Aditya Purwanto 31-08-2020
Aditya Purwanto 31-08-2020
ADITYA PURWANTO
NIM. 20166513003
i
ii
KAJIAN LITERATUR
ADITYA PURWANTO
NIM. 20166513003
i
iv
HALAMAN PERSETUJUAN
KAJIAN LITERATUR
Diusulkan Oleh
ADITYA PURWANTO
NIM. 20166513003
Dr. Kelana Kusuma Dharma, S.Kp M.Kes Ns. Puspa Wardhani, M.Kep
NIDN 4029037701 NIDN 4006037101
Ketua Prodi
Sarjana Terapan Keperawatan Pontianak
ii
v
HALAMAN PENGESAHAN
KAJIAN LITERATUR
ADITYA PURWANTO
NIM. 20166513003
Tanda tangan
iii
vi
BIODATA PENULIS
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. SD : SDN 09 Padak
2. SLTP : SMP PGRI 27 Padak
3. SLTA : SMAN 1 Belitang Hilir
iv
vii
Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan Kajian
Literatur saya yang berjudul :
Penulis
Aditya Purwanto
NIM. 2016513003
v
viii
ABSTRAK
vi
ix
ABSTRACT
Background : One of the health workers who get direct assessment by patients is nursing
staff. The results showed that the nurse's ability to apply therapeutic communication was
still low, namely 36.4% and the patient's low dissatisfaction with service was 37.5%. One
way to increase patient satisfaction is to apply therapeutic communication carried out by
nurses.
Purpose : This study aims to determine the relationship between nurse therapeutic
communication with patient satisfaction.
Methods : This type of research is a literature review with the systematic review method.
The samples in this study were 10 national journals that discussed the relationship
between nurse therapeutic communication and patient satisfaction that were searched
using the Google Scholar, Search Engine and Pub Med in the range of 2011 - 2020
which had met the inclusion and exclusion criteria.
Results : From 10 journals, it was found that the therapeutic communication carried out
by nurses was good in providing nursing services. The results showed that there was a
relationship between nurse therapeutic communication with patient satisfaction.
Conclusion : There is a significant relationship between nurse therapeutic
communication with patient satisfaction. It is recommended that nurses always
implement therapeutic communication in providing nursing services so as to increase
patient satisfaction.
vii
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti ucapkan pada Tuhan Yang Maha Esa atas Kuasa-Nya
yang telah memberikan segala nikmat dan kesempatan sehingga penyusunan
kajian literatur yang berjudul “Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat
Terhadap Kepuasan Pasien” dapat terselesaikan.
Selanjutnya ucapan terima kasih yang tak terhingga saya sampaikan kepada
bapak Dr. Kelana Kusuma Dharma, S.Kp M.Kep selaku pembimbing utama dan
ibu Ns. Puspa Wardhani, M.Kep selaku pembimbing pendamping yang penuh
kesabaran dan perhatiannya dalam memberikan bimbingan hingga kajian literatur
ini dapat terselesaikan dengan baik.
Dengan terselesaikannya kajian literatur ini, perkenankan pula saya untuk
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Didik Hariyadi, S.Gz, M.Si selaku Direktur Poltekkes Kemenkes
Pontianak.
2. Ibu Nurbani, S.Kp M.Kep selaku Ketua Jurusan Keperawatan Poltekkes
Kemenkes Pontianak.
3. Ibu Ns. Puspa Wardhani, M.Kep selaku Ketua Prodi Sarjana Terapan
Keperawatan Pontianak Poltekkes Kemenkes Pontianak.
4. Ibu Rima Rianti, S.ST.M.MB atas kesediaannya untuk menguji kajian
literatur ini.
5. Orang tua tercinta, adik serta keluarga yang telah memberikan semangat
dalam menyelesaikan pendidikan ini.
6. Seluruh Dosen, Instruktur dan Staf Prodi Sarjana Terapan Keperawatan
Pontianak serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
yang telah membantu dalam penyusunan kajian literatur ini.
7. Seluruh teman satu angkatan 2016 Prodi Sarjana Terapan Keperawatan
Pontianak yang memberikan semngat serta kenangan terindah selama
menempuh pendidikan ini.
Kajian literatur ini disadari masih banyak kekurangan dan kelemahannya.
Untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat diperlukan demi kesempurnaan
viii
xi
kajian literatur ini. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi peneliti dan
pihak lain yang membutuhkan.
Penulis
ix
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN........................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................... iii
BIODATA PENULIS...................................................................................... iv
KEASLIAN PENELITIAN............................................................................ v
ABSTRAK....................................................................................................... vi
ABSTRACT...................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR..................................................................................... viii
DAFTAR ISI.................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR....................................................................................... xi
DAFTAR TABEL............................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................ 5
C. Tujuan Penulisan.................................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian............................................................................... 5
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................... 52
B. Penutup................................................................................................ 52
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 54
x
xiii
DAFTAR GAMBAR
xi
xiv
DAFTAR TABEL
xii
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang mempunyai posisi sangat strategis dalam menentukan mutu
pelayanan. Untuk menjaga pelayanan kesehatan yang bemutu tinggi, harus
dapat memenuhi standar ketenagaan, manajemen, dan sarana organisasi
tenaga keperawatan dalam hal ini bertanggung jawab pada pelayanan
kesehatan masyarakat khususnya di rumah sakit (Selfiana, 2020). Perawat
merupakan tenaga kerja dibidang kesehatan yang bertugas memberikan
pelayanan keperawatan, pencegahan penyakit dan pelayanan bagi pasien
(Patmawati, 2020).
World Health Organization (WHO) tahun 2017 menyatakan jumlah
perawat di seluruh dunia sebanyak 19,3 juta orang. Jumlah perawat di negara
dunia yaitu Amerika Serikat sebanyak 2,8 juta perawat dan Jepang sebanyak
1,3 juta perawat (Kemenkes, 2018). Sedangkan jumlah perawat di Indonesia
tahun 2018 tercatat sebanyak 296.876 orang. Provinsi dengan jumlah perawat
terbanyak yaitu Provinsi Jawa Tengah sebanyak 35.773 orang, Jawa Barat
sebanyak 33.527 orang dan Jawa Timur sebanyak 33.377 orang. Sedangkan
paling sedikit terdapat di provinsi Papua Barat dan Sulawesi Barat yaitu
1.478 orang dan 1.675 orang. Berdasarkan tempat fasilitas pelayanan
kesehatannya, sebanyak 58,26% perawat didayagunakan di rumah sakit dan
29,46% didayagunakan di puskesmas dan sisanya ditempatkan di wilayah 3T
(Kemenkes, 2019).
