DISUSUN OLEH :
AFIFAH JIAN NABILLAH
NIM. P05120218001
DISUSUN OLEH :
AFIFAH JIAN NABILLAH
NIM. P05120218001
1. Definisi
Sectio caesarea (SC) adalah kelahiran janin melalui insisi pada
dinding abdomen dan dinding uterus (Cunningham, 2009). SC juga
dapat didefinisikan sebagai suatu hysterectomia untuk melahirkan
janin dari dalam rahim (Sofian, 2011). SC adalah tindakan untuk
melahirkan janin dengan berat badan diatas 500 grm melalui sayatan
pada dinding uterus yang utuh (Gulardi & Wiknjosastro, 2010).
SC adalah membuka perut dengan sayatan pada dinding perut dan
uterus yang dilakukan secara verlical atau mediana, dari kulit sampai
fasia (Wiknjosastro, 2010). SC adalah suatu tindakan untuk melahirkan
bayi dengan berat diatas 500 gram, melalui sayatan pada dinding
uterus ( Syaifuddin,2009).
SC adalah upaya mengeluarkan janin melalui pembedahan pada
dinding abdomen dan uterus.Sectio aesarea merupakan bagian dari
metode obstetrik operatif. Persalinan SC dilakukan sebagai alternatif
jika persalinan lewat jalan lahir tidak dapat dilakukan. Tujuan
dilakukan persalinan SC agar ibu dan bayi yang dilahirkan sehat
danselamat (Sofian, 2011).
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan darah lengkap dan golongan darah ibu
b. USG: bertujuan untuk melihat lokasi plasenta, menentukan
pertumbuhan, kedudukan dan prenentasi janin.
c. Urinalisis : Menentukan kadar albumin/glukosa (Doenges 2012).
C. Konsep Mobilisasi
b. Ketidakmampuan
Kelemahan fisik dan mental akan menghalangi seseorang untuk
melakukan aktivitas hidup sehari-hari, sehingga mengakibatkan
ketidakmampuan seseorang dalam mobilisasi. Secara umum,
ketidakmampuan ada dua macam, yakni ketidakmampuan
primer dan sekunder. Ketidakmampuan primer disebabkan oleh
penyakit atau trauma. Sedangkan ketidakmampuan sekunder
terjadi akibat ketidakmampuan primer, misalnya kelemahan
otot dan tirah baring.
c. Tingkat Energi
Energi dibutuhkan dalam segala hal, salah satunya adalah
mobilisasi. Cadangan energi yang dimiliki seseorang
bervariasi. Adapun seseorang yang memiliki kecenderungan
untuk menghindari stressor guna mempertahankan kesehatan
fisik dan psikologis.
d. Usia
Usia memiliki pengaruh terhadap kemampuan seseorang dalam
melakukan mobilisasi. Kemampuan untuk melakukan aktivitas
dan mobilisasi akan menurun sejalan dengan penuaan.
4. Tahapan Mobilisasi pada Post Sectio Caesarea
Pada pasien Post SC biasanya mulai ambulasi 24-36 jam sesudah
melahirkan, jika pasien menjalani analgesia epidural pemulihan
sensibilitas yang total harus dibuktikan dahulu sebelum ambulasi
dimulai. Tahap-tahap mobilisasi dini pada pasien post SC, yaitu:
a. Sejak 6-8 jam setelah ibu sadar, dapat dilakukan gerakan telapak
kaki secara ringan apabila efek anestesi sudah mereda, kemudian
dapat dilanjutkan miring ke kanan dan ke kiri. Latihan pernapasan
dapat dilakukan ibu sambil tidur terlentang sedini mungkin setelah
sadar.
b. Pada hari pertama atau setelah 24 jam post SC, ibu dapat duduk
dan dianjurkan untuk bernapas dalam-dalam lalu
menghembuskannya disertai batuk-batuk kecil yang gunanya
untuk melonggarkan pernapasan dan sekaligus menumbuhkan
kepercayaan pada diri ibu bahwa ia mulai pulih, kemudian posisi
tidur terlentang diubah menjadi setengah duduk.
c. Pada hari ke-2 dan selanjutnya secara berturut-turut, hari demi hari
ibu dianjurkan belajar duduk selama sehari, belajar berdiri
kemudian berjalan dengan bantuan. Selanjutnya secara berturut-
turut belajar berjalan sendiri dan melakukan aktivitas yang ringan,
sampai saat ibu diperbolehkan pulang setelah operasi.
