Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL SKIRIPSI

PENGARUH DIABETES SELF MANAGEMENT EDUCATION (DSME)


TERHADAP PENINGKATAN KEPATUHAN DIET DM PADA
PENDERITA DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
PLAJU PALEMBANG 2020

Dosen Pembimbing: Imelda Erman S.Kep.,M.Kes

OLEH KELOMPOK 1 :

Adinda Della Noprika (PO.71.20.4.17.001)


Amatullah Nabilah (PO.71.20.4.17.002)
Atika Suri (PO.71.20.4.17.003)
Charita Salsabella (PO.71.20.4.17.004)
Desy Ramadhani (PO.71.20.4.17.005)
Diah Ayu Oktariyani (PO.71.20.4.17.006)
Dian Rahmayani (PO.71.20.4.17.007)
Dina Puyang Sari (PO.71.20.4.17.008)
Else Favorita Agustina (PO.71.20.4.17.009)
Emmy Asfara (PO.71.20.4.17.010)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI


PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
JURUSAN KEPERAWATAN PALEMBANG
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, hidayah dan
karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan proposal
skripsi dengan judul “Pengaruh Diabetes Self Management Education
(DSME) Terhadap Peningkatan Kepatuhan Diet DM Pada Penderita
Diabetes Melitus Di Wilayah Kerja Puskesmas Plaju Palembang 2020”.
Penulisan proposal ini dilakukan dalam rangka memenuhi slah satu syarat untuk
mencapai gelar sarjana terapan keperawatan pada program studi DIV keperawatan
jurusan keperawatan poltekkes kemenkes palembang. Pada kesempatan kali ini
penulis juga mengucapkan terimakasih kepada bapak - ibu dosen pembimbing.
Penulis mengharap masukan yang membangun dari berbagai pihak untuk
kesempurnaan skripsi ini.
Akhir kata penulis berharap Tuhan yang Maha Esa berkenan membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga tugas akhir ini
membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes adalah penyakit kronis serius yang terjadi karena pankreas
tidak menghasilkan cukup insulin (hormon yang mengatur gula darah atau
glukosa), atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin
yang dihasilkannya. Diabetes adalah masalah kesehatan masyarakat yang
penting, menjadi salah satu dari empat penyakit tidak menular prioritas yang
menjadi target tindak lanjut oleh para pemimpin dunia. Jumlah kasus dan
prevalensi diabetes terus meningkat selama beberapa dekade terakhir (WHO
Global Report, 2016).
Data dari berbagai studi global menyebutkan bahwa penyakit DM
adalah masalah kesehatan yang besar di dunia. Hal ini dikarenakan adanya
peningkatan jumlah penderita diabetes dari tahun ke tahun. Indonesia berada
di peringkat ketujuh dunia bersama dengan China, India, Amerika Serikat,
Brazil, Rusia dan Meksiko dengan jumlah estimasi orang dengan diabetes
sebesar 10 juta. Pada tahun 2015 menyebutkan sekitar 415 juta orang dewasa
memiliki diabetes, kenaikan 4 kali lipat dari 108 juta di tahun 1980an.
Apabila tidak ada tindakan pencegahan maka jumlah ini akan terus meningkat
tanpa ada penurunan. Diperkirakan pada tahun 2040 meningkat menjadi 642
juta tahun penderita. Pravelensi diabetes di wilayah regional Asia Tenggara
meningkat dari 4,1% di tahun 1980an menjadi 8,6% di tahun 2014. Lebih dari
60% laki-laki dan 40% perempuan dengan diabetes meninggal sebelum
berusia 70 tahun di wilayah regional Asia Tenggara (IDF, 2015).
Laporan dari International Diabetes Federation (IDF) 2017,
memprediksi adanya kenaikan jumlah penderita DM di dunia dari 425 juta
jiwa pada tahun 2017, menjadi 629 juta jiwa pada tahun 2045. Sedangkan di
Asia Tenggara, dari 82 juta pada tahun 2017, menjadi 151 juta pada tahun
2045. Indonesia merupakan negara ke-7 dari 10 besar negara yang
diperkirakan memiliki jumlah penderita DM sebesar 5,4 juta pada tahun 2045
serta memiliki angka kendali kadar gula darah yang rendah. (IDF, 2017).
Penyakit diabetes di Indonesia merupakan penyebab kematian
tertinggi setelah penyakit stroke dan jantung. (Kemenkes RI, 2014).
Berdasarkan data terbaru riset kesehatan dasar tahun 2018 di Indonesia,
secara umum angka kejadian Diabetes Melitus mengalami peningkatan yang
cukup signifikan selama 5 tahun terakhir. Pada tahun 2013, angka kejadian
Diabetes Melitus pada orang dewasa mencapai 6,9% dan di tahun 2018 angka