Salah satu tenaga kesehatan yang mendapatkan penilaian langsung oleh
pasien adalah tenaga keperawatan. Tenaga keperawatan merupakan tenaga
kesehatan yang berada di garda terdepan dimana selalu mengobservasi setiap
masalah kesehatan pasien selama 24 jam secara terus menerus. Perawat
sebagai tenaga profesional mempunyai kesempatan paling besar untuk
memberikan pelayanan kesehatan dalam bentuk asuhan keperawatan yang
komprehensif untuk membantu pasien memenuhi kebutuhan dasar secara
holistik. Untuk menjalankan perannya dengan baik, perawat perlu memiliki
1
2
pada hubungan terapeutik sehingga timbul rasa kepuasan pada pasien (Basri,
2018). Untuk itu diperlukan standar tertentu yang dapat digunakan untuk
mengukur kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan melalui
komunikasi terapeutik yang dilakukan oleh perawat.
Menurut Nursalam (2016), untuk mengukur kepuasan pasien ditentukan
berdasarkan indeks kepuasan yang memiliki pengaruh pada kepuasan pasien
yaitu : product quality, service quality, emotional factor dan price. Pemberian
pelayanan agar bisa memberikan kepuasan pasien dapat dilihat dari
kemampuan perawat untuk senantiasa responsiveness (cepat tanggap),
reliability (pelayanan tepat waktu), assurance (sikap dalam memberikan
pelayanan), emphaty (kepedulian dan perhatian dalam memberikan
pelayanan) dan tangible (mutu jasa pelayanan) dalam setiap memberikan
asuhan keperawatan pada pasien (Oxyandi dan Heni, 2019).
Untuk dapat memberikan pelayanan keperawatan dengan kualitas yang
baik maka perlu adanya peningkatan pelayanan di semua bidang secara
terpadu, terencana, serta baik seperti senantiasa menerapkan komunikasi
terapeutik khususnya bagi tenaga keperawatan. Jika komunikasi terapeutik
yang diberikan oleh perawat dinilai baik maka pasien akan merasa puas
dalam mendapatkan pelayanan di Rumah Sakit, sehingga derajat kesembuhan
pasien juga akan meningkat. Adanya penerapan komunikasi terapeutik
memiliki tujuan akhir yang dapat meberikan arti bahwa pelayanan Rumah
Sakit adalah kepuasan pasien, dan pasien akan memberikan suatu penilaian
terhadap jasa pelayanan yang diterimanya berdasarkan kepuasannya.
Berdasarkan pemaparan yang telah diuraikan di atas, dimana data
menunjukkan tingkat kepuasan pasien dalam menerima pelayanan
keperawatan masih tergolong rendah serta masih banyak perawat yang belum
menerapkan komunikasi terapeutik yang baik maka penulis tertarik untuk
membuat kajian literatur yang berjudul “Hubungan Komunikasi Terapeutik
Perawat terhadap Kepuasan Pasien”.
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang yang sudah dipaparkan di atas
maka rumusan masalah dari kajian literatur ini adalah “Bagaimana Hubungan
Komunikasi Terapeutik Perawat terhadap Kepuasan Pasien”.
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari kajian literatur ini adalah untuk mengetahui
Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat terhadap Kepuasan Pasien.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk menganalisis beberapa literatur yang mengarah pada topik
hubungan komunikasi terapeutik perawat terhadap kepuasan pasien.
b. Untuk mengidentifikasi dan mengetahui hubungan komunikasi
terapeutik perawat terhadap kepuasan pasien.
D. Manfaat
1. Manfaat Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai sumber informasi yang dapat digunakan sebagai materi
pembelajaran keperawatan serta sebagai bahan acuan dalam melakukan
penelitian yang akan datang.
7
8
d. Penerimaan (Acceptance)
Mendukung dan menerima informasi dari pasien dengan tingkah laku
yang menunjukkan ketertarikan dan tidak menilai. Penerimaan bukan
berarti sebuah persetujuan. Menunjukkan penerimaan berarti kesediaan
mendengar tanpa menunjukkan adanya suatu keraguan. Pelayanan
kesehatan perlu menghindari memutar mata keatas, menyilangkan kaki
atau tangan, melenggekkan kepala, mengerutkan atau memandang
dengan muka masam pada saat berinteraksi dengan pasien.
e. Klarifikasi (Clarification)
Klarifikasi merupakan teknik yang digunakan apabila tenaga kesehatan
masih ragu, kurang jelas, tidak mendengar atau pasien malu
mengemukakan informasi dan tenaga kesehatan mencoba memahami
situasi yang digambarkan oleh pasien.
f. Refleksi (Reflection)
Refleksi adalah mengarahkan kembali ide, pikiran, perasaan,
pertanyaan, da isi pembicaraan kepada pasien. Hal ini digunakan untuk
memvalidasi pengertian dari tenaga kesehatan tentang apa yang
diucapkan dan diutarakan pasien untuk menekankan empati, dan
penghargaan terhadap pasien (Suryani, 2015).
g. Memfokuskan (Focusing)
Memfokuskan adalah bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada
pasien untuk membahas masalah inti dan mengarahkan komunikasi
pasien pada pencapaian tujuan. Metode ini dilakukan dengan tujuan
membatasi topik pembicaraan sehingga masalah lebih spesifik dan
dimengerti dan lebih mengarahkan komunikasi pasien pada pencapaian
tujuan dari topik pembahasan.
h. Diam (Silence)
Teknik diam digunakan untuk memberikan kesempatan pada pasien
menjawab pertanyaan dari tenaga kesehatan. Diam akan memberikan
kesempatan kepada tenaga kesehatan dan pasien untuk mengutarakan
pikiran masing-masing.
i. Memberikan Informasi (Informing)
11
c. Nilai
Nilai adalah sesuatu yang mempengaruhi perilaku sehingga penting
bagi perawat untuk menyadari nilai dari seorang pasien. Perawat perlu
berusaha untuk mengetahui dan mengklarifikasi nilai sehingga dapat
13
g. Pengetahuan
Tingkat pengetahuan sangat mempengaruhi komunikasi yang
dilakukan. Seseorang yang tingkat pengetahuannya rendah akan sulit
merespon pertanyaan yang mengandung bahasa verbal dibanding
14
e. Evaluasi
Evaluasi sebagai sesuatu yang direncanakan dan perbandingan yang
sitematik pada status klien. Dengan mengukur perkembangan klien
dalam mencapai suatu tujuan maka perawat dapat menentukan
efektiftas asuhan keperawatan (Nursalam, 2015). Tujuan evaluasi
adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan. Hal ini
18
a. Karakteristik Pasien
Faktor penentu tingkat pasien dan konsumen oleh karakteristik dari
pasien tersebut yng merupakan ciri-ciri seseorang atau kekhasan
seseorang yang membedakan orang yang satu dengan orang yang lain.
