah 39
dan 40
. 1
19 K 20 Ca m = 0, dan s = – 2 terletak pada subkulit 4s2: hj

48 Penilaian Tengah Semester


Konfigurasi elektron lengkapnya adalah 1s2 2s2 5) 26Fe
2+

2p6 3s2 3p6 4s2 atau [Ar] 4s2. Jadi, pengisian Konfigurasi elektron unsur Fe: 1s2 2s2 2p6
elektron unsur tersebut ke orbitalnya: [Ar] hj . 3s2 3p6 4s2 3d6
Konfigurasi elektron ion Fe2+: 1s2 2s2 2p6 3s2
20. Jawaban: d
3p6 3d6
Konfigurasi elektron untuk setiap ion sebagai
berikut. hj hj hj hj hj hj hj hj hj hj h h h h
1) 22Ti2+ 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d 6

Konfigurasi elektron unsur Ti: 1s2 2s2 2p6 3s2 Jadi, jumlah elektron tidak berpasangan pada
3p6 4s2 3d2 ion 26Fe2+ adalah 4.
Konfigurasi elektron ion Ti2+: 1s2 2s2 2p6 3s2 Jadi, ion yang paling banyak mengandung
3p6 3d2 elektron tidak berpasangan adalah ion Mn2+.
hj hj hj hj hj hj hj hj hj h h 21. Jawaban: e
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d2 Elektron dengan bilangan kuantum utama (n) = 4
mempunyai empat subkulit yaitu 4s, 4p, 4d, dan
Jadi, jumlah elektron tidak berpasangan pada
4f. Orbital-orbital keempat subkulit tersebut
ion Ti2+ adalah 2.
sebagai berikut.
2) 2+
23V
4s2 : hj
Konfigurasi elektron unsur V: 1s2 2s2 2p6 3s2
3p6 4s2 3d3 4p6 : hj hj hj
Konfigurasi elektron ion V2+: 1s2 2s2 2p6 3s2 4d10 : hj hj hj hj hj
3p6 3d3
4f14 : hj hj hj hj hj hj hj
hj hj hj hj hj hj hj hj hj h h h
Jadi, jumlah elektron yang menempati orbital dengan
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d 3
bilangan kuantum 4 adalah 2 + 6 + 10 + 14 = 32.
Jadi, jumlah elektron tidak berpasangan pada
ion 23V2+ adalah 3. 22. Jawaban: d
Konfigurasi elektron ion A2–: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
3) 2+
24Cr Ion A2– terbentuk jika unsur A menangkap 2
Konfigurasi elektron unsur Cr: 1s2 2s2 2p6 elektron.
3s2 3p6 4s1 3d5 Konfigurasi elektron unsur A: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4
Konfigurasi elektron ion Cr2+: 1s2 2s2 2p6 3s2 Elektron terakhir atom A terdapat pada orbital 3p4.
3p6 3d4 hj h h
hj –1 0 +1
hj hj hj hj hj hj hj hj h h h h 3p4
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d 4
Jadi, harga bilangan kuantum elektron terakhir
Jadi, jumlah elektron tidak berpasangan pada 1
ion 24Cr2+ adalah 4. unsur A adalah n = 3, A = 1, m = –1, s = – 2 .

4) 25Mn
2+ 23. Jawaban: c
Konfigurasi elektron unsur Mn: 1s2 2s2 2p6 Konfigurasi elektron 75
33
Y: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2
3s2 3p6 4s2 3d5 3d10 3p3 atau [Ar] 4s2 3d10 4p3
Konfigurasi elektron on Mn2+: 1s2 2s2 2p6 Ion Y 2– terbentuk jika unsur Y menangkap
3s2 3p6 3d5 2 elektron.
Konfigurasi elektron ion Y2–: [Ar] 4s2 3d10 4p5
hj hj hj hj hj hj hj hj hj h h h h h
[Ar] hj hj hj hj hj hj hj hj h
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d 5

Jadi, jumlah elektron tidak berpasangan pada


ion 25Mn2+ adalah 5.

Kimia Kelas X Semester 1 49


24. Jawaban: d 4s2 terletak pada golongan IIA dan periode 4. Unsur
Unsur yang mempunyai kulit valensi sama dengan konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
terletak dalam satu periode. Unsur Sn memiliki 4s2 3d2 terletak pada golongan IVB dan periode
kulit valensi 5s dan 5p sehingga terletak pada 4.
periode 5.
26. Jawaban: d
35
1) 17 Cl Konfigurasi elektron unsur-unsur 5P, 16Q, 32R, dan
Konfigurasi elektron unsur Cl: 1s2 2s2 2p6 3s2 34S sebagai berikut.
3p5 2 1 → golongan IIIA
5P : [He] 2s 2p
Kulit valensi unsur Cl adalah 3s dan 3p 2 4 → golongan VIA
16Q : [Ne] 3s 3p
sehingga terletak pada periode 3.
32R : [Ar] 4s 3d 4p → golongan IVA
2 10 2
56
2) 26 Fe 34S : [Ar] 4s 3d 4p → gologan VIA
2 10 4

Konfigurasi elektron unsur Fe: 1s2 2s2 2p6 Jadi, unsur yang terletak dalam satu golongan
3s2 3p6 4s2 3d6 adalah unsur Q dan unsur S.
Kulit valensi unsur Fe adalah 4s dan 3d
27. Jawaban: c
sehingga terletak pada periode 4.
Misal unsur tersebut adalah X
72
3) 32 Ge Nomor massa unsur X = 209
Konfigurasi elektron unsur Ge: 1s2 2s2 2p6 Jumlah neutron unsur X = 126
3s2 3p6 4s2 3d10 4p2 Nomor atom unsur X
Kulit valensi unsur Ge adalah 4s dan 4p = nomor massa – jumlah neutron
sehingga terletak pada periode 4. = 209 – 126
85
= 83
4) 37 Rb Nomor atom = jumlah elektron
Konfigurasi elektron unsur Rb: 1s2 2s2 2p6 = jumlah proton = 83
3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s1 Konfigurasi elektron unsur X : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
Kulit valensi unsur Rb adalah 5s sehingga 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6 6s2 4f14 5d10 6p3.
terletak pada periode 5. Elektron valensi unsur X = 2 + 3 = 5 → golongan VA
133 Golongan VA merupakan golongan unsur
5) 55 Cs nitrogen. Sementara itu, unsur alkali adalah unsur
Konfigurasi elektron unsur Cs: 1s2 2s2 2p6 golongan IA, unsur golongan halogen adalah
3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6 6s1 unsur golongan VIIA, unsur golongan gas mulia
Kulit valensi unsur Cs adalah 6s sehingga adalah unsur golongan VIIIA, dan unsur golongan
terletak pada periode 6. alkali tanah adalah unsur golongan IIA.
Jadi, unsur yang mempunyai kulit valensi sama 28. Jawaban: d
dengan unsur Sn adalah unsur Rb. Dobereiner mengelompokkan unsur-unsur
25. Jawaban: a berdasarkan triade dan memperoleh kesimpulan
Unsur R terletak pada golongan IVA dan periode 3. bahwa massa atom unsur kedua adalah setengah
Dengan demikian, unsur R mempunyai elektron dari jumlah massa atom unsur pertama dan ketiga.
valensi 4 dan kulit atom 3. 29. Jawaban: c
Konfigurasi elektron unsur R: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p2 Unsur Y terletak pada golongan VA dan periode
Nomor atom unsur R = jumlah elektron keempat sehingga elektron valensinya berada
=2+2+6+2+2 pada subkulit 4s2 4p3.
= 14 Konfigurasi elektron unsur Y secara lengkap yaitu
Unsur dengan konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p6 3s2 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p3 atau [Ar] 4s2 3d10
3p3 terletak pada golongan VA dan periode 3. Unsur 4p3.
dengan konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 Jumlah elektron = 2 + 2 + 6 + 2 + 6 + 2 + 10 + 3
terletak pada golongan VIIIA dan periode 3. Unsur = 33
dengan konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 Nomor atom unsur Y = jumlah elektron = 33
Jumlah neutron = 42

50 Penilaian Tengah Semester


Nomor massa = nomor atom + jumlah neutron
= 33 + 42 = 75
Jadi, konfigurasi elektron unsur Y adalah [Ar] 4s2 Keelektro- W
75 negatifan
3d10 4p3 dan notasi atomnya adalah 33 Y. U
V

30. Jawaban: d
Elektron terakhir dengan bilangan kuantum Nomor Atom
1
n = 3, A = 2, m = 0, dan s = + 2
terletak pada 34. Jawaban: b
subkulit 3d 3: h h h P : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 → golongan VIIIA dan
–2 –1 0 +1 +2 periode 3
Q : 1s2 2s2 2p6 3s2 → golongan IIA dan periode 3
Konfigurasi elektron lengkapnya adalah 1s2 2s2
2p6 3s2 3p6 4s2 3d3. R : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p3 → golongan VA dan
Jumlah kulit atom = 4 → periode 4 periode 3
Jumlah elektron valensi = 5, subkulit s dan d → Dalam sistem periodik unsur, urutan unsur dari
golongan VB. kiri ke kanan adalah Q, R, dan P. Dalam satu
Jadi, unsur tersebut dalam sistem periodik unsur periode dari kiri ke kanan sifat keperiodikan
terletak pada golongan VB dan periode 4. unsur-unsur tersebut sebagai berikut.
1) Jari-jari atom berkurang sehingga jari-jari
31. Jawaban: b
atom Q > R > P.
Unsur L terletak pada golongan VIIB dan periode 4
2) Keelektronegatifan berkurang sehingga
sehingga elektron valensinya terletak pada subkulit
keelektronegatifan R > Q > P (konfigurasi
4s2 3d5.
elektron R setengah penuh).
Konfigurasi elektron unsur L secara lengkap yaitu
3) Unsur P memiliki energi ionisasi terbesar
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d5.
karena merupakan unsur gas mulia.
Jumlah elektron = 2 + 2 + 6 + 2 + 6 + 2 + 5 = 25.
4) Unsur P termasuk ke dalam pada golongan
Nomor atom = jumlah elektron = 25.
gas mulia.
Jadi, nomor atom unsur L adalah 25.
5) Unsur P berwujud gas, sedangkan unsur Q
32. Jawaban: c dan R berwujud padat.
Nomor atom unsur Y = nomor atom ion Y+ = 29.
35. Jawaban: e
Pada atom netral nomor atom = jumlah proton =
Unsur T terletak pada golongan IIIA dan periode 3
jumlah elektron sehingga jumlah elektron unsur Y
sehingga elektron valensinya terletak pada subkulit
adalah 29.
3s2 3p1.
Konfigurasi elektron unsur Y : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
4s1 3d10. Konfigurasi elektron unsur T secara lengkap yaitu
Kulit valensi = 4s 3d → periode 4 1s2 2s2 2p6 3s2 3p1.
Elektron valensi = 1 + 10 = 11 → golongan IB Jumlah elektron unsur T = 2 + 2 + 6 + 2 + 1 = 13
Jadi, unsur Y terletak pada golongan IB dan Unsur T isoelektronik dengan unsur gas mulia
periode 4. periode 2 yaitu unsur neon (10Ne). Unsur Ne
mempunyai elektron valensi 8 dan jumlah
33. Jawaban: d
elektron 10. Unsur T berisoelektronik
Konfigurasi elektron ketiga unsur tersebut sebagai
(mempunyai jumlah elektron sama) dengan unsur
berikut.
neon jika unsur T melepaskan 3 elektron. Dengan
2 2 6 1
11U : 1s 2s 2p 3s (golongan IA, periode 3) demikian, unsur T membentuk ion T3+.
2 2 6 2
12V : 1s 2s 2p 3s (golongan IIA, periode 3) 36. Jawaban: d
2 2 6 2 1
13W : 1s 2s 2p 3s 3p (golongan IIIA, periode 3) Dalam satu periode dari kiri ke kanan jari-jari
Unsur 11U, 12V, dan 13W terletak dalam satu atom semakin kecil. Jadi, urutan letak unsur
periode. Unsur-unsur dalam satu periode semakin tersebut secara berurutan dari kiri ke kanan adalah
ke kanan, keelektronegatifannya semakin besar. P, S, O, R, dan Q.
Jadi, gambar yang sesuai adalah opsi d.

Kimia Kelas X Semester 1 51


37. Jawaban: c yaitu Q, R, dan P. Jadi, urutan unsur-unsur sesuai
Konfigurasi elektron unsur-unsur 12X, 15Y, dan 17Z kenaikan jari-jari atomnya yaitu unsur P, R, dan Q.
sebagai berikut.
12X: 1s 2s 2p 3s → golongan II,A periode 3
2 2 6 2 B. Uraian
15Y: 1s 2s 2p 3s 3p → golongan VA, periode 3
2 2 6 2 3
1. Pengobatan herbal memanfaatkan zat aktif dalam
17Z: 1s 2s 2p 3s 3p → golongan VIIA, periode 3
2 2 6 2 5
tanaman sebagai obat. Dengan ilmu kimia, zat
Unsur X, Y, dan Z berada dalam satu periode, dengan aktif dalam tanaman dapat diketahui dan
urutan unsur dari kiri ke kanan yaitu X, Y, dan Z. diekstrak. Pengobatan herbal yang semula
Dalam satu periode dari kiri ke kanan sifat ke- menggunakan ekstrak tanaman sebagai obat dapat
periodikan unsur-unsur tersebut sebagai berikut. dioptimalkan dengan mengekstrak zat aktifnya
1) Jari-jari atom unsur X > Y > Z. saja. Ilmu kimia diterapkan untuk mengidentifikasi
2) Keelektronegatifan unsur X < Y < Z. zat aktif, memisahkannya dari komponen zat
3) Dalam keadaan bebas unsur X dalam bentuk lainnya, dan mengekstraknya dari tanaman. Ilmu
monoatomik, unsur Y dalam bentuk tetra- kimia juga dibutuhkan dalam bidang farmasi jika
atomik, dan unsur Z dalam bentuk diatomik. zat aktif tersebut akan dibuat menjadi tablet atau
4) X bersifat konduktor listrik dan panas, kapsul.
sedangkan Y dan Z bersifat isolator. 2. Material Safety Data Sheet (MSDS) merupakan
38. Jawaban: b lembar keselamatan bahan yang memuat informasi
Unsur X mempunyai jari-jari atom paling besar mengenai sifat-sifat bahan kimia, petunjuk peng-
dalam satu periode. Hal ini menunjukkan bahwa gunaan, penyimpanan dan pengelolaan bahan
unsur X terletak paling kiri dalam satu periode. buangan, serta pertolongan apabila terjadi
Unsur yang terletak paling kiri adalah unsur kecelakaan. MSDS digunakan sebagai petunjuk dan
golongan IA (alkali) sehingga unsur X mempunyai acuan mengenai sifat dan tingkat bahaya yang dapat
elektron valensi 1. Unsur tersebut dapat bereaksi ditimbulkan suatu bahan kimia.
dengan gas klorin menghasilkan senyawa XCl. 3. Bahan kimia yang bersifat racun dan berbahaya
Konfigurasi elektron unsur X yang berelektron merupakan bahan yang dapat menimbulkan
valensi 1 adaah 1s2 2s2 2p6 3s1. keracunan pada manusia atau makhluk hidup
39. Jawaban: a lainnya walaupun dalam jumlah sedikit. Bahan
Konfigurasi elektron unsur X: kimia beracun dapat masuk lewat pernapasan atau
[Kr] 5s2 4d10 5p2 → golongan IVA periode 5 kulit, lalu beredar ke seluruh tubuh atau ke organ-
Pernyataan yang sesuai yaitu: organ tertentu. Bahan kimia tersebut dapat
1) Mempunyai kemiripan sifat dengan unsur berakumulasi sehingga menghasilkan efek dalam
karbon karena terletak dalam satu golongan. jangka panjang. Cara penanganan dan pe-
2) Mempunyai elektron valensi = 4 sehingga nyimpanan bahan kimia beracun dan berbahaya
tidak sesuai dengan periodenya, yaitu 5. sebagai berikut.
3) Unsur yang terletak pada golongan IVA a. Bahan disimpan dalam botol tertutup rapat.
disebut juga golongan karbon. b. Memberi label dan tanda bahaya pada
kemasan.
40. Jawaban: b
c. Menggunakan alat perlindungan diri, yaitu
Konfigurasi unsur-unsur 16P, 11Q, dan 21R sebagai
jas lab, masker, goggles, dan sarung tangan
berikut.
saat bekerja menggunakan bahan.
16P : 1s 2s 2p 3s 3p → golongan VIA, periode 3
2 2 6 2 4
d. Tempat kerja maupun tempat penyimpanan
11Q : 1s 2s 2p 3s → golongan IA, periode 3
2 2 6 1
mempunyai siklus udara yang baik.
21R : 1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d → golongan IIIB,
2 2 6 2 6 2 1
e. Proses kerja dipisahkan dari kegiatan yang
periode 4
lain.
Unsur pada tabel periodik dalam satu periode f. Membuang sisa bahan kimia di botol penam-
semakin ke kiri dan ke bawah jari-jari atom pung yang disediakan.
semakin bertambah. Urutan letak unsur dari kiri g. Tempat penyimpanan bersuhu dingin untuk
menghindari penguapan bahan.

52 Penilaian Tengah Semester


h. Bahan dipisahkan dari bahan bersifat korosif Jumlah neutron
dan sumber panas atau api. = nomor massa – nomor atom
i. Mencuci tangan dan pakaian setelah meng- = 128 – 52
gunakan bahan. = 76
j. Mengetahui sifat bahan kimia dengan me- Konfigurasi elektron unsur Te adalah 1s2 2s2 2p6
mahami MSDS setiap bahan. 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p4.
210 2+ Jumlah elektron valensi = 6
4. a. 80 Hg
Gambar struktur atomnya sebagai berikut.
Nomor atom = jumlah proton = 80
Jumlah elektron = jumlah proton – muatan
= 80 – 2
= 78
Jumlah neutron p = 52
n = 76
= nomor massa – nomor atom
= 210 – 80
= 130
2+
Jadi, ion 210
80 Hg mempunyai 80 proton,
78 elektron, dan 130 neutron. Jika membentuk ion Te2– unsur Te menangkap
2 elektron sehingga jumlah elektron ion Te2–
14 3−
b. 7N menjadi 54.
Nomor atom = jumlah proton = 7 6. a. 34Se
Jumlah elektron = jumlah proton – muatan Nomor atom = jumlah proton
= 7 – (–3)
= jumlah elektron = 34
= 10
Jumlah neutron Konfigurasi elektron unsur Se: 1s2 2s2 2p6
= nomor massa – nomor atom 3s2 3p6 4s2 3d10 4p4.
= 14 – 7 Ion Se2– terbentuk jika unsur Se menangkap
=7 2 elektron yang dilepaskan oleh unsur lain
sehingga ion Se 2– mempunyai jumlah
Jadi, ion 147 N 3− mempunyai 7 proton, elektron = 34 – (–2) = 36.
10 elektron, dan 7 neutron. Konfigurasi elektron ion Se2–: 1s2 2s2 2p6 3s2
c. 192 3p6 4s2 3d10 4p6.
77 Ir
Nomor atom = jumlah proton Elektron terakhir ion Se2– terletak pada orbital
= jumlah elektron 4p6.
= 77 hj hj hj
Jumlah neutron –1 0 +1
= nomor massa – nomor atom Jadi, harga keempat bilangan kuantum
= 192 – 77 elektron terakhir ion Se2– adalah n = 4, A = 1,
= 115 1
192
m = +1, dan s = – 2 .
Jadi, unsur 77 Irmempunyai 77 proton,
77 elektron, dan 115 neutron. b. 48Cd

128Te
Nomor atom = jumlah proton
5. 52 = jumlah elektron = 48
Nomor atom = jumlah elektron
Konfigurasi elektron unsur Cd: 1s2 2s2 2p6
= jumlah proton
3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10.
= 52
Nomor massa = massa atom = 128 Ion Cd2+ terbentuk jika unsur Cd melepaskan
2 elektron pada kulit terluar sehingga ion Cd2+
mempunyai jumlah elektron = 48 – 2 = 46.

Kimia Kelas X Semester 1 53


Konfigurasi elektron ion Cd2+: 1s2 2s2 2p6 7. a. Konfigurasi elektron unsur 15V: 1s2 2s2 2p6
3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 4d10. 3s2 3p3.
Elektron terakhir ion Cd2+ terletak pada or- Elektron valensi terletak pada subkulit 3s2
bital 4d10. 3p3.
hj hj hj hj hj Elektron valensi = 2 + 3 → golongan VA
–2 –1 0 +1 +2 Jumlah kulit = 3 → periode 3
Jadi, harga keempat bilangan kuantum b. Konfigurasi elektron unsur 23W: 1s2 2s2 2p6
elektron terakhir ion Cd2+ adalah n = 4, A = 2, 3s2 3p6 4s2 3d3.
1 Elektron valensi terletak pada subkulit 4s2
m = +2, dan s = – 2 .
3d3.
c. 50Sn Elektron valensi = 2 + 3 → golongan VB
Nomor atom = jumlah proton Jumlah kulit = 4 → periode 4
= jumlah elektron = 50
c. Konfigurasi elektron unsur 39X: 1s2 2s2 2p6
Konfigurasi elektron unsur Sn: 1s2 2s2 2p6
3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p2. 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d1.
Ion Sn4+ terbentuk jika unsur Sn melepaskan Elektron valensi terletak pada subkulit 5s2 4d1
4 elektron pada kulit terluar sehingga ion Sn4+ Elektron valensi = 2 + 1 → golongan IIIB
mempunyai jumlah elektron = 50 – 4 = 46. Jumlah kulit = 5 → periode 5
Konfigurasi elektron ion Sn4+: 1s2 2s2 2p6 3s2 d. Konfigurasi elektron unsur 42Y: 1s2 2s2 2p6
3p6 4s2 3d10 4p6 4d10. 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s1 4d5.
Elektron terakhir ion Sn 4+ terletak pada Elektron valensi terletak pada subkulit 5s1 4d5
orbital 4d10. Elektron valensi = 1 + 5 → golongan VIB
hj hj hj hj hj Jumlah kulit = 5 → periode 5
–2 –1 0 +1 +2
8. a. Unsur P terletak pada golongan VIA dan
Jadi, harga keempat bilangan kuantum periode 2, artinya elektron terakhir unsur P
elektron terakhir ion Sn4+ adalah n = 4, A = 2, berada pada subkulit 2s2 2p4.
1 Konfigurasi elektron lengkapnya: 1s2 2s2 2p4.
m = +2, dan s = – 2 .
Nomor atom unsur P = jumlah elektron
d. 79Au =2+2+4
Nomor atom = jumlah proton =8
= jumlah elektron = 79 b. Unsur Q terletak pada golongan VIIB dan
Konfigurasi elektron unsur Au: 1s2 2s2 2p6 periode 4, artinya elektron terakhir unsur Q
3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6 6s1 4f14 5d10. berada pada subkulit 4s2 3d5.
Ion Au3+ terbentuk jika unsur Au melepaskan Konfigurasi elektron lengkapnya: 1s2 2s2 2p6
3 elektron pada kulit terluar sehingga ion 3s2 3p6 4s2 3d5.
Au3+ mempunyai jumlah elektron = 79 – 3 = Nomor atom unsur Q
76. = jumlah elektron
Konfigurasi elektron ion Au3+: 1s2 2s2 2p6 =2+2+6+2+6+2+5
3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6 4f14 5d8. = 25
Elektron terakhir ion Au 3+ terletak pada
9. Konfigurasi elektron unsur-unsur tersebut sebagai
orbital 5d8.
berikut.
hj hj hj h h
3Li : 1s 2s → golongan IA, periode 2
2 1
–2 –1 0 +1 +2
7N : 1s 2s 2p → golongan VA, periode 2
2 2 3
Jadi, harga keempat bilangan kuantum
8O : 1s 2s 2p → golongan VIA, periode 2
2 2 4
elektron terakhir ion Au3+ adalah n = 5, A = 2,
10Ne : 1s 2s 2p → golongan VIIIA, periode 2
2 2 6
1
m = 0, dan s = – 2 .
11Na : 1s 2s 2p 3s → golongan IA, periode 3
2 2 6 1

15P : 1s 2s 2p 3s 3p → golongan VA, periode 3


2 2 6 2 3

54 Penilaian Tengah Semester


Golongan b. Elektron terakhir dengan bilangan kuantum
Periode IA VA VIA VIIIA
1
2 Li N O Ne n = 4, A = 1, m = 0, dan s = – 2 terletak pada
3 Na P subkulit 4p5.

a. Energi ionisasi adalah energi minimum yang hj hj h


–1 0 +1
diperlukan oleh atom netral berwujud gas
Konfigurasi elektron unsur Y secara lengkap
untuk melepaskan elektron. Dalam satu
yaitu 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p5.
periode dari kiri ke kanan, energi ionisasi
semakin besar. Adapun dalam satu golongan Elektron valensi = 2 + 5 → golongan VIIA
dari atas ke bawah, energi ionisasi semakin Jumlah kulit = 4 → periode 4
kecil. Dengan demikian, urutan unsur-unsur Jadi, unsur Y terletak pada golongan VIIA dan
berdasarkan energi ionisasi dari yang paling periode 4.
kecil yaitu Na, Li, P, N, O, dan Ne. c. Elektron terakhir dengan bilangan kuantum
b. Jari-jari atom adalah jarak inti atom sampai 1
Z : n = 5, A = 0, m = 0, dan s = + 2 terletak
kulit atom yang ditempati elektron terluar.
pada subkulit 5s1.
Dalam satu periode dari kiri ke kanan, jari-
jari atom semakin kecil. Adapun dalam satu h
golongan dari atas ke bawah, jari-jari atom 0
semakin besar. Dengan demikian, urutan Konfigurasi elektron unsur Z secara lengkap
unsur-unsur tersebut berdasarkan jari-jari yaitu 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s1.
atom dari yang paling kecil yaitu Ne, O, N, Elektron valensi = 1 → golongan IA
P, Li, dan Na. Jumlah kulit = 5 → periode 5
10. a. Elektron terakhir dengan bilangan kuantum Jadi, unsur Z terletak pada golongan IA dan
1 periode 5.
n = 3, A = 1, m = –1, dan s = + 2 terletak pada
Keelektronegatifan adalah kecenderungan suatu
subkulit 3p1.
unsur untuk menarik elektron sehingga bermuatan
h negatif. Dalam satu golongan dari atas ke bawah,
–1 0 +1 keelektronegatifan semakin kecil. Sementara itu,
Konfigurasi elektron unsur X secara lengkap dalam satu periode dari kiri ke kanan
yaitu 1s2 2s2 2p6 3s2 3p1. keelektronegatifan cenderung semakin besar.
Elektron valensi = 2 + 1 → golongan IIIA Dengan demikian, unsur yang mempunyai
Jumlah kulit = 3 → periode 3 keelektronegatifan paling besar adalah unsur Y.
Jadi, unsur X terletak pada golongan IIIA dan
periode 3.

Kimia Kelas X Semester 1 55


1. Peserta didik mampu menjelaskan proses terbentuknya ikatan kimia dengan benar setelah kegiatan diskusi.
2. Peserta didik mampu menjelaskan macam-macam ikatan kimia dengar benar setelah kegiatan diskusi.
3. Peserta didik mampu membedakan sifat senyawa ion dan kovalen dengan tepat setelah praktikum.

Ikatan Kimia

mencakup

Terbentuknya Ikatan Kimia Macam-Macam Ikatan Kimia

meliputi
terbentuk dari
Ikatan Ion Unsur Logam dan
dipengaruhi digambarkan Unsur Nonlogam
Konfigurasi Elektron
terbentuk dari
Lambang Lewis Unsur Nonlogam
Ikatan Kovalen
dan Unsur Nonlogam
mencapai
Konfigurasi Elektron Konfigurasi Elektron mencakup
Unsur Stabil (Gas Mulia)

Peran Elektron dalam Ikatan Ikatan Ikatan Penyimpangan


Ikatan Kimia Kovalen Kovalen Kovalen Kaidah Oktet
Tunggal, Polar dan Koordinasi
Kovalen Kovalen
Rangkap Nonkovalen
Elektron Valensi Dua, dan
Kovalen
melalui proses
Rangkap
Penggunaan Bersama Tiga

Ikatan Logam
Serah Terima

• Ikatan Kimia • Gas Mulia • Kovalen Tunggal


• Ikatan Kovalen • Kovalen Polar • Kovalen Rangkap Dua
• Ikatan Ion • Kovalen Nonpolar • Kovalen Rangkap Tiga
• Duplet • Ikatan Logam • Kovalen Koordinasi
• Oktet • Rumus Lewis
• Konfigurasi Elektron • Pasangan Elektron Bebas

56 Ikatan Kimia
Unsur 10Ne mempunyai konfigurasi elektron 1s2
A. Pilihan Ganda 2s 2 2p 6. Unsur 17Cl mempunyai konfigurasi
elektron 1s 2 2s 2 2p 6 3s 2 3p 5 . Unsur 19 K
1. Jawaban: e
mempunyai konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p6 3s2
Suatu unsur dikatakan stabil jika elektron valensi-
3p6 4s1. Unsur 20Ca mempunyai konfigurasi
nya 2 (menurut kaidah duplet) atau elektron
elektron 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2.
valensinya 8 (menurut kaidah oktet). Elektron
valensi suatu unsur dapat diketahui dengan 6. Jawaban: a
menyusun konfigurasi elektronnya. Jumlah elektron unsur Ne = nomor atom unsur
2. Jawaban: e Ne = 10
Konfigurasi elektron unsur-unsur tersebut sebagai 1) Ion magnesium (Mg2+) terbentuk jika unsur
berikut. Mg melepaskan 2 elektron pada kulit terluar
1) 14A : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p2 → elektron valensi = 4 sehingga ion Mg2+ memiliki jumlah elektron
2) 16B : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4 → elektron valensi = 6 = 12 – 2 = 10.
2) Ion klor (Cl – ) terbentuk jika unsur Cl
3) 20C : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 → elektron
menangkap 1 elektron sehingga ion Cl –
valensi = 2
memiliki jumlah elektron = 17 – (–1) = 18.
4) 31D : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p1 →
3) Ion kalium (K +) terbentuk jika unsur K
elektron valensi = 3
melepas 1 elektron pada kulit terluar sehingga
5) 36E : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 → ion K+ memiliki jumlah elektron = 19 – 1 = 18.
elektron valensi = 8 4) Ion brom (Br –) terbentuk jika unsur Br
Unsur yang paling sukar berikatan dengan unsur menangkap 1 elektron sehingga ion Br–
lain adalah unsur yang bersifat stabil yaitu unsur- memiliki jumlah elektron = 35 – (–1) = 36.
unsur yang telah memenuhi kaidah duplet atau 5) Ion rubidium (Rb+) terbentuk jika unsur Rb
oktet seperti gas mulia. Jadi, unsur yang paling melepas 1 elektron pada kulit terluar sehingga
sukar berikatan dengan unsur lain adalah 36E. ion Rb+ memiliki jumlah elektron = 37 – 1 = 36.
3. Jawaban: e Jadi, ion yang memiliki jumlah elektron sama
Konfigurasi elektron unsur 17Cl : 1s2 2s2 2p6 3s2 dengan unsur neon adalah ion aluminium.
3p5 → elektron valensi = 7 7. Jawaban: c
Unsur tersebut dapat membentuk konfigurasi Unsur dengan konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p6 3s2
elektron stabil seperti unsur gas mulia (18Ar) dapat mencapai kestabilan dengan cara
dengan menangkap 1 elektron membentuk ion Cl–. melepaskan 2 elektron pada kulit terluar
membentuk ion bermuatan +2. Ion ini dapat
4. Jawaban: d
berikatan dengan unsur nonlogam membentuk
Konfigurasi elektron unsur 38X : 1s2 2s2 2p6 3s2
ikatan ion. Unsur tersebut berelektron valensi 2
3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 → elektron valensi = 2
sehingga termasuk golongan IIA.
Unsur tersebut dapat membentuk konfigurasi
elektron stabil seperti unsur gas mulia (36Kr) atau 8. Jawaban: b
memenuhi kaidah oktet dengan melepaskan 2 Unsur yang mencapai kestabilan dengan
elektron membentuk ion X2+. mengikuti aturan duplet (memiliki elektron
valensi 2) adalah unsur-unsur yang mempunyai
5. Jawaban: c nomor atom kecil seperti unsur hidrogen (nomor
Unsur 16S mempunyai konfigurasi elektron 1s2 atom = 1), litium (nomor atom = 3), berilium
2s2 2p6 3s2 3p4. Untuk mencapai kestabilan seperti
(nomor atom = 4), dan boron (nomor atom = 5).
unsur gas mulia, unsur S akan menangkap 2
Adapun, unsur fluor, silikon, karbon, dan oksigen
elektron membentuk ion S 2– . Ion tersebut
cenderung mengikuti aturan oktet (memiliki
mempunyai konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p6 3s2
3p 6 sehingga jumlah elektronnya 18 seperti elektron valensi 8).
jumlah elektron yang dimiliki oleh unsur 18Ar.

Kimia Kelas X Semester 1 57


9. Jawaban: a 2 elektron membentuk ion W2– (sesuai aturan
Nomor atom Ne = 10 oktet.
Konfigurasi elektron unsur Ne:1s2 2s2 2p6 c. 16X
1) Konfigurasi elektron ion O2–: 1s2 2s2 2p6 Konfigurasi elektron unsur X : 1s2 2s2 2p6
2) Konfigurasi elektron ion Be2+: 1s2 3s2 3p4 → elektron valensi = 6
3) Konfigurasi elektron ion Al3+:1s2 2s2 2p6 Untuk membentuk konfigurasi elektron stabil
4) Konfigurasi elektron ion Cl–: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 seperti unsur gas mulia, unsur X menangkap
5) Konfigurasi elektron ion Br–: 1s2 2s2 2p6 3s2 2 elektron membentuk ion X2– (sesuai aturan
3p6 4s2 3d10 4p6 oktet).
Jadi, ion yang memiliki konfigurasi elektron sama d. 35Y
dengan unsur neon adalah ion O2– dan ion Al3+ Konfigurasi elektron unsur Y : 1s2 2s2 2p6 3s2
atau ditunjukkan angka 1) dan 3). 3p6 4s2 3d10 4p5 → elektron valensi = 7
10. Jawaban: e Untuk membentuk konfigurasi elektron stabil
Konfigurasi elektron unsur dan rumus Lewisnya seperti unsur gas mulia, unsur Y menangkap
sebagai berikut. 1 elektron membentuk ion Y– (sesuai aturan
1) 9F : 1s2 2s2 2p5 → elektron valensi = 7 oktet).
•• e. 55Z
•F
••

•• Konfigurasi elektron unsur Z : 1s2 2s2 2p6


2) 11Na : 1s2 2s2 2p6 3s1 → elektron valensi = 1 3s2 3p6 4s 2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6 6s 1 →
Na • elektron valensi = 1
Untuk membentuk konfigurasi elektron stabil
3) 12Mg: 1s2 2s2 2p6 3s2 → elektron valensi = 2 seperti unsur gas mulia, unsur Z melepaskan
• Mg • 1 elektron membentuk ion Z+ (sesuai aturan
4) 16S : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4 → elektron valensi = 6 oktet).
•• 3. Ion positif terbentuk karena atom melepaskan
S
••
••

elektron untuk mencapai kestabilan seperti gas


5) 17Cl : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5 → elektron valensi = 7
•• mulia sehingga jumlah elektron dalam atom
Cl menjadi berkurang. Sementara itu, ion negatif
••
••


terbentuk karena atom menangkap elektron untuk
B. Uraian mencapai kestabilan seperti gas mulia sehingga
jumlah elektron dalam atom bertambah.
1. Unsur-unsur golongan gas mulia disebut unsur +
4. a. 3Li
paling stabil karena konfigurasi elektron unsur- Konfigurasi elektron unsur 3Li yaitu 1s2 2s1.
unsur tersebut memenuhi aturan duplet atau oktet. Untuk membentuk ion Li + , unsur Li
Oleh karena itu, elektron-elektron valensi unsur- melepaskan 1 elektron pada kulit terluar.
unsur gas mulia tidak akan berpindah tempat atau Dengan demikian, jumlah elektron ion Li+
berikatan dengan elektron unsur lain. adalah 3 – 1 = 2. Jumlah elektron tersebut
2. a. juga dimiliki oleh unsur helium (2He).
4V 3–
Konfigurasi elektron unsur V : 1s2 2s2 → b. 7N
elektron valensi = 2 Konfigurasi elektron unsur 7N yaitu 1s2 2s2
Untuk membentuk konfigurasi elektron stabil 2p3. Untuk membentuk ion N3–, unsur N
seperti unsur gas mulia, unsur V melepaskan menangkap 3 elektron. Dengan demikian,
2 elektron membentuk ion V2+ (sesuai aturan jumlah elektron ion N3– adalah 7 – (–3) = 10.
duplet). Jumlah elektron tersebut juga dimiliki oleh
b. 8W unsur neon (10Ne).
Konfigurasi elektron unsur W : 1s2 2s2 2p4 c. 11Na
+

→ elektron valensi = 6 Konfigurasi elektron unsur 11Na yaitu 1s2 2s2


Untuk membentuk konfigurasi elektron stabil 2p6 3s1. Untuk membentuk ion Na+, unsur
seperti unsur gas mulia, unsur W menangkap Na melepaskan 1 elektron pada kulit terluar.