1. Pengkajian keperawatan
a. Pengkajian Identitas
Identitas klien : nama, umur, status, agama,pendidikan,
suku/bangsa, pekerjaan, alamat, N0.RM, suku, status perkawinan,
alamat dan identitas suami
b. Riwayat keperawatan :
a) keluhan utama : pada pasien post sectio caesarea biasanya
mengeluh nyeri insisi bedah, haus, letih, lemah, gelisah atau
tidak mampu tidur setelah pulih dari anastesi dan susah untuk
bergerak
( baal ).
b) riwayat kesehatan sekarang : Meliputi keluhan atau yang
berhubungan dengan gangguan atau penyakit diraakan saat ini
dan keluhan yang dirasakan pasien setelah operasi meliputi,
riwayat nyeri, karakteristik nyeri ynag dirasakan, mobilisasi.
c) Riwayat kesehatan dahulu : Segala penyakit yang dialami pasien
misalnya penyakit keturunan : hipertensi, jantung, diabettes
mellitus (DM), penyakit ginjal kronik, riwayat asma bronchial,
komplikasi kehamilan.
d) Riwayat kesehatan keluarga : Riwayat penyakit keturunan yang
diderita keluarga seperti hipertensi, jantung, diabettes mellitus,
epilepsi, serta keturunan kembar, TBC, penyakit kelmain, atau
penyakit infeksi menular dikeluarga dan lainya.
e) Riwayat Psikososial, Spiritual dan Budaya
Riwayat ini dikaji untuk mengetahui keadaan psikologis ibu
terhadap kehamilannya, biasanya ibu hamil memiliki emosi yang
tinggi dan tidak stabil.Budaya ditanyakan untuk mengetahui
kebiasaan dan tradisi yang dilakukan ibu dan keluarga
berhubungan dengan kepercayaan pada tahayul dan bertentangan
dengan ilmu kesehatan. Riwayat spiritual pada ibu hamil yaitu
untuk mengetahui kebiasaan ibu hamil dalam menjalankan
ibadah, apakah sering atau tidak.
c. Riwayat Haid
Ditanyakan mengenai :
1) Kapan mendapat haid terakhir (HT). Bila hari pertama haid
terakhir diketahui, maka dapat dijabarkan tafsiran tanggal
persalinan memakai rumus Naegele : hari + 7, bulan – 3
(januari-maret) atau +9 (april-desember), dan tahun + 1.
2) Menarche adalah terjadi haid yang pertama kali. Menarche
terjadi pada usia pubertas yaitu sekitar12-16 tahun.
3) Siklus haid pada setiap wanita tidak sama. Siklus haid yang
normal / dianggap sebagai siklus adalah 28 hari, tetapi siklus ini
bisa maju sampai 3 hari atau mundur sampai 3 hari. Panjang
siklus haid yang biasa pada manusia adalah 25-32 hari.
4) Lamanya Haid. Biasanya antara 2-5 hari, ada yang 1-2 hari
diikuti darah sedikit-sedikit dan ada yang sampai 7-8 hari. Pada
wanita biasanya lama haid ini tetap.
d. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang Lalu
Untuk mengetahui bagaimana kehamilan, persalinan dan nifas yang
terdahulu apakah pernah ada komplikasi atau penyulit sehingga
dapat memperkirakan adanya kelainan atau keabnormalan yang
dapat mempengaruhi kehamilan selanjutnya.
e. Riwayat Alergi : kaji apakah pasien memiliki riwayat alergi
terhadap obat, makanan dan minuman.
f. Riwayat Obstresi
1) Manarche (Menstruasi Pertama) : Umur, waktu haid, siklus
lama haid, banyak darah yang keluar, teratur atau tidak teratur
haid, bau, keluhan dan dismenorea atau nyeri menstruasi.
2) Riwayat ANC : kaji berapa kali ibu memeriksa kehamilanya,
kaji pemeriksaan kehamilan meliputi tinggi badan,berat badan
saat hamil, tinggi fundus uteri, konsumsi tablettambah darah,
kaji pemeriksaan janin, meliputi pemantauan denyutjantung
janian, gerakan janin. Kaji pemeriksaan darah, HB, HBSAG.
