0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
53 tayangan24 halaman
1. Pengkajian nutrisi digunakan untuk mendeteksi defisiensi nutrien atau malnutrisi dan merancang intervensi.
2. Pengkajian meliputi riwayat kesehatan, diet, pemeriksaan fisik, dan antropometri.
3. Dukungan nutrisi berupa nutrisi enteral dan parenteral digunakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien yang tidak mampu makan.
1. Pengkajian nutrisi digunakan untuk mendeteksi defisiensi nutrien atau malnutrisi dan merancang intervensi.
2. Pengkajian meliputi riwayat kesehatan, diet, pemeriksaan fisik, dan antropometri.
3. Dukungan nutrisi berupa nutrisi enteral dan parenteral digunakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien yang tidak mampu makan.
1. Pengkajian nutrisi digunakan untuk mendeteksi defisiensi nutrien atau malnutrisi dan merancang intervensi.
2. Pengkajian meliputi riwayat kesehatan, diet, pemeriksaan fisik, dan antropometri.
3. Dukungan nutrisi berupa nutrisi enteral dan parenteral digunakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien yang tidak mampu makan.
situasi untuk menentukan kemungkinan seseorang mengalami defisiensi nutrien tertentu atau malnutrisi umum Pengkajian nutrisi yang optimal dapat membantu intervensi yang sesuai pada individu khususnya bagi pasien yg beresiko masalah nutrisi berhubungan dengan stres, penyakit, hospitalisasi, kebiasaan gaya hidup Menurut Campanella (2009): 1. Riwayat kesehatan dan diet 2. Pemeriksaan 3. Antropometri Perawat mengkaji kondisi selera makan/nafsu makan pasien Beberapa keluhan biasanya didptkan yang akan mempengaruhi status nutrisi, seperti : nyeri akibat lesi dirongga mulut, keluhan mual- muntah, keluhan disfagia, pirosis, nyeri akut saat menelan (odinofagia), nyeri abdomen, kembung atau sendawa, diare, konstipasi 7 pembesaran rongga abdomen akan mempengaruhi status nutrisi Beberapa riwayat yg baru terjadi : pasca pembedahan abdomen, gangguan ingesti, digesti atau absorpsi Riwayat pola pasien : Ex : konsumsi alkohol secara rutin akan menyebabkan pasien merasa kenyang, karena kandungan kalori pada alkohol > daripada karbohidrat dan protein, shg pasien jadi anoreksia Riwayat diet berfokus pada kebiasaan intake makanan dan cairan pasien, informasi tentang pilihan, alergi , masalah dan area yang berhubungan dengan nutrisi Motivasipasien terhadap nutrisi makanan dihubungkan dengan jenis dan tampilan dari makanan Faktor persepsi individu tentang diet akan mempengaruhi asupan nutrisi yang dimakan Orang2 yg terobsesi mempunyai bentuk tubuh yang ramping, scr psikologis akan terpengaruh
Anoreksia nervosa & bulemia nervosa
Status ekonomi dan sosial akan mempengaruhi kemampuan dalam intake nutrisi Sosek rendah sll berhubungan dengan gangguan GIT terkait biaya makan dan kemampuan belanja yang ber variasi menyebabkan makanan ditentukan oleh jumlah/kuantitas makanan bukan kualitas nutrisi Mitos makanan akibat latar belakang kultural mempengaruhi intake nutrisi
Ex : ibu post partum/anak post
khitan?....................Tdk boleh makan telur/ikan/ayam?................................. Perawat harus berhati2 dalam mengkaji,agar perawat tetap menjadi teman untuk mencari jalan keluar dalam permasalahan nutrisi Area tubuh Tehnik pemeriksaan Kondisi normal pasien Survei umum Inspeksi Pasien dalam kondisi sadar, kooperatif dan responsif Postur tubuh tegak dan proporsi seimbang Integumen scr Inspeksi Warna kulit normal, tidak pucat, umum tidak ikterus Kuku terlihat normal, warna merah muda Warna rambut bersinar dan tidak kusam Palpasi K ulit halus dan sedikit lembab Rambut tidak mudah tercabut, kulit kepala sehat Kepala dan Inspeksi Bentuk kepala normal kontrol sistem Kemampuan konsentrasi baik, saraf perhatian terkoordinasi baik Kemampuan koordinasi mata normal Rongga mulut Inspeksi Bibir terlihat lembab ,halus, tidak kering,tidak ada lesi Membran mukosa mulut merah muda, kebersihan mulut baik, tidak ada lesi,tidak ada peradangan Gusi terlihat merah muda, tidak ada lesi/perdarahan