terus melonjak menjadi 8,5% (Riskesdas, 2018).
Provinsi Sumatera Selatan termasuk provinsi yang memiliki angka
kejadian Diabetes Melitus terbanyak di Indonesia, pada tahun 2016 sebanyak
45% tahun 2017 sebesar 55% dan pada tahun 2018 sebesar 62,6% (Dinkes
Provinsi Sumsel, 2018).
Jumlah penderita Diabetes Melitus di Kota Palembang pada tahun
2016 sebanyak 4.442 orang, kemudian pada tahun 2017 sebanyak 4.823
orang, dan pada tahun 2018 mengalami peningkatan dua kali lipat yaitu
10.038 orang (Dinkes Kota Palembang, 2018). Salah satu puskesmas yang
memiliki banyak penderita Diabetes Mellitus di Palembang adalah Puskesmas
Plaju, yang didapatkan 3 (tiga) tahun terakhir berjumlah 1478 orang pada
tahun 2016, 952 orang pada tahun 2017, dan 817 orang pada tahun 2018
(Puskesmas Plaju Palembang, 2018).
Menurut Perkeni (2015), Penatalaksanaan pasien DM dikenal dengan
4 (empat) pilar untuk mengontrol kadar gula darah dan mencegah komplikasi.
Empat pilar tersebut adalah edukasi, terapi nutrisi, aktifitas fisik, dan
farmakologi. Penderita DM perlu diberikan penekanan pentingnya
keteraturan jadwal makan, jenis dan jumlah makanan, terutama pada mereka
yaang menggunakan insulin. Penerapan terapi nutrisi atau diet ini merupakan
salah satu komponen dalam keberhasilan penatalaksanaan Diabetes Melitus,
akan tetapi seringkali menjadi kendala pada pelayanan Diabetes karena
dibutuhkan kepatuhan dan motivasi pasien itu sendiri.
Kepatuhan merupakan ketaatan seseorang dalam melaksanakan suatu
kegiatan yang telah ditentukan. Kepatuhan dapat menjadi suatu hal yang
penting untuk dapat mengembangkan rutinitas (kebiasaan) yang dapat
membantu penderita dalam mengikuti diet yang seharusnya dilakukan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dedi Pahrul, Rahmalia Afriyani,
Apriani (2020) pada penderita DM di RSI SIti Khadijah Kota Palembang,
didapatkan sebagian besar responden (56,9%) tidak patuh terhadap diet. Dan
juga lebih banyak responden yang memiliki kurang memahami edukasi
tentang DM yakni 51,4%. Berdasarkan hasil penelitian tersebur, responden
yang patuh menjalankan diet DM cenderung untk memiliki kadar gula darah
dalam kategori normal dibandingkan dengan yang tidak patuh.
Menurut Dastjani et al., (2016) dalam faktor yang memyebabkan
ketidakpatuhan mengikuti edukasi antaralain keyakinan, sikap, dukungan
keluarga, dan kepribadian. Sedangkan menurut (Wicaksono & Fajryah,
2018). Pengetahuan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat
kepatuhan. Pengetahuan memiliki beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu
pendidikan, ekonomi, hubungan bersosial, pengaruh media massa, dan
pengalaman pribadi.
Menurut hasil penelitian Perdana et al., (2013) mengemukakan bahwa
pengetahuan pasien tentang DM merupakan sarana yang dapat membantu
penderita menjalankan penanganan diabetes sehingga semakin banyak dan
semakin baik pasien DM mengetahui tentang diabetes mellitus serta
mengubah perilakunya, akan dapat mengendalikan kondisi penyakitnya
sehingga ia dapat hidup lebih lama dengan kualitas hidup yang baik.
Pendidikan kesehatan untuk penderita DM salah satunya yaitu Diabetes Self
Management Education (DSME). Menurut Funell (2010) DSME merupakan
suatu proses yang memfasilitasi pengetahuan, keterampilan dan kemampuan
perawatan mandiri (self care behavior) yang sangat dibutuhkan oleh
penderita diabetes. Penderita DM yang diberikan pendidikan kesehatan dan
pedoman dalam perawatan diri akan mengubah pola hidupnya, sehingga
dapat mengontrol kadar glukosa darah dengan baik. Pendekatan DSME juga
telah terbukti memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku kepatuhan
diet pada pasien Diabetes Mellitus tipe 2. (Laili, Dewi, & Widyawati, 2012).
DSME juga mempunyai efek menurunkan kadar Glycosilat Hemoglobin
(HbA1c) dan risiko cardiovaskuler. (Tshiananga JK, 2011).
Terkait permasalahan di atas mendorong peneliti untuk meneliti
pengaruh Diabetes Self Management Education (DMSE) yang merupakan
bentuk pendidikan kesehatan yang bisa dilakukan terhadap tingkat kepatuhan
diet DM pada penderita Diabetes Melitus di wilayah kerja Puskesmas Plaju
Palembang 2020.