3) Riwayat Persalianan Sebelumnya : kaji siapa yang menolong
persalinan, jenis persalinan, masalah saat persalinan, berapa
kali bersalin.
4) Lohcea
Lochea terus ada hingga kira-kira 2-6 minggu setelah
persalinan. Kekuningan berisi selaput lendir leucocye dan
kuman yang telah mati.Jumlah lochea digambarkan seperti
sangat sedikit, moderat dan berat.
g. Pola - Pola Fungsi Kesehatan
1) Pola Nutrisi dan Metabolisme : Pada klien nifas biasanya
terjadi peningkatan nafsu makan karena dari keinginan untuk
menyusui bayinya.
2) Pola Aktivitas : Pada pasien post partum SC klien dapat
melakukan aktivitas seperti biasanya, terbatas pada aktivitas
ringan, tidak membutuhkan tenaga banyak, cepat lelah, pada
klien nifas didapatkan keterbatasan aktivitas karena mengalami
kelemahan dan nyeri.
3) Pola Eliminasi : Pada pasien post partum SC sering terjadi
adanya perasaan sering atau susah kencing selama masa nifas
yang ditimbulkan karena terjadinya odema, yang menimbulkan
infeksi dari uretra sehingga sering terjadi konstipasi karena
penderita takut melakukan BAB.
4) Istirahat dan Tidur : Pada klien nifas terjadi perubahan pola
istirahat dan tidur karena adanya kehadiran sang bayi dan nyeri
setelah persalinan.
5) Pola Hubungan dan Peran : Peran klien dalam keluarga
meliputi hubungan klien dengan keluarga dan orang lain.
6) Pola Penanggulangan Stress : Biasanya klien sering melamun
dan merasa cemas akan kondisinya.
7) Pola Sensoridan Kognitif : Pola sensori klien merasakan nyeri
pada perineum akibat luka jahitan dan nyeri akibat involusi
uteri, pada pola kognitif klien nifas primipara terjadi
kurangnya pengetahuan merawat bayinya.
8) Pola Persepsi dan Konsep Diri : Biasanya terjadi kecemasan
terhadap keadaan kehamilanya, lebih menjelang persalinan
dampak psikologis terjadi perubahan konsep diri antara lain
body image dan ideal diri.
9) Pola Reproduksi dan Sosial : Terjadi disfungsi sosial yaitu
perubahan dalam hubungan seksual atau fungsi dari seksual
yang tidak adekuat karena adanya proses persalinan dan nifas,
serta penggunaaan alat kontrasepsi.
2. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : kesadaran, tanda-tanda vital, tekanan
darah, denyut nadi, suhu tubuh, pernapasan, berat badan sebelum
hamil, setelah melahirkan, tinggi badan.
a) Payudara : keadaan payudara, lesi, pembesaran, keadaan
puting susu, penonjolan puting susu, massa, kolostrum, nyeri
payudara, konsistensi payudara, pengeluaran ASI, adanya
pembekakan.
b) Perubahan uterus
Segera setelah lahirnya plasenta, pada uterus yang
berkontraksi posisi fundus uteri berada kurang lebih
pertengahan antara umbilikus dan simfisis, atau sedikit lebih
tinggi. Dalam keadaan normal, uterus mencapai ukuran
besar pada masa sebelum hamil sampai dengan kurang dari 4
minggu, berat uterus setelah kelahiran kurang lebih 1 kg
sebagai akibat involusi. Satu minggu setelah melahirkan
beratnya menjadi kurang
c). Kandung kemih : memaparkan bahwa wanita pascapartum
dianjurkan untuk berkemih sesegera mumngkin setelah
melahirkan guna menghindari distensi kandung
kemih.bahkan kandung kemih yang penuh, wanita yang
baru melahiran mungkin tidak merasakan desakan untuk
berkemih. Perawat mengkaji kondisi kandung kemih
dengan palpasi dengan pengamatan abdomen, tinggi dan
konsistensi fundus uteri.
d). Genetalia : Genetalia
Jumlah dan jenis lochea biasanya terdapat pengeluaran
lokhea rubra (berwaritna merah) yang menetap selama 3
hari. ,berapa kali ganti duk dalam sehari,biasanya pasien
terpasang katetersatu hari setelah post sc.
