Rata-rata
Tempat Pengukuran Umur
Laki-laki Perempuan
18 – 24 tahun 30.9 cm 27.0 cm
25 – 34 tahun 32.3 cm 28.6 cm
35 – 44 tahun 32.7cm 30.0cm
Pengukuran Lingkar Lengan atas
45 – 54 tahun 32.1 cm 30.7 cm
55 – 64 tahun 31.5 cm 30.7 cm
65 – 74 tahun 30.5 cm 30.1 cm
18 – 24 tahun 11.2 cm 19.4 cm
25 – 34 tahun 12.6 cm 21.9 cm
35 – 44 tahun 12.4 cm 24.0 cm
Pengukuran lipat kulit tricep
45 – 54 tahun 12.4 cm 25.4 cm
55 – 64 tahun 11.6 cm 24.9 cm
65 – 74 tahun 11.8 cm 23.3 cm
Ditandai dengan:
a) Berat badan 10 – 20% lebih dari idea
b) Trisep skinfold > 15 mm pada laki-laki, dan 25 mm pada wanita.
Ditandai dengan:
a) Obesitas satu atau kedua orang tua
b) Transisi pertumbuhan bayi dan anak yang cepat
c) Disfungsi pola makan.
4) Kerusakan/gangguan menelan
Definisi:
dan zat besi diperlukan untuk mencegah anemia. Sindrome iritabilitas usus
dikelola dengan meningkatkan serat, mengurangi lemak, menghindari makan
besar, dan menghindari makanan yang mengandung laktosa atau sorbitol.
2) Penyakit Kardiovaskular
Diet untuk mengurangi faktor risiko perkembangan penyakit arteri koroner, yaitu
pemeliharaan berat badan yang ideal, penurunan diet lemak 30% - 35% dari total
kalori dan tidak lebih dari 10% lemak jenuh, peningkatan karbohidrat 50% - 55%
dari total kalori, penggunaan protein hewani yang rendah, pembatasan kolesterol
hingga 300 mg atau kurang, dan pembatasan sodium 2 - 3 g/hari (American Heart
Association, 1993). Nutrisi untuk hipertensi termasuk pengurangan kalori untuk
pengurangan berat badan yang sesuai, penurunan asupan natrium, dan makanan
yang kaya kalium jika diuretik digunakan dalam pengobatan.
4) Penyakit ginjal
Pada glomerulonefritis akut, cairan, garam, dan protein tidak dibatasi kecuali
terdapat indikasi gejala, seperti edema, uremia, atau oliguri. Pada gagal ginjal
akut, pembatasan cairan kurang lebih 400 ml/hari. Protein dapat dibatasi dan
asam amino parenteral diperlukan. Pada gagal ginjal kronis, diet kira-kira 80 g
protein/hari dan membatasi jumlah kalium, fosfat, natrium, kalsium dan cairan.
Diet untuk batu ginjal, tergantung pada jenis batu. Batu kalsium fosfat, diet rendah
kalsium dan tinggi asam. Batu asam urat, diet rendah purin. Batu kalsium oksalat,
diet menghindari semua makanan yang tinggi kalsium dan oksalat.
5) Kanker
Sel maligna melawan sel normal untuk nutrien, yang meningkatkan kebutuhan
metabolik. Malnutrisi pada kanker dihubungkan dengan peningkatan morbiditas
dan penurunan waktu hidup. Penambahan nutrisi dapat meningkatkan kualitas
hidup. Terapi radiasi dapat memengaruhi sel normal lain yang memecah dengan
cepat, seperti pada saluran pencernaan. Terapi radiasi dapat menyebabkan
anoreksia, stomatitis, diare, striktur usus, dan nyeri. Radiasi kepala dapat
menyebabkan gangguan rasa dan bau, penurunan saliva, dan disfagia.
c. Makan Sendiri
Klien yang cacat atau mengalami kerusakan penglihatan, harus diperbolehkan
melakukan makan sebisa mungkin untuk mereka sendiri. Perawat harus membantu
mempersiapkan makanan, peralatan, tempat, dan kondisi yang mempermudah klien
untuk mengambil makanan dan makan sendiri.
d. Pemberian Makanan Oral
Perawat mempunyai tanggung jawab untuk membantu klien dalam pemberian makan.
Perawat harus mengidentifikasi apakah klien dapat makan secara mandiri, makan
sendiri dengan bantuan menyiapkan, atau disuapi. Perawat bekerja sama dengan tim
dan keluarga supaya semua klien dapat diberi makan tepat waktu, dan terencana
dengan baik.
e. Nutrisi Enteral
Nutisi enteral adalah nutrien yang diberikan melalui saluran pencernaan, baik melalui
oral maupun selang pemberian makan. Nutrisi enteral adalah metode yang dipilih
untuk memenuhi kebutuhan nutrisi jika saluran pencernaan berfungsi dengan baik,
dengan menyediakan dukungan psikologis, keamanan, dan nutrisi yang ekonomis.
Klien yang tidak mampu mengunyah makanan, tetapi masih mampu mendigesti dan
mengabsosrbsi nutrien, pemberian makan melalui selang nasogastrik.
f. Nutrisi Parenteral
Nutrisi parenteral adalah pemberian nutrisi melalui intravena. Nutrisi parenteral dapat
mencegah malnutrisi secara efektif pada klien yang tidak dapat diberikan makanan
melalui rute enteral. Pemberian pengobatan yang aman dari bentuk nutrisi ini
bergantung pada pengkajian kebutuhan nutrisi yang tepat, manajemen kateter vena
sentral yang cermat dan pemantauan yang hati-hati untuk mencegah atau menangani
komplikasi metabolik.