B. Rumusan Masalah
Jumlah penderita Diabetes Melitus yang tiap tahunnya semakin
meningkat dengan diet DM sebagai salah satu penatalaksanaannya dalam
mempertahankan kadar glukosa normal dan mencegah komplikasi lainnya.
Penatalaksanaan diet DM ini seringkali menjadi kendala dalam pelayanan
Diabetes karena ketidakpatuhan penderita terhadap diet DM. Diabetes Self
Management Education (DSME) merupakan salah satu bentuk pendidikan
kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan penderita mengenai diet DM.
Berdasarkan hal tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
Bagaimana pengaruh Diabetes Self Management Education (DSME) terhadap
kepatuhan diet pada penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di wilayah kerja
Puskesmas Plaju Palembang tahun 2020.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh Diabetes Self Management Education
(DSME) terhadap kepatuhan diet pada penderita Diabetes Melitus Tipe
2 di wilayah kerja Puskesmas Plaju Palembang tahun 2020
2. Tujuan Khusus
a Mengetahui gambaran kondisi tingkat pengetahuan
penderita Diabetes Melitus terhadap diet Diabetes Melitus Tipe
2 di wilayah kerja Puskesmas Plaju Palembang tahun 2020
b Mengetahui gambaran kepatuhan diet pada penderita
Diabetes Melitus Tipe 2 sebelum dilakukan Diabetes Self
Management Education (DSME) di wilayah kerja Puskesmas
Plaju Palembang tahun 2020
c Mengetahui gambaran kepatuhan diet pada penderita
Diabetes Melitus Tipe 2 setelah dilakukan Diabetes Self
Management Education (DSME) di wilayah kerja Puskesmas
Plaju Palembang tahun 2020.

D. Ruang Lingkup Penelitian


Penelitian ini adalah penelitian dalam bidang Keperawatan
Medikal Bedah yang akan membahas tentang pengaruh Diabetes Self
Management Education (DSME) dalam upaya peningkatan tingkat
kepatuhan diet DM, meskipun penelitian sejenis sudah pernah dilakukan
sebelumnya, masih banyak penderita DM yang tidak patuh terdahap
pengaturan makan diabetes. Penelitian ini akan dilakukan di Puskesmas
Plaju Palembang pada bulan Oktober 2020. Alat ukur yang digunakan
adalah kuesioner Diabetes Self Management Education (DMSE), dan
kuesioner dukungan keluarga. Populasi penelitian ini adalah masyarakat
yang menderita penyakit DM tipe 2 yang tinggal di Wilayah Kerja
Puskesmas Plaju Palembang. Desain penelitian ini adalah eksperimental
analitik menggunakan eksperimen semu (Quasy-experiment), Control
Group Pre Test – Post Test. Pengambilan sampel pada penelitian ini
adalah non probabily sampling dengan teknik purposive sampling.

E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan ilmiah bagi sarana perkembangan ilmu keperawatan
terkait pengaruh Diabetes Self Management Education (DSME) pada
terhadap kepatuhan diet DM pada penderita Diabetes Melitus di
wilayah kerja Puskesmas Plaju 2020.
2. Manfaat Praktis
a Bagi Peneliti
Memberi pengalaman baru bagi peneliti dalam melaksanakan
penelitian dan dapat mengetahui pengaruh Diabetes Self
Management Education (DSME) terhadap tingkat kepatuhan diet
DM pada penderita Diabetes Melitus.
b Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan kepustakaan oleh Jurusan
Keperawatan Poltekkes Kemenkes Palembang dan memberikan
tambahan pengetahuan bagi pengunjung kepustakaan yang
membacanya terkait topik pengaruh Diabetes Self Management
Education (DSME) terhadap tingkat kepatuhan diet DM pada
penderita Diabetes Melitus.
c Bagi Puskesmas Plaju
Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan informasi bagi
puskesmas dalam mendukung program pendidikan kesehatan
Diabetes Melitus di wilayah kerja puskesmas.
d Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data dasar untuk
mengembangkan ilmu dan wawasan pengetahuan keperawatan;
agar peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan judul
yang sama, tempat yang berbeda dan untuk melihat perbandingan
hasil penelitian ini.

Anda mungkin juga menyukai