Karakteristik tersebut berupa nama, umur, jenis kelamin, latar
belakang, pendidikan, suku bangsa, agama, pekerjaan, dan lain-lain.
b. Sarana Fisik
20
E. Kerangka Teori
A. Metode Penelusuran
Metode yang digunakan dalam kajian literatur ini menggunakan metode
Systematic Review dimana metode ini terdiri atas serangkaian proses yang
sistematis, mulai dari mengumpulkan, mengidentifikasi, menilai serta
menginterpretasikan bukti (evidence) dari hasil-hasil penelitian sebelumnya
dengan tujuan untuk dijadikan sebagai landasan praktik klinis berdasarkan
bukti (evidence-based practice). Metode ini menggunakan pendekatan
metodologi ilmiah untuk merangkum hasil penelitian, proses pencarian hasil
penelitian dan artikel dikerjakan secara sistematis dengan menetapkan
kriteria yang jelas untuk artikel yang akan dimasukkan. Kajian literatur dalam
penelitian ini dilakukan dengan menganalisis jurnal untuk mendapatkan
kesimpulan mengenai Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat terhadap
Kepuasan Pasien.
Hasil kajian literatur ini akan disajikan dalam bentuk paper atau artikel.
Kajian literatur ini melewati 3 tahapan yaitu planning, conducting dan
reporting (Rahma, 2019). Metode yang digunakan adalah melakukan
pencarian literatur dengan menggunakan mesin pencarian Google Scholar,
Search Engine dan Pub Med. Pada tahap awal pencarian jurnal dengan
menggunakan Google Scholar dan Search Engine yang dipublikasikan dari
rentang tahun 2011-2020 menggunakan kata kunci “Komunikasi Terapeutik”,
“Perawat” dan “Kepuasan Pasien”. Selain itu peneliti juga akan
menggunakan mesin pencarian Pub Med dengan menelusuri jurnal dari
rentang tahun 2011-2020 menggunakan kata kunci berdasarkan PICO
(Patient / Problem, Intervention, Compare to, Outcome) yaitu
“communication theraupetic”, “nurse” dan “patient satisfaction”.
Selanjutnya dilakukan seleksi terhadap jurnal yang ditemukan berdasarkan
pada kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi pemilihan jurnal ini
meliputi: 1) Merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross
sectional; 2) korelasi yang dianalisis adalah komunikasi terapeutik perawat
dan kepuasan pasien; 3) Variabel independen adalah komunikasi terapeutik
25
26
Studi literatur
Analisis literatur
A. Hasil
Berdasarkan hasil pencarian didapatkan sebanyak 19 jurnal yang
dianggap sesuai dengan judul penelitian kemudian dijadikan satu lalu
dilakukan screening apakah judul pada artikel tersebut ada yang sama atau
tidak. Setelah dilakukan screening didapatkan ada 10 jurnal yang judulnya
sama, dari 10 judul ini kemudian di screening berdasarkan eligibility sesuai
dengan kriteria inklusi dan ekslusi untuk selanjutnya dilakukan review.
Tabel 4.1 Proses Seleksi Literatur
No Mesin Pencari Google Scholar
1 Hasil Penelusuran 76
2 Full Text dari tahun 2011 – 2020 76
3 Judul Sesuai 19
4 Judul Sama 10
5 Eligible sesuai kriteria inklusi dan ekslusi 10
Result 10
29
30 29
Jurnal 1
Judul Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat Dengan Kepuasan Pasien
di Ruang Poliklinik Rawat Jalan RSUD Indramayu Tahun 2020
Penulis Wilda Sefiana
Tahun 2020
Jurnal dan -
Volume
Reviewer Aditya Purwanto
Tanggal 3 Agustus 2020
Tujuan Mengetahui hubungan komunikasi terapeutik dengan kepuasan pada
Penelitian pasien
Metode Penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional.
Sampel dan 88 orang dengan teknik accidental sampling
teknil
sampling
Lokasi RSUD Indramayu
Penelitian
Hasil Hasil uji statitik didapatkan perawat dengan komunikasi terapeutik
Penelitian pada pasien yang kurang baik sebanyak 32 orang (36,4%) dan perawat
yang komunikasi terapetik pada pasiennya baik sebanyak 56 orang
(63,6%). Hasil selanjutnya yaitu pasien yang tidak puas sebanyak 33
orang (37,5%) dan pasien yang puas sebanyak 55 orang (37,5%)
terhadap pelayanan keperawatan. Serta pasien yang tidak puas dengan
komunikasi terapeutik perawat kurang baik sebanyak 21 orang
(65,6%), lebih tinggi dibanding dengan pasien yang tidak puas dengan
komunikasi terapeutik perawat baik sebanyak 12 orang (21,4%).
Berdasarkan hasil uji statistik dengan uji chi square diperoleh p value
= 0,000 yang artinya p value < α (0,05) sehingga hipotesis nol ditolak,
sehingga ada hubungan yang signifikan antara komunikasi terapeutik
dengan kepuasan pada pasien di RSUD Indramayu Tahun 2020.
Kesimpula 1. Kurang dari setengahnya (36,4%) perawat di Ruang Poliklinik
n Rawat Jalan RSUD Indramayu dengan komunikasi terapeutik
pada pasien kurang baik.
2. Kurang dari setengahnya (37,5%) pasien di Ruang Poliklinik
Rawat Jalan RSUD Indramayu merasa tidak puas terhadap
pelayanan keperawatan.
3. Ada hubungan komunikasi terapeutik dengan kepuasan pada
pasien di Ruang Poliklinik Rawat Jalan RSUD Indramayu (p
value = 0,000).
31
Jurnal 2
Judul Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat Dengan Kepuasan Pasien
Dalam Pelayanan Keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD
Majalengka Kabupaten Majalengka Tahun 2020
Penulis Nita Patmawati
Tahun 2020
Jurnal dan -
Volume
Reviewer Aditya Purwanto
Tanggal 4 Agustus 2020
Tujuan Mengetahui hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan
Penelitian kepuasan pada pasien rawat inap.
Metode Penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional.
Sampel dan 59 orang dengan teknik purposive sampling
teknil
sampling
Lokasi RSUD Majalengka Kabupaten Majalengka
Penelitian
Hasil Hasil penelitian didapatkan bahwa dari 29 perawat yang melakukan
Penelitian komunikasi terapeutik kurang baik, 82,8% pasien merasa tidak puas
dengan pelayanan keperawatan dan 17,2% pasien merasa puas dengan
pelayanan keperawatan. Hal ini menunjukkan bahwa pasien rawat inap
yang tidak puas sebagian besar terdapat pada komunikasi terapetik
perawat yang kurang baik dibanding dengan komunikasi terapetik
perawat yang baik. Berdasarkan hasil uji statistik, diperoleh p value =
0,000 yang artinya p value < α (0,05) sehingga hipotesis nol ditolak.
Kesimpula Ada hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat
n kepuasan pada pasien rawat inap di RSUD Majalengka Kabupaten
Majalengka Tahun 2020.