58 Ikatan Kimia
Dengan demikian, jumlah elektron ion Na+ c. S (A = 15)
adalah 11 – 1 = 10. Jumlah elektron tersebut Konfigurasi elektron unsur S yaitu 1s2 2s2 2p6
juga dimiliki oleh unsur neon (10Ne). 3s2 3p3. Jumlah elektron valensinya 5. Rumus
d. – ••
53I struktur Lewisnya yaitu • S

••
Konfigurasi elektron unsur 53I yaitu 1s2 2s2 d. T (A = 20)
2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p5. Untuk Konfigurasi elektron unsur T yaitu 1s2 2s2
membentuk ion I–, unsur I menangkap 1 2p6 3s2 3p6 4s2. Jumlah elektron valensinya
elektron. Dengan demikian, jumlah elektron 2. Rumus struktur Lewisnya yaitu •T•
ion I– adalah 53 – (–1) = 54. Jumlah elektron e. U (A = 35)
tersebut juga dimiliki oleh unsur xenon (54Xe). Konfigurasi elektron unsur U yaitu 1s2 2s2
e. 56Ba
2+ 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p5. Jumlah elektron
Konfigurasi elektron unsur 56Ba yaitu 1s2 2s2 valensinya 7. Rumus struktur Lewisnya yaitu
••
U

••
2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6 6s2.


••
Untuk membentuk ion Ba 2+ , unsur Ba f. V (A = 36)
melepaskan 2 elektron pada kulit terluar. Konfigurasi elektron unsur V yaitu 1s2 2s2
Dengan demikian, jumlah elektron ion Ba2+ 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6. Jumlah elektron
adalah 56 – 2 = 54. Jumlah elektron tersebut valensinya 8. Rumus struktur Lewisnya yaitu
juga dimiliki oleh unsur xenon (54Xe). ••
V

••
••
••
5. a. P (A = 7) Jadi, pasangan unsur yang mempunyai rumus
Konfigurasi elektron unsur P yaitu 1s2 2s2 struktur Lewis sama yaitu unsur P dan S serta Q
2p3. Jumlah elektron valensinya 5. Rumus dan T.
••
struktur Lewisnya yaitu P •
••

b. Q (A = 12)
Konfigurasi elektron unsur Q yaitu 1s2 2s2
2p6 3s2. Jumlah elektron valensinya 2. Rumus
struktur Lewisnya yaitu •Q •

Kimia Kelas X Semester 1 59


A. Pilihan Ganda M → M 2+ + 2e– (melepas 2 elektron)
X + 2e– → X 2– (menangkap 2 elektron)
1. Jawaban: c ––––––––––––––––– +
M + X → M 2+ + X 2–
Konfigurasi elektron unsur X : 1s2 2s2 2p4
Elektron valensi unsur X = 2 + 4 = 6 → golongan MX
VI A Jadi, unsur X dapat berikatan ion dengan unsur
Dengan demikian, unsur X merupakan unsur yang memiliki nomor atom 12.
nonlogam. Untuk membentuk konfigurasi
elektron stabil seperti unsur gas mulia, unsur X 2. Jawaban: d
Ikatan kovalen merupakan ikatan yang terjadi
menangkap 2 elektron membentuk ion X2–. Ikatan
antaratom akibat adanya pemakaian bersama
ion terbentuk akibat adanya serah terima elektron.
pasangan elektron. Ikatan kovalen terjadi antara
Ikatan ion terbentuk dari unsur logam dan unsur
unsur nonlogam dengan unsur nonlogam. Contoh
nonlogam. Konfigurasi elektron unsur-unsur pada
senyawa yang mempunyai ikatan kovalen adalah
opsi jawaban sebagai berikut. SiO2(O = Si = O). Adapun senyawa Mg3N2, Al2O3,
1) 6K : 1s2 2s2 2p2 NiCl 2 , dan PbS merupakan senyawa yang
Elektron valensi = 4 → IVA (termasuk unsur mempunyai ikatan ion (terbentuk dari unsur logam
nonlogam). Unsur K membentuk konfigurasi dan unsur nonlogam).
elektron stabil seperti gas mulia dengan 3. Jawaban: d
menangkap 4 elektron membentuk ion K4–. Kalsium terletak pada golongan IIA. Artinya
2) 9L : 1s2 2s2 2p5 kalsium memiliki 2 elektron valensi. Untuk
Elektron valensi = 7 → VIIA (termasuk unsur membentuk konfigurasi elektron stabil seperti gas
mulia, unsur tersebut melepaskan 2 elektron
nonlogam). Unsur L membentuk konfigurasi
membentuk ion Ca2+. Apabila berikatan dengan
elektron stabil seperti gas mulia dengan
atom oksigen, 2 elektron tersebut akan diberikan
menangkap 1 elektron membentuk ion L–. pada satu atom oksigen. Dengan demikian satu
3) 12M : 1s2 2s2 2p6 3s2 atom oksigen akan menangkap 2 elektron yang
Elektron valensi = 2 → IIA (termasuk unsur dilepaskan oleh atom kalsium tersebut sehingga
logam). Unsur M membentuk konfigurasi terjadi serah terima elektron antara atom kalsium
elektron stabil seperti gas mulia dengan dan atom oksigen membentuk ikatan ion dengan
melepaskan 2 elektron membentuk ion M2+. susunan stabil.
4) 14N : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p2 Ca → Ca2+ + 2e– (melepas 2 elektron)
O + 2e → O2–
– (menangkap 2 elektron)
Elektron valensi = 4 → IVA (termasuk unsur ––––––––––––––––– +
nonlogam). Unsur N membentuk konfigurasi Ca + O → Ca2+ + O2–
elektron stabil seperti gas mulia dengan
menangkap 4 elektron membentuk ion N4–. CaO
5) 17O : 1s2 2s2 2p6 3s2 2p5 4. Jawaban: b
Elektron valensi = 7 → VIIA (termasuk unsur Konfigurasi elektron unsur P dan Q sebagai
nonlogam). Unsur O membentuk konfigurasi berikut.
24
elektron stabil seperti gas mulia dengan 12 P : 1s2 2s2 2p6 3s2 → elektron valensi = 2
menangkap 1 elektron membentuk ion O–. 35
Dengan demikian, unsur X dapat berikatan ion 17 Q : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5 → elektron valensi = 7
dengan unsur yang memiliki nomor atom 12.

60 Ikatan Kimia
Unsur P membentuk konfigurasi elektron stabil Senyawa kovalen terbentuk dari unsur nonlogam
seperti unsur gas mulia dengan melepaskan 2 dengan unsur nonlogam melalui pemakaian
elektron membentuk ion P2+. Sementara itu, unsur bersama pasangan elektron.
Q membentuk konfigurasi elektron stabil seperti
8. Jawaban: d
unsur gas mulia dengan menangkap 1 elektron
Ion X3+ terbentuk jika atom X melepaskan 3
membentuk ion Q–. Jika ion P2+ dan ion Q–
elektron. Adapun konfigurasi elektron belerang
berikatan, akan membentuk ikatan ion melalui
yaitu 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4 → elektron valensi = 6.
serah terima elektron (senyawa ion) dengan rumus
Unsur belerang akan membentuk konfigurasi
PQ2.
elektron stabil seperti gas mulia dengan
5. Jawaban: a menangkap 2 elektron membentuk ion S 2– .
Konfigurasi elektron unsur-unsur tersebut sebagai Apabila ion X3+ berikatan dengan ion S2– akan
berikut. membentuk senyawa ion dengan rumus kimia
1) 7K : 1s2 2s2 2p3 → menangkap 3 elektron X2S3 .
membentuk ion K3– 9. Jawaban: a
2) 8L : 1s2 2s2 2p4 → menangkap 2 elektron 1) 11A dan 9B
membentuk ion L2– Konfigurasi elektron unsur A dan B sebagai
3) 10M : 1s2 2s2 2p6 → tidak menangkap atau berikut.
melepas elektron karena sudah stabil 11A: 1s2 2s2 2p6 3s1 → melepas 1 elektron
4) 11N : 1s2 2s2 2p6 3s1 → melepas 1 elektron membentuk ion A+
membentuk ion N+ 9B : 1s 2s 2p → menangkap 1 elektron
2 2 5

5) 17O : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5 → menangkap 1 membentuk ion B–


elektron membentuk ion O– Jika ion A + dan B – bergabung, akan
6) 20P : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 → melepas 2 membentuk senyawa ion dengan rumus
elektron membentuk ion P2+ molekul AB.
Ikatan kovalen terjadi akibat adanya pemakaian 2) 11A dan 8B
bersama pasangan elektron. Elektron yang Konfigurasi elektron unsur A dan B sebagai
digunakan untuk berikatan berasal dari unsur-unsur berikut.
yang berikatan. Dengan demikian, ikatan kovalen 11A : 1s2 2s2 2p6 3s1 → melepas 1 elektron
terjadi antara kedua ion negatif, seperti K dan L. membentuk ion A+
Ikatan yang terjadi antara ion positif dan ion 8B : 1s 2s 2p → menangkap 2 elektron
2 2 4
negatif merupakan ikatan ion, seperti ikatan antara membentuk ion B2–
unsur N dan K, N dan L, N dan O, P dan K, P dan Jika ion A+ dan B2– bergabung, akan mem-
L, serta P dan O. bentuk senyawa ion dengan rumus molekul
6. Jawaban: b A2B.
Konfigurasi elektron unsur Xe dan F sebagai berikut. 3) 12A dan 16B
2 10 6
54Xe : [Kr] 5s 4d 5p (elektron valensi = 8) Konfigurasi elektron unsur A dan B sebagai
2 6 berikut.
9F : [Kr] 2s 2p (elektron valensi = 7)
Struktur Lewis XeF2: : 1s2 2s2 2p6 3s2 → melepas 2 elektron
12A
×× •••• ×× membentuk ion A2+
F Xe F
ו

16B : 1s 2s 2p 3s 3p → menangkap
××
××

ו

2 2 6 2 4
×× •• ××
2 elektron membentuk ion B2–
7. Jawaban: c Jika ion A 2+ dan B 2– bergabung, akan
Senyawa ion adalah senyawa yang terbentuk membentuk senyawa ion dengan rumus
melaui ikatan ion. Ikatan ion terbentuk dari unsur molekul AB.
logam dan unsur nonlogam akibat adanya serah
4) 12A dan 17B
terima elektron. Contoh senyawa ion yaitu KI,
Konfigurasi elektron unsur A dan B sebagai
AlBr3, NaCl, dan MgS. Sementara itu, H2, O3,
berikut.
H2O, CO2, dan HCl termasuk senyawa kovalen.

Kimia Kelas X Semester 1 61


: 1s2 2s2 2p6 3s2 → melepas 2 elektron
12A 12. Jawaban: b
membentuk ion A2+ Unsur A memiliki nomor atom 12 dan unsur B
17B : 1s 2s 2p 3s 3p → menangkap 1
2 2 6 2 5
memiliki nomor atom 9. Unsur A memiliki
elektron membentuk ion B–
konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p6 3s2. Unsur B
Jika ion A2+ dan B– bergabung, akan mem-
memiliki konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p5. Untuk
bentuk senyawa ion dengan rumus molekul
mencapai kestabilan seperti gas mulia, unsur A
AB2.
membentuk ion A 2+ (melepas 2 elektron),
5) 13A dan 8B
sedangkan unsur B membentuk ion B –
Konfigurasi elektron unsur A dan B sebagai (menangkap 1 elektron). Dengan demikian, unsur
berikut. A dan B akan membentuk senyawa ion AB2.
13A : 1s 2s 2p 3s 3p → melepas 3
2 2 6 2 1
Senyawa ion memiliki ciri-ciri larut dalam air,
elektron membentuk ion A3+
leburannya bersifat konduktor, dan padatannya
8B : 1s 2s 2p → menangkap 2 elektron
2 2 4
bersifat isolator.
membentuk ion B2–
Jika ion A 3+ dan B 2– , bergabung akan 13. Jawaban: c
membentuk senyawa ion dengan rumus Senyawa X mempunyai titik didih tinggi serta dapat
molekul A2B3. menghantarkan arus listrik dalam wujud lelehan dan
Jadi, pasangan yang tepat antara unsur-unsur larutannya. Dengan demikian, senyawa X
penyusun dengan rumus senyawa yang terbentuk merupakan senyawa ion. Sementara itu, senyawa Y
ditunjukkan oleh opsi a. mempunyai titik didih rendah serta tidak dapat
menghantarkan arus listrik dalam wujud lelehan
10. Jawaban: a
maupun larutannya. Dengan demikian, senyawa Y
Rumus Lewis senyawa nitrometana sebagai
merupakan senyawa kovalen nonpolar. Adapun
berikut.
senyawa kovalen polar mempunyai titik didih
H Ikatan kovalen tunggal Elektron valensi: N = 5 rendah, dapat menghantarkan arus listrik dalam
× C=4
H C N O H=1 wujud larutannya, sedangkan dalam wujud
•×
×

••

× O=6
••
Ikatan kovalen rangkap dua
padatan dan lelehannya tidak dapat meng-
H O Ikatan kovalen koordinasi hantarkan arus listrik.
Berdasarkan rumus Lewis tersebut senyawa 14. Jawaban: a
nitrometana mempunyai 4 ikatan kovalen tunggal, 1 1) Fosfor pentaklorida 4) Metanol
ikatan kovalen koordinasi, dan 1 ikatan rangkap dua. ••
H
Cl••

• o
x oo
•• x• ••
11. Jawaban: b • Cl • P x • Cl ••
• x H C xo O oxH
ox

Gambar struktur Lewis senyawa HClO4 sebagai •• • x x • ••


• Cl • • Cl•
x
o
oo

berikut. •
••
• • •
••
H
5) Etana

•• 1)
2)
2) Asam bromida
• O •• xx
H H
xx x o
•• ••
• x
O x Cl O H
• • H Br
ox xx o x

•• xx ••
x x xx H C C xoH
xo ox
o x
5) •
O• 3) Propana x o

••
• 3) H H
4)
H H H
x o x
o x o
Keterangan: H C C C ox H
xo ox xo

1) Ikatan kovalen koordinasi o


x
x
o
o
x

2) Ikatan kovalen tunggal H H H


3) Ikatan kovalen tunggal Jadi, senyawa yang tidak mengikuti kaidah oktet
4) Pasangan elektron bebas atom O (bukan atom atau duplet adalah fosfor pentaklorida (PCl5)
pusat) karena atom pusat P mempunyai 5 pasang elektron
5) Ikatan kovalen koordinasi ikatan (10 elektron).
Jadi, ikatan kovalen koordinasi ditunjukkan oleh
angka 1) dan 5).

62 Ikatan Kimia
15. Jawaban: d 4) CO2
Senyawa kovalen yang dapat menghantarkan arus •• ••
O C O

xx
xx

••
••
listrik dalam wujud larutannya adalah senyawa •• ••
kovalen polar. Senyawa kovalen polar terbentuk CO 2 terbentuk melalui ikatan kovalen
dari unsur-unsur yang mempunyai perbedaan rangkap dua dan bersifat nonpolar (atom
keelektronegatifan. Pada umumnya senyawa pusat tidak mempunyai pasangan elektron
kovalen polar memiliki bentuk molekul tidak bebas).
simetris (mempunyai pasangan elektron bebas 5) N2
pada atom pusatnya). Contoh senyawa kovalen N N

•••
•••
••

••
polar adalah NH3.
•• N2 terbentuk melalui ikatan kovalen rangkap 3.
H N H Jadi, pernyataan yang benar ditunjukkan oleh
x•

x•

•x
H angka 2) dan 4).
Senyawa NH3 mempunyai 1 pasang elektron 18. Jawaban: b
bebas sehingga bersifat polar. Nomor massa unsur X = 137
16. Jawaban: d Jumlah neutron unsur X = 81
Senyawa ion terbentuk antara unsur logam dan Nomor atom unsur X = nomor massa – jumlah
unsur nonlogam akibat adanya serah terima neutron
elektron atau terbentuk dari ion positif dan ion = 137 – 81 = 56
negatif. Di antara senyawa-senyawa tersebut yang Nomor atom unsur X = jumlah elektron = 56
berikatan ion yaitu besi(III) oksida (Fe2O3) dan Konfigurasi elektron unsur X : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
kalsium klorida (CaCl2). Sementara itu, difosfor 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6 6s2
pentaoksida (P2O5), karbon monoksida (CO), dan Nomor massa unsur Y = 35
sulfur heksafluorida (SF6) merupakan senyawa Jumlah neutron unsur Y = 18
yang berikatan kovalen. Ikatan kovalen terbentuk Nomor atom unsur Y = nomor massa – jumlah
karena adanya pemakaian bersama pasangan neutron
elektron. Jadi, pasangan senyawa yang berikatan = 35 – 18 = 17
ion ditunjukkan oleh angka 3) dan 4). Nomor atom unsur Y = jumlah elektron = 17
17. Jawaban: c Konfigurasi elektron unsur Y : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5
Struktur Lewis senyawa-senyawa tersebut sebagai Unsur X membentuk konfigurasi elektron stabil
berikut. seperti gas mulia dengan melepaskan 2 elektron
1) O2 membentuk ion X 2+. Sementara itu, unsur Y
•• •• membentuk konfigurasi elektron stabil seperti gas
O O
••
••

••
••

•• •• mulia dengan menangkap 1 elektron membentuk


O2 terbentuk melalui ikatan kovalen rangkap ion Y–. Apabila kedua unsur tersebut berikatan
dua. akan membentuk senyawa ion dengan rumus XY2.
2) PH3
•• 19. Jawaban: d
H P H
x•

x•

•x Ikatan kovalen koordinasi x


xx
x Ikatan kovalen tunggal
H x Ox
xx oo xx
• o o •
PH3 terbentuk melalui ikatan kovalen tunggal HxOxSxOxH
xx oo xx
dan mempunyai 1 pasang elektron bebas. Ikatan kovalen tunggal x x Ikatan kovalen tunggal
x Ox
3) CH3Cl Ikatan kovalen tunggal xx
Ikatankovalen koordinasi
H
•x xx Jadi, pada senyawa H2SO 4 terdapat 4 ikatan
H Cx Cl
x•
x•

xx

• xx kovalen tunggal dan 2 ikatan kovalen koordinasi.


H
CH3Cl terbentuk melalui ikatan kovalen
tunggal.

Kimia Kelas X Semester 1 63


20. Jawaban: a Perbedaan keelektronegatifan
Rumus struktur Lewis senyawa-senyawa tersebut BrF = 4,1 – 2,7 = 1,4
sebagai berikut. HBr= 2,7 – 2,1 = 0,6
1) N2 HF = 4,1 – 2,1 = 2,0
Semakin besar perbedaan keelektronegatifannya,
o ox → memiliki 1 katan kovalen
o No x N xx maka semakin polar senyawanya dan sebaliknya.
ox
rangkap tiga Jadi, urutan senyawa dari kepolaran yang paling
2) CO2 besar yaitu HF, BrF, dan HBr.
xx xx
23. Jawaban: e
O x o C o x O → memiliki 2 ikatan kovalen
xo ox
xx xx
rangkap dua Struktur Lewis dari NH3 dan NH+4 sebagai berikut:
+
3) H2O H ⎡ H ⎤
• x
x ⎢ x ⎥
oo H • x N xx ⎢H • x N x• H

H O H x
o
o
x → memiliki 2 ikatan kovalen x
• ⎢
x
• ⎥
oo H ⎣ H ⎦
tunggal
NH3 NH4+
4) CH4
Berdasarkan struktur Lewis tersebut, NH 3
H memiliki 1 pasangan elektron bebas, sedangkan
ox
HoCoH
x x
→ memiliki 4 ikatan kovalen NH+4 tidak memiliki pasangan elektron bebas.
ox
H tunggal 24. Jawaban: d
5) NH3BCl3 Senyawa asam sulfat (H 2 SO 4 ) merupakan
oo senyawa kovalen polar. Senyawa kovalen polar
o o
H o Cl o mempunyai titik didih dan titik leleh rendah, dapat
xo ox oo
H xo N xx B o o
x Cl o
→ memiliki 6 ikatan menghantarkan arus listrik dalam wujud larutan
xo
o
ox
o
oo kovalen tunggal dan 1 tetapi tidak dapat menghantarkan arus listrik
H o Cl o
oo ikatan kovalen koordinasi. dalam wujud lelehan atau cairan. Dengan
Jadi, senyawa yang memiliki ikatan kovalen demikian, senyawa asam sulfat kemungkinan
rangkap tiga adalah N2. besar ditunjukkan oleh zat N. Sementara itu, zat
K, L, dan M merupakan senyawa kovalen nonpolar.
21. Jawaban: c
Ketiganya mempunyai titik leleh dan titik didih
Struktur Lewis senyawa boron trifluorida sebagai
rendah serta tidak dapat menghantarkan arus
berikut.
xx
listrik dalam wujud lelehan/cairan dan larutan.
Cl Adapun zat O merupakan senyawa ion karena
xx

xx

xx •x xx mempunyai titik leleh dan titik didih tinggi serta


Cl B Cl
x•

x•
xx

xx

xx xx dapat menghantarkan arus listrik dalam wujud


Senyawa boron trifluorida mempunyai 3 ikatan lelehan/cairan maupun larutan.
kovalen tunggal. Atom pusat boron (B) tidak 25. Jawaban: e
mempunyai elektron bebas (bentuk simetris) 2 2 4
8O : 1s 2s 2p
sehingga bersifat nonpolar. Senyawa kovalen Struktur Lewis senyawa ozon sebagai berikut.
nonpolar tidak larut dalam air dan tidak dapat x x •• xx
menghantarkan arus listrik dalam wujud larutan,
x
x O •• O •• xO
x
xx xx
lelehan, maupun padatan. Ikatan kovalen koordinasi

22. Jawaban: a O ⎯ O == O
Selain mengacu pada harga momen dipol, ↑ Ikatan kovalen rangkap dua
kepolaran senyawa yang terdiri dari dua atom
(diatomik) dapat pula ditentukan dari perbedaan Jadi, O3 mempunyai 1 ikatan kovalen koordinasi
keelektronegatifan antara dua atom tersebut. dan 1 ikatan kovalen rangkap dua.

64 Ikatan Kimia
B. Uraian MgBr2 = 2,6 – 1,3 = 1,3
1. Ikatan kovalen terbentuk dari unsur nonlogam CaBr2 = 2,6 – 1 = 1,6
dengan unsur nonlogam. Untuk mencapai SrBr2 = 2,6 – 0,95 = 1,65
konfigurasi seperti gas mulia, beberapa elektron BaBr2 = 2,6 – 0,89 = 1,71
valensi dari kedua unsur bergabung membentuk
Urutan kekuatan ikatan ion dari yang terkecil:
pasangan elektron yang digunakan bersama.
BeBr2, MgBr2, CaBr2, SrBr2, dan BaBr2.
Ikatan kovalen terjadi akibat pemakaian bersama
pasangan elektron. 5. Senyawa Ion Senyawa Kovalen
Na2O Hl
2. Konfigurasi elektron unsur P dan Cl sebagai
berikut. Al2S3 N2O5

15P : 1s 2s 2p 3s 3p → elektron valensi = 5


2 2 6 2 3 KCl PH3

17Cl : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5 → elektron valensi = 7 ZnCl2 CO


H2 O
Unsur P akan membentuk konfigurasi elektron
stabil seperti gas mulia dengan menangkap 3 C2H5OH

elektron, sedangkan unsur Cl akan membentuk


6. a. NF3 terbentuk dari unsur nitrogen (nonlogam)
konfigurasi elektron stabil seperti gas mulia
dan unsur fluor (nonlogam). Senyawa NF3
dengan menangkap 1 elektron. Apabila unsur P
termasuk senyawa kovalen karena terbentuk
dan Cl berikatan membentuk senyawa PCl 5,
akibat adanya pemakaian bersama pasangan
struktur Lewisnya sebagai berikut.
elektron.

•• • • ••
•Cl
Konfigurasi elektron unsur nitrogen dan fluor
•• Cl •x •• sebagai berikut.
•x
7N : 1s 2s 2p → elektron valensi = 5
2 2 3
•• x• P ••
x•

Cl
••

Cl x• : 1s2 2s2 2p5 → elektron valensi = 7


••

•• •• 9F
Cl
••
••

•• Unsur N akan membentuk konfigurasi


elektron stabil seperti gas mulai dengan
Jumlah elektron pada atom pusat P adaalah 10 menangkap 3 elektron, sedangkan unsur F
(lebih dari 8). Oleh karena itu, senyawa PCl5 akan membentuk konfigurasi elektron stabil
mengalami penyimpangan kaidah oktet. dengan menangkap 1 elektron. Struktur
3. Unsur golongan IIA memiliki energi ionisasi yang Lewis senyawa NF3 sebagai berikut.
rendah sehingga untuk membentuk senyawa ion, xx •• xx
F N F
x•

x•
xx

xx

membutuhkan unsur dengan afinitas elektron tinggi, xx •x xx


F
xx
xx

seperti unsur dalam golongan VIIA dan VIA. Unsur xx


golongan VIIA memerlukan 1e– untuk membentuk
konfigurasi elektron stabil seperti gas mulia. Senyawa NF3 mempunyai 3 ikatan kovalen
Rumus senyawa ion antara unsur golongan IIA tunggal dan 1 pasang elektron bebas. Oleh
dengan unsur golongan VIIA adalah AX2, A = unsur karena ikatan terbentuk akibat pemakaian
golongan IIA, X = unsur halogen (VIIA). Sementara elektron bersama, jenis ikatannya adalah
itu, unsur golongan VIA memerlukan 2e– untuk kovalen.
b. NF 3 bersifat polar karena mempunyai 1
membentuk konfigurasi stabil seperti gas mulia.
pasang elektron bebas pada atom pusatnya.
Rumus senyawa ion dengan unsur golongan IIA
dengan unsur golongan VIA adalah AY, A = unsur 7. Senyawa yang berikatan ion memiliki titik leleh
golongan IIA, Y = unsur golongan VIA. tinggi, tidak dapat menghantarkan arus listrik
dalam bentuk padatan, dan dapat menghantarkan
4. Semakin besar perbedaan keelektronegatifannya,
arus listrik dalam bentuk lelehan maupun
ikatan ioniknya semakin kuat. larutannya. Dengan demikian, senyawa B dan E
BeBr2 = 2,6 – 1,57 = 1,03 merupakan senyawa yang memiliki ikatan ion.

Kimia Kelas X Semester 1 65


Senyawa yang berikatan kovalen memiliki titik c. SO3
leleh rendah, tidak dapat menghantarkan arus Konfigurasi elektron unsur S dan O sebagai
listrik dalam bentuk padatan maupun lelehan, serta berikut.
sebagian dapat menghantarkan arus listrik dalam 2 2 6 2 4
16S: 1s 2s 2p 3s 3p → elektron valensi = 6
bentuk larutan (kovalen polar) dan sebagian tidak 2 2 4
8O: 1s 2s 2p → elektron valensi = 6
dapat menghantarkan arus listrik dalam bentuk Unsur S akan membentuk konfigurasi
larutan (kovalen nonpolar). Senyawa yang elektron stabil seperti gas mulia dengan
termasuk senyawa kovalen yaitu senyawa A dan
menangkap 2 elektron, sedangkan unsur O
C. Senyawa D merupakan senyawa yang berikatan
akan membentuk konfigurasi elektron stabil
logam, memiliki titik leleh sangat tinggi, serta
dapat menghantarkan arus listrik dengan baik dengan menangkap 2 elektron. Struktur
dalam bentuk padatan maupun lelehan. Lewis senyawa SO3 sebagai berikut.
xx xx
8. Pasangan elektron ikatan (PEI) adalah O S O

••
••
xx

xx
H xx •• xx
pasangan elektron yang digunakan x• xx
O

xx

xx
untuk berikatan. Pasangan elektron H N
x•

xx
x•
bebas (PEB) adalah pasangan elektron H SO3 mempunyai 2 ikatan kovalen koordinasi
yang tidak digunakan untuk berikatan. dan 1 ikatan kovalen rangkap 2.
Contoh pada senyawa NH3 dengan rumus Lewis d. HNO3
seperti di samping. Berdasarkan struktur Lewis Konfigurasi elektron unsur H, N, dan O
tersebut, NH 3 mempunyai 3 pasang elektron sebagai berikut.
ikatan dan 1 pasang elektron bebas.
1H: 1s → elektron valensi = 1
1

7N: 1s 2s 2p → elektron valensi = 5


2 2 3
9. a. H2S
8O: 1s 2s 2p → elektron valensi = 6
2 2 4
Konfigurasi elektron unsur H dan S sebagai
berikut. Unsur H akan membentuk konfigurasi
1
1H:1s → elektron valensi = 1 elektron stabil seperti gas mulia dengan
2 2 6 2 4
16S:1s 2s 2p 3s 3p → elektron valensi = 6 menangkap 1 elektron, sedangkan unsur N
Unsur H akan membentuk konfigurasi akan membentuk konfigurasi elektron stabil
elektron stabil seperti gas mulia dengan dengan menangkap 3 elektron. Adapun unsur
menangkap 1 elektron, sedangkan unsur S O akan membentuk konfigurasi elektron
akan membentuk konfigurasi elektron stabil stabil dengan menangkap 2 elektron. Struktur
dengan menangkap 2 elektron. Struktur Lewis senyawa HNO3 sebagai berikut.
Lewis senyawa H2S sebagai berikut.
•• ••
•• O N O H
x•

x•
••
xx

H S H •• •• ••
x•

x•

x x
•• O
••
••

H2S mempunyai 2 ikatan kovalen tunggal.


b. IF3 HNO3 mempunyai 2 ikatan kovalen tunggal,
Konfigurasi elektron unsur I dan F sebagai 1 ikatan kovalen rangkap 2, dan 1 kovalen
berikut. koordinasi.
2 2 6 2 6 2 10 6 2 10
53I: 1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d 4p 5s 4d e. BH3
5p → elektron valensi = 7
5
Konfigurasi elektron unsur B dan H sebagai
9F: 1s 2s 2p → elektron valensi mulia
2 2 5
berikut.
dengan menangkap 1 elektron, sedangkan
5B: 1s 2s 2p → elektron valensi = 3
2 2 1
unsur F akan membentuk konfigurasi
elektron stabil dengan menangkap 1 elektron. 1H: 1s1 → elektron valensi = 1
Struktur Lewis senyawa IF3 sebagai berikut. Dalam senyawa BH3 tiap-tiap elektron pada
xx
•• xx B dan H saling berpasangan membentuk
••

F I F
xx
x•

x•
xx

xx •x xx ikatan. Dengan demikian, elektron di sekitar


F atom pusat B bukan 8, tetapi hanya 6 sehingga
xx

xx

xx
terjadi penyimpangan kaidah oktet.
IF3 mempunyai 3 ikatan kovalen tunggal.

66 Ikatan Kimia
Meskipun demikian, B sudah menjadi stabil. ••
H O

••
Struktur Lewis senyawa BH3 sebagai berikut.
x• xx•

••
H B H H C C O H

x•

x•

x•

x•
x•
x•
•x x• ••
H H
BH3 mempunyai 3 ikatan kovalen tunggal. CH3COOH mempunyai 6 ikatan kovalen
f. CH3COOH tunggal dan 1 ikatan kovalen rangkap 2.
Konfigurasi elektron unsur C, H, dan O Jadi, senyawa yang memiliki ikatan kovalen
sebagai berikut. koordinasi adalah SO3 dan HNO3.
6C: 1s 2s 2p → elektron valensi = 4
2 2 2
10. Harga keelektronegatifan menentukan kepolaran
1H: 1s1 → elektron valensi = 1 suatu ikatan kovalen. Semakin besar beda
8O: 1s2 2s2 2p4 → elektron valensi = 6 keelektronegatifan suatu ikatan, semakin polar
Unsur C akan membentuk konfigurasi ikatannya. Harga kepolaran ikatan senyawa-
elektron stabil seperti gas mulia dengan senyawa tersebut sebagai berikut.
menangkap 4 elektron, sedangkan unsur H Senyawa dan Harga O – H O – N C – H C – O P – Cl S – Cl
Keelektronegatifannya 3,5 2,1 3,5 3,0 2,5 2,1 2,5 3,5 2,1 3,0 2,5 3,0
akan membentuk konfigurasi elektron stabil
Beda Keelektronega-
dengan menangkap 1 elektron. Adapun unsur tifan 1,4 0,5 0,4 1,0 0,9 0,5

O akan membentuk konfigurasi elektron


Jadi, urutan kepolaran dari yang paling polar yaitu
stabil dengan menangkap 2 elektron. Struktur
O – H, C – O, P – Cl, O – N, S – Cl, dan C – H.
Lewis senyawa CH3COOH sebagai berikut.

Kimia Kelas X Semester 1 67


68
Ikatan Kimia
Konfigurasi Elektron
Stabil

Terbentuknya Peran Elektron dalam


Ikatan Kimia Ikatan Kimia

Lambang Lewis

Ikatan Kovalen Tunggal, Rangkap


Ikatan Kimia Ikatan Ion Dua, dan Rangkap Tiga

Ikatan Kovalen Ikatan Kovalen Koordinasi

Ikatan Kovalen Polar dan Nonpolar


Perbandingan Sifat Senyawa
Ion dengan Senyawa Kovalen.
Macam-Macam Senyawa Tidak Mencapai Kaidah
Ikatan Kimia Oktet

Penyimpangan Kaidah Oktet Senyawa dengan Jumlah Elektron


dan Duplet Valensi Ganjil

Cara Menggambar Struktur


Senyawa dengan Oktet Berkembang
Lewis.

