Makalah Desa Siaga Sehat Jiwa
Makalah Desa Siaga Sehat Jiwa
Nama Mahasiswa :
RIRIN RHOSIATUL KHUSNAH
NIM. 1820101
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT. atas segala berkat, rahmat, serta hidayah-
Nya sehingga makalah Desa Siaga tugas mata kuliah keperawatan jiwa ini dapat
penulis selesaikan tepat pada waktunya. Ucapan terima kasih penulis sampaikan
kepada pihak-pihak yang telah mendukung dan membantu dalam penyelesaian
laporan akhir ini, yaitu:
1. Bapak Tri Nurhudi Sasono, M.Kep; selaku Ketua Program Studi S1 & Ners
STIKES Kepanjen;
2. Bapak/ Ibu ; selaku Penanggung Jawab Mata Kuliah Keperawatan Jiwa
STIKES Kepanjen;
3. Teman-teman yang telah membantu dalam pelaksanaan Praktik Program Studi
Pendidikan Profesi Ners Stase Keperawatan Keluarga.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Akhir ini masih terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sebagai penyempurnaan bahan penulisan selanjutnya.
Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat dan tambahan ilmu pengetahuan
bagi kita semua.
Kepanjen, Desember 2018
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1 LatarBelakang..................................................................................1
1.2 RumusanMasalah............................................................................. 2
1.3 Tujuan.............................................................................................. 3
1.4 Manfaat............................................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 4
2.1 Definisi Desa Siaga ........................................................................ 4
2.2 Definisi Desa Siaga Sehat Jiwa…………………………………..11
2.3 Pengelolaan Desa Siaga Sehat Jiwa………………………………14
2.4 Program CMHN ............................................................................. 15
BAB IIIPENUTUP.......................................................................................... 16
3.1 Kesimpulan..................................................................................... 16
3.2Saran................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
yang terjadi disekitar kita. Melalui hubungan profesional dengan klien,
pemberdayaan proses keperawatan bersama dengan masyarakat untuk
menyelesaikan masalah yang ada disekitar seiring dengan kebijakan
kesehatan dan upaya pengembangan sumber penyembuhan
masyarakat.Perkembangan individu terjadi simultan antara dimensi fisik,
kognitif, psikososial, moral dan spiritual. Masing-masing dimensi mempunyai
peran yang sama pentingnya untuk membentuk kepribadian yang utuh.
Gangguan jiwa merupakan salah satu masalah kesehatan dan masih banyak
ditemukan di masyarakat
1.3 Tujuan
1.3.1 untuk mengetahui definisi Desa Siaga
1.3.2 untuk mengetahui definisi Desa Siaga Sehat Jiwa
1.3.3 untuk mengetahui tujuan Desa Siaga Sehat Jiwa
1.3.4 untuk mengetahui konsep Desa Siaga Sehat Jiwa
1.3.5 untuk mengetahui pengelolaan Desa Siaga Sehat Jiwa
1.3.6 untuk mengetahui program Desa Siaga Sehat Jiwa
1.4 Manfaat
a. Mahasiswa
- Menambah pengalaman bekerja secara tim dan pengkajian, penemuan
2
masalah dan pemecahan masalah secara langsung, sehingga tumbuh sikap
profesional dalam diri dan peningkatan keahlian, tanggung jawab dan rasa
kesejawatan profesi keperawatan dalam suatu tim kerja yang solid.
- Menjadikan citra mahasiswa di mata masyarakat lebih baik dan
dikenal sebagai motivator dan pembawa perubahan dalam hal
kesehatan jiwa masyarakat.
b) Masyarakat
- Memperoleh pengalaman dalam menggali serta menumbuhkan potensi swadaya
masyarakat sehingga mampu berpartisipasi aktif dalam peningkatan derajat
kesehatan jiwa masyarakat.
- Memiliki kader kesehatan khusus jiwa yang dapat membantu untuk
mendeteksi adanya gangguan psikososial dan gangguan jiwa lebih dini sehingga
dapat mencegah kondisi yang lebih berat.
c) Institusi
- Memperoleh berbagai kasus yang dapat digunakan sebagai contoh materi
perkuliahan, menemukan berbagai masalah untuk pengembangan penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat.
- Mendekatkan lembaga perguruan tinggi pada masyarakat sehingga
perguruan tinggi tidak dikatakan sebagai menara gading serta membantu
pemerintah dalam mempercepat gerak peningkatan kwalitas kesehatan jiwa dan
mempersiapkan kader-kader pelaku peningkatan kesehatan jiwa yang
berkualitas.