e). Ekstremitas
Atas :
Pada pasien post sc dapat terjadi kelemahan sebagai dampak
anastesi yang mendefresikan system saraf pada
musculoskeletal sehingga menurunkan tonus otot. (Mitayani ,
2011)
Bawah :
Edema atau tidak,varises ada atau tidak,dan tanda-tanda
thromboplebitis yang diakibatkan kurangnya mobilitas fisik.
tanda-tanda thromboplebitis adalah kemerahan,rasa
hangat,nyeri,perasaan berat pada ekstremitas.
f). Neurosensori
Kerusakan gerak di daerah tingkat anastesi spinsi apidural
g). Nyeri / kenyamanan
Pada ibu post SC kebanyakan mengeluh nyeri pada area insisi
pembedahan (Bobak L.2004).
h). System muskoloskeletal
Teregangnya otot dinding abdomen secara bertahap selama
kehamilan mengakibatkan hilangnya kekenyalan otot. Hal ini
jelas terlihat setelah melahirkan dinding perut tampak lembek
dan kendor.
2. Diagnosa
a. Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri post operasi
b. Resiko infeksi b.d post operasi
c. Gangguan pola tidur b.d nyeri insisi akibat agen ijury
3. Perencanaan/Intervensi
2. Resiko infeksi Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama SLKI: Pencegahan infeksi
1 x 24 jam diharapkan tidak terjadi hambatan 1. Monitor tanda dan gejalan] infeksi local dan
dalam mobilitas fisik ditandai dengan : sistemik
SLKI : kontrol resiko 2. Batasi jumlah pengunjung
Ditingkatkan pada level : 3. Berikan perwatan kulit
1. Menurun 4. Cuci tangan setelah dan sebelum kontak dengan
2. Cukup menurun pasien
3. Sedang 5. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
4. Cukup meningkat 6. Anjurkan untuk meningkatkan asupan nutrisi
5. Meningkat 7. Ajarkan cara memeriksa luka operasi
Dengan kriteria hasil :
1. Kemampuan mencari informasi
tentang faktor resiko
3. Komitmen terhadap strategi
kontrol resiko
4. Kemampuan mampu mengenali
perubahan status kesehatan
5. Mengidentifikasi faktor resiko
6. Penggunaan fasilitas Kesehatan
3 Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama SIKI: dukungan tidur
3 x 24 jam diharapkan tidak terjadi hambatan 1. Identifikasi pola aktivitas dan tidur
dalam mobilitas fisik ditandai dengan : 2. Identifikasi faktor penggangu tidur
SLKI : Pola tidur 3. Identifikasi makanan dan minuman yang
Ditingkatkan pada level : menggangu tidur
1. Menurun 4. Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi
2. Cukup menurun 5. Modifikasi lingkungan
3. Sedang 6. Batasi waktu tidur siang
4. Cukup meningkat 7. Fasilitasi menghilangkan stress saat tidur
5. Meningkat 8. Terapkan jadwal tidur rutin
Dengan kriteria hasil 9. Jelaskan pentingnya cukup tidur
1. Kesulitan tidur 10. Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
2. Keluhan sering terjaga 11. Ajarkan relaksasi otot autogenic atau cara
3. Keluahan tidak puas tidur nonfarmakologi lainnya
4. Keluhan pola tidur berubah
5. Keluhan istirahat tidak cukup
DAFTAR PUSTAKA
Aliahani. 2010. Mobilisasi Dini Pada Ibu Post SC, Jurnal Catatan Bidan.
Amira. 2020. Gambaran Tingkat Cemas, Mobilisasi, Dan Nyeri Pada Ibu Post
Operasi Sectio Cesarea Di RSUD. Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada.
Boba, L M. Lowdermik, D.I, dan Jensen, M, D. 2004. Buku Ajar Keperawatan
Maternitas. Jakarta : EGC
Brunner & Suddarth. 2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. EGC : Jakarta.
Guyton A.C, dan Hall, J.E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta :
EGC.
Kasdu Deni, 2005. Operasi Caesarea Masalah dan Solusinya. Puspa Swara, Jakarta
Kasdu. 2003. operasi caesar masalah dan solusinya . jakarta: puspa swara.
Kemenkes RI. 2016. Riset Kesehatan Dasar Tahun 2016. Jakarta : Kemenkes RI
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.