32
Jurnal 3
Judul Hubungan Komunikasi Terapeutik Dengan Kepuasan Pasien Rawat
Inap Puskesmas Tapen Kabupaten Bondowoso
Penulis Mohammad Syarif Hidayatullah, Husnul Khotimah, Setyo Adi
Nugroho
Tahun 2020
Jurnal dan Jurnal Keperawatan Profesional (JKP) Volume 8, Nomor 1 Februari
Volume 2020
Reviewer Aditya Purwanto
Tanggal 4 Agustus 2020
Tujuan Mengetahui hubungan antara komunikasi terapeutik dengan kepuasan
Penelitian pelayanan pasien Rawat Inap di Puskesmas Tapen Kabupaten
Bondowoso dan untuk mengetahui seberapa besar hubungan
Komunikasi Terapeutik dengan Kepuasan Pasien di ruang Rawat Inap
di Puskesmas Tapen Kabupaten Bondowoso.
Metode Penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional.
Sampel dan 30 responden
teknil
sampling
Lokasi Puskesmas Tapen Kabupaten Bondowoso
Penelitian
Hasil Hasil penelitian didapatkan bahwa dari 30 responden sebagian besar
Penelitian perawat sudah melakukan komunikasi terapeutik dengan baik
sebanyak 76,7% (23 responden) dan responden puas terhadap
pelayanan rawat inap di Puskesmas Tapen sebanyak 76,7% (23
responden). Hasil analisa statistik dengan uji korelasi Spearman
diperoleh nilai p-value 0,000 (p < 0,05) artinya ada hubungan yang
signifikan antara komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan
pasien rawat inap.
Kesimpula Ada hubungan yang signifikan antara komunikasi terapeutik perawat
n dengan kepuasan pasien rawat inap.
33
Jurnal 4
Judul Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat Dengan Kepuasan Pasien
Rawat Inap
Penulis Iskandar Markus Sembiring, Novita Br Ginting Munthe
Tahun 2019
Jurnal dan Jurnal Keperawatan dan Fisioterapi (JKF) e-ISSN: 2655-0830 Vol. 1
Volume No.2 Edisi November2018-April 2019
Reviewer Aditya Purwanto
Tanggal 5 Agustus 2020
Tujuan Mengetahui hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan
Penelitian kepuasan pasien di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah
Deli Serdang.
Metode Penelitian ini adalah deskriptif korelasi
Sampel dan 36 responden dengan purposive sampling.
teknil
sampling
Lokasi RSUD Deli Serdang
Penelitian
Hasil Hasil penelitian didapatkan bahwa dari 36 responden di Rumah Sakit
Penelitian Umum Daerah Deli Serdang bahwa responden mengatakan
komunikasi terapeutik yang diterapkan oleh perawat saat
berkomunikasi dengan pasien keterampilannya cukup sebanyak 27
orang (75,0%), sangat baik 2 orang (5.6%), baik 2 orang (5.6%), dan
kurang 5 orang (13.9%) dan responden yang tingkat kepuasaannya
Tidak Puas sebanyak 22 orang (61,1%), sangat puas 2 orang (5.6%),
puas 6 orang (16.7), dan sangat tidak puas 6 orang (16.7%). Hasil
penelitian antara komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan
pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang menunjukkan nilai
P=0,043 dimana nilai tersebut (P<0,05), dengan nilai r=0,339 maka
artinya ada hubungan antara komunikasi terapeutik perawat dengan
kepuasan pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang tahun
2018 dengan kekuatan korelasi lemah.
Kesimpula Ada hubungan antara komunikasi terapeutik perawat dengan
n kepuasan pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Deli
Serdang.
34
Jurnal 5
Judul Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat Dengan Kepuasan Pasien
Penulis Mechi Silvia Dora, Dini Qurrata Ayuni, Yanti Asmalinda
Tahun 2019
Jurnal dan Jurnal Kesehatan - Volume 10 Nomor 2 (2019) 101-105
Volume
Reviewer Aditya Purwanto
Tanggal 5 Agustus 2020
Tujuan Mengetahui hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan
Penelitian kepuasan pasien di ruang rawat inap non bedah RSUD Padang
Pariaman.
Metode Penelitian ini adalah deskriptif korelasi
Sampel dan 30 responden dengan purposive sampling.
teknil
sampling
Lokasi Rumah Sakit Umum Daerah Padang Pariaman
Penelitian
Hasil Hasil penelitian didapatkan bahwa krakteristik responden berdasarkan
Penelitian usia yaitu sebagian kecil pada usiadewasa awal sebanyak 9 pasien
(36,7%), jenis kelamin laki-laki dan perempuan seimbang. Penerapan
komunikasi teraupetik sebagian besar 20 orang (66,7%) tidak efektif
dan sebagian besar pasien (56,7%) menyatakan tidak puas terhadap
komunikasi terapeutik perawat. Hasil uji statistik didapatkan bahwa
perawat yang keterampilan komunikasi terapeutiknya tidak efektif dan
pasien merasa tidak puas sebanyak 16 pasien (80%) dan merasa puas
sebanyak 4 orang (20%). Sedangkan yang komunikasi terapeutiknya
efektif, pasien merasa tidak puas sebanyak 1 pasien (10%), dan yang
merasa puas sebanyak 9 pasien (90 %). Berdasarkan uji statistik
dengan menggunakan chi square didapat nilai p-value = 0,000 (p
value < α 0.05) berarti ada hubungan bermakna antara komunikasi
terapeutik perawat dengan kepuasan pasien.
Kesimpula Ada hubungan bermakna antara komunikasi terapeutik perawat dengan
n kepuasan pasien.
35
Jurnal 6
Judul Hubungan Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik Perawat Dengan
Kepuasan Pasien Kemoterapi One Day Care Rumah Sakit Murni
Teguh Memorial Hospital Medan
Penulis Yunida Turisna Simanjuntak
Tahun 2019
Jurnal dan Jurnal Online Keperawatan Indonesia Vol. 2 No. 1 2019
Volume
Reviewer Aditya Purwanto
Tanggal 6 Agustus 2020
Tujuan Mengetahui hubungan pelaksanaan komunikasi teraupetik perawat
Penelitian terhadap kepuasan pasien kemoterapi one day care di Rumah Sakit
Murni Teguh Memorial Hospital Medan.
Metode Penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional
Sampel dan 64 responden dengan teknik total sampling
teknil
sampling
Lokasi Rumah Sakit Murni Teguh Memorial Hospital Medan
Penelitian
Hasil Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan komunikasi
Penelitian terapeutik perawat mayoritas baik (92,2%) dan kepuasan pasien
mayoritas puas (93,8%). Berdasarkan uji Chi-Square diperoleh nilai p
= 0,028 < α = 0.05 yang artinya ada hubungan pelaksanaan
komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien kemoterapi
one day care di Rumah Sakit Murni Teguh Memorial Hospital Medan.
Kesimpula Untuk pelaksanaan komunikasi terapeutik perawat kepada pasien
n kemoterapi one day care mayoritas baik, Kepuasan pasien kemoterapi
one day care mayoritas puas, ada hubungan pelaksanaan komunikasi
terapeutik perawat dengan kepuasan pasien kemoterapi one day care
di Rumah Sakit Murni Teguh Memorial Hospital Medan.