3
BAB 11
TINJAUAN TEORI
4
2. Meningkatkan komitmen dan kerja sama semua perangkat Desa atau
kelurahan dan organisasi kemasyarakatan untuk pengembangan Desa/
Kelurahan Siaga Aktif.
3. Meningatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dasar di
desa/ kelurahan
4. Mengembangkan UKBM dan melaksanakan survailans berbasis
masyarakat (meliputi pemantauan penyakit,kesehatan ibu,pertumbuhan
anak,liugkungan,dan perilaku),penanggulangan benkungcana dan
kedaruratan kesehatan serta penyehatan lingkungan.
5. Meningkatkan ketersediaan sumber daya manusia ,dana maupun sumber
daya lain,yang berasal dari pemerintah desa /kelurahan,masyarakat dan
swasta/dunia usaha,untuk pengembangan desa/kelurahan siaga aktif
6. Meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Rumah
Tangga.
Sasaran desa siaga dibedakan menjadi tiga jenis untuk mempermudah strategi
intervensi, yaitu :
5
2.1.4 Langkah-langkah pengembangan desa siaga aktif
Tujuan langkah ini adalah untuk mempersiapkan para petugas, tokoh masyarakat,
serta masyarakat ( forum masyarakat desa ), agar mereka tahu dan mau
6
bekerjasama dalam satu tim untuk mengembangkan Desa Siaga. Dalam
langkah ini termasuk kegiatan advokasi kepada para penentu kebijakan, agar
mereka mau memberikan dukungan, baik berupa kebijakan, agar mereka mau
memberikan dukungan, baik berupa kebijakan atau anjuran, serta restu, maupun
dana atau sumber daya lain, sehingga pengembangan Desa Siaga dapat berjalan
dengan lancar. Sedangkan pendekatan kepada tokoh - tokoh masyarakat
bertujuan agar mereka memahami dan mendukung, khususnya dalam membentuk
opini publik guna menciptakan iklim yang kondusif bagi pengembangan Desa
Siaga. Jadi dukungan yang diharapkan dapat berupa dukungan moral,
dukungan finasial atau dukungan material,sesuai kesepakatan dan persetujuan
masyarakat dalam rangka pengembangan desa siaga. Jika di daerah tersebut telah
terbentuk wadah - wadah kegiatan masyarakat di bidang kesehatan seperti forum
Kesehatan Desa, konsil Kesehatan Kecamatan atau Badan Penyantun
Puskesmas, Lembaga Pemberdayaan Desa, PKK, serta organisasi kemasyarakatan
lainnya, hendaknya lembaga-lembaga ini diikutsertakan dalam setiap
pertemuan dan kesepakatan.
Survei Mawas diri (SMD) atau Telaah Mawas Diri (TMD) atau Community
Self Survey (CSS) bertujuan agar pemuka - pemuka masyarakat mampu
melakukan telaah mawas diri untuk desanya. Survei harus dilakukan oleh
bimbingan tenaga kesehatan. Dengan demikian, diharapkan mereka menjadi sadar
akan permasalahan yang dihadapi di desanya, serta bangkit niat atau tekat
untuk mencari solusinya, termasuk membangun Poskesdes sebagai upaya
mendekatkan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat desa. Untuk itu,
sebelumnya perlu dilakukan pemilihan dan pembekalan keterampilan bagi
mereka. Keluaran atau output dari SMD ini berupa identifikasi masalah -masalah
kesehatan serta daftar potensi di desa yang dapat didayagunakan dalam
mengatasi masalah - masalah kesehatan tersebut, termasuk dalam rangka
membangun Poskesdes.
7
Tujuan penyelenggaraan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) ini adalah
mencari alternatif penyelesaian masalah kesehatan dan upaya membangun
Poskesdes dikaitkan dengan potensi yang dimiliki desa. Disamping itu juga untuk
menyusun rencana jangka panjangpengembangan Desa Siaga. Inisiatif
penyelenggaraan musyawarah sebaiknya berasal dari tokoh masyarakat yang
telah sepakat mendukung pengembangan Desa Siaga. Peserta musyawarah adalah
tokoh - tokoh masyarakat, tokoh -tokoh perempuan dan generasi muda
setempat. Bahkan sedapat mungkin dilibatkan pula kalangan dunia usaha yang
mau mendukung pengembangan Desa Siaga dan kelestariannya (untuk itu
diperlukan advokasi .Data serta temuan lain yang diperoleh pada saat SMD
disampaikan, utamanya adalah daftar masalah kesehatan, data potensi,
sertaharapan masyarakat.Hasil pendataan tersebut dimusyawarahkan untuk
penentuan prioritas, serta langkah - langkah solusi untuk pembangunan Poskesdes
1. Indikator Masukan
Yaitu untuk mengukur seberapa besar masukan telah diberikan dalam rangka
2. Indikator Proses
8
b. Berfungsi / tidaknya sistem kegawatdaruratan dan penanggulangan
3. Indikator Keluaran
Indikator keluaran untuk mengukur seberapa besar hasil kegiatan yang dicapai
dan PHBS.