Ikatan Logam
A. Pilihan Ganda 4. Jawaban: c
Senyawa yang menyimpang dari kaidah oktet
1. Jawaban: d adalah SF6. Hal ini disebabkan atom pusat S
Konfigurasi elektron unsur 4Be : 1s2 2s2 mempunyai 12 elektron (lebih dari 8). Adapun
Setelah melepaskan 2 elektron membentuk ion senyawa HBr, O2, C2H4, dan N2 sesuai dengan
Be 2+ konfigurasi elektronnya menjadi 1s 2 . kaidah oktet.
Adapun konfigurasi elektron unsur-unsur gas 5. Jawaban: d
mulia sebagai berikut. Zat X berwujud cair, larut dalam air, dapat
1) He: 1s2 menghantarkan arus listrik dalam wujud larutan,
2) Ne: 1s2 2s2 2p6 dan mempunyai titik didih rendah (83 oC). Dengan
demikian, zat X merupakan senyawa kovalen po-
3) Ar: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 lar. Zat Y berwujud padat, larut dalam air, dapat
4) Kr: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 menghantarkan arus listrik dalam wujud larutan,
5) Xe: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6 dan mempunyai titik didih tinggi (1.420 oC).
Jadi, jumlah elektron unsur Be setelah melepaskan Dengan demikian, zat Y merupakan senyawa ion.
elektron sama dengan jumlah elektron unsur Senyawa kovalen nonpolar bersifat tidak larut
helium. dalam air, tidak dapat menghantarkan arus listrik
dalam wujud larutan, serta mempunyai titik didih
2. Jawaban: b rendah.
Elektron dengan harga bilangan kuantum n = 4,
6. Jawaban: b
1
l = 1, m = –1, dan s = +2 terletak pada subkulit Konfigurasi elektron unsur 19K: 1s2 2s2 2p6 3s2
3p6 4s1. Unsur K akan membentuk konfigurasi
4p1. elektron stabil seperti gas mulia dengan
h melepaskan 1 elektron sehingga bermuatan +1 dan
–1 0 +1 membentuk ion K +. Senyawa KCl terbentuk
4p1 melalui ikatan ion dan tidak mengalami
Konfigurasi elektron unsur tersebut secara penyimpangan kaidah oktet.
lengkap yaitu 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p1. 7. Jawaban: e
Elektron valensi = 3 Data yang tepat antara beberapa senyawa dan
Unsur tersebut mencapai konfigurasi elektron kesesuaiannya dengan kaidah oktet disajikan
stabil seperti gas mulia dengan melepaskan 3 dalam tabel berikut.
elektron. Senyawa Kesesuaian dengan
Struktur Lewis
Kaidah Oktet
3. Jawaban: b 1) SF4 Menyimpang (atom pusat
xx •• xx
F S F
•x
xx

•x
xx

Konfigurasi elektron unsur S dan O sebagai



xx xx
x•

mempunyai 10 elektron)
x

F F
xx
xx
xx
xx

berikut. xx xx

••
16S : 1s 2s 2p 3s 3p → elektron valensi = 6
2 2 6 2 4 xx
2) I2 Tidak menyimpang I I
•x
xx

••

xx ••
8O : 1s 2s 2p → elektron valensi = 6
2 2 4
3) PCl5 Menyimpang (atom pusat xx xx
Oleh karena elektron valensi sama, unsur S dan Cl Cl
xx
xx

xx
xx

mempunyai 10 elektron) xx • • xx
x
x •x

unsur O akan membentuk konfigurasi elektron Cl •Px Cl


xx
•x
xx

xx xx
stabil seperti gas mulia dengan menangkap 2 Cl
xx

xx

xx
elektron. Struktur Lewis senyawa SO2 sebagai xx xx
4) BCl3 Menyimpang (atom pusat
berikut. Cl B Cl
•x

•x
xx

xx

mempunyai 6 elektron) •x
Cl
xx
xx

•• xx •• xx
O S O
••
••
xx

xx

•• •• 5) H2O2 Tidak menyimpang •• ••


H O O H
•x
•x
•x

•• ••

Jadi, pasangan data yang tepat ditunjukkan oleh


angka 4) dan 5).
Kimia Kelas X Semester 1 69
8. Jawaban: d Konfigurasi elektron unsur Q:1s2 2s2 2p5 →
Konfigurasi elektron unsur P dan O sebagai cenderung menangkap 1 elektron membentuk ion Q–
berikut. Konfigurasi elektron unsur R: 1s2 2s2 2p6 → sudah
stabil sehingga tidak menangkap/melepas elektron
15P : 1s 2s 2p 3s 3p → elektron valensi = 5
2 2 6 2 3
Konfigurasi elektron unsur S: 1s2 2s2 2p6 3s2 →
8O : 1s 2s 2p → elektron valensi = 6
2 2 4

Unsur P akan membentuk konfigurasi elektron cenderung melepas 2 elektron membentuk ion S2+
stabil seperti gas mulia dengan menangkap 3 Konfigurasi elektron unsur T: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p3
elektron, sedangkan unsur O akan membentuk → cenderung menangkap 3 elektron membentuk
konfigurasi elektron stabil dengan menangkap 2 ion T3–
elektron. Struktur Lewis senyawa P2O5 sebagai Jadi, unsur yang dapat membentuk ikatan ion
dengan unsur A adalah unsur S dengan konfigurasi
berikut.
elektron 1s 2 2s 2 2p 6 3s 2. Senyawa ion yang
xx xx xx
O P O P O terbentuk mempunyai rumus molekul AS.
xx

•x
••

•x
••
xx

xx •• xx •• xx
xx
xx 12. Jawaban: c
O O
xx

xx

xx xx Suatu senyawa mengikuti kaidah oktet jika atom


Jadi, senyawa P2O5 mempunyai 2 ikatan kovalen pusatnya dikelilingi oleh delapan elektron (4
tunggal, 2 ikatan kovalen rangkap 2, dan 2 ikatan pasang elektron). Elektron yang mengelilingi
kovalen koordinasi. atom pusat dapat dilihat dengan menggunakan
diagram dot Lewis. Struktur Lewis setiap senyawa
9. Jawaban: a sebagai berikut.
Ikatan ion paling kuat dapat dibentuk oleh unsur : [He] 2s2 2p1 → elektron valensi = 3
5B
yang bersifat paling elektronegatif dan unsur yang : [Ne] 2s2 2p5 → elektron valensi = 7
9F
bersifat paling elektropositif. Dalam tabel periodik
14Si : [Ne] 3s 3p → elektron valensi = 4
2 2
unsur, unsur paling elektronegatif terletak paling
17Cl : [Ne] 3s 2p → elektron valensi = 7
2 5
kanan dan paling atas kecuali unsur gas mulia
54Xe : [Kr] 5s 4d 5p → elektron valensi = 8
2 10 6
karena unsur gas mulia sudah stabil. Di antara
unsur Cl, Br, dan I, unsur Cl bersifat paling 1) BF3
elektronegatif karena terletak paling atas alam xx x• •x xx
F B F
xx

xx

golongan VIIA. Sementara itu, dalam tabel xx xx


•x

periodik unsur, unsur paling elektropositif terletak


F
xx
xx

paling kiri dan paling bawah. Di antara unsur K, xx

Na, Ca, dan Mg, unsur K terletak paling kiri dan 2) SiF4
paling bawah. Dengan demikian, senyawa yang xx
F
xx
xx

memiliki ikatan ion paling kuat adalah KCl.


x•

x• •x
xx xx
F Si F
xx

xx

10. Jawaban: a xx xx
•x

Senyawa yang mempunyai titik didih dan titik


F
xx
xx

leleh rendah, sukar larut dalam air, serta tidak xx


dapat menghantarkan arus listrik dalam wujud 3) BF4–
larutan adalah senyawa kovalen nonpolar. xx xx –
F F
xx
xx

Contoh senyawa kovalen nonpolar adalah CH4.


xx
xx
x•

xx – • xx •x
x•

SO2 dan IF5 merupakan senyawa kovalen polar, F + B xF ⎯



xx xx
F B Fxx
xx

xx
xx

xx
xx

xx

sedangkan senyawa LiF dan NaI merupakan xx xx xx


•x xx

•x

F
xx

senyawa ion. F
xx
xx

xx
xx
11. Jawaban: d
4) XeF4
Konfigurasi elektron unsur A : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4.
Unsur tersebut akan mencapai konfigurasi xx xx
F F
xx

xx x• •• •x xx
xx

elektron stabil seperti gas mulia dengan cenderung


xx x• Xe •x xx
menangkap 2 elektron membentuk ion A2–. Ikatan F •• F
xx

xx

xx
ion terbentuk antara ion positif dengan ion negatif. xx

Konfigurasi elektron unsur P: 1s2 2s2 2p4 → Jadi, senyawa yang mengikuti kaidah oktet adalah
cenderung menangkap 2 elektron membentuk ion P2– SiF4dan BF–4 .

70 Ikatan Kimia
13. Jawaban: a 1) CCl4
Amonia (NH3) merupakan senyawa kovalen polar xx
Cl

xx
xx
karena memiliki 1 pasang elektron bebas. NaF xx •x xx
merupakan senyawa ion. CCl 4 merupakan Cl C Cl

x•

x•

xx
xx
senyawa kovalen nonpolar dan tidak memiliki xx •x xx
Cl

xx
xx
pasangan elektron bebas. BF3 merupakan senyawa xx
kovalen nonpolar karena momen dipolnya nol dan CCl4 mempunyai 4 ikatan kovalen tunggal.
tidak memiliki pasangan elektron bebas. CaO 2) PCl3
merupakan senyawa ion. xx •• xx
Cl P Cl

x•

x•

xx
xx
14. Jawaban: d xx •x xx
Konfigurasi elektron unsur Mg dan Cl sebagai Cl

xx
xx
xx
berikut.
PCl3 mempunyai 3 ikatan kovalen tunggal.
12Mg : 1s 2s 2p 3s → elektron valensi = 2
2 2 6 2
3) SiO2
17Cl : 1s 2s 2p 3s 3p → elektron valensi = 7
2 2 6 2 5
xx xx
Unsur Mg akan membentuk konfigurasi elektron O Si O

xx

xx
••
••
stabil seperti gas mulia dengan melepaskan 2 xx xx

elektron membentuk ion Mg2+, sedangkan unsur SiO2 mempunyai 2 ikatan kovalen rangkap 2.
Cl akan membentuk konfigurasi elektron stabil 4) HCN
dengan menangkap 1 elektron membentuk ion Cl–.
H C N

••• xxx
xx
x•
Apabila Mg berikatan dengan Cl maka 2 elektron
yang dilepaskan Mg akan diberikan pada dua atom HCN mempunyai 1 ikatan kovalen tunggal
Cl membentuk ikatan ion dengan susunan stabil. dan 1 ikatan kovalen rangkap 3.
Mg → Mg2+ + 2e– (melepas 2 elektron) 5) Br2
Cl + e → Cl–
– (menangkap 1 elektron)
Jumlah elektron yang dilepaskan harus sama
xx ••
Br Br
xx

x•

••
dengan jumlah yang ditangkap sehingga: xx ••
Mg → Mg2+ + 2e– Br2 mempunyai 1 ikatan kovalen tunggal.
2Cl + 2e → 2Cl–
– Jadi, senyawa yang mempunyai ikatan kovalen
––––––––––––––––––––– + rangkap dua adalah SiO2.
Mg + 2Cl → Mg2+ + 2Cl– 17. Jawaban: a
MgCl2 Ikatan kovalen koordinasi terbentuk jika pasangan
elektron yang digunakan bersama berasal dari
Struktur Lewisnya sebagai berikut. salah satu atom. Ikatan-ikatan yang terdapat dalam
– –
[ Cl ] [Mg] [ Cl ]
xx 2+ xx
gambar struktur Lewis H3PO4 tersebut sebagai
x•
x•

xx
xx

xx xx berikut.
15. Jawaban: e 1) Ikatan kovalen koordinasi.
Prinsip dasar ikatan kovalen adalah pemakaian 2) Ikatan kovalen tunggal.
bersama pasangan elektron untuk membentuk 3) Ikatan kovalen tunggal.
struktur stabil seperti gas mulia. Biasanya 4) Ikatan kovalen tunggal.
pasangan elektron bersama berasal dari kedua 5) Ikatan kovalen tunggal.
atom yang berikatan. Jika pasangan elektron Berdasarkan gambar struktur Lewis tersebut, ikatan
bersama berasal dari salah satu atom yang kovalen koordinasi ditunjukkan oleh angka 1).
berikatan disebut ikatan kovalen koordinasi.
18. Jawaban: c
Adanya serah terima elektron mengakibatkan
NaF merupakan senyawa yang berikatan ion, Br2
terjadinya ikatan ion.
merupakan senyawa yang berikatan kovalen, NH3
16. Jawaban: c merupakan senyawa yang berikatan kovalen, BaO
Struktur Lewis senyawa-senyawa tersebut sebagai merupakan senyawa yang berikatan ion, PCl3
berikut. merupakan senyawa yang berikatan kovalen, dan
LiF merupakan senyawa yang berikatan ion.

Kimia Kelas X Semester 1 71


Dengan demikian, kelompok senyawa yang ber- Unsur X akan membentuk konfigurasi elektron
ikatan kovalen adalah Br2, NH3, dan PCl3 yang stabil seperti gas mulia dengan melepaskan 1
ditunjukkan oleh angka 2), 3), dan 5). elektron, sedangkan unsur Y akan membentuk
konfigurasi elektron stabil seperti gas mulia
19. Jawaban: c
Kelektronegatifan menentukan kepolaran suatu dengan menangkap 2 elektron.
ikatan kovalen. Semakin besar perbedaan X → X+ + e– (melepas 1 elektron)
keelektronegatifan suatu ikatan, semakin besar Y + 2e → Y
– 2– (menangkap 2 elektron)
kepolaran ikatannya. Harga selisih keelektro- Jumlah elektron yang dilepaskan harus sama
negatifan unsur-unsur dalam senyawa tersebut dengan jumlah yang ditangkap sehingga:
sebagai berikut. 2X → 2X + + 2e –
FI = 4,0 – 2,5 = 1,5 Y + 2e → Y 2–

FCl = 4,0 – 3,0 = 1,0 –––––––––––––––––– +


2X + Y → 2X + + Y 2–
IBr = 2,8 – 2,5 = 0,3
FBr = 4,0 – 2,8 = 1,2 X2 Y
ICl = 3,0 – 2,5 = 0,5
Jadi, jika unsur X dan unsur Y berikatan akan
Jadi, kepolaran terkecil dimiliki oleh senyawa IBr.
membentuk senyawa ion dengan rumus X2Y.
20. Jawaban: d 22. Jawaban: d
Konfigurasi elektron unsur C dan S sebagai Konfigurasi elektron unsur A dan B sebagai
berikut. berikut.
6C : 1s 2s 2p → elektron valensi = 4
2 2 2
6A : 1s 2s 2p → elektron valensi = 4
2 2 2

16S : 1s 2s 2p 3s 3p → elektron valensi = 6


2 2 6 2 4
1B : 1s → elektron valensi = 1
1
Unsur C akan membentuk konfigurasi elektron
stabil dengan menangkap 4 elektron, sedangkan Unsur A akan membentuk konfigurasi elektron
untuk S akan membentuk konfigurasi elektron stabil dengan menangkap 4 elektron, sedangkan
stabil dengan menangkap 2 elektron. Struktur unsur B akan membentuk konfigurasi elektron
Lewis senyawa CS2 sebagai berikut. stabil dengan menangkap 1 elektron. Jika kedua
unsur bergabung akan membentuk senyawa AB4.
•• ••
S C S atau S == C == S Rumus struktur Lewisnya sebagai berikut.
••
••
••
xx

xx

••

Berdasarkan struktur Lewis tersebut, atom pusat B


x•
memenuhi aturan oktet. Semua ikatannya berupa B A B
x•

x•

x•
ikatan rangkap dua, ada pasangan elektron bebas
B
(dimiliki oleh S), dan tidak terdapat ikatan kovalen
Ikatan yang terbentuk berupa ikatan kovalen
koordinasi.
nonpolar karena terjadi pemakaian bersama
21. Jawaban: d pasangan elektron dan atom pusat A tidak memiliki
Nomor massa unsur X = 39 pasangan elektron bebas.
Jumlah neutron unsur X = 20 23. Jawaban: d
Nomor atom = nomor massa – jumlah neutron P : 1s2 2s2 2p3 → elektron valensi = 5
= 39 – 20 = 19
Q : 1s2 2s2 2p5 → elektron valensi = 7
Konfigurasi elektron unsur X : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
4s1 → elektron valensi = 1. Unsur P akan membentuk konfigurasi elektron
Elektron dengan harga bilangan kuantum n = 3, stabil seperti gas mulia dengan menangkap 3
1
elektron, sedangkan unsur Q akan membentuk
l = 1, m = –1, dan s = − 2 terletak pada subkulit 3p4. konfigurasi elektron stabil seperti gas mulia
hj h h dengan menangkap 1 elektron. Apabila unsur P
–1 0 +1 dan Q berikatan, akan terbentuk senyawa dengan
3p4 rumus Lewis sebagai berikut.
Konfigurasi elektron unsur Y secara lengkap yaitu xx •• xx
Q P Q
x•
xx

x•

1s2 2s2 2p6 3s2 3p4 → elektron valensi = 6.


xx

xx •x xx
Q
xx

xx

72 Ikatan Kimia
Ada 3 unsur Q yang digunakan untuk membentuk •• xx
senyawa dengan unsur P. Dengan demikian, • • x
• O x Fx
rumus senyawa yang terbentuk adalah PQ3 dan •x x x
x x
jenis ikatannya adalah kovalen. x Fx
xx
24. Jawaban: e
1) HCl Jadi, jumlah pasangan elektron bebas yang
xx
x
dimiliki atom pusat senyawa tersebut sebanyak 2.
H •x Cl x (hanya ikatan kovalen)
xx 26. Jawaban: a
2) NaCl Konfigurasi elektron unsur H dan S sebagai
Na → Na+ + e– (hanya ikatan ion) berikut.
Cl + e– → Cl–
1H : 1s → elektron valensi = 1
1
––––––––––––––––––
16S : 1s 2s 2p 3s 3p → elektron valensi = 6
2 2 6 2 4
Na + Cl → Na+ + Cl– Unsur H akan membentuk konfigurasi elektron
stabil seperti gas mulia dengan menangkap 1
NaCl
elektron, sedangkan unsur S akan membentuk
3) MgBr2
konfigurasi elektron stabil dengan menangkap 2
Mg → Mg2+ + 2e– × 1 (hanya ikatan ion)
elektron. Struktur Lewis senyawa H2S sebagai
Br + e → Br–
– ×2
berikut.
–––––––––––––––––––––––– ••
Mg + 2Br → Mg2+ + 2Br– H S H

x•
x•
••
H2S merupakan senyawa kovalen polar karena
MgBr2
terbentuk dari penggunaan bersama pasangan
4) H2SO4 elektron dan atom pusat mempunyai pasangan
••

•O •• elektron bebas. Senyawa kovalen polar dapat
•• x x ••
• menghantarkan arus listrik dalam wujud larutan
H x• O x• S x• O x H
•• xx •• (hanya ikatan kovalen) serta mudah larut dalam air.

• O ••
•• 27. Jawaban: a
5) Mg(NO3)2 Konfigurasi elektron unsur-unsur tersebut sebagai

⎡• •• x x •• •⎡ berikut.
⎢• O x N x O •⎢
8A : 1s 2s 2p → menangkap 2 elektron
2 2 4
Mg(NO3)2 → Mg2+ + 2 ⎢ •• • x••x • •• ⎢
⎣ •O• ⎣ membentuk ion A2–
12B : 1s 2s 2p 3s → melepas 2 elektron
(memiliki ikatan ion sekaligus 2 2 6 2

ikatan kovalen) membentuk ion B2+


13C : 1s 2s 2p 3s 3p → melepas 3 elektron
2 2 6 2 1
Jadi, senyawa yang memiliki ikatan ion sekaligus
membentuk ion C 3+
ikatan kovalen adalah Mg (NO3)2.
16D : 1s 2s 2p 3s 3p → menangkap
2 2 6 2 4
25. Jawaban: c
2 elektron membentuk ion D2–
Konfigurasi elektron unsur O dan F sebagai
17E : 1s 2s 2p 3s 3p → menangkap
2 2 6 2 5
berikut.
1 elektron membentuk ion E–
8O : 1s 2s 2p → menangkap 2 elektron
2 2 4

membentuk ion O2– Ikatan kovalen merupakan ikatan yang terbentuk


karena pemakaian bersama pasangan elektron.
9F : 1s 2s 2p → menangkap 1 elektron
2 2 5

membentuk ion F– Unsur-unsur yang bergabung membentuk ikatan


Jika unsur O dan F bergabung membentuk kovalen berupa unsur-unsur nonlogam. Dengan
demikian, unsur-unsur yang membentuk ikatan
senyawa OF 2 , rumus struktur Lewis yang
kovalen harus sama-sama menangkap elektron
terbentuk sebagai berikut.
seperti unsur A dan D, A dan E, serta D dan E.

Kimia Kelas X Semester 1 73


Sementara itu, unsur B dan C tidak dapat Unsur O mencapai konfigurasi elektron stabil
berikatan. Ikatan yang terbentuk antara unsur B dengan menangkap 2 elektron membentuk
dan D, C dan D, serta C dan E merupakan ikatan ion O2– sehingga konfigurasi elektron ion O2–
ion karena terbentuk antara ion positif dan ion menjadi 1s2 2s2 2p6. Konfigurasi elektron
negatif (unsur logam dan unsur nonlogam). tersebut serupa dengan konfigurasi elektron
unsur neon.
28. Jawaban: a
2) 20Ca: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 → elektron
Senyawa CCl4 terbentuk dari unsur nonlogam C
yang menangkap 4 elektron dan unsur nonlogam valensi = 2
Cl yang menangkap 1 elektron. Ikatan tersebut Unsur Ca mencapai konfigurasi elektron
bersifat kovalen nonpolar karena atom pusat tidak stabil dengan melepaskan 2 elektron
memiliki pasangan elektron bebas. Bentuk membentuk ion Ca2+ sehingga konfigurasi
molekulnya simetris. Senyawa yang berikatan elektron ion Ca2+ menjadi 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6.
kovalen nonpolar tidak dapat larut dalam pelarut Konfigurasi elektron ion tersebut serupa dengan
polar seperti air. konfigurasi elektron unsur argon.
Struktur Lewis CCl4 sebagai berikut. 3) 35Br: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p5 →
xx elektron valensi = 7
Cl Unsur Br mencapai konfigurasi elektron
xx

xx

xx x• xx
Cl C Cl stabil dengan menangkap 1 elektron
x•

x•
xx

xx

xx •x xx membentuk ion Br– sehingga konfigurasi


Cl elektron ion Br– menjadi 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
xx

xx

xx
4s 2 3d 10 4p 6 . Konfigurasi elektron ion
29. Jawaban: c tersebut serupa dengan konfigurasi elektron
Senyawa yang tidak dapat menghantarkan arus unsur kripton.
listrik dengan baik dalam wujud larutannya adalah 4) 37Rb: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s1 →
senyawa kovalen nonpolar seperti PCl5. Sifat ini
elektron valensi = 1
disebabkan atom pusat P tidak mempunyai
Unsur Rb mencapai konfigurasi elektron
pasangan elektron bebas. HI, NH3, dan HCN
stabil dengan melepaskan 1 elektron
merupakan senyawa kovalen polar sehingga dapat
membentuk ion Rb+ sehingga konfigurasi
menghantarkan arus listrik dalam wujud
elektron ion Rb+ menjadi 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
larutannya. Adapun NaBr merupakan senyawa ion
4s 2 3d 10 4p 6 . Konfigurasi elektron ion
sehingga dapat menghantarkan arus listrik dalam
tersebut serupa dengan konfigurasi elektron
wujud larutan maupun lelehannya.
unsur kripton.
30. Jawaban: b
2. Konfigurasi elektron unsur Si dan Cl sebagai
Dalam senyawa MgSO4 terdapat ikatan ion dan berikut.
ikatan kovalen. Ikatan ion terjadi antara ion Mg2+
14Si : 1s 2s 2p 3s 3p → elektron valensi = 4
2 2 6 2 2
dan ion SO42–. Ikatan kovalen terbentuk antara
17Cl : 1s 2s 2p 3s 3p → elektron valensi = 7
2 2 6 2 5
unsur S dan O dalam ion SO2– 2+
4 . Ion Mg terbentuk Unsur Si akan membentuk konfigurasi elektron
karena unsur Mg melepas 2 elektron. stabil seperti gas mulia dengan menangkap 4
Struktur Lewis sebagai MgSO4 berikut. elektron, sedangkan unsur Cl akan membentuk
•• 2– konfigurasi elektron stabil seperti gas mulia
⎡ O ⎡
••
••

⎢ •• ×× •• ⎢
dengan menangkap 1 elektron. Jika kedua unsur
Mg2+ ⎢ O S O⎢ tersebut berikatan akan membentuk senyawa
•×
•×
••

••

⎢ •• ×× •• ⎢ SiCl4 dengan rumus lewis sebagai berikut.


⎢⎣ O ⎢⎣
••
••

•• xx
Cl
xx
xx

B. Uraian xx •x xx
Cl Si Cl
x•
xx

xx
x•

1. Konfigurasi elektron unsur O, Ca, Br, dan Rb


xx •x xx
Cl
xx
xx

sebagai berikut. x
1) 8O: 1s2 2s2 2p4 → elektron valensi = 6

74 Ikatan Kimia
Oleh karena terjadi pemakaian bersama pasangan mempunyai titik leleh rendah serta tidak dapat
elektron maka ikatan dalam senyawa SiCl 4 menghantarkan arus listrik dalam wujud lelehan
termasuk ikatan kovalen. maupun larutan.
3. Konfigurasi elektron unsur-unsur tersebut sebagai 6. Struktur Lewis senyawa atau ion tersebut sebagai
berikut. berikut.
2
2P : 1s (stabil) a. PCl4+
2 2 6
10Q : 1s 2s 2p (stabil)
+
⎡ •
••
• ⎤
• Cl •
2 2 6 2 5
17R : 1s 2s 2p 3s 3p (menangkap 1 elektron) ⎢ •• • x •• ⎥
2 2 6 2 6 1 ⎢ •• Cl •x P •x Cl •• ⎥
19S : 1s 2s 2p 3s 3p 4s (melepas 1 elektron) ⎢ •• • • x • •• ⎥ (memenuhi kaidah oktet)
⎢ • Cl • ⎥
Unsur-unsur stabil seperti P dan Q tidak dapat ••
berikatan dengan unsur lain karena sudah stabil. ⎢⎣ ⎥⎦
Unsur R dan S dapat membentuk ikatan ion karena b. NCl3
terjadi serah terima elektron. Reaksi yang terjadi xx •• xx
x • • x
sebagai berikut. x Cl x N x Cl x
xx •x xx
S → S + + e– x x (memenuhi kaidah oktet)
R + e → R–
– x Cl x
xx
––––––––––––––
S + R → S+ + R– c. SF4
Rumus senyawa SR. xx xx
Jadi, pasangan unsur yang dapat membentuk x
F • F xx (tidak memenuhi kaidah
x • •• x
ikatan ion adalah S dan R. xx x xx oktet, jumlah elektron
xx S xx
x F x• •
x Fx
pada atom pusat S = 10)
4. Konfigurasi elektron unsur N dan H sebagai x x
xx xx
berikut.
7N: 1s 2s 2p → elektron valensi = 5
2 2 3
d. BF4–
1H: 1s → elektron valensi = 1
1 −
⎡ •
••
• ⎤
Unsur N akan membentuk konfigurasi elektron F
⎢ •• • • x • •• ⎥
stabil seperti gas mulia dengan menangkap 3 ⎢ •• F •x B •x F •• ⎥ (memenuhi kaidah oktet)
⎢ •• • • x• •• ⎥
elektron, sedangkan unsur H akan membentuk ⎢ • F• ⎥
••
konfigurasi elektron stabil seperti gas mulia ⎣⎢ ⎦⎥
dengan menangkap 1 elektron. Struktur Lewis e. NO
senyawa N2H4 sebagai berikut.
xx ••

(tidak memenuhi kaidah oktet,
xx •• xN xx •• O • jumlah elektron valensi N
H ✓x N x• N •✓ H
x hanya 7)

✓ ✓
f. XeF2
H H
x x •• •• x x (tidak memenuhi kaidah
Jadi, senyawa N2H4 mempunyai 5 ikatan kovalen x
F x• Xe x• F xx
x
•• oktet, jumlah elektron
tunggal. xx xx
pada atom pusat Xe = 10)
5. CaCl2 merupakan senyawa ion. Dalam wujud g. BH3
padat, ikatan antarion sangat kuat sehingga
diperlukan suhu yang tinggi untuk melelehkan- H (tidak memenuhi kaidah oktet,
•x
nya. Dalam wujud lelehan dan larutannya dapat jumlah elektron pada atom pusat
B •x H
menghantarkan arus listrik karena terdapat ion- •x B hanya 6)
ion yang bergerak bebas. Dengan demikian, H
senyawa CaCl2 ditunjukkan oleh senyawa K.
h. CO32–
Senyawa L merupakan senyawa kovalen polar
2−
karena mempunyai titik leleh rendah dan dapat ⎡ x x x • •x x x x ⎤ (memenuhi kaidah oktet)
menghantarkan arus listrik dalam wujud larutan. ⎢ xO • C •x O x ⎥

xx •• ⎥
Namun, senyawa L tidak dapat menghantarkan x
xOx
x
⎢⎣ ⎥⎦
arus listrik dalam wujud lelehan. Senyawa M dan xx

N merupakan senyawa kovalen nonpolar karena

Kimia Kelas X Semester 1 75


i. SCl2 CH4 tidak memiliki pasangan elektron
xx •• x x bebas pada atom pusatnya sehingga
x • •
x C x S x Cl xx (memenuhi kaidah oktet) pasangan elektron tertarik sama kuat ke
x x •• x x
seluruh atom. Nilai perbedaan ke-
j. ClF3 elektronegatifan sebesar 2,5 – 2,1 = 0,4
(tidak memenuhi kaidah (kecil).
x x •• •• x x
x •
F x Cl x F x
• x oktet, jumlah elektron 2) NH3 bersifat polar
x
xx
x
• x
x
xx pada atom pusat Cl adalah Struktur Lewis NH3 sebagai berikut.
x F x 10)
xx ••
H N H

x•

x•
7. Ikatan kovalen koordinasi terbentuk jika pasangan •x
H
elektron yang digunakan bersama hanya berasal
dari salah satu unsur yang berikatan. Atom pusat memiliki pasangan elektron
Struktur Lewis NH3BF3 bebas sehingga pasangan elektron akan
tertarik ke salah satu atom. Selain itu,
••
H H F NH 3 memiliki perbedaan keelektro-
••
••

negatifan sebesar 3 – 2,1 = 0,9.


ו
• ••
H N B•F
ו

••

••

• 3) H2O bersifat polar.


ו
••
H H F
••
••

•• Struktur Lewis H2O sebagai berikut.


ikatan kovalen koordinasi
••
Struktur Lewis H2SO4 H O H

x•
x•
••
•• H2O memiliki 2 pasang elektron bebas
O
••
••

•• oo
•• • Ikatan kovalen serta perbedaan harga keelektronegatifan
H ו O S O H
•o

sebesar 3,5 – 2,1 = 1,4.


×
koordinasi

•• oo ••
O 4) HF bersifat polar dengan perbedaan
••
••

••
keelektronegatifan sebesar 4 – 2,1 = 1,9.
8. Atom-atom logam terikat oleh ikatan logam yang 5) O 2 bersifat nonpolar karena bentuk
kuat. Untuk memutuskan ikatan tersebut diperlu- molekulnya simetris dan perbedaan
kan energi yang tinggi. Akibatnya, titik leleh dan keelektronegatifannya = 0.
titik didih logam juga tinggi. 10. Senyawa Al 2 O 3 merupakan senyawa ion.
9. a. Kepolaran suatu senyawa dipengaruhui Berdasarkan jenis ikatannya tersebut, sifat-sifat
beberapa hal berikut. senyawa ion sebagai berikut.
1) Jumlah momen dipol. Jika jumlah a. Berupa padatan kristal pada suhu ruang.
momen dipol = 0, bersifat nonpolar. b. Bersifat keras, tetapi rapuh.
2) Perbedaan keelektronegatifan. Jika harga c. Mempunyai titik leleh dan titik didih tinggi
perbedaan keelektronegatifan mendekati (titik leleh Al2O3 = 2072 oC dan titik didih
nol (0), bersifat nonpolar. Al2O3 = 2977 oC)
3) Bentuk molekul. Apabila bentuk d. Larut dalam pelarut polar seperti air, tetapi
molekulnya simetris, biasanya bersifat tidak larut dalam pelarut nonpolar seperti
nonpolar. kloroform dan alkohol.
4) Keberadaan pasangan elektron bebas. e. Dalam bentuk padatannya tidak dapat
Jika atom pusat tidak mempunyai menghantarkan arus listrik, sedangkan dalam
pasangan elektron bebas, bersifat non- bentuk lelehan dan larutannya dapat
polar. menghantarkan arus listrik.
b. 1) CH4 bersifat nonpolar
Struktur Lewis CH4 sebagai berikut.
H
•x
H C Cl
x•
x•

•x
H

76 Ikatan Kimia
1. Peserta didik dapat menentukan bentuk molekul suatu senyawa menurut teori VSEPR dan domain elektron dengan tepat setelah
melakukan studi literatur dan diskusi.
2. Peserta didik dapat menentukan hibridisasi suatu senyawa dengan benar setelah melakukan kegiatan diskusi.
3. Peserta didik dapat menjelaskan gaya antarmolekul dengan benar setelah melakukan kegiatan diskusi.
4. Peserta didik dapat membuat model bentuk molekul dengan benar melalui program aplikasi.