36
Jurnal 7
Judul Komunikasi Terapeutik Perawat Dan Tingkat Kepuasan Pasien
Penulis Maria Yuliana Wanda, Yustina Kristianingsih, Theresia Etik Lusiana
Tahun 2018
Jurnal dan Jurnal Penelitian Kesehatan, Jilid 6, nomor 1, Juli 2018, hlm. 33-38
Volume
Reviewer Aditya Purwanto
Tanggal 7 Agustus 2020
Tujuan Menganalisis hubungan pelaksanaan komunikasi terapeutik perawat
Penelitian dengan tingkat kepuasan pasien
Metode Penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional.
Sampel dan 33 responden menggunakan teknik consecutive sampling.
teknil
sampling
Lokasi Ruang Medikal Bedah RSK Budi Rahayu Blitar
Penelitian
Hasil Hasil penelitian didapatkan jenis kelamin yang paling banyak adalah
Penelitian berjenis kelamin perempuan sebanyak 20 (61%) responden, dilihat
dari usia menunjukan responden berada pada usia 11-70 dengan rata-
rata 47,27 ± 17,47 tahun, jika ditinjau dari pendidikan yang paling
banyak adalah pendidikan SD sebanyak 13 (39%) responden
sedangkan responden yang paling banyak dengan pekerjaan petani
yaitu 10 (31%) responden. Berdasarkan lama waktu perawatan
menunjukan bahwa paling banyak responden dirawat selama 2-4 hari,
Komunikasi terapeutik perawat sangat baik sebanyak 15 responden
dimana 9 (60%) responden mengatakan sangat puas, 4 (27%)
responden mengatakan puas dan 2 (13%) responden mengatakan
kurang puas. Komunikasi terapeutik perawat baik sebanyak 4
responden dimana 3 (75%) responden mengatakan sangat puas dan 1
(25%) mengatakan kurang puas, komunikasi terapeutik perawat
sedang sebanyak 7 responden dimana 4 (57%) responden mengatakan
puas dan 3 (43%) responden mengatakan sangat puas, komunikasi
terapeutik perawat buruk sebanyak 4 reponden dimana 4(100%)
responden mengatakan kurang puas, dan komunikasi terapeutik
perawat sangat buruk sebanyak 3 (100%) responden. Hasil uji
hipotesis dilakukan menggunakan uji Rank spearman dan didapatkan
p=0.02 di mana nilai p < 0.05 maka Ho di tolak artinya ada hubungan
antara komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kepuasan pasien,
dan nilai rs + 0.521 artinya ada hubungan positif kekuatan sedang
yang memiliki kemaknaan peningkataan komunikasi terapeutik akan
memberikan peningkatan terhadap kepuasan pasien.
Kesimpula Ada hubungan antara komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat
n kepuasan pasien
37
Jurnal 8
Judul Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat Dengan Tingkat Kepuasan
Pasien Diruang Rawat Inap Rsud Poso
Penulis Burhanuddin Basri
Tahun 2018
Jurnal dan Indonesian Journal of Nursing Sciences and Practice
Volume
Reviewer Aditya Purwanto
Tanggal 7 Agustus 2020
Tujuan Mengetahui hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat
Penelitian kepuasan pasien
Metode Penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional.
Sampel dan 96 responden menggunakan teknik total sampling.
teknil
sampling
Lokasi Di Ruang Rawat Inap Rsud Poso
Penelitian
Hasil Hasil penelitian menunjukan bahwa komunikasi teraupetik yang
Penelitian diberikan perawat tidak efektif sebanyak 34 reponden (72,3%).
Gambaran kepuasan keluarga pasien dalam pelayanan di ruang rawat
inap RSUD Poso menunjukan bahwa pasien tidak puas sebesar 54
reponden (56,3%). Ada hubungan yang signifikan antara komunikasi
terapeutik perawat dengan tingkat kepuasan pasien di ruang rawat inap
RSUD Poso dengan p value (0,04) < 0,05.
Kesimpula Ada hubungan yang signifikan antara komunikasi terapeutik perawat
n dengan tingkat kepuasan pasien di ruang rawat inap RSUD Poso.
38
Jurnal 9
Judul Pengaruh Komunikasi Terapeutik Perawat Terhadap Kepuasan Pasien
di Rawat Jalan RSUD Jogja
Penulis Mahendro Prasetyo Kusumo
Tahun 2017
Jurnal dan Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit, 6 (1): 72-81,
Volume April 2017
Reviewer Aditya Purwanto
Tanggal 9 Agustus 2020
Tujuan Mengetahui pengaruh komunikasi terapeutik perawat terhadap
Penelitian kepuasan pasien Poliklinik dan IGD di RSUD Jogja
Metode Penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional.
Sampel dan 140 responden menggunakan teknik proportionate cluster random
teknil sampling
sampling
Lokasi Di IGD di RSUD Jogja
Penelitian
Hasil Analisis data menggunakan uji regresi linier ganda. Penelitian ini
Penelitian menemukan bahwa terdapat pengaruh komunikasi terapeutik perawat
terhadap kepuasan pasien rawat jalan dan IGD di RSUD Jogja, dan
tahap orientasi komunikasi terapeutik merupakan tahap yang paling
berpengaruh terhadap kepuasan pasien, sedangkan tahap komunikasi
terapeutik yang paling berpengaruh di IGD adalah Tahap Terminasi.
Kesimpulan Terdapat Pengaruh Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik Perawat pada
Tahap Orientasi, Tahap Kerja dan Tahap Terminasi terhadap
Kepuasan Pasien di Instalasi Gawat Darurat dan Poliklinik RSUD
Jogja. Tahap Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik Perawat yang paling
mempengaruhi terhadap Kepuasan Pasien di Instalasi Gawat Darurat
RSUD Jogja adalah Tahap Terminasi, sedangkan Komunikasi
Terapeutik Perawat yang paling mempengaruhi terhadap Kepuasan
Pasien di Instalasi Gawat Darurat RSUD Jogja adalah Tahap Orientasi.
39
Jurnal 10
Judul Komunikasi Terapeutik Perawat Berhubungan dengan Kepuasan
Pasien
Penulis Misi Siti, Zulpahiyana, Sofyan Indrayana
Tahun 2016
Jurnal dan Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia Vol. 4, No. 1, Tahun 2016, 30-
Volume 34
Reviewer Aditya Purwanto
Tanggal 9 Agustus 2020
Tujuan Mengetahui hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan
Penelitian kepuasan pasien di ruang rawat inap pringgodani RSU Rajawali Citra
Bantul Yogyakarta.
Metode Penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional.