4. Indikator Dampak
Indikator ini mengukur seberapa besar dampak dan hasil kegiatan di desa
9
No Indikator Pratama Madya Utama
1 Forum Masyarakat Desa V V V
2 Sarana/fasilitas pelayanan V V V
kesehatan dasar
(Poskesdes atau UKBM lain)
dengan tenaga dan
sistem rujukannya
3 Posyandu, UKBM maternal dan V V V
UKBM lain sesuai
kebutuhan.
4 Sistem pengamatan berbasis V V V
masyarakat (KIA, gizi,
penyakit, faktor risiko lingkungan
dan perilaku).
5 Sistem kesiapsiagaan V* V
kegawatdaruratan dan bencana
berbasis masy.
6 Upaya menciptakan dan V* V
terwujudnya lingkungan
sehat.
7 Upaya menciptakan dan V* V
terwujudnya PHBS.
8 Upaya menciptakan dan V* V
terwujudnya Kadarzi.
Keterangan :
(*)
10
Adalah Desa siaga yang melibatkan masyarakat untuk ikut berperan serta
dalam mendeteksi gangguan jiwa serta siaga terhadap munculnya masalah
kesehatan jiwa di masyarakat.
1. Pemilihan Desa
2. Sosialisasi ke tokoh masyarakat.
3. Pemilihan calon kader kesehatan jiwa.
4. Pelaksanaan peran kader kesehatan jiwa.
5. Monitoring dan evaluasi.
11
1. Bertempat tinggal di Desa Siaga Sehat Jiwa
2. Sehat Jasmani dan r dan rohani
3. Mampu membaca dan menulis.
4. Bersedia menjadi kader kesehatan jiwa sebagai tenaga sukarela.
5. Mempunyai komitment menjalankan kesehatan jiwa masyarakat
(CMHN)
6. Mendapat ijin dari istri/suami/keluarga.
12
2. Kehilangan /berpisah dengan orang yang di cintai,kehilangan
pekerjaan,harta benda,tempat tinggal dan sekolah
3. Keluarga dengan penyakit kronis ( TBC,Hipertensi,sakit gula,penyakit
jantung,ginjal dan reumatik)
4. Keluarga dengan ibu hamil dan ibu melahirkan.
Pelaporan :
13
2. Kader mencatat data data keluarga yang mempunyai risiko masalah
psikososial
3. Kader mencatat data data keluarga yang mengalami gangguan jiwa
4. Hasil penghitungan jumlah keluarga untuk masing masing kelompok
dicatat
5. Hasil pencatatan di sampaikan pada perawat kesehatan jiwa puskesmas.
14
pelayanan keperawatan dilakukan oleh banyak orang sehingga ilmu
manajemen perlu untuk diterapkan.
15
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pelaksanaan pengembangan Desa /Kelurahan Siaga Aktif merupakan
tanggung jawab dari pimpinan dan perangkat dan Pemerintahan Desa
/Kelurahan . Namun demikian ,keberhasilannya tentu perlu dukungan berbagai
pihak terutama seluruh komponen masyarakat di wilayah kerja Desa
/Kelurahan serta dunia usaha dan unsur- unsur masyarakat lainnya di berbagai
tingkat administrasi. Demikian juga pentingnya pembinaan oleh petugas baik
dari Dinas Kesehatan maupun dari Puskesmas dan bidan /perawat di desa
sebagai ujung tombak pembanguan kesehatan di wilayah kecamatan dan
Desa/Kelurahan.
B. Saran
1. Dalam hal penyusuan makalah ‘’ Desa Siaga Sehat Jiwa’’ kami sangat
mengharapkan kritik ,saran dan partisipasi yang membangun kepada
kami,agar penyusunan makalah ini bisa lengkap seperti yang kami dan
bapak/ibu harapkan.
2. Diharapkan semua teman- teman dari studi ilmu keperawatan STIKES
Kepanjen dapat mengetahui Desa Siaga Sehat Jiwa dan
mengaplikasikannya ke teman – teman lain.
16
DAFTAR PUSTAKA
17