Bentuk Molekul dan Gaya Antarmolekul

mencakup

Berbagai Bentuk Molekul


Gaya Antarmolekul

meliputi meliputi

Penentuan Bentuk Molekul Gaya Van der Waals

berdasarkan terdiri atas

Teori Domain Elektron Gaya London

Teori Hibridisasi Gaya Dipol Terimbas

Gaya Dipol-Dipol
Kepolaran Suatu Senyawa

Ikatan Hidrogen

• Bentuk Molekul • Hibridisasi


• VSEPR • Gaya Antarmolekul
• Polar • Dipol
• Nonpolar • Van der Waals
• Pasangan Elektron • Ikatan Hidrogen

Kimia Kelas X Semester 1 77


A. Pilihan Ganda 5) CHCl3
1. Jawaban: c (1 × 4) + (1×1) + (3 × 7)
Pasangan elektron = 2
= 13
Molekul yang mempunyai bentuk tetrahedral
mempunyai notasi VSEPR AX4. X merupakan PEI = 5 – 1 = 4
pasangan elektron ikatan (PEI), sedangkan E Pasangan elektron pusat = 13 – (3 × 3) = 4
merupakan pasangan elektron bebas (PEB). PEB = 4 – 4 = 0
Dengan demikian, jumlah pasangan elektron Jadi, noasi VSEPR-nya AX4 (tetrahedral).
ikatan dan pasangan elektron bebas berturut-turut Oleh karena bentuk molekul tersebut bengkok
4 dan 0. Jika PEI = 2 dan PEB = 2, notasi VSEPR- atau bentuk V, senyawa yang dimaksud adalah
nya AX2E2 (bentuk V). Jika PEI = 3 dan PEB = 2, H2Te.
notasi VSEPR-nya AX3E2 (bentuk T). Jika PEI 3. Jawaban: a
= 4 dan PEB = 1, notasi VSEPR-nya AX4E (bentuk NO2–
timbangan). Jika PEI = 5 dan PEB = 1, notasi Pasangan elektron
VSEPR-nya AX5E (piramida segi empat). Jadi,
(1 × elektron valensi N) + (2 × elektron valensi O) + 1
molekul CH4 mempunyai 4 pasangan elektron = 2
ikatan (PEI) dan 0 pasangan elektron bebas (PEB).
(1 × 5) + (2 × 6) + 1
2. Jawaban: c = 2
Gambar molekul pada soal menunjukkan bentuk
molekul bengkok atau bentuk V. 18
= 2
1) IF3
=9
(1 × 7) + (3 × 7)
Pasangan elektron = 2
= 14 PEI = jumlah atom – 1 = 3 – 1 = 2
PEI = 4 – 1 = 3 Pasangan elektron pusat
Pasangan elektron pusat = 14 – (3 × 3) = 5 = pasangan elektron – (3 × jumlah atom ujung
PEB = 5 – 3 = 2 kecuali H)
Jadi, notasi VSEPR-nya AX3E2 (bentuk T). = 9 – (3 × 2)
2) CH4 =9–6
(1 × 4) + (4 × 1) =3
Pasangan elektron = 2
=4 PEB = pasangan elektron pusat – PEI = 3 – 2 = 1
PEI = 5 – 1 = 4 Jadi, notasi VSESPR-nya AX2E (bentuk V atau
Pasangan elektron pusat = 4 – (3 × 0) = 4 bengkok).
PEB = 4 – 4 = 0 4. Jawaban: e
Jadi, notasi VSEPR-nya AX4 (tetrahedral). Konfigurasi elektron unsur 7X dan 17Y sebagai
3) H2Te berikut.
7X : 1s 2s 2p → elektron valensi = 5
(2 × 1) + (1 × 6) 2 2 3
Pasangan elektron = =4
17Y : 1s 2s 2p 3s 3p → elektron valensi = 7
2 2 2 6 2 5
PEI = 3 – 1 = 2 Unsur X akan membentuk konfigurasi elektron
Pasangan elektron pusat = 4 – (3 × 0) = 4 stabil seperti gas mulia dengan menerima 3
PEB = 4 – 2 = 2 elektron, sedangkan unsur Y akan membentuk
Jadi, notasi VSEPR-nya AX2E2 (bentuk V). konfigurasi elektron stabil seperti gas mulia
4) BCl3 dengan menerima 1 elektron. Jika unsur X dan Y
(1 × 3) + (3 × 7) berikatan serta memenuhi kaidah oktet, senyawa
Pasangan elektron = 2
= 12
yang terbentuk berupa XY3.
PEI = 4 – 1 = 3
Pasangan elektron pusat = 12 – (3 × 3) = 3
PEB = 3 – 3 = 0
Jadi, notasi VSEPR-nya AX3 (segitiga datar).

78 Bentuk Molekul dan Gaya Antarmolekul


Pasangan elektron 7. Jawaban: c
jumlah elektron valensi ± muatan ion Pada molekul PCl3, P bertindak sebagai atom
= 2 pusat.
2 3
(1 × elektron valensi X ) + (3 × elektron valensi Y ) ± 0 15P : [Ne] 3s 3p
= 2 Orbital elektron valensi atom P
(1 × 5) + (3 × 7)

U
X
X
X
= 2
3s2 3p3
26
= 2 Untuk membentuk 3 ikatan kovalen, elektron pada
= 13 orbital 3s tidak perlu dipromosikan ke orbital 3d
PEI = jumlah atom – 1 = 4 – 1 = 3 karena pada orbital 3p sudah tersedia 3 elektron
Pasangan elektron pusat yang tidak berpasangan.
= pasangan elektron – (3 × jumlah atom ujung, hj h h h
kecuali H) 3s 3p 3d
= 13 – (3 × 3) Orbital elektron pada PCl3
= 4
PEB = pasangan elektron pusat – PEI = 4 – 3 = 1 hj hx hx hx
Notasi VSEPR = AX3E s p3
Dengan demikian, jika unsur X dan Y berikatan x = elektron atom Cl
akan membentuk senyawa dengan bentuk molekul Jadi, hibridisasi pada PCl3 adalah sp3.
piramida segitiga dan bersifat polar karena atom
8. Jawaban: b
pusat (atom N) mempunyai PEB (bentuk tidak
1) SF6 → 16S : [Ne] 3s2 3p4
simetris).
Orbital elektron valensi atom S
5. Jawaban: b
Air mempunyai notasi VSEPR AX2E dengan hj hj h h
3s2 3p4 3d
bentuk molekul bengkok atau bentuk V,
sedangkan molekul dengan bentuk molekul tet- hj hj h h
rahedral mempunyai notasi VSEPR AX 4. 3s 3p 3d2
Berdasarkan hasil percobaan, sudut ikat H–O–H
promosi
dalam molekul air sebesar 104,5°. Sudut ini sedikit
lebih kecil daripada sudut ikat tetrahedral (109,5°). Orbital elektron S terhibridisasi
Hal ini terjadi karena adanya desakan pasangan h h h h h h
elektron bebas pada atom pusat air (H2O). Dengan s p3 d2
demikian, dapat disimpulkan bahwa gaya tolak
PEB lebih besar daripada PEI. Orbital elektron pada SF6
6. Jawaban: b hx hx hx hx hx hx
Pasangan elektron s p d 3 2


(2 × elektron valensi (Cl) + (1 × elektron valensi O) sp3d2


= 2 x = elektron atom F
(2 × 7) + (1 × 6)
= 2) BF–4 → 5B : [He] 2s2 2p1
2
Orbital elektron valensi atom B
20
= 2 = 10 hj h
PEI = jumlah atom – 1 = 3 – 1 = 2 2s2 2p1

Pasangan elektron pusat = 10 – (3 × 2) = 4


PEB = 4 – 2 = 2
Notasi VSEPR = AX2E2
Jadi, Cl2O mempunyai bentuk
molekul bengkok atau bentuk V.

Kimia Kelas X Semester 1 79


ion B– : [He] 2s2 2p2 Orbital elektron pada PCl5
Orbital elektron valensi ion B–
hx hx hx hx hx
s p d 3
hj h h 

2s2 2p2 sp3d


x = elektron atom Cl
hj h h
2s 2p
5) BeCl2 → 4Be:1s2 2s2
Orbital elektron valensi atom Be
promosi

Orbital elektron ion B– terhibridisasi hj


2s2 2p
h h h h hj
s p3
2s 2p
Orbital elektron pada BF4– promosi

hx hx hx hx Orbital elektron Be terhibridisasi


sp3 h h
x = elektron atom F s p

3) BCl3 → 5B : [He] 2s2 2p1 Orbital elektron pada BeCl2


Orbital elektron valensi atom B
hx hx
hj h s p
2s2 2p1 x = elektron atom Cl

hj h Jadi, spesi yang memiliki orbital sp3 adalah BF4.
2s 2p 9. Jawaban: d
promosi Atom pusat pada molekul SCl4 adalah S.
Orbital elektron B terhibridisasi Konfigurasi elektron unsur S sebagai berikut.
2 2 6 2 4
16S : 1s 2s 2p 3s 3p
h h h
s p2
: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4 3d0
Orbital elektron valensi atom S
Orbital elektron pada BCl3
hj hj h h
hx hx hx 3s2 3p4 3d
s p2 promosi


sp2 Orbital elektron S terhibridisasi


x = elektron atom Cl
hj h h h h
4) PCl5 → 2
15P : [Ne] 3s 3p
3
3s 3p 3d
Orbital elektron valensi atom P Orbital elektron pada SCl4
hj h h h hj h• h• h• h•
3s2 3p3
s p3 d
hj h h h • = elektron atom Cl
3s 3p 3d Jadi, atom pusat dalam molekul SCl4 mengalami
hibridisasi sp3d.
promosi

Orbital elektron P terhibridisasi

h h h h h
s p3 d

80 Bentuk Molekul dan Gaya Antarmolekul


10. Jawaban: c d. BH3
Konfigurasi elektron unsur X sebagai berikut. (1 × 3) + (3 × 1)
2 2 3 Pasangan elektron =
7X : 1s 2s 2p 2
Orbital elektron valensi atom X 6
= 2
hj h h h =3
2s3 2p3 PEI = 4 – 1 = 3
Orbital elektron pada XY3 Pasangan elektron pusat = 3 – (3 × 0) = 3
PEB = 3 – 3 = 0
hj hx hx hx
Jadi, notasi VSEPR-nya AX3.
s p3
2. a. Molekul dengan notasi VSEPR AX2E3 mem-
x = elektron atom Y punyai bentuk molekul linear. Dalam notasi
Jadi, orbital hibrida XY3 adalah sp3. VSEPR tersebut, pasangan elektron bebas
(PEB) disimbolkan E, sedangkan pasangan
B. Uraian elektron ikatan (PEI) disimbolkan X. Jadi,
1. a. PO43– jumlah pasangan elektron bebas = 3,
(1 × 5) + (4 × 6) + 3 sedangkan jumlah pasangan elektron ikatan
Pasangan elektron = 2 = 2.
32 b. Jumlah pasangan elektron yang berada di
= 2 sekitar atom pusat = PEB + PEI = 3 + 2 = 5
= 16 c. Contoh senyawanya adalah XeF2.
PEI = 5 – 1 = 4
3. Bentuk molekul dipengaruhi oleh susunan ruang
Pasangan elektron pusat = 16 – (4 × 3)
pasangan elektron ikatan dan pasangan elektron
= 16 – 12
bebas atom pusat suatu molekul.
=4
SO2 → PEI = 2

PEB = 4 – 4 = 0 bentuk molekul: bentuk V


Jadi, notasi VSEPR-nya AX4. PEB = 1
b. I–3 BeCl2 → PEI = 2 
bentuk molekul: linear
PEB = 0
(3 × 7) + 1
Pasangan elektron = (tidak mempunyai PEB)
2
Jadi, molekul SO2 mempunyai 1 PEB, sedangkan
22
= 2 molekul BeCl tidak mempunyai PEB sehingga
= 11 kedua molekul tersebut mempunyai bentuk
PEI = 3 – 1 = 2 molekul berbeda meskipun mempunyai jumlah
Pasangan elektron pusat = 11 – (3 × 2) pasangan elektron ikatan (PEI) sama.
= 11 – 6 4. Sudut ikat orbital sp3 pada umumnya sebesar
=5 109,5°. Molekul H2O dan NH3 memiliki orbital
PEB = 5 – 2 = 3 sp 3. Namun, sudut ikat H 2 O hanya 104,5°,
Jadi, notasi VSEPR-nya AX2E3. sedangkan NH3 107°. Hal ini disebabkan oleh
c. PF5 adanya pasangan elektron bebas pada orbital
(1 × 5) + (5 × 7) hibrida atom pusat pada kedua molekul teresbut.
Pasangan elektron = 2 Pada molekul air (H2O) pasangan elektron bebas
40 atom O pada orbital 2s dan 2px akan berdesakan
= 2 dengan pasangan elektron ikat pada orbital 2py
= 20 dan 2pz sehingga sudut ikatnya menjadi lebih kecil
PEI = 6 – 1 = 5 dari 109,5°. Hal ini juga terjadi pada molekul NH3.
Pasangan elektron pusat = 20 – (3 × 5) Akan tetapi, sudut ikat molekul NH3 lebih besar
= 20 – 15 daripada H2O karena pasangan elektron bebas-
=5 nya hanya satu yaitu hanya pada orbital 2s saja,
PEB = 5 – 5 = 0 sedangkan H2O memiliki dua pasang elektron
Jadi, notasi VSEPR-nya AX5. bebas.

Kimia Kelas X Semester 1 81


5. a. XeF4 Gambar molekulnya sebagai berikut.
2 2 6 2 6 2 10 6 2 10
54Xe: 1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d 4p 5s 4d
5p 6

Orbital elektron valensi atom Xe

hj hj hj hj
5s2 5p6 5d
b. PBr5
Agar dapat membentuk 4 ikatan kovalen, 2 2 2 6 2 3
elektron pada orbital 5p harus dipromosikan 15P: 1s 2s 2p 3s 3p
ke orbital 5d sehingga terjadi hibridisasi hj h h h
membentuk orbital hibrida sp3d2. 3s2 3p3 3d
Agar dapat membentuk 5 ikatan kovalen,
hj hj hj
p 1 elektron pada orbital 3s harus dipromosikan
hjs d
ke orbital 3d sehingga terjadi hibridisasi
promosi
membentuk orbital hibrida sp3d.
Orbital elektron Xe terhibridisasi
hj h h h
hj hj h h h h s p d

Orbital elektron pada XeF4 promosi

hj hj h• h• h• h• Orbital elektron pada PBr5


s p3 d2
hx hx hx hx hx
• = elektron atom F s p3 d
Orbital hibrida = sp3d2
x = elektron atom Br
Meskipun XeF4 mempunyai orbital hibrida
Orbital hibrida = sp3d
sp3d2, XeF4 mempunyai bentuk molekul segi
Bentuk molekul: trigonal bipiramida.
empat datar. Hal ini disebabkan dua dari
Gambar molekulnya sebagai berikut.
orbital hibrida sp 3 d 2 digunakan untuk
menampung dua pasang elektron bebas dari
atom Xe.

A. Pilihan Ganda 2. Jawaban: b


1. Jawaban: c Antarmolekul CO 2 (M r = 44 g mol –1 ), H 2
Ikatan hidrogen merupakan ikatan antarmolekul. (Mr = 2 g mol–1), O2 (Mr = 32 g mol–1), dan N2
Ikatan hidrogen terjadi antara atom H suatu (Mr = 28 g mol–1) terjadi gaya London, sedangkan
molekul dengan atom yang sangat elektronegatif antarmolekul H2O (Mr = 18 g mol–1) terjadi ikatan
(F, O, atau N) dari molekul lain. Berdasarkan hidrogen. Ikatan hidrogen lebih kuat dibandingkan
gambar tersebut, ikatan hidrogen terjadi pada gaya London. Sementara itu, massa atom relatif
ikatan yang ditunjukkan oleh angka 3). Ikatan Mr H2 < N2 < O2 < CO2. Semakin kecil Mr suatu
yang ditunjukkan oleh angka 1), 2), 4), dan 5) molekul, molekul semakin sukar mengalami
merupakan ikatan kovalen. polarisasi sehingga gaya antarmolekulnya

82 Bentuk Molekul dan Gaya Antarmolekul


semakin lemah. Semakin lemah gaya tarik- Adapun dalam senyawa PH3 terdapat gaya Lon-
menarik antarmolekul maka semakin sulit don. Ikatan hidrogen lebih kuat dibandingkan
molekul tersebut mengumpul dan membentuk gaya London sehingga untuk memutuskan ikatan
tetesan zat cair. Dengan demikian, gas yang hidrogen dibutuhkan energi yang lebih besar dari-
terakhir mencair adalah H2. pada gaya London. Oleh karena itu, NH3 memiliki
titik didih lebih tinggi dibandingkan PH3.
3. Jawaban: e
Gaya dipol-dipol merupakan gaya antarmolekul 7. Jawaban: e
yang terjadi antara molekul polar dengan molekul Semakin lemah gaya tarik-menarik antarmolekul
polar, misal HBr (polar) dengan HCl (polar). Pada pada zat cair, semakin mudah zat cair tersebut
molekul CO 2(nonpolar) dengan HBr (polar) menguap sehingga semakin tinggi tekanan uap
terjadi gaya dipol terimbas. Pada molekul O2 jenuh zat cair tersebut. Dengan demikian, zat cair
(nonpolar) dengan H2 (nonpolar), CH4 (nonpolar) yang mempunyai gaya tarik-menarik antar-
dengan H 2 (nonpolar), serta CH 4 (nonpolar) molekul paling lemah adalah O.
dengan O2 (nonpolar) terjadi gaya London/dipol 8. Jawaban: b
sesaat. Ikatan hidrogen jauh lebih kuat daripada gaya Van
4. Jawaban: a der Waals. Hal ini ditunjukkan oleh besarnya
Semakin kecil Mr suatu zat, molekul semakin energi yang dibutuhkan untuk memutuskan ikatan.
sukar mengalami polarisasi sehingga gaya Energi untuk memutuskan ikatan hidrogen sekitar
antarmolekul semakin lemah. Semakin lemah 15–40 kJ mol–1, sedangkan energi untuk memutus-
gaya antarmolekulnya, titik didihnya semakin kan gaya Van der Waals hanya sekitar 2–20 kJ mol–1.
rendah. Dengan demikian, CH4 memiliki titik 9. Jawaban: e
didih paling rendah. Gaya London merupakan gaya tarik-menarik
5. Jawaban: d antardipol sesaat. Gaya London terjadi antar-
Ikatan hidrogen adalah ikatan yang terjadi antara molekul nonpolar, misal CH4, BF3, H2, dan O2.
atom H suatu molekul dengan atom F, O, dan N Antarmolekul H 2 O dan NH 3 terjadi ikatan
molekul lain. Ikatan hidrogen sangat kuat hidrogen yaitu gaya tarik-menarik antara atom H
sehingga untuk memutuskan ikatannya diperlukan dari molekul yang satu dengan atom F, O, atau N
energi sangat besar. Besarnya energi yang diguna- pada molekul lain. Antarmolekul HCl terjadi gaya
kan untuk memutuskan ikatan terlihat dari titik dipol-dipol. Jadi, kelompok senyawa yang
didih yang tinggi dalam satu golongan senyawa memiliki gaya antarmolekul berupa gaya London
hidrida. Jadi, senyawa yang mempunyai ikatan yaitu H2, O2, CH4, dan BF3.
hidrogen antarmolekulnya adalah senyawa yang
10. Jawaban: c
ditunjukkan angka 4) dan 5).
Pada sesama molekul HF terjadi ikatan hidrogen,
6. Jawaban: e yaitu gaya tarik-menarik antara atom H dari
Titik didih NH 3 lebih tinggi daripada PH 3 molekul yang satu dengan atom molekul lain yang
meskipun Mr NH3 (Mr = 17 g mol–1) lebih kecil sangat elektronegatif (F, O, atau N).
daripada Mr PH3 (Mr = 34 g mol–1). Hal ini H–F---H–F
disebabkan adanya ikatan hidrogen dalam ↑
senyawa NH3. Ikatan hidrogen
H Adapun pada sesama molekul Cl2, O2, BCl3, dan
| CO2 (nonpolar) terjadi gaya London/dipol sesaat.
H–N–H---N–H Ikatan hidrogen lebih kuat dibandingkan gaya
| ↑ | London. Dengan demikian, gaya antarmolekul
H H paling kuat terjadi pada sesama molekul HF.
Ikatan hidrogen

Kimia Kelas X Semester 1 83


B. Uraian 4. Pada molekul H2O, HF, dan NH3 memiliki ikatan
hidrogen. Diantara ketiga senyawa tersebut, H2O
1. Gaya London merupakan gaya tarik-menarik
mempunyai titik didih paling tinggi. Hal ini berarti
antardipol sesaat. Gaya London terjadi pada
ikatan hidrogen pada H2O > HF > NH3. Jika
molekul nonpolar misal H2. Dipol sesaat tersebut
ditinjau dari harga keelektronegatifan (F > O > N)
terbentuk saat elektron-elektron dalam atom
maka ikatan hidrogen H – F > H – O > H – N.
saling bergerak sehingga muatan yang dimiliki
Akan tetapi, titik didih H2O lebih tinggi daripada
molekul nonpolar akan terkutupkan (menjadi satu
HF. Meskipun ikatan H – F lebih kuat daripada
kutub). Meskipun dipol sesaat tidak bersifat
ikatan H – O, H2O mempunyai ikatan hidrogen
permanen, tetapi mampu mengimbas ke molekul
lebih banyak daripada HF. Interaksi antara 2
nonpolar di sekitarnya sehingga antardipol
molekul H2O dapat membentuk lebih dari 2 ikatan
terimbas dapat menghasilkan gaya London. Gaya
hidrogen, sedangkan antara sesama 2 molekul HF
dipol-dipol merupakan gaya yang terjadi karena
dan 2 molekul NH3 hanya dapat membentuk 2
kutub positif dari molekul satu akan tertarik oleh
ikatan hidrogen. Hal ini menunjukkan bahwa
kutub negatif molekul yang berdekatan. Gaya
kekuatan ikatan hidrogen ditentukan oleh harga
tersebut terjadi pada molekul polar misal HCl.
keelektronegatifan dan jumlah ikatan hidrogen
2. HF memiliki titik didih lebih tinggi daripada yang terbentuk.
HBr meskipun massa molekul relatif HF
5. a. Cl2 bersifat nonpolar, sedangkan HI bersifat
(Mr = 20 g mol–1) lebih kecil daripada massa
polar sehingga antara molekul Cl2 dengan HI
molekul relatif HBr (Mr = 36,5 g mol–1). Hal ini
terjadi gaya dipol-terimbas.
disebabkan HF memiliki ikatan hidrogen,
b. CH4 dan CCl4 bersifat nonpolar sehingga
sedangkan HBr memiliki gaya dipol-dipol. Ikatan
antara molekul CH4 dan CCl4 terjadi gaya
hidrogen lebih kuat dibandingkan gaya dipol-
London/dipol sesaat/dispersi.
dipol sehingga energi yang dibutuhkan untuk
c. Antara molekul H2O dengan CH3OH terjadi
memutuskannya lebih tinggi. Oleh karena itu, HF
ikatan hidrogen.
memiliki titik didih lebih tinggi dibandingkan
H
HBr.
\
3. Gaya Van der Waals mengakibatkan sifat-sifat O - - - H – O – CH3
ketidaksempurnaan suatu gas. Pada suhu yang / ↑
rendah dan tekanan tinggi, molekul-molekul gas H Ikatan hidrogen
tidak mempunyai energi untuk melepaskan diri
dari gaya dipol sesaat dan gaya dipol-dipol
tetangganya. Dengan demikian, molekul-molekul
gas akan mengumpul dan membentuk tetesan zat
cair.

84 Bentuk Molekul dan Gaya Antarmolekul


Linear (AX2)

Segitiga Datar (AX3)

Bentuk V (AX2E)

Tetrahedral (AX4)

Trigonal Piramida (AX3E)

Bentuk V (AX2E2)

Trigonal Bipiramida (AX5)


Teori Domain
Elektron Bentuk Timbangan (AX4E)
Gaya London/Dispersi/
Bentuk T (AX3E2)
Dipol Sesaat
Linear (AX2E3)

Oktahendral (AX6)
Gaya Dipol Terimbas/
Dipol Terinduksi Gaya Van der Gaya Bentuk Molekul dan Berbagai Bentuk Piramida Segiempat (AX5E)
Waals Antarmolekul Gaya Antarmolekul Molekul Segi Empat Datar (AX4E2)

Gaya Dipol-Dipol
Ikatan hidrogen
Polar
Kepolaran Senyawa
Berdasarkan Bentuk
Molekulnya Nonpolar

Orbital sp

Orbital sp2

Teori Hibridisasi
Orbital sp3

Orbital sp3d atau sp3d2

Kimia Kelas X Semester 1


85
Dengan demikian, notasi VSEPR-nya AX2E
A. Pilihlah jawaban yang tepat!
(bentuk V).
1. Jawaban: a 3) CH4
1) SF6 Konfigurasi elektron atom C dan H sebagai
Konfigurasi elektron atom S dan F sebagai berikut.
6C : 1s 2s 2p → elektron valensi = 4
2 2 2
berikut.
1H : 1s → elektron valensi = 1
1
16S : 1s 2s 2p 3s 3p → elektron valensi = 6
2 2 6 2 4
Pasangan elektron
9F : 1s 2s 2p → elektron valensi = 7
2 2 5
{(1 × elektron valensi C) + (4 × elektron valensi H) ± 0
Pasangan elektron = 2
{(1 × elektron valensi S) + (6 × elektron valensi F) ± 0 (1 × 4) + (4 × 1)
= 2 = 2
(1 × 6) + (6 × 7) 8
= 2 = =4
2
48
= PEI = jumlah atom – 1 = 5 – 1 = 4
2
Pasangan elektron pusat
= 24
= pasangan elektron – (3 × jumlah atom
PEI = jumlah atom – 1 = 7 – 1 = 6
ujung, kecuali H)
Pasangan elektron pusat
= 4 – (3 × 0)
= pasangan elektron – (3 × jumlah atom
= 4–0
ujung, kecuali H)
= 4
= 24 – (3 × 6)
PEB = pasangan elektron pusat – PEI = 4 – 4
= 24 – 18
=0
= 6
Dengan demikian, notasi VSEPR-nya AX4
PEB = pasangan elektron pusat – PEI = 6 – 6
(tetrahedral).
=0
Dengan demikian, notasi VSEPR-nya AX6 4) PCl5
(oktahedral). Konfigurasi elektron atom P dan Cl sebagai
berikut.
2) SO2
15P : 1s 2s 2p 3s 3p → elektron valensi = 5
2 2 6 2 3
Konfigurasi elektron atom S dan O sebagai
17Cl : 1s 2s 2p 3s 3p → elektron valensi = 7
2 2 6 2 5
berikut.
Pasangan elektron
16S : 1s 2s 2p 3s 3p → elektron valensi = 6
2 2 6 2 4
{(1 × elektron valensi P) + (5 × elektron valensi Cl) ± 0
8O : 1s 2s 2p → elektron valensi = 6
2 2 4
= 2
Pasangan elektron
(1 × 5) + (5 × 7)
{(1 × elektron valensi S) + (2 × elektron valensi O) ± 0 =
= 2
2
(1 × 6) + (2 × 6) 40
= 2
= 2 = 20
18
= =9 PEI = jumlah atom – 1 = 6 – 1 = 5
2
Pasangan elektron pusat
PEI = jumlah atom – 1 = 3 – 1 = 2
= pasangan elektron – (3 × jumlah atom
Pasangan elektron pusat
ujung, kecuali H)
= pasangan elektron – (3 × jumlah atom
= 20 – (3 × 5)
ujung, kecuali H)
= 20 – 15 = 5
= 9 – (3 × 2)
PEB = pasangan elektron pusat – PEI = 5 – 5
= 9–6
=0
= 3
Dengan demikian, notasi VSEPR-nya AX5
PEB = pasangan elektron pusat – PEI = 3 – 2
(trigonal bipiramida).
=1

86 Bentuk Molekul dan Gaya Antarmolekul


5) BeCl2 Pasangan elektron pusat
Konfigurasi elektron atom Be dan Cl sebagai = pasangan elektron – (3 × jumlah atom ujung
berikut. (kecuali atom H))
4Be : 1s 2s → elektron valensi = 2 = 13 – (3 × 3)
2 2

17Cl : 1s 2s 2p 3s 3p → elektron valensi = 7


2 2 6 2 5 = 13 – 9
Pasangan elektron =4
{(1 × elektron valensi Be) + (2 × elektron valensi Cl) ± 0 PEB = pasangan elektron pusat – PEI = 4 – 3 = 1
= 2 Jadi, PEB pada atom pusat berjumlah 1.
(1 × 2) + (2 × 7)
= 3. Jawaban: a
2
53I : [Ar] 3d 4s 5p → elektron valensi = 7
10 2 5
16
= 2 17Cl: [Ne] 3s 3p → elektron valensi = 7
2 5

=8 Struktur Levis ICl3


PEI = jumlah atom – 1 = 3 – 1 = 2 x
xx

• • • • xx

Pasangan elektron pusat x Cl
xx
x I x Cl xx
x xx

= pasangan elektron – (3 × jumlah atom
x
x Cl xx
xx
ujung, kecuali H)
PEI = 3

= 8 – (3 × 2) AX3E2 (bentuk T)
PEB = 2
= 8–6
= 2 4. Jawaban: b
PEB = pasangan elektron pusat – PEI = 2 – 2 Pasangan elektron
=0 (1 × elektron valensi C) + (3 × elektron valensi O) + 2
=
Dengan demikian, notasi VSEPR-nya AX2 2
(linear). (1 × 4) + (3 × 6) + 2
Jadi, molekul yang mempunyai bentuk molekul = 2
oktahedral adalah SF6. 24
= 2
2. Jawaban: b
= 12
7N : 1s 2s 2p → elektron valensi = 5
2 2 3
PEI = 4 – 1 = 3
9F : 1s 2s 2p → elektron valensi = 7
2 2 5
Pasangan elektron pusat = 12 – (3 × 3)
Unsur N akan membentuk konfigurasi elektron = 12 – 9
stabil seperti gas mulia dengan menerima 3 =3
elektron, sedangkan unsur F akan membentuk PEB = 3 – 3 = 0
konfigurasi elektron stabil seperti gas mulia Notasi VSEPR-nya adalah AX3 (bentuk segitiga
dengan menerima 1 elektron. Jika unsur N dan F datar).
berikatan dan memenuhi kaidah oktet, senyawa Gambar molekulnya sebagai berikut.
yang terbentuk berupa NF3.
xx •• xx
x x x
x F • N• Fx
xx x xx
x

x
x F xx
xx

Pasangan elektron
(1 × elektron valensi N) + (3 × elektron valensi F)
5. Jawaban: a
= 2 Berdasarkan gambar molekul tersebut, notasi
VSEPR-nya AX3.
(1 × 5) + (3 × 7)
= PEB = 0
2
PEI = 3
26 Pasangan elekton pusat = PEB + PEI = 0 + 3 = 3
= 2
Pasangan elektron pusat
= 13 = pasangan elektron – (3 × jumlah atom ujung)
PEI = jumlah atom – 1 = 4 – 1 = 3 3 = pasangan elektron – (3 × 3)
Pasangan elektron = 3 + 9 = 12

Kimia Kelas X Semester 1 87


Pasangan elektron Pasangan elektron ikatan (PEI) = 5 – 1 = 4
(1 × elektron valensi A) + (3 × elektron valensi F) Pasangan elektron pusat = 16 – (3 × 4)
= 2 = 16 + 12
=4
(1 × elektron valensi A) + (3 × 7)
12 = Pasangan elektron bebas (PEB) = 4 – 4 = 0 (tidak
2
punya)
24 = elektron valensi A + 21
Notasi VSEPR = AX4
elektron valensi A = 24 – 21 = 3
Bentuk molekulnya tetrahedral.
Jadi, unsur A dalam tabel periodik terletak pada
golongan III A. 8. Jawaban: e
Berdasarkan orbital hibrida (sp3d2), elektron unsur
6. Jawaban: c
tersebut harus berada pada kulit atom ke-3 karena
Elektron terakhir dengan harga bilangan kuantum
kulit atom tersebut mengandung orbital d yang
1
n = 3, A = 1, m = +1, dan s = + terletak pada akan digunakan sebagai tempat elektron yang
2
subkulit 3p3. dipromosikan dari orbital s dan orbital px. Dengan
demikian, dua elektron tersebut akan menempati
h h h orbital d dan terdapat 6 elektron tidak berpasangan
–1 0 +1
dalam orbital sp3d2. Selanjutnya, unsur tersebut
3p3
dapat mengikat 6 atom lain yang kekurangan satu
Konfigurasi elektron unsur X secara lengkap elektron.
adalah 1s2 2s2 2p6 3s2 3p3 → elektron valensi = 5
Konfigurasi elektron unsur Y: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5 hj hj h h
3s2 3p4
→ elektron valensi = 7
Unsur X membentuk konfigurasi elektron stabil hj hj h h
seperti gas mulia dengan menangkap 3 elektron, s p d
sedangkan unsur Y membentuk konfigurasi promosi
elektron stabil seperti gas mulia dengan
menangkap 1 elektron. Senyawa yang terbentuk h h h h h h
digambarkan dengan struktur Lewis berikut. s p3 d2
xx

•• ••
• Jadi, orbital hibrida sp3d2 dimiliki atom pusat
• Y x• X x•Y •
•• x• •• dengan struktur elektron terluar 3s2 3p4.

• Y ••
••
9. Jawaban: d
Pada senyawa XY3 terdapat 3 PEI dan 1 PEB 2 2 6 2 5
17Cl: 1s 2s 2p 3s 3p
sehingga notasi VSEPR-nya adalah AX 3 E. Orbital elektron valensi atom Cl
Dengan demikian, bentuk molekulnya adalah
piramida segitiga dan bersifat polar karena hj hj hj h
mempunyai pasangan elektron bebas pada atom 3s2 3p5
pusatnya.
hj hj hj
7. Jawaban: a h s p d
PO43– promosi
15P : 1s 2s 2p 3s 3p → elektron valensi = 5
2 2 6 2 3
Orbital hibridirasi ClF3
8O : 1s 2s 2p → elektron valensi = 6
2 2 4

Pasangan elektron pada semua atom hj hj hj h× h× h×


s p3 d
(1 × elektron valensi P) + (4 × elektron valensi O) + 3
= 2 x = elektron atom F
(1 × 5) + (4 × 6) + 3 Jadi, orbital hibrida ClF3 adalah sp3d.
= 2
32
= 2
= 16

88 Bentuk Molekul dan Gaya Antarmolekul


10. Jawaban: a Struktur Lewis P ו Q ו P
2 10 5p6 → elektron valensi = 8 •×
54X : [Kr] 5s 4d P
(unsur gas mulia)
Pada senyawa QP3 terdapat 3 domain yang
Orbital elektron valensi atom X terdiri atas 3 PEI dan 0 (nol) PEB. Notasinya
hj hj hj hj AX3. Bentuk molekulnya segitiga datar atau
5s2 5p6 5d segitiga planar.
promosi 2) ST3
Orbital elektron X terhibridisasi 15S : 1s 2s 2p 3s 3p → elektron valensi = 5
2 2 6 2 3

17T : 1s 2s 2p 3s 3p → elektron valensi = 7


2 2 6 2 5
hj hj hj h h
s p3 d
Struktur Lewis ••
×
××
×
••

• T • S • T•
• •
•• ••×•
Orbital elektron pada XY2 • •
• T
••

hj hj hj h• h• Pada senyawa ST3 terdapat 4 domain yang


s p3 d terdiri atas 3 PEI dan 1 PEB. Notasinya
• = elektron dari atom Y AX3E. Bentuk molekulnya trigonal piramida.
Rumus Levis senyawa XY2 3) RP4
xx •• xx
6R : 1s 2s 2p → elektron valensi = 4
x • • 2 2 2
x Y xX x Y x
xx • • • • xx
x

1P : 1s → elektron valensi = 1
1

PEI = 2 Struktur Lewis P




PEB = 3 Bentuk molekul linear •×


• •
P×R × P
11. Jawaban: e ו

2 2 1 P
5B : 1s 2s 2p
Orbital elektron valensi atom B Pada senyawa RP4 terdapat 4 domain yang
terdiri atas 4 PEI dan 0 PEB. Notasinya AX4.
hj h Bentuk molekulnya tetrahedral.
2s2 2p1
4) QT3
promosi
5Q : 1s 2s 2p → elektron valensi = 3
2 2 1
Orbital elektron B terhibridisasi
17T : 1s 2s 2p 3s 3p → elektron valensi = 7
2 2 6 2 5

h h h Struktur Lewis • • ••
• × × •
s p • T • Q • T •
•• ••×•
Orbital elektron pada BCl3 •
• T •

••

h× h× h× Pada senyawa QT3 terdapat 3 domain yang


s p2 terdiri atas 3 PEI dan 0 (nol) PEB. Notasinya
Jadi, orbital hibrida sp 2 pada molekul BCl 3 AX3. Bentuk molekulnya segitiga datar.
didukung oleh adanya 1 elektron tunggal pada Jadi, pasangan data antara senyawa dan bentuk
orbital p atom boron. Setelah terhibridisasi dan molekulnya yang benar sebagai berikut.
terisi elektron, akan ada tiga buah orbital yang Senyawa Bentuk Molekul
mempunyai energi setara dan membentuk tiga
QP3 segitiga planar
ikatan kovalen. Bentuk molekulnya adalah
ST3 trigonal piramida
segitiga datar. Sudut ikatan pada molekul BCl3
RP4 tetrahedral
sebesar 120°. QT3 segitiga planar
12. Jawaban: b
1) QP3
5Q : 1s 2s 2p → elektron valensi = 3
2 2 1

1P : 1s → elektron valensi = 1
1

Kimia Kelas X Semester 1 89


13. Jawaban: e 4) 51Sb : [Kr] 5s2 4d10 5p3
1) 50Sn : [Kr] 5s2 4d10 5p2 Orbital elektron valensi atom Sb
Orbital elektron valensi atom Sn
hj h h h
hj h h 5s2 5p3 5d
5s2 5p2 promosi
promosi Orbital elektron Sb terhibridisasi
Orbital elektron Sn terhibridisasi h h h h h
h h h h s p3 d
s p3 Orbital elektron pada SbCl5
Orbital elektron pada SnCl4
hx hx hx hx hx
h • •
h h h • •
s p3 d
s p3
x = elektron dari atom Cl
• = elektron dari atom Cl
Molekul senyawa SbCl5 mempunyai orbital
Molekul senyawa SnCl4 mempunyai orbital
hibrida sp3d.
hibrida sp3.
Jadi, senyawa yang mempunyai orbital hibrida
2) 15P: [Ne] 3s2 3p3 sp3d adalah PCl5 dan SbCl5 atau ditunjukkan
Orbital elektron valensi atom P angka 2) dan 4).
hj h h h 14. Jawaban: c
2 2 4
3s2 3p3 3d 8O : 1s 2s 2p
promosi Orbital elektron valensi atom O
Orbital elektron P terhibridisasi
hj hj h h
h h h h h 2s2 2p4
s p3 d Orbital elektron pada H2O
Orbital elektron pada PCl5 hj hj hx hx
s p3
h• h• h• h• h•
x = elektron dari atom H
s p3 d
Jadi, hibridisasi pada H2O adalah sp3.
• = elektron dari atom Cl
Molekul senyawa PCl5 mempunyai orbital 15. Jawaban: c
hibrida sp3d. Pada hibridisasi senyawa kompleks, atom
pusatnya (atom dari unsur transisi) harus
3) 34Se: [Ar] 4s2 3d10 4p4 menyediakan orbital kosong sejumlah ligan yang
Orbital elektron valensi atom Se akan bergabung. Oleh karena ion [Zn(NH3)4]2+
hj hj h h mempunyai 4 ligan, atom Zn harus menyediakan
4s2 4p4 4d 4 orbital kosong.
[Zn(NH3)4]2+
promosi
NH3 = molekul netral
Orbital elektron Se terhibridisasi
Zn bermuatan +2
2 10
h h h h h h 30Zn : [Ar] 4s 3d
s p3 d2 Zn2+ : [Ar] 4s0 3d10
Orbital elektron pada SeF6 hj hj hj hj hj
3d10 4s0 4p0
hx hx hx hx hx hx
Ion Zn 2+
mengalami hibridisasi dengan
s p3 d2
menyediakan empat orbital kosong untuk
x = elektron dari atom F
ditempati oleh NH3.
Molekul senyawa SeF6 mempunyai orbital
hibrida sp3d2.