Sampel dan 57 responden menggunakan teknik accidental sampling
teknil
sampling
Lokasi Rumah Sakit Rajawali Citra Bantul, Yogyakarta
Penelitian
Hasil Hasil penelitian ini menunjukkan responden penelitian sebagian besar
Penelitian berusia 36-45 tahun yaitu 14 orang (24,6%), jenis kelamin perempuan
yaitu 31 orang (54,4%), tingkat pendidikan tamat SMA yaitu 23 orang
(40,4%), pekerjaan adalah non-PNS/ wiraswasta sebanyak 39 orang
atau sebesar (68,4%). Hasil analisis yaitu sebesar 49,1% komunikasi
terapeutik perawat baik dan 68,4% responden puas dan uji kendall tau
menunjukkan p=0,003 dan nilai korelasi sebesar r=0,371.
Kesimpulan Ada hubungan yang signifikan antara komunikasi terapeutik perawat
dengan kepuasan pasien.
B. Pembahasan
Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari sistem pelayanan
kesehatan yang memiliki posisi sangat strategis dalam memastikan kualitas
pelayanan, hal ini dikarenakan jumlah perawat paling banyak dari profesi lain
serta sangat lama melaksanakan kontak dengan pasien ataupun penderita.
Sehingga keperawatan merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan serta
sering digunakan sebagai indikator penanda pelayanan kesehatan yang
bermutu, dan berfungsi dalam memastikan tingkatan kepuasan pasien (Arofiati
dan Wahyuni, 2017). Perawat harus dapat memberikan asuhan keperawatan
secara profesional kepada pasien untuk menciptakan kepuasan. Salah satu
faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien adalah memberikan pelayanan
dengan komunikasi terapeutik yang baik (Patmawati, 2020).
Komunikasi terapeutik adalah kemampuan perawat untuk membantu
pasien beradaptasi terhadap stress, mengatasi gangguan psikologis, dan belajar
40
memulai segala tindakan dengan baik dan melakukan tindakan sesuai dengan
yang telah di sepakati. Tahap terakhir dalam komunikasi terapeutik yaitu tahap
terminasi memiliki nilai t hitung > t tabel (4.107>1968) dengan nilai
signifikansi < 0,05 dan koefisiensi regresi mempunyai nilai positif pada
komunikasi terapeutik tahap terminasi maka Ho di tolak. Artinya ada pengaruh
komunikasi terapeutik perawat pada tahap terminasi terhadap kepuasan pasien
rawat jalan RSUD Jogja. Tahap terminasi merupakan tahap dimana perawat
dan pasien bersama-sama meninjau kembali proses pelayanan kesehatan yang
telah di lalui. Perawat diharapkan dapat mengevaluasi pencapaian tujuan
interaksi yang telah dilakukan dengan menanyakan perasaan klien setelah
berinteraksi atau setelah melakukan tindakan tertentu serta membuat kontrak
untuk pertemuan berikutnya. Pada saat tahap terminasi inilah perawat dan
pasien bersama-sama meninjau kembali proses pelayanan kesehatan yang telah
di lalui. Perawat diharapkan dapat mengevaluasi pencapaian tujuan interaksi
yang telah dilakukan dengan menanyakan perasaan klien setelah berinteraksi
atau setelah melakukan tindakan tertentu serta membuat kontrak untuk
pertemuan berikutnya (Kusumo, 2017).
Salah satu indikator untuk menilai kinerja dari layanan kesehatan suatu
rumah sakit adalah melalui kepuasan pasien. Jika persentase kepuasan pasien
yang diperoleh tinggi berarti layanan kesehatan rumah sakit tersebut baik, dan
sebaliknya jika tingkat kepuasan pasien rendah, maka layanan rumah sakit
tersebut perlu dibenahi khususnya dalam hal berkomunikasi. Kepuasan pasien
adalah tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari kinerja layanan
kesehatan yang diperolehnya, setelah pasien membandingkan dengan apa yang
diharapkannya (Pohan, 2017).
Penjelasan mengenai analisis dari 10 jurnal yang membahas tentang
hubungan komunikasi terapeutik perawat terhadap kepuasan pasien yaitu
sebagai berikut :
Pada jurnal pertama yang membahas tentang Hubungan Komunikasi Terapeutik
Perawat Dengan Kepuasan Pasien di Ruang Poliklinik Rawat Jalan RSUD Indramayu
Tahun 2020 yang dilakukan oleh Wilda Sefiana (2020) dimana penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan komunikasi terapeutik dengan kepuasan pada
pasien. Hasil uji statitik didapatkan perawat dengan komunikasi terapeutik pada pasien
44
yang kurang baik sebanyak 32 orang (36,4%) dan perawat yang komunikasi terapetik
pada pasiennya baik sebanyak 56 orang (63,6%). Hasil selanjutnya yaitu pasien yang
tidak puas sebanyak 33 orang (37,5%) dan pasien yang puas sebanyak 55 orang
(37,5%) terhadap pelayanan keperawatan. Serta pasien yang tidak puas dengan
komunikasi terapeutik perawat kurang baik sebanyak 21 orang (65,6%), lebih tinggi
dibanding dengan pasien yang tidak puas dengan komunikasi terapeutik perawat baik
sebanyak 12 orang (21,4%). Berdasarkan hasil uji statistik dengan uji chi square
diperoleh p value = 0,000 yang artinya p value < α (0,05) sehingga hipotesis nol
ditolak, sehingga ada hubungan yang signifikan antara komunikasi terapeutik dengan
kepuasan pada pasien di RSUD Indramayu Tahun 2020.
Pada jurnal kedua yang berjudul Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat
Dengan Kepuasan Pasien Dalam Pelayanan Keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD
Majalengka Kabupaten Majalengka Tahun 2020 yang dilakukan oleh Nita Patmawati
(2020), dimana penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan komunikasi
terapeutik perawat dengan kepuasan pada pasien rawat inap. Hasil penelitian
didapatkan bahwa dari 29 perawat yang melakukan komunikasi terapeutik kurang
baik, 82,8% pasien merasa tidak puas dengan pelayanan keperawatan dan 17,2%
pasien merasa puas dengan pelayanan keperawatan. Hal ini menunjukkan bahwa
pasien rawat inap yang tidak puas sebagian besar terdapat pada komunikasi terapetik
perawat yang kurang baik dibanding dengan komunikasi terapetik perawat yang baik.
Berdasarkan hasil uji statistik, diperoleh p value = 0,000 yang artinya p value < α
(0,05) sehingga hipotesis nol ditolak. Dengan demikian maka ada hubungan
komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kepuasan pada pasien rawat inap di
RSUD Majalengka Kabupaten Majalengka Tahun 2020.