Gigi : pertumbuhan normal ssi usia, kebersihan oral optimal, tidak ada karies/gigi berlubang Lidah tidak terdapat lesi, warna merah muda, kemampuan indra perasa optimal, pergerakan lidah normal Kelenjar saliva tidak ada pembesaran, fungsi sekresi ludah normal Rongga mulut posterior tidak ada pembesaran tonsil/lesi,kemampuan menelan optimal Leher dan Inspeksi Kemampuan mobilitas dan fleksibilitas kelenjar leher leher dlm rentang normal Tdk ada pembesaran kelenjar leher Tdk ada ggn tulang servikal dan otot2 leher Palpasi Tdk terdptpembesaran kelj tyroid,paratyroid,kelj limfe Dada ;sistem Inspeksi Kemampuan ventilasi normal, tdk pernafasan dan menggunakan otot bantu kardiovaskuler pernafasan, tdk sesak, RR normal ssi usia Denyut jantung normal ssi tk usia, tidak terlihat adanyanyeri dada
Abdomen Inspeksi Nafsu makan optimal
;pencernaan Kemampuan menelan baik, tdk ada refluk, tdk ada nyeri telan, tdk mual-muntah Abdomen terlihat normal, tdk kembung, tdk asites, tdk ada lesi Bising usus 5-20x/mnt Auskultasi Tympani Perkusi Kekenyalan dan kelenturan otot Palpasi abdomen normal Tdk teraba nyeri tekan, tdk teraba massa Hati dan limfa tdk teraba Muskuloskeletal Inspeksi Kondisi otot berkembang dan kontrol saraf baik, tonus normal, terdapat jaringan lemak dibawah kulit Tdk ada atrofi otot Kemampuan koordinasi optimal, tidak ada kelemahan/kelumpuhan pada ROM seluruh ekstrimitas Rentang gerak sendi dalam batas normal, tidak ada kekakuan sendi 1. Pengukuran Antopometri 2. Pengukuran Biokimis 3. Temuan pemeriksaan klinis 4. Data diit BB Ideal Perkiraan Kerangka tubuh Indeks Massa Tubuh (IMT) Lingkar lengan atas (LiLa) dan otot lengan, Ketebalan lipatan kulit triseps Rumus : BBI = (TB - 100)-10 %
EX : Tn. W dengan TB : 160 cm, berapa BB ideal
Tn. W ? IMT (INDEKS MASSA TUBUH) IMT = rasio BB (kg) dibagi kuadrat TB (m) IMT < 24 resti status nutrisi buruk IMT > 27 termasuk obesitas dengan resti HT, DM,Osteoartritis Lingkar lengan atas,otot lengan,ketebalan lipatan kulit triseps standar 90% dari standar 70% dari rujukan
Ketebalan lipatan kulit triseps (mm) Pria 12,5 11,3 8,8
Wanita 16,5 14,0 11,6
Lingkar lengan tengah (cm) Pria 29,3 26,3 20,5
Wanita 28,5 25,7 20,0
Lingkar otot lengan
tengah (cm) Pria 25,3 22,8 17,7
Wanita 23,2 20,9 16,2
Pengukuran biokimia Pengkajian biokimia mencerminkan kadar nutrisi dalam jaringan maupun kelainan metabolisme Tercermin dari nilai albumin,transferin, jumlah limfosit total Standar indeks laboratorium Nilai serum Rentang normal Defisensi ringan Defisiensi Defisiensi berat sedang Albumin (g/dl) 3,5-5 3,2-3,5 2,8-3,2 < 2,8
Transferin 230-400 180-200 160-180 < 160
(mg/dl) Jumlah limfosit 1500-4000 1800-5000 900-1500 < 900 total (jml/mm3) Dukungan nutrisi : pencegahan dan intervensi klinik keperawatan pada pasien yg tidak mampu memperoleh cukup makanan atau menyerap nutrien yg memadai yg bertujuan utk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien. Jenis dukungan nutrisi : nutrisi enteral & nutrisi parenteral Biasa digunakan bagi pasien yg saluran cernanya berfungsi, ttp tidak dapat menelan (misal : disfagia pd kasus stroke) Kebutuhan nutrisi dipenuhi dengan pemberian makanan cair yg scr nutrisional lengkap Biasanya menggunakan SELANG NASOGASTRIK utk pemberian makanan jangka pendek Dan SELANG GASTROSTOMI/JEJENOSTOMI utk pemberian makanan jangka panjang Digunakan pada pasien yang saluran cernanya tidak berfungsi Larutan nutrien steril dimasukkan kedalam sistem sirkulasi melalui kateter vena sentral atau kateter yang dimasukkan ke vena sentral mll vena perifer Memasukkan larutan nutrien kedalam vena perifer yang kecil dapat menyebabkan inflamasi lapisan endotelium vena 1. Makanlah secara bervariasi 2. Diet dengan mencukupi pemasukkan protein 3. Makanlah minimal 2xseminggu ikan berlemak 4. Membatasi pemasukan lemak 5. Batasi intake gula murni 6. Membatasi pemasukan kolesterol 7. Makanlah sayuran dan buah2an seukupnya 8. Makanlah vitamin dan mineral secukupnya 9. Membatasi pemasukan garam 10. Minum air