90 Bentuk Molekul dan Gaya Antarmolekul


hj hj hj hj hj xx xx xx xx menyudut sehingga resultan dari keempat momen
d s p dipol ini mendekati nol. Demikian pula dengan
xx = NH3 SiH4. Dengan demikian, molekul CH4 dan SiH4
sp3
sama-sama bersifat nonpolar. Adanya perbedaan
Jadi, hibridisasi ion [Zn(NH3)4]2+ adalah sp3. titik didih, yaitu titik didih CH4 lebih rendah
16. Jawaban: e daripada SiH4 disebabkan massa molekul relatif
6A : 1s 2s 2p → elektron valensi = 4
2 2 2 CH4 (Mr = 16 g mol–1) lebih kecil daripada SiH4
17B : 1s 2s 2p 3s 3p → elektron valensi = 7
2 2 6 2 5
(Mr = 32 g mol–1) .
Unsur A akan membentuk konfigurasi elektron
stabil seperti gas mulia dengan menerima 4 19. Jawaban: b
elektron, sedangkan unsur B akan membentuk Entalpi penguapan (ΔHvap) adalah energi yang
konfigurasi elektron stabil seperti gas mulia diperlukan suatu zat untuk mengubah wujudnya
dengan menerima 1 elektron. Jika A dan B dari cair menjadi gas. Agar dapat berubah wujud
berikatan akan membentuk senyawa AB4. dari cair menjadi gas, partikel-partikel yang
Pasangan elektron berinteraksi harus memisahkan diri. Dengan
(1 × elektron valensi A) + (4 × elektron valensi B )
demikian, entalpi penguapan merupakan energi
= 2 yang diperlukan untuk memutuskan gaya interaksi
(1 × 4) + (4 × 7) antarmolekul. Semakin kuat gaya antarmolekul-
= 2 nya, semakin besar entalpi penguapannya. Jadi,
32 zat yang mempunyai gaya antarmolekul paling
= 2 kuat adalah gliserol.
= 16
PEI = jumlah atom –1 = 5 – 1 = 4 20. Jawaban: b
Pasangan elektron pusat Gaya molekul paling lemah terjadi antarmolekul
= pasangan elektron – (3 × jumlah atom ujung nonpolar (gaya London), seperti antara molekul
(kecuali atom H)) BCl3 dan CH4. Antara molekul HCl (polar) dan
= 16 – (3 × 4) HBr (polar) terjadi gaya dipol-dipol, sedangkan
= 16 – 12 antara molekul HCl (polar) dan O2 (nonpolar)
=4 serta antara molekul CO (polar) dan CH4 (non-
PEB = pasangan pusat – PEI = 4 – 4 = 0 polar) terjadi gaya dipol terimbas. Adapun antara
Jadi, senyawa yang terbentuk notasi VSEPR-nya molekul NH3 dan H2O terjadi ikatan hidrogen.
AX4 sehingga bentuk molekulnya tetrahedral dan 21. Jawaban: b
bersifat nonpolar karena simetris (tidak punya NH3, PH3, AsH3, dan SbH3 bersifat polar. Dalam
PEB). senyawa PH3, AsH3, dan SbH3 terjadi gaya dipol-
dipol. Dalam satu golongan, dari atas ke bawah
17. Jawaban: a
Mr semakin besar sehingga gaya antarmolekul
Sudut ikat merupakan sudut yang terbentuk akibat
(gaya dipol-dipol) semakin kuat. Hal ini meng-
gaya tolak-menolak antarpasangan elektron pada
akibatkan titik didihnya semakin tinggi. Adapun
atom pusat. BCl3 mempunyai sudut ikat 120°,
dalam senyawa NH3 terdapat ikatan hidrogen,
H 2 O mempunyai sudut ikat 104,5°, NH 3
yaitu ikatan yang terjadi antara atom H suatu
mempunyai sudut ikat 107,3°, CH4 mempunyai
molekul dengan atom F, O, atau N molekul lain.
sudut ikat 109,5°, dan SF6 mempunyai sudut ikat
Ikatan hidrogen lebih kuat dibandingkan gaya
90°. Jadi, molekul yang mempunyai sudut ikat
dipol-dipol. Hal ini mengakibatkan NH3 memiliki
paling besar adalah BCl3.
titik didih paling tinggi meskipun memiliki Mr
18. Jawaban: b paling kecil. Dengan demikian, urutan senyawa
Bentuk molekul CH4 dan SiH4 adalah tetrahedral. A, B, C, dan D yaitu NH3, PH3, AsH3, dan SbH3.
Dalam molekul CH4 terdapat 4 momen dipol yang
sama besar dari atom C dan H yang saling

Kimia Kelas X Semester 1 91


22. Jawaban: b 26. Jawaban: a
Kelompok senyawa yang memiliki ikatan hidrogen Gaya dipol sesaat (gaya London) merupakan gaya
merupakan kelompok senyawa yang mengalami antarmolekul yang terjadi pada sesama molekul
penyimpangan titik didih dalam grafik dari nonpolar, seperti pada senyawa H2, CO2, N2, dan
senyawa segolongannya. H 2O, HF, dan NH 3 PCl5. Pada senyawa HCl dan CO terjadi gaya
memiliki ikatan hidrogen karena titik didihnya dipol-dipol, sedangkan pada senyawa H2O terjadi
paling tinggi di antara senyawa segolongannya, ikatan hidrogen.
padahal Mr-nya paling kecil. Hal ini disebabkan 27. Jawaban: c
ikatan hidrogen lebih kuat daripada ikatan Van der Semakin lemah gaya antarmolekul, titik didih
Waals sehingga untuk memutuskannya diperlukan senyawa semakin rendah. Dengan demikian,
energi yang lebih tinggi. senyawa yang mempunyai gaya antarmolekul
23. Jawaban: c paling lemah adalah HCl.
Molekul bersifat polar karena pasangan elektron 28. Jawaban: b
yang digunakan untuk membentuk ikatan kovalen
Dalam satu golongan, dari atas ke bawah pada
tertarik lebih kuat pada salah satu atom. Molekul
sistem periodik massa atom relatif (Mr) unsur
polar bersifat tidak simetris dan mempunyai
semakin besar. Semakin besar massa molekul
pasangan elektron bebas. Molekul yang mengikuti
relatif suatu (Mr) molekul, semakin kuat gaya
kaidah oktet artinya atom molekul tersebut
Londonnya sehingga titik didihnya semakin
dikelilingi 8 elektron sehingga bersifat stabil seperti
tinggi. Massa molekul relatif (Mr) F2 < Cl2 < Br2.
gas mulia. Jadi, rumus Levis PQ2 sebagai berikut.
Jadi, urutan kekuatan gaya London Br2 > Cl2 >
××
• • F2.
P ×Q× P
××
29. Jawaban: e
Jadi, atom pusat P mempunyai dua pasangan Titik didih dan titik leleh H 2O lebih tinggi
elektron bebas dan dua pasangan elektron ikatan. daripada H 2S meskipun M r H 2O lebih kecil
24. Jawaban: c daripada H2S. Hal ini disebabkan adanya ikatan
SbH3 mempunyai bentuk yang tidak simetris hidrogen dalam molekul H2O. Ikatan hidrogen
(piramida segitiga) dan memiliki 1 PEB pada atom bersifat sangat kuat serta terjadi antara atom
pusatnya sehingga bersifat polar dan terjadi gaya hidrogen dan atom yang sangat elektronegatif (F,
tarik-menarik dipol-dipol. Gaya London atau O, atau N).
dipol sesaat terjadi antarmolekul polar. Ikatan 30. Jawaban: c
hidrogen merupakan ikatan yang terjadi antara Gaya dipol-dipol merupakan gaya antarmolekul
atom H suatu molekul dengan atom yang sangat terjadi pada sesama molekul polar, misal pada
elektronegatif (F, O, atau N) dari molekul lain. senyawa HBr dan CO. Pada senyawa N2 dan CCl4
Gaya dipol terimbas terjadi antara molekul polar terjadi gaya London karena N2 dan CCl4 bersifat
dengan molekul nonpolar. nonpolar. Pada H2O terjadi ikatan hidrogen.
25. Jawaban: d
Oksigen (nonpolar) dapat larut dalam air (polar). B. Uraian
Hal ini karena gas oksigen (O2) membentuk dipol 1. a. ClO4

terimbas dalam air (H 2 O). Dipol terimbas


(1 × 7) + (4 × 6) + 1
terbentuk ketika molekul yang tidak mempunyai Pasangan elektron = 2
dipol (nonpolar) saling tarik-menarik dengan
molekul yang mempunyai dipol (polar). Interaksi 32
= 2 = 16
tersebut terjadi secara induksi. Ujung molekul
dipol yang bermuatan positif menginduksi awan PEI = 5 – 1 = 4
elektron molekul yang tidak mempunyai dipol. Pasangan elektron pusat = 16 – (3 × 4)
Setelah terbentuk dipol terimbas, akan terjadi = 16 – 12 = 4
ikatan antara molekul dipol dan molekul dipol PEB = 4 – 4 = 0
terimbas. Hal inilah yang mengakibatkan oksigen PEI = 4 dan PEB = 0.
dapat larut dalam air. Notasi VSEPR: AX4.

92 Bentuk Molekul dan Gaya Antarmolekul


Jadi, bentuk molekul ion ClO–4 adalah tetra- 2. a. XeF2;
hedral. (1 × 8) + (2 × 7)
Pasangan elektron = 2
22
= 2
= 11
PEI = 3 – 1 = 2
+
Pasangan elektron pusat = 11 – (3 × 2)
b. NH4 = 11 – 6
(1 × 5) + (4 × 1) − 1 =5
Pasangan elektron = 2 PEB = 5 – 2 = 3
8 Jadi, PEI = 2 dan PEB = 3
= 2 b. XeF4;
=4 (1 × 8) + (4 × 7)
Pasangan elektron = 2
PEI = 5 – 1 = 4
36
Pasangan elektron pusat = 4 – (3 × 0) = 2
=4–0
= 18
=4
PEI = 5 – 1 = 4
PEB = 4 – 4 = 0
Pasangan elektron pusat = 18 – (3 × 4)
PEI = 4 dan PEB = 0.
= 18 – 12
Notasi VSEPR: AX4.
=6
Jadi, bentuk molekul ion NH+4 adalah tetra-
PEB = 6 – 4 = 2
hedral.
Jadi, PEI = 4 dan PEB = 2.
c. XeO3;
(1 × 8) + (3 × 6)
Pasangan elektron = 2
26
= 2
3–
c. AlF6 = 13
(1 × 3) + (6 × 7) + 3 PEI = 4 – 1 = 3
Pasangan elektron = 2 Pasangan elektron pusat = 13 – (3 × 3)
= 13 – 9
48
= 2 =4
PEB = 4 – 3 = 1
= 24 Jadi, PEI = 3 dan PEB = 1.
PEI = 7 – 1 = 6
Pasangan elektron pusat = 24 – (3 × 6) 3. PEI = 4
= 24 – 18 PEB = 1
=6 Notasi VSEPR = AX4E
PEB = 6 – 6 = 0 Bentuk molekul = Tetrahedral
PEI = 6 dan PEB = 0. Contoh molekul = TeCl4
Notasi VSEPR: AX6. Gambar molekulnya sebagai berikut.
Jadi, bentuk molekul ion AlF 63– adalah
oktahedral.

Kimia Kelas X Semester 1 93


4. Saat NaCl diharutkan dalam air, NaCl terurai 7. O2 bersifat nonpolar sehingga pada O2 terjadi gaya
menjadi ion Na+ dan ion Cl–. Ion Na+ akan tarik- London/dipol sesaat. NH3 bersifat polar serta
menarik dengan dipol negatif H2O, sedangkan ion memiliki atom H dan N sehingga pada senyawa
Cl– akan tarik-menarik dengan dipol poitif H2O. NH3 terdapat ikatan hidrogen. CO bersifat polar
Dengan demikian, NaCl dapat larut dalam air. sehingga pada senyawa CO terjadi gaya dipol-
5. : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p4 dipol. Ikatan hidrogen lebih kuat daripada gaya
52X
Orbital elektron valensi atom X dipol-dipol dan gaya London. Sementara itu, gaya
dipol-dipol lebih kuat daripada gaya London.
hj hj h h Dengan demikian, urutan kekuatan gaya
5s2 5p4 5d antarmolekulnya yaitu NH3 > CO > O2.
promosi
8. Senyawa yang terbentuk berupa H2S dan H2Se.
Orbital elektron X terhibridisasi H2S lebih polar daripada H2Se. Hal ini disebabkan
hj h h h h keelektronegatifan unsur S lebih besar daripada
s p3 d Se (dalam satu golongan dari atas ke bawah
Orbital elektron pada XY4 keelektronegatifan semakin kecil). Semakin polar
suatu unsur semakin kuat unsur tersebut menarik
hj hx hx hx hx pasangan elektron ikatan ke arah unsur tersebut.
s p3 d
9. Gaya Van der Waals merupakan gaya tarik-
x = elektron dari atom Y
menarik antarmolekul. Semakin kuat gaya Van der
Orbital hibridanya sp 3d. Bentuk molekulnya
Waals semakin besar energi yang diperlukan
trigonal bipiramida.
untuk memutuskan gaya interaksi tersebut.
6. Senyawa polar cenderung memiliki titik didih dan Akibatnya, titik didihnya semakin tinggi.
titik leleh yang lebih tinggi daripada senyawa non-
10. Titik didih untuk senyawa berbanding luas dengan
polar. Hal ini disebabkan pada senyawa polar
kekuatan gaya London. Gaya London semakin
terjadi gaya dipol-dipol, sedangkan pada senyawa
besar jika distribusi elektron semakin kuat, jumlah
nonpolar terjadi gaya London. Gaya dipol-dipol
elektron semakin banyak, Mr semakin besar, dan
lebih kuat dibandingkan gaya London sehingga
elektron terikat lemah oleh inti. Jadi, urutan titik
energi yang diperlukan untuk memutuskan gaya
didih gas mulia He < Ne < Ar < Kr.
tersebut lebih besar.

94 Bentuk Molekul dan Gaya Antarmolekul


4. Jawaban: a
A. Pilihan Ganda
Konfigurasi 26Fe = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d6
1. Jawaban: a Fe3+ artinya atom Fe melepas 3 elektron. Apabila
Simbol a merupakan simbol untuk bahan mudah atom melepas elektron maka yang dilepaskan
terbakar seperti etanol, metanol, dan benzena. terlebih dahulu adalah elektron terjauh dari inti. Pada
Simbol b merupakan simbol untuk bahan mudah ion Fe3+ elektron yang dilepas yaitu 2 elektron pada
meledak misal amonium nitrat dan nitroselulosa. 4s, lalu 1 elektron pada 3d. Sehingga konfigurasi
Simbol c merupakan simbol untuk bahan bersifat elektron ion Fe3+ : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d5.
korosif misal asam kuat seperti HCl, HSO4, dan
5. Jawaban: e
HNO3. Simbol d merupakan simbol untuk bahan
Menurut Aturan Hund elektron-elektron yang
mudah teroksidasi misal hidrogen peroksida dan
berada di suatu orbital akan menempati orbital yang
kalium perklorat. Simbol e merupakan simbol
kosong dengan arah rotasi sejajar. Setelah itu,
untuk bahan berbahaya bagi lingkungan akuatik
elektron-elektron lainnya menempati orbital
misal tetraklorometan dan petroleum bensin. Jadi,
tersebut dengan arah rotasi yang berlawanan.
simbol yang tepat untuk digunakan dalam pelabelan
Konfigurasi elektron:
metanol adalah a (mudah terbakar). 2 2 6 2 6 1 5
24Y = 1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d
2. Jawaban: b 1
= [Ar] 4s 3d 5
Jenis termometer yang digunakan di laboratorium Diagram orbital = [Ar] h h h h h h
berupa termometer raksa dan termometer alkohol. 4s 1 3d5
Pada termometer alkohol, cairan pengisi
6. Jawaban: c
termometer tersebut diberi warna merah agar massa rata-rata 1 atom X
mudah diamati. Ar X = 1
× massa 1 atom C–12
12
3. Jawaban: d 4,037 × 10 –23
Pernyataan yang benar mengenai teori atom Niels = 1
×1,993 ×10 –23
12
Bohr sebagai berikut.
4,037 ×10 –23
1) Elektron mengitari inti atom dalam lintasan- = 0,166 ×10 –23
lintasan tertentu yang disebut orbit.
= 24,31 gram
2) Elektron dalam setiap orbit mempunyai energi
≈ 24 gram
tetap.
Ar X = nomor massa = 24
3) Besarnya energi elektron berbanding lurus
Nomor massa = nomor atom + jumlah neutron
dengan besarnya lingkaran orbit.
24 = nomor atom + 12
4) Elektron dapat berpindah orbit dengan
Nomor atom = 12
menyerap atau memancarkan energi.
Jumlah elektron = jumlah proton = nomor atom
5) Model atom Niels Bohr hanya dapat
= 12
menjelaskan spektrum garis atom hidrogen,
Konfigurasi elektron atom X:
tetapi tidak dapat menjelaskan spektrum garis 2 2 6 2
atom berelektron banyak. 12X = 1s 2s 2p 3s
= hj hj hj hj hj hj
Jadi, pernyataan yang benar adalah 2), 3), dan 5).
Semua orbital ditempati oleh elektron berpasangan.
Jumlah orbital tersebut sebanyak 6.

Kimia Kelas X Semester 1 95


••
7. Jawaban: e Q •• ••
•• × •• × • ••
Nomor massa = nomor atom + jumlah neutron 3) ••Q • + × R× → •
•Q R Q
×
• ו


•• × • • ו • •
51= nomor atom + 28 Q• •
• •
Nomor atom = 23 ••
Terjadi ikatan kovalen karena
Konfigurasi elektron = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d3
antara atom Q dan R meng-
Jumlah elektron valensi menunjukkan golongan,
gunakan pasangan elektron
sedangkan nomor kulit terbesar menunjukkan periode.
bersama
Unsur tersebut memiliki jumlah elektron valensi 5 ••
berakhir pada sub kulit d (golongan B), artinya terletak 4) ••T + • Q •• → tidak terjadi ikatan karena
••
pada golongan VB. Adapun kulit terbesar = 4, artinya unsur T sudah stabil (kaidah
terletak pada periode 4. Jadi, unsur tersebut terletak duplet)

pada golongan VB, periode 4. 5) ••T + •R• • → tidak terjadi ikatan karena
8. Jawaban: c unsur T sudah stabil (kaidah
duplet)
a. HF →
Jadi, ikatan kovalen terjadi pada unsur Q dan R.
Memenuhi kaidah oktet 10. Jawaban: b
dan duplet Konfigurasi elektron X = [Ne] 3s2 3p3 → elektron
b. H2O → valensi = 5
Memenuhi kaidah oktet Senyawa yang paling mungkin terbentuk adalah
dan duplet senyawa yang memenuhi kaidah duplet atau oktet
seperti gas mulia (stabil). Untuk mencapai
konfigurasi elektron seperti gas mulia, setiap atom
c. PCl5 → X memerlukan 3 elektron.
Konfigurasi elektron 17Cl = [Ne] 3s 2 3p 5 →
elektron valensi = 7
Tidak memenuhi kaidah
Untuk mencapai konfigurasi gas mulia, setiap atom
oktet
Cl membutukan 1 elektron. Dengan demikian,
setiap atom X berikatan dengan 3 atom Cl
d. CCl4 → membentuk XCl3.
11. Jawaban: a
Memenuhi kidah oktet Ikatan ion terjadi karena adanya gaya tarik-
menarik elektrostatis antara ion positif (atom yang
e. NH3 → melepaskan elektron) dengan ion negatif (atom
yang menerima elektron). Unsur yang cenderung
Memenuhi kaidah oktet melepas elektron (membentuk ion positif) adalah
dan duplet unsur logam, sedangkan unsur yang cenderung
Jadi, senyawa yang mengalami penyimpangan menerima elektron adalah unsur nonlogam. Jadi,
kaidah oktet atau duplet adalah PCl5. ikatan ion terjadi antara unsur logam dengan
9. Jawaban: c nonlogam. Ikatan ion terbentuk pada senyawa LiF,
Ikatan kovalen terjadi jika pasangan elektron CaCl2, KCl, NaCl, dan ZnCl2 yang ditunjukkan
ikatan yang digunakan secara bersama-sama oleh angka 1), 3), 4), 7), 10). Sementara itu,
berasal dari kedua atom. senyawa NH3, HF, O2, H2O, dan CF4 merupakan
•• × senyawa yang berikatan kovalen.
1) •• P
••
• + ×R ×

×
→ tidak terjadi ikatan karena
unsur P sudah stabil (kaidah 12. Jawaban: c
oktet) Senyawa dengan kepolaran paling rendah tersusun
••
2) •• Q • + • P

••

• → tidak terjadi ikatan karena atas unsur-unsur yang mempunyai perbedaan
••
••
unsur P sudah stabil (kaidah keelektronegatifan paling terendah.
oktet)

96 Penilaian Akhir Semester


1) HCl = 3,00 – 2,20 = 0,80 17. Jawaban: a
2) NaI = 2,50 – 0,90 = 1,60 Bilangan kuantum utama (n) menyatakan tingkat
3) NO = 3,50 – 3,00 = 0,50 energi. Bilangan kuantum azimut (A) menyatakan
4) NaCl = 3,00 – 0,90 = 2,10 bentuk orbital. Bilangan kuantum magnetik (m)
5) MgO = 3,50 – 1,20 = 2,30 menyatakan orientasi orbital dalam ruang tiga
Berdasarkan perbedaan keelektronegatifan unsur- dimensi. Bilangan kuantum spin (s) menunjukkan
unsur penyusunnya, senyawa dengan kepolaran spin elektron pada orbital. Konfigurasi elektron:
paling rendah adalah NO. [Ar] 4s2 3d10 4p5. Elektron terakhir terletak pada
subkulit 4p5:
13. Jawaban: d
Dalam satu periode, energi ionisasi semakin besar hj hj h
–1 0 +1
dari kiri ke kanan. Dalam satu golongan dari atas
Jadi, harga bilangan kuantum tersebut yaitu: n = 4;
ke bawah energi ionisasi semakin kecil. Letak
1
unsur-unsur tersebut sebagai berikut. A = 1; m = 0; s = – 2 .
P = periode 4, golongan VIIIB
Q = periode 3, golongan IIIA 18. Jawaban: d
R = periode 4, golongan IIA X = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p5
S = periode 4, golongan VIB Jumlah elektron valensi = 5 + 2 = 7. Elektron
Unsur Q berada pada periode 3. Sementara itu, valensi terletak pada sub kulit s dan p sehingga
unsur P, R, dan S berada pada periode 4 dengan termasuk golongan VIIA atau halogen.
urutan dari kiri yaitu R, S, dan P. Jadi, urutan unsur Jumlah kulit atom = 5 → terletak pada periode 5.
dengan energi ionisasi mulai dari yang terkecil Y = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1
adalah R – S – P – Q. Jumlah elektron valensi = 1. Elektron valensi
terletak pada sub kulit s sehingga termasuk pada
14. Jawaban: b golongan IA atau alkali.
Jumlah proton = nomor atom Jumlah kulit atom = 4 → terletak pada periode 4.
Konfigurasi elektron 17A : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5 Unsur X dapat mencapai konfigurasi elektron stabil
Unsur A mencapai kestabilan dengan menangkap seperti gas mulia dengan cara mengikat 1 elektron
1 elektron membentuk ion A–. membentuk ion X – . Adapun unsur Y dapat
Konfigurasi elektron 12B : 1s2 2s2 2p6 3s2 mencapai konfigurasi elektron stabil seperti gas
Unsur B mencapai kestabilan dengan melepas mulia dengan cara melepas 1 elektron membentuk
2 elektron membentuk ion B2+.
ion Y+. Apabila unsur X dan Y berikatan akan
Kedua unsur tersebut dapat berikatan ion dengan
membentuk senyawa ion YX.
reaksi:
A + e– → A– ×2 19. Jawaban: a
B → B2+ + 2e– ×1 Senyawa kovalen nonpolar terjadi apabila unsur-
––––––––––––––––– unsur penyusun senyawa tidak memiliki perbedaan
2A + B → 2A– + B2+
keelektronegatifan antaratom penyusunnya, bentuk
Rumus senyawa yang terbentuk A2B atau BA2. molekulnya simetris, dan tidak mempunyai
15. Jawaban: d pasangan elektron bebas.
Ikatan kovalen koordinasi terjadi jika pasangan 1) Metana merupakan senyawa kovalen non-
elektron yang digunakan bersama berasal dari salah polar karena simetris dan tidak mempunyai
satu atom, seperti ditunjukkan oleh angka 3) dan 5). pasangan elektron bebas.
H
Ikatan yang ditunjukkan oleh angka 1), 2), 4), dan •×
H ו C ו H
6) merupakan ikatan kovalen tunggal karena •×
H
pasangan elektron yang digunakan bersama
berasal dari dua atom yang berikatan. 2) Amonia merupakan senyawa kovalen yang
bersifat polar karena memiliki pasangan
16. Jawaban: c
elektron bebas dan perbedaan keelektro-
Pelepasan elektron dimulai dari elektron yang berada
negatifan.
di kulit terluar yaitu 4s1 dan 3d5. Jadi, urutan lepasnya ••
H ו N ו H
elektron dimulai dari 4s, 3d, 3d, 3d, 3d, 3d. •×
H

Kimia Kelas X Semester 1 97


3) Asam iodida merupakan senyawa kovalen 3) ×× mempunyai 1 ikatan kovalen
×
×N ××
×× N ××
polar karena memiliki perbedaan keelektro- rangkap tiga
negatifan. ••
H ו •I• ••
4) ××
4) Asam bromida merupakan senyawa kovalen H •
× Cl ×× mempunyai 1 ikatan kovalen
××
polar karena memiliki perbedaan keelektro- tunggal
negatifan. ××
×
• H × ×Br× ×
5) Natrium klorida merupakan senyawa ion ••
5) o×
C ×o mempunyai 2 ikatan
sehingga bersifat polar. O O•

••
o× ×o
••
••
+ [• Cl •• ]–
[Na] ×

kovalen rangkap dua
••
Jadi, molekul yang mempunyai ikatan kovalen
20. Jawaban: a
rangkap dua adalah gas karbon dioksida (CO2).
1) P → 4 = 1s2 2s2
Untuk mencapai konfigurasi elektron stabil 22. Jawaban: b
seperti gas mulia (kaidah duplet), unsur P Misal unsur dengan nomor 9 adalah X dan unsur
melepaskan 2 elektron membentuk ion P2+. dengan nomor atom 16 adalah Y.
2) Q → 8 = 1s2 2s2 2p4 9X : 1s 2s 2p → elektron valensi = 7
2 2 5
Untuk mencapai konfigurasi elektron stabil 35Y : 1s 2s 2p 3s 3p → elektron valensi = 6
2 2 6 2 4
seperti gas mulia (kaidah oktet), unsur Q •
Rumus Lewis X: •
• X •

menangkap 2 elektron membentuk ion Q2–. ••
xx
3) R → 6 = 1s2 2s2 2p2 Rumus Lewis Y : x
x Y xx
Untuk mencapai konfigurasi elektron stabil
Unsur X dan Y dapat berikatan dengan reaksi
seperti gas mulia (kaidah oktet), unsur R
berikut.
menangkap 4 elektron membentuk ion R4–.
4) S → 11 = 1s2 2s2 2p6 3s1 Pada reaksi tersebut terbentuk
Untuk mencapai konfigurasi elektron stabil •
•• ×× • •
× •
ikatan kovalen tunggal karena
• X • Y • X•
×
seperti gas mulia (kaidah oktet), unsur S •• ×× • • pasangan elektron yang dipakai
melepaskan 1 elektron membentuk ion S+. bersama berasal dari kedua unsur.
5) T → 12 = 1s2 2s2 2p6 3s2 23. Jawaban: a
Untuk mencapai konfigurasi elektron stabil Unsur Mg mencapai susunan elektron stabil seperti
seperti gas mulia (kaidah oktet), unsur T gas mulia dengan cara melepaskan 2 elektron
melepaskan 2 elektron membentuk ion T2+. membentuk ion Mg2+. Brom mencapai susunan
Berdasarkan konfigurasi elektron dan ke- elektron stabil dengan cara menangkap 1 elektron
cenderungannya dalam membentuk ion, senyawa yang dilepas Mg membentuk ion Br–. Ikatan yang
ion yang dapat terbentuk dari unsur-unsur tersebut terbentuk adalah ikatan ion. Diagram yang tepat
antara lain PQ, P2R, S2Q, S4R, T2R, dan TQ. menggambarkan struktur elektron senyawa
MgBr2 adalah diagram a.
21. Jawaban: e
Struktur Lewis pada gas metana, ion amonium, 24. Jawaban: b
gas nitrogen, asam klorida, dan gas karbon dioksida A → A3+ + 3e–
berturut-turut sebagai berikut. 3Cl + 3e– → 3Cl–
1) –––––––––––––––––
H A + 3Cl → A3+ + 3Cl–
×o
H o
× C ×
H mempunyai 4 ikatan kovalen Rumus senyawa ion: ACl3.
o

tunggal Reaksi ini menunjukkan bahwa A melepaskan
H
3 elektron. Golongan yang memiliki elektron valensi
3 dan cenderung melepaskannya untuk mem-
2) bentuk ion +3 adalah golongan IIIA (golongan
H
×o
mempunyai 1 ikatan kovalen boron).
o o
H × N × H 1) Golongan boron → memiliki elektron valensi
oo koordinasi dan 3 ikatan kovalen
H+ tunggal 3 → cenderung membentuk ion +3
2) Golongan alkali → memiliki elektron valensi
1 → cenderung membentuk ion +1
98 Penilaian Akhir Semester
3) Golongan oksigen → memiliki elektron valensi 1) H2O
6 → cenderung membentuk ion –2 Konfigurasi elektron unsur H dan O sebagai
4) Golongan halogen → memiliki elektron valensi berikut.
7 → cenderung membentuk ion –1
1H = 1s → elektron valensi = 1
1
5) Golongan alkali tanah → memiliki elektron
8O = 1s 2s 2p → elektron valensi = 6
2 2 4
valensi 2 → cenderung membentuk ion +2
(2 × 1) + (1 × 6)
Pasangan elektron = =4
25. Jawaban: a 2
Isotop adalah atom sejenis yang mempunyai nomor PEI = 3 – 1 = 2
atom sama, tetapi mempunyai massa atom Pasangan elektron pusat = 4 – (3 × 0) = 4
berbeda. Contoh: 23 24
11Na dan 11Na. PEB = 4 – 2 = 2
Isobar adalah atom-atom unsur berbeda yang Jadi, notasi VSEPR-nya AX2E2 (bentuk V).
mempunyai nomor massa atom sama. Contoh: 2) PCl5
24Na dan 24Mg.
11 12
Isoton adalah atom-atom unsur berbeda yang Konfigurasi elektron unsur P dan Cl sebagai
mempunyai jumlah neutron yang sama. Contoh: berikut.
15P = 1s 2s 2p 3s 3p → elektron valensi = 5
2 2 6 2 3
39 K dan 40 Ca.
19 20
17Cl = 1s 2s 2p 3s 3p → elektron valensi = 7
2 2 6 2 5
26. Jawaban: b
(1 × 5) + (5 × 7)
Penentuan golongan suatu unsur didasarkan pada Pasangan elektron = = 20
2
jumlah elektron valensi dalam konfigurasi elektron.
PEI = 6 – 1 = 5
Nomor Pasangan elektron pusat = 20 – (3 × 5) = 5
No. Unsur Konfigurasi Elektron Golongan
Atom
PEB = 5 – 5 = 0
1) A 12 [Ne] 3s2 IIA
2) B 14 [Ne] 3s2 3p2 IVA Jadi, notasi VSEPR-nya AX 5 (trigonal
3) C 16 [Ne] 3s2 3d4 VIA bipiramida).
4) D 20 [Ar] 4s2 IIA
5) E 36 [Ar] 4s2 3d10 4p6 VIIIA
3) ClF3
Konfigurasi elektron unsur Cl dan F sebagai
Jadi, unsur yang terletak dalam satu golongan berikut.
adalah A dan D.
17Cl = 1s 2s 2p 3s 3p → elektron valensi = 7
2 2 6 2 5

27. Jawaban: d
9F = 1s 2s 2p → elektron valensi = 7
2 2 5
Gaya antarmolekul dipol-dipol terjadi jika ujung
(1 × 7) + (3 × 7)
positif dari salah satu molekul dipol ditarik ke ujung Pasangan elektron = = 14
2
negatif dari dipol molekul lainnya. Gaya dipol-dipol
PEI = 4 – 1 = 3
terjadi pada molekul kovalen polar seperti H2O, HCl,
Pasangan elektron pusat = 14 – (3 × 3) = 5
H2S, dan HBr. Adapun molekul H2, O2, CH4, dan
PEB = 5 – 3 = 2
PCl5 termasuk molekul nonpolar sehingga gaya yang
Jadi, notasi VSEPR-nya AX3E2 (bentuk T).
terjadi adalah gaya dipol sesaat (gaya London).
4) XeF2
28. Jawaban: c
Ikatan hidrogen terjadi antara atom hidrogen satu Konfigurasi elektron unsur Xe dan F sebagai
molekul dengan atom lain yang sangat berikut.
54Xe = [Kr] 5s 4d 5p → elektron valensi =
2 10 6
elektronegatif seperti F, O, N, dari molekul lain.
Jadi, ikatan hidrogen terjadi pada senyawa H2O 8
9F = 1s 2s 2p → elektron valensi = 7
2 2 5
dan HF. Sementara itu, HI, HCl, dan H2S tidak
membentuk ikatan hidrogen antar molekulnya. (1 × 8) + (2 × 7)
Pasangan elektron = 2
= 11
29. Jawaban: e
Gambar tersebut menunjukkan molekul yang mem- PEI = 3 – 1 = 2
punyai bentuk timbangan (tetrahedral terdispersi). Pasangan elektron pusat = 11 – (3 × 2) = 5
PEB = 5 – 2 = 3
Jadi, notasi VSEPR-nya AX2E3 (linear).