Pada jurnal ketiga yang berjudul Hubungan Komunikasi Terapeutik Dengan
Kepuasan Pasien Rawat Inap Puskesmas Tapen Kabupaten Bondowoso yang
dilakukan oleh Mohammad Syarif Hidayatullah, Husnul Khotimah, Setyo Adi
Nugroho (2020). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
komunikasi terapeutik dengan kepuasan pelayanan pasien Rawat Inap di Puskesmas
Tapen Kabupaten Bondowoso dan untuk mengetahui seberapa besar hubungan
Komunikasi Terapeutik dengan Kepuasan Pasien di ruang Rawat Inap di Puskesmas
Tapen Kabupaten Bondowoso. Hasil penelitian didapatkan bahwa dari 30 responden
sebagian besar perawat sudah melakukan komunikasi terapeutik dengan baik sebanyak
76,7% (23 responden) dan responden puas terhadap pelayanan rawat inap di
Puskesmas Tapen sebanyak 76,7% (23 responden). Hasil analisa statistik dengan uji
45
korelasi Spearman diperoleh nilai p-value 0,000 (p < 0,05) artinya ada hubungan yang
signifikan antara komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien rawat inap.
Penelitian keempat yang membahas tentang Hubungan Komunikasi
Terapeutik Perawat Dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap yang dilakukan oleh
Iskandar Markus Sembiring, Novita Br Ginting Munthe (2019), dimana penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan
kepuasan pasien di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang.
Hasil penelitian didapatkan bahwa dari 36 responden di Rumah Sakit Umum Daerah
Deli Serdang bahwa responden mengatakan komunikasi terapeutik yang diterapkan
oleh perawat saat berkomunikasi dengan pasien keterampilannya cukup sebanyak 27
orang (75,0%), sangat baik 2 orang (5.6%), baik 2 orang (5.6%), dan kurang 5 orang
(13.9%) dan responden yang tingkat kepuasaannya Tidak Puas sebanyak 22 orang
(61,1%), sangat puas 2 orang (5.6%), puas 6 orang (16.7), dan sangat tidak puas 6
orang (16.7%). Hasil penelitian antara komunikasi terapeutik perawat dengan
kepuasan pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang menunjukkan nilai
P=0,043 dimana nilai tersebut (P<0,05), dengan nilai r=0,339 maka artinya ada
hubungan antara komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien di Rumah
Sakit Umum Daerah Deli Serdang tahun 2018 dengan kekuatan korelasi lemah.
Pada penelitian kelima yang berjudul Hubungan Komunikasi Terapeutik
Perawat Dengan Kepuasan Pasien dengan nama peneliti Mechi Silvia Dora, Dini
Qurrata Ayuni, Yanti Asmalinda (2019). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien di ruang rawat inap
non bedah RSUD Padang Pariaman. Hasil penelitian didapatkan bahwa krakteristik
responden berdasarkan usia yaitu sebagian kecil pada usiadewasa awal sebanyak 9
pasien (36,7%), jenis kelamin laki-laki dan perempuan seimbang. Penerapan
komunikasi teraupetik sebagian besar 20 orang (66,7%) tidak efektif dan sebagian
besar pasien (56,7%) menyatakan tidak puas terhadap komunikasi terapeutik perawat.
Hasil uji statistik didapatkan bahwa perawat yang keterampilan komunikasi
terapeutiknya tidak efektif dan pasien merasa tidak puas sebanyak 16 pasien (80%)
dan merasa puas sebanyak 4 orang (20%). Sedangkan yang komunikasi terapeutiknya
efektif, pasien merasa tidak puas sebanyak 1 pasien (10%), dan yang merasa puas
sebanyak 9 pasien (90 %). Berdasarkan uji statistik dengan menggunakan chi square
didapat nilai p-value = 0,000 (p value < α 0.05) berarti ada hubungan bermakna antara
komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien.
46
nilai p < 0.05 maka Ho di tolak artinya ada hubungan antara komunikasi terapeutik
perawat dengan tingkat kepuasan pasien, dan nilai rs + 0.521 artinya ada hubungan
positif kekuatan sedang yang memiliki kemaknaan peningkataan komunikasi
terapeutik akan memberikan peningkatan terhadap kepuasan pasien.
Hasil penelitian jurnal kedelapan yang berjudul Hubungan Komunikasi
Terapeutik Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien Diruang Rawat Inap Rsud Poso
oleh Burhanuddin Basri (2018), dimana penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kepuasan pasien. Hasil
penelitian menunjukan bahwa komunikasi teraupetik yang diberikan perawat tidak
efektif sebanyak 34 reponden (72,3%). Gambaran kepuasan keluarga pasien dalam
pelayanan di ruang rawat inap RSUD Poso menunjukan bahwa pasien tidak puas
sebesar 54 reponden (56,3%). hubungan yang signifikan antara komunikasi terapeutik
perawat dengan tingkat kepuasan pasien di ruang rawat inap RSUD Poso dengan p
value (0,04) < 0,05.
Jurnal penelitian kesembilan yang berjudul Pengaruh Komunikasi Terapeutik
Perawat Terhadap Kepuasan Pasien di Rawat Jalan RSUD Jogja oleh Mahendro
Prasetyo Kusumo (2017). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
komunikasi terapeutik perawat terhadap kepuasan pasien Poliklinik dan IGD di RSUD
Jogja. Penelitian ini menemukan bahwa terdapat pengaruh komunikasi terapeutik
perawat terhadap kepuasan pasien rawat jalan dan IGD di RSUD Jogja, dan tahap
orientasi komunikasi terapeutik merupakan tahap yang paling berpengaruh terhadap
kepuasan pasien, sedangkan tahap komunikasi terapeutik yang paling berpengaruh di
IGD adalah Tahap Terminasi.
Hasil analisis pada jurnal terakhir yang berjudul Komunikasi Terapeutik
Perawat Berhubungan dengan Kepuasan Pasien oleh Misi Siti, Zulpahiyana, Sofyan
Indrayana (2016), dimana penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien di ruang rawat inap
pringgodani RSU Rajawali Citra Bantul Yogyakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan
responden penelitian sebagian besar berusia 36-45 tahun yaitu 14 orang (24,6%), jenis
kelamin perempuan yaitu 31 orang (54,4%), tingkat pendidikan tamat SMA yaitu 23
orang (40,4%), pekerjaan adalah non-PNS/ wiraswasta sebanyak 39 orang atau sebesar
(68,4%). Hasil analisis yaitu sebesar 49,1% komunikasi terapeutik perawat baik dan
68,4% responden puas dan uji kendall tau menunjukkan p=0,003 dan nilai korelasi
sebesar r=0,371. Kesimpulan ada hubungan yang signifikan antara komunikasi
terapeutik perawat dengan kepuasan pasien
48
rawat inap di Puskesmas Tapen sebanyak 76,7% (23 responden). Analisa hasil
kepuasan pasien menunjukkan bahwa pasien paling puas saat perawat
menengok dan memeriksa keadaan anda seperti mengukur tensi, suhu, nadi,
pernafasan, dan cairan infus dan perawat memberi tahu dengan jelas tentang
hal-hal yang dilarang dalam perawatan (Hidayatullah, 2020).