Kimia Kelas X Semester 1 99


5) TeCl4 Rumus struktur Lewis:
Konfigurasi elektron unsur Te dan Cl sebagai
berikut.
52Te = [Kr] 5s 4d 5p → elektron valensi = 6
2 10 4
PEB = 0
17Cl = 1s 2s 2p 3s 3p → elektron valensi = 7
2 2 6 2 5
PEI = 3
(1 × 6) + (4 × 7)
Pasangan elektron = = 17 c) CCl4
2
17Cl = 1s 2s 2p 3s 3p → elektron valensi = 7
2 2 6 2 5
PEI = 5 – 1 = 4
6C = 1s 2s 2p → elektron valensi = 4
2 2 2
Pasangan elektron pusat = 17 – (3 × 4) = 5 Rumus struktur Lewis:
PEB = 5 – 4 = 1
Jadi, notasi VSEPR-nya AX 4E (bentuk
timbangan).
Jadi, bentuk molekul pada gambar merupakan
bentuk molekul TeCl4.
30. Jawaban: b PEB = 0
Molekul XY5 dengan atom pusat X. PEI = 4
Konfigurasi elektron: d) CO 2
6C = 1s 2s 2p → elektron valensi = 4
2 2 2
2 2 6 2 3
15X = 1s 2s 2p 3s 3p
8 O = 1s 2s 2p → elektron valensi = 6
2 2 4
2 2 5
9Y = 1s 2s 2p
Diagram orbital keadaan dasar: Rumus struktur Lewis:
X = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p3
= [Ne] 3s2 3p3 3d0
PEB = 0
= hj h h h PEI = 2
promosi/eksitasi
e) PCl3
15P = 1s 2s 2p 3s 3p → elektron valensi = 5
2 2 6 2 3
Keadaan tereksitasi:
17Cl = 1s 2s 2p 3s 3p → elektron valensi = 7
2 2 6 2 5
X = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p3
Rumus struktur Lewis:
= [Ne] 3s1 3p3 3d1
= h h h h h
hibridisasi

= h h h h h
PEB = 1
s p3 d PEI = 3
Jadi, orbital hibridanya adalah sp3d. Senyawa yang bersifat polar adalah senyawa
31. Jawaban: e yang mempunyai PEB sehingga bentuk
a) PCl5 molekulnya tidak simetris. Jadi, senyawa yang
15P = 1s 2s 2p 3s 3p → elektron valensi = 5
2 2 6 2 3 termasuk senyawa polar adalah PCl3.
17Cl = 1s 2s 2p 3s 3p → elektron valensi = 7
2 2 6 2 5
32. Jawaban: a
Rumus struktur Lewis: 1) NO3–
Konfigurasi elektron unsur N dan O sebagai
berikut.
7N = 1s 2s 2p → elektron valensi = 5
2 2 3

8O = 1s 2s 2p → elektron valensi = 6
2 2 4

PEB = 0 (1× 5) + (3 × 6) +1
• pasangan elektron = = 12
PEI = 5 2
b) BCl3 • PEI = 4 – 1 = 3
• pasangan elektron pusat = 12 – (3 × 3) = 3
5B = 1s 2s 2p → elektron valensi = 3
2 2 1
• PEB = 3 – 3 = 0
17Cl = 1s 2s 2p 3s 3p → elektron valensi = 7
2 2 6 2 5
Notasi VSEPR: AX3 (segitiga datar)

100 Penilaian Akhir Semester


2) SO3 = 1s2 2s2 2p3 → elektron valensi = 5
7N
1
Konfigurasi elektron unsur S dan O sebagai 1H = 1s
(1× 5) + (3 ×1)
berikut. • pasangan elektron = =4
2
16 S = 1s 2s 2p 3s 3p → elektron
2 2 6 2 4
• PEI = 4 – 1 = 3
valensi = 6 • pasangan elektron pusat = 4 – (3 × 0) = 4
8O = 1s 2s 2p → elektron valensi = 6
2 2 4
• PEB = 4 – 3 = 1
(1× 6) + (3× 6) Notasi VSEPR: AX3E (trigonal piramida)
• pasangan elektron = 2
= 12
Dengan demikian, molekul atau ion yang
• PEI = 4 – 1 = 3 mempunyai bentuk molekul sama dengan NO3–
• pasangan elektron pusat = 12 – (3 × 3) = 3 adalah SO3.
• PEB = 3 – 3 = 0
Notasi VSEPR: AX3 (segitiga datar) 33. Jawaban: e
1H = 1s → elektron valensi = 1
1
3) SO32–
8O = 1s 2s 2p → elektron valensi = 6
2 2 4
Konfigurasi elektron unsur S dan O sebagai ××
berikut. H ×
• O ×
• H
16 S = 1s 2s 2p 3s 3p → elektron
2 2 6 2 4 ××

valensi = 6 Jadi, dalam molekul H2O terdapat 2 pasangan


elektron ikatan (ikatan kovalen tunggal) dan dua
8O = 1s 2s 2p → elektron valensi = 6
2 2 4

(1× 6) + (3 × 6) + 2 pasang elektron bebas. Adanya pasangan elektron


• pasangan elektron = 2
= 13 bebas memberikan tolakan pada ikatan kovalen
• PEI = 4 – 1 = 3 sehingga sudut ikatan lebih kecil daripada sudut
• pasangan elektron pusat = 13 – (3 × 3) = 4 ikatan senyawa tetra hedral lainnya, misal CH4.
• PEB = 4 – 3 = 1 34. Jawaban: a
Notasi VSEPR: AX3E (trigonal piramida) Semakin lemah gaya tarik-menarik antarmolekul
4) ClF3 pada zat cair, semakin mudah zat cair tersebut
Konfigurasi elektron unsur Cl dan F sebagai menguap sehingga tekanan uap jenuh zat cair
berikut. tersebut semakin besar. Jadi, zat cair yang
17Cl = 1s 2s 2p 3s 3p → elektron valensi = 7
2 2 6 2 5 mempunyai gaya tarik-menarik antarmolekul
paling lemah adalah zat A.
9F = 1s 2s 2p → elektron valensi = 7
2 2 5

• pasangan elektron =
(1× 7) + (3 × 7)
= 14 35. Jawaban: d
2 Konfigurasi elektron unsur 6C dan 17Cl sebagai
• PEI = 4 – 1 = 3 berikut.
• pasangan elektron pusat = 14 – (3 × 3) = 5
6C = 1s 2s 2p → elektron valensi = 4
2 2 2
• PEB = 5 – 3 = 2
17Cl = 1s 2s 2p 3s 3p → elektron valensi = 7
2 2 6 2 5
Notasi VSEPR: AX3E2 (bentuk T) Unsur C akan membentuk konfigurasi elektron
5) ClO3– stabil seperti gas mulia dengan menerima 4
Konfigurasi elektron unsur Cl dan O sebagai elektron. Unsur Cl akan membentuk konfigurasi
berikut. elektron stabil seperti gas mulia dengan menerima
17Cl = 1s 2s 2p 3s 3p → elektron valensi = 7
2 2 6 2 5 1 elektron. Jika unsur C dan Cl berikatan, senyawa
8O = 1s 2s 2p → elektron valensi = 6
2 2 4 yang terbentuk berupa CCl4.
(1× 7) + (3 × 6) +1 Pasangan elektron
• pasangan elektron = 2
= 13
(1× elektron valensi C) + (4 × elektron valensi Cl)
• PEI = 4 – 1 = 3 = 2
• pasangan elektron pusat = 13 – (3 × 3) = 4 (1× 4) + (4 × 7)
=
• PEB = 4 – 3 = 1 2
Notasi VSEPR: AX3E (trigonal piramida) = 16
PEI = jumlah atom – 1 = 5 – 1 = 4
6) NH 3
Pasangan elektron pusat = 16 – (3 × 4) = 4
Konfigurasi elektron unsur N dan H sebagai PEB = 4 – 4 = 0
berikut. Jadi, notasi VSEPR-nya = AX 4 dan bentuk
molekulnya tetrahedral.

Kimia Kelas X Semester 1 101


36. Jawaban: b Konfigurasi elektron:
9F = 1s 2s 2p → elektron valensi = 7
Gambar molekul tersebut adalah segi empat datar. 2 2 5

Notasi VSEPR segi empat datar adalah AX4E2 (1 × 8) + (4 × 7)


Pasangan elektron = = 18
misal senyawa XeF4. Molekul dengan VSEPR 2
AX5E mempunyai bentuk molekul piramida segi PEI = 5 – 1 = 4
empat misal senyawa IF5. Molekul dengan VSEPR Pasangan elektron pusat = 18 – (3 × 4) = 6
AX2E3 mempunyai bentuk molekul linear misal PEB = 6 – 4 =2
senyawa XeF2. Molekul dengan VSEPR AX3E2 Notasi VSEPR AX4E2 (segiempat datar).
mempunyai molekul bentuk T misal senyawa IF3.
Molekul dengan VSEPR AX 2E2 mempunyai
B . Uraian
molekul bentuk V misal senyawa H2O.
37. Jawaban: c 1. Cara penyimpanan bahan kimia yang bersifat
Unsur X tersebut berupa sulfur (S) sehingga korosif (menimbulkan luka pada bagian yang
senyawa oksida yang terbentuk adalah SO2 dan terkena) dan dapat menimbulkan karat adalah
SO3. Senyawa asam kuat yang dibentuk adalah dengan menyimpan bahan dalam wadah tertutup
H2SO4, sedangkan senyawa fluorid yang dibentuk rapat dan diberi label. Bahan disimpan di ruangan
berupa SF6. Sulfur mempunyai nomor atom 16. sejuk dengan ventilasi dan sirkulasi udara yang
Konfigurasi elektron S sebagai berikut. baik. Bahan tersebut dihindarkan dari logam yang
2 2 6 2 4 mudah berkarat seperti besi atau kayu yang
16S = 1s 2s 2p 3s 3p
Jadi, struktur elektron paling luar atom unsur S mudah lapuk.
adalah s2 p4. 2. a. Konfigurasi elektron
38. Jawaban: d Mn = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d5
BF3 tersusun oleh tiga atom F dan satu atom B. Jumlah elektron = 25
Molekul BF3 bersifat nonpolar karena atom B tidak b. Jumlah elektron = nomor atom = jumlah proton
mempunyai pasangan elektron bebas. Oleh karena = 25
itu, ikatan B–F membentuk sudut ikatan sebesar c. Nomor massa = nomor atom + jumlah neutron
120°. = 25 + 30
Nomor massa = 55
39. Jawaban: b d. Konfigurasi elektron ion Mn2+
NF3 bersifat polar karena terdapat satu PEB Terbentuk ion Mn2+ ketika atom Mn melepas
sehingga distribusi muatan tidak simetris, sedangkan 2 elektron pada kulit terluarnya. Dengan
BF3 bersifat nonpolar karena tidak mempunyai PEB demikian konfigurasi elektron menjadi 1s2 2s2
sehingga distribusi muatannya simetris. Oleh karena 2p6 3s2 3p6 4s2 3d3
itu, antara molekul NF3 dan BF3 terjadi gaya dipol e. Jumlah elektron valensi atom Mn = 7 (pada
terimbas. CO2 dan H2 bersifat nonpolar karena sub kulit s dan d) sehingga Mn terletak pada
bentuk molekulnya linear dengan momen dipol nol golongan VIIB. Jumlah kulit atom Mn = 4
sehingga di antara keduanya terjadi gaya London. sehingga terletak dalam periode 4. Jadi, letak
HCl dan BrF sama-sama bersifat polar karena dua Mn pada periode 4 dan golongan VIIB.
atom penyusunnya mempunyai keelektronegatifan
yang berbeda sehingga terjadi gaya dipol-dipol. CH4 3. Unsur yang paling mudah melepas elektron adalah
dan CCl4 bersifat nonpolar karena tidak mempunyai unsur yang mempunyai jari-jari atom paling besar
pasangan elektron bebas (distribusi muatan simetris) karena jarak antara inti dengan elektron valensi
sehingga terjadi gaya London. CH3Cl dan CHCl3 semakin jauh. Dalam sistem periodik, dalam satu
sama-sama bersifat polar karena keduanya golongan dari atas ke bawah jari-jari atom semakin
berbentuk tetrahedral dengan PEI tertarik ke atom besar, sedangkan dalam satu periode dari kiri ke
Cl sehingga terjadi gaya dipol-dipol. kanan jari-jari atom semakin kecil.
Unsur P terletak pada golongan IIA dan periode 3.
40. Jawaban: e Unsur Q terletak pada golongan IA dan periode 4.
Konfigurasi elektron: Unsur R terletak pada golongan IA dan periode 2.
2 2 6 2 6 2 10 6 2 10 6
54Xe = 1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d 4p 5s 4d 5p Unsur S terletak pada golongan IA dan periode 3.
→ elektron valensi = 8 Unsur T terletak pada golongan IIA dan periode 2.

102 Penilaian Akhir Semester


Unsur Q terletak paling kiri dan paling bawah b. SO3
16S = 1s 2s 2p 3s 3p → elektron valensi = 6
sehingga jari-jari Q paling besar dan Q paling 2 2 6 2 4

8 O = 1s 2s 2p → elektron valensi = 6
mudah melepas elektron. 2 2 4

Rumus struktur Lewis:


4. Dalam molekul SF6 yang bertindak sebagai atom
pusat adalah S. Atom S berkewajiban untuk ikatan kovalen koordinasi

menyediakan enam buah orbital tidak berpasangan


untuk berikatan dengan 6 buah atom F.
Diagram orbital keadaan dasar: ikatan kovalen
S = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4 rangkap dua
= [Ne] 3s2 3p4 3d0
Jumlah pasangan elektron ikatan (PEI) adalah
= hj hj h h
3 yang terdiri atas 1 ikatan kovalen rangkap
dua dan 2 ikatan kovalen koordinasi.
promosi/eksitasi
Jumlah pasangan elektron bebas (PEB)
Keadaan tereksitasi: adalah 8.
S = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4 c. H2SO4
= [Ne] 3s1 3p3 3d2 1 H = 1s → elektron valensi = 1
1

= 16S = 1s 2s 2p 3s 3p → elektron valensi = 6


2 2 6 2 4
h h h h h h
8 O = 1s 2s 2p → elektron valensi = 6
hibridisasi 2 2 4
↓ Rumus struktur Lewis:
h h h h h h ikatan kovalen koordinasi
s p3 d2
Orbital hibrida sp3d2.
Bentuk molekul suatu senyawa dipengaruhi oleh ikatan kovalen koordinasi
susunan ruang pasangan elektron ikatan (PEI) dan ikatan ikatan kovalen
pasangan elektron bebas (PEB). kovalen
Konfigurasi elektron 16S = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4 Jumlah pasangan elektron ikatan (PEI) adalah
→ elektron valensi = 6 6 yang terdiri atas 4 ikatan kovalen dan 2
Konfigurasi elektron 9F = 1s2 2s2 2p5 ikatan kovalen koordinasi.
→ elektron valensi = 7 Jumlah pasangan elektron bebas (PEB)
(1 × 6) + (6 × 7) adalah 10.
Pasangan elektron = = 24
2
PEI = 7 – 1 = 6 6. Gaya London disebabkan oleh dipol terimbas yang
Pasangan elektron pusat = 24 – (3 × 6) = 6 terjadi antarmolekul nonpolar yang timbul karena
PEB = 6 – 6 = 0 perpindahan elektron dari satu orbital ke orbital
Jadi, notasi VSEPR-nya AX6 (oktahedral). lain. Perpindahan elektron yang menyebabkan
dipol sesaat dan dipol sesaat semakin besar
5. a. H3PO 4
dengan bertambahnya jumlah elektron. Jumlah
1 H = 1s → elektron valensi = 1
1
elektron berkaitan dengan besarnya Mr. Semakin
15P = 1s 2s 2p 3s 3p → elektron valensi = 5
2 2 6 2 3
besar Mr suatu molekul semakin besar pula gaya
8 O = 1s 2s 2p → elektron valensi = 6
2 2 4
London yang terjadi.
Rumus struktur Lewis:
Mr H2 = 2 g mol–1, Cl2 = 71 g mol–1, O2 = 32 g mol–1,
ikatan kovalen
koordinasi BeH2 = 11 g mol–1, CH4 = 16 g mol–1
Jadi, urutan kekuatan gaya London yaitu H2 < BeH2
< CH4 < O2 < Cl2.
ikatan ikatan kovalen 7. Logam memiliki ikatan logam yang terdiri atas
kovalen beberapa atom pusat berupa ion positif (ion atom
Jumlah pasangan elektron ikatan (PEI) adalah logam) dan elektron-elektron di sekitarnya.
7 yang terdiri atas 6 ikatan kovalen dan 1 Elektron-elektron tersebut saling tumpang tindih
ikatan kovalen koordinasi. sehingga mengakibatkan elektron mudah
Jumlah pasangan elektron bebas (PEB) berpindah. Elektron-elektron tersebut saling
adalah 9. memegang erat atom pusat yang berupa ion positif

Kimia Kelas X Semester 1 103


logam. Oleh karena ikatannya kuat, saat dipukul- 9. Berdasar data di atas, Mr H2Te > H2Se > H2S >
pukul logam tidak akan pecah dan hancur, tetapi H2O sehingga seharusnya titik didih H2Te > H2Se
hanya menggeser kedudukan ion-ion di dalamnya. > H2S >H2O. Akan tetapi, titik didih H2O ternyata
Dengan demikian, logam bersifat ulet, mudah lebih tinggi daripada H2S, H2Se, maupun H2Te.
ditempa, dan dapat diulur menjadi kawat. Hal ini disebabkan senyawa H2O membentuk
ikatan hidrogen antarmolekulnya. Sifat ikatan
8. Untuk senyawa yang memiliki rumus molekul
hidrogen sangat kuat sehingga memerlukan energi
sama, titik didih alkohol lebih tinggi daripada titik
lebih besar untuk memutuskannya.
didih eter disebabkan adanya ikatan hidrogen pada
alkohol. Ikatan hidrogen adalah gaya tarik 10. Konfigurasi elektron unsur B dan F sebagai
antarmolekul yang terjadi antara atom hidrogen berikut.
satu molekul dengan atom sangat elektronegatif
5B = 1s 2s 2p → elektron valensi = 3
2 2 1
(N, O, atau F) dan molekul lainnya. Ikatan hidrogen
9F = 1s 2s 2p → elektron valensi = 7
2 2 5
termasuk jenis ikatan yang kuat sehingga (1 × 3) + (4 × 7) + 1
dibutuhkan energi besar untuk memutuskan ikatan. Pasangan elektron: 2
= 16
Hal ini menyebabkan energi yang dibutuhkan untuk PEI = 5 – 1 = 4
mendidihkan senyawa alkohol lebih besar Pasangan elektron pusat = 16 – (3 × 4) = 4
dibandingkan eter yang tidak memiliki ikatan PEB = 4 – 4 = 0
hidrogen. Dengan demikian, titik didih alkohol lebih
Notasi VSEPR-nya AX4
tinggi dibanding eter untuk senyawa yang rumus
molekul sama. Jadi, bentuk molekul ion BF–4 adalah tetrahedral.

104 Penilaian Akhir Semester


SILABUS
Hakikat dan Peran Kimia dalam Kehidupan, Metode ilmiah, serta Keselamatan Kerja di
Laboratorium
Sekolah : ...
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : X/1
Alokasi Waktu : 12 × 45 menit
Kompetensi Inti : 1. Kompetensi Sikap Spiritual
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Kompetensi Sikap Sosial
Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan proaktif
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan)
Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
Penilaian Alokasi
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Waktu Sumber Belajar
Aspek Mekanisme Bentuk Instrumen

3.1 Menjelaskan metode ilmiah, Hakikat dan Peran • Mengidentifikasi peran • Sikap • Observasi/ • Lembar Peng- 12 JP 1. Buku PR Peminatan
hakikat ilmu kimia, kesela- Kimia dalam kehidup- ilmu kimia dalam ke- Pengamatan amatan IPA Kimia SMA/MA
matan dan keamanan di labo- an, Metode Ilmiah, giatan sehari-hari. • Pengetahuan • Tertulis • Ulangan Kelas X, PT Pener-
ratorium, serta peran kimia serta Keselamatan • Menentukan faktor-fak- • Keterampilan • Praktik • Laporan prak- bit Intan Pariwara
dalam kehidupan. Kerja di Laboratorium tor yang memengaruhi tikum 2. Buku PG Peminatan
• Hakikat dan Peran kelarutan gula dalam air. • Penugasan • Portofolio IPA Kimia SMA/MA
Ilmu Kimia dalam • Membuat rancangan Kelas X, PT Pener-
Kehidupan serta percobaan dan membuat bit Intan Pariwara
Metode Ilmiah laporan penelitian me- 3. Buku referensi:
• Keselamatan Kerja di ngenai cara menguji Pengukir Sains: Vo-
Laboratorium kandungan karbohidrat lume 4, Pakar Raya
dalam bahan makanan. 4. Internet:
• Mengidentifikasi arti • https://bit.ly/

Kimia Kelas X Semester 1


simbol bahan kimia dan 2W9eAH1
cara penanganannya.

281
Penilaian Alokasi
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Sumber Belajar
Aspek Mekanisme Bentuk Instrumen Waktu

• Membuat rangkuman bahan


kimia, sifat bahan, dan cara

282 Silabus
penyimpanannya.
• Membuat biodiesel sederhana
dari minyak jelantah.

4.1 Menyajikan hasil rancangan • Menyajikan hasil diskusi


dan hasil percobaan ilmiah. mengenai peran ilmu kimia
dalam kegiatan sehari-hari.
• Mempresentasikan dan
menyajikan laporan hasil
kegiatan menentukan faktor-
faktor yang memengaruhi
kelarutan gula dalam air.
• Mempresentasikan dan me-
nyajikan rancangan perco-
baan dan laporan mengenai
cara menguji kandungan kar-
bohidrat dalam makanan.
• Mempresentasikan laporan
hasil kegiatan mengidenti-
fikasi arti simbol bahan kimia
dan cara penanganannya.
• Menyajikan laporan hasil
rangkuman bahan kimia, sifat
bahan, dan cara penyimpan-
annya.
• Mempresentasikan dan me-
nyajikan produk dan laporan
mengenai pembuatan bio-
diesel sederhana.
SILABUS
Struktur Atom
Sekolah : ...
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : X/1
Alokasi Waktu : 12 × 45 menit
Kompetensi Inti : 1. Kompetensi Sikap Spiritual
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Kompetensi Sikap Sosial
Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan proaktif
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan)
Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

Penilaian Alokasi
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Waktu Sumber Belajar
Aspek Mekanisme Bentuk Instrumen

3.2 Menganalisis perkembangan Struktur Atom • Mengidentifikasi par- • Sikap • Observasi/ • Lembar 12 JP 1. Buku PG Peminatan
model atom dari model atom • Partikel-Partikel Dasar tikel dasar penyusun Pengamatan Pengamatan IPA Kimia SMA/MA
Dalton, Thomson, Rutherford, Penyusun Atom atom. • Pengetahuan • Tertulis • Ulangan Kelas X, PT Pener-
Bohr, dan Mekanika Gelom- • Nomor Atom, Nomor • Menganalisis nyala • Keterampilan • Praktik • Laporan Prak- bit Intan Pariwara
bang Massa, Isotop, Isoton, warna-warni pada tikum 2. Buku PG Peminatan
Isobar, dan Isoelektron kembang api. • Penugasan • Portofolio IPA Kimia SMA/MA
• Perkembangan Teori • Menentukan hubungan Kelas X, PT Pener-
Atom, Konfigurasi antara nomor atom, bit Intan Pariwara
Elektron, dan Meka- nomor massa, jumlah 3. Buku Referensi:
nika Kuantum elektron, dan jumlah Pustaka Sains Ter-
neutron suatu unsur. sambung Internet:
• Menjelaskan atom Material, Pakar Raya
karbon-12 sebagai 4. Internet:
pembanding untuk me- • https://bit.ly/
nentukan massa atom 2v396Cx

Kimia Kelas X Semester 1


relatif suatu unsur. • https://bit.ly/
• Mengamati model 2OwikPF
atom.

283
Penilaian Alokasi
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Waktu Sumber Belajar
Aspek Mekanisme Bentuk Instrumen

• Mengamati fenomena
petir dan kilat.

284 Silabus
• Membuat model atom
Bohr

4.2 Menjelaskan fenomena alam • Mempresentasikan hasil


atau hasil percobaan menggu- diskusi kegiatan meng-
nakan model atom identifikasi partikel
dasar penyusun atom.
• Mempresentasikan hasil
diskusi tentang nyala
warna-warni pada kem-
bang api.
• Mempresentasikan hasil
diskusi kegiatan me-
nentukan hubungan
antara nomor atom,
nomor massa, jumlah
elektron, dan jumlah
neutron suatu unsur.
• Mempresentasikan hasil
diskusi tentang atom
karbon-12 digunakan
sebagai pembanding
dalam penentuan massa
atom relatif.
• Mempresentasikan hasil
diskusi kegiatan meng-
amati model atom.
• Mempresentasikan hasil
diskusi mengenai feno-
mena petir dan kilat.
• Membuat laporan ten-
tang model atom Bohr.
SILABUS
Sistem Periodik Unsur

Sekolah : ....
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : X/1
Alokasi Waktu : 12 × 45 menit
Kompetensi Inti : 1. Kompetensi Sikap Spiritual
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Kompetensi Sikap Sosial
Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan proaktif
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan)
Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

Penilaian
Alokasi
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Sumber Belajar
Aspek Mekanisme Bentuk Instrumen Waktu

3.3 Menjelaskan konfigurasi Sistem Periodik Unsur • Menganalisis tabel pe- • Sikap • Observasi/ • Lembar Peng- 12 JP 1. Buku PG Peminatan
elektron dan pola konfigurasi • Perkembangan Sistem riodik unsur melalui Pengamatan amatan IPA Kimia SMA/MA
elektron terluar untuk setiap Periodik Unsur kegiatan membaca dan • Pengetahuan • Tertulis • Ulangan Kelas X, PT Pener-
golongan dalam tabel periodik. • Sifat Unsur dan Sifat diskusi. • Keterampilan • Praktik • Laporan Prak- bit Intan Pariwara
3.4 Menganalisis kemiripan sifat Keperiodikan Unsur • Mengamati kereaktif- tikum 2. Buku PG Peminatan
unsur dalam golongan dan an unsur golongan • Penugasan • Portofolio IPA Kimia SMA/MA
keperiodikan. alkali tanah melalui Kelas X, PT Pener-
kegiatan praktikum. bit Intan Pariwara
• Menentukan letak un- 3. Buku Referensi:
sur dan menganalisis • Pustaka Sains
grafik sifat keperiodik- Te r s a m b u n g
an unsur melalui ke- Internet: Mate-
giatan diskusi. rial, Pakar Raya

Kimia Kelas X Semester 1


• Seri Ensiklope-
dia IPA Chemis-

285
try Matters!
Penilaian
Alokasi
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Sumber Belajar
Aspek Mekanisme Bentuk Instrumen Waktu

286 Silabus
4.3 Menentukan letak suatu unsur • Mempresentasikan Volume 5: The
dalam tabel periodik ber- laporan hasil diskusi Periodic Table,
dasarkan konfigurasi elektron. kegiatan menganalisis Pakar Raya
4.4 Menyajikan hasil analisis data- tabel periodik unsur. 4. Internet:
data unsur dalam kaitannya • Mempresentasikan • https://bit.ly/
dengan kemiripan dan sifat dan menyajikan lapor- 2Skcemr
keperiodikan unsur. an hasil praktikum
mengamati kereaktif-
an unsur golongan
alkali tanah.
• Mempresentasikan
laporan hasil diskusi
kegiatan menentukan
letak unsur dan meng-
analisis grafik sifat
keperiodikan unsur.
SILABUS
Ikatan Kimia
Sekolah : ...
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : X/1
Alokasi Waktu : 18 × 45 menit
Kompetensi Inti : 1. Kompetensi Sikap Spiritual
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Kompetensi Sikap Sosial
Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan proaktif
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan)
Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

Penilaian
Alokasi
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Sumber Belajar
Waktu
Aspek Mekanisme Bentuk Instrumen

3.5 Membandingkan ikatan ion, Ikatan Kimia • Menyelidiki kecen- • Sikap • Observasi/ • Lembar Peng- 18 JP 1. Buku PG Peminatan
ikatan kovalen, ikatan ko- • Terbentuknya Ikatan derungan unsur dalam Pengamatan amatan IPA Kimia SMA/MA
valen koordinasi, dan ikatan Kimia mencapai kestabilan • Pengetahuan • Tertulis • Ulangan Kelas X, PT Pener-
logam serta kaitannya dengan • Macam-Macam Ikatan konfigurasi elektron. • Keterampilan • Praktik • Laporan Pra- bit Intan Pariwara
sifat zat Kimia • Mengidentifikasi proses ktikum 2. Buku PG Peminatan
pembentukan ikatan • Penugasan • Portofolio IPA Kimia SMA/MA
kimia (ikatan ion dan Kelas X, PT Pener-
ikatan kovalen) dalam bit Intan Pariwara
senyawa. 3. Buku Referensi: Buku
• Membandingkan sifat Seri Life Skill & Ling-
beberapa zat berdasar- kungan Hidup: Logam
kan ikatannya. dan Lingkungan,
• Merancang percobaan Pakar Raya
untuk membedakan 4. Internet:
• https://bit.ly/

Kimia Kelas X Semester 1


senyawa ion dan
senyawa kovalen. 2KEwwDd
• https://bit.ly/

287
2vxsMOX
Penilaian
Alokasi
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Sumber Belajar
Aspek Mekanisme Bentuk Instrumen Waktu

288 Silabus
• Menunjukkan karak-
teristik senyawa ion
dan senyawa kovalen
melalui kegiatan prak-
tikum.
• Membuat alat peraga
ikatan kimia.

4.5 Merancang dan melakukan • Mempresentasikan


percobaan untuk menunjuk- hasil diskusi kegiatan
kan karakteristik senyawa ion menyelidiki kecende-
atau senyawa kovalen ber- rungan unsur dalam
dasarkan beberapa sifat fisika mencapai kestabilan
konfigurasi elektron.
• Mempresentasikan
hasil diskusi kegiatan
mengidentifikasi
proses pembentukan
ikatan kimia dalam
senyawa.
• Mempresentasikan
hasil rancangan per-
cobaan untuk membe-
dakan senyawa ion dan
senyawa kovalen.
• Mempresentasikan la-
poran hasil percobaan
karakteristik senyawa
ion dan senyawa
kovalen.
• Mempresentasikan
dan menyajikan produk
serta laporan tentang
pembuatan alat peraga
ikatan kimia.
SILABUS
Bentuk Molekul dan Gaya Antarmolekul
Sekolah : ...
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : X/1
Alokasi Waktu : 12 × 45 menit
Kompetensi Inti : 1. Kompetensi Sikap Spiritual
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Kompetensi Sikap Sosial
Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan proaktif
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan)
Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

Penilaian
Alokasi
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Sumber Belajar
Waktu
Aspek Mekanisme Bentuk Instrumen

3.6 Menerapkan Teori Pasangan Bentuk Molekul dan • Mengidentifikasi • Sikap • Observasi/ • Lembar Peng- 12 JP 1. Buku PG Peminatan
Elektron Kulit Valensi Gaya Antarmolekul bentuk-bentuk mole- Pengamatan amatan IPA Kimia SMA/MA
(VSEPR) dan Teori Domain • Berbagai Bentuk Mo- kul suatu senyawa. • Pengetahuan • Tertulis • Ulangan Kelas X, PT Pener-
elektron dalamMenentukan lekul • Membuat model bentuk • Keterampilan • Praktik • Laporan Prak- bit Intan Pariwara
bentuk molekul • Gaya Antarmolekul molekul suatu senyawa tikum 2. Buku PG Peminatan
3.7 Menghubungkan interaksi melalui program apli- • Penugasan • Portofolio IPA Kimia SMA/MA
antarion, atom dan molekul kasi. Kelas X, PT Pener-
dengan sifat fisika zat • Menyelidiki kelarutan bit Intan Pariwara
beberapa senyawa. 3. Internet:
• Mengamati fenomena • https://bit.ly/
es mengapung. 2SwmojH
• https://bit.ly/
4.6 Membuat model bentuk mo- • Mempresentasikan 2TddBss
lekul dengan menggunakan hasil diskusi kegiatan • https://bit.ly/

Kimia Kelas X Semester 1


bahan-bahan yang ada di mengidentifikasi ben- 2GSjxjI
lingkungan sekitar atau tuk-bentuk molekul
perangkat lunak komputer suatu senyawa.

289
Penilaian
Alokasi
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Sumber Belajar
Aspek Mekanisme Bentuk Instrumen Waktu

290 Silabus
4.7 Menerapkan prinsip interaksi • Mempresentasikan
antarion, atom dan molekul hasil diskusi kegiatan
dalam menjelaskan sifat-sifat menyelidiki kelarutan
fisik zat di sekitarnya beberapa senyawa.
• Mempresentasikan
hasil diskusi kegiatan
tentang fenomena es
mengapung di air.
• Mempresentasikan
laporan tentang pem-
buatan model bentuk
molekul.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Hakikat dan Peran Kimia dalam Kehidupan, Metode Ilmiah,
serta Keselamatan Kerja di Laboratorium

Sekolah : ....
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : X/1
Alokasi Waktu : 12 × 45 menit (4 kali pertemuan)

A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
damai), santun, responsif, dan proaktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah
keilmuan.
B. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

3.1 Menjelaskan metode ilmiah, hakikat ilmu 3.1.1 Menjelaskan hakikat dan peran ilmu kimia dalam kehidupan.
Kimia, keselamatan dan keamanan di 3.1.2 Menjelaskan metode ilmiah dan tahapan-tahapannya.
laboratorium, serta peran kimia dalam 3.1.3 Menyebutkan dan menjelaskan peralatan laboratorium dan kegunaannya.
kehidupan. 3.1.4 Menjelaskan bahan kimia di laboratorium dan sifatnya, serta simbol bahan
kimia.
3.1.5 Menjelaskan cara penanganan sampah dan limbah laboratorium.
3.1.6 Menjelaskan keselamatan kerja di laboratorium yang meliputi petunjuk dan
larangan di laboratorium.