Pelaksanaan komunikasi terapeutik sangat berpengaruh terhadap
kepuasan pasien sehingga dapat mempengaruhi jumlah pasien yang bersedia
dirawat di rumah sakit tersebut. Dengan meningkatnya perhatian perawat
kepada pasien yang dirawat juga akan menambah kesempurnaan dalam
pemberian asuhan keperawatan maupun tindakan keperawatan. Hal tersebut
akan berefek terhadap penambahan jumlah pasien yang akan berobat sehingga
target atau capaian yang telah dibuat dalam rencana dan strategi seluruhnya
tercapai. Pelaksanaan komunikasi terapeutik oleh perawat mampu
mendatangkan kepuasan pasien, karena dengan komunikasi yang baik, pasien
akan merasa nyaman saat diberikan perawatan, sehingga pada akhirnya mereka
merasa puas dengan apa yang didapatkan dalam pelayanan kesehatannya.
Keberhasilan pelaksanaan komunikasi terapeutik dapat dilihat dari jumlah
pasien yang bersedia dirawat dan kepuasan yang dirasakan pasien. Hal tersebut
tidak lepas dari kewajiban perawat dalam menerapkan komunikasi terapeutik
terhadap semua pasien. Komunikasi terapeutik yang bermutu adalah
komunikasi yang dilakukan berdasarkan standar operasional dan dapat
memuaskan pasien.
Hasil telaah dan analisis peneliti pada 10 jurnal didapatkan bahwa semua
jurnal menyatakan ada hubungan antara komunikasi terapeutik perawat
terhadap kepuasan pasien. Penelitian Patmawati (2020) menyatakan dari 29
perawat yang melakukan komunikasi terapeutik kurang baik, 82,8% pasien
merasa tidak puas dengan pelayanan keperawatan dan 17,2% pasien merasa
puas dengan pelayanan keperawatan. Hal ini menunjukkan bahwa pasien rawat
inap yang tidak puas sebagian besar terdapat pada komunikasi terapetik
perawat yang kurang baik dibanding dengan komunikasi terapetik perawat
yang baik. Berdasarkan hasil uji statistik, diperoleh p value = 0,000 yang
artinya p value < α (0,05) sehingga hipotesis nol ditolak. Dengan demikian
50
Selain itu hasil penelitian ini sejalan dengan teori bahwa salah satu faktor yang
mempengaruhi kepuasan pasien adalah komunikasi terapeutik. Komunikasi
terapeutik merupakan hal yang sangat penting bagi perawat untuk mendukung
proses keperawatan yang meliputi pengkajian diagnosa keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan dan penilaian. Dimensi mutu pelayanan rumah sakit
yang mempengaruhi mutu pelayanan salah satunya merupakan dimensi
hubungan perawat dengan pasien (Suryani, 2015).
Hasil telaah dan analisis pada jurnal literatur yang terdapat dalam kajian
literatur ini, ditemukan bahwa terdapat beberapa jurnal yang memiliki
kelemahan dimana pada saat proses pelaksanaan komunikasi teraupetiknya
masih belum terdapat tahapan pada saat pelaksanaan komunikasi terapeutik
yang dilakukan oleh perawat, seperti hasil penelitian Hidayatullah (2020),
Selfiana (2020), Patmawati (2020), Dora dkk (2019), Sembiring dan Novita
(2019), Simanjuntak (2019), Basri (2018), Wanda dkk (2018), Siti dkk (2016).
Selain itu masih ada beberapa jurnal yang tidak melampirkan hasil analisis dari
karakteristik responden yang dipilih dan dijadikan subjek penelitian, sehingga
peneliti mengalami kesulitan dalam menentukan faktor-faktor yang
memungkinkan berpengaruh terhadap kualitas komunikasi yang diterima oleh
responden. Sementara kelebihan dari 10 jurnal yang dianalisis yaitu ada jurnal
yang menjelaskan secara rinci tahapan dari komunikasi terapeutik yang
dilakukan perawat mulai dari tahap orienmtasi, kerja dan terminasi yaitu jurnal
penelitian Kusumo (2017).
Kesimpulan dari analisis 10 jurnal menunjukkan bahwa masih
terdapatnya pasien yang merasa tidak puas terhadap pelayanan keperawatan
yang diberikan, maka upaya yang perlu dilakukan oleh perawat adalah
memberikan pelayanan kepada pasien yang dirawat lebih baik serta lebih
tanggap lagi dalam mengatasi keluhan pasien. Bagi pasien dan keluarga agar
mematuhi prosedur pelayanan yang berlaku di rumah sakit agar mendapatkan
pelayanan yang lebih maksimal. Selain itu masih terdapat perawat yang
komunikasi terapetiknya kurang baik, maka pihak rumah sakit perlu
mengadakan kegiatan pendidikan dan pelatihan non formal bagi perawat secara
berkesinambungan agar menghasilkan perawat yang profesional dan mampu
52
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil telaah dan analisis dari 10 junal pada kajian literatur
yang membahas tentang hubungan komunikasi terapeutik perawat terhadap
kepuasan pasien yang telah dilakukan peneliti maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Komunikasi teraupetik yang dilakukan perawat sudah baik dalam
memberikan pelayanan keperawatan. Akan tetapi, masih terdapatnya
ketidakpuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan,
maka upaya yang perlu dilakukan oleh perawat adalah memberikan
pelayanan kepada pasien yang dirawat secara lebih baik dan tanggap lagi
dalam mengatasi keluhan pasien.
2. Ada hubungan yang signifikan antara komunikasi terapeutik perawat
dengan kepuasan pasien.
Hasil kesimpulan di atas menunjukkan bahwa perlu ditingkatkannya
kemampuan perawat dalam menerapkan komunikasi terapuetik untuk
meningkatkan kepuasan pasien yang terdiri atas 3 tahapan, yaitu tahap
orientasi, tahap kerja dan tahap terminasi, sehingga mutu dari pelayanan
keperawatan dan kepuasan pasien sebagai penerima pelayanan juga meningkat.
D. Saran
1. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teori bagi profesi keperawatan serta dapat dijadikan
referensi kepustakaan dalam memberikan pelayanan keperawatan
khususnya terhadap penerapan komunikasi terapeutik perawat untuk
meningkatkan kepuasan pasien dalam memberikan pelayanan keperawatan.
53
54
8. Bagi Masyarakat
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu
referensi bagi masyarakat tentang penerapan komunikasi terapeutik perawat
untuk meningkatkan kepuasan pasien dalam memberikan pelayanan
keperawatan. Masyarakat harus aktif mencari informasi lain tentang
komunikasi terapeutik yang didapatkan dari tenaga kesehatan atau dari
sumber informasi lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Dora, Mechi Silvia, Dini Qurrata Ayuni dan Yanti Asmalinda. (2019). Hubungan
Komunikasi Terapeutik Perawat Dengan Kepuasan Pasien. Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Piala Sakti, Pariaman, Sumatera Barat, Indonesia. Jurnal
Kesehatan – Volume 10 Nomor 2 (2019) 101-105.
55
56