4.1 Menyajikan hasil rancangan dan hasil 4.1.1 Menyajikan laporan praktikum mengenai faktor-faktor yang memengaruhi
percobaan ilmiah. kelarutan gula dalam air.
4.1.2 Menyajikan rancangan percobaan dan laporan percobaan mengenai
pengujian kandungan karbohidrat dalam bahan makanan.
4.1.3 Menyajikan rangkuman bahan kimia, sifat, dan simbolnya.

C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, peserta didik mampu:
1. mengidentifikasi dan menjelaskan hakikat dan peran ilmu kimia dalam berbagai bidang;
2. menjelaskan metode ilmiah dan tahapan-tahapannya;
3. menjelaskan keselamatan kerja di laboratorium;
4. menyebutkan berbagai alat yang ada di laboratorium beserta kegunaannya;
5. menyebutkan macam-macam bahan kimia dan sifatnya;
6. menjelaskan arti simbol bahan kimia;
7. memahami dan menjelaskan cara penanganan limbah laboratorium;

Kimia Kelas X Semester 1 291


8. memahami dan menjelaskan petunjuk serta larangan di laboratorium;
9. menyajikan rancangan penelitian dan laporan percobaan sesuai metode ilmiah.
D. Materi Pembelajaran
1. Hakikat dan Peran Ilmu Kimia dalam Kehidupan serta Metode Ilmiah
- Hakikat Ilmu Kimia
- Peran Ilmu Kimia dalam Kehidupan
- Metode Ilmiah
2. Keselamatan Kerja di Laboratorium
- Alat-alat Laboratorium dan Kegunaannya
- Bahan Kimia, Sifat, dan Simbolnya
- Penanganan Sampah dan Limbah Laboratorium
- Petunjuk dan Larangan di Laboratorium
E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Scientific Approach
2. Model : Problem Based Learning dan Discovery
3. Metode : Diskusi, Eksperimen, Tanya Jawab, Pemberian Tugas, Latihan
F. Media, Alat dan Bahan, serta Sumber Pembelajaran
1. Media Pembelajaran
Microsoft PowerPoint
2. Alat dan Bahan Pembelajaran
a. Gelas beaker f. Batang pengaduk
b. Pembakar spiritus g. Neraca Ohaus
c. Kasa dan kaki tiga h. Mortar dan lumpang porselen
d. Termometer i. Kristal gula putih
e. Stopwatch j. Akuades
3. Sumber Pembelajaran
a. Buku PG Peminatan IPA Kimia SMA/MA kelas X Semester 1, PT Penerbit Intan Pariwara
b. Buku PR Peminatan IPA Kimia SMA/MA kelas X Semester 1, PT Penerbit Intan Pariwara
c. Buku referensi: Pengukir Sains Volume 4, Pakar Raya
d. Internet:
https://bit.ly/2W9eAH1
G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan I: 3 × 45 menit

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu

Pendahuluan 1. Guru mengawali pembelajaran dengan memberi salam, menyapa peserta 15 menit
didik, dan meminta salah satu peserta didik untuk memimpin doa sesuai
agamanya masing-masing. Selain itu, guru mengingatkan kepada peserta
didik untuk selalu bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat
yang telah diberikan. Kegiatan ini bertujuan mengembangkan karakter
religius.
2. Guru mengajak peserta didik secara bersama menyanyikan lagu Ibu Pertiwi.
Guru memberikan penguatan tentang pentingnya menanamkan semangat
kebangsaan sehingga dapat mengembangkan karakter nasionalis pada
peserta didik.
3. Guru mengajak peserta didik untuk mencermati wacana yang terdapat pada
apersepsi. Tindakan ini untuk menguatkan literasi peserta didik yaitu
kemampuan mencerna wacana dan memberi penjelasan sesuai ilustrasi
gambar dimaksud.

292 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu

4. Guru menanyakan kepada peserta didik apakah peserta didik mengetahui


cara pengolahan limbah yang tepat sebelum dibuang ke lingkungan.
Selanjutnya, guru mengajak peserta didik berdiskusi mengenai peran ilmu
kimia dalam pengolahan limbah.

Kegiatan Inti 1. Guru mengawali penjelasan tentang peran ilmu kimia dengan meminta peserta 105 menit
didik melakukan kegiatan Tugas: Mengidentifikasi Peran Ilmu Kimia dalam
Kegiatan Sehari-hari seperti tercantum dalam Tugas. Setelah itu, guru
meminta perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi. Kegiatan
ini bertujuan untuk mengembangkan sikap demokratis, saling menghargai,
dan bekerja sama dalam kelompok. Selain itu, kegiatan ini juga dapat
mengembangkan kemampuan 4C peserta didik yang meliputi critical thinking
and problem solving, communication, collaboration, serta creativity and
innovation.
2. Guru menjelaskan hakikat ilmu kimia dan peran ilmu kimia dalam berbagai
bidang.
3. Guru juga menjelaskan bahwa ilmu kimia selalu mengalami perkembangan
seiring dengan penemuan-penemuan yang ditemukan. Salah satu penemu
yang berjasa dalam kimia adalah Bohr dan Heissenberg yang menyusun teori
atom sebagai dasar ilmu kimia. Guru menganjurkan peserta didik untuk
membaca buku Pengukir Sains, Volume 4 yang diterbitkan oleh Pakar Raya
dalam fitur Cakap Literasi untuk menambah wawasan. Kegiatan ini untuk
mengembangkan kemampuan literasi peserta didik.
4. Guru meminta peserta didik untuk menambah pengetahuan dengan membuka
alamat web https://bit.ly/2W9eAH1 dalam fitur Tautan tentang peran ilmu kimia
dalam berbagai bidang. Kegiatan ini untuk mengembangkan kemampuan
literasi peserta didik.
5. Guru menjelaskan metode ilmiah yang digunakan dalam pemecahan masalah,
serta tahapan-tahapan dalam metode ilmiah.
6. Guru mengingatkan peserta didik untuk membiasakan diri bersikap jujur dan
bertanggung jawab sesuai karakteristik metode ilmiah dengan menyajikan
data sesuai fakta di lapangan seperti yang tercantum dalam fitur Pembiasaan.

Kegiatan Penutup 1. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menanyakan materi 15 menit
yang belum dipahami.
2. Guru mengajak peserta didik menyimpulkan pembelajaran pada pertemuan
hari ini.
3. Guru menyampaikan kepada peserta didik bahwa pada pertemuan berikutnya
akan dilakukan kegiatan praktikum mengenai kelaruan gula dalam air dan
meminta peserta didik mempersiapkan diri.
4. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengajak peserta didik berdoa sesuai
dengan agamanya masing-masing. Tindakan ini untuk mengembangkan sikap
religius yaitu selalu berdoa dan mengucapkan terima kasih atas diberikannya
kesempatan belajar dan menambah ilmu pengetahuan.

2. Pertemuan II: 3 × 45 menit


Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu

Pendahuluan 1. Guru mengawali pembelajaran dengan memberi salam, lalu mengajak peserta 10 menit
didik untuk memimpin doa sesuai agamanya masing-masing dipimpin oleh
salah satu peserta didik. Selain itu, guru mengingatkan peserta didik untuk
selalu bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat yang
telah diberikan. Kegiatan ini bertujuan mengembangkan karakter religius.
2. Guru mengajak peserta didik menyanyikan lagu Tanah Airku dengan dipimpin
ketua kelas. Kegiatan ini bertujuan untuk menanamkan karakter nasionalis
kepada peserta didik.
3. Guru mengajak peserta didik untuk mengingat kembali materi sebelumnya,
terutama materi metode ilmiah yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran
yang akan dilakukan. Kegiatan ini bertujuan untuk menguatkan literasi peserta
didik.

Kimia Kelas X Semester 1 293


Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu

Kegiatan Inti 1. Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok untuk mengerjakan 110 menit
kegiatan Praktikum: Menentukan Faktor-Faktor yang Memengaruhi
Kelarutan Gula dalam Air. Kegiatan ini bertujuan untuk memupuk sikap dan
karaktergotong royong, bekerja sama, dan cermat.
2. Guru meminta setiap kelompok berdiskusi menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang ada dan menyusun laporan hasil percobaan. Selanjutnya, guru meminta
perwakilan setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil percobaannya.
Selain itu, kegiatan ini juga dapat mengembangkan kemampuan 4C peserta
didik yang meliputi critical thinking and problem solving, communication,
collaboration,serta creativity and innovation.
3. Guru bersama peserta didik menyimpulkan kegiatan praktikum.

Kegiatan Penutup 1. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menanyakan materi 15 menit
yang belum dipahami.
2. Guru menugasi peserta didik untuk mengerjakan Tugas: Membuat
Rancangan Percobaan dan Membuat Laporan Ilmiah Mengenai Cara
Menguji Kandungan Karbohidrat dalam Makanan secara berkelompok.
Ingatkan peserta didik untuk menerapkan metode ilmiah dalam mengerjakan
tugas ini. Kegiatan ini untuk membiasakan peserta didik bersikap gotong
royong, tanggung jawab, dan integritas peserta didik. Guru memberikan
waktu satu minggu untuk mengerjakan tugas ini.
3. Guru meminta peserta didik untuk mengerjakan soal-soal Uji Kompetensi 1
sebagai latihan di rumah. Pengerjaan soal-soal dapat dilakukan secara mandiri
atau bersama dengan kelompok belajarnya. Kegiatan ini untuk membangun
integritas dan mengasah kemampuan berpikir siswa (HOTS).
4. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan mengajak peserta didik
berdoa sesuai dengan agamanya masing-masing. Tindakan ini untuk
mengembangkan sikap religius yaitu selalu berdoa dan mengucapkan terima
kasih atas diberikannya kesempatan belajar dan menambah ilmu
pengetahuan.

3. Pertemuan III: 3 × 45 menit


Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu

Pendahuluan 1. Guru mengawali pembelajaran dengan memberi salam, lalu meminta salah 10 menit
satu peserta didik untuk memimpin doa sesuai agamanya masing-masing.
Selain itu, guru mengingatkan kepada peserta didik untuk selalu bersyukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kesehatan dan kesempatan belajar pada
pertemuan hari ini. Kegiatan ini bertujuan mengembangkan karakter religius.
2. Guru mengajak peserta didik secara bersama menyanyikan lagu Syukur.
Kegiatan ini untuk mengembangkan sikap nasionalis pada diri peserta didik.
3. Guru mengajak peserta didik untuk mengingat kembali materi sebelumnya
tentang hakikat dan peran ilmu kimia melalui tanya jawab. Kegiatan ini
bertujuan untuk menguatkan literasi peserta didik.

Kegiatan Inti 1. Guru meminta peserta didik mengumpulkan hasil pekerjaan Uji Kompetensi 1, 105 menit
lalu menanyakan kesulitan dalam mengerjakan latihan tersebut. Kegiatan ini
bertujuan untuk melatih peserta didik bersikap disiplin melalui pengumpulan
tugas tepat waktu.
2. Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok untuk mengerjakan
Tugas: Mengidentifikasi Arti Simbol Bahan Kimia dan Cara Penanganan-
nya dengan berdiskusi secara kelompok. Setelah itu, guru meminta perwakilan
kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi. Kegiatan ini bertujuan untuk
menumbuhkan rasa ingin tahu, bekerja sama, dan saling menghargai
dalam kelompok. Selain itu, kegiatan ini juga dapat mengembangkan ke-
mampuan 4C peserta didik yang meliputi critical thinking and problem
solving, communication, collaboration, serta creativity and innovation.
3. Guru menjelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum bekerja di
laboratorium.
4. Guru menjelaskan peralatan laboratorium dan kegunaannya.
5. Guru menjelaskan bahan kimia dan sifatnya. Guru juga menjelaskan beberapa
simbol bahan kimia yang menunjukkan sifat dan cara penanganannya.
6. Guru menjelaskan cara penanganan sampah dan limbah di laboratorium.

294 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu

7. Guru menjelaskan petunjuk dan larangan yang harus dipatuhi selama bekerja
di laboratorium.
8. Guru mengingatkan peserta didik untuk membiasakan diri mencari tahu dan
memahami cara kerja, alat, dan penanganan bahan sebelum bekerja di
laboratorium seperti yang tercantum dalam fitur Pembiasaan. Guru juga
mengingatkan peserta didik untuk membiasakan diri bersikap disiplin dan
menaati peraturan maupun larangan yang ada di laboratorium untuk
menghindari kecelakaan di laboratorium.
9. Guru meminta peserta didik untuk memperdalam pengetahuan mengenai
keselamatan kerja di laboratorium dengan membuka alamat web https://bit.ly/
2P0dSww. Kegiatan ini untuk mengembangkan kemampuan literasi peserta
didik.

Kegiatan Penutup 1. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menanyakan materi 20 menit
yang belum dipahami.
2. Guru mengajak peserta didik menyimpulkan pembelajaran pada pertemuan
hari ini dan meminta peserta didik membuat rangkuman.
3. Guru menugasi peserta didik untuk mengerjakan Tugas: Membuat
Rangkuman Bahan Kimia, Sifat Bahan, dan Cara Penyimpanannya. Guru
meminta peserta didik mengumpulkannya pada pertemuan berikutnya.
Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan sikap kritis, rasa ingin tahu, dan
bekerja sama. Kegiatan ini juga dapat mengembangkan kemampuan 4C
peserta didik yang meliputi critical thinking and problem solving ,
communication, collaboration, serta creativity and innovation.
4. Guru menugasi peserta didik untuk mengerjakan soal-soal Uji Kompetensi
2 sebagai latihan di rumah. Pengerjaan soal dapat dilakukan secara mandiri
atau bersama kelompok belajarnya.
5. Guru memberitahukan kepada peserta didik bahwa pada pertemuan
berikutnya akan diadakan ulangan harian mengenai materi bab Hakikat dan
Peran Kimia dalam Kehidupan, Metode Ilmiah, dan Keselamatan Kerja
di Laboratorium yang telah dipelajari.
6. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengajak peserta didik berdoa sesuai
dengan agamanya masing-masing. Tindakan ini untuk mengembangkan sikap
religius yaitu selalu berdoa dan mengucapkan terima kasih atas diberikannya
kesempatan belajar dan menambah ilmu pengetahuan.

4. Pertemuan IV: 3 × 45 menit


Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu

Pendahuluan 1. Guru mengawali pembelajaran dengan memberi salam dan meminta salah 10 menit
satu peserta didik untuk memimpin doa sesuai agamanya masing-masing.
Selain itu, guru mengingatkan kepada peserta didik untuk selalu bersyukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat yang telah diberikan.
Kegiatan ini bertujuan mengembangkan karakter religius.
2. Guru mengajak peserta didik secara bersama menyanyikan lagu Indonesia
Raya. Kegiatan ini untuk memupuk karakter nasionalis kepada peserta didik.
3. Guru meminta peserta didik mengumpulkan hasil pekerjaan Tugas: Membuat
Rancangan Percobaan dan Membuat Laporan Ilmiah mengenai Cara
Menguji Kandungan Karbohidrat dalam Makanan dari pertemuan kedua,
lalu meminta setiap kelompok mempersiapkan diri untuk mempresentasikan-
nya di kelas.
4. Guru meminta peserta didik mengumpulkan hasil pekerjaan Tugas: Membuat
Rangkuman Bahan Kimia, Sifat Bahan, dan Cara penyimpanannya dari
pertemuan sebelumnya. Guru juga meminta peserta didik mengumpulkan
hasil pekerjaan Uji Kompetensi 2.

Kegiatan Inti 1. Guru meminta perwakilan dari beberapa kelompok peserta didik mem- 120 menit
presentasikan hasil rancangan dan laporan perobaan yang telah dikumpulkan
sesuai Tugas: Membuat Rancangan Percobaan dan Membuat Laporan
Ilmiah Mengenai Cara Menguji Kandungan Karbohidrat dalam Makanan.
Guru memberi kesempatan kepada kelompok lain untuk memberikan
tanggapan dan saran melalui forum diskusi. Selanjutnya, guru mengajak
seluruh peserta didik menarik kesimpulan mengenai rancangan dan laporan
percobaan yang dibuat.

Kimia Kelas X Semester 1 295


Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu

2. Guru meminta peserta didik menyiapkan alat tulis untuk kegiatan ulangan
harian.
3. Guru membagikan soal ulangan harian kepada peserta didik. Guru
mengingatkan peserta didik untuk mengerjakan soal secara mandiri dengan
tenang. Kegiatan ini untuk menguatkan literasi dan mengembangkan sikap
mandiri peserta didik.
4. Guru memberi waktu pengerjaan soal ulangan harian selama 60 menit.
Pembatasan waktu ini untuk mengembangkan sikap disiplin.
5. Guru mengawasi peserta didik selama mengerjakan soal ulangan harian.

Kegiatan Penutup 1. Guru membahas beberapa soal ulangan harian yang dirasa sulit oleh peserta 5 menit
didik.
2. Guru menugaskan peserta didik untuk mengerjakaan kegiatan Tugas
Berbasis STEM: Membuat Biodiesel Sederhana sebagai salah satu peran
ilmu kimia dalam menghadapi krisis bahan bakar minyak. Guru mengingatkan
peserta didik untuk melakukan konsultasi apabilla menemui kendala pada
saat persiapan dan pelaksanaan kegiatan ini. Kegiatan ini bertujuan
mengembangkan kemampuan 4C peserta didik yang meliputi critical thinking
and problem solving, communication, collaboration, serta creativity and
innovation.
3. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengajak peserta didik berdoa sesuai
dengan agamanya masing-masing. Tindakan ini untuk mengembangkan sikap
religius yaitu selalu berdoa dan mengucapkan terima kasih atas diberikannya
kesempatan belajar dan menambah ilmu pengetahuan.

H. Penilaian
1. Teknik dan Bentuk Instrumen Penilaian
Teknik Bentuk Instrumen

Pengamatan Sikap Lembar Pengamatan Sikap dan Rubrik


Tes Tertulis Tes Pilihan Ganda dan Uraian
Portofolio Kumpulan Laporan dan Tugas Kelompok

2. Contoh Instrumen
a. Lembar Pengamatan Sikap
Skor
No. Aspek yang Dinilai Keterangan
3 2 1
1. Mengagumi keberagaman ciptaan Tuhan di
alam beserta sifat-sifatnya.
2. Mensyukuri karunia Tuhan karena telah
menciptakan berbagai bahan kimia yang
bermanfaat bagi kehidupan manusia dan
memberikan pengetahuan tentang bahan
kimia tersebut.
3. Memiliki rasa ingin tahu tinggi dan bersikap
kritis.
4. Bersikap teliti dan cermat dalam pengamatan.
5. Menghargai pendapat orang lain dan bersikap
sopan dalam mengemukakan pendapat.
6. Bertanggung jawab terhadap keselamatan
kerja dan alat-alat yang digunakan.

296 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


b. Rubrik Penilaian Sikap
No. Aspek yang Dinilai Rubrik

1. Mengagumi keberagaman ciptaan Tuhan di 3 : menunjukkan ekspresi kekaguman terhadap keberagaman


alam beserta sifat-sifatnya. unsur ciptaan Tuhan.
2 : belum secara eksplisit menunjukkan kekaguman terhadap
keberagaman unsur ciptaan Tuhan.
1 : belum menunjukkan kekaguman atau minat terhadap
keberagaman unsur ciptaan Tuhan.

2. Mensyukuri karunia Tuhan karena telah 3 : selalu bersyukur akan karunia Tuhan yang telah mencipta-
menciptakan berbagai bahan kimia yang kan berbagai bahan kimia yang bermanfaat bagi kehidupan
bermanfaat bagi kehidupan manusia dan manusia dan pengetahuan tentang bahan tersebut.
memberikan pengetahuan tentang bahan 2 : kurang bersyukur akan karunia Tuhan yang telah mencipta-
kimia tersebut. kan berbagai bahan kimia yang bermanfaat bagi kehidupan
manusia dan pengetahuan tentang bahan tersebut.
1 : tidak bersyukur akan karunia Tuhan yang telah menciptakan
berbagai bahan kimia yang bermanfaat bagi kehidupan
manusia dan pengetahuan tentang bahan tersebut.

3. Memiliki rasa ingin tahu tinggi dan bersikap 3 : menunjukkan rasa ingin tahu yang tinggi dan kritis dengan
kritis. banyak bertanya, antusias, terlibat aktif dalam kegiatan
kelompok, berani mengemukakan pendapat, dan tidak takut
salah.
2 : menunjukkan rasa ingin tahu dan kritis, tetapi terlalu
antusias. Terlibat aktif dalam kegiatan kelompok hanya
ketika disuruh dan masih takut untuk mengemukakan
pendapat.
1 : tidak menunjukkan antusias dalam pengamatan, tidak ikut
terlibat aktif dalam kegiatan berkelompok meskipun sudah
didorong untuk terlibat, dan tidak pernah mengemukakan
pendapat atau bertanya.

4. Bersikap teliti dan cermat dalam peng- 3 : menunjukkan sikap teliti dan cermat dalam pengamatan,
amatan. misal mengamati dan mencatat hasil percobaan dengan
tepat, serta mencatat informasi tambahan belajar dengan
jelas dan ringkas.
2 : menunjukkan sikap kurang teliti dan kurang cermat dalam
pengamatan, misal kurang teliti mengamati dan mencatat
hasil percobaan, serta kurang tepat dalam mencatat
informasi tambahan belajar.
1 : tidak menunjukkan sikap teliti dan cermat dalam peng-
amatan, misal hanya menyontoh teman saat mencatat hasil
percobaan dan mencatat informasi tambahan belajar.

5. Menghargai pendapat orang lain dan bersikap 3 : menunjukkan sikap ilmiah dan sikap menghormati
sopan dalam mengemukakan pendapat. pendapat orang lain serta berani mengemukakan pendapat
dengan sopan pada saat berdiskusi.
2 : menunjukkan sikap ilmiah, tetapi kurang menunjukkan
sikap menghormati pendapat orang lain dan kurang sopan
dalam menyampaikan pendapat pada saat berdiskusi.
1 : tidak menunjukkan sikap ilmiah, tidak menghormati orang
lain, dan tidak menggunakan bahasa yang sopan dalam
menyampaikan pendapat pada saat berdiskusi.

6. Bertanggung jawab terhadap keselamatan 3 : berhati-hati dalam menggunakan peralatan laboratorium,


kerja dan alat-alat yang digunakan. menjaga kebersihan alat dan ruang laboratorium, dan
mengembalikan peralatan yang digunakan ke tempat
semula.
2 : kurang berhati-hati dalam menggunakan peralatan
laboratorium, belum menjaga kebersihan alat dan ruang
laboratorium meskipun telah mengembalikan peralatan
yang digunakan ke tempat semula.
1 : berhati-hati dalam menggunakan peralatan laboratorium
sehingga ada peralatan yang rusak atau ada yang pecah,
belum menjaga kebersihan alat dan ruang laboratorium,
dan tidak mengembalikan peralatan yang digunakan ke
tempat semula.

Kimia Kelas X Semester 1 297


Refleksi Guru:
_____________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________

Mengetahui, . . . . . . . ., . . . . . . . . . . . . . .
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

...................... ......................
–––––––––––––––––––––– ––––––––––––––––––––––
NIP: __________________ NIP: __________________

298 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Ikatan Kimia

Sekolah : ....
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : X/1
Alokasi Waktu : 18 × 45 menit

A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
damai), santun, responsif, dan proaktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah
keilmuan.
B. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

3.5 Membandingkan ikatan ion, ikatan 3.5.1 Menuliskan konfigurasi elektron stabil.
kovalen, ikatan kovalen koordinasi, dan 3.5.2 Menjelaskan peranan elektron dalam pembentukan ikatan kimia.
ikatan logam serta kaitannya dengan 3.5.3 Menuliskan rumus Lewis suatu unsur.
sifat zat. 3.5.4 Menjelaskan pengertian ikatan ion beserta contohnya.
3.5.5 Menjelaskan pengertian ikatan kovalen dan macam-macamnya.
3.5.6 Menjelaskan perbandingan sifat senyawa ion dengan senyawa kovalen.
3.5.7 Menjelaskan penyimpangan kaidah oktet dan duplet.
3.5.8 Menjelaskan tentang ikatan logam.

4.5 Merancang dan melakukan percobaan 4.5.1 Menyajikan data hasil percobaan karakteristik senyawa ion dan kovalen
untuk menunjukkan karakteristik berdasarkan titik leleh dan daya hantar listriknya.
senyawa ion atau senyawa kovalen
berdasarkan beberapa sifat fisika.

C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, peserta didik mampu:
1. menuliskan konfigurasi elektron stabil;
2. menjelaskan peranan elektron dalam pembentukan ikatan kimia;
3. menuliskan rumus Lewis suatu unsur;
4. menjelaskan pengertian ikatan ion beserta contohnya;
5. menjelaskan pengertian ikatan kovalen dan macam-macamnya;
6. menjelaskan perbandingan sifat senyawa ion dengan senyawa kovalen;
7. menjelaskan penyimpangan kaidah oktet dan duplet;
8. menjelaskan tentang ikatan logam; dan
9. menjelaskan karakteristik senyawa ion dan kovalen berdasarkan titik leleh dan daya hantar listriknya.

Kimia Kelas X Semester 1 299


D. Materi Pembelajaran
1. Terbentuknya Ikatan Kimia
- Konfigurasi Elektron Stabil
- Peran Elektron dalam Ikatan Kimia
- Rumus Lewis
2. Ikatan ion, Kovalen, dan Logam
E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Keterampilan Proses (Scientific Approach)
2. Model : Siklus Belajar (Learning Cycle)
3. Metode : Discovery dan diskusi
F. Media, Alat dan Bahan, serta Sumber Pembelajaran
1. Media Pembelajaran
Microsoft PowerPoint
2. Alat dan Bahan Pembelajaran
a. Spatula h. Sumber arus listrik
b. Tabung reaksi i. Lampu
c. Statif dan klem j. Naftalena
d. Termometer k. Larutan KI
e. Pembakar spiritus l. Larutan MgSO4
f. Gelas beaker m. Akuades
g. Elektrode karbon n. Isopropil alkohol
3. Sumber Pembelajaran
a. Buku PG Peminatan IPA Kimia SMA/MA kelas X Semester 1, PT Penerbit Intan Pariwara.
b. Buku PR Peminatan IPA Kimia SMA/MA kelas X Semester 1, PT Penerbit Intan Pariwara.
c. Buku Referensi: Buku Seri Life Skill & Lingkungan Hidup: Logam dan Lingkungan, Pakar Raya.
d. Internet:
1) http://bit.ly/2KEwwDd
2) http://bit.ly/2vxsMOX
G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan I: 3 × 45 menit
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu

Pendahuluan 1. Guru mengawali pembelajaran dengan memberi salam, lalu meminta salah 15 menit
satu peserta didik untuk memimpin doa sesuai agamanya masing-masing.
Selain itu, guru mengingatkan kepada peserta didik untuk selalu bersyukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat yang telah diberikan.
Kegiatan ini bertujuan mengembangkan karakter religius.
2. Guru mengajak peserta didik secara bersama menyanyikan lagu Indonesia
Raya. Kegiatan ini untuk menanamkan sikap nasionalis kepada peserta didik.
3. Guru mengajak peserta didik untuk mencermati wacana yang terdapat pada
apersepsi. Tindakan ini bertujuan untuk menguatkan literasi peserta didik
yaitu kemampuan mencerna wacana dan memberi penjelasan sesuai ilustrasi
gambar dimaksud.
4. Guru menanyakan kepada peserta didik senyawa apa saja yang memiliki
ikatan yang sama dengan asam fluorida pada apersepsi yang telah dibaca.
Pertanyaan tersebut merupakan topik yang akan dibahas pada hari ini.

Kegiatan Inti 1. Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok untuk mengerjakan 100 menit
Tugas: Menyelidiki Kecenderungan Suatu Unsur Mencapai Kestabilan
Seperti Gas Mulia dengan berdiskusi secara kelompok. Setelah itu, guru
meminta perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi. Kegiatan
ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa ingin tahu, aktif dan bekerja sama
dalam kelompok. Selain itu, kegiatan ini juga dapat mengembangkan
kemampuan 4C peserta didik yang meliputi critical thinking and problem
solving, communication, collaboration, serta creativity and innovation.

300 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu

2. Guru menjelaskan terbentuknya ikatan antarunsur dalam mencapai kestabilan


yang terdapat pada kegiatan tersebut. Guru mejelaskan konfigurasi elektron
stabil melalui kaidah duplet dan oktet, peran elektron dalam ikatan kimia serta
memperkenalkan lambang Lewis untuk menyatakan konfigurasi elektron kulit
terluar.
3. Guru meminta peserta didik untuk menambah pengetahuan dengan membuka
alamat web http://bit.ly/2KEwwDd tentang suatu unsur dalam mencapai
kestabilan seperti yang tercatum dalam fitur Tautan. Kegiatan ini untuk
mengembangkan kemampuan literasi peserta didik.

Kegiatan Penutup 1. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menanyakan materi 20 menit
yang belum dipahami.
2. Guru meminta peserta didik untuk menyimpulkan pembelajaran pada
pertemuan hari ini dan meminta peserta didik membuat rangkuman.
3. Guru menugasi peserta didik untuk mengerjakansoal-soal Uji Kompetensi 1
yang sebagai latihan dan mengumpulkannya pada pertemuan berikutnya.
4. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengajak peserta didik berdoa sesuai
dengan agamanya masing-masing. Tindakan ini untuk mengembangkan sikap
religius yaitu selalu berdoa dan mengucapkan terima kasih atas diberikannya
kesempatan belajar dan menambah ilmu pengetahuan.

2. Pertemuan II: 3 × 45 menit


Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu

Pendahuluan 1. Guru mengawali pembelajaran dengan memberi salam, kemudian meminta 10 menit
salah satu peserta didik untuk memimpin doa sesuai agamanya masing-
masing. Selain itu, guru mengingatkan kepada peserta didik untuk selalu
bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat yang telah
diberikan. Kegiatan ini bertujuan mengembangkan karakter religius.
2. Guru mengajak peserta didik secara bersama menyanyikan lagu Kebyar-Kebyar.
Kegiatan ini untuk menanamkan sikap nasionalis kepada peserta didik.
3. Guru mengajak peserta didik untuk mengingat kembali materi sebelumnya,
termasuk materi kestabilan unsur melalui tanya jawab. Kegiatan ini bertujuan
untuk menguatkan literasi peserta didik.

1. Guru meminta peserta didik mengumpulkan hasil pekerjaan Uji Kompetensi 1, 105 menit
Kegiatan Inti kemudian menanyakan kesulitan dalam mengerjakan latihan tersebut.
Selanjutnya, guru membahas soal-soal yang ditanyakan peserta didik.
2. Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok untuk mengerjakan
Tugas: Mengidentifikasi Proses Pembentukan Ikatan Kimia dalam
Senyawa dengan berdiskusi secara kelompok. Setelah itu, guru meminta
perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi. Kegiatan ini
bertujuan untuk menumbuhkan kreativitas, rasa ingin tahu, aktif dan bekerja
sama dalam kelompok. Selain itu, kegiatan ini juga dapat mengembangkan
kemampuan 4C peserta didik yang meliputi critical thinking and problem
solving, communication, collaboration, serta creativity and innovation.
3. Guru memberi tanggapan sekaligus memberi penguatan berupa kesimpulan
hasil diskusi.
4. Guru menjelaskan dan melakukan tanya jawab dengan peserta didik mengenai
pengertian dan contoh terbentuknya ikatan ion serta pengertian dan jenis
ikatan kovalen.
5. Guru mengingatkan peserta didik untuk mengonsumsi air putih minimal 8 gelas
per hari untuk menjaga kesehatan tubuh sesuai yang tercantum dalam fitur
Pembiasaan.

Kegiatan Penutup 1. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menanyakan materi 20 menit
yang belum dipahami.
2. Guru meminta peserta didik untuk menyimpulkan pembelajaran pada
pertemuan hari ini dan meminta peserta didik membuat rangkuman.
3. Guru menugasi peserta didik untuk mengerjakan Uji Kompetensi 2 yang terdapat
pada buku PR Peminatan IPA Kimia SMA/MA kelas X Semester 1, PT Penerbit
Intan Pariwara.
4. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengajak peserta didik berdoa sesuai
dengan agamanya masing-masing. Tindakan ini untuk mengembangkan sikap
religius yaitu selalu berdoa dan mengucapkan terima kasih atas diberikannya
kesempatan belajar dan menambah ilmu pengetahuan.

Kimia Kelas X Semester 1 301


3. Pertemuan III: 3 × 45 menit
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu

Pendahuluan 1. Guru mengawali pembelajaran dengan memberi salam, kemudian meminta 10 menit
salah satu peserta didik untuk memimpin doa sesuai agamanya masing-
masing. Selain itu, guru mengingatkan kepada peserta didik untuk selalu
bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat yang telah
diberikan. Kegiatan ini bertujuan mengembangkan karakter religius.
2. Guru mengajak peserta didik secara bersama menyanyikan lagu Indonesia
Pusaka. Kegiatan ini untuk menanamkan sikap nasionalis kepada peserta
didik.
3. Guru mengajak peserta didik untuk mengingat kembali materi sebelumnya
tentang ikatan ion dan kovalen melalui tanya jawab. Kegiatan ini bertujuan
untuk menguatkan literasi peserta didik.

Kegiatan Inti 1. Guru meminta peserta didik mengumpulkan hasil pekerjaan Uji Kompetensi 2 105 menit
saat itu juga, kemudian menanyakan kesulitan dalam mengerjakan latihan
tersebut. Selanjutnya, guru membahas soal-soal yang ditanyakan peserta didik.
Kegiatan ini bertujuan untuk melatih peserta didik bersikap disiplin melalui
pengumpulan tugas tepat waktu.
2. Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok untuk mengerjakan
Tugas: Membandingkan Sifat Beberapa Zat Berdasarkan Jenis Ikatannya
dengan berdiskusi secara kelompok. Setelah itu, guru meminta perwakilan
kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi. Kegiatan ini bertujuan untuk
menumbuhkan kreativitas, rasa ingin tahu, aktif dan bekerja sama dalam
kelompok. Selain itu, kegiatan ini juga dapat mengembangkan kemampuan
4C peserta didik yang meliputi critical thinking and problem solving,
communication, collaboration, serta creativity and innovation.
3. Guru memberi tanggapan sekaligus memberi penguatan tentang per-
bandingan sifat senyawa ion dengan senyawa kovalen.
4. Guru meminta peserta didik untuk memperdalam pengetahuan ikatan kimia
dengan membuka alamat web http://bit.ly/2vxsMOX sesuai yang tercantum
dalam fitur Tautan. Kegiatan ini untuk mengembangkan sikap literasi peserta
didik.

Kegiatan Penutup 1. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menanyakan materi 20 menit
yang belum dipahami.
2. Guru meminta peserta didik untuk menyimpulkan pembelajaran pada
pertemuan hari ini dan meminta peserta didik membuat rangkuman.
3. Guru menugasi peserta didik untuk mengerjakan Tugas: Merancang
Percobaan untuk Membedakan Senyawa Ion dan Senyawa Kovalen secara
kelompok.
4. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengajak peserta didik berdoa sesuai
dengan agamanya masing-masing. Tindakan ini untuk mengembangkan sikap
religius yaitu selalu berdoa dan mengucapkan terima kasih atas diberikannya
kesempatan belajar dan menambah ilmu pengetahuan.

4. Pertemuan IV: 3 × 45 menit


Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu

Pendahuluan 1. Guru mengawali pembelajaran dengan memberi salam, lalu meminta salah 10 menit
satu peserta didik untuk memimpin doa sesuai agamanya masing-masing.
Selain itu, guru mengingatkan kepada peserta didik untuk selalu bersyukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat yang telah diberikan.
Kegiatan ini bertujuan mengembangkan karakter religius.
2. Guru mengajak peserta didik secara bersama menyanyikan lagu Bhinneka
Tunggal Ika. Kegiatan ini untuk menanamkan sikap nasionalis kepada
peserta didik.
3. Guru mengajak peserta didik untuk mengingat kembali materi sebelumnya
tentang perbedaan sifat senyawa ion dan kovalen melalui tanya jawab. Kegiatan
ini bertujuan untuk menguatkan literasi peserta didik.

Kegiatan Inti 1. Guru meminta peserta didik mengumpulkan Tugas: Merancang Percobaan 120 menit
untuk Membedakan Senyawa Ion dan Senyawa Kovalen saat itu juga.
Kegiatan ini bertujuan untuk melatih peserta didik bersikap disiplin melalui
pengumpulan tugas tepat waktu.

302 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu

2. Guru meminta perwakilan beberapa kelompok mempresentasikan rancangan


percobannya di kelas. Melalui forum diskusi, guru mengajak seluruh peserta
didik memberi tanggapan dan saran atas rancangan yang dipresentasikan.
Guru bersama seluruh peserta didik menarik kesimpulan mengenai rancangan
percobaan membedakan senyawa ion dan senyawa kovalen.
3. Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok untuk mengerjakan
Praktikum: Karakteristik Senyawa Ion dan Senyawa Kovalen. Sebelumnya,
guru menjelaskan tujuan, alat dan bahan, serta cara kerja praktikum. Kegiatan
praktikum ini dapat mengembangkan kemampuan 4C peserta didik yang
meliputi critical thinking and problem solving, communication,
collaboration, serta creativity and innovation.
4. Guru meminta peserta didik berdiskusi menjawab pertanyaan pada lembar
praktikum. Setelah itu, guru meminta perwakilan kelompok untuk mem-
presentasikan hasil diskusi.
5. Guru memberi tanggapan sekaligus memberi penguatan dan kesimpulan pada
kegiatan praktikum karakteristik senyawa ion dan kovalen.

Kegiatan Penutup 1. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menanyakan materi 5 menit
yang belum dipahami.
2. Guru meminta peserta didik untuk menyimpulkan praktikum pada hari ini dan
meminta peserta didik membuat laporan praktikum.
3. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengajak peserta didik berdoa sesuai
dengan agamanya masing-masing. Tindakan ini untuk mengembangkan sikap
religius yaitu selalu berdoa dan mengucapkan terima kasih atas diberikannya
kesempatan belajar dan menambah ilmu pengetahuan.

5. Pertemuan V: 3 × 45 menit
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu

Pendahuluan 1. Guru mengawali pembelajaran dengan memberi salam, lalu meminta salah 15 menit
satu peserta didik untuk memimpin doa sesuai agamanya masing-masing.
Selain itu, guru mengingatkan kepada peserta didik untuk selalu bersyukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat yang telah diberikan.
Kegiatan ini bertujuan mengembangkan karakter religius.
2. Guru mengajak peserta didik secara bersama menyanyikan lagu Dari Sabang
Sampai Merauke. Kegiatan ini untuk menanamkan sikap nasionalis kepada
peserta didik.
3. Guru meminta peserta didik mengumpulkan laporan praktikum saat itu juga.
Kegiatan ini bertujuan untuk melatih peserta didik bersikap disiplin melalui
pengumpulan tugas tepat waktu.

Kegiatan Inti 1. Guru mengajak peserta didik untuk mengingat kembali materi tentang 105 menit
konfigurasi elektron stabil melalui kaidah duplet dan oktet melalui tanya jawab.
Kegiatan ini bertujuan untuk menguatkan literasi peserta didik.
2. Guru menjelaskan dan melakukan tanya jawab dengan peserta didik mengenai
penyimpangan kaidah oktet dan duplet. Kegiatan ini bertujuan untuk
menumbuhkan kreatifitas, rasa ingin tahu, dan proaktif.
3. Guru menjelaskan tentang ikatan logam.
4. Guru membimbing peserta didik untuk mencari tahu lebih banyak mengenai
logam dan pemanfaatannya. Misal dengan membaca Buku Seri Life Skill &
Lingkungan Hidup: Logam dan Lingkungan seperti yang tercantum dalam
fitur Cakap Literasi.

Kegiatan Penutup 1. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menanyakan materi 15 menit
yang belum dipahami.
2. Guru meminta peserta didik untuk menyimpulkan materi pada pertemuan
hari ini dan meminta peserta didik membuat rangkuman.
3. Guru menugasi peserta didik untuk mengerjakan Ulangan Harian yang
terdapat pada buku PR Peminatan IPA Kimia SMA/MA kelas X Semester 1,
PT Penerbit Intan Pariwara untuk persiapan menghadapi ulangan harian pada
pertemuan selanjutnya.
4. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengajak peserta didik berdoa sesuai
dengan agamanya masing-masing. Tindakan ini bertujuan untuk mengembang-
kan sikap religius yaitu selalu berdoa dan mengucapkan terima kasih atas
diberikannya kesempatan belajar dan menambah ilmu pengetahuan.

Kimia Kelas X Semester 1 303


6. Pertemuan VI: 3 × 45 menit
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu

Pendahuluan 1. Guru mengawali pembelajaran dengan memberi salam, lalu meminta salah 10 menit
satu peserta didik untuk memimpin doa sesuai agamanya masing-masing.
Selain itu, guru mengingatkan kepada peserta didik untuk selalu bersyukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat yang telah diberikan.
Kegiatan ini bertujuan mengembangkan karakter religius.
2. Guru mengajak peserta didik secara bersama menyanyikan lagu Bagimu
Negeri. Kegiatan ini bertujuan untuk menanamkan sikap nasionalis kepada
peserta didik.

Kegiatan Inti 1. Guru membagikan soal ulangan harian peserta didik. Guru mengingatkan 100 menit
peserta didik untuk mengerjakan soal secara teliti dan jujur. Kegiatan ini
bertujuan untuk membiasakan peserta didik bersikap teliti dan jujur.
2. Guru memberi batas waktu pengerjaan soal ulangan harian. Pembatasan
waktu ini untuk mengembangkan sikap disiplin peserta didik.
3. Selama peserta didik mengerjakan ulangan harian, guru mengawasi peserta
didik.

Kegiatan Penutup 1. Guru sedikit membahas soal-soal ulangan harian peserta didik yang dirasa 25 menit
sulit oleh peserta didik.
2. Guru menugaskan peserta didik untuk mengerjakan kegiatan pada Aktivitas
Peserta Didik Membuat Alat Peraga Ikatan Kimia secara berkelompok.
Guru mengingatkan peserta didik untuk melakukan konsultasi apabila
menemui kendala pada saat persiapan dan pelaksanaan kegiatan ini. Kegiatan
ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan creativity and innovation
skills peserta didik yang merupakan bagian dari C4.

H. Penilaian
1. Teknik dan Bentuk Instrumen Penilaian
Teknik Bentuk Instrumen

Pengamatan Sikap Lembar Pengamatan Sikap dan Rubrik


Tes Tertulis Tes Pilihan Ganda dan Uraian
Portofolio Kumpulan Laporan dan Tugas Kelompok

2. Contoh Instrumen
a. Lembar Pengamatan Sikap
Skor
No. Aspek yang Dinilai Keterangan
3 2 1
1. Mensyukuri karunia Tuhan Yang Mahakuasa
berupa keteraturan ikatan kimia yang ber-
manfaat bagi kehidupan sehari-hari.
2. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dalam
mempelajari materi.
3. Menunjukkan jiwa kreatif dengan menuang-
kan ide saat berdiskusi dalam kelompok.
4. Bersikap disiplin dalam mengumpulkan
tugas-tugas yang diberikan.
5. Bersikap jujur saat melaksanakan ulangan
harian.
6. Bersikap teliti saat mengerjakan tugas yang
diberikan.
7. Menunjukkan sikap proaktif saat bekerja
sama dalam kelompok.

304 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


b. Rubrik Penilaian Sikap
No. Aspek yang Dinilai Rubrik

1. Mensyukuri karunia Tuhan Yang Mahakuasa 3 : menunjukkan sikap bersyukur kepada Tuhan Yang
berupa keteraturan ikatan kimia yang Mahakuasa berupa keteraturan ikatan kimia.
bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari. 2 : belum secara eksplisit menunjukkan sikap bersyukur
kepada Tuhan Yang Mahakuasa berupa keteraturan ikatan
kimia.
1: belum menunjukkan sikap bersyukur kepada Tuhan Yang
Mahakuasa berupa keteraturan ikatan kimia.

2. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dalam 3 : menunjukkan rasa ingin tahu yang tinggi ketika
mempelajari materi. pembelajaran berlangsung.
2 : kurang menunjukkan rasa ingin tahu yang tinggi ketika
pembelajaran berlangsung.
1 : tidak menunjukkan rasa ingin tahu yang tinggi ketika
pembelajaran berlangsung.

3. Menunjukkan jiwa kreatif yang tinggi dalam 3 : menunjukkan sikap kreatif saat mengungkapkan ide dalam
mempelajari materi. diskusi, menjawab pertanyaan, maupun saat bertanya
kepada guru.
2 : kurang menunjukkan sikap kreatif saat mengungkapkan
ide dalam diskusi, menjawab pertanyaan, maupun saat
bertanya kepada guru.
1 : tidak menunjukkan sikap kreatif saat mengungkapkan ide
dalam diskusi, menjawab pertanyaan, maupun saat
bertanya kepada guru.

4. Bersikap disiplin dalam mengumpulkan tugas 3 : menunjukkan sikap disiplin dalam mengerjakan tugas
yang diberikan. dengan baik dan mengumpulkan tugas tepat waktu.
2 : menunjukkan sikap disiplin dalam mengerjakan tugas,
tetapi belum maksimal, misal tugas dikumpulkan tepat
waktu tetapi tugas masih kurang rapi.
1 : tidak menunjukkan sikap disiplin dalam mengerjakan tugas,
misal tugas tidak dikumpulkan tepat waktu.

5. Bersikap jujur saat melaksanakan ulangan 3 : menunjukkan sikap jujur dalam melaksanakan ulangan
harian. harian.
2 : kurang menunjukkan sikap jujur dalam melaksanakan
ulangan harian.
1 : tidak menunjukkan sikap jujur dalam melaksanakan
ulangan harian.

6. Bersikap teliti saat mengerjakan tugas yang 3 : menunjukkan sikap hati-hati dalam melaksanakan
diberikan. praktikum, menganalisis data, dan mengambil keputusan.
2 : kurang menunjukkan sikap hati-hati dalam melaksanakan
praktikum, menganalisis data, dan mengambil keputusan.
1 : belum menunjukkan sikap hati-hati dalam melaksanakan
praktikum, menganalisis data, dan mengambil keputusan.

7. Menunjukkan sikap proaktif saat bekerja 3 : berperan aktif dalam menjawab dan mengajukan per-
sama dalam kelompok. tanyaan saat diskusi serta memberi penjelasan saat
diskusi.
2 : kurang berperan aktif dalam menjawab dan mengajukan
pertanyaan saat diskusi.
1 : tidak berperan aktif dalam menjawab dan mengajukan
pertanyaan saat diskusi.

Kimia Kelas X Semester 1 305


Refleksi Guru:
_____________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________

Mengetahui, . . . . . . . ., . . . . . . . . . . . . . .
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

...................... ......................
–––––––––––––––––––––– ––––––––––––––––––––––
NIP: __________________ NIP: __________________

306 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran STEM
A. Identitas
1. Sekolah :
2. Mata Pelajaran : Kimia
3. Kelas/Semester : X/1
4. Materi Pokok : Hakikat dan Peran Kimia dalam Kehidupan, Metode Ilmiah, serta Keselamatan Kerja di
Laboratorium
5. Alokasi Waktu : 6 JP
B. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleransi,
damai), santun, responsif, proaktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah
keilmuan.
C. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
KD 3 KD 4

3.1 Menjelaskan metode ilmiah, hakikat ilmu Kimia, keselamatan 4.1 Menyajikan hasil rancangan dan hasil percobaan ilmiah.
dan keamanan di laboratorium, serta peran kimia dalam
kehidupan.

IPK IPK

3.1.1 Menjelaskan langkah-langkah percobaan menurut 3.1.1 Merancang prosedur pembuatan biodiesel sederhana
metode ilmiah dalam percobaan pembuatan biodiesel dari minyak jelantah.
sederhana. 3.1.2 Melakukan percobaan pembuatan biodiesel sederhana
3.1.2 Mengidentifikasi cara melakukan percobaan pembuatan dari minyak tanah jelantah.
biodiesel sederhana. 3.1.3 Menyajikan data hasil percobaan pembuatan biodiesel
3.1.3 Menganalisis data hasil percobaan tentang pembuatan sederhana dari minyak jelantah.
biodiesel sederhana. 3.1.4 Menyimpulkan hasil pembuatan biodiesel sederhana
berdasarkan rancangan prosedur percobaan.
4.1.1 Menghitung persentase keberhasilan pembuatan
biodiesel sederhana dari minyak tanah.
4.1.2 Menghitung estimasi keuntunganyang diperoleh dalam
pembuatan biodiesel sederhana dari minyak jelantah.
4.1.3 Mengomunikasikan hasil percobaan.

D. Tujuan Pembelajaran
Melalui model pembelajaran Project Based Learning STEM dengan didukung berbagai referensi,
diharapkan peserta didik dapat menggali informasi dari berbagai sumber belajar dengan Teknologi (memiliki
sikap ingin tahu), aktif, dan bekerja sama (collaboration, gotong royong) dalam mengolah informasi, kreatif,
dan inovatif (creativities, kemandirian) dalam melakukan rancangan rekayasa sederhana (enjiniring),
teliti dalam melakukan percobaan, pengamatan, menganalisis data hasil percobaan (mathematic) dengan
jujur dan bertanggung jawab (integritas), serta menyampaikan pendapat (communication), menjawab
pertanyaan, memberi saran dan kritik (critical thinking) untuk menganalisis pemecahan masalah

Kimia Kelas X Semester 1 307


keterbatasan energi minyak bumi sebagai peran ilmu kimia dalam mengatasi masalah global serta dapat
menyajikan (communication) secara kreatif (creativities) hasil penelusuran informasi tentang pembuatan
biodiesel dari minyak jelantah sebagai bahan bakar alternatif.
E. Materi Pembelajaran
• Faktual : asam lemak dapat berubah menjadi ester
• Konseptual : asam lemak berubah menjadi senyawa ester jika direaksikan dengan alkohol
• Prosedural : menambahkan metanol ke dalam asam lemak (minyak jelantah) dengan bantuan NaOH/KOH

F. Pendekatan/Model/Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : STEM
2. Model : STEM Project Based Learning
3. Metode Pembelajaran : Diskusi, Penugasan, Eksperimen

G. Media/Alat dan Bahan Pembelajaran


1. Media
Lembar kerja/worksheet dan slide presentasi
2. Alat
Laptop, LCD proyektor, spidol, dan whiteboard
H. Sumber Belajar
Buku
• Buku PG Kimia Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam SMA/MA Kelas X Semester 1,
PT Penerbit Intan Pariwara.
• Buku PR Kimia Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam SMA/MA Kelas X Semester 1,
PT Penerbit Intan Pariwara.
I. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama (3 JP)

No. Tahap Kegiatan Karakter Estimasi Waktu

1. Pendahuluan Fase 1: Reflection Religius, proaktif, dan


1. Guru mengkondisikan peserta didik untuk siap belajar responsif dalam men-
dengan diawali berdoa. Guru meminta salah seorang jawab berbagai per-
peserta didik memimpin doa. tanyaan.
2. Guru mengecek kehadiran dan menyiapkan peserta
didik untuk dapat mengikuti pembelajaran.
3. Guru meminta peserta didik menjawab pertanyaan
apersepsi, misalnya:
a. Bagaimana penerapan langkah-langkah metode
ilmiah dalam menyelesaikan masalah?
b. Bahan bakar apa yang biasanya Anda gunakan
setiap hari? Apakah bahan bakar yang Anda
gunakan termasuk bahan bakar terbarukan?
c. Apa yang kalian ketahui tentang bahan bakar bio
sebagai bahan bakar alternatif? 10 menit
d. Bagaimana cara membuat bahan bakar bio dari
bahan-bahan di sekitar kita?
3. Guru memberikan motivasi belajar kepada peserta
didik dengan mengaitkan penerapan metode ilmiah
dalam pembuatan bahan bakar alternatif. Guru
meminta peserta didik menncari tahu cara pembuatan
bahan bakar bio, misal biodiesel, lalu mengajukan
pertanyaan-pertanyaan berikut.
a. Apa perbedaan bioetanol dengan biodiesel?
b. Reaksi kimia apa yang mendasari pembuatan
bioetanol dan biodiesel?
c. Bahan apa yang dapat digunakan untuk membuat
biodiesel?
d. Dapatkah bodiesel dibuat dari minyak jelantah?

308 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


No. Tahap Kegiatan Karakter Estimasi Waktu

e. Bagaimana proses pembuatan biodiesel


sederhana dari minyak jelantah?

2. Kegiatan Inti Fase 2 : Research


1. Guru meminta peserta didik berdiskusi dan menentu- Gotong royong: bekerja
kan masalah utama mengenai pembuatan biodiesel sama dalam menyusun
sederhana dari minyak jelantah. rancangan prosedur
2. Guru meminta peserta didik mempelajari proses pembuatan biodiesel
pembuatan biodiesel dari minyak jelantah melalui sederhana dari minyak
berbagai sumber sehingga peserta didik diharapkan jelantah.
menanya. Contoh pertanyaan sebagai berikut.
a. Reaksi apa yang mengubah minyak jelantah
menjadi biodiesel?
b. Bahan apa yang ditambahkan ke minyak jelantah
untuk mengubahnya menjadi biodiesel?
c. Alat apa yang diperlukan untuk membuat
biodiesel sederhana dari minyak jelantah?
d. Bagaimana tahapan-tahapan pengolahan minyak
jelantah menjadi biodiesel?
e. Bagaimana kriteria biodiesel yang baik dan dapat
digunakan untuk mesin?
3. Guru membimbing peserta didik mengumpulkan
informasi tentang pembuatan biodiesel dari minyak Mandiri dan kreatif
jelantah. Contoh: dalam merancang
a. Prinsip dasar pembuatan biodiesel sederhana prosedur pembuatan
dari minyak jelantah. biodiesel sederhana
b. Alat dan bahan yang diperlukan untuk mengolah dari minyak jelantah.
minyak jelantah menjadi biodiesel.
c. Komposisi bahan yang tepat untuk memperoleh
biodiesel yang baik.
d. Cara yang efektif untuk menghasilkan biodiesel
dari minyak jelantah. 110 menit
4. Guru meminta peserta didik mempresentasikan hasil
diskusi di kelas, lalu mengajak seluruh peserta didik
menyamakan persepsi tentang cara sederhana
membuat biodiesel dari minyak jelantah.

Fase 3 : Discovery
1. Guru meminta peserta didik secara berkelompok
merancang prosedur pembuatan biodiesel dari
minyak jelantah dengan efektif dan efisien dengan
menerapkan variabel percobaan (variabel berkaitan
dengan VM, VR, dan VK).
2. Guru meminta setiap kelompok mempresentasikan
hasil rancangan prosedur pembuatan biodiesel dari
minyak jelantah menggunakan media presentasi
Microsoft PowerPoint. Selanjutnya, guru memberikan
kesempatan kepada peserta didik yang lain untuk
melakukan feedback terhadap presentasi yang
disampaikan.
3. Guru meminta peserta didik melakukan diskusi
kelompok membahas saran dan tanggapan yang
diperoleh dari kelompok lain untuk memperbaiki hasil
rancangan prosedur pembuatan biodiesel kelompok-
nya.
4. Guru membimbing peserta didik menyamakan
persepsi dari hasil diskusi rancangan prosedur
pembuatan biodiesel dari minyak jelantah.

3. Kegiatan 1. Guru bersama peserta didik menyepakati rancangan


Penutup prosedur pembuatan biodiesel yang akan diuji coba
berdasarkan rancangan yang dipresentasikan.
2. Guru membimbing peserta didik menyusun jadwal 15 menit
aktivitas penyelesaian tugas pembuatan biodiesel
yang meliputi: jadwal perencanaan, pelaksanaan, dan
pelaporan tugas.
3. Guru memberikan tugas membuat laporan rancangan
prosedur pembuatan biodiesel dari minyak jelantah.

Kimia Kelas X Semester 1 309


Pertemuan Kedua (3 JP)
No. Tahap Kegiatan Karakter Estimasi Waktu

1. Pendahuluan 1. Guru memberi salam dan mengecek kehadiran


peserta didik dilanjutkan dengan menanyakan tugas
rancangan prosedur percobaan pembuatan biodiesel
dari minyak jelantah.
2. Guru memeriksa rancangan prosedur pembuatan 10 menit
biodiesel dari minyak jelantah yang telah dibuat oleh
peserta didik.
3. Guru mengajak seluruh peserta didik mengingat
kembali cara pembuatan biodiesel dari minyak
jelantah.

2 Kegiatan Inti Fase 4. Application


1. Guru meminta peserta didik melakukan percobaan Kerja sama dan pro-
pembuatan biodiesel dari minyak jelantah. aktif dalam melakukan
2. Guru memonitor aktivitas peserta didik selama percobaan pembuatan
menyelesaikan kegiatan menggunakan rubrik biodiesel sederhana
penilaian. dari minyak jelantah.
3. Guru meminta peserta didik mendiskusikan masalah
yang muncul selama percobaan dan hasil percobaan
pembuatan pembuatan biodiesel dari minyak jelantah.
Berdasarkan hasil identifikasi tersebut, guru meminta
peserta didik memperbaiki prosedur percobaan
supaya diperoleh hasil yang lebih efektif dan efisien,
misalnya:
a. komposisi bahan-bahan yang digunakan;
b. suhu yang digunakan selama pemanasan;
c. lama waktu yang tepat untuk memperoleh hasil 70 menit
percobaan maksimal; serta
d. estimasi biaya yang diperlukan untuk membuat
biodiesel dari minyak jelantah.
4. Guru membimbing peserta didik dalam memecahkan
masalah.

Fase 4. Communication
a. Guru meminta peser ta didik menyiapkan dan Ber tanggung jawab
menyusun laporan dengan cara berbagi tugas dengan dalam menyelesaikan
teman sekelompok. laporan rancangan
b. Guru meminta setiap kelompok mempresentasikan tugas dan laporan
laporan percobaan dan hasil produk yang diperoleh, pembuatan biodiesel.
serta menerima feedback dari teman dan guru.
c. Guru menilai presentasi laporan rancangan tugas,
laporan praktik, dan laporan hasil percobaan
pembuatan biodiesel dari minyak jelantah yang dibuat
peserta didik.

3. Kegiatan Guru bersama peserta didik menganalisis hasil kerja,


Penutup mengevaluasi, dan menyimpulkan hasil belajar tentang
materi yang telah dipelajari melalui diskusi kelas (dirinci 10 menit
kembali dan terlihat konten atau materi yang dipelajari:
pembuatan biodiesel dari minyak jelantah).

J. Penilaian
1. Aspek, Mekanisme, dan Bentuk Instrumen
Aspek Mekanisme Bentuk Instrumen

Sikap Pengamatan Sikap Lembar Pengamatan


Pengetahuan Tes Tertulis Ulangan Harian
Keterampilan Portofolio Kumpulan Laporan dan Produk

310 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


2. Penilaian Sikap
Lihat contoh instrumen penilaian sikap di RPP Hakikat dan Peran Kimia dalam Kehidupan, Metode
Ilmiah, serta Keselamatan Kerja di Laboratorium.

3. Penilaian Pengetahuan
Ulangan harian yang berupa soal-soal

4. Penilaian Kinerja
a. Lembar Penilaian Kinerja
Skor
No. Aspek yang Dinilai Keterangan
3 2 1
A. Merancang Prosedur Pembuatan Biodiesel Sederhana
Rumusan judul dan tujuan
Sistematika prosedur kegiatan
Kelengkapan materi
Keakuratan informasi
Kesiapan pelaksanaan
B. Laporan Pembuatan Biodiesel Sederhana
Sistematika laporan
Tata tulis dan bahasa
Hasil dan pembahasan
Kesimpulan
C. Presentasi Rancangan dan Laporan Hasil Pembuatan Biodiesel Sederhana
Sistematika penyampaian
Penggunaan bahasa
Kerja sama antaranggota
Komunikasi
D. Praktikum Pembuatan Biodiesel Sederhana
Kelengkapan alat dan bahan praktikum
Kesesuaian pelaksanaan praktikum dengan
prosedur
Keterampilan menggunakan alat
Kesesuaian rangkaian alat dengan tujuannya

b. Rubrik Penilaian Kinerja


No. Aspek yang Dinilai Rubrik

A. Merancang Prosedur Pembuatan Biodiesel Sederhana


Rumusan judul dan tujuan 3 : judul memunculkan nama proyek yang akan dilaksanakan.
2 : judul kurang memunculkan nama proyek yang akan
dilaksanakan.
1 : judul tidak memunculkan nama proyek yang akan
dilaksanakan.
Sistematika prosedur kegiatan 3 : prosedur dibuat secara benar, jelas, dan runtut.
2 : prosedur dibuat secara benar, jelas, tetapi kurang runtut.
1 : prosedur dibuat secara benar, kurang jelas dan runtut.
Kelengkapan materi 3 : materi mencakup semua konsep dan dijelaskan secara
lengkap dan jelas.
2 : materi mencakup semua konsep, tetapi dijelaskan dengan
kurang lengkap dan kurang jelas.
1 : materi tidak mencakup semua konsep dan dijelaskan
dengan kurang lengkap dan kurang jelas.

Kimia Kelas X Semester 1 311


No. Aspek yang Dinilai Rubrik

Keakuratan informasi 3 : memiliki lebih dari tiga sumber informasi yang jelas.
2 : memiliki tiga sumber informasi yang jelas.
1 : memiliki kurang dari tiga sumber informasi yang jelas.
Kesiapan pelaksanaan 3 : kegiatan sudah direncanakan dengan baik dan matang.
2 : perencanaan kegiatan kurang tersusun dengan baik.
1 : perencanaan kegiatan tidak tersusun dengan baik.

B. Laporan Pembuatan Biodiesel Sederhana


Sistematika laporan (judul praktikum, tujuan, 3 : sistematika laporan lengkap serta terorganisasi dengan
dasar teori, alat dan bahan, cara kerja, hasil baik.
dan pembahasan, kesimpulan, serta daftar 2 : sistematika laporan lengkap, tetapi tidak terorganisasi
pustaka). dengan baik.
1 : sistematika laporan tidak lengkap serta tidak terorganisasi
dengan baik.
Tata tulis dan bahasa 3 : tata tulis dan bahasa yang digunakan baik dan benar.
2 : tata tulis dan bahasa yang digunakan baik, tetapi tidak benar.
1 : tata tulis dan bahasa yang digunakan tidak benar.
Hasil dan pembahasan 3 : hasil analisis dan pembahasan tepat sesuai dasar teori.
2 : hasil analisis dan pembahasan tepat, tetapi tidak sesuai
dasar teori.
1 : hasil analisis dan pembahasan tidak tepat dan tidak sesuai
dasar teori.
Kesimpulan 3 : kesimpulan sesuai dengan tujuan dan perolehan data uji
coba.
2 : kesimpulan kurang sesuai dengan tujuan dan perolehan
data uji coba.
1 : kesimpulan tidak sesuai dengan tujuan dan perolehan data
uji coba.

C. Presentasi Rancangan dan Laporan Hasil Pembuatan Biodiesel Sederhana


Sistematika penyampaian 3 : materi presentasi disampaikan secara runtut dan
sistematis.
2 : materi presentasi disampaikan secara kurang runtut dan
kurang sistematis.
1 : materi presentasi disampaikan secara tidak runtut dan
tidak sistematis.
Penggunaan bahasa 3 : materi disampaikan dengan bahasa yang baik, baku,
sopan, dan mudah dipahami.
2 : materi disampaikan dengan bahasa yang baik dan sopan,
tetapi kurang baku dan kurang dapat dipahami.
1 : materi disampaikan dengan bahasa yang baik, tetapi
kurang sopan, kurang baku, dan sukar dipahami.
Kerja sama antaranggota 3 : setiap anggota aktif dalam menyampaikan laporan dan
berdiskusi menanggapi feedback dari guru dan teman lain.
2 : setiap anggota aktif dalam menyampaikan laporan, tetapi
kurang aktif dan kurang berdiskusi dalam menanggapi feed-
back dari guru dan teman lain.
1 : setiap anggota kurang aktif dalam menyampaikan laporan
dan tidak aktif berdiskusi dalam menanggapi feedback dari
guru dan teman lain.
Komunikasi 3 : pandangan lebih banyak menatap audiensi saat
menjelaskan dan menggunakan gestur yang membuat
audiensi memperhatikan.
2 : pandangan lebih banyak menatap audiensi saat menjelas-
kan tanpa ada gestur tubuh.
1 : pandangan lebih banyak menatap catatan dari pada
audiensi saat menjelaskan serta tanpa ada gestur tubuh.

312 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


No. Aspek yang Dinilai Rubrik

D. Praktikum Pembuatan Biodiesel Serderhana

Kelengkapan alat dan bahan praktikum 3 : seluruh alat dan bahan yang diperlukan lengkap.
2 : hanya menyiapkan sebagian alat dan bahan yang
diperlukan.
1 : tidak menyiapkan seluruh alat dan bahan yang diperlukan.
Kesesuaian pelaksanaan praktikum dengan 3 : dapat melaksanakan semua langkah prosedur praktik
prosedur dengan cermat dan teliti dalam mengamati hasil.
2 : dapat melaksanakan semua langkah prosedur praktik,
tetapi kurang cermat dan kurang teliti dalam mengamati
hasil.
1 : tidak dapat melaksanakan praktik sesuai dengan prosedur
dan tidak teliti dalam mengamati hasil.
Keterampilan menggunakan alat 3 : dapat menunjukkan penggunaan alat dan bahan yang
digunakan dengan tepat.
2 : dapat menunjukkan penggunaan alat dan bahan yang
digunakan, tetapi masih kurang tepat.
1 : tidak dapat menunjukkan penggunaan alat dan bahan yang
digunakan dengan tepat.
Kesesuaian rangkaian alat dengan tujuannya 3 : rangkaian set alat dapat berfungsi dengan baik sesuai
tujuan dan hasil optimal.
2 : rangkaian set alat dapat berfungsi dengan baik, tetapi hasil
kurang optimal.
1 : rangkaian set alat tidak dapat berfungsi dengan baik dan
hasil tidak optimal.

5. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)


LKPD
Pembuatan Biodiesel Sederhana
Reflection
1. Pernahkah Anda memperhatikan jenis bahan bakar yang digunakan di sekitar Anda? Coba tuliskan
pada kolom di bawah ini!
No. Bahan Bakar Kegunaan Harga

2. Amati gambar contoh bahan bakar berikut!

Sumber: http://bit.ly/2UV3qFE

Minyak Diesel Biodiesel


(Solar)

3. Apa persamaan dan perbedaan kedua gambar di atas?


4. Apa kriteria biodiesel yang dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif pengganti solar?

Kimia Kelas X Semester 1 313


5. Bagaimana prinsip pembuatan biodiesel?
6. Bahan apa saja yang dapat digunakan untuk membuat biodiesel?
7. Bagaimana cara pembuatan biodiesel sederhana dari minyak jelantah?

Research
Pembuatan Biodiesel Sederhana
Carilah prosedur cara pembuatan biodiesel dari minyak jelantah melalui berbagai sumber, misal
buku atau internet baik secara konsep maupun praktik. Selanjutnya, jawablah pertanyaan-pertanyaan
berikut.
a. Apa bahan-bahan yang diperlukan dalam pembuatan biodiesel dari minyak jelantah?
b. Alat-alat apa saja yang diperlukan untuk mengolah minyak jelantah?
c. Bagaimana prinsip pembuatan biodiesel sederhana dari minyak jelantah?
d. Kriteria atau syarat apa yang harus dipenuhi biodiesel agar dapat digunakan untuk menggantikan
solar?

Discovery
Rancangan Pembuatan Biodiesel Sederhana
A. Tantangan
Merancang prosedur pembuatan biodiesel dari minyak jelantah yang efektif dan efisien.
B. Kriteria
Biodiesel dari minyak jelantah mempunyai sifat yang mirip dengan solar sebagai bahan bakar
alternatif yang dapat diperbarui.
C. Batasan
Rancangan prosedur yang dibuat harus dalam batasan berikut.
1. Bahan yang digunakan adalah bahan yang mudah didapat dan sering Anda temui di lingkungan
sekitar.
2. Alat yang diperlukan dapat diperoleh dengan mudah.
3. Metode pembuatan sederhana dan mudah.
4. Biaya murah dengan kualitas terjamin.
D. Alat dan Bahan
Alat: Bahan:
1. . . . 1. ...
2. . . . 2. ...
3. . . . 3. ...
4. . . . 4. ...

E. Cara Kerja
1. Diskusikan tantangan bersama kelompok Anda, kemudian jawablah pertanyaan-pertanyaan
berikut.
a. Konsep apa saja yang digunakan dalam pembuatan biodiesel dari minyak jelantah?
b. Bagaimana komposisi bahan yang diperlukan dalam proses pembuatan biodiesel ini?
c. Bagaimana tahapan kerja yang harus dilakukan?
2. Buatlah rancangan cara kerja/prosedur/proses pembuatan biodiesel dari minyak jelantah
dengan berdiskusi dalam kelompok di bawah ini.

314 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


3. Diskusikan rancangan yang telah Anda buat, kemudian presentasikan untuk menyamakan
persepsi seluruh kelas terhadap tugas proyek biodiesel dari minyak jelantah!
4. Catat masukan-masukan dari guru dan teman kelompok lain untuk perbaikan.
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________

5. Buatlah rancangan pembuatan biodiesel dari minyak jelantah sesuai hasil presentasi dan
feedback yang diterima di bawah ini.

Application and Communication


1. Setelah Anda membuat rancangan prosedur, lakukan percobaan pembuatan biodiesel dari minyak
jelantah.
2. Catat data hasil percobaan, lalu diskusikan dengan kelompok Anda.
3. Rancang ulang prosedur pembuatan biodiesel sederhana dari minyak jelantah apabila terdapat hal
yang perlu disempurnakan.
4. Buatlah laporan proyek pembuatan biodiesel sederhana dari minyak jelantah dengan format yang
tersedia dan presentasikan.

Mengetahui, . . . . . . . ., . . . . . . . . . . . . . .
Kepala SMA/MA Guru Mata Pelajaran

...................... ......................
––––––––––––––––––––––––– –––––––––––––––––––––––––
NIP: _____________________ NIP: _____________________

Kimia Kelas X Semester 1 315


1. c 11. e 21. b 31. e
2. a 12. b 22. a 32. d
3. b 13. c 23. c 33. a
4. b 14. a 24. a 34. c
5. c 15. c 25. b 35. a
6. c 16. c 26. a 36. b
7. e 17. c 27. d 37. b
8. a 18. d 28. c 38. c
9. e 19. a 29. c 39. c
10. c 20. c 30. c 40. e

316 Lampiran Kunci Jawaban PR Online

Anda mungkin juga menyukai